Anda di halaman 1dari 2

1.

kos kualitas adalah semua kos yang timbul sebagai akibat dari mutu (kualitas) produk yang
jelak, seperti kos pengerjaan ulang, serap, kos pelayanan purnajual yang tinggi (garansi) dan
sebagainya. tingkat kualitas yang tinggi pada perusahaan akan mengurangi biaya perusahaan
secara keseluruhan. jika biaya rendah dan produktivitas tinggi maka perusahaan akan memiliki
tingkat profitibilitas yang tinggi. oleh karena itu, menghasilkan produk yang berkualitas menjadi
tujuan proses produksi. saat ini banyak perusahaan melakukan reorganisasi atas sistem produksi
untuk memperbaiki efesiensi serta menekankan pada kualitas produk. dengan demikian manfaat
dari kos bagi perusahaan adalah untuk menghasilkan produk yang berkualitas sehingga dapat
mengurangi biaya perusahaan secara keseluruhan.

2. A. perbedaan produk rusak dan produk cacat

a. produk rusak

produk rusak (spoiled) (rusak yang dimaksud disini bukan hancur) secara teknis dan ekonomis
tidak dapat dibetulkan. produk ini sudah berupa produk baik setengah jadi ataupun jadi, tetapi
tidak sesuai dengan spesifikasi. misalnya produk cetakan yang terbuat dari bahan baku plastik,
jika cacat tidak dapat dibetulkan. oleh karena itu disebut spoiled goods. untuk menentukan
bagaimana memperlakukan kos atau kerugian akibat produk rusak ini perlu ditelusuri apa yang
menjadi penyebab produk tersebut rusak. bagaimana memperlakukan produk rusak, tergantung
pada apa dan siapa yang menjadi penyebab.

-produk rusak karena pelanggan

jika produk rusak disebabkan oleh pelanggan atau pemesan, misalnya pelanggan mengubah
spesifikasi produk yang dipesan sehingga produk yang terlanjur dikerjakan tidak terpakai maka
kerugian yang timbul dibebankan kepada pelanggan dengan menambhkan pada kos produk
pesanan. produk rusak dicatat sebagai sediaan.

- produk rusak karena kegagalan internal

produk rusak dapat disebabkan kesalahan karyawan, kerusakan mesin, kesalahan proses, dan lain
sebagainya. kos yang timbul akibatkerusakan ini dan tidak tertutup oleh hasil penjualan produk
rusak dibebankan ke kos overhead aktual dan dilaporkan secara periodik kepada menejemen. jika
kerugian yang ditimbulkan cukup signifikan sehingga mendistorsi kos produksi yang dilaporkan,
sebaiknya kerugian tersebut dilaporkan secara terpisah dan dilporkan di laporan laba rugi sebagai
rugi luar biasa. jika kerusakan dapat diprediksi, tetapi tidak dapat dihilangkan maka sebaiknya
tarif overhead yang ditentukan sebelumnya disesuaikan dengan memasukkan bnilai kerugian dari
produk rusak tersebut.

b. produk cacat

produk cacat dapat diperbaiki. proses pengerjaan produk cacat disebut dengan istilah rework
(pengerjaan kembali. pengerjaan kembali produk dapat disebabkan permintaan pelanggan yang
meminta perubahan spesifikasi. dalam hal mengerjakan ulang disebabkan ke kos pesanan.
pengerjaan kembali juga dapat disebabkan oleh kegagalan internal. dalam hal pengerjaan ulamh
disebabkn olej kegagaln internal, misalnya kecerobohan karyawan, kegagalan proses atau maslah
mesin maka seluruh kos dibebankan ke overhead aktual. jika kos pengerjaan ulang lebih mahal
dari kos membuat produk baru, sebaiknya produk cacat dijual saja.

B. contoh produk rusak dan produk cacat

contoh produk rusak misalnya peroduk cetakan terbuat dari bahan baku plastik, jika cacat tidak
dapat dibetulkan. oleh karena itu disebut spoiled goods. sedangkan produk cacat secara umum,
biasanya adalah kesalahan minor dalam produksi. sebagai contoh di perusahaan sepatu, defective
goods yang terjadi adalah jahitan yang tidak rapih, warna yang kurang cocok, tali sepatu panjang
sebelah dan lain-lain.

3. -produk hilang karena alami atau normal-average

dalam beberapa proses produksi, unit fisik hilang karena adanya penguapan atau proses alami
lainnya yang bukanmerupakan kegagalan internal. kehilangan atau penyusutan unit fisik ini
harus terus dimonitor untuk memperoleh keyakinan bukan karena terjadinya kegagalan internal.
kos dari penusutan atau hilangnya unit fisik ini terserap dalam produk yang masih ada.

- produk hilang karena alami atau normal-FIFO

dalam kasus terjadinya penyusutan secara alami, semua kos produksi hanya dibebankan ke
produk sisanya yang masih ada. penyusutan diperlakukan seolah-olah hanya terjadi dari proses
berjalan, bukan dari barang dalam proses awal. tentu hal ini merupakan penyederhanaan dan
dapat diterima jika peroses produksi sama pada setiap periode.

sumber:

BMP EKMA4315/MODUL 6 hlm 6.1

BMP EKMA4315/MODUL 6 hlm 6.6-6.8

BMP EKMA4315/MODUL 6 hlm 6.25-6.27

Anda mungkin juga menyukai