http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/psikologi-umum/kreativitas
I. TEORI-TEORI KREATIVITAS
A. Pengertian Kreativitas
Menurut Clark Moustakis (1967), ahli psikologi humanistic menyatakan bahwa kreativitas
adalah pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk
terpadu dalam hubungan dengan diri endiri, dengan alam, dan dengan orang lain.
Menurut Rhodes, umumnya kreativitas didefinisikan sebagai Person, Process, Press, Product.
Keempat P ini saling berkaitan, yaitu Pribadi (Person) kreatif yang melibatkan diri dalam proses
(Process) kreatif, dan dengan dorongan dan dukungan (Press) dari lingkungan, menghasilkan
produk (Product) kreatif.
Menurut Hulbeck (1945), “ Creative action is an imposing of one’s own whole personality on the
environment in an unique and characteristic way”. Dimana tindakan kreatif muncul dari
keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya.
Menurut Sternberg (1988), kreativitas merupakan titik pertemuan yang khas antara tiga atribut
psikologis, yaitu intelegensi, gaya kognitif, dan kepribadian/motivasi.
Menurut Baron (1969) yang menyatakan kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan atau
menciptakan sesuatu yang baru.
Menurut Haefele (1962), kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi
baru yang mempunyai makna social.
Menurut Torrance (1988), kreativitas adalah proses merasakan dan mengamati adanya masalah,
membuat dugaan tentang kekurangan (masalah) ini, menilai dan menguji dugaan atau hipotesis,
kemudian mengubah dan mengujinya lagi, dan akhirnya menyampaikan hasil-hasilnya.
II. KESIMPULAN
a. Identifikasi dan Pengukuran Kreativitas
Menurut Dacey (1989), dasar pertimbangan untuk mengukur bakat kreatif anak, yaitu untuk
tujuan pengayaan, remedial, bimbingan kejuruan, evaluasi pendidikan, dan untuk mengkaji
kreativitas pada berbagai tahap kehidupan. Davis (1992) melihat tiga kegunaan utama untuk tes
kreativitas, yaitu ntuk tujuan identifikasi bakat kreatif, penelitian, serta untuk bimbingan dan
konseling.
Kreativitas atau bakat kreatif dapat diukur secara langsung dan tidak langsung, dan dapat
menggunakan metode tes dan non- tes. Ada pula alat untuk mengukur cirri-ciri kepribadian
kreatif, dan dapat dilakukan pengamatan langsung terhadap kinerja kreatif.
Sesuai dengan definisi USOE (U. S Office of Education) yang membedakan enam jenis bakat
dikembangkan alat identifikasi untuk masing-masing bidang tertentu.
Untuk mengukur kemampuan intelektual umum, tes individual lebih cermat, tetapi lebih banyak
memakan waktu dan biaya. Yang sudah dugunakan di Indonesia adalah tes Stanford-Binet dan
Wechsler intelligence Scale for Children. Tes inteligensi kelompok lebih efisien dalam ukuran
waktu dan biaya. Keterbatasannya adalah kita tidak tahu apakah prestasi anak sudah optimal. Di
Indonesiayang sudah banyak digunakan adalah tes Progressive Matrices, Culture-Fair
Intelligence Test dan Tes Inteligensi Kolektif Indonesia yang khusus dikontruksi untuk
Indonesia.
Tes Potensi Akademik (TPA) yang khusus dirancang untuk Indosnesia, dapat digunakan untuk
mengukur bakat akademik, misalnya sejah mana seseorang mampu mengikuti pendidikan tersier.
Tes untuk mengukur bakat kepemimpinan belum banyak digunakan di Indonesia, demikian pula
tes untuk mengukur bakat dalam salah satu bidang seni atau bakat psikomotorik. Tes luar
negeriyang mengukut kreativitas adalah tes dari Guilford yang mengukur kemampuan berpikir
divergen, dengan membedakan aspek kelancaran, kelenturan, orisionalitas dan kerncian dalam
berpikir.
Tes Torrance untuk mengukur berpikir kreatif (Torrance Test of Creative Thinking) dapat
digunakan mulai usia prasekolah sampai tamat sekolah menengah, mempunyai bentuk verbal dan
figural. Tes ini telah digunakan di Indonesia untuk tujuan peneltian. Tes lainnya untuk mengukur
berpikir kreatif dan termasuk baru ialah Tes Berpikir Kreatif-Produksi Menggambar (TRest
forCreative Thinking-Drawing Production) dari Jellen dan Urban (1985). Penilaiannya
mencakup sembilan dimensi.
Tes yang khusus di konstruksi di Indonesia ialah Tes Kreativitas Verbal (Utami
Munandar,1977). Tes ini disusun berdasarkan model Struktur Intelek dari Guilford, dengan
dimensi operasi berpikir divergen, dimensi konten, dimensi berpikir verbal, dan berbeda dalam
dimensi produk. Untuk setiap kategori produk ada satu sub-tes. Ada enam sub-tes, yaitu
permulaan kata, menyusun kata, membentuk kalimat tiga kata, sifat-sifatyang sama, macam-
macam penggunaan, dan apa akibatnya. Setiap sub-tes terdiri dari empat butir. Pada bentuk
parallel (ada dua bentuk) hanya dua butir. Tes ini seperti tes Guilford mengukur kelancara,
kelenturan, orisionalitas, dan elaborasi dalam berpikir. Tahun 1986 telah dilakukan penelitian
pembakuan TKVyang menghasilkan nilai baku untuk umur 10 – 18 tahun, dan pengukuran
“Creative Questient”.
Tes Kreativitas Figural diadaptasi dari Torrance “Circles Test”, dan dibukukan untuk umur 10-
18 tahun oleh Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. TKF kecuali mengukur aspek kreativitas
tersebut di muka, juga mengukur kreativitas sebagai kemampuan untuk kombinasi antara unsure-
unsuryang diberikan.
Skala Sikap Kreatif yang juga khusus disusn di Indonesia mengukur dimensi efektif dari
kreativitas, yaitu sikap kreatif, yang dioperalisasi dalam tujuh dimensi. Skala ini disusun untuk
anak SD dan SMP. Skala Penilaian Anak Berbakat oleh Guru disusun oleh Renzulli dan terdiri
dari empat sub-skala, yaitu untuk mengukur fungsi kognitif (belajar), motivasi, kreativitas dan
kepemimpinan. Sub-skala untuk kreativitas meliputi 10 butir untuk dinilai guru. Akibat
kesuliatan dalam menggunakan alat dari Renzulli, maka disusun Alat Sederhana untuk
Identifikasi Kreativitas, dengan format untuk Sekolah Dasar dan format untuk Sekolah
Menengah. Disnilah dimensi kreativitas digabungka dengan dimensi lain dari keberbakatan.
Skala Nominasi Keberbakatan yang dapat digunakan oleh guru, teman sebaya, dan diri sendiri
dikembangkan oleh Lydia Freyani Akbar untuk siswa SD. Ketiga skala tersebut ternyata
mempunyai hubungan yang bermakan dengan pengubah keberbakatan.