PBAK Kel 7
PBAK Kel 7
Disusun oleh :
Ayu Nurdianti
Kamelia Hinggi Huler
Prisca Lusiana Pasaribu
Suci Srihandayani
Jaenal Saputra
Didip pramudi
Muhammad agung gumelar
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas penyertaan-Nya sehingga makalah ini
dapat kelompok selesaikan. Makalah ini berisi tentang Peran Aktif Mahasiswa Dalam
Mencegah dan Memberantas Korupsi
Makalah ini kami harapkan dapat memberikan ilmu atau pengetahuan tentang Peran
Aktif Mahasiswa Dalam Mencegah dan Memberantas Korupsi, juga kami harapkan dapat
memberi manfaat bagi pembaca, rekan mahasiswa, serta dosen.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih memiliki banyak kekurangan
terutama dari segi penulisan, kata-kata. Maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan makalah ini. Sekian, terima kasih.
Kelompok VII
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
a. LATAR BELAKANG..............................................................................................III
b. RUMUSAN MASALAH .........................................................................................III
c. TUJUAN...................................................................................................................III
d. MANFAAT...............................................................................................................III
e. BAGI MASYARAKAT……………………………………………………………III
f. BAGI PENULIS…………………………………………………………………...III
g. KEASLIAN PENELITI……………………………………………………………III
BAB II PEMBAHASAN
a. KESIMPULAN……………………………………………………………………....2
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Korupsi dalam lingkungan pejabat publik terutama penguasa bukanlah hal
baru. Korupsi tidak hanya masalah nasional tetapi juga masalah internasional. Pelaku-
pelaku korupsi pun banyak dari lingkungan pejabat publik. Sejarah mencatat banyak
pemimpin yang dipilih oleh rakyat karena mengangkat isu pemberantasan korupsi
sebagai tema sentral kampanye mereka. Sungguh ironis, terlepas apakah mereka
benar-benar anti korupsi, dan pada awalnya berupaya keras untuk memberantas
korupsi, ataukah mereka hanya sekedar menggunakan isu korupsi untuk meraih
simpati masa saja, banyak diantara mereka yang jatuh akibat kasus korupsi. Di
Indonesia misalnya, pada awal kepemimpinan presiden Soeharto berupaya secara
serius memberantas korupsi melalui pembentukan berbagai lembaga, tetapi upaya
yang bersifat formalistis tersebut gagal dan bahkan isu korupsi ikut menjatuhkannya
pada tahun 1998. Contoh lain di Filipina, Presiden Estrada terpilih menjadi presiden
melalui pemilu yang bebas dan terbuka pada tahun 1998 dengan mengusung isu
pemberantasan korupsi pada tahun 2001, Estrada kehilangan kekuasaan bahkan
dihukum karena keterlibatannya dalam kasus korupsi.
B. RUMUSAN MASALAH
Memberantas ataupun mencegah praktek korupsi membutuhkan berbagai cara
atau pun strategi yang ampuh. Namun patut dipertimbangkan bahwa cara ataupun
strategi tersebut membutuhkan korelasi dari berbagai pendekatan baik itu hukum,
budaya, etika yang sungguh integral, melekat pada pribadi maupun sistem. Penulis
memberi rumusan masalah : Apakah ada korelasi antara Integritas Pejabat Publik
dengan Tindak Pidana Korupsi?
C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penelitian ini adalah upaya untuk mengetahui korelasi antara
integritas pejabat publik dengan tindak pidana korupsi. Tujuan penelitian ini juga
diharapkan mampu memberi insight (pencerahan) bagi perkembangan ilmu
hukum
D. MANFAAT
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dan
pemikiran khususnya tentang korelasi antara integritas pejabat publik dengan
tindak pidana korupsi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Pejabat Publik “Aparat Penegak Hukum”
1. Sebagai pengingat khususnya untuk pejabat publik bahwa tugas yang
diemban mereka adalah sangat mulia, figur pemimpin yang dapat
mengayomi dan patut diteladani, maka dari itu pejabat publik harus
memiliki dedikasi yang tinggi dalam pelayanan publik, membuat
keputusan-keputusan yang memihak rakyat.
2. Pejabat publik “aparat penegak hukum” adalah orang-orang yang berada
di barisan terdapan dalam melawan korupsi, untuk itu integritas pribadi
sangat dibutuhkan.
E. BAGI MASYARAKAT
1. Menambah pengetahuan masyarakat akan bahaya tindak pidana korupsi dan ambil
bagian dalam sikap moral maupun hukum dalam mencegah terjadinya tindak
pidana korupsi di Indonesia.
2. Mengingat kejahatan korupsi telah merusak sedi-sedi kehidupan diharapkan
masyarakat mendorong mewujudkan hukum dengan tidak melakukan hal yang
sama yakni korupsi.
F. BAGI PENULIS
Menambah wawasan pengetahuan bagi penulis tentang bidang hukum dan
secara khusus untuk lebih mendalami pentingnya integritas dalam menegakan hukum.
G. KEASLIAN PENELITIAN
Penelitian dengan judul “Integritas Pejabat Publik sebagai Upaya Pencegahan
Terhadap Tindak Pidana Korupsi” adalah asli dan benar-benar hasil penelitian penulis
sendiri. Hasil penelitian ini bukanlah merupakan duplikasi atau plagiasi dari karya
ilmiah orang lain. Sejauh penelitian penulis skripsi tetang “Integritas Pejabat Publik”
belum pernah diteliti sebelumnya. Akan tetapi jika
BAB II
PEMBAHASAN
adanya keterkaitan antara damai, adil dan sejahtera. Penegakan hukum yang
mengabaikan keadilan dan nilai yang hendak ditegakkan oleh hukum akan
menjauhkan rasa keadilan masyarakat yang pada gilirannya akan mempengaruhi citra
hukum dan penegakan hukum di masyarakat. Jika kondisi diatas dibiarkan maka
masyarakat akan menempuh cara sendiri untuk menemukan rasa keadilan meskipun
kejahatan luar biasa (extra ordinary crime) yang berdampak sangat luar biasa. Pada
dasarnya korupsi berdampak buruk pada seluruh sendi kehidupan manusia. Korupsi
merupakan salah satu faktor penyebab utama tidak tercapainya keadilan dan
kemakmuran suatu bangsa. Korupsi juga berdampak buruk pada sistem
perekonomian, system demokrasi, sistem politik, sistem hukum, sistem pemerintahan
dan tatanan sosial masyarakat. Yang tidak kalah penting korupsi juga dapat
apa itu korupsi. Banyak sekali definisi mengenai korupsi, namun demikian pengertian
korupsi menurut hukum positif (UU No 31 Tahun 1999 jo UU No.20 tahun 2001
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi) adalah perbuatan setiap orang baik
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi yang dapat merugikan
keuangan negara.
Penyebab terjadinya korupsi bermacam-macam dan banyak ahli
mengklasifiksikan penyebab terjadinya korupsi. Salah satunya Boni Hargen, yang
membagi penyebab terjadinya korupsi menjadi 3 wilayah (media online 2003), yaitu:
Wilayah Irisan antara Individu dan Sistem, dikenal dengan aspek sosial budaya,
yang meliputi hubungan antara politisi, unsur pemerintah dan organisasi non
pemerintah. Selain itu meliputi juga kultur masyarakat yang cenderung permisif
dan kurang perduli dengan hal-hal yang tidak terpuji. Di samping itu terjadinya
pergeseran nilai, logika, sosial, dan ekonomi yang ada dalam masyarakat.Adapun
dampak dari korupsi bagi bangsa Indonesia sangat besar dan komplek.
1. Menurut Soejono Karni, beberapa dampak korupsi adalah
a. rusaknya sistem tatanan masyarakat,
b. ekonomi biaya tinggi dan sulit melakukan efisiensi,
c. munculnya berbagai masalah sosial di masyarakat,
d. penderitaan sebagian besar masyarakat di sektor ekonomi, administrasi,
politik, maupun hukum,
e. yang pada akhirnya menimbulkan sikap frustasi, ketidakpercayaan, apatis
terhadap pemerintah yang berdampak kontraproduktif terhadap
pembangunan.
apa yang dimilikinya yang dapat digunakan untuk menghadapi peperangan melawan
korupsi.
Apabila kita menilik ke dalam untuk mengetahui apa hakekat dari mahasiswa,
maka kita akan mengetahui bahwa mahasiswa mempunyai banyak sekali sisi. Disatu
mencegah orang untuk menjadi serakah, egois, dan bersikap negatif lainnya. Dengan
berbekal hal-hal tersebut, mahasiswa akan dapat menjadi agen pembaharu yang
akan dapat melakukan perbaikan terhadap kondisi yang ada kearah yang lebih baik.
Di sisi lain, mahasiswa juga dituntut berperan untuk melakukan kontrol sosial
terhadap penyimpangan yang terjadi terhadap sistem, norma, dan nilai-nilai yang ada
dalam masyarakat. Selain itu, Mahasiswa juga dapat berperan dalam mempengaruhi
kebijakan publik dari pemerintah.
Usaha-usaha yang dapat dilakukan oleh mahasiswa untuk mempengaruhi
keputusan politik adalah dengan melakukan penyebaran informasi/tanggapan atas
diskusi terbuka dengan pihak-pihak yang berkompeten. Selain itu, mahasiswa juga
jumlah besar. Di samping itu, mahasiswa mempunyai jaringan yang luas, baik antar
dikoordinasikan dengan baik akan menjadi kekuatan yang sangat besar untuk
menekan pemerintah.
pembenahan terhadap diri dan kampusnya. Dengan kata lain, mahasiswa harus
mendemonstrasikan bahwa diri dan kampusnya harus bersih dan jauh dari perbuatan
korupsi. Untuk mewujudkan hal tersebut, upaya pemberantasan korupsi dimulai dari
awal masuk perkuliahan. Pada masa ini merupakan masa penerimaan mahasiswa,
kepada pihak-pihak yang berwenang atas penyelewengan yang ada. Selain itu,
A. Kesimpulan
Dengan kekuatan yang dimilikinya berupa semangat dalam menyuarakan dan
memperjuangkan nilai-nilai kebenaran serta keberanian dalam menentang segala
bentuk ketidak adilan, mahasiswa menempati posisi yang penting dalam upaya
pemberantasan korupsi di Indonesia. Kekuatan tersebut bagaikan pisau yang bermata
dua, di satu sisi, mahasiswa mampu mendorong dan menggerakkan masyarakat untuk
bertindak atas ketidakadilan sistem termasuk didalamnya tindakan penyelewengan
jabatan dan korupsi. Sedangkan di sisi yang lain, mahasiswa merupakan faktor
penekan bagi penegakan hukum bagi pelaku korupsi serta pengawal bagi terciptanya
kebijakan publik yang berpihak kepada kepentingan masyarakat banyak.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.bpkp.go.id/public/upload/unit/investigasi/files/Gambar/PDF/
peranan_mahasiswa.pdf.
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/11520/liza-peranan-PROSIDING
%20PENELITIAN%20SEMNAS%20UII%202017_214-225.pdf?sequence=1&isAllowed=y.
http://e-journal.uajy.ac.id/4529/2/1HK09937.pdf.