Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PERAN AKTIF MAHASISWA

DALAM MENCEGAH DAN MEMBERANTAS KORUPSI


MATA KULIAH PERILAKU BUDAYA ANTI KORUPSI

Disusun oleh :
 Ayu Nurdianti
 Kamelia Hinggi Huler
 Prisca Lusiana Pasaribu
 Suci Srihandayani
 Jaenal Saputra
 Didip pramudi
 Muhammad agung gumelar

AKADEMIK KEPERAWATAN YATNA YUANA LEBAK


( Tahun ajaran 2020/2021 )
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas penyertaan-Nya sehingga makalah ini
dapat kelompok selesaikan. Makalah ini berisi tentang Peran Aktif Mahasiswa Dalam
Mencegah dan Memberantas Korupsi

Makalah ini kami harapkan dapat memberikan ilmu atau pengetahuan tentang Peran
Aktif Mahasiswa Dalam Mencegah dan Memberantas Korupsi, juga kami harapkan dapat
memberi manfaat bagi pembaca, rekan mahasiswa, serta dosen.

Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih memiliki banyak kekurangan
terutama dari segi penulisan, kata-kata. Maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan makalah ini. Sekian, terima kasih.

Rangkasbitung, 08 November 2022

Kelompok VII
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

a. LATAR BELAKANG..............................................................................................III
b. RUMUSAN MASALAH .........................................................................................III
c. TUJUAN...................................................................................................................III
d. MANFAAT...............................................................................................................III
e. BAGI MASYARAKAT……………………………………………………………III
f. BAGI PENULIS…………………………………………………………………...III
g. KEASLIAN PENELITI……………………………………………………………III

BAB II PEMBAHASAN

A. PERAN MAHASISWA DALAM GERAKAN ANTI KORUPSI…………………1


B. APA ITU KORUPSI………………………………………………………………..1
C. STRATEGI PEMBERANTASAN KORUPSI……………………………………..1
D. MAHASISWA DAN POTENSI YANG DI MILIKI………………………………1
E. PERAN MAHASISWA DALAM PEMBERANTASAN KORUPSI PERAN
MAHASISWA DI LINGKUNGAN KAMPUS……………………………………1
F. PERAN MAHASISWA DALAM MASYARAKAT DAN PENENTUAN
KEBIJAKAN PUBLIK…………………………………………………………….1
BAB III PENUTUP

a. KESIMPULAN……………………………………………………………………....2
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Korupsi dalam lingkungan pejabat publik terutama penguasa bukanlah hal
baru. Korupsi tidak hanya masalah nasional tetapi juga masalah internasional. Pelaku-
pelaku korupsi pun banyak dari lingkungan pejabat publik. Sejarah mencatat banyak
pemimpin yang dipilih oleh rakyat karena mengangkat isu pemberantasan korupsi
sebagai tema sentral kampanye mereka. Sungguh ironis, terlepas apakah mereka
benar-benar anti korupsi, dan pada awalnya berupaya keras untuk memberantas
korupsi, ataukah mereka hanya sekedar menggunakan isu korupsi untuk meraih
simpati masa saja, banyak diantara mereka yang jatuh akibat kasus korupsi. Di
Indonesia misalnya, pada awal kepemimpinan presiden Soeharto berupaya secara
serius memberantas korupsi melalui pembentukan berbagai lembaga, tetapi upaya
yang bersifat formalistis tersebut gagal dan bahkan isu korupsi ikut menjatuhkannya
pada tahun 1998. Contoh lain di Filipina, Presiden Estrada terpilih menjadi presiden
melalui pemilu yang bebas dan terbuka pada tahun 1998 dengan mengusung isu
pemberantasan korupsi pada tahun 2001, Estrada kehilangan kekuasaan bahkan
dihukum karena keterlibatannya dalam kasus korupsi.

B. RUMUSAN MASALAH
Memberantas ataupun mencegah praktek korupsi membutuhkan berbagai cara
atau pun strategi yang ampuh. Namun patut dipertimbangkan bahwa cara ataupun
strategi tersebut membutuhkan korelasi dari berbagai pendekatan baik itu hukum,
budaya, etika yang sungguh integral, melekat pada pribadi maupun sistem. Penulis
memberi rumusan masalah : Apakah ada korelasi antara Integritas Pejabat Publik
dengan Tindak Pidana Korupsi?

C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penelitian ini adalah upaya untuk mengetahui korelasi antara
integritas pejabat publik dengan tindak pidana korupsi. Tujuan penelitian ini juga
diharapkan mampu memberi insight (pencerahan) bagi perkembangan ilmu
hukum
D. MANFAAT
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dan
pemikiran khususnya tentang korelasi antara integritas pejabat publik dengan
tindak pidana korupsi.

2. Manfaat Praktis
a. Bagi Pejabat Publik “Aparat Penegak Hukum”
1. Sebagai pengingat khususnya untuk pejabat publik bahwa tugas yang
diemban mereka adalah sangat mulia, figur pemimpin yang dapat
mengayomi dan patut diteladani, maka dari itu pejabat publik harus
memiliki dedikasi yang tinggi dalam pelayanan publik, membuat
keputusan-keputusan yang memihak rakyat.
2. Pejabat publik “aparat penegak hukum” adalah orang-orang yang berada
di barisan terdapan dalam melawan korupsi, untuk itu integritas pribadi
sangat dibutuhkan.

E. BAGI MASYARAKAT
1. Menambah pengetahuan masyarakat akan bahaya tindak pidana korupsi dan ambil
bagian dalam sikap moral maupun hukum dalam mencegah terjadinya tindak
pidana korupsi di Indonesia.
2. Mengingat kejahatan korupsi telah merusak sedi-sedi kehidupan diharapkan
masyarakat mendorong mewujudkan hukum dengan tidak melakukan hal yang
sama yakni korupsi.

F. BAGI PENULIS
Menambah wawasan pengetahuan bagi penulis tentang bidang hukum dan
secara khusus untuk lebih mendalami pentingnya integritas dalam menegakan hukum.

G. KEASLIAN PENELITIAN
Penelitian dengan judul “Integritas Pejabat Publik sebagai Upaya Pencegahan
Terhadap Tindak Pidana Korupsi” adalah asli dan benar-benar hasil penelitian penulis
sendiri. Hasil penelitian ini bukanlah merupakan duplikasi atau plagiasi dari karya
ilmiah orang lain. Sejauh penelitian penulis skripsi tetang “Integritas Pejabat Publik”
belum pernah diteliti sebelumnya. Akan tetapi jika
BAB II
PEMBAHASAN

A. PERAN MAHASISWA DALAM GERAKAN ANTI KORUPSI


Penegakan hukum merupakan syarat mutlak bagi upaya-upaya penciptaan
Indonesia yang damai dan sejahtera. Apabila hukum ditegakkan, maka kepastian, rasa
aman, tenteraman ataupun kehidupan yang rukun akan dapat terwujud.
Ketiadaan penegakan hukum akan menghambat pencapaian masyarakat
memenuhi kebutuhan hidupnya (Chaerudin, dkk, 2008) Hal tersebut menunjukkan

adanya keterkaitan antara damai, adil dan sejahtera. Penegakan hukum yang
mengabaikan keadilan dan nilai yang hendak ditegakkan oleh hukum akan
menjauhkan rasa keadilan masyarakat yang pada gilirannya akan mempengaruhi citra
hukum dan penegakan hukum di masyarakat. Jika kondisi diatas dibiarkan maka

masyarakat akan menempuh cara sendiri untuk menemukan rasa keadilan meskipun

bertentangan dengan norma dan hukum yang ada.


Menurut Soerjono Soekanto, secara konsepsional inti dari arti penegakan
hukum terletak pada kegiatan menyerasikan hubungan nilai-nilai yang terjabarkan di

dalam kaidah-kaidah yang mantap dan mengejawantah, sikap tindak sebagai

rangkaian penjabaran nilai tahap akhir, untuk menciptakan, memelihara dan

mempertahankan kedamaian pergaulan hidup (Rahardjo, 2009) Korupsi adalah

kejahatan luar biasa (extra ordinary crime) yang berdampak sangat luar biasa. Pada

dasarnya korupsi berdampak buruk pada seluruh sendi kehidupan manusia. Korupsi
merupakan salah satu faktor penyebab utama tidak tercapainya keadilan dan
kemakmuran suatu bangsa. Korupsi juga berdampak buruk pada sistem
perekonomian, system demokrasi, sistem politik, sistem hukum, sistem pemerintahan

dan tatanan sosial masyarakat. Yang tidak kalah penting korupsi juga dapat

merendahkan martabat suatu bangsa dalam tata pergaulan Internasional.

B. APA ITU KORUPSI?


Dalam seni perang, terdapat ungkapan “untuk memenangi peperangan harus
mengenal lawan dan mengenali diri sendiri”. Untuk itu, mahasiswa harus mengetahui

apa itu korupsi. Banyak sekali definisi mengenai korupsi, namun demikian pengertian

korupsi menurut hukum positif (UU No 31 Tahun 1999 jo UU No.20 tahun 2001

tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi) adalah perbuatan setiap orang baik

pemerintahan maupun swasta yang melanggar hukum melakukan perbuatan

memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi yang dapat merugikan
keuangan negara.
Penyebab terjadinya korupsi bermacam-macam dan banyak ahli
mengklasifiksikan penyebab terjadinya korupsi. Salah satunya Boni Hargen, yang

membagi penyebab terjadinya korupsi menjadi 3 wilayah (media online 2003), yaitu:

 Wilayah Individu, dikenal sebagai aspek manusia yang menyangkut moralitas


personal serta kondisi situasional seperti peluang terjadinya korupsi termasuk di
dalamnya adalah faktor kemiskinan.
 Wilayah Sistem, dikenal sebagai aspek institusi/administrasi. Korupsi dianggap
sebagai konsekuensi dari kerja sistem yang tidak efektif. Mekanisme kontrol yang

lemah dan kerapuhan sebuah sistem memberi peluang terjadinya korupsi.

 Wilayah Irisan antara Individu dan Sistem, dikenal dengan aspek sosial budaya,
yang meliputi hubungan antara politisi, unsur pemerintah dan organisasi non

pemerintah. Selain itu meliputi juga kultur masyarakat yang cenderung permisif

dan kurang perduli dengan hal-hal yang tidak terpuji. Di samping itu terjadinya

pergeseran nilai, logika, sosial, dan ekonomi yang ada dalam masyarakat.Adapun
dampak dari korupsi bagi bangsa Indonesia sangat besar dan komplek.
1. Menurut Soejono Karni, beberapa dampak korupsi adalah
a. rusaknya sistem tatanan masyarakat,
b. ekonomi biaya tinggi dan sulit melakukan efisiensi,
c. munculnya berbagai masalah sosial di masyarakat,
d. penderitaan sebagian besar masyarakat di sektor ekonomi, administrasi,
politik, maupun hukum,
e. yang pada akhirnya menimbulkan sikap frustasi, ketidakpercayaan, apatis
terhadap pemerintah yang berdampak kontraproduktif terhadap
pembangunan.

C. Strategi Pemberantasan Korupsi


Upaya memerangi korupsi bukanlah hal yang mudah. Dari pengalaman
Negaranegara lain yang dinilai sukses memerangi korupsi, segenap elemen bangsa
dan masyarakat harus dilibatkan dalam upaya memerangi korupsi melalui cara-cara
yang simultan.
Upaya pemberantasan korupsi meliputi beberapa prinsip, antara lain:
a. memahami hal-hal yang menjadi penyebab korupsi,
b. upaya pencegahan, investigasi, serta edukasi dilakukan secara bersamaan,
c. tindakan diarahkan terhadap suatu kegiatan dari hulu sampai hilir (mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan aspek kuratifnya) dan meliputi
berbagaui elemen. Sebagaimana Hong Kong dengan ICAC-nya, maka strategi
yang perlu dikembangkan adalah strategi memerangi korupsi dengan pendekatan
tiga pilar yaitu preventif, investigative dan edukatif.
Strategi preventif adalah strategi upaya pencegahan korupsi melalui perbaikan
system dan prosedur dengan membangun budaya organisasi yang mengedepankan
prinsip-prinsip fairness, transparency, accountability & responsibility yang
mampu mendorong setiap individu untuk melaporkan segala bentuk korupsi yang
terjadi.
Strategi investigatif adalah upaya memerangi korupsi melalui deteksi,
investigasi dan penegakan hukum terhadap para pelaku korupsi. Sedangkan
strategi edukatif adalah upaya pemberantasan korupsi dengan mendorong
masyarakat untuk berperan serta memerangi korupsi dengan sesuai dengan
kapasitas dan kewenangan masing-masing. Kepada masyarakat perlu ditanamkan
nilai-nilai kejujuran (integrity) serta kebencian terhadap korupsi melalui pesan-
pesan moral.

D. Mahasiswa dan Potensi yang dimilikinya


Selain mengenal karakteristik korupsi, pengenalan diri diperlukan untuk
menentukan strategi yang efektif yang akan digunakan. Dalam kaitannya dengan hal
tersebut, mahasiswa harus menyadari siapa dirinya, dan kekuatan dan kemampuan

apa yang dimilikinya yang dapat digunakan untuk menghadapi peperangan melawan
korupsi.
Apabila kita menilik ke dalam untuk mengetahui apa hakekat dari mahasiswa,
maka kita akan mengetahui bahwa mahasiswa mempunyai banyak sekali sisi. Disatu

sisi mahasiswa merupakan peserta didik, dimana mahasiswa diproyeksikan menjadi


birokrat, teknokrat, pengusaha, dan berbagai profesi lainnya. Dalam hal ini

mahasiswa dituntut untuk memiliki kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan


kecerdasan spiritual. Hal tersebut disebabkan kecerdasan intelektual tidak dapat

mencegah orang untuk menjadi serakah, egois, dan bersikap negatif lainnya. Dengan

berbekal hal-hal tersebut, mahasiswa akan dapat menjadi agen pembaharu yang

handal, yang menggantikan peran-peran pendahulunya di masa yang akan datang

akan dapat melakukan perbaikan terhadap kondisi yang ada kearah yang lebih baik.
Di sisi lain, mahasiswa juga dituntut berperan untuk melakukan kontrol sosial
terhadap penyimpangan yang terjadi terhadap sistem, norma, dan nilai-nilai yang ada

dalam masyarakat. Selain itu, Mahasiswa juga dapat berperan dalam mempengaruhi
kebijakan publik dari pemerintah.
Usaha-usaha yang dapat dilakukan oleh mahasiswa untuk mempengaruhi
keputusan politik adalah dengan melakukan penyebaran informasi/tanggapan atas

kebijakan pemerintah dengan melakukan membangun opini public, jumpa pers,

diskusi terbuka dengan pihak-pihak yang berkompeten. Selain itu, mahasiswa juga

menyampaikan tuntutan dengan melakukan demonstrasi dan pengerahan massa dalam

jumlah besar. Di samping itu, mahasiswa mempunyai jaringan yang luas, baik antar

mahasiswa maupun dengan lembaga-lembaga swadaya masyarakat sehingga apabila

dikoordinasikan dengan baik akan menjadi kekuatan yang sangat besar untuk
menekan pemerintah.

E. Peran Mahasiswa dalam Pemberantasan Korupsi Peran Mahasiswa


di lingkungan kampus.
Untuk dapat berperan secara optimal dalam pemberantasan korupsi adalah

pembenahan terhadap diri dan kampusnya. Dengan kata lain, mahasiswa harus

mendemonstrasikan bahwa diri dan kampusnya harus bersih dan jauh dari perbuatan

korupsi. Untuk mewujudkan hal tersebut, upaya pemberantasan korupsi dimulai dari

awal masuk perkuliahan. Pada masa ini merupakan masa penerimaan mahasiswa,

dimana mahasiswa diharapkan mengkritisi kebijakan internal kampus dan sekaligus

melakukan pressure kepada pemerintah agar undang-undang yang mengatur

pendidikan tidak memberikan peluang terjadinya korupsi. Di samping itu, mahasiswa

melakukan kontrol terhadap jalannya penerimaan mahasiswa baru dan melaporkan

kepada pihak-pihak yang berwenang atas penyelewengan yang ada. Selain itu,

mahasiswa juga melakukan upaya edukasi terhadap rekan-rekannya ataupun calon


mahasiswa untuk menghindari adanya
Keterlibatan mahasiswa dalam gerakan anti korupsi di lingkungan kampus
dapat dibagi ke dalam dua wilayah, yaitu :
1. Untuk individu mahasiswanya sendiri
Seorang mahasiswa diharapkan dapat mencegah agar dirinya sendiri tidak
berprilaku koruptif dan tidak korupsi
2. Untuk komunitas mahasiswanya
Seorang mahasiswa diharapkan dapat mencegah agar rekan-rekannya sesama
mahasiswa dan organisasi kemahasiswaan di kampus tidak berprilaku koruptif dan

tidak korupsi.praktik-praktik yang tidak sehat dalam proses penerimaan


mahasiswa.

F. Peran Mahasiswa dalam Masyarakat dan penentuan kebijakan


publik.
Mahasiswa merupakan bagian dari masyarakat, mahasiswa merupakan factor
pendorong dan pemberi semangat sekaligus memberikan contoh dalam menerapkan
perilaku terpuji. Peran mahasiswa dalam masyarakat secara garis besar dapat
digolongkan menjadi peran sebagai kontrol sosial dan peran sebagai pembaharu yang
diharapkan mampu melakukan pembaharuan terhadap sistem yang ada. Salah satu
contoh yang paling fenomenal adalah peristiwa turunnya orde baru dimana
sebelumnya di dahului oleh adanya aksi mahasiswa yang masif di seluruh Indonesia.
Sebagai kontrol sosial, mahasiswa dapat melakukan peran preventif terhadap korupsi
dengan membantu masyarakat dalam mewujudkan ketentuan dan peraturan yang adil
dan berpihak pada rakyat banyak, sekaligus mengkritisi peraturan yang tidak adil dan
tidak berpihak pada masyarakat.
Kontrol terhadap kebijakan pemerintah tersebut perlu dilakukan karena
banyak sekali peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang hanya berpihak pada
golongan tertentu saja dan tidak berpihak pada kepentingan masyarakat banyak.
Kontrol tersebut bisa berupa tekanan berupa demonstrasi ataupun dialog dengan
pemerintah maupun pihak legislatif. Mahasiswa juga dapat melakukan peran edukatif
dengan memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada masyarakat baik pada saat
melakukan kuliah kerja lapangan atau kesempatan yang lain mengenai masalah
korupsi dan mendorong masyarakat berani melaporkan adanya korupsi yang
ditemuinya pada pihak yang berwenang. Selain itu, mahasiswa juga dapat melakukan
strategi investigatif dengan melakukan pendampingan kepada masyarakat dalam
upaya penegakan hukum terhadap pelaku korupsi serta melakukan tekanan kepada
aparat penegak hukum untuk bertindak tegas terhadap pelaku tindak pidana korupsi.
Tekanan tersebut bisa berupa demonstrasi ataupun pembentukan opini publik.
Hal yang sama dilakukan oleh mahasiswa atau kelompok mahasiswa untuk
mengamati lingkungan di lingkungan masyarakat sekitar, misalnya:
1. Apakah kantor-kantor pemerintah menjalankan fungsi pelayanan kepada
masyarakatnya dengan sewajarnya: pembuatan KTP, SIM, KK, laporan
kehilangan. Adakah biaya yang diperlukan untuk pembuatan surat menyurat,
pembuatan suratsurat atau dokumen tersebut? wajarkah jumlah biaya tersebut?
2. Apakah akses publik kepada berbagai informasi sudah didapatkan?
3. Apakah pelayanan publik untuk masyarakat miskin sudah memadai? misalnya:
pembagian kompor gas, Bantuan Langsung Tunai, dan sebagainya
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dengan kekuatan yang dimilikinya berupa semangat dalam menyuarakan dan
memperjuangkan nilai-nilai kebenaran serta keberanian dalam menentang segala
bentuk ketidak adilan, mahasiswa menempati posisi yang penting dalam upaya
pemberantasan korupsi di Indonesia. Kekuatan tersebut bagaikan pisau yang bermata
dua, di satu sisi, mahasiswa mampu mendorong dan menggerakkan masyarakat untuk
bertindak atas ketidakadilan sistem termasuk didalamnya tindakan penyelewengan
jabatan dan korupsi. Sedangkan di sisi yang lain, mahasiswa merupakan faktor
penekan bagi penegakan hukum bagi pelaku korupsi serta pengawal bagi terciptanya
kebijakan publik yang berpihak kepada kepentingan masyarakat banyak.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.bpkp.go.id/public/upload/unit/investigasi/files/Gambar/PDF/
peranan_mahasiswa.pdf.
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/11520/liza-peranan-PROSIDING
%20PENELITIAN%20SEMNAS%20UII%202017_214-225.pdf?sequence=1&isAllowed=y.
http://e-journal.uajy.ac.id/4529/2/1HK09937.pdf.

Anda mungkin juga menyukai