Anda di halaman 1dari 3

ARTIKEL

KONSEP PENDIDIKAN MENURUT PARA TOKOH

Disusun Oleh :

Titik Nopita Sari 17010044022

Amalia 17010044031

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

SURABAYA

2017
Konsep Pendidikan menurut pendapat :

1. Langevelt
Menurut Langevelt konsep Pendidikan yaitu,
“Pendidikan merupakan bimbingan atau pertolongan yang diberikan
/disampaikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak-anak untuk
mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan
tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain”

2. Johan Amos Cominius


Menurut Johan Amos Cominius tokoh pendidikan Renaisans yang
pertama (1592-1670), konsep pendidikan yaitu,
“Agar segala sesuatu diajarkan melalui indra, karena indra adalah pintu
gerbangnya jiwa”.
Pandangan tentang pendidikan menurut Johan Amos Cominius ini
termasuk ke dalam Aliran Esensialisme, dimana aliran ini memliki sumber
dari filsafat idealisme dan realisme. Dua aliran itu berpendapat bahwa
pendidikan harus bersendikan nilai-nilai yang dapat mendatangkan kestabilan.
Arti dari nilai-nilai itu menjadi sebuah tatanan yang menjadi pedoman hidup,
sehingga dapat mencapai kebahagiaan. Nilai-nilai yang dapat memenuhi
adalah yang berasal dari kebudayaan dan filsafat yang korelatif selama empat
abad lalu, yaitu zaman Renaisans.

3. John Dewey
Tokoh aliran Progresivisme adalah John Dewey. Meurut pendapat
John Dewey konsep pendidikan yaitu,
“Pendidikan adalah suatu proses pembaharuan makna pengalaman, hal ini
mungkin terjadi didalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan
orang muda, mungkin pula terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk
menghasilkan kesinambungan sosial. Proses ini melibatkan pengawasan dan
perkembangan dari yang belum dewasa dan kelompok dimana dia hidup”.
Menurut pandangan John Dewey bahwa peserta didik mempunyai akal
dan kecerdasan. Manusia memiliki sifat dinamis dan kreatif yang didukung
oleh kecerdasan nya sebagai bekal untuk memecahkan masalah. Peningkatan
kecerdasan disini adalah tugas pendidik. Peserta didik harus mengoptimalkan
Jasmani, ruhani, dan kecerdasan mereka. Disini peserta didik diberi
kesempatan untuk bebas dan sebanyak mungkin mengambil bagian dalam
kejdian yang berlangsung disekitarnya, sehingga suasana belajar timbul
didalam maupun diluar sekolah.
4. Pestallozi
5. Aristoteles
Aristoteles adalah tokoh aliran Perenialisme, sumber dari aliran
Perenialisme yaitu kepercayaan aksiomatis zaman kuno dan abad pertengahan.
Sedangkn menurut pandangan Aristoteles mengenai konsep pendidikan yaitu,
“Belajar untuk Berpikir”, oleh sebab itu, peserta didik harus dibiasakan untuk
berlatih berpikir sejak dini.
Contohnya itu , pada awalnya peserta diberi kecakpan-kecakapan dasar
seperti membaca, menulis, dan berhitung. Selanjutnya perlu dilatih pula
kemampuan yang lebih tinggi seperti berlogika, retorika, dan bahasa.
6. Sokrates
7. Ki Hajar Dewantara

Ki Hajar Dewantara adalah salah seorang putra terbaik negeri ini yang
memiliki pemikiran yang sangat maju pada zamannya dalam memperjuangkan
pendidikan. Pemikiran Ki Hajar Dewantara memiliki inti “Memajukan bangsa
tanpa membedakan RAS, budaya, dan bangsa”.

Konsep pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara yaitu,

“Pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak
itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah
mencapaai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Pendidikan
adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya bagi masa
mendatang”.

Ki Hajar Dewantara memiliki 3 ajaran yang sampai sekarang masih


dibuat untuk menjadi pedoman pada dunia pendidikan, 3 ajaran itu adalah:

 Ing Ngarso Sung Tulado, bermakna seorang guru hendaknya


memberi teladan yang baik kepada murid-muridnya.
 Ing Madya Mangun Karso, bermakna bahwa seorang guru harus terus
untuk membuat inovasi dalam pembelajaran.
 Tut Wuri Handayani, bermakna bahwa seorang pendidik harus dapat
membangkitkan motivasi, memberikan dorongan atau semangat pada
anak didiknya untuk terus maju, berkarya, dan berprestasi.

ketiga ajaran tersebut dijadikan sebagailambang departemenPendidikan


Nasional (Depdiknas). Betapa mulianya ketiga ajaran tersebut, seorang
penididik harus dapat menjadi teladan bagi anak didiknya dalam berbagai hal,
sehingga guru dapat menjadi panutan bagi anak didiknya.

Anda mungkin juga menyukai