PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pencacahan (counting) adalah bagian dari matematika kombinatorial. Persoalan
kombinatorik bukan merupakan persoalan yang baru dalam kehidupan nyata. Banyak
persoalan kombinatorik yang sederhana telah diselesaiakan dalam masyarakat. Misalkan,
saat pemilihan pemain untuk tim sepak bola yang terdiri dari 11 pemain. Apabila ada20
orang ingin membentuk suatu tim sepak bola, ada berapa kemungkinan komposisi pemain
yang dapat terbentuk?
Contoh lain adalah dalam menentukan sebuah password panjangnya 6 sampai 8
karakter. Karakter boleh berupa huruf atau angka. Berapa banyak kemungkinan password
yang dapat dibuat? Tetapi selain itu para ilmuwan pada berbagai bidang juga kerap
menemukan sejumlah persoalan yang harus diselesaikan. Pada makalah ini, kita akan
membahas tentang kombinatorik, kaidah pencacah dengan materi aturan penjumlahan dan
aturan perkalian.
Kombinatorika adalah studi tentang pengaturan objek-objek, yaitu pemasangan,
pengelompokan, pengurutan, pemilihan, atau penempatan objek- objek dengan karakteristik
tertentu. Topik ini mulai berkembang sejak abad ketujuh belas, yakni diawali dengan
tulisan Gottfried Wilhelm Leibniz yang berjudul Dissertio de Arte Combinatorica.
Selanjutnya, kombinatorika semakin berkembang pesat dengan beragam aplikasinya di
berbagai bidang, seperti kimia, biologi, fisika, dan komunikasi.
Pembahasan mengenai kombinatorika diawali dengan pengenalan dua kaidah
pencacahan, yaitu kaidah penjumlahan dan kaidah perkalian. Kedua kaidah ini sangat
bermanfaat untuk menyelesaikan masalah yang kompleks dengan cara memecah atau
mengurai masalah tersebut menjadi beberapa bagian yang lebih sederhana yang
selanjutnya dapat diselesaikan dengan kedua kaidah tersebut. Misalnya, kaidah
pencacahan bermanfaat untuk menentukan apakah terdapat cukup nomor telepon atau
alamat internet protokol untuk memenuhi permintaan pelanggan.
1
B. Perumusan Masalah
Dari latar belakang di atas penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa hubungan kombinatorika dengan kaidah pencacah?
2. Bagaimana menghitung dengan memakai aturan penjumlahan?
3. Bagaimana menghitung dengan memakai aturan perkalian?
C. Tujuan Penulisan
Dari latar latar belakang dan perumusan masalah di atas penulis dapat menuliskan
tujuan penulisan sebagai berikut :
1. Mengetahui tentang kombinatorika
2. Memahami tentang konsep dasar menghitung.
3. Memahami tentang aturan penjumlahan dan perkalian.
4. Tugas mata kuliah matematika diskrit.
2
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Kaidah Pencacahan
Enumerasi atau pencacahan merupakan bahasan awal dari matematika diskret yang
digunakan sebagai alat dasar untuk mempelajari materi-materi lainnya yang umumnya
bersifat kombinatorik. Disamping itu ia juga mempunyai aplikasi di banyak area seperti:
teori peluang, statistika, teori graf, teori koding, kriptografidan analisis algoritme. Materi
pembahasannya akan ditekankan pada:
Aturan penjumlahan
Aturan perkalian
Permutasi dan Kombinasi
Kombinasi dengan Pengulangan.
Namun yang dibahas pada makalah ini tentang aturan penjumlahan dan aturan perkaliannya.
3
“Jika ada suatu prosedur terdiri dari m-buah pekerjaan, T1, T2, …, Tm, yang masing-masing
dapat dilakukan dengan cara, dan setiap pasang pekerjaan tersebut tidak dapat dilakukan
secara bersamaan, maka akan ada cara untuk melakukan pekerjaan ini”.
Contoh:
1. Di dalam suatu laboratorium komputer ada 4 printer (merk) jenis laserjet dan 6 printer jenis
deskjet.
Jawab: Jika seorang praktikan diperbolehkan menggunakan kedua jenis printer tersebut,
maka ada 4 + 6 = 10 printer yang bisa dipilih untuk dipakai.
2. Aturan jumlah dapat diperluas untuk lebih dari dua tugas. Misalnya, seorang instruktur
laboratorium komputer memiliki 4 jenis buku bahasa pemrograman: 5 buku (judul) tentang
C++, 4 buku tentang FORTRAN, 3 buku tentang Java, dan 5 buku tentang Pascal.
Jawab: Jika seorang praktikan dianjurkan untuk meminjam satu buku bahasa pemrograman
dari sang instruktur, maka ada 5 + 4 + 3 + 5 = 17 buku yang bisa dia pinjam.
4
Perhatikan bahwa 22341, 1234, atau 522341 bukan contoh password dimaksud. Mengapa?
Untuk dapat menentukan banyaknya cara dimaksud, dapat dilakukan secara sistematis sebgai
berikut. Kita sediakan 5 tempat yang dapat ditempati 5 angka yang disediakan.
Tempat ke- 1 2 3 4 5
Banyak cara 5 4 3 2 1
Tempat pertama dapat diisi dengan 5 cara, yakni angka 1, 2, 3, 4, 5
Tempat kedua dapat diisi dengan 4 cara
Demikian seterusnya, tempat kelima dapat diisi dengan 1 cara.
Dengan demikian, total banyaknya cara adalah cara.
Ketika kita menghitung banyaknya cara menyusun password di atas, kita telah
menggunakan kaidah pengisian tempat yang tersedia, yang secara umum dijelaskan sebagai
berikut :
Misalkan:
: banyaknya cara mengisi tempat pertama
: banyaknya cara mengisi tempat kedua setelah tempat pertama terisi
: banyaknya cara mengisi tempat ke-k setelah (k – 1) tempat
sebelumnya terisi.
C. Aturan Perkalian dan Aturan Penumlahan Dalam Operasi Himpunan
Aturan penjumlahan dan aturan perkalian dapat juga dinyatakan kedalam teori himpunan.
Pada aturan penjumlahan, misalkan adalah himpunan-himpunan yang tak beririsan (disjoint).
Maka banyaknya cara untuk memilih satu anggota dari himpunan-himpunan ini adalah:
Pada aturan perkalian, misalkan adalah himpunan-himpunan yang berhingga. Maka
banyaknya cara untuk memilih satu anggota dari masing-masing himpunan dengan urutan
adalah kardinalitas dari perkalian Kartesian semua himpunan tersebut
Sebagai gambaran, perhatikan contoh berikut ini. Contoh: berapa banyak bit string dengan
panjang 8 bit yang bias dimulai dengan “1” atau berakhir dengan “00”?
Pekerjaan – 1
Bentuk suatu string dengan panjang 8 yang dimulai dengan 1.
Ada satu cara untuk mengambil bit pertama (1),
Dua cara untuk mengambil bit kedua (0 atau 1),
Dua cara untuk mengambil bit ketiga (0 atau 1),
. . . .
Dua cara untuk mengambil bit kedelapan (0 atau 1)
5
Maka berdasarkan aturan perkalian, pekerjaan 1 dapat dilakukan dengan I. 27 = 128 cara.
Pekerjaan – 2
Bentuk suatu string dengan panjang 8 yang berakhir dengan 00.
Ada dua cara untuk mengambil bit pertama (0 atau 1),
Dua cara untuk mengambil bit kedua (0 atau 1),
. . . .
Dua cara untuk mengambil bit keenam (0 atau 1),
Satu cara untuk mengambil bit ketujuh (0), dan
Satu cara untuk mengambil bit kedelapan (0).
Maka berdasarkan aturan perkalian, pekerjaan 2 dapat dilakukan dengan 26 = 64 cara.
Karena ada 128 buah cara untuk melakukan pekerjaan 1 dan 64 cara untuk melakukan
pekerjaan 2, apakah ini berarti ada 192 buah bit string 8 bit berawalan dengan 1 dan
berakhiran dengan 00? Pekerjaan 1 dan pekerjaan 2 dapat dilakukan pada waktu yang sama,
dimana ketika kita melakukan pekerjaan 1 dan membuat string yang diawali dengan 1,
beberapa dari string ini berakhiran 00. Karena kadangkala kita bias melakukan pekerjaan 1
dan 2 pada saat bersamaan, maka aturan penjumlahan tidak berlaku.
Jika ingin menggunakan aturan penjumlahan dalam kasus ini, maka harus
mengurangkan kasus-kasus dimana pekerjaan 1 dan 2 dilakukan secara bersamaan dari total
kemungkinan. Ada berapa banyak kasus yang demikian, yaitu berapa banyak string yang
berawalan dengan 1 dan berakhiran dengan 00?
Ada satu cara untuk mengambil bit pertama (1),
Ada dua cara untuk bit yang kedua (0 atau 1)
. . . .
Keenam (0 atau 1),
Ada satu cara untuk bit ketujuh (0),
Dan satu cara untuk bit kedelapan (0).
Berdasarkan aturan perkalian, maka ada 25 = 32 buah kasus, dimana pekerjaan 1 dan 2 dapat
dikerjakan secara bersamaan.
Karena terdapat 128 cara untuk melakukan pekerjaan 1 dan 64 cara untuk melakukan
pekerjaan 2, dan 32 diantaranya kedua pekerjaan tersebut dilakukan pada saat yang
bersamaan, maka sebenarnya ada 128 + 64 – 32 = 160 cara untuk melakukan pekerjaan 1 dan
pekerjaan 2 (tak bersamaan). Di dalam teori himpunan A1 dan A2 yang tidak beririsan.
Maka kita punya: yang disebut sebagai prinsip inklusi-eksklusi.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pencacahan (counting) adalah bagian dari matematika kombinatorial. Persoalan
kombinatorik bukan merupakan persoalan yang baru dalam kehidupan nyata. Materi
pembahasannya akan ditekankan pada:
Aturan penjumlahan
“Jika tugas jenis pertama dapat dilakukan dengan m cara, tugas jenis kedua dapat
dilakukan dengan n cara, dan kedua jenis tugas itu tidak dapat dilakukan secara
simultan, maka banyaknya cara untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut adalah m
+ n cara”.
Aturan perkalian
“Jika suatu prosedur dapat dipecah menjadi duatahap, dan jika tahap pertama
menghasilkan m keluaran yang mungkin dan masing-masing keluaran dilanjutkan
ke tahap kedua dengan n keluaran yang mungkin, maka prosedur tersebut akan
menghasilkan m x n keluaran yang mungkin”.
Permutasi dan Kombinasi
Kombinasi dengan Pengulangan.
Aturan penjumlahan dan perkalian merupakan pengertian dasar untuk
memahami bahasan-bahasan selanjutnya yang berkenaan dengan kombinatorika.
B. Saran
Kaidah pencacah adalah dasar penghitungan, jadi sangatlah penting untuk diketahui dan
dipelajari. Kaidah pencacah ini dari aturan penjumlahan sampai kombinasi denan
pengulangan, namun yang kami bahas disini hanya aturan penjumlahan dan perkalian maka
dari itu kami berharap untuk mencari referensi buku atau makalah yang lain supaya
pengetahuan tentang kaidah pencacah lebih baik.
7
DAFTAR PUSTAKA
Siang, Jong Jek. 2006. Matematika Diskrit dan Aplikasinya pada Ilmu Komputer.
Yogyakarta : Andi.
Budayasa, K. 1995. Matematika Diskret I. Surabaya: Universitiy Press IKIP.
Wibisono, Samuel. 2008. Matematika Diskrit. Yogyakarta: Graha Ilmu
http://jejakjari007. blogspot. com/2010/01/materi-matematika-diskrit. html
http://ard-cerdasnet. blogspot. com/2012/09/kaidah-pencacahan. html