Anda di halaman 1dari 26

MODUL 03

COUNTING DAN PELUANG DISKRIT

Dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dunia kerja, sering kali kita harus mengambil ke-
putusan yang bersifat mengandalkan keberuntungan (gambling). Sebagai contoh, keputusan
menyelenggarakan suatu pertunjukkan, keputusan melakukan penanaman padi, keputusan
untuk melakukan pembelian sejumlah saham suatu perusahaan, dsb. Namun demikian, agar
tidak merugi (gagal) kita perlu mempertimbangkan seberapa besar sesuatu yang kita harapkan
akan benar terjadi.
Untuk mencapai hal itu, kita harus memahami konsep peluang terjadinya sebuah
kejadian dalam sebuah semesta kejadian. Karenanya, dalam modul ini didiskusikan tentang
dasar teori peluang. Sebuah semesta kejadian biasanya berupa kumpulan kombinasi yang
mungkin dari semua aspek kejadian yang mungkin terjadi. Oleh karena itu, dalam modul ini
juga didiskusikan tentang konsep permutasi dan kombinasi yang sering disebut dengan
kombinatorika.
Menurut buku acuan [1], kombinatorika (combinatorics) ialah sebuah cabang dari
matematika yang menitikberatkan studi pengaturan obyek-obyek dalam sebuah himpunan
kedalam suatu pola yang memenuhi aturan-aturan yang telah dispesifikasikan (ditetapkan).
Kombinatorika dari suatu himpunan terhingga ialah pola dari obyek dalam himpunan itu yang
memenuhi suatu aturan tertentu.

Tujuan Instruksional Umum


Setelah mengikuti pembelajaran ini dengan baik, mahasiswa memahami secara baik dan be-
nar tentang permutasi himpunan, kombinasi dan konsep peluang diskrit. serta terampil mene-
rapkan dalam masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengikuti pembelajaran ini dengan baik, maka:
1. mahasiswa memahami secara baik dan benar tentang permutasi himpunan dan kom-
binasi, dan terampil menerapkan dalam kasus nyata.
2. mahasiswa memahami secara baik dan benar tentang konsep peluang diskrit dan
terampil menerapkan dalam kasus nyata.
.

Copyright©2017, by Soetrisno, Departemen Matematika FMIPA-ITS. 1


Modul Ajar Matematika Diskrit Counting Dan Peluang Diskrit

3.1 PRINSIP PENCACAHAN DASAR, PERMUTASI DAN KOMBINASI


Masalah kombinatorika ialah masalah yang berbentuk sebagai berikut:
“ Apakah memungkinkan untuk mengatur obyek dalam sebuah himpunan sehingga me-
menuhi suatu aturan yang ditetapkan? ”
“ Apakah terdapat suatu susunan (pola) tertentu dari obyek-obyek yang ada dalam
sebuah himpunan? ”
“ Dalam berapa cara obyek-obyek dalam sebuah himpunan dapat diatur sehingga me-
menuhi aturan yang telah ditetapkan? ”
“ Hitunglah banyaknya cara mengatur obyek-obyek dalam sebuah himpunan sehingga
memenuhi aturan yang telah ditetepkan?”
Masalah kombinatorika dibedakan menjadi tiga masalah dasar, yaitu: masalah eksistensi
(existence problem), masalah pencacahan (counting problem) dan masalah optimasi
(optimization problem).
Secara umum, deskripsi kombinatorika adalah sebagai berikut
Kombinatorika menitikberatkan eksistensi (existence), enumerasi (enumeration), analisis
(analysis), dan optimasi (optimization) dari struktur diskrit. Kombinatorika menitikberatkan
studi tentang: pengaturan: pola, desain, penandaan, penjadualan, koneksi dan konfigu-
rasi. Kombinatorika dari suatu himpunan terhingga ialah pola dari obyek dalam himpunan
itu yang memenuhi suatu aturan tertentu. Analisis masalah kombinatorika biasanya didasari
atas pemahaman tentang: prinsip pencacahan dasar, permutasi dan kombinasi

3.1.1 Prinsip Pencacahan Dasar


Dalam studi analisis masalah kombinatorika dikenal dua prinsip pencacahan dasar (basic
counting principles), yaitu: Kaidah Perkalian (Rule of Product) dan Kaidah Penjumlahan
(Rule of Sums).

Definisi-3.1. Kaidah Perkalian


Misalkan r percobaan dapat dilakukan. Jika percobaan ke-i memiliki ni hasil yang mung-
kin, 1  i  r, maka jika semua percobaan itu dilakukan bersamaan memiliki n1.n2.n3…..nr
hasil yang mungkin.

Contoh-3.1. Sebuah komite yang terdiri atas 2 orang masing-masing mewakili mahasiswa
yunior dan mahasiswa senior akan dipilih. Jika calon wakil dari mahasiswa yunior ada 6
orang dan calon wakil dari mahasiswa senior ada 4 orang, maka ada 6 x 4 = 24 komite
berbeda yang dapat dipilih.

Contoh-3.2. Sebuah dadu dan sebuah uang logam dilempar secara bersamaan, maka hasil
yang mungkin:
- untuk percobaan melempar dadu, karena mata dadu: 1, 2, 3, 4, 5, 6, maka ada 6 hasil
yang mungkin,
- untuk percobaan melempar uang logam, yang keluar gambar atau angka, maka ada 2
hasil yang mungkin.
Sehingga dengan kaidah perkalian diperoleh 6 x 2 = 12 hasil yang mungkin.

Copyright©2017, by Soetrisno, Departemen Matematika FMIPA-ITS. 2


Modul Ajar Matematika Diskrit Counting Dan Peluang Diskrit

Contoh-3.3.
a) (Counting Function) Berapakah banyaknya fungsi dari sebuah himpunan dengan m
elemen ke himpunan dengan n elemen ?

b) (Counting One-to-One Function) Berapakah banyaknya fungsi satu-satu dari sebuah


himpunan dengan m elemen ke himpunan dengan n elemen ?
Pemecahan.
a) Disini sebuah fungsi adalah pengaitan satu elemen dari n elemen dalam codomain
untuk setiap elemen dari m elemen dalam domain.
Untuk elemen ke-i dalam domain ada n pilihan yang mungkin. Karena domain mem-
punyai sebanyak m elemen, maka menurut kaidah perkalian banyaknya fungsi adalah
n.n.n. … n sebanyak m factor sama.
Jadi ada n m fungsi.
b) Masalah ini dapat dikelompokkan dalam 2 kasus, yaitu:
- Bila m > n, tidak ada fungsi satu-satu yang memenuhi.
- Bila m  n , elemen ke-i dalam domain ada sebanyak n-i+1 pilihan yang mung-
kin, ( 1  i  m ). Sehingga menurut kaidah perkalian banyaknya fungsi adalah
(n)(n-1)(n-2)…(n-m+1).

Definisi-3.2. Kaidah Penjumlahan


Misalkan r percobaan dapat dilakukan. Jika percobaan ke-i memiliki ni hasil yang mung-
kin, maka ada n1 + n2 + n3 + … + nr hasil yang mungkin jika tepat satu percobaan dilakukan.

Contoh-3.4. Sebuah bola diambil dari sebuah mangkuk yang berisi 4 bola merah dan 6 bola
putih yang masing-masing bernomor, maka ada 4 + 6 = 10 hasil yang mungkin.

Contoh-3.5. Sebuah program komputer memiliki valid input berupa string huruf atau string
angka dengan panjang 4 kharakter. Berapa banyak valid input program tersebut yang
mungkin?
Pemecahan.
- Jika huruf atau angka dalam sebuah string boleh sama, maka:
String huruf ada sebanyak : 26 . 26 . 26. .26 = (26)4 = 456976
String angka ada sebanyak: 10 . 10 . 10 . 10 = (10)4 = 10000
Sehingga dengan kaidah penjumlahan, maka banyak valid string adalah:
456976 + 10000 = 466976
- Jika huruf atau angka dalam sebuah string tidak boleh sama, maka:
String huruf ada sebanyak : 26 . 25 . 24 . 23 = 358800
String angka ada sebanyak: 10 . 9 . 8 . 7 = 5840
Sehingga dengan kaidah penjumlahan, maka banyak valid string adalah:
358800 + 5840 = 364640

Copyright©2017, by Soetrisno, Departemen Matematika FMIPA-ITS. 3


Modul Ajar Matematika Diskrit Counting Dan Peluang Diskrit

3.1.2 Permutasi Himpunan

Definisi-3.3. Untuk sembarang bilangan bulat n  0, n faktorial yang ditulis n!, dan
didefinisikan sebagai berikut:
0! = 1,
n! = (n) (n-1) (n-2) ….. (3) (2) (1)

Definisi-3.4. Permutasi
Misal diberikan sebuah himpunan berhingga H. Permutasi dari himpunan H ialah banyaknya
cara menyusun anggota-anggota H secara berurutan dan tak berulang kedalam suatu pola
tertentu.

Susunan (struktur / pola) obyek dalam sebuah himpunan sehingga memenuhi suatu aturan
tertentu (semisal: berurutan dalam sebuah baris / sebuah garis lurus) disebut permutasi dari
himpunan tersebut dan pengaturan obyek seperti ini disebut pengaturan linier. Misal, kita
ingin mengatur elemen dalam himpunan { a, b, c } membentuk sebuah barisan huruf, maka
hasil yang mungkin adalah : abc, acb, bac, bca, cab, dan cba. Disini masing-masing urutan
elemen ini adalah permutasi dari himpunan { a, b, c }, dan banyaknya permutasi adalah 6.

Contoh-3.6. Sebuah kelompok tiga mahasiswa {Arjuna, Bima, Drupadi} diminta duduk
berjajar untuk difoto. Ada berapa banyak pengaturan linier yang mungkin?
Pemecahan.
Disini pengaturan linier yang mungkin adalah
Arjuna-Bima-Drupadi Bima-Drupadi-Arjuna Drupadi-Arjuna-Bima
Arjuna-Drupadi-Bima Bima-Arjuna-Drupadi Drupadi-Bima-Arjuna
yaitu ada 6 pengaturan linier yang mungkin.
Jadi banyaknya permutasi dari himpunan {Arjuna, Bima, Drupadi} ada 6.

Teorema-3.1. Banyaknya permutasi dari sebuah himpunan yang mempunyai n elemen


adalah n !
Bukti.
Disini setiap permutasi terdiri atas n posisi yang berurutan, yaitu: ke-1, ke-2, …, ke-n
- untuk mengisi posisi urutan pertama ada n cara berbeda,
- untuk mengisi posisi urutan kedua ada n-1 cara berbeda,
- untuk mengisi posisi urutan ketiga ada n-2 cara berbeda,
..................................................
- untuk mengisi posisi urutan ke-r ada n-(r-1) cara berbeda,
..................................................
- untuk mengisi posisi urutan ke-n ada n-(n-1)=1 cara berbeda.
Sehingga dengan kaidah perkalian diperoleh banyaknya permutasi adalah
(n) (n-1) (n-2) (n-3) … (3) (2) (1) = n !
[Terbukti]

Copyright©2017, by Soetrisno, Departemen Matematika FMIPA-ITS. 4


Modul Ajar Matematika Diskrit Counting Dan Peluang Diskrit

Contoh-3.7. Sebanyak 6 orang akan membeli tiket tanda masuk sebuah pertunjukkan secara
bersamaan. Jika hanya tersedia sebuah loket pembelian tiket, maka berapa konfigurasi antrian
yang mungkin dapat terjadi.
Pemecahan.
Karena ada 6 orang maka dalam antrian terdapat 6 posisi berurutan. Untuk mengisi posisi
antrian urutan pertama sampai keenam berturut-turut ada: 6, 5, 4, 3, 2, 1 cara. Sehingga
dengan kaidah perkalian diperoleh banyaknya kofigurasi antrian adalah 6.5.4.3.2.1 = 6! =
720.

Contoh-3.8. Profesor Amir memiliki koleksi buku yang terdiri atas: 5 buku Matematika, 4
buku Statistika, 3 buku Fisika dan 2 buku Kimia, diatur berjajar dalam sebuah rak buku
sehingga buku yang memiliki subyek sama berkumpul. Tentukan ada berapa pola aturan yang
mungkin?
Pemecahan.
- Untuk mengatur kelompok buku Matematika ada 5! pola aturan,
- Untuk mengatur kelompok buku Statistika ada 4! pola aturan,
- Untuk mengatur kelompok buku Fisika ada 3! pola aturan,
- Untuk mengatur kelompok buku Kimia ada 2! pola aturan , dan
- Untuk mengatur subyek buku ada 4! pola aturan.

Sehingga dengan kaidah perkalian diperoleh (5!) (4!) (3!) (2!) (4!) pola aturan berbeda yang
mungkin.

Contoh-3.9. Tentukan ada berapa cara untuk menyusun berjajar huruf-huruf yang terdapat
dalam sebuah kata “PEPPER ”!
Pemecahan.
Jika 3 huruf P dan 2 huruf E dapat dibedakan, maka ada sebanyak 6! cara berbeda
yang mungkin.
Jika 3 huruf P dan 2 huruf E tidak dapat dibedakan, maka 3! susunan huruf P
dikalikan 2! susunan huruf E hanya diwakili salah satu saja.
6! 6.5.4.3.2.1 6 .5 .4
Sehingga banyaknya susunan yang mungkin ada = = = 60.
3!.2! (3.2.1).(2.1) 2 .1

Teorema-3.2. Banyaknya permutasi dari sebuah himpunan yang mempunyai sebanyak n


elemen dimana sebanyak n1 elemen diantaranya identik, n2 elemen identik, …, nr
elemen identik, dengan n1 + n2 + n3 + … + nr  n, adalah
n!
.
n1!.n 2 !.n3 !.....n r !

Contoh-3.10. Sebanyak 9 bola: 4 bola berwarna merah, 3 bola berwarna putih, dan 2 bola
berwarna biru, dimasukkan kedalam sebuah tabung kaca. Tentukan ada berapa pola warna
yang mungkin!

Copyright©2017, by Soetrisno, Departemen Matematika FMIPA-ITS. 5


Modul Ajar Matematika Diskrit Counting Dan Peluang Diskrit

Pemecahan.
Karena 4 bola merah, 3 bola putih dan 2 bola biru tak dapat dibedakan, maka terdapat
9! 9.8.7.6.5.4.3.2.1 9.8.7.6.5
sebanyak = = = 1260 pola warna.
(4!).(3!).(2!) (4.3.2.1).(3.2.1).(2.1) (3.2.1).(2.1)

Teorema-3.3. Permutasi r dari sebuah himpunan yang mempunyai n elemen adalah


n!
n Pr =
(n  r )!
Bukti.
Setiap permutasi r obyek memuat r posisi berurutan. Untuk mengisi posisi pertama sampai
posisi ke-r secara berurutan dapat dilakukan dengan n, n-1, n-2, n-3, …, n-(r-1) cara.
Sehingga untuk mengisi r posisi urutan sekaligus diperlukan:
(n)(n  1)(n  2)...(n  (r  1))(n  r )(n  r  1)...(3).(2).(1)
(n)(n-1)(n-2)…(n-(r-1)) =
(n  r ).(n  r  1)...(3).(2).(1)
n!
=
(n  r )!
[Terbukti]

Contoh-3.11. Ada berapa cara untuk memilih seorang pemenang pertama, seorang
pemenang kedua dan seorang pemenang ketiga dari sebuah kontes yang diikuti oleh 100
kontestan?
Pemecahan.
Masalah ini identik dengan mendapatkan permutasi 3 obyek yang diambil dari 100 obyek ber-
100!
beda. Jadi ada sebanyak 100 P 3 = = (100).(99).(98) = 970.200 cara.
(100  3)!

Contoh-3.12. Sebuah kata kunci (password) terdiri atas 6 huruf kecil. Tentukan ada berapa
kata kunci berbeda yang mungkin?
Pemecahan.
- Jika huruf-huruf dalam kata kunci boleh sama, maka ada :
26 x 26 x 26 x 26 x 26 x 26 = (26)6 kata kunci.
-
Jika huruf-huruf dalam kata kunci tidak boleh sama, maka ada:
26!
26 P 6 = = (26).(25).(24).(23).(22).(21) kata kunci.
(26  6)!

Copyright©2017, by Soetrisno, Departemen Matematika FMIPA-ITS. 6


Modul Ajar Matematika Diskrit Counting Dan Peluang Diskrit

3.1.3 Kombinasi
Sebuah kombinasi r dari sebuah himpunan yang mempunyai n elemen adalah sebuah
𝑛
pemilihan r elemen tak berurutan dari himpunan tersebut, dan ditulis-kan sebagai
𝑟

Teorema-3.4. Untuk sembarang bilangan bulat positif n dan bilangan tak negatif r,
dengan r  n, kombinasi r dari sebuah himpunan yang mempunyai n elemen adalah
n n!
  =
r (n  r )!.r!
Bukti.
Jika urutan dalam r elemen diperhatikan, maka ada nPr hasil berbeda. Karena kombinasi
tidak memperhatikan urutan, maka seluruh permutasi r elemen tertentu dalam himpunan n
elemen yaitu sebanyak r! pola diwakili salah satu saja. Jadi banyaknya kombinasi adalah
n Pr n!
=
r! (n  r )!.r!
[Terbukti]

Contoh-3.13. Sebuah team bola volley inti diseleksi dari sebanyak 10 kandidat anggota.
Berapakah banyaknya konfigurasi team inti yang mungkin?
Pemecahan
Karena dalam team tidak dikenal urutan, maka masalah ini identik dengan masalah
menghitung kombinasi 6 obyek yang diambil dari 10 obyek berbeda. Jadi ada sebanyak  
10

6
10!
= = 210 konfigurasi team inti.
(10  6)!.6!

Contoh-3.14. Empat team bulu tangkis ganda disusun dari sejumlah 8 orang pemain.
Tentukan banyaknya konfigurasi yang mungkin, jika setiap pemain hanya bermain pada satu
team?
Pemecahan
- Untuk memilih team pertama sampai team ke empat ada:
8 6 4 2
  ,   ,   dan  
2 2 2 2
Jadi dengan kaidah perkalian banyaknya konfigurasi adalah:

8 6 4 2 8! 6! 4! 2!


 . . .  = . . .
2 2 2 2 (8  2)!.2! (6  2)!.2! (4  2)!.2! (2  2)!.2!
= (28).(15).(6).(1)
= 2520.

Copyright©2017, by Soetrisno, Departemen Matematika FMIPA-ITS. 7


Modul Ajar Matematika Diskrit Counting Dan Peluang Diskrit

Latihan- 3.1

1. Buktikan bentuk umum dari prinsip pen- 10. Tentukan banyaknya himpunan X
cacahan dasar. yang memenuhi {1,2}  X  {1,2,3,4,5}.
2. Dua percobaan dilakukan. Percobaan
pertama dapat menghasilkan salah satu da- 11. Sebuah pusat komputer memiliki 32
ri m hasil yang mungkin. Jika percobaan PC, setiap PC memiliki 24 port. Ada
pertama menghasilkan hasil nomor ke-i berapa port berbeda dalam pusat komputer
maka percobaan kedua dapat menghasilkan tersebut ? .
sebarang dari 𝑛 hasil yang mungkin, i =
1, 2, …, m. Berapa jumlah hasil yang 12. Bilangan 4-angka dibentuk dari 1, 4,
mungkin dari 2 percobaan ? 7, 8, dimana masing-masing angka digu-
nakan tepat satu kali. Jika semua bilangan
3. Dalam berapa cara sebanyak r obyek 4-angka yang diperoleh dengan cara ini
dapat dipilih dari sebuah himpunan dengan dijumlahkan, tentukan dua angka terakhir
n obyek, jika urutan pemilihan dipandang dari jumlahnya.
relevan.
4. Berikan sebuah penjelasan kombinato- 13. Berapa banyak bilangan 4-digit yang
𝑛 𝑛 jumlah digitnya genap dan dibentuk dari 4
rial, mengapa = .
𝑟 𝑛−𝑟 bilangan 0, 1, 2, dan 3 ?
𝑛
5. Terdapat permutasi dari n bola yang 14. Tentukan banyaknya bilangan bulat 4-
𝑟
mana sebanyak r berwarna hitam dan se- digit yang digitnya terurut naik atau turun.
banyak n – r berwarna putih. Berikan pen-
jelasan kombinatorial dari kenyataan ini. 15. Ada berapa banyak plat ijin berbeda
dapat dibuat, jika setiap pelat memuat
6. Buktikan bahwa: sebuah barisan 3 huruf diikuti dengan 3
𝑛+𝑚 𝑛 𝑚 𝑛 𝑚 angka?
= + +⋯
𝑟 0 𝑟 1 𝑟−1
𝑛 𝑚
+ 16. Seorang mahasiswa dapat memilih se-
𝑟 0 buah tugas mata kuliah ilmu komputer satu
dengan: r  m, dan r  n dari tiga daftar. Tiga daftar tersebut me-
muat: 23, 15 dan 19 tugas yang mung-
7. Berikan sebuah penjelasan kombinato- kin. Berapa banyaknya tugas yang mung-
𝑛 𝑛
rial, mengapa = 𝑟, 𝑛 − 𝑟 . kin dapat dipilih?
𝑟
8. Tentukan banyaknya susunan huruf 17. Setiap pemakai (user) pada sebuah sis-
yang terdiri dari huruf-huruf : B, I, O, L, A, tem komputer memiliki sebuah kata kunci
sehingga tidak ada dua huruf hidup (vowel) (password) dengan panjang 6 sampai de-
yang berurutan. ngan 8 karakter dan setiap karakter berupa
sebuah huruf besar atau sebuah angka.
9. Tentukan banyaknya cara menyusun Jika setiap kata kunci memuat sedikitnya
huruf-huruf : M, A, T, E, M, A, T, I, K, A satu angka, ada berapa kata kunci yang
dengan kedua T tidak berdekatan. mungkin?

18. Berapa banyaknya string angka (bits string) dengan panjang 10 dan memuat :
a) tepat tujuh angka 1.
b) sekurang-kurangnya tujuh angka 1.

Copyright©2017, by Soetrisno, Departemen Matematika FMIPA-ITS. 8


Modul Ajar Matematika Diskrit Counting Dan Peluang Diskrit

Copyright©2017, by Soetrisno, Departemen Matematika FMIPA-ITS. 9


Modul Ajar Matematika Diskrit Counting Dan Peluang Diskrit

3.2 KOEFISIEN BINOMIAL DAN KOEFISIEN MULTINOMIAL

3.2.1 Koefisien Binomial


Untuk sembarang bilangan bulat positif n dan bilangan bulat tak negatif k, dengan k  n,
bilangan   membangun sebuah segitiga bilangan yang disebut “segitiga pascal”
n

k

n
n  
k

1 ---------- 1 1
\ /
2 ---------- 2 1 1
\ / \ /
3 ---------- 1 3 3 1
\ / \ / \ /
4 ---------- 1 4 6 4 1
\ / \ / \ / \ /
5 ---------- 1 5 10 10 5 1
...............................................

Gambar-3.1. Segitiga Pascal.

Teorema-3.5. Untuk sembarang bilangan bulat positif n, maka berlaku identitas berikut:
n  n  k n-k
( x + y )n =    x y
 
k 0  k 

Bukti.
Dengan melakukan induksi matematik terhadap n, diperoleh:
Basis Induksi: Untuk n = 1, maka diperoleh:

x + y =   x0 y1 +   x1 y0 = x + y
1 1
(benar)
0 1
Hipotesa Induksi: Untuk n -1, kita asumsikan ekspresi berikut benar.
n 1
 n 1  k n-1-k
( x + y )n-1 =    x y
k 0  k 

Step Induksi: Untuk n diperoleh:


( x + y )n = ( x + y ) ( x + y )n-1
n 1 n 1
= ( x + y )    xk yn-1-k
k 0  k 
n 1 n 1 n 1 n 1
=    xk+1 yn-1-k +    xk yn-k
k 0  k  k 0  k 

Copyright©2017, by Soetrisno, Departemen Matematika FMIPA-ITS. 10


Modul Ajar Matematika Diskrit Counting Dan Peluang Diskrit

dengan mengambil: i = k + 1 pada suku pertama i = k


pada suku ke dua, maka diperoleh

n n 1 n 1
 n 1  i n-1   i n-1
=   
i 1  i 1 
x y +   x y
i 0  i 
n 1
 n1   n 1 
= xn +    +   xi yn-1 + yn
i 1  i 1   i 
n 1

   i n-1
n
= xn + x y +y
n
i 1 i 
n

   i n-i
n
= x y (benar)
i 0 i 

[Terbukti]

Bilangan   dalam teorema diatas dikenal sebagai “koefisien binomial”.


n

k

Contoh-3.15. Tulislah (x + y)4 kedalam ekspansi binomial!


Pemecahan.
4

   k 4-k
4
(x + y)4 =  x y
k 0 k 

=   x 0 y 4-0 +   x1 y 4-1 +   x2 y4-2 +   x3 y 4-3 +   x4𝑦


4 4 4 4 4

0 1 2 3 4


4 3 2 2 3 4
= y + 4xy + 6x y + 4 x y + x

Contoh-3.16. Hitunglah jumlah koefisien suku-suku dalam (x + y)n ?


Pemecahan.
n

   k n-k
n
Karena (x + y)n =  x y , maka: dengan mengambil x = 1 dan y = 1,
k 0 k

diperoleh:
n

  
n
(1 + 1)n = 2n = 
k 0 k

Jadi jumlah koefisien dari (x + y)n adalah 2n.

Copyright©2017, by Soetrisno, Departemen Matematika FMIPA-ITS. 11


Modul Ajar Matematika Diskrit Counting Dan Peluang Diskrit

3.2.2 Koefisien Multinomial

Teorema-3.6. Misal sebuah himpunan yang mempunyai n elemen dipartisi kedalam r


himpunan bagian yang masing-masing berukuran n1, n2, n3, ….., nr , dengan: n1 + n2 + n3 +
… + nr  n. Banyaknya pembagian berbeda yang mungkin adalah
n!
n1!.n 2 !.n3 !...n r !

Bukti:
Disini banyaknya pilihan berbeda yang mungkin untuk blok pertama, kedua, ketiga,
keempat,..…, ke-r secara berurutan adalah
 n   n  n1   n  n1 n 2   n  n1 n 2 ... n ( r 1) 
 ,  ,   , ..…,  
 n1   n 2   n 3   nr 

Sehingga dengan kaidah perkalian, banyaknya pembagian berbeda yang mungkin adalah
 n   n  n1   n  n1 n 2   n  n1 n 2  n 3... n ( r 1)  n!
    …..   =
 n1   n 2   n 3   nr  n1!.n 2 !.n3 !...n r !
[Terbukti]

Contoh-3.17. Sebanyak 50 orang turis manca negara ingin mengunjungi sebuah pulau
dengan menggunakan jalur udara. Jika hanya tersedia sebuah pesawat dengan kapasitas 10
penumpang yang menuju pulau tersebut, ada berapa formasi penerbangan para turis tersebut?
Pemecahan
Untuk mengangkut 50 orang turis tersebut, ada 5 penerbangan, dimana:
50!
- untuk pengelompokan penerbangan ada
10!.10!.10!.10!.10!
- untuk urutan penerbangan kelompok ada 5!

Sehingga dengan kaidah perkalian banyaknya formasi penerbangan yang mungkin adalah
 50! 
(5!)   .
 10!.10!.10!.10!.10! 

Contoh-3.18. Sekumpulan 100 job menunggu diproses oleh sebuah sistem komputer yang
melakukan pemrosesan berkelompok (bath-processing) secara acak dengan besar kelompok
20 job. Tentukan banyaknya konfigurasi pemrosesan job tersebut yang mungkin?
Pemecahan.
Sebanyak 100 job tersebut akan dikerjakan dengan 5 proses secara berurutan, dimana:
100!
- untuk membagi secara berkelompok ada
20!.20!.20!.20!.20!
- untuk urutan pemrosesan kelompok ada 5!
 100! 
Jadi banyaknya konfigurasi pemrosesan job tersebut adalah   (5!).
 20!.20!.20!.20!.20! 

Copyright©2017, by Soetrisno, Departemen Matematika FMIPA-ITS. 12


Modul Ajar Matematika Diskrit Counting Dan Peluang Diskrit

Teorema-3.7. Jika n1 + n2 + n3 + …+ nr = n, maka:


 n
 n1 n2 n3
( x1 + x2 + x3 + … + xr )n =  
n1, n 2 , n 3,...,nr  n1, n 2 , n 3 ,... nr
 x1 .x2 .x3 …...xrnr

Bukti:
Dengan melakukan induksi terhadap r (banyaknya suku), diperoleh:

Basis Induksi: Untuk r = 1, maka n1 = n dan diperoleh:


(x1)n =   (x1)n = (x1)n
n
(benar)
n

Hipotesa Induksi : Untuk r-1, diasumsikan ekspresi berikut benar:


 n
 n1 n2 n3
(x1 + x2 + x3 + … + xr-1)n =    x1 x2 x3 … xr-1n(r-1)
n1, n 2 , n 3,...n ( r 1)  n1, n 2 , n 3,...n ( r 1) 

Step Induksi : Untuk r, diperoleh:

(x1 + x2 + x3 + … + xr)n =  (x1 + x2 + x3 + … + xr-1) + xr n


n

  
n
k n-k
=  (x1 + x2 + x3 + … + xr-1) (xr)
k 0 k 
n
  n1 n2 n3
=    
n k
   x1 x2 x3 … xr-1n(r-1)  (xr)n-k
k 0  
k n1, n 2 , n 3,...,n ( r 1)  n1, n 2 , n 3,..., n ( r 1) 
n
 n!  k!
=      . x1n1 x2n2 x3n3 … xr-1n(r-1)  (xr)n-k
k 0 n1, n 2 , n 3,...,n ( r 1)  ( n  k )!. k !  1 2 n !.n !....n ( r 1) !

dengan substitusi: n-k = nr , diperoleh:


n!
= 
n1, n 2 , n 3,...,nr n1 !.n 2 !.n3 !.....n r !
x1n1 x2n2 x3n3 … xrnr

 n
 n1 n2 n3
=    x1 x2 x3 … xrnr
n1, n 2, n 3,...,nr  n1, n 2 , n 3,...,nr 
(benar)

[Terbukti]

 n

Bilangan   dikenal sebagai “koefisien multinomial”.
 n1,n 2 ,n 3,...,nr 

Notasi:
Jika n1 + n2 + n3 + … + nr = n, maka ekspresi
 n  n!
  =
 n1,n 2,...,nr  n1!.n 2 !.n3 !.....n r !

menyatakan banyaknya pembagian yang mungkin dari n obyek berbeda kedalam r kelompok
yang berukuran n1, n2, n3, …, nr.

Copyright©2017, by Soetrisno, Departemen Matematika FMIPA-ITS. 13


Modul Ajar Matematika Diskrit Counting Dan Peluang Diskrit

Contoh-3.19. Ekspansikan ekspresi (x1 + x2 + x3 )2 dengan teorema multinomial?


Pemecahan.
 2   2   2 
(x1 + x2 + x3)2 =   x12 x20 x30 +   x10 x22 x30 +   x10 x20 x32 +
 2, 0, 0   0, 2, 0   0, 0, 2 
 2  1 1 0  2  1 0 1  2 
  x1 x2 x3 +   x1 x2 x3 +   x10 x21 x31
 1,1, 0   1,0,1   0,1,1 
= x12 + x22 + x32 + 2x1x2 + 2x1x3 + 2x2x3.

Teorema-3.8. Terdapat sebanyak  


n  r 1
 vektor yang mempunyai komponen bulat tak
 n 
negatif (x1, x2, x3, …, xr) berbeda dan memenuhi persamaan : x1 + x2 + x3 + … + xr = n.
Bukti.
Perhatikan sebuah vektor yang memiliki komponen: 1 sebanyak n dan 0 sebanyak r-1.
Untuk setiap permutasi komponen vektor tersebut:
- x1 banyaknya komponen angka 1 di sebelah kiri komponen angka 0 pertama,
- x2 banyaknya komponen angka 1 diantara komponen 0 pertama dan kedua,
- x3 banyaknya komponen angka 1 diantara komponen 0 kedua dan ketiga, dst,
- xr-1 banyaknya komponen angka 1 diantara komponen 0 ke-(r-2) dan ke-(r-1),
- xr banyaknya komponen angka 1 disebelah kanan komponen angka 0 terakhir.

Sebagai contoh, jika n = 6 dan r = 4 maka vektor berbentuk (1,1,0,0,1,1,1,0,1) memiliki


9!
=   =  
9 6  4 1
solusi: x1 = 2, x2 = 0, x3 = 3, dan x4 = 1. Disini, banyaknya permutasi: 
6!.3!  6   6 

Sehingga untuk kasus diatas, maka banyaknya permutasi vektor dengan

(n  r  1)!
=  
n  r 1
komponen 1 sebanyak n dan komponen 0 sebanyak r-1 adalah 
n!.(r  1)!  n 
[Terbukti]

Contoh-3.20. Tentukan banyaknya solusi berupa bilangan bulat tak negatif berbeda yang
mungkin untuk persamaan: x1 + x2 = 3 !
Pemecahan.
4!
Disini, nilai n = 3 dan r = 2. Jadi ada sebanyak  
3 2 1
 = = 4 solusi berbeda,
 3  (4  1)!.3!
yaitu: (0,3), (1,2), (2,1), dan (3,0).

Copyright©2017, by Soetrisno, Departemen Matematika FMIPA-ITS. 14


Modul Ajar Matematika Diskrit Counting Dan Peluang Diskrit

Contoh-3.21. Tentukan banyaknya suku pada ekspansi binomial dari ekspresi berikut
(x1 + x2 + x3 + … + xr )n
Pemecahan.
 n
 n1 n2 n3
Karena pada (x1 + x2 + x3 + … + xr )n =    x1 x2 x3 … xrnr nilai: n1,
n1, n 2, n 3,...,nr  n1, n 2 , n 3,...,nr 

n2, n3, …, nr bulat tak negatif dan memenuhi n1 + n2 + n3 + … + nr = n, maka menurut


Teorema-3.5 banyaknya suku adalah  
n  r 1
.
 n 

Copyright©2017, by Soetrisno, Departemen Matematika FMIPA-ITS. 15


Modul Ajar Matematika Diskrit Counting Dan Peluang Diskrit

Latihan-3.2

1. Berikan suatu argumen kombinatorial B


untuk menunjukkan bahwa untuk bilangan
bulat n, r, dengan n  r  2, berlaku

 n  2  n  n   n 
      2.    .
 r  r  r  1  r  2 
A
2. Untuk bilangan bulat positif n, r, tun-
jukkan bahwa Pertanyaan:
a. Berapa panjang lintasan terdekat dari
𝑛+𝑟+1 𝑛+𝑟 𝑛+𝑟−1
= + + titik A ke titik B ?
𝑟 𝑟 𝑟−1
𝑛+2 𝑛+1 𝑛 b. Tentukan banyaknya lintasan terdekat
…+ + + dari titik A ke titik B.
2 1 0

3. Dengan induksi matematika, bukti-


kan bahwa:   =   +  
n n n 1

 r   r 1   r 1 
n
4. Buktikan:   = n2
2n

n
  
k 0  k 

5. Berapa banyak penyelesaian bulat posi-


tif dari persamaan x1  x 2  x3  x 4  8 ?

6. Tentukan banyaknya penyelesaian bulat


tak negatif yang memenuhi pertidaksama-
an berikut
x1  x 2  x3  x 4  x5  7.

7. Tentukan banyaknya penyelesaian bulat


dari x1  x 2  x3  10, dengan xi  i, un-
tuk i = 1, 2, 3.

8. Suatu jejaring kawat berbentuk persegi


panjang, seperti gambar dibawah ini. Jarak
antar suatu pertemuan kawat dengan perte-
muan kawat tetangganya sama, yaitu 10
cm.

Copyright©2017, by Soetrisno, Departemen Matematika FMIPA-ITS. 16


Modul Ajar Matematika Diskrit Counting Dan Peluang Diskrit

3.3 RUANG SAMPEL, KEJADIAN DAN PELUANG


Sering kali suatu keputusan yang harus diambil memuat ketidakpastian. Probabilitas dan
statistik dapat memberikan model untuk membantu kita membuat keputusan seperti itu.
Dalam studi mengenai probabilitas, kita akan menitikberatkan pada percobaan yang
mana hasilnya tidak dapat diprediksi dengan pasti. Percobaan seperti itu disebut percobaan
acak (random experiment). Setiap percobaan berakhir dengan suatu hasil yang tidak dapat
ditentukan dengan pasti sebelum percobaan dilakukan. Tetapi, pada percobaan seperti itu
kumpulan setiap hasil yang mungkin dapat ditentukan atau didaftar.

3.3.1 Ruang Sampel Dan Kejadian

Definisi-3.5. Kumpulan semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan disebut ruang
sampel (sample space) dari percobaan tersebut, dan dilambangkan dengan huruf S.

Definisi-3.6. Himpunan bagian dari ruang sampel sebuah percobaan disebut kejadian (event)
dalam percobaan tersebut, dan dilambangkan dengan huruf E.

Contoh-3.21. Sebuah percobaan yang berupa pelemparan sebuah uang logam yang seimbang
dilakukan. Hasil yang mungkin terjadi adalah keluar bagian muka (M) atau bagian belakang
(B) dari uang logam tersebut. Jadi ruang sampel dari percobaan ini adalah S = { M, B }.
Kejadian dimana: (i) bagian muka uang logam keluar, E1 = { M }  S ,
(ii) bagian belakang uang logam keluar, E 2 = { B }  S .

Contoh-3.22. Pada sebuah percobaan yang berupa pelemparan sebuah dadu yang seimbang,
hasil yang mungkin adalah keluarnya mata dadu, yaitu angka: 1, 2, 3, 4, 5, atau 6. Pada
percobaan ini, diperoleh
(i) Ruang sampelnya S = { 1, 2, 3, 4, 5, 6 }.
(ii) E1 adalah kejadian dimana mata dadu yang keluar adalah genap,
E1 = { 2, 4, 6 }.
E2 adalah kejadian dimana mata dadu yang keluar kurang dari 4,
E2 = { 1, 2, 3 }.

Contoh-3.23. Pada sebuah percobaan yang berupa pelemparan dua buah dadu yang
seimbang, maka hasil yang mungkin:
- untuk dadu yang pertama keluar angka 1, 2, 3, 4, 5, atau 6 dan
- untuk dadu yang kedua keluar angka 1, 2, 3, 4, 5, atau 6.
Sehingga, menurut kaidah perkalian, maka ruang sampel percobaan ini adalah
S = { (1,1), (1,2), (1,3), (1,4), (1,5), (1,6), (2,1), (2,2), (2,3), (2,4), (2,5), (2,6),
(3,1), (3,2), (3,3), (3,4), (3,5), (3,6), (4,1), (4,2), (4,3), (4,4), (4,5), (4,6),
(5,1), (5,2), (5,3), (5,4), (5,5), (5,6), (6,1), (6,2), (6,3), (6,4), (6,5), (6,6) }

Copyright©2017, by Soetrisno, Departemen Matematika FMIPA-ITS. 17


Modul Ajar Matematika Diskrit Counting Dan Peluang Diskrit

E1 adalah kejadian dimana mata dadu pertama yang keluar adalah genap, maka
E1 = { (2,1), (2,2), (2,3), (2,4), (2,5), (2,6), (4,1), (4,2), (4,3), (4,4), (4,5), (4,6),
(6,1), (6,2), (6,3), (6,4), (6,5), (6,6) }
E2 adalah kejadian dimana jumlah mata dadu yang keluar kurang dari 6, maka
E2 = { (1,1), (1,2), (1,3), (1,4), (2,1), (2,2), (2,3), (3,1), (3,2), (4,1) }

Jika E dan F adalah dua kejadian dalam S, maka:

(i) E  F : adalah gabungan (union) dari kejadian E dan F, yaitu kejadian


yang terjadi jika salah satu kejadian E atau F terjadi.

(ii) EF : adalah irisan (intersection) dari kejadian E dan F, yaitu kejadian


yang terjadi jika kejadian E dan F terjadi.

Jika EF =  (tidak terjadi), maka kejadian E dan F dikatakan “mutually exclusive”.


Jika kejadian E dalam S, maka kejadian E c (komplemen dari E) memuat semua elemen
(titik) dalam S diluar E.

3.3.2 Peluang
Untuk membantu kita dalam memahami makna peluang (probability) dari suatu kejadian E,
perhatikan kemungkinan pengulangan sejumlah besar suatu percobaan, katakan n. Jumlah
dalam kali kejadian E secara aktual terjadi lewat n perlakuan disebut frekwensi dari
kejadian E, dinyatakan dengan n(E). Perbandingan n(E)/n disebut frekwensi relatif (relative
frequency) dari kejadian E dalam n percobaan ini.

Definisi-3.7. Andaikan sebuah percobaan mempunyai ruang sampel S. Jika n(E) meya-
akan banyaknya kejadian E yang terjadi pada n pengulangan pertama dari percobaan,
maka peluang dari kejadian E adalah
n( E )
P ( E )  lim . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(3-1)
n  n

Aksioma: (i) 0  P ( E )  1,
(ii) P ( S )  1, dan
(iii) Untuk barisan kejadian E1 , E2 , E3 , … yang mutually exclusive,
maka
  
P  Ei    P ( Ei ) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(3-2)
 i 1  i 1

Perhatikan kejadian E1 , E2 , E3 , … dengan E1  S dan E i   untuk i  1. Maka:


- kejadian tersebut muttually exclusive, dan

- S   Ei
i 1

Copyright©2017, by Soetrisno, Departemen Matematika FMIPA-ITS. 18


Modul Ajar Matematika Diskrit Counting Dan Peluang Diskrit

 
Dari aksioma (iii) diperoleh P ( S )   P ( E i )  P ( S )   P ()
i 1 i 2
Akibatnya: - P ( )  0,
- Jika kejadian E1 , E2 , E3 , …, En mutually exclusive, maka
 n  n
P  Ei    P ( Ei )
 i 1  i 1

Teorema-3.9. Untuk setiap kejadian E berlaku:


(i) P( E )  1  P( E c ) atau P ( E c )  1  P( E ).
(ii) Jika E  F , maka P ( E )  P ( F ). . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(3-3)
(iii) P ( E  F )  P ( E )  P ( F )  P ( EF ) .
Bukti.
(i) Karena kejadian E dan E c adalah mutually exclusive dan E  E c  S ,
maka
1  P( S )  P ( E  E c )  P( E )  P( E c ) atau P( E )  1  P( E c ) atau P ( E c )  1  P( E ).
(ii) Karena E  F , maka F  E  E c F . Kejadian E dan E c F mutually exclusive,
Sehingga P( F )  P( E )  P( E c F ) . Telah kita ketahui bahwa P( E c F )  0 akibat-
nya P ( E )  P ( F ).
(iii) Karena E  F  E  E c F , maka P( E  F )  P( E  E c F )  P( E )  P( E c F ) .
Begitu juga F  EF  E c F berakibat P ( F )  P( EF )  P ( E c F ) atau
P ( E c F )  P( F )  P( EF ) .
Jadi P( E  F )  P ( E )  P( E c F )  P( E )  P( F )  P( EF ).
[Terbukti]

Perluasannya
P ( E  F  G )  P (( E  F )  G )
= P ( E  F )  P (G )  P (( E  F )G )
= P ( E  F )  P (G )  P ( EG  FG )
= P ( E  F )  P (G )  {P ( EG )  P ( FG )  P ( EGFG ) }
= P ( E  F )  P (G )  P ( EG )  P ( FG )  P ( EFG )
= P ( E )  P ( F )  P (G )  P ( EF )  P ( EG )  P ( FG )  P ( EFG )

Copyright©2017, by Soetrisno, Departemen Matematika FMIPA-ITS. 19


Modul Ajar Matematika Diskrit Counting Dan Peluang Diskrit

3.3.3 Ruang Sampel Dengan Titik-Titik Mempunyai Peluang Sama


Perhatikan sebuah percobaan mempunyai ruang sampel berhingga S = { 1, 2, 3, …, N }.
Diasumsikan bahwa setiap titik dalam ruang sampel mempunyai kesempatan terjadi sama
yang berarti P ({1})  P ({2})  P ({3})  ...  P ({N }) sehingga
1
P ({i})  , i = 1, 2, 3, …, N
N

Jika kejadian E adalah himpunan bagian dari S, maka

jumlah  titik  dalam  E n( E )


P( E )  = . . . . . . . . . . . . . . . .(3-4)
jumlah  titik  dalam  S n( S )

Peluang Bersyarat

Definisi-3.8. Jika E dan F adalah kejadian. Peluang bersyarat (conditional probability),


yaitu kejadian E terjadi jika kejadian F telah terjadi, dinyatakan dengan P E F  dan
dirumuskan sebagai
P( EF )
P E F   ; P ( F )  0 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(3-5)
P( F )

Formula Bayes.
Jika E dan F adalah kejadian, maka E  EF  EF c . Karena EF dan EF c mutually
exclusive, maka

P( E )  P( EF )  P( EF c ) = P E F  P (F ) + P E F c P ( F c ) 
 
= P E F  P (F ) + P E F c [1  P ( F )] . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(3-6)
.

Copyright©2017, by Soetrisno, Departemen Matematika FMIPA-ITS. 20


Modul Ajar Matematika Diskrit Counting Dan Peluang Diskrit

Latihan-3.3

1. Dua dadu seimbang dilemparkan. setiap mangkok, berapa peluang bahwa


Berapakah peluang bersyarat bahwa dadu bola yang terpilih dari mangkok A adalah
pertama mendarat keluar 6 jika diberikan putih, jika diberikan tepat 2 bola putih
bahwa dadu mendarat dengan angka ber- terpilih.
beda. 9. Dalam sebuah permainan bridge, Arif
2. Jika dua dadu seimbang dilemparkan, tidak mempunyai ace. Berapa peluang
berapakah peluang bersyarat bahwa dadu pasangannya (a) tidak mempunyai ace, dan
pertama mendarat keluar 6 jika diberikan (b) mempunyai 2 atau lebih ace ? Berapa
bahwa jumlah mata dadu yang keluar seharusnya peluang terjadi jika Arif mem-
adalah i. Hitung untuk semua nilai dari i punyai tepat 1 ace ?
antara 2 dan 12. 10. Tiga kartu dipilih secara acak, tanpa
3. Berapakah peluang bahwa sekurang- pengembalian, dari sebuah tumpukan 52
kurangnya satu dari pasangan dadu seim- kartu permainan. Hitung peluang bersyarat
bang yang mendarat adalah 6 jika diberi- bahwa kartu pertama yang terpilih adalah
kan jumlah mata dadu yang keluar adalah sebuah spade, jika diberikan bahwa kartu
i, i = 2, 3, …, 12. kedua dan ketiga adalah spade.
4. Sebuah mangkok berisi 6 bola putih dan 11. Sebuah mangkok mula-mula berisi 5
9 bola hitam. Jika 4 bola secara acak di- bola putih dan 7 bola hitam. Setiap kali
pilih tanpa pengembalian, berapa peluang sebuah bola dipilih, warnanya dicatat dan
bahwa 2 bola yang terpilih pertama adalah ia dikembalikan kedalam mangkok selagi 2
putih dan dan 2 terakhir adalah hitam. bola lainnya berwarna sama.
5. Perhatikan sebuah mangkok berisi 12 (a) Hitung peluang bahwa 2 bola pertama
bola, yang mana 8 putih. Sebuah sampel yang terpilih adalah hitam dan dua bo-
berukuran 4 diundi dengan pengembalian la berikutnya putih.
(tanpa pengembalian). Berapakah peluang (b) Hitung peluang bahwa 4 bola pertama
bersyarat (dalam setiap kasus) bahwa bola yang terpilih tepat 2 bola hitam.
pertama dan ketiga yang terundi akan putih 12. Setiap dari 2 bola dicat hitam atau ke-
jika diberikan bahwa sampel undian berisi emasan, dan kemudian ditempatkan dalam
tepat 3 bola putih. sebuah mangkok. Andaikan bahwa setiap
6. Seorang raja berasal dari sebuah kelu- bola yang dicat hitam, mempunyai peluang
arga dengan 2 anak. Berapakah peluang , dan kejadian ini adalah independen.
bahwa anak yang lain adalah saudara (a) Andaikan bahwa Anda mendapatkan
perempuannya. informasi bahwa cat keemasan telah di-
gunakan (dan berarti sedikitnya satu da-
7. Sebuah pasangan mempunyai 2 anak. ri bola dicat keemasan). Hitung peluang
Berapakah peluang bahwa keduanya pe- bersyarat bahwa kedua bola dicat warna
rempuan jika yang tertua adalah perem- keemasan.
puan. (b) Andaikan bahwa mangkok disundul
8. Perhatikan 3 mangkok. Mangkok A dan 1 bola keemasan terjatuh. Berapa
berisi 2 bola putih dan 4 bola merah; peluang bahwa kedua bola keemasan ?
mangkok B berisi 8 bola putih dan 4 bola Jelaskan.
merah; dan mangkok C berisi 1 bola putih
dan 3 bola merah. Jika 1 bola dipilih dari

Copyright©2017, by Soetrisno, Departemen Matematika FMIPA-ITS. 21


Modul Ajar Matematika Diskrit Counting Dan Peluang Diskrit

DAFTAR PUSTAKA

BRUALDI, R.A., “Introductory – Combinatorics”, 4 th Ed., Prentice-Hall Inc., New Jersey,


2004.

GRIMALDI, R.P., “Discrete and Combinatorial Mathematics - An Applied Introduction”,


Addison-Wesley Publishing Co., 1989.

LIU, C.L., “Elements of Dscrete mathematics”, McGraw-Hill, Inc., 1985.

ROBERT, F.S., “Applied Combinatorics”, Prentice-Hall Inc., 1984.

ROSEN, K.H., “Discrete Mathematics and Its Applications”, McGraw-Hill, 2003.

ROSS, S., “A First Course in Probability”, McMillan Publishing Co., Inc., 1976.

Copyright©2017, by Soetrisno, Departemen Matematika FMIPA-ITS. 22


Modul Ajar Matematika Diskrit Counting Dan Peluang Diskrit

1. Sepotong kawat berukuran 1 meter dipotong secara acak menjadi tiga bagian, dimana
panjang masing-masing potongan kelipatan 10 cm. Berapakah peluang ketiga bagian
ini membangun segitiga sama kaki ?

2. Dua buah dadu identik (sama persis) dilemparkan bersamaan. Angka yang muncul
adalah a dan b. Tentukan peluang a dan b terletak pada sisi yang bertolak belakang
(di dadu yang sama).

3. Anggap satu tahun 365 hari. Tentukan peluang dari 20 orang yang dipilih secara acak
ada dua orang yang berulang tahun pada hari yang sama.

4. Tiga bilangan dipilih secara acak dari {1, 2, 3, …, 2008}. Tentukan peluang jumlah
ketiganya genap.

5. Bilangan 1, 2, 3, …, 9 disusun melingkar secara acak. Buktikan bahwa ada tiga


bilangan berdekatan yang jumlahnya lebih besar dari 15.

3.6 SOAL LATIHAN

1. Tentukan banyaknya susunan huruf B, I, O, L, A, sehingga tidak ada dua huruf hidup
(vowel) yang berurutan.

2. Tentukan banyaknya cara menyusun huruf-huruf MATEMATIKA dengan kedua T


tidak berdekatan

3. Tentukan banyaknya himpunan X yang memenuhi {1,2}  X  {1,2,3,4,5}.

4. Sebuah pusat komputer memiliki 32 PC, setiap PC memiliki 24 port. Ada berapa
port berbeda dalam pusat komputer tersebut ? .

5. Bilangan 4-angka dibentuk dari 1, 4, 7, 8, dimana masing-masing angka digunakan


tepat satu kali. Jika semua bilangan 4-angka yang diperoleh dengan cara ini dijumlah-
kan, tentukan angka satuan dari jumlahnya.

6. Berapa banyak bilangan 4-digit yang jumlah digitnya genap dan dibentuk dari 4 bila-
ngan 0, 1, 2, dan 3 ?

7. Tentukan banyaknya bilangan bulat 4-digit yang digitnya terurut naik atau turun.

8. Ada berapa fungsi dari sebuah himpunan dengan m elemen ke sebuah himpunan
dengan n elemen ?

9. Ada berapa banyak plat ijin berbeda dapat dibuat, jika setiap pelat memuat sebuah
barisan 3 huruf diikuti dengan 3 angka?

10. Seorang mahasiswa dapat memilih sebuah tugas mata kuliah ilmu komputer satu dari
tiga daftar. Tiga daftar tersebut memuat: 23, 15 dan 19 tugas yang memungkinkan
Copyright©2017, by Soetrisno, Departemen Matematika FMIPA-ITS. 23
Modul Ajar Matematika Diskrit Counting Dan Peluang Diskrit

Berapa banyaknya tugas yang mungkin dapat dipilih?

11. Setiap pemakai (user) pada sebuah sistem komputer memiliki sebuah kata kunci
(password) dengan panjang 6 sampai dengan 8 karakter dan setiap karakter berupa
sebuah huruf besar atau sebuah angka. Jika setiap kata kunci memuat sedikitnya satu
angka, ada berapa kata kunci yang mungkin?

12. Berapa banyaknya string angka (bits string) dengan panjang 10 dan memuat :
a) tepat tujuh angka 1.
b) sekurang-kurangnya tujuh angka 1.

13. Berikan suatu argumen kombinatorial untuk menunjukkan bahwa untuk bilangan
bulat n, r, dengan n  r  2, berlaku
 n  2  n  n   n 
      2.    .
 r  r  r  1  r  2 

14. Untuk bilangan bulat positif n, r, tunjukkan bahwa


 n  r  1  n  r   n  r  1  n  2   n  1  n 
         ...         .
 r   r   r  1   2   1   0

15. Buktikan:   =     +     + … +     dengan: r  m, dan r  n


n m n m n m n m

 r   0   r   1   r 1  r 0

 n 
16. Jelaskan bahwa:   = 
n

 r   r ,n  r 

17. Dengan induksi matematika, buktikan bahwa:   =   +  


n n n 1

 r   r 1   r 1 

n
18. Buktikan:   =   2
2n n

n k 0 k

19. Berapa banyak penyelesaian bulat positif dari persamaan x1  x 2  x3  x 4  8 ?

20. Tentukan banyaknya penyelesaian bulat tak negatif yang memenuhi pertidaksamaan
x1  x 2  x3  x 4  x5  7.

21.Tentukan banyaknya penyelesaian bulat dari x1  x 2  x3  10, dengan xi  i, untuk


i = 1, 2, 3.

22.Suatu jejaring kawat berbentuk persegi panjang, seperti gambar dibawah ini. Jarak
antar suatu pertemuan kawat dengan pertemuan kawat tetangganya sama, yaitu 10 cm.

B
Copyright©2017, by Soetrisno, Departemen Matematika FMIPA-ITS. 24
Modul Ajar Matematika Diskrit Counting Dan Peluang Diskrit

Pertanyaan:
a. Berapa panjang libntasan terdekat dari titik A ke titik B ?
b. Tentukan banyaknya lintasan terdekat dari titik A ke titik B.

23.Ada 21 orang berhubungan secara rahasia dengan menggunakan frekwensi gelombang


radio yang berbeda. Ada pasangan dua orang yang dapat berhubungan, mungkin ada
yang tidak dapat. Setiap pasang yang berhubungan hanya menggunakan satu frekwen-
si tertentu yang berbeda dengan frekwensi yang digunakan pasangan lain. Setiap tiga
orang selalu ada dua orang di antaranya yang tidak dapat berhubungan. Tentukan ba-
nyak maksimum frekwensi berbeda yang diperlukan dan jelaskan.

24. Misalkan X menyatakan banyaknya anggota himpunan X. Jika A  B  10 dan


A  4 , tentukan nilai yang mungkin untuk B .

25. Bilangan 1, 2, 3, …, 9 disusun melingkar secara acak. Buktikan bahwa ada tiga
bilangan berdekatan yang jumlahnya lebih besar dari 15.

Kunci Jawaban:
1. 32 . 24 = 768 port.
2. n . n . n … n = nm fungsi.
3. 26 . 26 . 26 . 10 . 10 . 10 = 17.576.000 pelat.
4. 23 + 15 + 19 = 57 tugas.
5. Kata kunci dengan panjang : 6, 7 dan 8 berturut-turut sebanyak: 366-266, 367–267
dan 368-268
Jadi banyaknya kata kunci adalah = (366-266) + (367-267) + (368-268)
= 2.684.483.063.360.
Copyright©2017, by Soetrisno, Departemen Matematika FMIPA-ITS. 25
Modul Ajar Matematika Diskrit Counting Dan Peluang Diskrit

6. a) 93 . 10  7 = 729 . 720 = 524.880 string.


b) 90 . 10P10 + 91 . 10 P9 + 92 . 10 P8 + 93 . 10 P7 = 1 + 9 .10! + 81.

Copyright©2017, by Soetrisno, Departemen Matematika FMIPA-ITS. 26

Anda mungkin juga menyukai