BAGI PENYANDANG
DISABILITAS
Penulis :
Hj. Qurrota A’yun, S.E., MS.I
Anggota IKAPI
Register 166/JTI/2016
All right reserved
Penulis :
Hj. Qurrota A’yun, S.E., MS.I
Penyunting :
Dr. H. Fahruddin Ali Sabri, SHI., MA
ii
Kata Pengantar
iii
Daftar Isi
iv
Hj. Qurrota A’yun, S.E., MS.I 1
I
nstitusi Pemerintah baik di Pusat, Daerah maupun di
lingkungan Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha
Milik Daerah sebagai penyelenggara pelayanan publik (yang
selanjutnya disebut dengan penyelenggara) harus menjadi garda
terdepan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sebagai
penerima pelayanan yang terdiri dari orang, masyarakat, instansi
pemerintah dan badan hukum. Keharusan ini merupakan upaya positif
dari penyelenggara sebagai pelayan publik dalam memenuhi
kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Penyelenggara ini dibekali standar-
standar pelayanan yang akan menjamin kepuasan dan keadilan
terhadap penerima pelayanan. Standar pelayanan yang nantinya
menjadi pedoman pelayanan yang bisa dijadikan sebagai cara untuk
melindungi dan memenuhi hak-hak penerima pelayanan
sebagaimana hak-hak dasarnya warga Negara.
Penyelenggara mampu berkomitmen dalam melakukan aktivitas
pelayanan publik, mereka akan memberikan bantuan secara signifikan
kepada penerima pelayanan yang dipengaruhi oleh konteks
kelembagaan di mana aktivitas ini ditanamkan. Penyelenggara akan
didukung partisipasi nyata, hal ini tercermin dalam sistem
penghargaan institusional baik dari dalam maupun dari luar institusi.
Penyelenggara melalui pranata-pranatanya yang menerima
penghargaan akan menganggap bahwa pelayanan publik ini sebagai
sarana pendukung yang bermanfaat dalam pekerjaan profesional.
Penyelenggara harus terlibat secara intensif dalam menjadikan
kebutuhan pelayanan publik ini sebagai sarana insentif dan motivasi,
1
Tim Penyusun, Pemenuhan Hak Kelompok Minoritas dan Rentan di Indonesia:
Laporan Tahunan Komnas HAM 2016 (Jakarta: Komisi Nasional Hak Asasi
Manusia, 2017), 13.
2
Ingrid Nifosi-Sutton, The Protection of Vulnerable Groups under
International
Human Rights Law (New York: Routledge, 2017), 54.
3
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat
Bahasa, 2008), 891.
4
Ibid., 1222.
5
Norman Flynn, Public Sector Management, Edisi 7 (London: Sage Publications,
2016), 5.
6
Rudolf Klein dan Michael O'Higgins (Ed.), The Future Of Welfare
(Oxford: Blackwell, 1985), 139.
7
David McKevitt, Managing Core Public Services (Oxford: Blackwell, 1998), 8.
8
Norman Flynn, Public Sector Management, 8.
9
Paul Spicker, “The Nature of a Public Service”, International Journal of Public
Administration, vol. 32, no. 11 (September, 2009), 190-692.
10
Ibid.
11
Ibid.
12
Camilla Stivers, Governance in Dark Times: Practical Philosophy for Public
Service (Washington DC: Georgetown University Press, 2008), 11.
13
David H. Rosenbloom dan Howard E. McCurdy (eds.), Revisiting Waldo’s
Administrative State: Constancy and Change in Public Administration (Washington,
D.C.: Georgetown University Press, 2006), 109.
14
Camilla Stivers, Governance in Dark Times, 11.
15
Ibid., 27.
16
Ibid., 136.
17
Paul Hersey dan Kenneth H. Blanchard, Management of Organizational
Behavior: Utilizing Human Resources (New Jersey: Prentice Hall, 1972), 85.
18
Santoso Sastropoetro, Partisipasi, Komunilasi, Persuasi, dan Disiplin Dalam
Pembangunan Nasional (Bandung: Alumni, 1988), 7.
19
Miftah Thoha, Birokrasi Indonesia Dalam Era Globalisasi (Bogor: Pusdiklat
Pegawai Bogor, 1995), 138
20
Naschold F., The Modernisation Of The Public Sector in Europe. A Comparative
Perspective On The Scandinavian Experience (Helsinki: Ministry of Labour, 1995).
21
Ibid.
22
Kirkpatrick I dan Lucio MM, (ed.), The Politics Of Quality In The Public Sector
(London dan New York: Routledge, 1995), 278-279.
23
Ibid., 257.
24
Helmut Klages, Hermann Hill dan E lke Loeffler (ed.) Quality, Innovation and
Measurement in the Public Sector (Frankfurt: Peter Lang, 1996), 161-182.
25
Gilbert RG, “Human Resource Management Practices To Improve Quality: A
Case Example Of Human Resource Management Intervention In Government”,
Human Resource Management, vol. 30, no. 2, (1991), 183-198.
26
Wargo MJ., “The Impact Of The President’s Reinvention Plan On Evaluation”,
Evaluation Practice vol. 15, no. 1(1994), 63-72.
27
Krogstrup HK, User Participation In Quality Assessment: A Dialogue And
Learning Oriented Evaluation Method (London: Sage,1997).
28
Mark W. Huddleston, “Comparative Perspectives on Administrative Ethics:
Some Implications for American Public Administration”, Special Symposium:
Ethics in Government. Public Personnel Management, vol. 10, no. 1, (1981), 67-76
29
Stuart C. Gilman dan Carol W. Lewis Source, “Public Service Ethics: A Global
Dialogue”, Public Administration Review, Vol. 56, No. 6 (Nov. - Dec., 1996), 517-
524.
30
Gershon Ben Shakhar dan Amia Lieblich (eds.), Studies in Psychology in Honor
of Solomon Kugelmass (Jerusalem: MagnesPress, The Hebrew University, 1995),
139-15
31
Dennis F Thompson, “Mediated Corruption: The Case of the Keating
Five”, American Political Science Review, vol. 87 (June, 1993), 369-38.
32
Carol W. Lewis, The Ethics Challenge in Public Service: A Problem Solving Guide
(SanFrancisco: Jossey-Bass, 1991), 9-14.
33
Terry L. Cooper dan Wright N. Dale (eds.), Exemplary Public
Administrators: Character and Leadership in Government (SanFrancisco: Jossey-
Bass, 1992)
34
John Dewey, “The Moral Self,” dalam Larry A. Hickman dan Thomas
Alexander (ed.), The Essential Dewey, Volume II: Ethics, Logic, Psychology
(Bloomington dan Indianapolis, IN: Indiana University Press, 1998), 346.
35
Ibid., 347.
36
John Dewey, “Moral Judgment and Knowledge,” dalam Larry A. Hickman
dan
Thomas Alexander (ed.), The Essential Dewey, Volume II: Ethics, Logic,
Psychology,
329.
37
James Bernauer dan Michael Mahon, “The Ethics of Michel Foucault,”
dalam Gary Gutting (ed.), The Cambridge Companion to Foucault (Cambridge,
UK: Cambridge University Press, 1994), 154.
38
Mashur Hasan Bisri dan Bramantyo Tri Asmoro, “Etika Pelayanan Publik di
Indonesia”, Journal of Governance Innovation, Vol. 1, No. 1, (Maret, 2019).
39
Britha Mikkelsen, Metode Penelitian Partisipatoris Dan Upaya-Upaya
Pemberdayaan : Sebuah Buku Pegangan Bagi Para Praktisi Lapangan
(Yogyakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003), 64.
40
Sastropoetro, Partisipasi, Komunilasi, Persuasi, dan Disiplin Dalam
Pembangunan Nasional, 16.
3. Peraturan Perundang-Undangan :
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.
Undang-Undang Nomor 8 tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas