Anda di halaman 1dari 16

LAMBAN BELAJAR

JENJANG PROBLEMATIKA DAN PENDEKATAN CATATAN


KEBUTUHAN
TKLB 1. Anak Lamban 2. Pendekatan anak 3. Catatan anak
Belajar jenjang lamban belajar di lamban belajar di
TKLB TKLB TKLB
1. Masalah/ Dalam Dalam
kebutuhan anak pembelajaran, anak setiap
lamban belajar di lamban belajar pembelajaran
TKLB memerlukan apapun yang
a. Anak kesulitan pendekatan- dilakukan oleh
memahami pendekatan yang anak lamban
bentuk huruf cocok dengan belajar harus ada
dan angka karakteristinya. pengukuhan untuk
b. Anak mudah Meliputi : meningkatkan
lupa dan tidak a. Pendekatan motivasi
mampu kontektual belajarnya. Sekecil
menuliskan Pendekatan apapun
huruf dan kontekstual perkembangan
angka tanpa merupakan kemampuan yang
ada contoh dari pendekatan anak tunjukkan
guru yang dilakukan harus ada
c. Anak tidak guru untuk penguatan positif,
mampu berfikir menyampaikan dalam hal itu anak
secara abstrak materi akan lebih
sehingga pembelajaran termotivasi kuntuk
dibutuhkan dengan situasi lebih berkembang
benda yang yang ada dan semangat
konkrit untuk dikehidupan dalam belajar.
memahamkan sehari-hari. kekreatifan guru
anak mengenai Dalam hal ini juga diperlukan
makna suatu anak terutama dalam
benda diharapkan jenjang pendidikan
d. Anak mampu untuk yang sangat dasar
cenderung menerapkan yaitu TKLB,
tidak pengetahuan bagaimana caranya
memperhatikan yang anak tidak bosan
guru ketika dimilikinya dalam menerima
lebih dari 30 dalam pelajaran yang
menit kehidupan disampaikan.
e. Anak memiliki sehari-hari.
sikap pemalu, Dalam
sehingga anak pendekatan ini
tidak mengerti anak diajak
cara untuk berfikir
mengungkapka secara konkrit
n ekspresi di sesuai yang ada
depan umum. dilingkungan
f. Lebih suka mereka,
bermain dari sehingga anak
pada belajar akan lebih
g. Anak memiliki mudah dalam
emosi yang memahami
sensitive, suatu
mudah marah pengetahuan
ketika tidak baru.
sesuai dengan b. Pendekatan
keinginannya kontruktivisme
h. Anak lebih Pendekatan
suka bermain kontruktivisme
dengan anak merupakan
yang berusia pendekatan
dibawahnya dalam
daripada pembelajaran
dengan teman yang
seusianya memfokuskan
atau
memberikan
penekanan
pada
bagaimana
anak mampu
mengungkapka
n ide dan
kreativitas
yang mereka
miliki. Dalam
metode in
cocok
diterapkan
pada anak
lamban belajar
di kelas TKLB.
Karena harus
sejak dini
mereka dilatik
untuk mampu
kreatif dan
berani untuk
mengungkapka
n idenya. Pada
pendekatan ini
mampu melatih
anak dalam
rasa percaa
dirinya, agar
tidak menjadi
pemalu.

SDLB 1.Anak Lamban Belajar 2. Pendekatan anak 3. Catatan anak


jenjang SDLB lamban belajar lamban belajar
1. Masalah/ SDLB SDLB
kebutuhan anak a) Pendekatan a) Pengertian
lamban belajar Kuratif Lamban
SDLB Pendekatan Belajar
 Masalah Anak yang dilakukan Menurut Dedy
Lamban setelah Kustawan
Belajar diketahui (2013:27) anak
Triana & Amir adanya siswa slow learner atau
(2013:13) yang gagal lamban belajar
mengemukakan mencapai adalah anak yang
bahwa tujuan memiliki
beberapa pembelajaran. kemampuan
nasalah yang Tiga strategi intelektual sedikit
dihadapi anak yang dapat di bawah normal
lamban belajar dikembangkan tetapi belum
adalah : oleh guru, yaitu termasuk
a) Anak : strategi tunagrahita. Dalam
mengalami pengulangan, beberapa hal
perasaan pengayaan, dan mengalami
minder pengukuhan hambatan atau
terhadap serta strategi keterlambatan
teman- percepatan. berfikir, tetapi
temannya b) Pendekatan masih lebih baik
karena Preventif jika dibandingkan
kemampuan Pendekatan tunagrahita, lebih
belajarnya yang ditujukan lamban disbanding
lamban jika kepada siswa dengan anak pada
dibandingk yang pada awal umumnya, mereka
an dengan kegiatan butuh waktu lebih
teman belajar telah lama dan berulang-
sebayanya. diduga akan ulang untuk
b) Anak mengalami menyelesaikan
cenderung kesulitan tugas akademik.
bersikap belajar. Strategi Nani Triani
pemalu, pengajaran dan Amir (2013: 4)
menarik yang dapat mendeskripsikan
diri dari dilakukan bahwa anak-anak
lingkungan yaitu: slow learner atau
sosialnya. kelompok lamban belajar
c) Lamban homogeny, tidak hanya
menerima individual, terbatas pada
informasi kelas khusus. kemampuan
karena c) Pendekatan akademik
keterbatasa yang Bersifat melainkan juga
n dalam Pengembangan pada kemampuan-
berbahasa Pendekatan kemampuan yang
reseptif yang lain seperti pada
atau didasarkan aspek bahasa atau
menerima pada pemikiran komunikasi, emosi,
dan bahwa sosial atau moral.
ekspresif kesulitan siswa Munawir
atau harus diketahui Yusuf (2005: 47)
mengungka guru sedini mendefinisikan
pkan. mungkin agar bahwa anak
d) Hasil dapat diberikan dengan lamban
prestasi layanan sesuai belajar atau slow
belajar kebutuhan learner memiliki
yang untuk IQ antara 70-90,
kurang mencapai mereka
optimal tujuan memerlukan
sehingga pembelajaran. bantuan dengan
membuat pemanfaatan
anak metode dan strategi
menjadi serta waktu khusus
stress untuk dapat
karena mencapai hasil
tidak pembelajaran yang
mampu optimal.
mencapai Berdasarka
apa yang n definisi beberapa
diharapkan ahli di atas, dapat
nya disimpulkan bahwa
e) Tidak anak lamban
mampu belajar
mengikuti membutuhkan
pembelajara waktu belajar yang
n dikelas, lebih lama
yang dibanding teman
membuat sebayanya. Mereka
anak memiliki
tinggal kecerdasan di
kelas bawah rata-rata,
f) Mendapat tetapi bukan berarti
label mereka tidak
kurang baik mampu. Mereka
dari teman- butuh perjuangan
temannya yang lebih keras
 Kebutuhan untuk menguasai
Anak Lamban apa yang diminta
Belajar di kelas regular,
Menurut sehingga prestasi
G.Lokanandha belajar mereka
Reddy, dkk biasanya juga di
(2006: 64-66) bawah prestasi
kebutuhan anak belajar anak-anak
lamban belajar yang sebaya
antara lain : dengannya.
a) Kebutuhan
rasa aman
b) Kebutuhan
menyayangi
dan
disayangi
c) Kebutuhan
untuk
diterima
anak lain
d) Kebutuhan
pengakuan
dan percaya
diri
e) Kebutuhan
kemandiria
n dan
tanggung
jawab
f) Kebutuhan
pengalaman
dan
aktivitas
baru

SMPLB Masalah / Kebutuhan 1. Pendekatan Anak 2. Catatan Anak


Anak Lamban Belajar Di Lamban Belajar Lamban Belajar
SMPLB Di SMPLB Di SMPLB
Menurut K. Endang
-Masalah Anak Lamban Dasaradhi, dkk Rochyadi dan
Belajar
a) Siswa menjelaskan Zaenal Alimin
SMPLB bahwa terdapat dua (2005: 30)
masih jenis pembelajaran menyebutkan
banyak untuk membantu bahwa anak
mengalami siswa lamban lamban belajar
perasaan belajar : disebut juga border
minder ke a) Pembelajar line atau slow
teman- an learner. Slow
temannya, kompensasi learner memiliki
karena menggunak intelektual yang
kemampuan an berada di bawah
belajarnya pendekatan rata-rata ukuran
lamban. intruksional normal, tetapi tidak
b) Siswa adalah dapat dikatakan
SMPLB pembelajar tunagrahita. Slow
mengalami an yang learner menjadi
lamban mengubah kelompok
menerima presentasi tersendiri yang
informasi, konten memisahkan anak
karena untuk tunagrahita dengan
memiliki menghindar anak normal. Jika
keterbatasa i slow learner
n dalam kelemahan disekolahkan di
berbahasa. dasar siswa SLB-C atau
c) Cenderung atau kelompok
malu dan kekurangan tunagrahita, maka
lebih nya. slow learner
menarik b) Pembelajar menjadi anak yang
diri dari an remidial terpandai di
lingkungan yang kelasnya. Jika
disekitarnya menggunak disekolahkan di
. an sekolah reguler,
d) Mengalami pendekatan maka slow learner
masalah alternatif menjadi anak yang
adaptasi di adalah paling bodoh di
kelas pembelajar kelas
karena an untuk (Mumpuniarti,
mempunyai guru kelas 2007: 15). Anak
kemampuan dalam lamban belajar atau
mengerjaka mengajari slow learner adalah
n tugas siswa anak yang
yang lebih lamban memiliki potensi
rendah dari belajar. intelektual sedkikit
teman- Remidial dibawah rata-rata
teman adalah tetapi belum
sekelasnya. penggunaan termasuk gangguan
e) Banyak kegiatan, mental. Mereka
siswa teknik dan butuh waktu lama
SMPLB praktek dan berulang ulang
yang untuk untuk dapat
mengalami menghilang menyelesaikan
lambat kan tugas-tugas
belajar kelemahan akademik maupun
kurang atau non akademik. Jika
memperhati kekurangan dilakukan tes IQ
kan dalam yang maka skor mereka
pembelajara dimiliki. antara 70-90
n. Guru dapat (Cooter&Cooter
f) Membutuhk memberika Jr., 2004;
an banyak n perhatian Willey,2007).
rangsangan terhadap Penyebab
untuk siswa yang anak yang
mengerjaka tertinggal mengalami lamban
n tugas dalam belajar (Slow
yang pembelajar learner) adalah
sederhana. an dan faktor Prenatal
g) Memiliki untuk (Sebelum Lahir)
kesulitan memperbai dan Genetik, faktor
dalam ki biologis
melakukan pembelajar nonketurunan,
operasi an siswa faktor Postnatal
hitung lamban (Sesudah Lahir)
bilangan belajar. dan Lingkungan.
perkalian c) Pendekatan Karakteristik anak
bersusun. preventif lamban belajar
h) Masih yang antara lain,
memiliki ditujukan keterbatasan
kesulitan untuk siswa kapasitas kognitif,
dalam pada tahap memoi daya ingat
hitung awal rendah, gangguan
perkalian kegiatan dan kurang
dan belajar konsentrasi,
pembagian. telah ketidakmampuan
i) Masih diduga mengungkapkan
banyak mengalami ide. Anak lamban
siswa kesulitan belajar di SMPLB
SMPLB belajar. memiliki beberapa
yang belum Pendekatan masalah, yaitu : a)
dapat ini Siswa SMPLB
mengucapk diberikan masih banyak
an huruf untuk mengalami
dengan mencapai perasaan minder ke
benar. tujuan teman-temannya,
 Kebutuhan pembelajar karena kemampuan
Anak Lamban an anak belajarnya lamban.
Belajar lamban b)Siswa SMPLB
a) Siswa belajar. mengalami lamban
lamban menerima
belajar informasi, karena
membutuhk memiliki
an perasaan keterbatasan dalam
aman dari berbahasa. c)
lingkungan Cenderung
keluarga, malu dan lebih
orang-orang menarik diri dari
di lingkungan
sekitarnya, disekitarnya. d)
dan rasa Mengalami
aman dalam masalah adaptasi di
pembelajara kelas karena
n dikelas. mempunyai
b) Siswa kemampuan
lamban mengerjakan tugas
belajar yang lebih rendah
membutuhk dari teman-teman
an sekelasnya. e)
kepercayaa Banyak siswa
n diri agar SMPLB yang
mampu mengalami lambat
menyelesai belajar kurang
kan memperhatikan
tuganya. dalam
c) Siswa pembelajaran. f)
lamban Membutuhkan
belajar banyak rangsangan
memiliki untuk mengerjakan
kebutuhan tugas yang
untuk sederhana. g)
diterima Memiliki kesulitan
oleh teman- dalam melakukan
temanya. operasi hitung
d) Siswa bilangan perkalian
SMPLB bersusun. h) Masih
juga harus memiliki kesulitan
memiliki dalam hitung
kebutuhan perkalian dan
dalam rasa pembagian. i)
bertanggun Masih banyak
g jawab, siswa SMPLB
mandiri, yang belum dapat
dan dapat mengucapkan
dipercaya huruf dengan
oleh orang benar.
lain. Cara
menangani anak
yang mengalami
lamban belajar
yaitu dengan terapi
bermain, terapi
perilaku, terapi
keluarga, dan
terapi lainnya
seperti okupasi
terapi, terapi
renang dan lain-
lain sesuai masalah
yang dihadapi oleh
anak, didahului
konsultasi dengan
para ahli.

SMALB Anak Lamban Belajar Pendekatan Anak Catatan Anak Lamban


jenjang SMALB Lamban Belajar SMALB Belajar SMALB
Masalah atau Kebutuhan 1.Pendekatan Kuratif : Saat siswa tidak
Anak Lamban Belajar Pendekatan yang dapat
SMALB dilakukan setelah menyelesaikan
-Masalah anak lamban diketahui adanya siswa tugas pekerjaan
belajar yang gagal mencapai rumah, tidak bisa
1.Anak mengalami tujuan pembelajaran. mengerjakan soal
perasaan minder, karena ulangan, tidak bisa
kemampuan belajarnya 2.Pendekatan Preventif : memahami intruksi
lamban dibandingkan Pendekatan yang ditujukan – intruksi tugas
teman-temannya kepada siswa yang pada yang diberikan,
2.Cenderung pemalu, awal kegiatan belajar telah mereka sering
menarik diri dari diduga akan mengalami diklasifikasikan
lingkungannya kesulitan belajar. sebagai anak yang
3.Lamban menerima bodoh. Jika kata
informasi, karena 3.Pendekatan yang ”bodoh” itu
keterbatasan berbahasa. Bersifat Pengembangan : terdengar oleh
4.Hasil prestasi belajar Pendekatan yang siswa yang
kurang optimal sehingga didasarkan pada pemikiran bersangkutan akan
dapat membuat stress bahwa kesulitan siswa menambah beban
karena ketidakmampuan harus diketahui guru secara psikologis
mencapai harapannya. sedini mungkin agar dapat untuk beraktivitas
diberikan layanan sesuai
5.Ketidakmampuan kebutuhan untuk mencapai di dalam proses
mengikuti pelajaran, dapat tujuan pembelajaran. pembelajaran. Kata
membuat anak tinggal bodoh sering
kelas. 4.Pendekatan CTL : dikonotasikan
6.Mendapat label yang Pendekatan yang sebagai orang yang
kurang baik dari teman- dilakukan guru untuk tidak memiliki
temannya. mengaitkan konsep pengetahuan.
1Kebutuhan anak lamban pembelajaran dengan Alangkah
belajar konsep dunia nyata yang bijaksanannya anak
1.Adanya dorongan dari dapat membantu siswa yang mendapat
luar untuk menambah membuat hubungan antara predikat bodoh kita
semangat belajar siswa pengetahuan dan klasifikasikan
2.Penerimaan di penerapan dalam sebagai anak
masyarakat bisa membantu kehidupan sehari-hari. lambat belajar
anak mengembangkan rasa bukan anak bodoh
percaya dirinya yang mempunyai
3.Pembentukan sosialisasi konotasi yang
2 arah akan mendorong negatif.
perkembangan bahasa Masalah-
anak masalah yang
4.Adanya kasih sayang mungkin bisa jadi
dari keluarga penyebab anak
lambat belajar
antara lain karena
masalah
konsentrasi, daya
ingat yang lemah,
kognisi, serta
masalah sosial dan
emosional.
Kecerdasan mereka
memang di bawah
rata-rata, tetapi
mereka bukan anak
yang tidak mampu,
tetapi mereka
butuh perjuangan
yang keras untuk
menguasai apa
yang diminta di
kelas reguler.
Untuk
mengatasi anak
yang lamban
belajar maka
diperlukan metode
belajar yang tepat
bagi slow learner
atau anak lamban
belajar, yaitu :
1. Pahami bahwa
anak
membutuhkan
lebih banyak
pengulangan, 3
sampai 5 kali,
untuk
memahami
suatu materi
daripada anak
lain dengan
kemampuan
rata-rata. Maka,
dibutuhkan
penguatan
kembali
melalui
aktivitas
praktek dan
yang familiar,
yang dapat
membantu
proses
generalisasi.
2. Anak slow-
learner yang
tidak
berprestasi
dalam
akademik dasar
dapat
memperoleh
manfaat
melalui
kegiatan
tutorial di
sekolah atau
privat. Tujuan
tutorial
bukanlah untuk
menaikkan
prestasinya,
tetapi
membantunya
untuk optimis
terhadap
kemampuannya
dan
menghadapkan
nya pada
harapan yang
realistik dan
dapat
dicapainya.
3. Adalah masuk
akal dan dapat
dibenarkan
untuk memberi
mereka kelas
yang lebih
singkat dan
tugas yang
lebih
sederhana.
4. Berusahalah
untuk
membantu anak
membangun
pemahaman
dasar mengenai
konsep baru
daripada
menuntut
mereka
menghafal
materi dan
fakta yang
tidak berarti
bagi mereka.
5. Gunakan
demonstrasi
dan petunjuk
visual sebanyak
mungkin.
Jangan
membingungka
n mereka
dengan terlalu
banyak
verbalisasi.
Pendekatan
multisensori
juga dapat
sangat
membantu.
6. Jangan
memaksa anak
bersaing
dengan anak
dengan
kemampuan
yang lebih
tinggi. Adakan
sedikit
persaingan
dalam program
akademik yang
tidak akan
menyebabkan
sikap negatif
dan
pemberontakan
terhadap proses
belajar. Belajar
dengan
kerjasama
dapat
mengoptimalka
n
pembelajaran,
baik bagi anak
yang
berprestasi atau
tidak, ketika
pemebelajaran
tersebut
mendukung
interaksi sosial
yang tepat
dalam
kelompok yang
heterogen.
7. Konsep yang
sederhana yang
diberikan pada
anak pada
permulaan unit
instruksial
dapat
membantu
penguasaan
materi
selanjutnya.
Maka,
dibutuhkan
beberapa
modifikasi di
kelas.
8. Anak
sebaiknya
diberi tugas,
terutama dalam
pelajaran sosial
dan ilmu alam,
yang
terstruktur dan
konkret.
Proyek-proyek
besar yang
membutuhkan
matangnya
kemampuan
organisasional
dan
kemampuan
konseptual
sebaiknya
dikurangi, atau
secara
substansial
dimodifikasi,
disesuaikan
dengan
kemampuannya
. Dalam kerja
kelompok,
slow-learner
dapat
ditugaskan
untuk
bertanggung
jawab pada
bagian yang
konkret, sedang
anak lain dapat
mengambil
tanggung
jawab pada
komponen
yang lebih
abstrak.
9. Tekankan hal-
hal setelah
belajar, berikan
insentif dan
motivasi yang
bervariasi.
10. Berikan banyak
kesempatan
bagi anak
untuk
bereksperimen
dan
mempraktikkan
konsep baru
dengan materi
yang konkret
atau situasi
yang
menstimulasi.
11. Pada awal
setiap unit,
kenalkan anak
dengan materi-
materi yang
familiar.
12. Sederhanakan
petunjuk dan
yakin bahwa
petunjuk itu
dapat
dimengerti.
13. Penting bagi
guru untuk
mengetahui
gaya belajar
masing-masing
anak, ada yang
mengandalkan
kemampuan
visual, auditori
atau kinestetik.
Pengetahuan
ini
memudahkan
penerapan
metode belajar
yang tepat pada
mereka.

Anda mungkin juga menyukai