Anda di halaman 1dari 18

Jurnal Tarjih - ISSN: 1410-332X (p), 2540-2979 (e)

Volume 14 Nomor 1 (2017), hlm. 1-18


https://jurnal.tarjih.or.id/index.php/tarjih/article/view/14.101

MANAJEMEN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM


PERSPEKTIF AL-QURAN

Chusnul Azhar
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
email: chusnul.azhar@umy.ac.id

Abstrak
Sejarah menunjukkan bahwa pendidikan merupakan program pokok yang sangat
strategis dalam melaksanakan gerakan pembaharuan dalam Islam. Fungsi pendidikan
dalam hal ini kiranya bukan hanya untuk menghilangkan buta huruf atau membentuk
watak suatu masyarakat. Lebih dari itu, melalui pendidikan diharapkan dapat terjadi
perubahan-perubahan dalam segala bidang. Oleh karena itu, tidak jarang sebuah
gerakan pembaharuan selalu menjadikan bidang pendidikan sebagai target utamanya.
Keberhasilan dalam bidang ini akan menentukan keberhasilan dalam bidang-bidang
pembaharuan lainnya. Maka, lembaga-lembaga pendidikan Islam harus maju dan
berkualitas sebagai bentuk kesungguhan dan komitmen berislam. Secara moral umat
Islam memiliki kewajiban untuk memajukan lembaga-lembaga pendidikan Islam
dengan menerapkan manajemen yang baik sesuai dengan moralitas al-Quran untuk
mewujudkan lembaga pendidikan Islam yang maju menuju Islam yang berkemajuan.

Kata kunci: Manajemen Pendidikan, Pendidikan Islam

Jurnal TARJIH
Volume 14 (1) 1438 H/2017 M
2 Chusnul Azhar

Pendahuluan masa yang akan datang adalah


Dalam konteks manajemen terjadinya perubahan dengan intensitas
pendidikan, mengkaji masalah sumber yang sangat cepat dan tidak bisa
daya manusia merupakan topik yang diprediksi. Untuk menghadapi kondisi
menarik dan akan senantiasa aktual semacam itu, diperlukan paradigma
karena sifatnya yang dinamis. Hal ini, pendidikan Islam yang bersifat
bukan saja karena pengembangannya progresif. Dunia pendidikan Islam
merupakan proses yang tidak pernah tidak bisa lagi hanya bersifat reaktif,
berakhir dan melibatkan semua unsur menunggu, dan menghindari resiko
masyarakat, tetapi lebih dari itu, karena untuk mempertahankan status-quo
disadari bahwa pengembangan sumber (kemapanan). Dengan demikian,
daya manusia merupakan bagian pendidikan Islam harus bercorak
integral dari pembangunan manusia progresif dan memiliki toleransi atas
Indonesia seutuhnya dan merupakan ketidakjelasan yang terjadi maupun
titik sentral pembangunan nasional. yang akan dihadapi dengan resiko yang
Proses pengembangan sumber daya makin tidak menentu.2
manusia tersebut harus menyentuh Kompleksitas sekolah-sekolah
berbagai bidang kehidupan yang Islam sebagai wujud lembaga-lembaga
harus tercermin dalam keberhasilan pendidikan Islam semakin berkembang
manajerial dan pribadi para pemimpin seiring dengan tingkat perkembangan
pendidikan. yang dituntut oleh masyarakat. Faktor
Sementara itu, ternyata posisi utama yang sangat mendorong akan
sumber daya manusia Indonesia tetap pentingnya meningkatkan kualitas
tidak beranjak membaik. Bahkan makin manajemen sekolah adalah dengan
memperihatinkan. Laporan terbaru memperbaiki serta meningkatkan
United Nations Development Programe manajemen pendidikannya. Di samping
(UNDP) mengenai posisi kualitas hidup itu, peran kepala sekolah sebagai
manusia Indonesia berada diurutan pemimpin tidak boleh diabaikan.
ke 124 dari 187 negara. Kondisi ini
menunjukkan bila kualitas sumber Manajemen Pendidikan Islam
daya manusia Indonesia jauh lebih Sulistyorini mer umuskan
rendah dari Libya yang berada pada pengertian manajemen pendidikan
urutan ke-64 yang sedang dalam kondisi Islam dengan suatu proses penataan
perang saudara.1 dan pengelolaan lembaga pendidikan
Salah satu ciri utama dunia Islam yang melibatkan sumber daya
pendidikan di masa sekarang dan
2.  Winarno Surakhmad, dkk, Reformasi
1.  Ema Marhumah, “Laki-laki dan Pendidikan Muhammadiyah: Suatu Keniscayaan,
Keluarga Berencana”, Kedaulatan Rakyat, Kamis (Yogyakarta: Pustaka Suara Muhammadiyah,
Pon 01 Desember 2011). 2003), hlm. 43.

Jurnal TARJIH
Volume 14 (1) 1438 H/2017 M
Manajemen Pengembangan Pendidikan Islam 3

manusia Muslim dan sumber daya non )‫إن الله كتب االحسان عىل كل شئ (رواه مسلم‬
manusia dalam rangka menggerakkan Allah swt mewajibkan kepada kita untuk
lembaga pendidikan Islam untuk berlaku ikhsan dalam segala sesuatu (HR
mencapai tujuan pendidikan Islam Muslim).5
yang telah dirumuskan secara efektif
dan efisien.3 Kata ikhsan pada hadis tersebut
Dalam pandangan ajaran meng andung makna melakukan
Islam, segala sesuatu harus dilakukan sesuatu secara maksimal, optimal,
secara rapi, benar, tertib, dan teratur. dan terukur. Seorang Muslim tidak
Proses-prosesnya harus diikuti dengan boleh melakukan sesuatu tanpa adanya
baik. Sesuatu tidak boleh dilakukan perencanaan, pemikiran, kajian, dan
secara asal-asalan. Hal ini merupakan penelitian kecuali pada sesuatu yang
prinsip utama dalam ajaran Islam yang bersifat sangat darurat. Akan tetapi,
merupakan perwujudan nilai-nilai pada umumnya dari permasalahan yang
manajemen yang terdapat dalam ajaran kecil hingga permasalahan yang besar
Islam. harus dilakukan secara ikhsan, optimal,
baik, benar, dan tuntas.6 Inilah beberapa
‫إن الله يحب إذا عمل احدكم لعمل أن يتقنه‬ nilai dalam ajaran Islam yang memiliki
)‫(رواه الطرباىن‬ moralitas sama dengan nilai-nilai dalam
Sesungguhnya Allah sangat mencintai orang disiplin ilmu manajemen modern.
yang jika melakukan sesuatu pekerjaan, Setiap org anisasi memiliki
dilakukan secara tepat, terarah, jelas, dan aktivitas-aktivitas pekerjaan tertentu
tuntas (HR. Thabrani).4 dalam rangka mencapai tujuan
organisasi, termasuk di dalamnya
Arah pekerjaan yang terfokus dan
lembaga-lembaga pendidikan Islam.
terukur, landasan yang jelas dan kuat,
Salah satu aktivitas yang paling urgen
dan cara-cara mendapatkannya yang
dalam sebuah organisasi adalah
transparan merupakan amal perbuatan
manajemen. Manajemen sebagai ilmu
yang dicintai Allah swt Sebenarnya,
yang baru dikenal pada pertengahan
manajemen dalam arti mengatur segala
abad ke-19, dewasa ini sangat populer,
sesuatu agar dapat dilakukan dengan
bahkan diang g ap sebag ai kunci
baik, tepat, dan tuntas merupakan
keberhasilan dalam pengelolaan sebuah
moralitas Islam yang disyariatkan.
organisasi. Bahkan tidak jarang para
Demikian pula dalam hadis yang
pakar manajemen yang mengatakan
diriwayatkan oleh Imam Muslim dari
bahwa manajemen adalah sebagai
Abu Ya’la:
ciri khas kemoderenan bagi sebuah
3.  Sulistyorini, Manajemen Pendidikan organisasi yang termasuk di dalamnya
Islam: Konsep, Strategi dan Aplikasi (Yogyakarta:
Penerbit TERAS, 2009), hlm. 14. 5.  Ibid.
4.  Ibid., hlm. 1. 6.  Ibid., hlm. 2.

Jurnal TARJIH
Volume 14 (1) 1438 H/2017 M
4 Chusnul Azhar

adalah lembega-lembaga pendidikan pendidikan Islam, melalui aktivitas


Islam.7 bersama dengan meng gerakkan,
Tidak dapat disangkal lagi bahwa memobilisasi, dan mengaktifkan seluruh
manajemen adalah suatu hal penting potensi sumber daya manusia spirituil
yang menyentuh, mempengaruhi, dan materiil (dzikir dan pikir), guna
dan bahkan merasuki hampir seluruh kelangsungan dalam memajukan usaha
aspek kehidupan manusia. Manajemen dan mendapatkan nilai tambah yang
menunjukkan cara-cara yang lebih berdampak luas. Pencapaian tersebut
efektif dan efisien dalam pelaksanaan akan ditengarai oleh adanya keefektifan,
suatu peker jaan guna mencapai efisiensi, inovasi dan pemegang peran
keberhasilan dan kemajuan. Manajemen yang tangguh serta bertanggungjawab.
memungkinkan untuk mengurangi Hal ini juga mengandung arti seni
hambatan-hambatan dalam rangka bekerja sama untuk mencapai tujuan
pencapaian suatu tujuan. Manajemen yang telah dirumuskan dan telah
juga memberikan prediksi dan imajinasi disepakati bersama.10
agar dapat melakukan antisipasi Oleh karena itu, para pelaku
perubahan lingkungan yang serba cepat dan pengambil kebijakan di lembaga-
dan tidak menentu.8 lembaga pendidikan Islam harus dapat
Manajemen yang tidak efektif, bertindak untuk dapat menghadapi
yaitu manajemen yang tidak berhasil perubahan-perubahan yang terus
memenuhi tujuan karena terjadinya berlangsung, harus dapat melakukan
mis-manajemen. Manajemen yang langkah-langkah antisipatif dalam
efektif tetapi tidak efisien adalah menghadapi perubahan yang
manajemen yang berhasil mencapai makin tidak menentu, dan harus
tujuan tetapi melalui pengahamburan selalu berinovasi untuk mewujudkan
atau pemborosan anggaran, tenaga, manajemen pendidikan Islam yang
dan waktu. Sedangkan manajemen yang profesional yang bersumberkan pada
efisien adalah manajemen yang berhasil moralitas al-Quran.
mencapai tujuan yang telah dirumuskan
dengan sempurna, cepat, tepat, dan Tujuan dan Manfaat Manajemen
selamat.9 Pendidikan Islam
Dengan demikian, manajemen Tujuan dan manfaat manajemen
pendidikan Islam secara umum pendidikan Islam antara lain:
dapat dipahami sebagai proses untuk • Terwujudnya suasana belajar dan
mencapai serangkaian cita-cita dan proses pembelajaran yang aktif,
tujuan org anisasi atau lembag a kreatif, efektif, menyenangkan, dan
bermakna.
7.  Ibid., hlm. 3.
8.  Ibid., hlm. 7. 10.  Winarno Surakhmad, dkk, Reformasi
9.  Ibid., hlm14. Pendidikan Muhammadiyah, hlm. 143.

Jurnal TARJIH
Volume 14 (1) 1438 H/2017 M
Manajemen Pengembangan Pendidikan Islam 5

• Terciptanya peserta didik yang Fungsi Manajemen Pendidikan


aktif mengembangkan potensi Islam
dirinya untuk memiliki kekuatan Sejarah menunjukkan bahwa
spiritual keagamaan, pengendalian pendidikan mer upakan program
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak pokok yang sangat strategis dalam
mulia, serta keterampilan yang melaksanakan gerakan pembaharuan
diperlukan dirinya, masyarakat, dan dalam Islam. Fungsi pendidikan
negara. dalam hal ini kiranya bukan hanya
• Terpenuhinya salah satu dari lima untuk menghilangkan buta huruf atau
kompetensi tenaga kependidikan, membentuk watak suatu masyarakat.
yaitu tertunjangnya kompetensi Lebih dari itu, melalui pendidikan
manajerial tenaga kependidikan diharapkan dapat terjadi perubahan-
sebagai manajer. perubahan dalam segala bidang. Oleh
• Tercapainya tujuan pendidikan karena itu, tidak jarang sebuah gerakan
secara efektif dan efisien. pembaharuan selalu menjadikan bidang
• Terbekalinya tenaga kependidikan pendidikan sebagai target utamanya.
dengan teori tentang proses dan Keberhasilan dalam bidang ini akan
tugas administrasi pendidikan yang menentukan keberhasilan dalam
berwujud tertunjangnya profesi bidang-bidang pembaharuan lainnya.12
sebagai manajer atau konsultan Dalam perkembangan gerakan
manajemen pendidikan. pembaharuan Islam, pembaharuan
• Te r a t a s i n y a m a s a l a h m u t u dalam bidang pendidikan tidak
pendidikan karena 80% masalah terlepas dari aspek manajerial lembaga
mutu pendidikan disebabkan oleh pendidikan Islam. Keberadaan
manajemen pendidikannya. manajemen pengembangan pendidikan
• Terciptanya perencanaan pendidikan Islam yang inovatif, kreatif, efektif, dan
yang merata, bermutu, relevan, dan efisien yang sesuai dengan moralitas
akuntabel. al-Quran mer upakan dasar bagi
• M e n i g k a t k a n c i t r a p o s i t i f keberlangsungan lembaga-lembaga
pendidikan. pendidikan Islam sebagai wadah bagi
• Mengamalkan ajaran Islam karena aplikasi dan implementasi dari suatu
fungsi-fungsi manajemen sejalan cita-cita pembaharuan Islam. Oleh
dengan moralias al-Quran.11 karena itu, aspek manajerial pendidikan
Islam dalam upaya pembaharuan
pendidikan Islam sebagai wadah aplikasi
12.  Toto Suharto, dkk, Rekonstruksi dan
11.  Husaini Usman, Manajemen: Teori, Modernisasi Lembaga Pendidikan Islam (Yogya-
Praktik, dan Riset Pendidikan (Jakarta: Bumi karta: Global Pustaka Utama Yogyakarta,
Aksara, 2011), hlm. 13. 2005), hlm. 15.

Jurnal TARJIH
Volume 14 (1) 1438 H/2017 M
6 Chusnul Azhar

dan implementasi pembaharuan Islam organizing, actuating, dan controlling


merupakan tiga hal yang tidak dapat (PAOC). Empat proses manajemen
dipisahkan. Pembaruan pendidikan ini digambarkan dalam bentuk siklus
Islam melalui aspek manajerial dalam karena adanya saling keterkaitan antara
tingkat kelembagaan pendidikan Islam proses yang pertama dan berikutnya,
pada dasarnya merupakan manifestasi begitu juga setelah pelaksanaan
bagi pembaharuan Islam itu sendiri.13 controlling lazimnya dilanjutkan dengan
Aspek manajemen pendidikan membuat planning baru hingga siklus
Islam yang berhubungan dengan usaha proses manajemen akan selalu berputar
untuk tujuan tertentu dengan jalan untuk mencapai keadaan yang lebih
menggunakan berbagai sumber daya maju.15 Seyogyanya, lembaga-lembaga
yang tersedia dalam sebuah organisasi pendidikan Islam menerapkan fungsi-
atau lembaga pendidikan Islam dengan fungsi manajemen dalam mengelola
cara sebaik mungkin merupakan sebuah lembaga pendidikannya sesuai
upaya dalam melakukan pembaharuan dengan semangat al-Quran yang telah
lembaga pendidikan Islam. Manajemen menuntunkan permasalahn tersebut
bukan hanya meng atur tempat sebagai berikut:
melainkan lebih dari itu, yaitu mengatur
orang per orang. Dalam mengatur Perencanaan (Planning) Pendidikan
orang, diperlukan seni dengan sebaik- Islam
baiknya sehingga kepala sekolah yang Perencanaan pada hakikatnya
baik adalah kepala sekolah yang mampu memiliki pengertian sebagai sebuah
menjadikan setiap tenaga kependidikan proses pengambilan keputusan atas
atau non kependidikan yang ada dalam sejumlah alternatif dari beberapa
sebuah lembaga pendidikan Islam pilihan mengenai sasaran dan cara-cara
mampu menikmati pekerjaan mereka. yang akan direalisasikan di masa yang
Jika setiap individu mampu menikmati akan datang guna mencapai tujuan
pekerjaannya, hal ini menandakan pendidikan yang dikehendaki agar
keberhasilan kepala sekolah dalam hal pelaksanaan dapat berjalan dengan baik,
manajemen lembaga tersebut.14 sistematis, tidak tumpang tindih, dan
Dalam proses manajemen tidak ada yang terlewatkan.16
digambarkan fungsi-fungsi manajemen Menur ut Husaini Usman
yang ditampilkan ke dalam perangkat perencanaan tidak dapat dipisahkan
organisasi. Para ahli manajemen dari unsur pelaksanaan, pengawasan,
mengabstraksikan proses manajemen pemantauan, penilaian dan pelaporan
menjadi menjadi 4 proses. Yaitu, planning, agar tidak terjadi penyimpangan-
penyimpangan. Pada prinsipnya
13.  Ibid., hlm. 16.
14.  Sulistyorini, Manajemen Pendi- 15.  Ibid., hlm. 27.
dikan Islam, hlm. 26. 16. Husaini Usman, Manajemen, hlm. 61.

Jurnal TARJIH
Volume 14 (1) 1438 H/2017 M
Manajemen Pengembangan Pendidikan Islam 7

pengawasan dalam perencanaan dapat secara sistematis yang kemudian akan


dilakukan secara preventif maupun melahirkan keyakinan yang berdampak
r e p r e s i f. P r e f e n t i f m e r u p a k a n pada melakukan sesuatu yang sesuai
pengawasan yang melekat dengan dengan aturan serta memiliki manfaat.
perencanaan itu sendiri, sedangkan Perbuatan yang tidak bernilai manfaat
pengawasan represif mer upakan adalah sama dengan perbuatan yang
pengawasan fungsional atas pelaksanaan tidak pernah direncanakan. Jika
rencana, baik yang dilakukan secara perbuatan tersebut tidak pernah
internal maupun secara eksternal oleh direncanakan, maka dapat dipastikan
aparat pengawas yang ditugasi.17 dalam pelaksanaannya akan menemui
Nilai-nilai manajerial ini juga berbagai hambatan dan kesulitan dalam
terdapat dalam al-Quran maupun hadis proses penyelesaian masalah tersebut. 19
baik secara tegas maupun sindiran. Perencanaan merupakan suatu
Kewajiban untuk membuat perencanaan proses berpikir. Allah swt. memberikan
yang teliti sebelum melaksanakan akal, ilmu, dan wahyu guna melakukan
suatu pekerjaan merupakan nilai-nilai sebuah ikhtiar, untuk menghindari
moralitas yang terdapat dalam al-Quran kerugian dan kegagalan sekaligus sebagai
ataupun hadis sebagai ajaran yang wujud sikap kehati-hatian sebagaimana
dituntunkan. QS. al-Maidah [5] ayat 92. Ini berarti
Salah satu tujuan perencanaan bahwa semua pekerjaan harus dimulai
adalah untuk mendeteksi hambatan dengan perencanaan. Ikhtiar di sini
dan kesulitan yang akan ditemui agar adalah sebagai perwujudan dari proses
dapat menghindari kesalahan-kesalahan berpikir yang merupakan perwujudan
yang dimungkinkan akan terjadi dalam dari suatu perencanaan.20
menggapai suatu tujuan yang telah Tujuan perencanaan pendidikan
dicanangkan.18 Salah satu ajaran al-Quran menurut Husaini Usman ada sembilan,
adalah adanya nilai-nilai perencanaan yaitu:
pada aspek manajemen dengan adanya • S t a n d a r p e n g a w a s a n , y a i t u
kewajiban untuk bersikap hati-hati mencocokkan pelaksanaan dengan
dalam melaksanakan suatu pekerjaan. perencanaannya
Hal ini diwujudkan dengan mendeteksi • Mengetahuai kapan pelaksanaan dan
hambatan-hambatan dan kesulitan- selesainya suatu kegiatan
kesulitan untuk menghindari kesalahan- • Mengetahui struktur organisasinya
kesalahan yang dimungkinkan akan b a i k k u a l i fi k a s i n y a m a u p u n
terjadi dalam menggapai suatu tujuan. kuantitasnya
Proses manajemen pada dasarnya • M e n d a p a t k a n ke g i a t a n y a n g
adalah perencanaan segala sesuatu
19. Sulistyorini, Manajemen Pendidikan
17. Ibid. Islam, hlm. 28.
18. Ibid., hlm. 60. 20. Ibid., hlm. 29.

Jurnal TARJIH
Volume 14 (1) 1438 H/2017 M
8 Chusnul Azhar

sisiematis ternasuk biaya dan kualitas Pengorganisasian (Organizing)


kegiatan Pendidikan Islam
• Meminimalkan kegiatan-kegiatan Pengorganisasian adalah suatu
yang tidak produktif dan dapat mekanisme atau suatu struktur, yang
menghemat biaya, tenaga, dan waktu dengan struktur itu semua subyek,
• Memberikan g ambaran yang perangkat lunak dan perangkat keras
menyeluruh mengenai kegiatan yang kesemuanya dapat bekerja secara
dalam proses pendidikan efektif, dan dapat dimanfaatkan
• Menyerasikan dan memadukan menurut fungsi dan proporsinya
beberapa subkegiatan pendidikan masing-masing. Adanya inisiatif, sikap
• Mendeteksi hambatan kesulitan yang kreatif dan produktif dari semua
yang bakal ditemui dalam proses anggota organisasi pendidikan Islam
pendidikan dari pangkat yang paling rendah sampai
• Mengarahkan pada pencapaian yang tertinggi akan menjamin organisasi
tujuan pendidikan.21 pendidikan Islam berjalan dengan baik.23
Adapun manfaat perencanaan Dalam al-Quran terdapat
pendidikan menurut Husaini Usman beberapa ayat yang dengan tegas
ada tujuh, yaitu: menunjukkan tentang pentingnya
• Standar pelaksanaan dan pengawasan memberikan porsi job description yang
pendidikan tepat dalam melaksanakan suatu tugas.
• Pemilihan berbagai alternatif terbaik Nilai-nilai pengorganisasian tersebut
• Penyusunan skala prioritas, baik terdapat dalam al-Quran surat al-An’am
sasaran maupun proses pendidikan [6] ayat 132 dan surat at-Taubah [9]
• Menghemat pemanfaatan sumber ayat 105.
organisasi
• Membantu manajer/pelaksana
‫َولِك ٍُّل َد َر َجاتٌ ِم اَّم َع ِملُوا َو َما َربُّ َك ِبغَا ِفلٍ َع اَّم‬
menyesuaikan diri dengan perubahan ‫يَ ْع َملُو َن‬
lingkungan Masing-masing orang memperoleh derajat-
• Sarana (alat) yang memudahkan derajat yang seimbang dengan apa yang
dalam berkoordinasi dengan pihak dikerjakannya; dan Tuhanmu tidak lengah
terkait dari apa yang mereka kerjakan (al-An’am
• Alat meminimalkan kerja pendidikan [6]: 132).
yang tidak pasti.22
‫َو قُلِ ا ْع َملُوا ف ََس رَ َي ى اللَّ ُه َع َملَ ُك ْم َو َر ُسولُ ُه‬
‫َوالْ ُم ْؤ ِم ُنو َن َو َس رُ َت ُّدو َن إِ ىَل َعالِمِ الْ َغ ْي ِب َوالشَّ َها َد ِة‬
‫فَ ُي َن ِّبئُ ُك ْم بمِ َا كُ ْنتُ ْم ت َ ْع َملُو َن‬
Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah
21.  Husaini Usman, Manajemen, hlm. 60. 23. Sulistyorini, Manajemen Pendidikan
22.  Ibid., hlm. 60. Islam, hlm. 29.

Jurnal TARJIH
Volume 14 (1) 1438 H/2017 M
Manajemen Pengembangan Pendidikan Islam 9

dan rasul-Nya serta orang-orang mukmin pendidikan Islam selama ini, dalam hal
akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu profesionalisme seringkali mengabaikan
akan dikembalikan kepada Allah yang planning sumber daya manusia dalam
mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, peng org anisasian. Di antaranya
lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang dalam hal recruitment yang nepotis,
telah kamu kerjakan (at-Taubah [9]: 105).
tidak adanya sistem penghargaan dan
Ayat di atas dengan tegas dan punisment, minimnya pengadaan training
jelas menunjukkan bahwa manusia berkala dan motivasi, dan kebutuhan
berkarya menurut kecakapan masing- untuk aktualisasi diri dalam lembaga
masing. Kecakapan seseorang baik nampaknya nyaris tidak diperhatikan
berupa ilmu yang dipunyainya maupun dan tidak dianggap sebagai suatu hal
sebagai pengalaman akan menempatkan yang penting dalam upaya membentuk
seseorang pada posisi tertentu sesuai atmosfer kerja yang kondusif.26 Hal lain
dengan disiplin ilmunya. Pembagian yang dapat dilakukan oleh lembaga-
kerja semacam ini pada akhirnya akan lembaga pendidikan Islam dalam rangka
menjurus menjadi spesialisasi dan menciptakan budaya kerja yang sehat
profesionalitas yang diakibatkan adanya adalah dengan merefungsionalisasi
perbedaan kecakapan, perbedaan sistem pengorganisasian di dalam
disiplin ilmu, dan keterampilan lembaga-lembaga pendidikan Islam
masing-masing yang menjadi bidang dengan melakukan rancang bangun
keahliannya.24 ulang pekerjaan untuk menentukan alih
Aspek profesionalisme yang tugas, alih wilayah unit kerja, perluasan
merujuk pada sifat dari suatu pekerjaan pekerjaan, dan dengan pembentukan
yang membutuhkan kompetensi atau tim kerja otonom.27
keahlian teknis. Profesionalisme dalam
artian ini merupakan suatu kebutuhan Penggerakan (Actuating) Pendidikan
lembaga pendidikan Islam yang modern Islam
yang tidak mungkin dapat dihindari Peng g erakan (actuating)
lagi karena era perubahan sekarang merupakan fungsi manajemen yang
menyebabkan terjadinya kompleksitas komplek dan mer upakan r uang
masalah yang ada baik di dalam maupun lingkup yang cukup luas serta sangat
di luar lembaga pendidikan Islam berhubungan erat dengan sumber daya
yang harus mendapat perhatian secara manusia yang pada akhirnya actuating
khusus oleh para pengelola lembaga merupakan pusat sekitar aktivitas-
pendidikan Islam.25 aktivitas manajemen. Actuating pada
Dalam manajemen lembaga hakekatnya adalah menggerakkan
sumber daya manusia untuk mencapai
24.  Ibid., hlm. 30.
25.  Winarno Surakhmad, dkk, Reformasi 26.  Ibid., hlm. 154.
Pendidikan Muhammadiyah, hlm. 154. 27.  Ibid., hlm.158.

Jurnal TARJIH
Volume 14 (1) 1438 H/2017 M
10 Chusnul Azhar

tujuan yang telah ditetapkan secara Islam. Tanpa adanya kepemimpinan


efektif dan efisien.28 yang efektif, hubungan antara tujuan
Actuating (penggerakkan) meru­ perseorangan dengan tujuan lembaga
pakan kemampuan seseorang untuk bisa mengalami salah orientasi. Hal
memberikan kegairahan, kegiatan, demikian dapat memicu munculnya
pengertian, sehingga orang lain mau situasi terhadap orang-orang yang
mendukung dan bekerja dengan suka bekerja untuk mencapai tujuan pribadi,
rela untuk mencapai tujuan organisasi sedang tujuan organisasi tidak dapat
atau lembaga pendidikan Islam yang tercapai secara efektif.31
sesuai dengan tugas yang diberikan Penggerakkan (actuating) dilaku­
kepadanya. 29 Jika seseorang dapat kan tidak cukup hanya dengan kata-
digerakkan dengan suka rela, dan kata manis dan sekedar basa-basi yang
dapat merasakan bahwa pekerjaan diucapkan kepada orang lain. Lebih
itu adalah kewajiban yang harus dari itu, actuating adalah pemahaman
dikerjakan dengan suka rela seperti mendalam akan berbagai kemampuan,
pekerjaanya sendiri dengan disertai kesanggupan, keadaan, motivasi, dan
adanya rasa memiliki (sense of belonging), kebutuhan orang lain. Selanjutnya,
ikut bertanggungjawab, akan timbul menjadikan semua faktor tersebut
perasaan kecewa jika gagal, sebaliknya sebagai sarana penggerak dalam bekerja
akan timbul perasaan bahagia jika tujuan secara bersama-sama sebagai sebuah
berhasil dicapai. Maka berarti fungsi kerja tim atau kelompok. Sekaligus
motivasi pemimpin telah berhasil.30 berupaya mewujudkan tujuan bersama
Fungsi actuating berhubungan di dalam situasi yang saling pengertian,
erat dengan sumber daya manusia, saling kerjasama, saling kasih sayang,
oleh karena itu seorang pemimpin dan saling mencintai.32
pada lembaga pendidikan Islam dalam Pengembangan manajemen lem­
membina kerjasama, mengarahkan dan baga pendidikan Islam dalam upaya
mendorong kegairahan kerja sumber mengoptimalkan aspek actuating ini juga
daya manusianya perlu memahami dapat ditempuh dengan restrukturisasi
faktor-faktor manusia dan pelakunya. dan refungsionalisasi manajemen
Pada suatu lembaga pendidikan Islam, lembaga untuk memperlancar proses
kepemimpinan efektif hendaknya komunikasi dalam semua aspek
memberikan arah kepada usaha dari str uktural lembag a pendidikan.
semua sumber daya manusia dalam Restrukturisasi dan refungsionalisasi
mencapai tujuan lembaga pendidikan ini mengandung makna sebagai usaha
untuk merumuskan kembali pola
28.  Sulistyorini, Manajemen Pendidikan ataupun struktur lembaga dan hubungan
Islam, hlm. 31.
29.  Ibid. 31.  Ibid.
30.  Ibid., hlm. 32. 32.  Ibid.

Jurnal TARJIH
Volume 14 (1) 1438 H/2017 M
Manajemen Pengembangan Pendidikan Islam 11

antar unit dalam lembaga, serta sistem obyek lembag a pendidikan dan
atau mekanisme di dalam lembaga merupakan faktor manajemen yang
dengan menciptakan kembali prosedur paling penting untuk menuju kepada
dan tata kerja lembaga sedemikian tujuan yang ingin dicapai. Pengawasan
rupa sehingga proses komunikasi antar merupakan langkah penentu terhadap
antar unit kerja, sistem pendelegasian, apa yang harus dirumuskan dalam aspek
pemberian wewenang, dan fungsi- perencanaan yang akan dirancang,
fungsi sumber daya manusia dalam sekaligus menilai dan memperbaiki,
lembaga dapat berjalan secara efektif sehingga pelaksanaannya sesuai dengan
dan efisien.33 rencana, serta terwujudnya tujuan
Dengan demikian, str uktur secara lebih efektif dan efisien pada
lembaga pendidikan Islam mesti masa selanjutnya.35
didesain dengan model lingkaran Adapun fungsi pengawasan
demokrasi yang bersifat pipih dan yaitu sebagai upaya penyesuaian
partisipatif. Dengan model struktur antara rencana yang telah disusun
yang makin mendatar diharapkan dengan pelaksanaan atau realitas hasil
lembaga pendidikan Islam memiliki yang benar-benar tercapai. Untuk
rentang kendali yang makin melebar dan mengetahui hasil capaian apakah benar-
tingkat-tingkat hirarki dapat terkurangi, benar telah sesuai dengan rencana yang
sehingga proses komunikasi antar telah disusun, diperlukan informasi
struktur bisa lebih lancar. Di samping tentang tingkat pencapaian hasil.
itu, dengan rentang kendali yang Informasi tersebut dapat diproleh
makin melebar, unit-unit kerja atau melalui komunikasi dengan bawahan,
tim kerja fungsional dalam lembaga khususnya dari laporan-laporan dari
dapat memiliki otonomi yang lebih setiap unit-unit kerja ataupun dengan
luas untuk melakukan kreativitas dan melakukan observasi berkala secara
inovasi bersama yang pada gilirannya langsung dan mendadak. Apabila hasil
dapat menjadi pendorong kemajuan tidak sesuai dengan standar yang telah
lembaga.34 ditentukan, pimpinan dapat menggali
informasi tentang masalah-masalah yang
Pengawasan (Controlling) Pendidikan dihadapi. Dengan demikian tindakan
Islam perbaikan dapat disesuaikan dengan
Pengawasan adalah suatu usaha sumber masalah. Di samping itu, untuk
untuk meneliti kegiatan-kegiatan menghindari kesalahpahaman tentang
yang telah dan akan dilaksanakan. fungsi pengawasan antara pengawas
Pengawasan berorientasi pada semua dengan obyek pengawasan, maka
perlu dipelihara jalur komunikasi yang
33.  Winarno Surakhmad, dkk, Reformasi
Pendidikan Muhammadiyah, hlm. 157. 35.  Sulistyorini, Manajemen Pendidikan
34.  Ibid. Islam, hlm. 32.

Jurnal TARJIH
Volume 14 (1) 1438 H/2017 M
12 Chusnul Azhar

efektif, proporsional, obyektif, bebas Kepemimpinan Pendidikan Islam


dari prasangka buruk, berdayaguna, dan Kepemimpinan mer upakan
berhasilguna.36 kelompok ilmu terapan dari ilmu-
Beberapa hal yang dapat dilakukan ilmu sosial, sebab prinsip-prinsip
dalam rangka keefektifan pengawasan dan r umusannya diharapkan
adalah dengan mengadakan pemetaan. dapat mendatangkan manfaat bagi
Pemetaan ini berfungsi terutama kesejahteraan manusia. Banyak definisi
untuk kepentingan analisis kebijakan kepemimpinan yang telah dikemukakan
secara menyeluruh dan perumusan oleh para pakar menurut sudut pandang
perencanaan maupun kebijakan baru masing-masing. Ke pemimpinan
pengembangan lembaga pendidikan tampaknya lebih merupakan konsep yang
Islam baik yang bersifat menyeluruh didasarkan pada serangkaian wacana
maupun per sektor unit kerja.37 Hal dan pengalaman. Kepemimpinan
lain yang dapat dilakukan adalah mempunyai arti yang sangat beragam,
dengan melihat beberapa aspek dalam bahkan ada yang mengatakan bahwa
lembaga pendidikan untuk dapat definisi kepemimpinan sama banyaknya
mengetahui deskripsi kinerja organisasi dengan orang yang mendefinisikannya.
secara utuh. Yaitu, aspek produktivitas, Dalam mendefinisikan kepemimpinan
kualitas pelayanan, responsivitas, para peneliti biasanya disesuaikan
profesionalisme, dan akuntabilitas.38 dengan perspektif individual dan
Tujuan peng awasan dalam aspek fenomena yang paling menarik
lembaga pendidikan Islam haruslah perhatian mereka.40
positif dan konstruktif, yaitu untuk Definisi kepemimpinan secara
memperbaiki, mengurangi pemborosan umum yang dikemukakan oleh para
waktu, anggaran, material, dan tenaga di pakar memberikan uraian bahwa
lembaga pendidikan Islam. Di samping kepemimpinan merupakan terjemahan
itu juga bertujuan untuk membantu dari kata “leadership” yang berasal dari kata
menegakkan agar prosedur, program, “leader”. Pemimpin (leader) ialah orang
standar, dan peraturan dapat berjalan yang memimpin, sedangkan pimpinan
sebagaimana mestinya hingga dapat merupakan sebuah jabatannya. Dalam
mencapai efisiensi lembaga pendidikan pengertian lain, secara etimologi istilah
Islam yang setinggi-tingginya.39 kepemimpinan berasal dari kata dasar
“pimpin” yang artinya bimbing atau
tuntun. Dari “pimpin” lahirlah kata
36.  Ibid., hlm. 33. kerja “memimpin” yang bermaksud
37.  Winarno Surakhmad, dkk, Reformasi
Pendidikan Muhammadiyah, hlm. 146.
38.  Ibid., hlm. 150. 40.  Imam Moedjiono, Kepemimpinan dan
39.  Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Keorganisasian (Yogyakarta: UII Press Yogyakrta,
Islam, hlm. 33. 2002), hlm. 1.

Jurnal TARJIH
Volume 14 (1) 1438 H/2017 M
Manajemen Pengembangan Pendidikan Islam 13

membimbing dan menuntun.41 Ada ini kemudian muncul istilah khalifah


juga yang berpendapat bahwa istilah yang artinya pengganti atau orang
kepemimpinan berasal dari kata yang menggantikan dan mewakili.
“pimpin” yang memuat dua hal pokok Umumnya pemimpin dalam konteks
yaitu: “pemimpin” sebagai subjek Islam sering disebut dengan khalifatullah
dan yang dipimpin sebagai objek. atau wakil Allah. Kemudian dari kata
Kata pimpin mengandung pengertian imarah muncul istilah ulul amri yang
mengarahkan, membina atau mengatur, berarti orang yang mempunyai urusan,
menuntun dan juga menunjukkan mengurus, mengelola orang lain, dan
ataupun mempengaruhi. Oleh karena organisasi.43
itu, pemimpin mempunyai tanggung Dalam kajian tentang kepemim­
jawab baik secara fisik maupun spiritual pinan Islam, Tobroni memberikan
terhadap keberhasilan aktivitas kerja d e fi n i s i b a h wa ke p e m i m p i n a n
dari yang dipimpin, sehingga menjadi Islam adalah kepemimpinan yang
pemimpin itu tidak mudah dan membawa dimensi keduniawian
tidak akan setiap orang mempunyai kepada dimensi ketuhanan (ke-
kesamaan di dalam menjalankan ilahian). Tuhan diyakini sebagai
ke-pemimpinannya.42 pemimpin sejati yang mengilhami,
Adapun kepemimpinan dalam mencerahkan, membersihkan nurani,
bahasa Arab disebut dengan imamah, dan memenangkan jiwa hamba-
khilafah, atau imarah, yang secara umum Nya melalui pendekatan etis dan
mengandung arti daya memimpin keteladanan. Kepemimpinan Islam
atau kualitas seorang pemimpin, atau ialah kepemimpinan yang mampu
tindakan dalam memimpin. Imamah mengilhami, membangkitkan,
berasal dari kata amma-ya’ummu yang mempengaruhi, dan menggerakkan
mengandung arti menuju, meneladani, melalui keteladanan, pelayanan, kasih
dan memimpin. Dari kata ini muncul sayang, dan implementasi nilai dan sifat-
istilah imam, yang berarti seorang sifat keilahian dalam tujuan, proses,
pemimpin atau orang yang memimpin, budaya, dan perilaku kepemimpinan.44
karena perilakunya bisa diteladani orang Berdasarkan penjelasan di atas,
lain, serta mempunyai visi yang jelas. dapat disimpulkan bahwa pengertian
Sedangkan istilah khilafah berasal dari kepemimpinan pendidikan Islam adalah
kata khalafa yang mengandung arti di kemampuan untuk menggerakkan,
belakang dan mengganti. Dari kata 43.  Zainudin, M dan Mustaqim, Studi
41.  Ara Hidayat Imam Machali, Penge- Kepemimpinan Islam (Yogyakarta: Universitas
lolaan Pendidikan: Konsep, Prinsip dan Aplikasi Islam Indonesia, 2005), hlm. 45.
dalam Mengelola Sekolah dan Madrasah (Bandung: 44.  Tobroni, The Spiritual Leadership:
Pustaka Educa, 2010), hlm. 81. Pengefektifan Organisasi Nobel Industry melalui
42.  http://diecahyouinyogya.blog. Prinsip-Prinsip Spiritual Etis (Malang : UMM
com/2012/02/22/adi/ Press, 2005), hlm. 35.

Jurnal TARJIH
Volume 14 (1) 1438 H/2017 M
14 Chusnul Azhar

mempengaruhi, memotivasi, mengajak, peserta didik dan saling berbagi


mengarahkan, menasehati, membina, aktivitas antara pendidik dan anak
membimbing, melatih, menyuruh, didik.
memerintah, melarang dan bahkan • Mengusahakan lembaga pendidikan/
menghukum (jika perlu) dengan sekolah yang sukses, yang meliputi:
maksud agar sumber daya manusia melaksanakan fungsi kepemimpinan
sebagai bagian dari lembaga pendidikan dengan menempatkan implementasi
Islam dalam rangka mencapai tujuan kurikulum sebagai tujuan utama,
pendidikan Islam secara efektif dan menekankan pada kualitas pengajaran
efisien yang berlandaskan pada nilai- dan pembelajaran, memiliki tujuan
nilai al-Quran dan as-Sunnah. yang jelas dan ekspektasi yang
Adapun kepemimpinan tinggi pada tenaga pendidik dan
dalam kaitannya dengan teori-teori peserta didik, mengembangkan iklim
manajemen, pemimpin berfungsi organisasi yang baik dan kondusif,
sebagai perencana dan pengambil melakukan monitoring dan evaluasi
keputusan (planning and decision maker), sebagai bagian dari budaya organisasi
peng org anisasian (or ganization), pendidikan di lembaganya, mengelola
kepemimpinan dan motivasi (leading pengembangan staf serta melibatkan
and motivation), pengawasan (controlling) dukungan masyarakat (stakeholder)
dan lain-lain.45 dalam pengembangannya.46
Para pakar pendidikan merumus­
kan dua fungsi kepemimpinan dalam Tugas dan Fungsi Kepemimpinan
pengembangan lembaga pendidikan, Pendidikan Islam
yaitu: Tu g a s s e o r a n g p e m i m p i n
• M e n g u s a h a k a n k e e f e k t i f a n dalam sebuah organisasi pendidikan
or g a n isa si pendidikan, yang Islam yaitu membawa anggotanya
meliputi adanya etos kerja yang baik, untuk bekerja bersama sesuai dengan
pengelolaan manajemen yang baik, tanggung jawabnya masing-masing
mengusahakan tenaga pendidik yang dan membawa organisasi ke arah
memiliki ekspektasi yang tertinggi, pencapaian tujuan pendidikan Islam.
mengembangkan tenaga pendidik Selain itu, tugas pemimpin adalah
sebagai model peran yang positif, mengawasi, membenarkan, meluruskan,
memberikan perlakuan positif pada memandu, menterjemahkan,
anak didik, menyediakan kondisi menetralisir, mengorganisasikan dan
kerja yang baik dan kondusif bagi mentransfor masikan kebutuhan,
tenaga pendidik dan staf tata usaha, harapan ang gotanya, dan tujuan
memberikan tanggung jawab pada organisasi. Dalam konteks agama Islam
45.  Aunur Rahim, Modul Mata Kuliah 46.  Ara Hidayat dan Imam Machali,
PAI (Yogyakarta:UII, 2001), hal. 3-4. Pengelolaan Pendidikan, hlm. 83.

Jurnal TARJIH
Volume 14 (1) 1438 H/2017 M
Manajemen Pengembangan Pendidikan Islam 15

dan norma sosial, tugas pemimpin adalah mengarahkan (direction) dalam tindakan
membuat organisasi sebagai suatu sistem atau aktivitas pemimpin. Kedua, dimensi
nilai dan sosial yang menyenangkan yang berkenaan deng an tingkat
bagi anggota organisasinya, menjadikan dukungan (support) atau keterlibatan
organisasi sebagai satu tempat beramal, orang-orang yang dipimpin dalam
berinteraksi, dan aktualisasi diri bagi melaksanakan tugas-tugas pokok
para anggotanya.47 organisasi.49
Oleh karena itu, supaya tugas Secara operasional, fungsi
kepemimpinannya dapat berjalan kepemimpinan menurut para pakar
dengan baik maka digunakan strategi. dapat dibedakan dalam lima fungsi
Strategi yang dipilih bergantung pokok,50 yaitu:
kepada seberapa tinggi pengetahuan, • Fungsi Instr uksi. Fungsi ini
ketrampilan, dan kualitas spiritualitas bersifat komunikasi satu arah.
pimpinan dalam menjalankan dan Pemimpin sebagai komunikator
mengembangkan serta memilih strategi merupakan pihak yang menentukan
yang cocok. Adapun strategi yang dapat apa, bagaimana, bilamana dan di
digunakan agar dapat menjalankan mana perintah itu dikerjakan agar
kepemimpinannya, adalah: 1) seorang keputusan dapat dilaksanakan secara
pemimpin har us meng gunakan efektif.
strategi yang fleksibel, 2) pemimpin • Fungsi Konsultasi. Fungsi ini bersifat
harus menjaga keseimbangan dalam komunikasi dua arah. Tahap pertama
menentukan kebutuhan jangka panjang dalam usaha menetapkan keputusan,
dan jangka pendek, 3) dalam memilih pemimpin seringkali memerlukan
strategi harus yang memberikan layanan bahan pertimbangan sehingga harus
terhadap lembaga, dan 4) semua berkonsultasi dengan bawahannya.
kegiatan diorientasikan dalam rangka Tahap berikutnya konsultasi dari
ibadah.48 pimpinan pada bawahannya dapat
Adapun fungsi kepemimpinan dilakukan setelah ditetapkan
harus berhubungan langsung dengan sebuah keputusan dan sedang
situasi sosial dalam kehidupan dalam pelaksanaan. Konsultasi itu
kelompok/organisasi masing-masing. bermaksud untuk memperoleh
Fungsi kepemimpinan memiliki dua masukan berupa umpan balik (take
dimensi, yaitu: pertama, dimensi yang and give) dalam rangka memperbaiki
berkenaan dengan tingkat kemampuan dan menyempurnakan keputusan-
keputusan yang telah ditetapkan dan
47.  Gari Yulk, Kepemimpinan dalam dilaksanakan.
Organisasi, terj. Yusuf Udaya (Jakarta: Prenhal- • Fungsi Partisipasi. Maksud dari
lindo, 1998), hlm. 51.
48.  Imam Moedjiono, Kepemimpinan dan 49.  Ibid., hlm. 9.
Keorganisasian, hlm. 46. 50.  Ibid., hlm. 2.

Jurnal TARJIH
Volume 14 (1) 1438 H/2017 M
16 Chusnul Azhar

fungsi ini adalah pememipin Gaya Kepemimpinan dalam Islam


berusaha mengaktifkan bawahannya, Gaya memiliki arti sikap, gerakan,
baik dalam keikutsertaan tingkah laku, sikap yang elok, gerak-gerik
pengambilan keputusan maupun yang bagus, kekuatan, kesanggupan
dalam pelaksanaannya. Partisipasi untuk berbuat baik. Sedangkan gaya
bukan berarti bebas melakukan kepemimpinan adalah sekumpulan
semaunya, tetapi dilakukan secara ciri yang digunakan pimpinan untuk
terkendali dan terarah berupa kerja mempengaruhi bawahan agar sasaran
sama dengan tidak mencampuri organisasi tercapai. Dalam pengertian
tugas orang lain yang tidak menjadi lain gaya kepemimpinan adalah pola
wewenangnya. prilaku dan strategi yang sering disukai
• Fungsi Delegasi. Fungsi ini dilakukan dan sering diterapkan oleh seorang
dengan memberikan pelimpahan pemimpin. Gaya kepemimpinan
wewenang untuk membuat dan itu seolah-olah meng gambarkan
menetapkan keputusan melalui kombinasi yang konsisten dari falsafah,
persetujuan dari pimpinan. Proses keterampilan, sifat dan sikap yang
pendelegasian atau pelimpahan didasari dari prilaku seseorang. Gaya
kekuasaan atau wewenang dalam kepemimpinan menunjukkan secara
dunia pendidikan dapat diterapkan langsung dan tidak langsung tentang
dari pimpinan atau atasan ke tingkat keyakinan seorang pimpinan terhadap
bawahan atau unit kerja dalam kemampuan bawahannya. Artinya,
organisasi. Fungsi delegasi ini pada gaya kepemimpinan itu berwujud
dasarnya adalah sebuah prinsip pada prilaku dan strategi, sebagai
kepercayaan.51 hasil kombinasi tersebut yang sering
• Fungsi Pengendalian. Maksud dari diterapkan oleh seorang pemimpin
fungsi ini bahwa kepemimpinan ketika mencoba mempengaruhi kinerja
yang efektif adalah pemimipin bawahannya.52
yang mampu mengatur aktivitas Dalam perilaku kepemimpinan
anggotanya secara terarah. Fungsi pendidikan Islam dibutuhkan
ini dapat terwujud melalui kegiatan keluasan pengetahuan dan keluwesan
bimbingan, pengarahan, koordinasi budi pekerti. Dua unsur ini sangat
dan pengawasan. memberikan pengaruh terhadap pola
kepemimpinan pendidikan Islam.
Banyak lembaga pendidikan Islam yang
dipimpim seorang yang punya keluasan
pengetahuan, tetapi tidak memiliki
51.  Akdon, Strategic Management For keluwesan budi pekerti. Akibatnya
Educational Management (Manajemen Strategik
untuk Manajemen Pendidikan) (Bandung: Alfa- 52.  Ara Hidayat dan Imam Machali,
beta, 2007), hlm. 27. Pengelolaan Pendidikan, hlm. 91.

Jurnal TARJIH
Volume 14 (1) 1438 H/2017 M
Manajemen Pengembangan Pendidikan Islam 17

proses kepemimpinan menjadi otoriter, dengan harapan akan meningkatkan


sentralistis dan seterusnya. Sebaliknya, mutu proses pengelolaan pendidikan
ada pula lembaga pendidikan Islam Islam.
yang memiliki pemimpin luwes budi Kebijakan pembaharuan dalam
pekertinya tetapi tidak luas pandangan bidang manajemen pendidikan Islam
dan pengetahuannya maka proses dipandang sangat penting. Manajemen
kepemimpinanya menjadi lemah pendidikan Islam yang inovatif akan
kontrol. Kepemimpinan membutuhkan mampu mewujudkan tujuan lembaga,
ilmu perilaku (behavioral science). Artinya yaitu pendidikan dan pengajaran
seorang pemimpin harus memahami terhadap peserta didik secara lebih
mengenai ilmu psikologi, sosiologi efektif dan efisien. Sedangkan untuk
dan antropologi. Dengan ilmu-ilmu mengaplikasikan kebijakan baru dalam
perilaku ini diharapkan pemimpin dapat bidang manajemen pendidikan di
menyadari keberagaman karakter lembaga-lembaga pendidikan Islam
seseorang yang berbeda-beda. Sehingga diperlukan strategi tertentu, yaitu dengan
pendekatan-pendekatan yang digunakan cara menggunakan power pimpinan
juga dapat menyentuh persolan dan dan meningkatkan kesadaran kepala
mampu menyelesaikannya.53 sekolah akan pentingnya peningkatan
mutu manajemen pendidikan di sebuah
Penutup lembaga pendidikan Islam.
Bentuk dan ragam manajemen
pengembangan pendidikan Islam DAFTAR PUSTAKA
yang diterapkan tidak akan banyak
memberikan manfaat jika lembaga Akdon, Strategic Management for
pendidikan Islam dan umat Islam belum Educational Management (Manajemen
memiliki keseriusan dan keyakinan Strategik untuk Manajemen Pendidikan),
tentang adanya moralitas al-Quran Bandung: Alfabeta, 2007.
dalam manajemen pengembangan Hidayat, Ara, dan Imam Machali,
pendidikan Islam yang harus diterapkan. Pengelolaan Pendidikan: Konsep, Prinsip
Pembaharuan dalam bidang dan Aplikasi dalam Mengelola Sekolah
manajemen pendidikan Islam dan Madrasah, Bandung: Pustaka
merupakan penerapan cara-cara baru, Educa, 2010.
kreatif, selektif dalam penggunaan Kayo, Khatib Pahlawan, Kepemimpinan
sumber daya manusia dan material Islam & Dakwah, Jakarta: Amzah,
yang bersumber dari moralitas al-Quran 2005.
53.  Imam Suprayogo, “Penguatan peran Marhumah, Ema, “Laki-laki dan
dan fungsi kepemimpinan sekolah/madrasah”, Keluarga Berencana”, Kedaulatan
Jum’at 08 juli 2011, http://www.uin-malang. Rakyat, Kamis Pon 01 Desember
ac.id/, didownload kamis tgl. 17 Maret 2012.

Jurnal TARJIH
Volume 14 (1) 1438 H/2017 M
18 Chusnul Azhar

2011. Sulistyorini, Manajemen Pendidikan


Moedjiono, Imam, Kepemimpinan dan Islam: Konsep, Strategi dan Aplikasi,
Keorganisasian, Yogyakarta: UII Yogyakarta: Penerbit TERAS, 2009.
Press Yogyakrta, 2002. Suprayogo, Imam, “Penguatan Peran
Zainudin M. dan Mustaqim, Studi d a n F u n g s i Ke p e m i m p i n a n
Kepemimpinan Islam, Yogyakarta: Sekolah/Madrasah”, http://www.
Universitas Islam Indonesia, 2005. uin-malang.ac.id/, didownload
Nasir, Ridlwan, Mencari Tipologi Format kamis tgl. 17 Maret 2012.
Pendidikan Ideal: Pondok Pesantren di Surakhmad, Winarno, dkk, Reformasi
Tengah Arus Perubahan, Yogyakarta: Pendidikan Muhammadiyah: Suatu
Pustaka Pelajar, 2010. Keniscayaan, Yogyakarta: Pustaka
Rahim, Aunur, Modul Mata Kuliah PAI, Suara Muhammadiyah, 2003.
Yogyakarta: UII, 2001. Tobroni, The Spiritual Leadership:
Suharto, Toto, dkk, Rekonstruksi dan Pengefektifan Organisasi Nobel Industry
Modernisasi Lembaga Pendidikan Islam, melalui Prinsip-Prinsip Spiritual Etis,
Yogyakarta: Global Pustaka Utama Malang: UMM Press, 2005.
Yogyakarta, 2005. Usman, Husaini, Manajemen: Teori,
Sujanto, Bedjo, Manajemen Pendidikan Praktik, dan Riset Pendidikan, Jakarta:
Berbasis Sekolah: Model Pengelolaan Bumi Aksara, 2011.
Sekolah di era Otonomi Daerah, Yulk, Gari, Kepemimpinan dalam
Yogyakarta: Sagung Seto, 2007. Or ganisasi, terj. Yusuf Udaya,
Jakarta: Prenhallindo, 1998.

Jurnal TARJIH
Volume 14 (1) 1438 H/2017 M

Anda mungkin juga menyukai