Anda di halaman 1dari 2

Biografi BJ Habibie

Nama Lengkap : Prof. Dr.-Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie


Nama Populer : BJ Habibie
Istri : Hasri Ainun Besari
Tempat, Tanggal Lahir : Pare-pare, 25 Juni 1936
Masa Menjabat Presiden : 21 Mei 1998-20 Oktober 1999
Pendidikan : SMAK Dago, Bandung, Institut Teknologi Bandung (ITB),
RWTH Aachen
Anak : Ilham Akbar, Thareq Kemal

Presiden ketiga Indonesia, yaitu Bacharuddin Jusuf Habibie atau lebih populer dikenal
dengan B. J. Habibie. Beliau juga berasal dari almamater ITB, tepatnya dari lulusan
teknik mesin. Lahir di Pare-pare, Sulawesi Selatan tanggal 25 Juni 1936. Sebelum
menjadi presiden, beliau menjabat sebagai wakil presiden RI ke-7. Habibie kecil telah
menunjukkan kecerdasan dan kecintaannya pada ilmu pengetahuan dan teknologi
khususnya fisika.

Setelah berkuliah di ITB, beliau melanjutkan pendidikannya di Rhenisch Wesfalische


Tehnische Hochscule, Jerman pada tahun 1955. Beliau menghabiskan 10 tahun
pendidikan S1 hingga S3 di Aachen, Jerman. Pak Habibie kemudian melanjutkan
program doktoralnya setelah menikah dengan Ibu Hasri Ainun pada tahun 1962.
Bapak Habibie harus bekerja selama di Jerman untuk membiayai kuliah dan rumah
tangganya. Beliau mendalami bidang Desain dan Konstruksi Pesawat Terbang. Pada
tahun 1965, Bapak Habibie memperoleh gelar Doktor Ingenieur (Doktor Teknik)
dengan indeks prestasi summa cum laude.
Setelah lulus, Bapak Habibie bekerja di Messerschmitt-Bölkow-Blohm atau MBB
Hamburg sebagai Kepala Penelitian dan Pengembangan pada Analisis Struktur Pesawat
Terbang tahun 1965-1969. Kemudian menjabat sebagai Kepala Divisi Metode dan
Teknologi pada Industri pesawat terbang komersial dan militer di MBB tahun 1969-
1973.

Empat tahun setelah itu, beliau dipercaya sebagai Vice President sekaligus Direktur
Teknologi di MBB periode 1973-1978 serta menjadi Penasihat Senior Bidang
Teknologi untuk Dewan Direktur MBB tahun 1978. Dengan begitu, beliau merupakan
satu-satunya orang Asia yang berhasil menduduki jabatan nomor dua di perusahaan
pesawat terbang Jerman tersebut.
Pada tahun 1968, beliau telah mengundang sejumlah insinyur untuk bekerja di industri
pesawat terbang Jerman. Sekitar 40 insinyur Indonesia akhirnya dapat bekerja di MBB
atas rekomendasi beliau. Di usianya yang ke-38, Bapak Habibie pulang ke tanah air dan
diangkat menjadi penasihat pemerintah (langsung di bawah presiden) di bidang
teknologi pesawat terbang dan teknologi tinggi hingga tahun 1978. Pada era
pemerintahannya sebagai presiden, beliau berhasil memberikan landasan kokoh bagi
Indonesia.

Beberapa undang-undang yang dilahirkan di eranya, yaitu UU Anti Monopoli atau UU


Persaingan Sehat, perubahan UU Partai Politik, dan yang paling penting adalah UU
Otonomi Daerah. Beliau sering mengatakan bahwa kunci kesuksesan seseorang
ditentukan oleh sifat yang wajib dimiliki, yaitu rajin, kerja keras, dan hemat.

Anda mungkin juga menyukai