2. Kehidupan Budaya
Kebudayaan manusia praaksara pada masa bercocok tanam mengalami
perkembangan dengan hasil kebudayaan yang bervariasi (ada yang terbuat dari
batu dan tuang hingga yang terbuat dari tanah liat). Hasil-hasil kebudayaan pada
masa bercocok tanam seperti kapak persegi, kapak lonjong, mata panah, gerabah,
dan perhiasan.
3. Kehidupan Kepercayaan
Bagaimana kepercayaan masyarakat pada masa bercocok tanam? Kepercayaan
masyarakat pada masa bercocok tanam mengalami perkembangan. Mereka telah
mempunyai konsep tentang alam dan kehidupan setelah kematian.Mereka percaya
bahwa roh seseorang tidak lenyap pada waktu meninggal. Penghormatan terhadap
nenek moyang atau kepala suku yang diagungkan tidak berhenti pada waktu kepala
suku telah meninggal. Penghormatan terus berlanjut menjadi sebuah pemujaan.
Kepercayaan masyarakat pada masa bercocok tanam diwujudkan dalam berbagai
upacara keagamaan, seperti persembahan kepala leluhur dan upacara penguburan
mayat yang dibekali dengan benda miliknya. Mereka percaya bahwa roh nenek
moyang selalu mengawasi mereka. Oleh karena itu, mereka selalu meminta
perlindungan dari ancaman kelompok lain, binatang buas, dan ancaman dari adanya
wabah penyakit.Sistem kepercayaan masyarakat praaksara tersebut telah
mendorong berkembangannya kepercayaan animisme dan dinamisme.
Kepercayaan animisme merupakan sebuah sistem kepercayaan yang memuja roh
nenek moyang, sedangkan menurut kepercayaan dinamisme ada benda-benda
tertentu yang diyakini memiliki kekuatan gaib, sehingga benda tersebut sangat
dihormati dan dikeramatkan.
1. Kapak Persegi, misalnya Beliung, Pacul dan Torah untuk mengerjakan kayu.
Ditemukan di Sumatera, Jawa, bali, Nusatenggara, Maluku, Sulawesi dan
Kalimantan
2. Kapak Bahu, sama seperti kapak persegi ,hanya di bagian yang diikatkan
pada tangkainya diberi leher. Hanya di temukan di Minahasa
3. Kapak Lonjong, banyak ditemukan di Irian, Seram, Gorong, Tanimbar, Leti,
Minahasa dan Serawak
4. Perhiasan ( gelang dan kalung dari batu indah), ditemukan di jawa
5. Pakaian (dari kulit kayu)
6. Tembikar (periuk belanga), ditemukan di daerah Sumatera, Jawa,
Melolo(Sumba)