Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

TENTANG KEBENARAN

Disusun Oleh :
Kelompok
1.Wahyu Budi Santoso
2. Qeis Al hafis
3. Muhamad Desfan Perdiansyah
4. Jaenal Saputra
5. M Agung Gumelar

AKADEMI KEPERAWATAN YATNA YUANA LEBAK


Jln. Jendral Sudirman Km 2 Rangkasbitung, Lebak – Banten
Tahun 2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan
rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai pada
waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya
makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Rangkasbitung, 5 November 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Terapi Komplementer Pada Pasien Gastritis Dengan Teknik Napas Dalam 2


B. Terapi Komplementer Pada Pasien Gastritis Dengan Perasan Air Kunyit...3
C. Terapi Komplementer Pada Pasien Gastritis Dengan Guided Imagery........4
BAB III PENUTUP

Daftar pustaka......................................................................................................................6

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk multidimensi yang serba unik. Dalam dirimanusia terdapat
rahasia yang tidak pernah terungkap secara tuntas. Atas dasarsemuanya ini pula, maka
manusia menyandang banyak predikat. Seperti halnyaphicantropus erectus, homo erectus,
dan homo economicus.Diantara keunikan yang khusus dimiliki oleh manusia adalah
kemampuanberfikir dan rasa ingin tahu. Dengan adanya rasa ingin tahu ini manusia
terdoronguntuk terus bertanya tentang diri dan apa-apa yang ada di
sekelilingnya.Dorongan ingin tahu manusia ternyata tidak hanya sampai pada rasa
puasakan kebenaran yang telah ditemukan. Kebenaran-kebenaran yang
berdasarpengalaman, tampaknya bukan hanya “pelabuhan” akhir bagi
keingintahuanmanusia. Rasa ingin tahu manusia untuk terus berkelana denganpikirannya,
guna menemukan jawaban mengenai setiap masalah yangdihadapinya. Hingga akhirnya
muncul suatu ilmu pengetahuan
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Pengertian Kebeneran ?
C. Tujuan
a. Agar mampu mengetahui apa itu kebenaran.
b. Mampu mengetahui teori kebenaran

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian

Poedjawiyatna(1987:16),Kebenaran adalah persesuaian antara pengetahuan dan objeknya


Aristoteles, Kebenaran adalah soal kesesuaian antara apa yang diklaim sebagai diketahui
dengan kenyataan yang sebenarnya. Benar dan salah adalah soal sesuai apa tidaknya apa
yang dikatakan dengan kenyataan sebagaimana adanya
Beragam pengertian mempergunakan lambang yang sama. Apa itu arti kebenaran dalam
ungkapan pengetahuan yang benar ? kebenrana adalah soal hubungan antara
pengetahuan dan apa yang jadi obyeknya, yaitu apabila terdapat persesuaian dalam
hubungan antara obyek dan pengetahuan tentang obyek itu.1 Dengan demikian masalah
pengetahuan adalah masalah hubungan antara ide-ide kita dengan dunia realitas. Hal itu
membawa kepada perdebatan antara kaum empirisme dan idealisme. Lebih lanjut
Hamami mengatakan bahwa setiap subjek yang memiliki pengetahuan akan memiliki
persepsi dan pengertian yang berbeda-beda satu dengan lainnya tentang kebenaran,
karena kebenaran tidak bisa dilepaskan dari makna yang dikandung dalam suatu
pernyataan atau statement (proposisi).

B. SIFAT-SIFAT KEBENARAN

1. Kebenaran berkaitan dengan kualitas pengetahuan

2. Kebenaran dikaitkan dengan sifat atau karakteristik dari bagaimana cara atau dengan alat
apakah seseorang membangun pengetahuannya

3. Kebenaran yang dikaitkan atas ketergantungan terjadinya pengetahuan

C. MACAM-MACAM KEBENARAN

Kebenaran Pribadi (Subyektif)

Yaitu kebenaran menurut sudut pandang orang tertentu, yang cenderung bersifat
subyektif. Dia akan menilai benar atau tidaknya sesuatu hanya berdasarkan atas
anggapan, persepsi, kesimpulan, atau keyakinannya sendiri. Bahkan, tak jarang
penilainnya disertai oleh prasangka, stereotipe, labeling, dan muatan suudzhan.
Penilaiannya pun dipengaruhi oleh kondisi psikologis saat itu, seperti rasa senang atau
tidak senang, kedekatan emosional, dan pengalaman masa lalu. Kebenaran subyektif juga
dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti latar belakang pendidikan, keluarga, sosial-
budaya, dan status ekonomi.

Ciri-ciri kebenaran ini adalah ia merasa benar sendiri, sedangkan orang lain salah. Ia tak
pernah merasa salah. Seringnya menyalahkan orang lain.

Kebenaran Kolektif (Obyektif)


1
Ibid. Hlm. 31

5
Yaitu kebenaran menurut sudut pandang bersama. Kolektif di sini bisa berupa kelompok,
lembaga, bangsa, agama, atau lainnya. Sebuah kebenaran diakui dan diyakini bersama.
Kebenaran yang telah menjadi konsensus bersama. Kebenaran yang bersifat umum dan
ditaati bersama. Sekalipun obyektif, kebenaran ini tidaklah berlaku secara universal,
karena hanya milik kelompok, lembaga, atau bangsa tersebut. Sedangkan bagi kelompok,
lembaga, atau bangsa lain bisa saja dianggap salah. Karena tak jarang juga mereka masih
bersifat subyektif, merasa kelompoknya yang paling benar, sementara kelompok lain
adalah keliru.

Kebenaran Sejati (Tunggal)

Yaitu kebenaran yang sebenar-benarnya kebenaran. Karena kebenaran ini dimiliki oleh si
pemilik kebenaran itu sendiri, yaitu Allah Yang Mahabenar. Dari Dia-lah asal-muasal
kebenaran. Tiada yang dapat membantah kebenaran dari-Nya. Kebenaran sejati berlaku
bagi semua orang, di mana pun dan kapan pun, dalam kondisi dan situasi apapun; kecuali
bagi orang yang tidak mengimaninya.

D. CARA MENEMUNKAN KEBENARAN

cara-cara untuk menemukan kebenarandiuraikan oleh Hartono Kasmadi, dkk., (1990),


sebagai berikut:

1. Penemuan secara kebetulan.

2. Penemuan 'Coba dan Ralat' (Trial and Error).

3. Penemuan melalui otoritas atau kewibawaan

4. Penemuan secara spekulatif

5. Penemuan kebenaran lewat cara berpikir kritis

6. Penemuan kebenaran melalui penelitian ilmiah

Contoh sikap kebenaran dalam kehidupan sehari hari bisa digunakan dalam berbagai hal,
selama hal tersebut positif. Penerapan sikap ini dapat dilakukan baik di lingkungan,
sekolah, atau tempat kerja yaitu sebagai berikut :

 1.Berani mengungkap kebenaran

 2.Berani mengakui kesalahan

 3.Berani untuk memperjuangkan hak

 4.Berani bertindak jika terjadi kejahatan

6
 5.Berani mengur orang apabila orang tersebut melakukan kesalahan

 6.Berani untuk menjadi pemimpin


E. Teori-Teori Kebenaran

1. Teori kebenaran koherensi (Coherensi Theory of Truth) menegaskan bahwa suatu


proposisi (pernyataan suatu pengetahuan) diakui benar jika proposisi itu memiliki
hubungan gagasan-gagasan dari proposi-proposi sebelumnya yang juga benar dan dapat
dibuktika secara logis sesuai ketentuan-ketentuan logika.
Contoh :
Semua manusia membutuhkan air
Rudi adalah seorang manusia
Jadi, Rudi membutuhkan air.

2. Teori kebenaran Korespondensi/Saling bersesuaian (Correspondence Theory Of Truth)


Mengatakan bahwa suatu pengetahuan itu sahih apabila proposi bersesuaian dengan realitas yang
menjadi objek pengetahuan itu.theory ini berhubungan erat dengan kebenaran dan kepastian,
sehingga dengan demikian kebenaran pengetahuan itu dapat dibuktikan secara langsung.
Contoh-contoh:
Semua besi bila dipanaskan akan memuai.
Jakarta adalah ibukota negara RI
Pancasila adalah dasar negara RI
Orang Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa
Sebagian besar mahasiswa FIP adalah perempuan.

3. Teori kebenran Pragmatis (pragmatical Theory Of Truth) menegaskan bahwa pengetahuan itu
sahih jikalau proposinya memiliki konsekuensi-konsekuensi kegunaan atau benar-benar
bermanfaat bagi yang memiliki pengetahuan itu. Teori ini telah dikenal secara tradisional.
Contoh:
 Pernyataan “Semua besi bila dipanaskan akan memuai” mempunyai kebenaran pragmatis
bagi tukang pandai besi atau pabrik untuk mengolah besi sehingga menjadi alat-alat yang
bermanfaat bagi manusia.
 Misalnya, ada peristiwa kebakaran. Pernyataan tentang apa sebab kebakaran tidak
bermanfaat, maka tidak benar. Hal yang benar adalah tindakan cepat untuk memadamkan api
seperti mencari ember dan air, menelepon pemadam kebakaran, dsb.

4. Teori Kebenaran Logika yang berlebih-lebihan (Logical Superfluity Theory Of Truth)


hendak menunjukkan bahwa proposisi logis yang memiliki term berbeda tetapi berisi
informasi sama tak perlu dibuktikan lagi, atau ia telah menjadi suatu bentuk logik yang
berlebih-lebihan. Contohnya : Siklus adalah lingkaran atau lingkaran adalah dan

7
sebagainya. Dengan demikian, proposisi lingkaran itu bulat tak perlu dibuktikan lagi
kebenarannya2.

5. Teori kebenaran consensusSuatu pernyataan dikatakan benar apabila dihasilkan dari


suatu konsensus bersama (kesepakatan). Untuk mencapai konsensus, ada syarat-syarat
yang harus dipenuhi. Menurut Jurgen Habermas, konsensus harus memenuhi syarat:
Keterpahaman  hal yang dibicarakan dapat dipahami
diskursus/wacana,  ada dialog antar ide
ketulusan/kejujuran  semua kepentingan/interest dikemukakan sehingga ada
keterbukaan
Otoritas orang yang terlibat dalam konsensus memang memiliki kewenangan untuk itu
sehingga keputusannya dapat dipertanggungjawabkan.

Contoh :
 Kesepakatan para bapak pendiri negara tentang dasar negara Pancasila
 Konsensus anggota MPR untuk mengubah/mengamandemen UUD 1945 sebagai
salah satu wujud dari agenda reformasi hukum
 Kesepakatan komunitas ilmiah (ilmuwan) dalam menetapkan paradigma dan metode
ilmiah bidang ilmu masing-masing.
F. Analisis
kebenaran selalu berkaitan dengan dimensi keilmuan akan tetapi perlu disadari bahwa
kebenaran yang bersandar pada ilmu tidak sepenuhnya mutlak, sebab sandaran ilmu
selalu dipengaruhi oleh pilihan, selalu tidak pernah menyeluruh, selalu dipengaruhi oleh
realitas ruang dan waktu dan hasilnya selalu berubah sehingga akan mempengaruhi pada
realitas kebenaran yang ada. jadi dapat disimpulkan bahwa kebenaran yang bersandar
pada ilmu bersifat relatif.

2
Jan Hendrik Rapar,Pengantar Filsafat,(Yogyakarta,KANISIUS,1996),hlm 42-43.

8
BABII
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Atabik, Ahmad. "Teori kebenaran perspektif filsafat ilmu: Sebuah kerangka untuk
memahami konstruksi pengetahuan agama." Fikrah 2.2 (2014).
Harefa, Beniharmoni. "Kebenaran hukum perspektif filsafat hukum." Jurnal Komunikasi
Hukum (JKH) 2.1 (2016).
https://www.kompasiana.com/m.trimanto/59b77c552d622c4f311734f2/tiga-macam-
kebenaran

Anda mungkin juga menyukai