Pendidikan yang memerdekakan menurut Ki Hajar Dewantara adalah suatu proses pendidikan yang
meletakkan unsur kebebasan anak didik untuk mengatur dirinya sendiri, bertumbuh dan berkembang
menurut kodratnya secara lahiriah dan batiniah. pendidikan yang memerdekakan harus memberikan
kesempatan kepada setiap individu untuk mengembangkan potensi dirinya secara penuh, tanpa ada
tekanan atau paksaan dari luar. Pendidikan harus membantu individu untuk mengembangkan
kemampuan mereka dan mencari jalan hidup mereka sendiri, sesuai dengan bakat dan minat yang
dimilikinya.
Pendidikan pada masa kolonial tidak memandang kualitas pendidikan yang sebenarnya. Pendidikan
masa kolonial didirikan untuk kepentingan kolonial sendiri. Penyelenggaraan pendidikan dibedakan
antara bangsa Eropa dengan orang pribumi. Pengajaran pendidikan di Hindia Belanda dalam
penerapannya menggunakan sistem pengajaran Belanda. Pembelajaran tidak diperuntukkan untuk
semua, melainkan hanya untuk kalangan tertentu.
Konsep pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara adalah pendidikan yang holistik, dimana murid
atau peserta didik dibentuk menjadi insan yang berkembang secara utuh meliputi olah rasio, olah
rasa, olah jiwa dan olah raga melalui proses pembelajaran dan lainnya yang berpusat pada murid
dan dilaksanakan dalam suasana penuh keterbukaan, kebebasan, serta menyenangkan. Ki Hajar
Dewantara mengingatkan, bahwa pendidik dalam proses Pendidikan harus menuntut anak untuk
mencapai kekuatan kodratnya sesuai dengan alam dan zaman.
Dasar-dasar Pendidikan
Dasar belajar atau asas yang digagas oleh Ki Hajar Dewantara dalam perguruan taman siswa adalah
panca dharma yaitu, asas kemerdekaan, asas kodrat alam, asas kebudayaan, asas kebangsaan, dan
asas kemanusiaan. Asas belajar Ki Hadjar Dewantara merupakan bentuk perlawanan pada masa
penjajahan.
Menurut pemikir - pemikir yang selaras dengan pemikiran KHD dan menjadi acuannya (Metode
Montessori dan Taman Anak Frobel), maka dapat disarikan tentang konsep pendidikan yang
memerdekakan untuk murid. a. Montessori memandang bahwa pembelajaran yang penting adalah
pelajaran panca indra. Bahkan, sampai pada ujung jari pun dihidupkan rasanya, menghadirkan
beberapa alat untuk latihan panca indra. Sebab, Montessari memandang bahwa semua itu bersifat
pelajaran. Anak atau murid diberi kemerdekaan atau kebebesan dengan luas, tetapi permainan tidak
dipentingkan. Motessari mendirikan sekolah bagi anak-anak yang berasal dari keluarga yang
bermasalah atau panti asuhan. b. Frobel memandang dalam pembelajaran bahwa panca indra
sebagai konsentrasi pembelajaran. Namun, Frobel menyatakan bahwa hal yang diutamakan adalah
permainan anak-anak, kegembiraan anak, sehingga pelajaran panca indra. Semua metode
pembelajarannya diwujudkan menjadi barang-barang yang menyenangkan bagi murid atau anak.
Filsafat Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan oleh Iwan Syahril
Profil Pelajar Pancasila adalah Profil Pelajar Pancasila merupakan sejumlah ciri karakter dan
kompetensi yang diharapkan untuk diraih oleh peserta didik, yang didasarkan pada nilai-nilai luhur
Pancasila. melalui Profil Pelajar Pancasila, diharapkan Pelajar menjadi kreatif, mampu memodifikasi
dan menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak. Elemen kunci
kreatif dalam Profil Pelajar Pancasila adalah menghasilkan gagasan orisinal dan menghasilkan karya
serta tindakan orisinal.
• Pendidikan yang memerdekakan harus memberikan kesempatan kepada setiap individu untuk
mengembangkan potensi dirinya secara penuh, tanpa ada tekanan atau paksaan dari luar.
Pembelajaran tidak hanya diperuntukkan untuk kalangan tertentu, melainkan hak semua warga
negara, pembelajaran harus berpusat pada murid.
• Pendidikan bersifat holistik, dimana murid atau peserta didik dibentuk menjadi insan yang
berkembang secara utuh meliputi olah rasio, olah rasa, olah jiwa dan olah raga melalui proses
pembelajaran dan lainnya yang berpusat pada murid dan dilaksanakan dalam suasana penuh
keterbukaan, kebebasan, serta menyenangkan.
• Dasar dari Pendidikan adalah asas kemerdekaan, asas kodrat alam, asas kebudayaan, asas
kebangsaan, dan asas kemanusiaan.
• Menurut pemikir - pemikir yang selaras dengan pemikiran KHD dan menjadi acuannya (Metode
Montessori dan Taman Anak Frobel), maka dapat disarikan tentang konsep pendidikan yang
memerdekakan untuk murid.
• Filosofi pendidikan KHD mensyaratkan pendidik untuk memberi tuntunan sesuai
dengan tahap-tahap perkembangan anak secara budi (cipta, rasa, karsa) dan pekerti
(tenaga), sesuai dengan kodratnya sang anak.
• Melalui Profil Pelajar Pancasila, diharapkan Pelajar menjadi kreatif, mampu memodifikasi dan
menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak. Elemen kunci
kreatif dalam Profil Pelajar Pancasila adalah menghasilkan gagasan orisinal dan menghasilkan
karya serta tindakan orisinal.