Anda di halaman 1dari 4

Biografi Singkat B.J.

Habibie

Nama: Bacharuddin Jusuf Habibie


Lahir: Pare-Pare , Sulawesi Selatan , 25 Juni 1936
Nama Orang tua

 Ayah : Alwi Abdul Jalil Habibie


 Ibu: RA. Tuti Marini Puspowardojo

Nama Isteri: Hasri Ainun Habibie


Nama anak: Ilham Akbar, Thareq Kemal

Pendidikan :

 S1 Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung


 S2  Rhein Westfalen Aachen Technische Hochschule, Jerman
 S3 Technische Hochschule Die Facultaet Fuer Maschinenwesen Aachean,  Jerman

Jabatan:

 Presiden Republik Indonesia (1998-1999)


 Wakil Presiden (1998)
 Vice President dan Direktur Tekmnologi Di MBB
 Kepala penelitian Dan Pengembangan pada Analisis struktur Pesawat Terbang MBB
 Kepala Divisi Metode dan Teknologi pada industri pesawat terbang komersial dan
militer di MBB
 Direktur PT. Industri Pesawat Terbang Nusantara (1976-1998)
 Menteri Riset Dan Teknologi RI(1978-1998)
 Ketua Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
 Direktur Utama PT. PAL Indonesia, Persero (1978-1998)
 Ketua Otorita Pengembangan Daerah Industrei Pulau Batam (1978-1998)
 Ketua Tim Pengembangan Industri Pertahanan Keamanan (1980-1998)
 Direktur Utama PT. Pindad Persero (1983-1998)
 Wakil Ketua Dewan Pembina Industri Strategis (1988-1998)
 Ketua Badan Pengelola Industri Strategis (1989-1998)
 Ketua Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (1990-1998)
 Koordinator Presidium Harian, Dewan Pembina Golkar (1993)

Biografi dan Profil Lengkap B.J.Habibie

Laki-laki kelahiran Pare-Pare , Sulawesi Selatan tepatnya pada tanggal 25 Juni 1936 ini
merupakan anak keempat dari 8 bersaudara pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan RA. Tuti
Marini Puspowardojo. Ayah beliau berprofesi sebagai ahli pertanian yang berasal dari etnis
Gorontalo dan berketutrunn Bugis Sedangkan ibunya beretnis Jawa.  Pada tanggal 12 Mei
1962, laki-laki yang hobi berkuda dan membaca ini menikah dengan Hasri Ainun Besari dan
dikaruniai 2 orang putra yang bernama Ilham Akbar Habibie dan Thareq kemal Habibie.
Pendidikan Dan Karier  B.J Habibie

Sejak kecil Habibie telah memiliki sifat tegas dan berpegang pada prinsip, selain itu beliau
dikenal sangat cerdas saat masih duduk di bangku sekolah dasar. Namun sayang, pada 3
september 1950 B.J Habibie harus kehilangan sosok ayahnya yang meninggal saat sedang
sholat isya karena serangan jantung. Tak berselang lama, rumah dan kendaraan yang dimiliki
oleh keluarga dijual oleh ibu beliau lalu mereka pindah Ke kota Bandung. Sejak ayahnya
meninggal untuk membiayai keluarga, ibu beliaulah yang bekerja membanting tulang.

Habibie memiliki kemauan yang tinggi dalam belajar, lalu beliau melanjutkan pendidikannya
di SMAK Dago. Pada saat menempuh pendidikan SMA habibie mulai menampakan
prestasinya terutama pada pelajaran eksakta. Pada tahun 1954, Habibie lulus dari SMAK.
Karena kecerdasan beliau, beliau masuk ke perguruan tinggi Universitas Indonesia
bandung(Sekarang ITB), Namun belum sampai selesai beliau mendapat beasiswa untuk
melanjutkan kuliah di Jerman dari Menteri Pendidikan dan Kebudidayaan. Beliau memiliki
jurusan Teknik Penerbangan spesialisasi Kontruksi Pesawat Terbang di Rhein Westfalen
Aachen Technische Hochschule, Habibie memiliki jurusan tersebut karena mengingat pesan
Ir.Soekarno tentang pentingnya Dirgantara dan Penerbangan bagi Indonesia. Mengingat jerih
payah sang ibu membuat beliau memiliki tekat untuk bersungguh-sungguh diperantauan dan
harus sukses. Pada saat liburan kuliah, beliau justru mengisi liburan tersebut dengan ujian dan
juga mencari uang untuk membeli buku.

Pada tahun 1960, B.J Habibie mendapat gelar Diploma Ing dari Rhein Westfalen Aachen
Technische Hochschule, Jerman dengan predikat cumlaude dengan nilai rata-rata 9,5.
Berbekal dengan gelar Insinyur yang dimiliki, beliau mendaftar kerja si Firma Talbot yaitu
sebuah Indusri Kereta Api di Jerman dan beliau berhasil mengaplikasikan cara-cara kontruksi
membuat pesawat terbang pada wagon yang pada saat itu dibutuhkan Firma Talbot untuk
mengangkut barang yang ringan namun bervolume besar. Setelah itu beliau melanjutkan
pendidikan untuk meraih gelar doktornya di Technische Hochschule Die Facultaet Fuer
Maschinenwesen Aachean.

Pada tahun 1962, B.J Habibie menikah dengan Hasri Ainun Besari, setelah menikah beliau
memboyong istrinya ikut ke Jerman. Perjuangan hidup di Jerman semakin keras, untuk
menghemat kebutuhan hidup keluarga beliau harus berjalan kaki untuk sampai di tempat
kerjanya dan akan pulang pada malam hari untuk belajar sementara istrinya harus mengantri
mencuci baju di tempat pencucian umum.

B.J habibie mendapat gelar Dr. Ingenieur dari Technische Hochschule Die Facultaet Fuer
Maschinenwesen Aachean pada tahun 1965 dengan predikat summa comlaude atau sangat
sempurrna dengan rata-rata nilai 10. Setelah lulus dengan indeks prestasi summa comloude,
beliau bekerja di Messerschmitt Bolkow Blohm atau MBB yaitu sebuah perusahaan
penerbangan yang berpusat di Hamburg, Jerman. Selama bekerja di MBB tersebut B.J.
Habibie menyumbangkan hasil penelitian serta sejumlah teori sepertirumus untuk
menghitung keretakan atau crack propagation on random hingga ke atom-atom pesawat
terbang yang kemudian rumus tersebut diberi nama Faktor Habibie dan karena rumus tersebut
beliau mendapat julukan Mr.Crack.
Karena kejeniusan serta prestasi yang dimiliki oleh B.J. Habibie menghantarkan beliau diakui
oleh berbagai lembaga internasional seperti Gesselschaft fuer Luft und Raumfahrt (Lembaga
Penerbangan dan Angkasa Luar) Jerman, The Royal Swedish Academy of Engineering
Sciences (Swedia), The Academie Nationale de l’Air et de l’Espace (Prancis), The Royal
Aeronautical Society London (Inggris) serta The US Academy of Engineering (Amerika
Serikat). Selain itu beliau juga pernah meraih penghargaan bergensi seperti Edward Warner
Award, Theodore von Karman Award, dan untuk didalam negeri beliau mendapat 
penghargaan tertinggi Ganesha Praja Manggala Bhakti Kencana dari ITB.

Kembali Ke Indonesia

Pada tahun 1973, B.J.Habibie pulang ke Indonesia untuk memenuhi panggilan presiden
Soeharto, lalu beliau diangkat sebagai penasehat pemerintah di bidang teknologi pesawat
terbang dan teknologi tinggi hingga pada tahun 1978. Walaupun telah menjabat sebagai
penasehat pemerintah, beliau masih tetap pulang pergi ke Jerman karena beliau mesih
menjabat sebagai Vice Presiden dan Direktur Teknologi Messerschmitt Bolkow Blohm. Baru
pada tahun 1978, beliau melepas jabatan tinggi beliau tersebut.

Sejak itu dari tahun 1978 hingga 1997, beliau diangkat sebagai menteri riset dan tenologi
sekaligus ketua badan pegkajian dan penerapan teknologi atau BPPT. Selain itu juga beliau
diangkat pula sebagai Ketua Dewan Riset Nasional dan masih banyak jabatan lainnya.
Setelah 20 tahun menjabat menjadi Menristek, pada 14 maret 1998- 21 mei 1998, beliau
terpilih menjadi wakil presiden ke 7 RI melalui sidang umum MPR.

Pada tahun tersebut pula banyak peristiwa yang akhirnya membuat presiden Soeharto
mengundurkan diri, dengan mundurnya soeharto maka berdasarkan pasal 8 UUD 1945 yang
menyatakan “bila Presiden mangkat, berhenti, atau tidak dapat melakukan kewajibannya
dalam masa jabatannya, ia diganti oleh Wakil Presiden sampai habis waktunya” , B.J.
Habibie akhirnya menggantikan posisi sebagai presiden RI.

Namun akhirnya Habibie dipaksa untuk lengser akibat memperbolehkan referendum Timor
Timur (sekarang Timor Leste) yang memilih untuk merdeka. Pidato pertanggung jawabannya
di tolak oleh MPR lalu beliau kembali menjadi warga negara biasa dan kembali ke Jerman.

Ditinggalkan istrinya

Pada hari sabtu, 22 mei 2010 pukul 17.30 waktu setempat atau 22.30 WIB, istri tercinta B.J.
Habibie yaitu Ibu Hasri Ainun Besari meninggal dunia di rumah sakit Ludwig Maximilians
Universitat, Klinikum,Muenchen, Jerman.

Kepastian meninggalnya Hasri Ainun dari kepastian Ali Mochtar Ngabalin, mantan anggota
DPR yang ditunjuk menjadi wakil keluarga BJ Habibie. Ini menjadi duka yang amat
mendalam bagi Mantan Presiden Habibie dan Rakyat Indonesia yang merasa kehilangan.

Bagi Habibie, Ainun adalah segalanya. Ainun adalah mata untuk melihat hidupnya. Bagi
Ainun, Habibie adalah segalanya, pengisi kasih dalam hidupnya. Namun setiap kisah
mempunyai akhir, setiap mimpi mempunyai batas. Dan hingga akhirnya kisah perjalanan
cinta mereka di bukukan.

Karya B.J.Habibie
 VTOL ( Vertical Take Off & Landing ) Pesawat Angkut DO-31.
 Pesawat Angkut Militer TRANSALL C-130.
 Hansa Jet 320 ( Pesawat Eksekutif ).
 Airbus A-300 ( untuk 300 penumpang )
 CN – 235
 N-250

Anda mungkin juga menyukai