Anda di halaman 1dari 269

MENJAHIT LUKA ROBEK (HECTING)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.001 0 1/3

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PENGERTIAN Tindakan mendekatkan tepi-tepi luka dan mempertahankan


dengan benang atau jahitan sampai terjadi kontinuitas jaringan.

TUJUAN 1. Meningkatkan kualitas pelayanan perawatan luka agar tidak


terjadi infeksi lanjut
2. Mempercepat proses penyembuhan luka

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

PROSEDUR PERALATAN
1. Set alat bedah minor yang terdiri dari:
a. Pinset anatomi
b. Pinset cirurgi
c. Nald Folder
d. Gunting
e. Arteri Klem
2. Benang jahit
3. Jarum jahit
4. Kassa steril
5. Cairan normal saline (NaCl 0,9%)
6. Cairan antiseptik
7. Obat anestesi
8. Plester
9. Gunting plester
10. Kom steril
11. Tempat sampah medis
12. Disposable syringe
13. Larutan H2O2/perhidrol

PELAKSANAAN
1. Ucapkan salam pada pasien
a. Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan prosedur
b. Memperkenalkan diri kepada pasien
c. Menjelaskan tujuan dilakukannya tindakan ini yaitu agar
tidak terjadi infeksi lebih lanjut dan mempercepat
penyembuhan luka
MENJAHIT LUKA ROBEK (HECTING)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.001 0 2/3

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR d. Tanda tangan informed consent apabila pasien/keluarga


setuju maupun menolak tindakan yang akan dilakukan,
2. Dapatkan order tindakan dari dokter jaga
3. Cuci tangan
4. Pakai sarung tangan bersih
5. Periksa peralatan tindakan
6. Bersihkan luka dengan cairan antiseptic
7. Ganti sarung tangan dengan sarung tangan steril
8. Jaringan di sekitar luka dianestesi local (Lidocaine,
Pehacaine)
9. Bila perlu bersihkan luka dengan cairan normal saline (NaCl
0,9%), Bila luka kotor dan dalam gunakan larutan H2O2/
perhidrol 10%
10. Gunakan jarum untuk menjahit kulit, masukkan benang ke
lubang jarum, pada penggunaan jarum melengkung (curved
needle) dari arah dalam ke luar
11. Pegang jarum dengan menggunakan klem kemudian mulai
menjahit luka
12. Jika luka dalam sampai jaringan otot, makan di jahit lapis
demi lapis (jenis benang disesuaikan dengan jaringan yang
robek. Contoh catgut, chromic, side, dll
13. Ikat benang dengan membentuk simpul
14. Potong benang, sisakan sepanjang 1 mm (untuk jahitan
dalam) dan 0,65 cm (jahitan luar)
15. Lanjutkan jahitan luka sampai terjadi penutupan luka
16. Oleskan normal salin/disinfektan pada jahitan
17. Tutup dengan kasa steril
18. Pasang plester/hipafix
19. Pertimbangkan pemberian ATS profilaksis pada kondisi di
bawah ini :
Indikasi :
 Luka lebih dari 1 cm
 Luka tembak
 Frost bite
 Luka bakar
 Luka kontaminasi
 Luka yang sudah lebih dari 6 jam belum tertangani
 Crush injury
 Terdapat jaringan nekrotik
 Luka dengan tepi ireguler
MENJAHIT LUKA ROBEK (HECTING)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.001 0 3/3

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR Dosis ATS profilaksis yang digunakan adalah 1500 IU untuk


jenis serum harus dilakukan skin test, sedangkan jenis Human
Immunoglobulin (Tetagam) tanpa harus dilakukan skin test.
DOSIS ANAK = DOSIS DEWASA.
20. Rapikan pasien dan menanyakan respons pasien terhadap
tindakan yang kita lakukan
21. Bersihkan dan rapikan alat
22. Buka sarung tangan
23. Cuci tangan
24. Dokumentasikan tindakan dalam rekam medis

UNIT TERKAIT  Instalansi Gawat Darurat


 Instalasi Farmasi
 Instalasi Rekam Medis
PENGANGKATAN JAHITAN LUKA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.002 0 1/2

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PENGERTIAN Mengangkat / membuka jahitan pada luka yang dijahit

TUJUAN 1. Mencegah terjadinya infeksi dari benang


2. Mencegah tertinggalnya benang

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

PROSEDUR PERALATAN
1. Pinset anatomis: 2 buah (steril)
2. Pinset Chirurgis: 2 buah (steril)
3. Gunting angkat jahit: 1 buah (steril)
4. Kassa steril
5. Mangkok kecil: 3 buah (steril)
6. Sarung tangan steril
7. Gunting verband
8. Plester
9. Alkohol 70% dalam tempatnya
10. Iodin povidon solution 10% atau sejenisnya
11. NaCl 0,9%
12. Bengkok: 2 buah, 1 berisi cairan desinfektan
13. Kain pembalut atau verband secukupnya

PELAKSANAAN
1. Cuci tangan
2. Berikan salam sebagai pendekatan therapeutic
3. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien/keluarga
4. Tanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum kegiatan
dilakukan
5. Atur posisi pasien sehingga luka dapat terlihat jelas
6. Buka peralatan
7. Pakai sarung tangan
8. Basahi plester dengan alcohol/wash bensin dan buka dengan
menggunakan pinset
9. Buka balutan lapis terluar
10. Bersihkan sekitar luka dan bekas plester
11. Buka balutan lapisan dalam
12. Tekan kedua tepi luka (sepanjang luka)
13. Bersihkan luka dengan menggunakan cairan NaCl 0,9%
14. Desinfeksi luka dengan Iodine Povidone
15. Letakkan kassa steril dekat luka
PENGANGKATAN JAHITAN LUKA

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
03.03.002
0 2/2

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR 16. Tarik simpul jahitan sedikit keatas secara hati-hati dengan
memakai pinset chirurgis, sehingga benang yang berada di
dalam kulit kelihatan
17. Gunting benang dan tarik hati-hati, buang ke kassa
18. Bilas dengan menggunakan cairan NaCl 0,9%
19. Lakukan kompres betadine pada luka / memberi obat/ menutup
dengan kassa steril
20. Pasang plester pada seluruh tepi kassa (4 sisi)
21. Evaluasi respon pasien
22. Rapikan dan bersihkan alat
23. Cuci tangan
24. Dokumentasikan kegiatan dalam rekam medis

UNIT TERKAIT  Instalansi Gawat Darurat


 Instalasi Farmasi
 Instalasi Rekam Medis
PEMASANGAN INFUS

No. Revisi Halaman


No. Dokumen
1 1/2
03.03.003
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PENGERTIAN Suatu proses pelaksanaan kegiatan memberikan tambahan cairan
darah melalui vena kepada pasien dengan menggunakan peralatan
infus sesuai dengan indikasi terapi pasien.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah – langkah pelaksanaan program
pemberian cairan infus sesuai indikasi.
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

PROSEDUR PERALATAN
1. Standar infus
2. Cairan infus dan infus set sesuai kebutuhan
3. Jarum / wings needle / abocath sesuai dengan ukuran yang
dibutuhkan
4. Bidai / alas infus kalau perlu
5. Perlak dan torniquet
6. Plester dan gunting
7. Bengkok
8. Sarung tangan bersih
9. Kassa seteril
10. Kapas alkohol dalam tempatnya
11. Bethadine dalam tempatnya

PELAKSANAAN
1. Ucapkan salam
2. Jelaskan tindakan yang kita akan lakukan
3. Atur posisi pasien pada posisi terlentang.
4. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan.
5. Siapkan cairan yang dibutuhkan.
6. Hubungkan infus set ke cairan, cek ada tidaknya udara dalam
selang infus.
7. Pilih vena yang sesuai untuk penusukan vena
8. Pilih ukuran iv catheter sesuai dengan kebutuhan
9. Gunakan tourniquet 3-4 inci di atas tempat penusukan vena
yang sesuai
10. Berikan tekanan pada tourniquet yang cukup untuk
menghambat sirkulasi vena.
11. Sterilkan lokasi dengan kapas alkohol.
PEMASANGAN INFUS

No. Revisi Halaman


No. Dokumen
1 2/2
03.03.003
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PROSEDUR 12. Tekan dengan ibu jari tangan kiri di bawah bendungan dan
tarik seperlunya agar vena kencang, tusukkan jarum 15 derajat
ke dalam vena, bila kelihatan darah masuk ke dalam jarum
berarti jarum telah masuk ke dalam pembuluh darah vena.
13. Masukkan selang infus ke dalam iv catheter dan atur tetesan
sesuai dengan kebutuhan
14. Tempat luka infus diplester sesuai kebutuhan.
15. Pasang bidai dan bantalan bila merasa diperlukan.
16. Tulis tanggal pemasangan infus pada plester dan lembar CPPT
pasien
17. Rapikan alat dan cuci tangan
18. Dokumentasikan kegiatan dalam rekam medis

UNIT TERKAIT  Instalansi Gawat Darurat


 Instalasi Farmasi
 Instalasi Rekam Medis
PENANGANAN EFEK SAMPING OBAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.004 1 1/1

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PENGERTIAN Terjadinya gangguan fisik pada klien akibat dari adanya ketidak
serasian antara obat yang diberikan dengan kondisi badan klien,
sehingga menimbulkan suatu ketidak nyamanan pada tubuh klien.

TUJUAN Untuk membantu atau mengurangi gejala yang timbul akibat


pengaruh efek samping obat, agar gangguan rasa nyaman yang
dialami oleh klien berkurang / hilang.

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor / /RSJD/2017
Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

PROSEDUR 1. Perhatikan keadaan umum klien, tekanan darah, nadi,


pernafasan, temperatur tubuh dan kelainan-kelainan fisik yang
mungkin timbul.
2. Bantu klien agar terhindar dari kemungkinan bahaya yang
ditimbulkan dari efek samping obat.
3. Kolaborasi/lapor pada dokter ruangan atau dokter jaga tentang
kondisi klien untuk mendapatkan tindakan penanganan segera.
4. Monitor respon klien dan evaluasi hasil tindakan penanganan.
5. Catat semua hasil pengamatan dan evaluasi dengan baik dalam
status klien untuk dilaporkan kembali pada dokter yang
merawatnya.

UNIT TERKAIT  Instalasi Gawat Darurat


 Instalasi Rawat Jalan
 Instalasi Farmasi
 Instalasi Rekam Medis
PENGAMBILAN OBAT DI INSTALASI FARMASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.005 1 1/1

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PENGERTIAN Kegiatan mengambil obat ke Instalasi Farmasi Rumah Sakit Jiwa


Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung untuk klien yang
dirawat, sesuai dengan resep dokter.

TUJUAN Sebagai acuan pelaksanaan pengambilan obat untuk pasien yang


dirawat diruang perawatan, secara tertib dan mencegah
kemungkinan kekeliruan dalam pelaksanaannya.

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

PROSEDUR 1. Dokter memeriksa pasien rawat inap dan memberikan resep


obat.
2. Perawat mengantar resep obat tersebut ke apotik rumah sakit.
3. Perawat mengambil obat yang telah disiapkan oleh petugas
apotik sesuai order.
4. Perawat meneliti kebenaran obat yang diberikan, apakah sesuai
dengan resep dokter, baik mengenai jumlah, jenis obat, dosis
pemberian, maupun identitas pasien.
5. Perawat berhak meminta keterangan bila ada ketidaksesuaian
antara resep dengan obat-obat yang diberikan.
6. Perawat menyimpan obat tersebut dikantong / kotak obat
masing-masing pasien.

UNIT TERKAIT  Instalasi Gawat Darurat


 Instalasi Farmasi
 Instalasi Rekam Medis
PERAWATAN JENAZAH

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.006 0 1/2
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PENGERTIAN Perawatan pasien setelah meninggal, perawatan termasuk


menyiapkan jenazah untuk diperlihatkan pada keluarga,
transportasi ke kamar Jenazah dan melakukan disposisi
(penyerahan) barang-barang milik klien.

TUJUAN 1. Penghormatan terhadap jenazah


2. Menjalankan kewajiban hukum fardlu ‘ain (muslim)
3. Jenazah dalam keadaan bersih

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

PROSEDUR PERALATAN
1. Handscoon
2. Apron
3. Kain panjang atau selimut
4. Gunting verband
5. Bengkok
6. Kassa Gulung
7. Kapas
8. Tempat pakaian kotor
9. Sampiran
10. Formulir jenazah

PELAKSANAAN
1. Beritahu keluarga bahwa jenazah akan dibersihkan. Lakukan
Informed Consent dengan bahasa yang mudah digunakan dan
ramah
2. Siapkan alat dan bahan yang digunakan. Susun alat secara
ergonomis
3. Cuci tangan dibawah air mengalir
4. Pakai alat pelindung diri. Pastikan apron terpasang dengan
benar dan sarung tangan tidak perlu steril
5. Bersihkan dan rapikan jenazah sesuai kebutuhan
6. Letakkan tangan jenazah sesuai agama dan kepercayaannya.
Lipat tangan diatas perut jenazah dan ikat pergelangan tangan
dengan kassa
7. Rapatkan kelopak mata dan tutup lubang-lubang pada tubuh.
Tutup mata, kemudian tutup lubang hidung dan telinga dengan
menggunakan kapas
PERAWATAN JENAZAH

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.006 0 2/2
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR 8. Rapatkan mulut dengan cara ikat dari dagu ke kepala. Ikat
dengan kassa dimulai dari dagu sampai kepala kemudian diikat
simpul pada kepala
9. Rapatkan kedua kaki, kemudian ikat lutut dan kedua jempol
dengan menggunakan kassa
10. Tutup jenazah dengan menggunakan kain penutup jenazah.
Tutup seluruh bagian tubuh jenazah dengan menggunakan
selimut atau kain panjang
11. Isi formulir jenazah dengan lengkap. Catat nama, jenis
kelamin, tanggal/jam meninggal dengan lengkap dan jelas
12. Bawa jenazah ke kamar jenazah dengan menggunakan
brangkar.
13. Bereskan dan rapikan semua alat. Buang sampah pada
tempatnya
14. Cuci tangan dibawah air mengalir

UNIT TERKAIT  Instalasi Gawat Darurat


 Instalasi Rekam Medis
 Petugas Kamar Jenazah
DEBRIDEMENT DIGIGIT BINATANG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.007 0 1/1

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PENGERTIAN Penanganan pelaksanaan gigitan binatang yang berpotensi
menimbulkan rekasi hipersensitivitas/alergi pada kulit akibat
gigitan dan kontak dengan binatang
TUJUAN Pengelolaan luka untuk menghilangkan akibat dari gigitan
binatang
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat
Inap
PROSEDUR PERALATAN :
1. Jarum/Needle
2. Kassa steril
3. Betadine
4. Plester
5. Bedah minor set

PELAKSANAAN
1. Lakukan anamnesa (apakah ada tanda-tanda peradangan pada
area gigitan, apakah ada tanda/berkas gigitan, pastikan
binatang apa yang menggigit)
2. Siapkan alat: bisturi, jarum/neddle, kassa steril, betadine,
plester
3. Inform consent
4. Cuci tangan, pakai sarung tangan
5. Lakukan insisi/lakukan tusuk jarum untuk mengeluarkan
racun melalui tusukan jarum/insisi, kemudian bersihkan
dengan NaCl dan tutup dengan kassa betadin
6. Bersihkan dengan menekan area gigitan untuk mengeluarkan
racun melalui tusukan jarum/insisi, kemudian bersihkan
dengan NaCl dan tutup dengan kassa betadin
7. Balut luka bekas gigitan dan bekas tusuk jarum/insisi
8. Berikan therapi sesuai advis dokter (bila perlu) intramuskular
dan intra cutan (contoh: ABU bila digigit ular)
9. Bereskan alat
10. Cuci tangan
11. Dokumentasikan kegiatan didalam rekam medis

UNIT TERKAIT  Instalasi Gawat Darurat


 Instalasi Farmasi
 Instalasi Rekam Medis
EKSTRASI KUKU

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.008 0 1/2

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PENGERTIAN Tindakan untuk memperbaiki kondisi patologis kuku

TUJUAN Menjaga fisiologi integritas jaringan kuku dan kulit menjadi lebih
baik

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

PROSEDUR PERALATAN :
1. Alat pelindung diri (handscoon dan masker)
2. Duk steril
3. Kassa steril
4. Supratule
5. Plester
6. Cairan aseptik
7. Lidokain
8. Bedah minor set

PELAKSANAAN
1. Cuci tangan
2. Ucapkan salam
3. Jelaskan tujuan tindakan
4. Pakai sarung tangan
5. Siapkan alat dan bahan dalam bak instrumen kecil
6. Atur posisi pasien supaya nyaman dan rileks.
7. Pasang duk steril
8. Bersihkan daerah operasi dengan tindakan aseptik.
9. Lakukan anestesi infiltrasi dengan lidocaine
10. Angkat kuku dengan menggunakan klem dari tepi kiri ke
kanan atau arah sebaliknya.
11. Bersihkan bagian atas jari yang kukunya telah diangkat
dengan menggunakan kassa steril secara perlahan-lahan
12. Berikan supratule pada permukaan jaringan kuku yang telah
diangkat
13. Tutup luka dengan kassa steril dan plester.
14. Evaluasi respon pasien
EKSTRASI KUKU

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.008 0 2/2

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR 15. Buang sampah medis pada tempatnya


16. Bersihkan dan rapikan alat dan bahan
17. Buka sarung tangan
18. Cuci tangan
19. Dokumentasi dalam rekam medis
20. Lakukan observasi pasien antara 5 sampai dengan 15 menit.

UNIT TERKAIT  Instalasi Gawat Darurat


 Instalasi Farmasi
 Instalasi rekam Medis
PEMASANGAN NECK COLLAR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.009 0 1/1

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PENGERTIAN Memasang alat neck collar untuk immobilisasi leher


(mempertahankan tulang servikal)

TUJUAN Mencegah pergerakan tulang serviks yang patah, mencegah


bertambahnya kerusakan tulang serviks dan spinal cord,
mengurangi rasa sakit

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor / /RSJD/2017
Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

PROSEDUR PERALATAN :
1. Alat pelindung diri (handscoon dan masker)
2. Neck Collar

PELAKSANAAN
1. Perawat cuci tangan
2. Perawat menggunakan masker, handscoon
3. Pegang kepala dengan cara satu tangan memegang bagian
kanan kepala mulai dari mandibula ke arah temporal, demikian
juga bagian sebelah kiri dengan tangan yang lain dan cara yang
sama
4. Perawat lainnya memasukkan neck collar secara perlahan ke
bagian belakang leher dengan sedikit melewati leher
5. Letakkan bagian Neck collar yang berlekuk tepat pada dagu
6. Rekatkan 2 sisi neck collar satu sama lain
7. Perawat cuci tangan
8. Dokumentasikan kegiatan di dalam rekam medis

UNIT TERKAIT  Instalasi Gawat Darurat


 Instalasi Farmasi
 Instalasi Rekam Medis
PEMBERIAN OBAT MELALUI INTRAKUTAN (IC)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.010 1 1/2

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PENGERTIAN Pemberian obat yang disuntikkan ke dalam jaringan kulit
TUJUAN Untuk mengetahui sensitivitas tubuh (tes alergi) terhadap obat
yang disuntikkan
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

PROSEDUR PERALATAN
1. Buku catatan pemberian obat/kartu obat
2. Obat yang akan diinjeksikan dan cairan pelarut
3. Spuit 1ml
4. Kapas antiseptik steril
5. Bak injeksi
6. Bengkok
7. Perlak dan alasnya
8. Sarung tangan

PELAKSANAAN
1. Cuci tangan
2. Ucapkan salam
3. Jelaskan tujuan tindakan
4. Gunakan sarung tangan
5. Siapkan obat. Untuk kemasan obat vial dalam bentuk serbuk,
obat dilarutkan dengan jenis cairan pelarut dan perbandingan
yang ditentukan sesuai dengan yang tertulis dalam kertas
petunjuk yang terdapat dalam kemasan masing masing obat
6. Tentukan lokasi penyuntikan
7. Pasang perlak
8. Desinfeksi dengan kapas antiseptik pada area yang akan
disuntik Anjurkan pasien untuk menarik nafas dalam untuk
mengurang nyeri yang timbul saat penusukan.
9. Lakukan penusukan dengan lubang jarum menghadap ke atas
dengan sudut 10-15 derajat
10. Lakukan aspirasi, pastikan tidak terdapat darah atau cairan
tubuh masukkan obat perlahan-lahan hingga terjadi
gelembung Tarik spuit dan jangan lakukan masage
11. Lingkari batas pinggir gelembung dengan alat tulis
12. Bereskan alat-alat
13. Buka sarung tangan
PEMBERIAN OBAT MELALUI INTRAKUTAN (IC)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.010 1 2/2
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR 14. Cek hasil tes alergi obat setelah 15 menit


15. Evaluasi perasaan dan respon pasien terhadap pengobatan
16. Cuci tangan
17. Dokumentasikan pemberian obat injeksi intrakutan (lokasi
penyuntikan, nama obat, tanggal dan waktu, hasil tes alergi
atau respon pengobatan)

UNIT TERKAIT  Instalasi Gawat Darurat


 Instalasi Rawat Jalan
 Instalasi Farmasi
 Instalasi Rekam Medis
PEMBERIAN OBAT MELALUI INTRAMUSKULAR (IM)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.011 1 1/2

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PENGERTIAN Pemberian obat atau cairan dengan cara dimasukkan langsung ke
dalam otot

TUJUAN Agar dapat melaksanakan tindakan pengobatan dengan benar


sesuai dengan program pengobatan

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

PROSEDUR PERALATAN
1. Buku catatan pemberian obat/kartu obat
2. Obat yang akan diinjeksikan dan cairan pelarut
3. Spuit 3 ml
4. Kapas antiseptik steril
5. Bak injeksi
6. Bengkok
7. Perlak dan alasnya
8. Sarung tangan

PELAKSANAAN
1. Cuci tangan
2. Ucapkan salam
3. Jelaskan tujuan tindakan
4. Memakai sarung tangan
5. Masukkan obat ke dalam spuit dengan cara yang benar dan
sesuai dengan dosis yang ditentukan
6. Beritahu pasien dan atur dalam posisi yang nyaman sesuai
dengan lokasi penyuntikan yang dipilih, bebaskan dari pakaian
pasien
7. Tentukan lokasi yang akan dilakukan penyuntikan (palpasi
lokasi injeksi terhadap adanya edema, masa, nyeri tekan.
Hindari lokasi jaringan parut, memar, infeksi)
a. Paha (vastus lateralis): posisi pasien telentang dengan lutut
agak fleksi
b. Bokong (dorsogluteal) : posisi klien berbaring miring
c. Lengan atas deltoid : posisi pasien duduk atau berbaring
datar dengan lengan bawah fleksi namun rileks menyilangi
abdomen atau pangkuan
8. Desinfeksi area kulit yang akan dilakukan penyuntikkan
dengan kapas alkohol

PEMBERIAN OBAT MELALUI INTRAMUSKULAR (IM)


No. Dokumen No. Revisi Halaman
03.03.011 1 2/2

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PROSEDUR 9. Suntikkan jarum dengan cepat pada sudut 90 derajat
10. Aspirasi sebelum injeksi; jika tidak ada darah yang tersedot
suntikkan obat perlahan-lahan, tunggu 10 detik setelah
penyuntikkan, maka tarik jarum
11. Beri tekanan lembut ditempat suntikkan, jangan memijat area
suntikan
12. Pantau pasien terkait dengan nyeri akut ditempat suntikkan
13. Pantau efek pengobatan yang diharapkan
14. Bersihkan alat dan mengembalikan pada tempatnya
15. Evaluasi perasaan pasien
16. Kontrak untuk tindakan selanjutnya
17. Buka sarung tangan
18. Cuci tangan
19. Dokumentasikan pemberian obat dalam catatan pengobatan

UNIT TERKAIT  Instalasi Gawat Darurat


 Instalasi Rawat Jalan
 Instalasi Farmasi
 Instalasi Rekam Medis

PEMBERIAN OBAT MELALUI INTRAVENA (IV)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.012 1 1/2
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PENGERTIAN Pemberian obat melalui suntikan ke dalam pembuluh darah vena.
Lokasi injeksi bisa dilakukan pada lengan (v.mediana cubiti dan
v.sefalika), tungkai (v. saphenosus), leher (v.jugularis), dan kepala
(v.frontalis dan v.temporalis).
TUJUAN Agar dapat melaksanakan tindakan pengobatan dengan benar
sesuai dengan program pengobatan
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

PROSEDUR PERALATAN
1. Buku catatan pemberian obat/kartu obat
2. Obat yang akan diinjeksikan
3. Spuit
4. Kapas alcohol
5. Kassa steril
6. Plester
7. Tourniquet
8. Bak injeksi
9. Bengkok
10. Perlak dan alasnya
11. Sarung tangan

PELAKSANAAN
1. Cuci tangan
2. Ucapkan salam
3. Jelaskan tujuan tindakan
4. Pakai sarung tangan
5. Masukkan obat ke dalam spuit dengan cara yang benar dan
sesuai dengan dosis yang ditentukan
6. Beritahu pasien dan atur dalam posisi yang nyaman sesuai
dengan lokasi penyuntikan yang dipilih, bebaskan dari
pakaian pasien
7. Pasang perlak
8. Pasang tourniquet di bagian proximal dari lokasi injeksi
9. Desinfeksi dengan kapas antiseptik pada area yang akan
disuntik dari tengah ke luar secara melingkar sekitar 5cm
10. Siapkan spuit, lepaskan kap penutup secara tegak lurus sambil
menunggu antiseptik kering dan keluarkan udara dari spuit

PEMBERIAN OBAT MELALUI INTRAVENA (IV)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.012 1 2/2
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR 11. Anjurkan pasien untuk menarik nafas dalam untuk mengurangi
nyeri yang timbul saat penusukan
12. Buka tutup jarum. Tarik kulit ke bawah kurang lebih 2,5 cm
dibawah area penusukan dengan tangan non dominan.
13. Lakukan penusukan sejajar dengan vena yang akan ditusuk
pada posisi sudut 15-30 derajat. Jarum menghadap ke arah
proximal sehingga obat yang nanti disuntikkan tidak akan
menyebabkan turbulensi ataupun pengkristalan di lokasi
suntikan.
14. Rendahkan posisi jarum sejajar kulit dan teruskan jarum ke
dalam vena
15. Lakukan aspirasi dengan tangan non dominan menahan barel
dari spuit dan tangan dominan menarik plunger
16. Observasi adanya darah pada spuit
17. Jika ada darah, lepaskan tourniquet dan masukkan obat secara
perlahan
18. Keluarkan jarum dengan sudut yang sama saat dimasukkan,
sambil melakukan penekanan pada area penusukan dengan
menggunakan kapas alkohol selama 2-5 menit
19. Tutup area penusukan dengan menggunakan kassa steril dan
plester (bila diperlukan)
20. Jika memberikan injeksi via aliran infus (iv bolus), matikan
aliran infus, kemudian masukkan obat secara bolus, atur
kembali tetesan infus
21. Evaluasi respon pasien
22. Bersihkan alat dan mengembalikan pada tempatnya
23. Buka sarung tangan
24. Cuci tangan
25. Dokumentasikan pemberian obat dalam catatan pengobatan

UNIT TERKAIT  Instalasi Gawat Darurat


 Instalasi Rawat Jalan
 Instalasi Farmasi
 Instalasi Rekam Medis

PEMBERIAN OBAT ORAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.013 1 1/2
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PENGERTIAN Pemberian obat melalui mulut dengan tujuan mencegah,
mengobati, dan mengurangi rasa sakit sesuai dengan jenis obat

TUJUAN Agar dapat melaksanakan tindakan pengobatan dengan benar


sesuai dengan program pengobatan

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

PROSEDUR PERALATAN
1. Obat-obatan yang diperlukan dalam tempatnya
2. Air minum
3. Tisue
4. Wadah obat

PELAKSANAAN
1. Cuci tangan
2. Ucapkan salam
3. Jelaskan tujuan pemberian obat
4. Kaji kemampuan pasien untuk dapat minum obat per oral
(apakah ada mual, muntah, gangguan menelan, atau pasien
sedang dalam posisi difiksasi)
5. Periksa kembali program pengobatan dengan cara 7 benar
(nama pasien, nama obat, dosis obat, waktu pemberian obat
dan cara pemberian obat , benar informasi,dokumentasi)
6. Jika pasien mengalami kesulitan menelan obat gerus obat
kemudian campurkan menggunakan air.
7. Cek dengan bagian farmasi sebelum menggerus obat karena
ada beberapa jenis obat yang tidak boleh digerusObat dalam
bentuk cair
b. Kocok/putar obat/dibolak balik agar bercampur dengan rata
sebelum digunakan.
c. Buka penutup botol dan letakkan menghadap ke atas untuk
menghindari kontaminasi pada tutup botol bagian dalam.
d. Tuang obat sejumlah yang diperlukan ke dalam wadah
yang tersedia. Bila jumlah obat yang diberikan hanya
sedikit, kurang dari 5 ml maka gunakan spuit untuk
mengambilnya dari botol
e. Untuk pasien yang difiksasi bantu dalam pemberian obat
dan berikan posisi yang nyaman untuk mencegah aspirasi

PEMBERIAN OBAT ORAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.013 1 2/2
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR 8. Tunggu pasien sampai semua obat ditelan. Pastikan obat sudah
ditelan dengan menyuruh pasien untuk membuka mulutnya
9. Evaluasi perasaan pasien. Perawat mengobservasi respon
pasien terhadap pengobatan
10. Kontrak untuk tindakan selanjutnya
11. Buka sarung tangan
12. Cuci tangan
13. Dokumentasikan pemberian obat dalam catatan pengobatan

UNIT TERKAIT  Instalasi Gawat Darurat


 Instalasi Rawat Jalan
 Instalasi Farmasi
 Instalasi Rekam Medis

PEMBERIAN OBAT PER VAGINA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.014 1 1/2

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PENGERTIAN Pemberian obat dengan memasukkan obat melalui vagina. Obat
tersedia dalam bentuk krim dan suppositoria yang digunakan untuk
mengobati infeksi local.

TUJUAN Agar dapat melaksanakan tindakan pengobatan dengan benar


sesuai dengan program pengobatan

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

PROSEDUR PERALATAN
1. Obat yang telah ditentukan
2. Kain kassa
3. Jeli pelumas
4. Sarung tangan
5. Tissue
6. Pengalas
7. Kapas sublimat dalam tempatnya

PELAKSANAAN
1. Cuci tangan
2. Jaga privasi pasien, minta pasien untuk berkemih terlebih
dahulu
3. Atur posisi pasien tidur dalam posisi dorsal recumben
4. Pakai sarung tangan
5. Buka pembungkus obat dan pegang dengan kain kassa
6. Bersihkan sekitar alat kelamin dengan kapas sublimat
7. Apabila jenis obat suppositoria maka buka pembungkus obat
dan oleskan jelly
8. Regangkan labia minora dengan tangan kiri dan masukkan
obat sepanjang dinding kanal vaginal posterior sampai 7,7-10
cm
9. Setelah obat masuk bersihkan daerah sekitar orifisium dan
labia dengan tissue
10. Anjurkan pasien untuk tetap dalam posisi tersebut kurang lebih
10 menit
11. Evaluasi perasaan pasien
12. Buka sarung tangan
13. Cuci tangan
14. Dokumentasikan pemberian obat dalam catatan pengobatan

PEMBERIAN OBAT PER VAGINA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.014 1 2/2

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ
NIP.19591220 198910 1 001
UNIT TERKAIT  Instalasi Gawat Darurat
 Instalasi Rawat Jalan
 Instalasi Farmasi
 Instalasi Rekam Medis

PEMBERIAN OBAT PER RECTAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.015 1 1/2

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PENGERTIAN Pemberian obat dengan memasukkan obat melalui anus atau
rectum dalam bentuk suppositoria
TUJUAN Agar dapat melaksanakan tindakan pengobatan dengan benar
sesuai dengan program pengobatan

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

PROSEDUR PERALATAN
1. Obat suppositoria rectal
2. Jeli pelumas
3. Sarung tangan
4. Tissue

PELAKSANAAN
1. Cuci tangan
2. Ucapkan salam dan jelaskan tujuan pemberian obat
3. Jaga privasi pasien, minta pasien untuk berkemih terlebih
dahulu
4. Atur posisi pasien berbaring supinasi dengan kaki fleksi dan
pinggul supinasi eksternal
5. Tutup dengan selimut mandi dan ekspose hanya pada area
perineal saja
6. Pakai sarung tangan
7. Buka suppositoria dari kemasannya dan beri pelumas pada
ujung bulatnya dengan jelly. Beri pelumas sarung tangan pada
jari telunjuk dari tangan dominan
8. Minta klien untuk menarik nafas dalam melalui mulut
bertujuan untuk merelakskan spingter ani
9. Regangkan bokong pasien dengan tangan non dominan,
dengan jari telunjuk masukkan obat ke dalam anus, melalui
spingter ani dan mengenai dinding rectal 10 cm pada orang
dewasa dan 5 cm pada bayi dan anak-anak, tarik jari dan
bersihkan area kanal pasien
10. Bersihkan alat dan mengembalikan pada tempatnya.
11. Buka sarung tangan
12. Evaluasi perasaan pasien
14. Cuci tangan
15. Dokumentasikan pemberian obat dalam catatan pengobatan

PEMBERIAN OBAT PER RECTAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.015 1 2/2
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
UNIT TERKAIT  Instalasi Gawat Darurat
 Instalasi Rawat Jalan
 Instalasi Farmasi
 Instalasi Rekam Medis

PEMBERIAN OBAT MELALUI SUBCUTAN (SC)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.016 1 1/2

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PENGERTIAN Pemberian obat melalui suntikan ke area bawah kulit yaitu pada
jaringan konektif atau lemak di bawah dermis. Lokasi injeksi
subkutan dapat dilakukan di daerah 1/3 lengan atas sebelah luar,
paha bagian depan, perut, area ventrogluteal, area dorsogluteal.

TUJUAN Mendapatkan absorpsi pelan dan berdurasi panjang

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap
PROSEDUR PERALATAN
1. Buku catatan pemberian obat/kartu obat
2. Obat yang akan diinjeksikan
3. Spuit
4. Kapas antiseptik steril
5. Bak injeksi
6. Bengkok
7. Perlak dan alasnya
8. Sarung tangan

PELAKSANAAN
1. Cuci tangan
2. Ucapkan salam
3. Jelaskan tujuan tindakan
4. Pakai sarung tangan
5. Masukkan obat ke dalam spuit dengan cara yang benar
6. Beritahu pasien dan atur dalam posisi yang nyaman sesuai
dengan lokasi penyuntikan yang dipilih
7. Pasang perlak
8. Desinfeksi dengan kapas antiseptik pada area yang akan
disuntik dari tengah ke luar secara melingkar sekitar 5cm,
Siapkan spuit, lepaskan kap penutup secara tegak lurus sambil
menunggu antiseptik kering dan keluarkan udara dari spuit
9. Anjurkan pasien untuk menarik nafas dalam untuk
mengurangi nyeri yang timbul saat penusukan
10. Pegang spuit dengan lubang jarum menghadap ke atas dengan
sudut kemiringan 450.
11. Gunakan tangan yang tidak memegang spuit untuk
mengangkat atau merentangkan kulit, lalu secara perlahan dan
mantap tangan yang lain menusukkan jarum

PEMBERIAN OBAT MELALUI SUBCUTAN (SC)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.016 1 2/2
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PROSEDUR 12. Lakukan aspirasi, pastikan tidak terdapat darah atau cairan
tubuh. Bila muncul darah maka segera cabut spuit untuk
dibuang dan ganti spuit dan obat baru.
13. Masukkan obat perlahan-lahan ke dalam jaringan
14. Tarik spuit lalu usap dan masase pada area injeksi.
15. Penusukan mengeluarkan darah, maka tekan area tusukan
dengan kassa steril kering sampai perdarahan berhenti
16. Kembalikan posisi pasien
17. Evaluasi perasaan dan respon pasien terhadap tindakan
pengobatan
18. Kontrak untuk tindakan selanjutnya
19. Buka sarung tangan
20. Cuci tangan
21. Dokumentasi laporan tindakan pemberian obat melalui
subkutan

UNIT TERKAIT  Instalasi Gawat Darurat


 Instalasi Rawat Jalan
 Instalasi Farmasi
 Instalasi Rekam Medis

PEMBERIAN OBAT MELALUI SUBLINGUAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.017 1 1/1

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PENGERTIAN Pemberian obat di bawah lidah dimana absorpsi obat baik melalui
jaringan kapiler di bawah lidah

TUJUAN Agar dapat melaksanakan tindakan pengobatan dengan benar


sesuai dengan program pengobatan

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

PROSEDUR PERALATAN
Obat yang sudah ditentukan dalam tempatnya

PELAKSANAAN
1. Cuci tangan
2. Ucapkan salam
3. Periksa kembali program pengobatan dengan cara 7 benar
(nama pasien, nama obat, dosis obat, waktu pemberian obat
dan cara pemberian obat, benar informasi, dokumentasi)
4. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan/inform consent
5. Atur posisi yang nyaman
6. Berikan obat kepada pasien
7. Beritahu kepada pasien agar meletakkan obat pada bagian
bawah lidah, hingga terlarut seluruhnya
8. Anjurkan pasien agar tetap menutup mulut,tidak minum dan
berbicara selama obat belum terlarut seluruhnya
9. Evaluasi perasaan pasien. Perawat mengobservasi respon
pasien terhadap pengobatan
10. Kontrak untuk tindakan selanjutnya
11. Cuci tangan
12. Dokumentasikan pemberian obat dalam catatan pengobatan

UNIT TERKAIT  Instalasi Gawat Darurat


 Instalasi Rawat Jalan
 Instalasi Farmasi
 Instalasi Rekam Medis

PEMBERIAN OBAT TETES HIDUNG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.018 1 1/1

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PENGERTIAN Pemberian obat dengan cara meneteskannya ke dalam hidung

TUJUAN Agar dapat melaksanakan tindakan pengobatan dengan benar


sesuai dengan program pengobatan

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

PROSEDUR PERALATAN
1. Obat tetes hidung
2. Kapas
3. Bengkok
4. Pipet (kalau perlu)
5. Sarung tangan

PELAKSANAAN
1. Cuci tangan
2. Ucapkan salam dan jelaskan tujuan pemberian obat
3. Pakai sarung tangan
4. Atur posisi pasien, posisi yang dapat dipilih:
5. Duduk di kursi dengan kepala tengadah ke belakang
6. Berbaring dengan kepala ekstensi pada tepi tempat tidur
7. Berbaring dengan bantal di bawah bahu dan kepala tengadah
ke belakang
8. Berikan tetesan obat pada masing-masing lobang hidung
(sesuai dosis)
9. Pertahankan posisi kepala tetap tengadah selama 5 menit
10. Lepas sarung tangan
11. Bersihkan alat dan mengembalikan pada tempatnya
12. Evaluasi perasaan pasien dan kontrak tindakan selanjutnya
13. Buka sarung tangan
14. Cuci tangan
15. Dokumentasikan pemberian obat dalam catatan pengobatan

UNIT TERKAIT  Instalasi Gawat Darurat


 Instalasi Rawat Jalan
 Instalasi Farmasi
 Instalasi Rekam Medis

PEMBERIAN OBAT TETES MATA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.019 1 1/1

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PENGERTIAN Pemberian obat dengan cara meneteskannya secara lokal pada
mata pasien

TUJUAN Agar dapat melaksanakan tindakan pengobatan dengan benar


sesuai dengan program pengobatan

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

PROSEDUR PERALATAN
1. Obat tetes mata
2. Kapas
3. Bengkok
4. Pipet (kalau perlu)

PELAKSANAAN
1. Ucapkan salam
2. Cuci tangan
3. Atur posisi pasien, pasien duduk atau tidur terlentang dengan
kepala ditengadahkan
4. Buka kelopak mata bawah dengan telunjuk jari kiri
5. Teteskan obat mata pada permukaan konjungtiva kelopak mata
bawah
6. Bersihkan air mata yang keluar dengan kapas
7. Bersihkan alat dan mengembalikan pada tempatnya
8. Evaluasi perasaan pasien
9. Kontrak untuk tindakan selanjutnya
10. Cuci Tangan
11. Dokumentasikan pemberian obat dalam catatan pengobatan

UNIT TERKAIT  Instalasi Gawat Darurat


 Instalasi Rawat Jalan
 Instalasi Farmasi
 Instalasi Rekam Medis

PEMBERIAN OBAT TETES TELINGA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.020 1 1/2

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PENGERTIAN Pemberian obat dengan cara meneteskannya pada telinga
TUJUAN Agar dapat melaksanakan tindakan pengobatan dengan benar
sesuai dengan program pengobatan

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

PROSEDUR PERALATAN
1. Obat dan alat tetes
2. Lidi kapas
3. Tissue
4. Bola kapas
5. Sarung tangan
6. Bak instrument
7. Bengkok
8. Perlak dan handuk kecil
9. Penlight

PELAKSANAAN
1. Cuci tangan
2. Ucapkan salam dan jelaskan tujuan pemberian obat
3. Pakai sarung tangan
4. Kaji kondisi telinga pasien
5. Atur posisi kepala pasien miring dengan telinga yang akan
diobati berada di atas
6. Bila terdapat serumen atau drainase, bersihkan dengan lidi
kapas. Hati-hati jangan sampai serumen terdorong.
7. Luruskan saluran telinga dengan menarik daun telinga ke
bawah dan ke belakang pada anak-anak atau ke atas dan ke
luar untuk dewasa Teteskan obat sesuai dosis, Minta klien
untuk tetap miring selama 5-10 menit. Beri pijatan atau
tekanan lembut pada tragus telinga dengan menggunakan jari
tangan
8. Evaluasi respon pasien
9. Bersihkan alat dan mengembalikan pada tempatnya
10. Buka sarung tangan
11. Cuci tangan
12. Dokumentasikan pemberian obat dalam catatan pengobatan

PEMBERIAN OBAT TETES TELINGA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.020 1 2/2

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
UNIT TERKAIT  Instalasi Gawat Darurat
 Instalasi Rawat Jalan
 Instalasi Farmasi
 Instalasi Rekam Medis
PEMBERIAN OBAT TOPIKAL PADA KULIT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.021 1 1/2

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PENGERTIAN Pemberian obat secara lokal pada kulit untuk memperoleh reaksi
lokal dari obat tersebut

TUJUAN Agar dapat melaksanakan tindakan pengobatan dengan benar


sesuai dengan program pengobatan

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap
PROSEDUR PERALATAN
1. Obat topical (krim, lotion, aerosol, bubuk, spray)
2. Buku obat
3. Kassa kecil steril (sesuai kebutuhan)
4. Sarung tangan
5. Lidi kapas
6. Baskom dengan air hangat, waslap, handuk, dan sabun basah
7. Kassa balutan, penutup plastic dan plester (sesuai keperluan)

PELAKSANAAN
1. Cuci tangan
2. Ucapkan salam dan jelaskan pemberian obat
3. Pakai sarung tangan
4. Beri privasi
5. Atur posisi pasien sesuai area yang akan diberi obat
6. Inspeksi kondisi kulit. Cuci area yang sakit, lepaskan semua
debris dan kerak pada kulit
7. Keringkan atau biarkan area kering oleh udara Oleskan agen
topical sesuai pilihan:
a. Krim, salep dan lotion yang mengandung minyak.
Letakkan satu sampai dua sendok teh obat di telapak
tangan kemudian gosok lembut. Usapkan merata di atas
permukaan kulit, lakukan gerakan memanjang searah
pertumbuhan bulu
b. Lotion yang mengandung suspense. Kocok wadah dengan
kuat, oleskan sejumlah kecil pada kulit, dan jelaskan bahwa
area tersebut akan terasa dingin dan kering.
c. Bubuk. Pastikan permukaan kulit kering, regangkan lipatan
kulit, dan bubuhkan secara tipis pada area tersebut

PEMBERIAN OBAT TOPIKAL PADA KULIT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.021 1 2/2
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR 8. Spray aerosol. Kocok wadah dengan keras, baca label untuk
jarak pemberian, biasanya 15-30 cm. Bila leher atau bagian
atas dada harus disemprot anjurkan klien memalingkan wajah
dari arah spray. Semprotkan obat dengan cara merata.pada
bagian yang sakit
9. Evaluasi perasaan pasien
10. Kontrak untuk tindakan selanjutnya
11. Bersihkan alat dan mengembalikan pada tempatnya
12. Buka sarung tangan
13. Cuci tangan
14. Dokumentasikan pemberian obat dalam catatan pengobatan
UNIT TERKAIT  Instalasi Gawat Darurat
 Instalasi Rawat Jalan
 Instalasi Farmasi
 Instalasi Rekam Medis

BANTUAN PERAWATAN DIRI : PEMBERIAN MAKAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.022 0 1/1
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PENGERTIAN Membantu pasien untuk makan

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memenuhi


kebutuhan nutrisi klien agar status gizi menjadi lebih baik

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

PROSEDUR PERALATAN
1. Alat makan dan gelas yang tidak mudah pecah
2. Tissue

PELAKSANAAN
1. Perawat menyapa pasien dengan ramah
2. Perawat cuci tangan
3. Monitor kemampuan pasien untuk menelan
4. Identifikasi diet yang disarankan
5. Motivasi pasien untuk makan diruang makan
6. Ciptakan lingkungan yang menyenangkan selama waktu makan
(misalnya jauhkan dari pandangan benda-benda seperti pispot
dan urinal)
7. Perawat menyarankan pasien untuk cuci tangan sebelum
makan
8. Perawat memberikan cara menjaga kebersihan mulut sebelum
makan
9. Perawat membuka bungkusan makanan
10. Jangan meletakkan makanan pada sisi dimana pandangan
seseorang tidak dapat melihat
11. Posisikan pasien dalam posisi makan yang nyaman
12. Berikan sedotan minuman jika diperlukan
13. Gunakan tissue untuk pasien menjaga kebersihan mulut bagian
luar
14. Gunakan alat makan dan gelas yang tidak mudah pecah dan
tidak berat
15. Pasien cuci tangan sesudah makan
16. Perawat cuci tangan setelah tindakan
17. Dokumentasikan dalam kegiatan memonitor berat badan dan
status hidrasi pasien

UNIT TERKAIT  Instalasi Gizi


 Bagian Logistik

MEMANDIKAN PASIEN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.023 1 1/3
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PENGERTIAN Membersihkan tubuh pasien diatas tempat tidur dengan tujuan
untuk mendapatkan relaksasi, kebersihan, dan kesembuhan

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan


tindakan memandikan pasien diatas tempat tidur

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap
PROSEDUR PERALATAN
1. Alat pelindung diri seperti handscoon dan masker
2. 1 stel pakaian bersih
3. Waskom mandi 2 buah berisi air hangat dan air dingin
4. 2 handuk bersih untuk bagian atas dan bawah
5. Waslap 2 buah
6. Kain penutup/ selimut mandi
7. Tempat pakaian kotor tertutup
8. Gorden
9. Sabun pada tempatnya, pasta gigi, sikat gigi
10. Alat tenun pada tempatnya k/p
11. Tempat alat tenun kotor
12. Bedak, lotion,minyak kayu putih k/p

PELAKSANAAN
1. Cuci tangan
2. Jelaskan tujuan tindakan
3. Perawat meminta persetujuan tindakan secara lisan kepada
pasien/keluarganya
4. Jaga privacy pasien dengan cara memasang tirai
5. Kenakan APD sesuai dengan prosedur
6. Dekatkan alat-alat pada pasien
7. Pindahkan selimut dan bantal dari tempat tidur
8. Posisikan diri di sisi kanan pasien
9. Pakaikan selimut mandi dan menarik dari bawah selimut
pasien
10. Bantu pasien untuk bergerak ke sisi dekat dengan perawat dan
tutup pagar tempat tidur pada bagian sisi yang berlawanan dari
pasien
11. Perawat memandikan pasien sesuai dengan urutan sebagai
berikut :

MEMANDIKAN PASIEN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.023 1 2/3
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PROSEDUR Muka dan Leher
 Perawat membentangkan handuk atas di bawah kepala
 Perawat mencuci mata dengan waslap atas dengan arah dari
bagian dalam ke luar
 Perawat mencuci daerah muka, telinga, leher kemudian
keringkan dengan handuk atas, sebelumnya tanyakan apakah
akan menggunakan sabun
 Melepaskan handuk dari bawah kepala pasien

Lengan
 Perawat melepaskan pakaian atas dan menutup dengan handuk
atas, bila pasien menggunakan infus, perawat melepaskan
pakaian mulai dari bagian lengan yang tidak terpasang infus
 Perawat membentangkan handuk atas memanjang di bawah
lengan kanan dan handuk bawah di sisi kiri lengan sedemikian
rupa sehingga menutup bagian depan pasien
 Perawat mencuci lengan dan ketiak dengan arah dari ujung ke
pangkal axilla. Perawat mengangkat lengan pasien ke atas
sewaktu membersihkan area axilla. Sabuni terlebih dahulu
lengan pasien yang jauh dari perawat dan sewaktu membilas
mendahulukan lengan pasien yang dekat dengan perawat,
kemudian dikeringkan

Dada dan Perut


 Perawat mengangkat kedua lengan pasien disisi kepala, handuk
diletakkan menyilang, sehingga dada dan perut tampak
 Perawat mencuci dada dan perut kemudian dikeringkan dengan
handuk atas
 Perawat memberi bedak pada leher,ketiak dan perut

Paha dan kaki


 Perawat menanggalkan pakaian bawah pasien dan
menutupbagian bawah dengan handuk atas secara melintang
 Perawat membentangkan handuk bawah di bawah kedua
tungkai dan menganjurkan pasien untuk menekuk tungkai.
 Perawat mencuci tungkai dari arah mata kaki ke arah paha,
kemudian keringkan dengan handuk bawah

Bokong dan genetalia


 Perawat meletakkan handuk bawah melintang di bawah
bokong sebagian menutupi bokong dan sebagian menutupi
bagian depan

MEMANDIKAN PASIEN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.023 1 3/3
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PROSEDUR  Cuci daerah genetalia dengan waslap bawah
 Pada wanita : perawat membuka daerah labia dan
membersihkan dengan arah orifisium uretra ke arah anus
 Pada pria : perawat membuka prepusium dan membersihkan
dengan arah melingkar dari ujung ke pangkal
 Anjurkan pasien untuk miring atau tengkurap kemudian
mencuci bagian bokong terakhir mencuci bagian anus dengan
arah dari perineum ke anus dengan menggunakan waslap
bawah
 Kenakan pakaian bawah pasien
 Bantu pasien untuk menyisir rambut dan merapikan tempat
tidur
 Berikan posisi yang nyaman untuk pasien
 Rapikan alat yang telah diberikan dan membuang sampah
sesuai dengan prosedur
 Lepas APD sesuai dengan prosedur
 Cuci tangan
 Evaluasi tentang kenyamanan pasien, partisipasi pasien,
integritas kulit pasien, tingkat mobilitas pasien, kemampuan
perawatan diri pasien, ROM pasien dan hal lain yang dianggap
penting pada waktu memandikan pasien
 Dokumentasikan pelaksanaan tindakan tersebut di dalam
catatan perkembangan terintegrasi

UNIT TERKAIT  Instalasi rekam Medis


 Bagian Logistik

IRIGASI MATA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.024 1 1/2
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PENGERTIAN Irigasi mata adalah suatu tindakan pencucian kantung
konjungtiva mata. Irigasi biasanya menggunakan akuades, saline,
atau cairan antiseptik. Teknik steril digunakan karena tindakan
ini berhubungan dengan mukosa mata.

TUJUAN Untuk membersihkan kantung konjungtiva

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat
Inap

PROSEDUR PERALATAN :
1. Handuk
2. Perlak
3. Bengkok
4. Handscoon steril
5. Kapas
6. Cairan irigator
7. Irigator

PELAKSANAAN
1. Cuci tangan
2. Ucapkan salam terapeutik
3. Jelaskan prosedur kepada klien
4. Siapkan alat
5. Bantu klien mengatur posisi duduk atau berbaring, miring
kepala ke arah mata yang sakit
6. Tutup pakaian klien dengan handuk. Pasang perlak di bawah
kepala pasien
7. Pasang bengkok di bawah mata yang sakit
8. Pakai sarung tangan steril
9. Bersihkan kelopak mata dan bulu mata dengan kapas yang
telah dibasahi cairan irigan, dengan arah dari kanus dalam ke
kanus luar
10. Dengan perlahan, retraksi kelopak mata dengan telunjuk dan
ibu jari tangan non dominan (umumnya kiri).
11. Mulai alirkan irigan melalui irigator, pengang bagian distal
irrigator dengan tangan dominan (umumnya kanan) 2,5 cm
diatas mata.

IRIGASI MATA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.024 1 2/2
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PROSEDUR Aliran cairan harus mengalir dengan kecepatan sesuai
kenyamanan klien.
12. Arahkan cairan irigan ke semua arah pada bila mata anterior,
dari kanus dalam ke kanus luar. Lanjutkan tindakan sampai
air yang keluar dari mata tampak bersih.
13. Bersihkan sekitar mata dengan cara mengusap dari arah
dalam ke luar
14. Tutup mata bila diperlukan
15. Evaluasi respon pasien
16. Bereskan alat yang digunakan
17. Buka sarung tangan
18. Cuci tangan
19. Dokumentasikan

UNIT TERKAIT  Instalasi Gawat Darurat


 Instalasi Rawat Jalan
 Instalasi Farmasi
 Instalasi Rekam Medis

IRIGASI TELINGA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.025 1 1/1
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PENGERTIAN Irigasi telinga adalah suatu tindakan medis yang bertujuan untuk
membersihkan liang telinga luar dari nanah, serumen, dan benda -
benda asing dengan cara memasukkan cairan dalam telinga

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk membersihkan


atau mengeluarkan benda asing dari dalam telinga.
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap
PROSEDUR PERALATAN :
1. Alat pelindung diri (Handscoon dan masker)
2. Sampiran
3. Handuk/Laken
4. Cairan irigasi
5. Spuit balon/water pik
6. Kassa steril

PELAKSANAAN :
1. Cuci tangan
2. Perawat mengidentifikasi pasien
3. Jelaskan prosedur tindakan pada pasien.
4. Tutup sampiran
5. Perawat menggunakan alat pelindung diri (handscoon dan
masker)
6. Tutupi pasien dengan handuk/laken.
7. Berikan pasien posisi duduk.
8. Tarik aurikel (daun telinga) ke atas dan ke belakang..
9. Arahkan aliran cairan dari bagian atas liang telinga
menggunakan spuit balon/water pik
10. Keringkan bagian luar telinga setelah irigasi telinga dilakukan
11. Kaji kebersihan irigasi telinga
12. Kaji rasaa nyaman pasien
13. Bersihkan peralatan
14. Cuci tangan
15. Dokumentasikan

UNIT TERKAIT  Instalasi Gawat Darurat


 Instalasi Rawat Jalan
 Instalasi Farmasi
 Instalasi Rekam Medis

PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE (NGT)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.026 0 1/2
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PENGERTIAN Suatu usaha dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pada pasien
dengan melalui hidung dan menggunakan alat NGT (naso gastric
tube)
TUJUAN 1. Membilas / mengumbah lambung.
2. Memberi makanan dan obat-obatan.
3. Sebagai alat penunjang diagnostik

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor / /RSJD/2017
Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

PROSEDUR PERALATAN
1. Selang NGT
2. Handscoen
3. Handuk kecil
4. Perlak
5. Bengkok
6. Jelli atau lubricant
7. Spuit 50cc
8. Stetoskop
9. Tongue spatel
10. Plester
11. Pen light
12. Gunting
13. Klem

PELAKSANAAN
1. Cuci tangan
2. Jelaskan tujuan pemasangan NGT pada keluarga pasien
3. Lakukan inforcemed consent
4. Persiapkan alat-alat ke dekat pasien
5. Atur posisi pasien sesuai dengan keadaan pasien.
6. Pasang perlak dan pengalas pada daerah dada.
7. Cuci tangan dan memakai sarung tangan .
8. Ukur dan memberi tanda pada NGT yang akan dipasang ± 40-
45 cm (diukur mulai dahi sampai proxesus xypoideus).
9. Olesi NGT dengan aqua jelly sepanjang 15 cm dari ujung NGT.
10. Masukan NGT melalui lubang hidung dan pasien dianjurkan
untuk menelan (jika pasien tidak sadar tekan lidah dengan
spatel) masukan NGT sampai pada batas yang sudah ditentukan
sambil perhatikan keadaan umum pasien.

PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE (NGT)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.026 0 2/2
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PROSEDUR 11. Cek posisi NGT (apakah masuk dilambung atau di paru-paru)
dengan tiga cara:
a) Aspirasi cairan lambung dengan spuit 50 cc jika cairan
bercampur isi lambung berarti sudah masuk ke lambung.
b) Memasukkan ujung NGT (yang dihitung) kedalam air
dalam kom bila ada gelembung udara berarti NGT dalam
paru-paru.
c) Petugas memasukan gelembung udara melalui spuit
bersamaan dilakukan pengecekan perut dengan stetoskop
untuk mendengarkan gelembung udara di lambung.
12. Pasang corong (yang sudah dibilas dengan air hangat) kemudian
memasukkan obat-obat / makanan.
13. Lepaskan corong, menutup NGT dengan spuit 10 cc.
14. Evaluasi respon pasien
15. Jelaskan kepada keluarga pasien tentang kondisi pasien dan
perawatan NGT
16. Rapikan alat
17. Buka sarung tangan
18. Cuci tangan
19. Dokumentasikan dalam catatan rekam medik

UNIT TERKAIT  Instalasi Gawat Darurat


 Instalasi Rawat Jalan
 Instalasi Farmasi
 Instalasi Rekam Medis

PEMASANGAN KATETER

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.027 0 1/2
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PENGERTIAN Suatu cara dalam membantu pengeluaran urine pasien dengan
menggunakan alat kateter
TUJUAN Untuk pengeluaran urine dan pemeriksaan diagnostik

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Nomor / /RSJD/2017 Tentang
Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

PROSEDUR PERALATAN
1. Selang kateter
2. Aquadest
3. Jelly/lubricant
4. Sarung tangan steril
5. Spuit 5cc
6. Plester
7. Gunting
8. Kasa
9. Betadine
10. Urobag
11. Pinset
12. Bengkok
13. Perlak

PELAKSANAAN
1. Cuci tangan
2. Berikan penjelasan kepada keluarga dan pasien
3. Lakukan informed consent
4. Persiapkan alat dan mendekatkan peralatan disamping penderita
5. Atur posisi pasien
6. Pasang perlak
7. Pemasangan Pada Laki - Laki:
a. Lakukan disinfeksi pada penis dan area sekitar dengan
betadin
b. Gunakan sarung tangan.
c. Oleskan slang kateter dengan jelly
d. Tangan kiri dengan kasa memegang penis sampai tegak ±
0
60 .
e. Tangan kanan memasukan ujung kateter kelubang gland
penis dan dorong pelan-pelan kearah vesika urinaria sampai
urine keluar kemudian sambung slang kateter dengan
urobag.

PEMASANGAN KATETER

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.027 0 2/2
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PROSEDUR f. Kunci kateter dengan cairan aquades 15-20 cc (sesuai dengan
kebutuhan), observasi jumlah, warna urine yang keluar.
g. Fiksasi kateter dengan plester pada paha bagian atas,
kemudian bersihkan sisa betadin untuk disinfeksi disekitar
penis
8. Pemasangan Pada Wanita:
a. Lakukan desinfeksi jari tangan kiri membuka labia minor
kemudian labia mayor dan bersihkan dengan kasa yang telah
diolesi betadine
b. Tangan kanan memasukan ujung kateter kelubang uretra dan
dorong secara perlahan-lahan kearah vesika urinaria sampai
urine keluar. Bila urine telah keluar, pangkal kateter
dihubungkan dengan urobag.
c. Kunci kateter dengan larutan aquades (15-20) cc / sesuai
dengan kebutuhan.
d. Observasi respon pasien, observasi urine yang keluar, jumlah
dan warna
9. Evaluasi respon pasien
10. Bersihkan alat
11. Buka sarung tangan
12. Cuci tangan
13. Dokumentasikan tindakan dalam catatan rekam medis

UNIT TERKAIT  Instalasi Gawat Darurat


 Instalasi Rawat Jalan
 Instalasi Farmasi
 Instalasi Rekam Medis

SUCTION

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.028 0 1/2
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PENGERTIAN Merupakan tindakan pengisapan yang bertujuan untuk
mempertahankan jalan napas, sehingga memungkinkan terjadinya
proses pertukaran gas yang adekuat dengan cara
mengeluarkan secret dari jalan nafas, pada klien yang tidak mampu
mengeluarkannya sendiri

TUJUAN 1. Mempertahankan kepatenan jalan nafas


2. Membebaskan jalan nafas dari secret/ lendir yang menumpuk
3. Mendapatkan sampel/sekret untuk tujuan diagnosa

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor / /RSJD/2017
Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

PROSEDUR PERALATAN
1. Bak instrument berisi: pinset anatomi 2, kasa secukupnya
2. NaCl atau air matang
3. Canule section
4. Perlak dan pengalas
5. Mesin suction
6. Sarung tangan

PELAKSANAAN
1. Cuci tangan
2. Ucapkan salam
3. Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan
4. Tempatkan pasien pada posisi terlentang dengan kepala miring
ke arah perawat
5. Gunakan/Pakai sarung tangan
6. Hubungkan kateter penghisap dengan slang alat penghisap
7. Mesin penghisap dihidupkan
8. Lakukan penghisapan lendir dengan memasukkan kateter
penghisap kedalam kom berisi aquades atau NaCl 0,9% untuk
mempertahankan tingkat kesterilan (asepsis)
9. Masukkan kateter penghisap dalam keadaan tidak menghisap
10. Gunakan alat penghisap dengan tekanan 110 - 150 mmHg
untuk dewasa, 95 - 11- mmHg untuk anak-anak dan 50 - 95
mmHg untuk bayi
11. Tarik dengan memutar kateter penghisap tidak lebih dari 15
detik
12. Bilas kateter dengan aquades atau NaCl 0,9%

SUCTION

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.028 0 2/2
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR 13. Lakukan penghisapan antara penghisapan pertama dengan


berikutnya, minta pasien untuk bernafas dalam dan batuk.
Apabila pasien mengalami distress pernafasan, biarkan istirahat
20 - 30 detik sebelum melakukan penghisapan berikutnya
14. Evaluasi respon pasien
15. Kaji jumlah, konsistensi, warna, bau sekret dan respons pasien
terhadap prosedur yang dilakukan
16. Buka sarung tangan
17. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
18. Dokumentasikan kegiatan didalam rekam medis

UNIT TERKAIT  Instalasi Gawat Darurat


 Instalasi Rawat Jalan
 Instalasi Farmasi
 Instalasi Rekam Medis

PENATALAKSANAAN BUKA KATETER URIN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.029 0 1/1
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PENGERTIAN Proses melepaskan selang kateter dari dalam kandung kemih pasien

TUJUAN 1. Membuat pasien lebih nyaman


2. Menghindari adanya infeksi pada saluran kemih karena
pemakaian kateter dalam jangka waktu yang lama

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor / /RSJD/2017
Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

PROSEDUR PERALATAN
1. Bak instrument
2. Spuit 10 cc
3. Bengkok
4. Handscoen
5. Gunting plaster
6. Perlak
7. Kateter
8. Selimut

PELAKSANAN
1. Cuci tangan
2. Ucapkan salam
3. Jelaskan tujuan pelepasan kateter urin
4. Persiapkan alat-alat ke dekat pasien
5. Atur posisi pasien sesuai dengan keadaan pasien
6. Pasang perlak dan pengalas
7. Klem kateter, buka plester
8. Keluarkan cairan yang ada pada balon kateter dengan spuit
9. Tarik kateter secara perlahan-lahan, anjurkan pasien relaksasi
nafas dalam
10. Evaluasi respon pasien
11. Rapihkan alat dan pasien
12. Buka sarung tangan
13. Cuci tangan
14. Dokumentasikan tindakan.

UNIT TERKAIT  Instalasi Gawat Darurat


 Instalasi Rawat Jalan
 Instalasi Farmasi
 Instalasi Rekam Medis

VULVA HIEGIENE
No. Dokumen No. Revisi Halaman
03.03.030 1 1/2

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PENGERTIAN Membersihkan vulva dan daerah sekitarnya pada pasien wanita


yang tidak dapat melakukannya sendiri

TUJUAN 1. Menjaga kebersihan perineum dan vulva


2. Mencegah terjadinya infeksi pada vulva, perineum, maupun
uterus
3. Untuk penyembuhan luka perineum
4. Jahitan pada perineum
5. Mencegah masuknya mikroorganisme pada urogenital tractus
6. Memberikan rasa nyaman pada pasien.

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor / /RSJD/2017
Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

PROSEDUR PERALATAN
1. Kapas sumblimat
2. Perlak
3. Botol cebok berisi larutan desinfektan sesuai dengan kebutuhan
4. Betadin dan kain kasa
5. Bengkok
6. Pispot

PELAKSANAAN
1. Cui tangan
2. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien dan keluarga
3. Tanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum kegiatan
dilakukan
4. Pasang sampiran menjaga privasi
5. Pasang selimut mandi
6. Pasang sarung tangan
7. Atur posisi pasien dorsal recumbent, memasang alas dan perlak
dibawah pantat
8. Pasang pispot, sambil memperhatikan lochea, celana dan
pembalut dimasukkan dalam tas plastic yang berbeda.
9. Pasien disuruh BAB dan BAK.
10. Guyur vulva dengan air matang yg merisi larutan desinfektan
pispot diambil
11. Dekatkan bengkok ke dekat pasien

VULVA HIEGIENE
No. Dokumen No. Revisi Halaman
03.03.030 1 2/2

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PROSEDUR 12. Ambil kapas sublimat basah, buka vulva dengan ibu jari dan
jari telunjuk kiri
13. Bersihkan vulva mulai dari labia mayora kiri, labia mayora
kanan, labia minora kiri, labia minora kanan, vestibulum,
perineum. Arah dari atas ke bawah dengan kapas basah
sublimat, kapas 1 kali usap.
14. Cara mengusap dari atas ke bawah bila masih kotor diusap lagi
dengan kapas sublimat yang baru hingga bersih
15. Perhatikan keadaan perineum, bila ada jahitan, perhatikan
apakah lepas-longgar, bengkak, iritasi. Pembersihkan luka
jahitan dengan kapas basah, penutup mengompres luka dengan
kassa yang telah diolesi salep-betadine
16. Pasang celana dalam ambil alas, perlak dan bengkok
17. Rapikan pasien, ambil selimut mandi dan
pakaikan selimut pasien
18. Buka sarung tangan
19. Cuci tangan
20. Dokumentasikan tindakan.

UNIT TERKAIT  Instalasi Gawat Darurat


 Instalasi Rawat Jalan
 Instalasi Farmasi
 Instalasi Rekam Medis

POST CONFERENCE
No. Dokumen Halaman
No. Revisi
03.03.031 1/1
1
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PENGERTIAN Komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang hasil kegiatan


sepanjang shift dan dilakukan sebelum operan kepada shif
berikutnya.

TUJUAN Perawat mengetahui hasil kegiatan pada shift tersebut

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

PROSEDUR 1. Katim/PJ tim membuka acara dengan salam.


2. Katim/Pj tim menanyakan hasil asuhan masing-masing pasien.
3. Katim/PJ tim menanyakan kendala dalam asuhan yang telah
diberikan.
4. Katim/PJ tim menanyakan tindak lanjut asuhan pasien yang
harus dioperkan kepada perawat shift berikutnya.
5. Katim/Pj tim menutup acara dengan salam

UNIT TERKAIT  Instalasi Rekam Medis

PRE CONFERENCE

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.032 1
1/1
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PENGERTIAN Komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah selesai operan.

TUJUAN Perawat mengetahui rencana kegiatan pada shift tersebut

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

PROSEDUR 1. Katim/PJ tim membuka acara dengan salam


2. Katim/Pj tim menanyakan rencana harian masing-masing
perawat pelaksana.
3. Katim/PJ tim memberikan masukan dan tindak lanjut terkait
dengan asuhan yang diberikan saat itu .
4. Katim/PJ tim memberikan reinforcement (penguatan).
5. Katim/Pj tim menutup acara dengan ucapan selamat bekerja.

UNIT TERKAIT  Instalasi Rekam Medis

KOMUNIKASI EFEKTIF VIA TELEPON

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.033 1 1/2
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PENGERTIAN Komunikasi yang dilakukan oleh petugas kesehatan (perawat,
dokter, dan petugas kesehatan lainnya) secara tepat waktu ,lengkap
akurat, jelas dan dipahami oleh kedua pihak (pemberi dan
penerima informasi).

TUJUAN 1. Mengurangi kesalahan komunikasi dan menghasilkan


peningkatan keselamatan pasien
2. Meningkatkan mutu pelayanan
3. Untuk menjalin kerjasama dokter dan perawat
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

PROSEDUR PERALATAN
1. Buku catatan
2. Alat tulis
3. Pesawat telepon

PELAKSANAAN
1. Petugas mengidentifikasi pasien secara langsung dengan
menanyakan langsung nama pasien ( pada keluarga bila pasien
tidak sadar) dan melihat ke gelang identitas pasien
2. Perawat melakukan pengkajian keperawatan kepada pasien
3. Siapkan di dekat pesawat telepon : status pasien, buku
komunikasi dan pulpen
4. Tuliskan identitas dan kondisi pasien pada form buku
komunikasi pasien
5. Tekan nomor ekstensi pemberi perintah/dokter.
6. Setelah telepon tersambung, ucapkan salam.
7. Laporkan identitas dan kondisi pasien saat ini dengan
menggunakan teknik SBAR
baca : Teknik komunikasi SBAR
8. Dokter/pemberi informasi akan memberikan respon atau
jawaban pada saat itu juga
9. Perawat mencatat isi perintah yang diucapkan oleh
dokter/pemberi informasi pada buku komunikasi

KOMUNIKASI EFEKTIF VIA TELEPON

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.033 1 2/2
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR 10. Konfirmasi ulang isi perintah yang sudah dituliskan dengan
membacakan ulang kepada pemberi perintah/dokter.
11. Eja ulang satu persatu hurufnya bila perintah mengandung
nama obat gologan LASA (look alike sound alike) / NORUM
(Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip) dan obat High Alert,
Daftar obat LASA / NORUM dan High Alert terlampir
12. Cantumkan tanda ceklis pada kolom membaca ulang isi
laporan bila sudah dibacakan ulang Pemberi perintah/dokter
harus mengkonfirmasi lisan sesaat setelah pemberi
perintah/dokter mendengar pembacaan dan memberikan
pernyataan kebenaran pembacaan secara lisan misal “ya sudah
benar”.
13. Perawat/penerima informasi bertandatangan atas penermaan
informasi
14. Pindahkan data SBAR dan Instruksi dokter tersebut pada buku
status pasien dengan cara menulis tanggal dan jam saat
melapor kemudian mencantumkan kondisi pasien dengan
teknik SBAR dan distempel SBAR
15. Tulis instruksi yang disampaikan oleh dokter/pemberi
informasi kemudian distempel berbentuk form stempel TbaK
16. Penerima informasi/perawat bertandatangan pada form
stempel TbaK
17. Telpon ulang pemberi perintah/dokter bila laporan belum
dibacakan ulang, dan belum konfirmasikan ulang isi perintah.
18. Ucapkan terima kasih dan salam.
19. Pelaksana instruksi harus bertandatangan pada form catatan
perintah lisan /melalui telepon
20. Pemberi informasi/dokter harus mengkonfirmasi instruksi yang
telah diberikan dengan bertandatangan pada form TBaK pada
hari berikutnya atau maksimal 1 x 24 jam

UNIT TERKAIT  Instalasi Gawat Darurat


 Instalasi Rawat Jalan
 Instalasi Rekam Medis

TAK SOSIALISASI ( TAKS) SESI I


MEMPERKENALKAN DIRI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.034 0 1/4
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PENGERTIAN Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) adalah terapi modalitas yang


dilakukan secara berkelompok dan terstruktur oleh terapis
(perawat) yang dapat menunjang pengobatan dan perawatan
pasien serta dapat menambah kemandirian pasien dalam
menjalankan fungsi harian.

Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi (TAKS) adalah upaya


memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah pasien dengan
masalah hubungan sosial. TAKS Sosialisasi sesi I : berkenalan
adalah terapi kelompok yang dilakukan untuk membantu pasien
memperkenalkan diri pada orang lain.

TUJUAN Tujuan TAKS sesi I Memperkenalkan diri :


1. Meningkatkan hubungan social dalam kelompok secara
bertahap
2. Meningkatkan kemampuan pasien memperkenalkan diri :
menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi
3. Meningkatkan kemampuan pasien berkomunikasi non
verbal : kontak mata, duduk tegak, menggunakan bahasa
tubuh yang sesuai, mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat
Inap

PROSEDUR 1. Persiapan
a. Alat dan bahan
1) Persiapan tempat yang aman dan tenang
2) Tempat yang cukup luas atau longgar
3) Alat dan bahan : Tape recorder, atau alat pemutar
music, bola tenis, buku catatan/laporan TAK, pulpen,
jadwal kegiatan pasien
4) Form CPT (Catatan Perkembangan Terintegrasi) dan
Bollpoint
5) Form Nursing Order (resep keperawatan) (jika pasien
bisa membaca)
6) Form Logbook SKP Harian

TAK SOSIALISASI ( TAKS) SESI I


MEMPERKENALKAN DIRI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.034 0 2/4
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR b. Pasien
1) Membuat kontrak pertemuan dengan pasien
2) Menjamin pemenuhan kebutuhan privacy pasien,
hanya ada perawat dan pasien saja

2. Pelaksanaan
Persiapan
a. Memilih pasien sesuai dengan indikasi yaitu isolasi social
yang pernah mendapatkan latihan berkenalan secara
individu
b. Membuat kontrak dengan pasien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

Fase Orientasi
a. Berikan salam terapeutik
b. Perkenalkan terapis
c. Perkenalkan anggota kelompok (pasien) yang diterapis
d. Evaluasi dan memvalidasi perasaan dan kemampuan
berkenalan yang telah dimiliki
e. Buat kontrak pertemuan : menjelaskan tujuan kegiatan
yaitu memperkenalkan diri
f. Jelaskan aturan main TAK :
1) Jika ada pasien yang akan meninggalkan kelompok
harus meminta ijin kepada terapis
2) Lama kegiatan 45 menit
3) Setiap pasien mengikuti kegiatan dari awal sampai
selesai
4) Tidak boleh berbicara sendiri ketika pasien lain
berbicara

Fase Kerja
a. Jelaskan kegiatan, yaitu musik akan dihidupkan serta bola
diedarkan berlawanan jarum jam (yaitu kearah kiri) dan
pada saat music dimatikan maka anggota kelompok yang
memegang bola memperkenalkan dirinya
b. Hidupkan musik dan edarkan bola tenis atau benda lain
berlawanan dengan arah jarum jam
c. Pada saat dimatikan, anggota kelompok yang memegang
bola mendapat giliran untuk menyebutkan : salam, nama
lengkap, nama panggilan, hobi dan asal dimulai dari
terapis sebagai contoh
TAK SOSIALISASI ( TAKS) SESI I
MEMPERKENALKAN DIRI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.034 0 3/4
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR d. Tulis nama panggilan pada kertas/papan nama dan


tempel/pakai
e. Berikan pujian pada pasien
f. Minta pasien lain untuk menanyakan pada pasien yang
belum jelas tentang topik perkenalan yang telah
disampaikan
g. Berikan kesempatan pada pasien menjawab pertanyaan
pasien lain dan berikan pujian atas kemampuan
menjawab
h. Ulangi point b s/d g sampai pasien mendapat giliran
semua

Fase Terminasi
a. Tanyakan pada pasien perasaan setelah mengikuti TAK
sosialisasi sesi I : Memperkenalkan diri
b. Berikan pujian atas keberhasilan kelompok
c. Anjurkan tiap anggota kelompok melatih
memperkenalkan diri kepada orang lain di kehidupan
sehari-hari
d. Masukkan kegiatan memperkenalkan diri pada jadwal
kegiatan harian pasien
e. Sepakati kegiatan berikutnya yaitu berkenalan dengan
anggota kelompok
f. Sepakati waktu dan tempat

Pendokumentasian
a. Catat kegiatan TAK sosialisasi dalam buku
catatan/laporan TAK baik jenis TAK, Topik TAK, pasien
yang diterapis, leader dan observer yang melakukan TAK
serta hasil evaluasi proses dan hasil serta membubuhkan
tanda tangan dan nama terang
b. Catat tindakan keperawatan yang telah dilakukan kedalam
catatan perkembangan terintegrasi sesuai Standar Prosedur
Operasioal yang berlaku. Pendokumentasian Catatan
Perkembangan Terintegrasi harus dilakukan oleh perwat
yang telah diberikan penugasan klinik oleh Direktur
Utama.
c. Catat tindakan keperawatan pada Logbook (SKP) harian

TAK SOSIALISASI ( TAKS) SESI I


MEMPERKENALKAN DIRI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.034 0 4/4
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR d. Catat TAK sosialisasi sesi I : Memperkenalkan diri yang


harus dilakukan pasien pada papan jadwal kegiatan untuk
ditindak lanjuti perawat shift berikutnya
e. Bereskan catatan perkembangan terintegrasi pada status
rekam medis pasien

3. Hal-hal yang harus diperhatikan


a. Mengevaluasi respon serta toleransi pasien selama TAK
sosialisasi
b. Mengevaluasi kebutuhan kenyamanan dan keamanan
pasien dan staf selama TAK sosialisasi
c. Kemampuan TAK sosialisasi disesuaikan dengan
kemampuan pasien menerima informasi, belajar, daya
ingat pasien, sesuai dengan kesepakatan yang dibuat oleh
pasien

UNIT TERKAIT  Instalasi Rehabilitasi Sosial


 Instalasi Rekam Medis

Sesi I : TAKS

KEMAMPUAN MEMPERKENALKAN DIRI


a. Kemampuan verbal

Nama Klien
No Aspek yang dinilai

1. Menyebutkan nama lengkap

2. Menyebutkan nama panggilan

3. Menyebutkan asal

4. Menyebutkan hobi

Jumlah

b. Kemampuan nonverbal

Nama Klien
No Aspek yang dinilai

1. Kontak mata

2. Duduk tegak

3. Menggunakan bahasa tubuh


yang sesuai

4. Mengikuti kegiatan dari awal


sampai akhir

Jumlah

Petunjuk:

1. Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAK
2. Untuk tiap klien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda√ √ jika ditemukan
pada klien atau tanda X jika tidak ditemukan.
3. Jumlah kemampuan yang ditentukan, jika nilai 3 atau 4klien mampu, dan jika nilai
0,1,atau 2 klien belum mampu.

TAK SOSIALISASI ( TAKS ) SESI II


BERKENALAN DENGAN ANGGOTA KELOMPOK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.035 0 1/4

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PENGERTIAN Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi (TAKS) adalah upaya


memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah pasien dengan
masalah hubungan social.
TAKS Sosialisasi sesi II : berkenalan dengan anggota kelompok
adalah psikoterapi yang dilakukan secara berkelompok dan
terstruktur untuk mengembangkan kemampuan pasien
berkenalan dengan anggota kelompok.

TUJUAN Tujuan TAKS sesi II Berkenalan dengan anggota kelompok lain :


1. Meningkatkan hubungan sosial dalam kelompok secara
bertahap
2. Meningkatkan kemampuan pasien memperkenalkan diri :
menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi
3. Meningkatkan kemampuan pasien berkomunikasi non
verbal : kontak mata, duduk tegak, menggunakan bahasa
tubuh yang sesuai, mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
4. Meningkatkan kemampuan pasien menanyakan diri anggota
kelompok lain : nama lengkap, nama panggilan, asal dan
hobi.
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat
Inap

PROSEDUR 1. Persiapan
a. Alat dan bahan
1) Persiapan tempat yang aman dan tenang
2) Tempat yang cukup luas atau longgar
3) Alat dan bahan : Tape recorder, atau alat pemutar
music, bola tenis, buku catatan/laporan TAK, pulpen,
jadwal kegiatan pasien
4) Form CPT (Catatan Perkembangan Terintegrasi) dan
Bollpoint
5) Form Nursing Order (resep keperawatan) (jika pasien
bisa membaca)
6) Form Logbook SKP Harian

b. Pasien
1) Membuat kontrak pertemuan dengan pasien
2) Menjamin pemenuhan kebutuhan privacy pasien,
hanya ada perawat dan pasien saja
TAK SOSIALISASI ( TAKS ) SESI II
BERKENALAN DENGAN ANGGOTA KELOMPOK
No. Dokumen No. Revisi Halaman
03.03.035 0 2/4

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR 2. Pelaksanaan
Persiapan
a. Memilih pasien sesuai dengan indikasi yaitu isolasi sosial
yang pernah mendapatkan TAK sosialisasi sesi I :
Memperkenalkan diri
b. Membuat kontrak dengan pasien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

Fase Orientasi
a. Berikan salam terapeutik
b. Perkenalkan terapis
c. Tanyakan kembali nama terapis dan pasien lain
d. Peserta dan terapis memakai papan nama
e. Tanyakan perasaan pasien saat ini
f. Tanyakan apakah telah mencoba memperkenalkan diri
pada orang lain
g. Buat kontrak pertemuan : menjelaskan tujuan kegiatan
yaitu berkenalan dengan anggota kelompok
h. Jelaskan aturan main TAK sosialisasi :
1) Jika ada pasien yang akan meninggalkan kelompok
harus meminta ijin kepada terapis
2) Lama kegiatan 45 menit
3) Setiap pasien mengikuti kegiatan dari awal sampai
selesai
4) Tidak boleh berbicara sendiri ketika pasien lain
berbicara

Fase Kerja
a. Jelaskan kegiatan, yaitu musik akan dihidupkan serta bola
diedarkan berlawanan jarum jam (yaitu kearah kiri) dan
pada saat musik dimatikan maka anggota kelompok yang
memegang bola mendapatkan giliran untuk berkenalan
dengan anggota kelompok yang ada
b. Hidupkan musik dan edarkan bola tenis atau benda lain
berlawanan dengan arah jarum jam
c. Pada saat dimatikan, anggota kelompok yang memegang
bola mendapat giliran untuk menyebutkan :
1) Memberikan salam, nama lengkap, nama panggilan,
hobi dan asal

TAK SOSIALISASI ( TAKS ) SESI II


BERKENALAN DENGAN ANGGOTA KELOMPOK
No. Dokumen No. Revisi Halaman
03.03.035 0 3/4

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR 2) Menanyakan nama lengkap, nama panggilan, asal dan


hobi lawan bicara
3) Mulai dari terapis sebagai contoh

d. Minta pasien untuk bertanya yang belum jelas


e. Minta pasien untuk menjawab/menanggapi pertanyaan
dari pasien lain
f. Berikan reinforcement positif atas kemampuan pasien
g. Ulangi nomor c s/d e sampai semua anggota kelompok
mendapatkan giliran
h. Hidupkan kembali pemutar musik hibi. Dimulai oleh
terapis dan edarkan bola atau benda lain. Pada saat
pemutar music dimatikan, minta pada anggota kelompok
yang memegang bola untuk memperkenalkan anggota
kelompok yang disebelah kanannnya kepada kelompok,
yaitu nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi.
Dimulai oleh terapi sebagai contoh.
i. Minta pasien lain untuk menanggapi pasien dalam
memperkenalkan pasien yang ada disebelah kanannya.
j. Minta pasien menjawab pertanyaan dari pasien lain
k. Berikan reinforcement positif pada pasien
l. Ulangi point h s/d k sampai semua anggota kelompok
mendapat giliran

Fase Terminasi
a. Tanyakan pada pasien perasaan setelah mengikuti TAK
sosialisasi sesi II : Berkenalan dengan anggota kelompok
lain
b. Berikan pujian atas keberhasilan kelompok
c. Anjurkan tiap anggota kelompok melatih
memperkenalkan diri kepada orang lain di kehidupan
sehari-hari
d. Masukkan kegiatan berkenalan pada jadwal kegiatan
harian pasien
e. Sepakati kegiatan berikutnya yaitu berkenalan dengan
anggota kelompok
f. Sepakati waktu dan tempat

TAK SOSIALISASI ( TAKS ) SESI II


BERKENALAN DENGAN ANGGOTA KELOMPOK
No. Dokumen No. Revisi Halaman
03.03.035 0 4/4

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR Pendokumentasian
a. Mencatat kegiatan TAK sosialisasi dalam buku
catatan/laporan TAK baik jenis TAK, Topik TAK, pasien
yang diterapis, leader dan observer yang melakukan TAK
serta hasil evaluasi proses dan hasil serta membubuhkan
tanda tangan dan nama terang
b. Mencatat tindakan keperawatan yang telah dilakukan
kedalam catatan perkembangan terintegrasi sesuai Standar
Prosedur Operasioal yang berlaku. Pendokumentasian
Catatan Perkembangan Terintegrasi harus dilakukan oleh
perwat yang telah diberikan penugasan klinik oleh
Direktur Utama.
c. Mencatat tindakan keperawatan pada Logbook (SKP)
harian
d. Mencatat TAK sosialisasi sesi II : berkenalan dengan
anggota kelompok lain yang harus dilakukan pasien pada
papan jadwal kegiatan untuk ditindak lanjuti perawat shift
berikutnya
e. Membereskan catatan perkembangan terintegrasi pada
status rekam medis pasien

3. Hal-hal yang harus diperhatikan


a. Mengevaluasi respon serta toleransi pasien selama TAK
sosialisasi
b. Mengevaluasi kebutuhan kenyamanan dan keamanan
pasien dan staf selama TAK sosialisasi
c. Kemampuan TAK sosialisasi disesuaikan dengan
kemampuan pasien menerima informasi, belajar, daya
ingat pasien, sesuai dengan kesepakatan yang dibuat oleh
pasien

UNIT TERKAIT  Instalasi Rehabilitasi Sosial


 Instalasi Rekam Medis

Sesi II : TAKS

KEMAMPUAN BERKENALAN
a. Kemampuan verbal

No Aspek yang dinilai Nama Klien

1. Menyebutkan nama lengkap

2. Menyebutkan nama panggilan

3. Menyebutkan asal

4. Menyebutkan hobi

5. Menanyakan nama lengkap

6. Menanyakan nama panggilan

7. Menanyakan asal

8. Menanyakan hobi

Jumlah

b. Kemampuan nonverbal

No Aspek yang dinilai Nama Klien

1. Kontak mata

2. Duduk tegak

3. Menggunakan bahasa tubuh


yang sesuai

4. Mengikuti kegiatan dari awal


sampai akhir

Jumlah

Petunjuk:

1. Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAK
2. Untuk tiap klien, semua aspek dinilai dengan memberi tanda √ jika ditemukan pada
klien atau tanda X jika tidak ditemukan.
3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan.
 Kemampuan verbal, disebut mampu jika mendapat nilai ≥ 6; disebut belum mampu
jika mendapat nilai ≤ 5.
 Kemampuan nonverbal, disebut mampu jika mendapat nilai 3 atau 4, disebut belum
mampu jika mendapat nilai ≤ 2.
TAK SOSIALISASI ( TAKS) SESI III
BERCAKAP-CAKAP TENTANG KEHIDUPAN PRIBADI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.036 0 1/4
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PENGERTIAN Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi (TAKS) adalah upaya


memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah pasien dengan
masalah hubungan social.
TAKS Sosialisasi sesi III : bercakap-cakap tentang kehidupan
pribadi adalah psikoterapi yang dilakukan secara berkelompok
dan terstruktur untuk mengembangkan kemampuan pasien dalam
bercakap-cakap dalam kelompok tentang suatu topic tertentu.

TUJUAN Tujuan TAKS sesi III bercakap-cakap tentang kehidupan pribadi:


1. Meningkatkan hubungan social dalam kelompok secara
bertahap
2. Meningkatkan kemampuan pasien dalam bertanya :
mengajukan pertanyaan yang jelas, ringkas, relevan dan
secara spontan
3. Meningkatkan kemampuan pasien dalam menjawab
pertanyaan : menjawab dengan jelas, ringkas, relevan,
spontan
4. Meningkatkan kemampuan pasien dalam berkomunikasi
nonverbal secara tepat : ada kontak mata, duduk tegak,
menggunakan bahasa tubuh yang tepat dan sesuai dan
mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat
Inap

PROSEDUR 1. Persiapan
a. Alat dan bahan
1) Persiapan tempat yang aman dan tenang
2) Tempat yang cukup luas atau longgar
3) Alat dan bahan : Tape recorder, atau alat pemutar
music, bola tenis, buku catatan/laporan TAK, pulpen,
jadwal kegiatan pasien
4) Form CPT (Catatan Perkembangan Terintegrasi) dan
Bollpoint
5) Form Nursing Order (resep keperawatan) (jika pasien
bisa membaca)
6) Form Logbook SKP Harian
TAK SOSIALISASI ( TAKS) SESI III
BERCAKAP-CAKAP TENTANG KEHIDUPAN PRIBADI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.036 0 2/4

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PROSEDUR b. Pasien
1) Membuat kontrak pertemuan dengan pasien
2) Menjamin pemenuhan kebutuhan privacy pasien,
hanya ada perawat dan pasien saja

2. Pelaksanaan
Persiapan
a. Mengumpulkan pasien isolasi social yang pernah
mendapatkan TAK sosialisasi sesi II : Berkenalan dalam
kelompok
b. Membuat kontrak dengan pasien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

Fase Orientasi
a. Berikan salam terapeutik
b. Tanyakan kembali nama terapis dan pasien lain
c. Peserta dan terapis memakai papan nama
d. Tanyakan perasaan pasien saat ini
e. Tanyakan apakah telah mencoba berkenalan dengan
orang lain
f. Buat kontrak pertemuan : menjelaskan tujuan kegiatan
yaitu bertanya dan menjawab pertanyaan
g. Jelaskan aturan main TAK sosialisasi :
1) Jika ada pasien yang akan meninggalkan kelompok
harus meminta ijin kepada terapis
2) Lama kegiatan 45 menit
3) Setiap pasien mengikuti kegiatan dari awal sampai
selesai
4) Tidak boleh berbicara sendiri ketika pasien lain
berbicara

Fase Kerja
a. Jelaskan kegiatan, yaitu musik akan dihidupkan serta bola
diedarkan berlawanan jarum jam (yaitu kearah kiri) dan
pada saat musik dimatikan maka anggota kelompok yang
memegang bola mendapatkan giliran untuk bertanya
tentang kehidupan pribadi anggota kelompok yang ada
disebelah kanan
TAK SOSIALISASI ( TAKS) SESI III
BERCAKAP-CAKAP TENTANG KEHIDUPAN PRIBADI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.036 0 3/4
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR b. Hidupkan musik dan edarkan bola tenis atau benda lain
berlawanan dengan arah jarum jam
c. Pada saat dimatikan, anggota kelompok yang memegang
bola mendapat giliran untuk menyebutkan :
1) Memberikan salam
2) Memanggil nama panggilan pasien lain yang ada
disebelah kanan
3) Menanyakan kehidupan pribadi : orang
terdekat/dipecayai/disegani dan pekerjaan
4) Dimulai oleh terapis sebagai contoh
d. Minta pasien untuk bertanya yang belum jelas
e. Minta pasien untuk menjawab/menanggapi pertanyaan
dari pasien lain
f. Berikan reinforcement positif atas kemampuan pasien
g. Ulangi nomor c s/d f sampai semua anggota kelompok
mendapatkan giliran

Fase Terminasi
a. Tanyakan pada pasien perasaan setelah mengikuti TAK
sosialisasi sesi III : Bercakap-cakap tentang kehidupan
pribadi dengan orang lain pada kehidupan sehari-hari
b. Berikan pujian atas keberhasilan kelompok
c. Anjurkan tiap anggota kelompok bercakap-cakap tentang
kehidupan pribadi dengan orang lain di kehidupan sehari-
hari
d. Masukkan kegiatan bercakap-cakap tentang kehidupan
pribadi pada jadwal kegiatan harian pasien
e. Sepakati kegiatan berikutnya yaitu menyampaikan dan
membicarakan topic pembicaraan tertentu
f. Sepakati waktu dan tempat

Pendokumentasian
a. Mencatat kegiatan TAK sosialisasi dalam buku
catatan/laporan TAK baik jenis TAK, Topik TAK, pasien
yang diterapis, leader dan observer yang melakukan TAK
serta hasil evaluasi proses dan hasil serta membubuhkan
tanda tangan dan nama terang
b. Mencatat tindakan keperawatan yang telah dilakukan
kedalam catatan perkembangan terintegrasi sesuai Standar
Prosedur Operasioal yang berlaku. Pendokumentasian
Catatan Perkembangan Terintegrasi harus dilakukan oleh
TAK SOSIALISASI ( TAKS) SESI III
BERCAKAP-CAKAP TENTANG KEHIDUPAN PRIBADI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.036 0 4/4
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR c. perwat yang telah diberikan penugasan klinik oleh


Direktur Utama.
d. Mencatat tindakan keperawatan pada Logbook (SKP)
harian
e. Mencatat TAK sosialisasi sesi III : bercakap-cakap tentang
kehidupan pribadi yang harus dilakukan pasien pada papan
jadwal kegiatan untuk ditindak lanjuti perawat shift
berikutnya
f. Membereskan catatan perkembangan terintegrasi pada
status rekam medis pasien

3. Hal-hal yang harus diperhatikan


a. Mengevaluasi respon serta toleransi pasien selama TAK
sosialisasi
b. Mengevaluasi kebutuhan kenyamanan dan keamanan
pasien dan staf selama TAK sosialisasi
c. Kemampuan TAK sosialisasi disesuaikan dengan
kemampuan pasien menerima informasi, belajar, daya
ingat pasien, sesuai dengan kesepakatan yang dibuat oleh
pasien

UNIT TERKAIT  Instalasi Rehabilitasi Sosial


 Instalasi Rekam Medis

Sesi III : TAKS

KEMAMPUAN BERCAKAP-CAKAP

a. Kemampuan verbal : Bertanya


No Aspek yang dinilai Nama Klien

1. Mengajukan pertanyaan yang


jelas

2. Mengajukan pertanyaan yang


ringkas

3. Mengajukan pertanyaan yang


relevan

4. Mengajukan pertanyaan secara


spontan

Jumlah

b. Kemampuan verbal : Menjawab

No Aspek yang dinilai Nama Klien

1. Menjawab dengan jelas

2. Menjawab dengan ringkas

3. Menjawab dengan relevan

4. Menjawab dengan spontan

Jumlah

c. Kemampuan nonverbal

No Aspek yang dinilai Nama Klien

1. Kontak mata

2. Duduk tegak

3. Menggunakan bahasa tubuh


yang sesuai

4. Mengikuti kegiatan dari awal


sampai akhir

Jumlah

Petunjuk:

1. Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien


2. Untuk tiap klien, semua aspek dinilai dengan memberi tanda √ jika ditemukan pada
klien atau tanda X jika tidak ditemukan.
3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan. Jika mendapat nilai 3 atau 4, klien mampu;
jika nilai ≤ 2, klien dianggap belum mampu.

TAK SOSIALISASI (TAKS) SESI IV


BICARA SATU TOPIK

No. Dokumen
03.03.037 No. Revisi Halaman
0 1/4

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PENGERTIAN Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi (TAKS) adalah upaya


memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah pasien dengan
masalah hubungan social.
TAKS Sosialisasi sesi IV : bicara satu topik adalah psikoterapi
yang dilakukan secara berkelompok dan terstruktur untuk
mengembangkan kemampuan pasien dalam berbicara satu topic
pembicaraan dalam kelompok tentang suatu topic tertentu.

TUJUAN Tujuan TAKS sesi IV bicara satu topik :


1. Meningkatkan hubungan sosial dalam kelompok secara
bertahap
2. Meningkatkan kemampuan pasien menyampaikan topik
dengan jelas, ringkas, relevan, dan spontan
3. Meningkatkan kemampuan pasien dalam memilih topik
dengan jelas, ringkas, relevan, spontan
4. Meningkatkan kemampuan pasien dalam memberikan
pendapat tentang satu topic dengan jelas, ringkas, relevan,
spontan
5. Meningkatkan kemampuan pasien dalam berkomunikasi
nonverbal secara tepat : ada kontak mata, duduk tegak,
menggunakan bahasa tubuh yang tepat dan sesuai dan
mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat
Inap

PROSEDUR 1. Persiapan
a. Alat dan bahan
1) Persiapan tempat yang aman dan tenang
2) Tempat yang cukup luas atau longgar
3) Alat dan bahan : Tape recorder, atau alat pemutar
music, bola tenis, buku catatan/laporan TAK, pulpen,
jadwal kegiatan pasien
4) Form CPT (Catatan Perkembangan Terintegrasi) dan
Bollpoint
5) Form Nursing Order (resep keperawatan) (jika pasien
bisa membaca)
6) Form Logbook SKP Harian

TAK SOSIALISASI (TAKS) SESI IV


BICARA SATU TOPIK
No. Dokumen No. Revisi Halaman
03.03.037 0 2/4

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR b. Pasien
1) Membuat kontrak pertemuan dengan pasien
2) Menjamin pemenuhan kebutuhan privacy pasien,
hanya ada perawat dan pasien saja

2. Pelaksanaan
Persiapan
a. Memilih pasien sesuai dengan indikasi yaitu isolasi sosial
yang pernah mendapatkan TAK sosialisasi sesi III :
Bercakap-cakap tentang kehidupan pribadi
b. Membuat kontrak dengan pasien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

Fase Orientasi
a. Berikan salam terapeutik
b. Tanyakan kembali nama terapis dan pasien lain
c. Peserta dan terapis memakai papan nama
d. Tanyakan perasaan pasien saat ini
e. Tanyakan apakah telah mencoba latihan bercakap-cakap
dengan orang lain
f. Buat kontrak pertemuan : menjelaskan tujuan kegiatan
yaitu bertanya dan menjawab pertanyaan
g. Jelaskan aturan main TAK sosialisasi :
1) Jika ada pasien yang akan meninggalkan kelompok
harus meminta ijin kepada terapis
2) Lama kegiatan 45 menit
3) Setiap pasien mengikuti kegiatan dari awal sampai
selesai
4) Tidak boleh berbicara sendiri ketika pasien lain
berbicara

Fase Kerja
a. Jelaskan kegiatan, yaitu musik akan dihidupkan serta bola
diedarkan berlawanan jarum jam (yaitu kearah kiri) dan
pada saat musik dimatikan maka anggota kelompok yang
memegang bola mendapatkan giliran untuk
menyampaikan satu topic yang ingin dibicarakan.
Dimulai oleh terapis sebagai contoh. Misalnya “cara
bicara yang baik” atau “cara cari teman”.

TAK SOSIALISASI (TAKS) SESI IV


BICARA SATU TOPIK
No. Dokumen No. Revisi Halaman
03.03.037 0 3/4

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR b. Hidupkan music dan edarkan bola tenis atau benda lain
berlawanan dengan arah jarum jam
c. Pada saat dimatikan, anggota kelompok yang memegang
bola mendapat giliran untuk menyebutkan :
1) Memberikan salam
2) Menyampaikan satu topic yang ingin dibicarakan
d. Tuliskan pada flipchart/whiteboard topic yang
disampaikan secara berurutan
e. Berikan pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok
dengan memberikan tepuk tangan atau kata
“bagus…..anda hebat!”.
f. Ulangi point b s/d e sampai semua anggota kelompok
memilih topik
g. Terapis membantu menetapkan topic yang paling banyak
dipilih
h. Hidupkan kembali kaset/pemutar musik dan edarkan bola
tenis. Pada saat dimatikan, anggota yang memegang bola
menyampaikan pendapat tentang topic yang dipilih
i. Minta pasien lain untuk menanggapi yang disampaikan
oleh pasien
j. Minta pasien menjawab pertanyaan dari pasien lain
k. Berikan reinforcement positif atas kemampuan pasien
l. Ulangi point h s/d k sampai semua anggota kelompok
mendapat giliran

Fase Terminasi
a. Tanyakan pada pasien perasaan setelah mengikuti TAK
sosialisasi sesi IV : bicara satu topic dengan orang lain
pada kehidupan sehari-hari
b. Berikan pujian atas keberhasilan kelompok
c. Anjurkan tiap anggota kelompok melatih bicara satu topik
kepada orang lain di kehidupan sehari-hari
d. Masukkan kegiatan bicara satu topic pada jadwal kegiatan
harian pasien
e. Sepakati kegiatan berikutnya yaitu menyampaikan dan
membicarakan masalah pribadi
f. Sepakati waktu dan tempat

TAK SOSIALISASI ( TAKS) SESI IV


BICARA SATU TOPIK
No. Dokumen No. Revisi Halaman
03.03.037 0 4/4

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR Pendokumentasian
a. Mencatat kegiatan TAK sosialisasi dalam buku
catatan/laporan TAK baik jenis TAK, Topik TAK, pasien
yang diterapis, leader dan observer yang melakukan TAK
serta hasil evaluasi proses dan hasil serta membubuhkan
tanda tangan dan nama terang
b. Mencatat tindakan keperawatan yang telah dilakukan
kedalam catatan perkembangan terintegrasi sesuai Standar
Prosedur Operasioal yang berlaku. Pendokumentasian
Catatan Perkembangan Terintegrasi harus dilakukan oleh
perwat yang telah diberikan penugasan klinik oleh
Direktur Utama.
c. Mencatat tindakan keperawatan pada Logbook (SKP)
harian
d. Mencatat TAK sosialisasi sesi IV : bicara satu topik yang
harus dilakukan pasien pada papan jadwal kegiatan untuk
ditindak lanjuti perawat shift berikutnya
g. Membereskan catatan perkembangan terintegrasi pada
status rekam medis pasien

3. Hal-hal yang harus diperhatikan


a. Mengevaluasi respon serta toleransi pasien selama TAK
sosialisasi
b. Mengevaluasi kebutuhan kenyamanan dan keamanan
pasien dan staf selama TAK sosialisasi
c. Kemampuan TAK sosialisasi disesuaikan dengan
kemampuan pasien menerima informasi, belajar, daya
ingat pasien, sesuai dengan kesepakatan yang dibuat oleh
pasien

UNIT TERKAIT  Instalasi Rehabilitasi Sosial


 Instalasi Rekam Medis

Sesi IV : TAKS

KEMAMPUAN BERCAKAP-CAKAP TOPIK TERTENTU


a. Kemampuan verbal : Menyampaikan Topik

No Aspek yang dinilai Nama Klien

1. Menyampaikan topik dengan


jelas

2. Menyampaikan topik secara


ringkas

3. Menyampaikan topik yang


relevan

4. Menyampaikan topik secara


spontan

Jumlah

b. Kemampuan verbal : Memberi pendapat

No Aspek yang dinilai Nama Klien

1. Memilih topik dengan jelas

2. Memilih topik secara ringkas

3. Memilih topik yang relevan

4. Memilih topik secara spontan

Jumlah

c. Kemampuan nonverbal

No Aspek yang dinilai Nama Klien

1. Kontak mata

2. Duduk tegak

3. Menggunakan bahasa tubuh


yang sesuai

4. Mengikuti kegiatan dari awal


sampai akhir

Jumlah
Petunjuk:

1. Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAKS
2. Untuk tiap klien, semua aspek dinilai dengan memberi tanda √ jika ditemukan pada
klien atau tanda X jika tidak ditemukan.
3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan. Jika mendapat nilai 3 atau 4, klien mampu;
jika nilai ≤ 2, klien dianggap belum mampu.
TAK SOSIALISASI (TAKS) SESI V
MEMBICARAKAN MASALAH PRIBADI
DENGAN ORANG LAIN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.038 0 1/4

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PENGERTIAN Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi (TAKS) adalah upaya


memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah pasien dengan
masalah hubungan social.
TAKS Sosialisasi sesi V : membicarakan masalah pribadi dengan
orang lain adalah psikoterapi yang dilakukan secara berkelompok
dan terstruktur untuk mengembangkan kemampuan pasien dalam
menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi dengan orang
lain dalam kelompok.
TUJUAN Tujuan TAKS sesi V menyampaikan dan membicarakan masalah
pribadi dengan orang lain :
1. Meningkatkan hubungan sosial dalam kelompok secara
bertahap
2. Meningkatkan kemampuan pasien menyampaikan topik
dengan jelas, ringkas, relevan, dan spontan
3. Meningkatkan kemampuan pasien dalam memilih topik
dengan jelas, ringkas, relevan, spontan
4. Meningkatkan kemampuan pasien dalam memberikan
pendapat tentang masalah dengan jelas, ringkas, relevan,
spontan
5. Meningkatkan kemampuan pasien dalam berkomunikasi
nonverbal secara tepat : ada kontak mata, duduk tegak,
menggunakan bahasa tubuh yang tepat dan sesuai dan
mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat
Inap

PROSEDUR 1. Persiapan
a. Alat dan bahan
1) Persiapan tempat yang aman dan tenang
2) Tempat yang cukup luas atau longgar
3) Alat dan bahan : Tape recorder, atau alat pemutar
music, bola tenis, buku catatan/laporan TAK, pulpen,
jadwal kegiatan pasien
4) Form CPT (Catatan Perkembangan Terintegrasi) dan
Bollpoint
5) Form Nursing Order (resep keperawatan) (jika pasien
bisa membaca)
6) Form Logbook SKP Harian
TAK SOSIALISASI (TAKS) SESI V
MEMBICARAKAN MASALAH PRIBADI
DENGAN ORANG LAIN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.038 0 2/4

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR b. Pasien
1) Membuat kontrak pertemuan dengan pasien
2) Menjamin pemenuhan kebutuhan privacy pasien,
hanya ada perawat dan pasien saja

2. Pelaksanaan
Persiapan
a. Memilih pasien sesuai dengan indikasi yaitu isolasi sosial
yang pernah mendapatkan TAK sosialisasi sesi IV :
Bicara satu topic dalam kelompok
b. Membuat kontrak dengan pasien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

Fase Orientasi
a. Memberikan salam terapeutik
b. Menanyakan kembali nama terapis dan pasien lain
c. Peserta dan terapis memakai papan nama
d. Menanyakan perasaan pasien saat ini
e. Menanyakan apakah telah mencoba latihan bercakap-
cakap tentang topic/hal dengan orang lain
f. Membuat kontrak pertemuan : menjelaskan tujuan
kegiatan yaitu menyampaikan, memilih dan memberi
pendapat tentang masalah pribadi
g. Menjelaskan aturan main TAK sosialisasi :
1) Jika ada pasien yang akan meninggalkan kelompok
harus meminta ijin kepada terapis
2) Lama kegiatan 45 menit
3) Setiap pasien mengikuti kegiatan dari awal sampai
selesai
4) Tidak boleh berbicara sendiri ketika pasien lain
berbicara

Fase Kerja
Menjelaskan kegiatan, yaitu musik akan dihidupkan serta
bola diedarkan berlawanan jarum jam (yaitu kearah kiri) dan
pada saat musik dimatikan maka anggota kelompok yang
memegang bola mendapatkan giliran untuk menyampaikan
satu masalah pribadi yang ingin dibicarakan. Dimulai oleh
terapis sebagai contoh. Misalnya “sulit bercerita” atau “tidak
diperhatikan oleh keluarga”.
TAK SOSIALISASI (TAKS) SESI V
MEMBICARAKAN MASALAH PRIBADI
DENGAN ORANG LAIN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.038 0 3/4

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR a. Hidupkan music dan edarkan bola tenis atau benda lain
berlawanan dengan arah jarum jam
b. Pada saat dimatikan, anggota kelompok yang memegang
bola mendapat giliran untuk menyebutkan :
1) Memberikan salam
2) Menyampaikan satu masalah yang ingin dibicarakan
c. Tuliskan pada flipchart/whiteboard masalah yang
disampaikan secara berurutan
d. Berikan pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok
dengan memberikan tepuk tangan atau kata
“bagus…..anda hebat!”.
e. Ulangi point b s/d e sampai semua anggota kelompok
memilih masalah yang ingin dibicarakan
f. Terapis membantu menetapkan masalah yang paling
banyak dipilih
g. Hidupkan kembali kaset/pemutar musik dan edarkan bola
tenis. Pada saat dimatikan, anggota yang memegang bola
menyampaikan pendapat tentang masalah yang dipilih
h. Minta pasien lain untuk menanggapi yang disampaikan
oleh pasien
i. Minta pasien menjawab pertanyaan dari pasien lain
j. Berikan reinforcement positif atas kemampuan pasien
k. Ulangi point h s/d k sampai semua anggota kelompok
mendapat giliran

Fase Terminasi
a. Menanyakan pada pasien perasaan setelah mengikuti TAK
sosialisasi sesi V : menyampaikan masalah pribadi
b. Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
c. Menganjurkan tiap anggota kelompok melatih
menyampaikan masalah pribadi pada anggota kelompok
lain
d. Memasukkan kegiatan menyampaikan masalah pribadi
pada jadwal kegiatan harian pasien
e. Menyepakati kegiatan berikutnya yaitu menyampaikan
dan membicarakan masalah pribadi
f. Menyepakati waktu dan tempat
TAK SOSIALISASI (TAKS) SESI V
MEMBICARAKAN MASALAH PRIBADI
DENGAN ORANG LAIN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.038 0 4/4

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR Pendokumentasian
a. Mencatat kegiatan TAK sosialisasi dalam buku
catatan/laporan TAK baik jenis TAK, Topik TAK, pasien
yang diterapis, leader dan observer yang melakukan TAK
serta hasil evaluasi proses dan hasil serta membubuhkan
tanda tangan dan nama terang
b. Mencatat tindakan keperawatan yang telah dilakukan
kedalam catatan perkembangan terintegrasi sesuai Standar
Prosedur Operasioal yang berlaku. Pendokumentasian
Catatan Perkembangan Terintegrasi harus dilakukan oleh
perwat yang telah diberikan penugasan klinik oleh
Direktur Utama.
c. Mencatat tindakan keperawatan pada Logbook (SKP)
harian
d. Mencatat TAK sosialisasi sesi V : menyampaikan dan
membicarakan masalah pribadi yang harus dilakukan
pasien pada papan jadwal kegiatan untuk ditindak lanjuti
perawat shift berikutnya
h. Membereskan catatan perkembangan terintegrasi pada
status rekam medis pasien

3. Hal-hal yang harus diperhatikan


a. Mengevaluasi respon serta toleransi pasien selama TAK
sosialisasi
b. Mengevaluasi kebutuhan kenyamanan dan keamanan
pasien dan staf selama TAK sosialisasi
c. Kemampuan TAK sosialisasi disesuaikan dengan
kemampuan pasien menerima informasi, belajar, daya
ingat pasien, sesuai dengan kesepakatan yang dibuat oleh
pasien

UNIT TERKAIT  Instalasi Rehabilitasi Sosial


 Instalasi Rekam Medis
Sesi IV : TAKS

KEMAMPUAN BERCAKAP-CAKAP MASALAH PRIBADI

a. Kemampuan verbal : Menyampaikan Topik

No Aspek yang dinilai Nama Klien

1. Menyampaikan topik dengan


jelas

2. Menyampaikan topik secara


ringkas

3. Menyampaikan topik yang


relevan

4. Menyampaikan topik secara


spontan

Jumlah

b. Kemampuan verbal : Memilih topik

No Aspek yang dinilai Nama Klien

1. Memilih topik dengan jelas

2. Memilih topik secara ringkas

3. Memilih topik yang relevan

4. Memilih topik secara spontan

Jumlah

c. Kemampuan verbal : Memberi pendapat tentang masalah

No Aspek yang dinilai Nama Klien

1. Memberi pendapat dengan jelas

2. Memberi pendapat secara


ringkas

3. Memberi pendapat yang relevan


4. Memberi pendapat secara
spontan

Jumlah

d. Kemampuan nonverbal

No Aspek yang dinilai Nama Klien

1. Kontak mata

2. Duduk tegak

3. Menggunakan bahasa tubuh


yang sesuai

4. Mengikuti kegiatan dari awal


sampai akhir

Jumlah

Petunjuk:
1. Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAKS
2. Untuk tiap klien, semua aspek dinilai dengan memberi tanda √ jika ditemukan pada
klien atau tanda X jika tidak ditemukan.
3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan. Jika mendapat nilai 3 atau 4, klien mampu;
jika nilai ≤ 2, klien belum mampu.
TAK STIMULASI PERSEPSI
MENGENAL PERILAKU KEKERASAN
YANG BIASA DILAKUKAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.039 0 1/5

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PENGERTIAN Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi adalah terapi yang


menggunakan aktivitas sebagai stimulus dan terkait dengan
pengalaman dan/kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok,
dimana hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan
persepsi atau alternatif penyelesaian masalah.

TAK Stimulasi Persepsi : mengenal bentuk perilaku kekerasan


yang biasa dilakukan adalah kegiatan terapi yang dilakukan
secara berkelompok pasien dengan riwayat perilaku kekerasan
oleh seorang terapis melalui stimulus persepsi terhadap
pengalaman yang telah dialami pasien.

TUJUAN Tujuan TAK SP RPK sesi I mengenal bentuk perilaku kekerasan


yang biasa dilakukan :
1. Pasien mampu menyebutkan stimulasi penyebab
kemarahannya
2. Pasien mampu menyebutkan respon yang dirasakan saat
marah (tanda dan gejala marah)
3. Pasien mampu menyebutkan yang dilakukan saat marah

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat
Inap
PROSEDUR 1. Persiapan
a. Alat dan bahan
1) Persiapan tempat yang aman dan tenang
2) Tempat yang cukup luas atau longgar
3) Alat dan bahan : papan tulis/whiteboard, kapur/spidol,
buku catatan/laporan TAK, pulpen, jadwal kegiatan
pasien
4) Form CPT (Catatan Perkembangan Terintegrasi) dan
Bollpoint
5) Form Nursing Order (resep keperawatan) (jika pasien
bisa membaca)
6) Form Logbook SKP Harian

b. Pasien
1) Membuat kontrak pertemuan dengan pasien
2) Menjamin pemenuhan kebutuhan privacy pasien,
hanya ada perawat dan pasien saja

TAK STIMULASI PERSEPSI


MENGENAL PERILAKU KEKERASAN
YANG BIASA DILAKUKAN
No. Revisi Halaman
No. Dokumen 0 2/5
03.03.039

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR 2. Pelaksanaan
a. Persiapan
1) Mengumpulkan pasien yang pernah dilatih mengenal
bentuk perilaku kekerasan yang sering dilakukan
secara individu
2) Membuat kontrak dengan pasien
3) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

b. Fase Orientasi
1) Salam terapeutik
a) Salam dari terapis atau perawat (misalnya dengan
selamat pagi atau selamat siang)
b) Perkenalkan nama perawat dan nama panggilan
(lebih bagus pakai papan nama)
c) Memberi kesempatan pada pasien untuk
memperkenalkan nama masing-masing (dan beri
papan nama)

2) Evaluasi/Validasi
a) Menanyakan perasaan pasien saat ini
b) Menanyakan masalah yang dirasakan
c) Menanyakan penerapan TAK Stimulasi Persepsi
yang lalu yang pernah dilakukan
3) Kontrak
a) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal
perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
b) Menjelaskan aturan permainan sebagai berikut :
(1) Jika ada pasien yang akan meninggalkan
kelompok harus meminta ijin kepada terapis
(2) Lama kegiatan 45 menit
(3) Setiap pasien mengikuti kegiatan dari awal
sampai selesai
(4) Tidak boleh berbicara sendiri ketika pasien
lain berbicara

c. Fase Kerja
1) Mendiskusikan penyebab marah. Tanyakan
pengalaman tiap pasien mengapa melakukan perilaku
kekerasan dan meminta untuk menuliskan di papan
tulis
TAK STIMULASI PERSEPSI
MENGENAL PERILAKU KEKERASAN
YANG BIASA DILAKUKAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.039 0 3/5
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR 2) Mendiskusikan tanda dan gejala yang dirasakan saat


marah atau sebelum perilaku kekerasan terjadi :
a) Tanyakan perasaan pasien saat marah, misalnya
merasa takut, pusing, bingung, dada berdebar-
debar, cemas dan lain-lain
b) Tanyakan tanda-tanda yang dijumpai saat marah,
misalnya muka merah, mata melotot, otot tegang,
gerakan tidak terkontrol dan dada terasa sesak
c) Tulis dipapan tulis

3) Mendiskusikan perilaku kekerasan yang pernah atau


telah dilakukan :
a) Tanyakan perilaku kekerasan yang biasa
dilakukan, misalnya teriak-teriak, mengancam,
merusak lingkungan, memukul orang lain atau
melukai diri sendiri
b) Tulis dipapan tulis perilaku kekerasan yang biasa
dilakukan

4) Menanyakan perasaan pasien setelah melakukan


perilaku kekerasan, misalnya merasa menyesal atau
merasa sedih, merasa takut keluarga tidak mengambil
pulang
5) Menanyakan akibat pasien melakukan perilaku
kekerasan, kemudian catat dalam papan tulis
6) Berikan pujian atas kemampuan pasien dalam
menyebutkan penyebab marah, tanda dan gejala
marah, perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
dengan mengatakan “Bagus”. Hindari penggunaan
tepuk tangan.
7) Ulangi langkah 2.7 s/d 2.12 sampai semua pasien
mendapat kesempatan yang sama.
8) Perawat memberikan kesimpulan tentang penyebab,
tanda dan gejala, perilaku kekerasan yang biasa
dilakukan serta akibat dari perilaku kekerasan
tersebut.
9) Menanyakan kesediaan pasien untuk mempelajari
cara baru yang sehat dalam menghadapi kemarahan.

TAK STIMULASI PERSEPSI


MENGENAL PERILAKU KEKERASAN
YANG BIASA DILAKUKAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.039 0 4/5
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR d. Fase Terminasi


1) Evaluasi
a) Perawat menanyakan perasaan pasien setelah
mengikuti TAK
b) Perawat memberikan pujian atas keberhasilan
kelompok dengan mengucapkan kata “Bagus”.

2) Rencana Tindak lanjut


a) Menganjurkan pasien untuk melatih kemampuan
mengenal bentuk perilaku kekerasan yang biasa
dilakukan dan mendiskusikan dengan pasien atau
perawat lain
b) Membuat jadwal menggambar

3) Kontrak terapi kelompok yang akan datang


a) Bersama dengan pasien membuat rencana untuk
TAK selanjutnya :mencegah perilaku kekerasan
secara fisik
b) Bersama dengan pasien menentukan waktu dan
tempat TAK yang akan datang

e. Pendokumentasian
1) Mencatat kegiatan TAK stimulasi persepsi dalam buku
catatan/laporan TAK baik jenis TAK, Topik TAK,
pasien yang diterapis, leader dan observer yang
melakukan TAK serta hasil evaluasi proses dan hasil
serta membubuhkan tanda tangan dan nama terang
2) Mencatat tindakan keperawatan yang telah dilakukan
kedalam catatan perkembangan terintegrasi sesuai
Standar Prosedur Operasioal yang berlaku.
Pendokumentasian Catatan Perkembangan Terintegrasi
harus dilakukan oleh perwat yang telah diberikan
penugasan klinik oleh Direktur Utama.
3) Mencatat tindakan keperawatan pada Logbook (SKP)
harian
4) Mencatat TAK Stimulasi Persepsi : mengenal bentuk
perilaku kekerasan yang biasa dilakukan pada papan
jadwal kegiatan untuk ditindak lanjuti perawat shift
berikutnya
5) Membereskan catatan perkembangan terintegrasi pada
status rekam medis pasien
TAK STIMULASI PERSEPSI
MENGENAL PERILAKU KEKERASAN
YANG BIASA DILAKUKAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.039 0 5/5
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR 3. Hal-hal yang harus diperhatikan


a. Mengevaluasi respon serta toleransi pasien selama TAK
stimulasi persepsi umum
b. Mengevaluasi kebutuhan kenyamanan dan keamanan
pasien dan staf selama TAK stimulasi persepsi
c. Kemampuan TAK stimulasi persepsi disesuaikan dengan
kemampuan pasien menerima informasi, belajar, daya
ingat pasien, sesuai dengan kesepakatan yang dibuat oleh
pasien

UNIT TERKAIT  Instalasi Rehabilitasi Sosial


 Instalasi Rekam Medis

TAK STIMULASI PERSEPSI PERILAKU KEKERASAN

Kemampuan psikologis

No. Nama Klien Penyebab Memberi tanggapan tentang


PK

Tanda & Perilaku Akibat PK


Gejala PK Kekerasan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Petunjuk:

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mengetahui penyebab perilaku
kekerasan, tanda dan gejalayang dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan dan
akibat perilaku kekerasan . Beri tanda √ jika klien mampu dan tanda X jika klien tidak
mampu.

TAK STIMULASI PERSEPSI


MENCEGAH PERILAKU KEKERASAN
SECARA FISIK
No. Revisi Halaman
No. Dokumen
03.03.040 0 1/5

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PENGERTIAN Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi adalah terapi yang


menggunakan aktivitas sebagai stimulus dan terkait dengan
pengalaman dan/kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok,
dimana hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan
persepsi atau alternatif penyelesaian masalah.

TAK Stimulasi Persepsi : mencegah perilaku kekerasan secara


fisik adalah kegiatan terapi yang dilakukan secara berkelompok
pasien dengan riwayat perilaku kekerasan oleh seorang terapis
melalui stimulus persepsi terhadap pengalaman mencegah
perilaku kekerasan fisik yang pernah dilakukan oleh pasien.

TUJUAN Tujuan TAK SP RPK sesi II mencegah perilaku kekerasan secara


fisik :
1. Pasien mampu menyebutkan kegiatan fisik yang biasa
dilakukan pasien
2. Pasien mampu menyebutkan kegiatan fisik yang dapat
mencegah perilaku kekerasan
3. Pasien mampu mendemonstrasikan dua kegiatan fisik yang
dapat mencegah perilaku kekerasan

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat
Inap

PROSEDUR 1. Persiapan
a. Alat dan bahan
1) Persiapan tempat yang aman dan tenang
2) Tempat yang cukup luas atau longgar
3) Alat dan bahan : papan tulis/whiteboard, kapur/spidol,
buku catatan/laporan TAK, pulpen, jadwal kegiatan
pasien
4) Form CPT (Catatan Perkembangan Terintegrasi) dan
Bollpoint
5) Form Nursing Order (resep keperawatan) (jika pasien
bisa membaca)
6) Form Logbook SKP Harian

TAK STIMULASI PERSEPSI


MENCEGAH PERILAKU KEKERASAN
SECARA FISIK
No. Dokumen No. Revisi Halaman
03.03.040 0 2/5

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR b. Pasien
1) Membuat kontrak pertemuan dengan pasien
2) Menjamin pemenuhan kebutuhan privacy pasien,
hanya ada perawat dan pasien saja

2. Pelaksanaan
a. Persiapan
1) Mengumpulkan pasien yang pernah dilatih mencegah
perilaku kekerasan secara fisik secara individu
2) Membuat kontrak dengan pasien
3) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

b. Fase Orientasi
1) Salam terapeutik
a) Salam dari terapis atau perawat (misalnya dengan
selamat pagi atau selamat siang)
b) Perkenalkan nama perawat dan nama panggilan
(lebih bagus pakai papan nama)
c) Memberi kesempatan pada pasien untuk
memperkenalkan nama masing-masing (dan beri
papan nama)

2) Evaluasi/Validasi
a) Tanyakan perasaan pasien saat ini
b) Tanyakan masalah yang dirasakan
c) Tanyakan penerapan TAK Stimulasi Persepsi
yang lalu yang pernah dilakukan (mengenal
bentuk perilaku kekerasan yang biasa dilakukan)

3) Kontrak
a) Jelaskan tujuan kegiatan, yaitu mencegah perilaku
kekerasan secara fisik
b) Jelaskan aturan permainan sebagai berikut :
(1) Jika ada anggota kelompok yang ingin
meninggalkan kelompok harus meminta ijin
kepada terapis
(2) Lama kegiatan tidak lebih dari 45 menit
(3) Mengikuti kegiatan sampai selesai
(4) Mempersilahkan pasien untuk minum atau
kencing dulu sebelum acara dimulai
TAK STIMULASI PERSEPSI
MENCEGAH PERILAKU KEKERASAN
SECARA FISIK
No. Dokumen No. Revisi Halaman
03.03.040 0 3/5

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR c. Fase Kerja


1) Diskusikan kegiatan fisik yang biasa dilakukan oleh
pasien
a) Tanyakan kegiatan dirumah seperti : memasak,
mencuci pakaian, mencari rumput, membersihkan
rumah, olah raga yang biasa dilakukan oleh pasien
dirumah
b) Tulis dipapan tulis

2) Diskusikan kegiatan fisik yang dapat digunakan untuk


pasien untuk menyalurkan kemarahan secara sehat
misalnya dengan menarik nafas dalam (relaksasi),
menjemur/memukul bantal/kasur, membersihkan
kamar mandi, senam, memukul bantal pasir tinju dan
memukul gendang
3) Bantu pasien memilih dua kegiatan atau cara yang
dapat dilakukan
4) Bersama pasien mempraktikkan dua cara atau
kegiatan yang dipilih
a) Terapis mempraktikkan
b) Pasien melakukan demonstrasi mengenai cara
tersebut
5) Tanyakan perasaan pasien setelah mempraktikkan
cara penyaluran rasa marah
6) Berikan pujian atas kemampuan pasien memilih serta
mendemonstrasikan cara mengatasi rasa marah
dengan mengatakan “Bagus”. Hindari penggunaan
tepuk tangan untuk memberikan penghargaan pada
pasien, dengan tepuk tangan memberi kesan bahwa
apa yang telah didiskusikan adalah permainan belaka
dan menjauhkan sikap kekanak-kanakan bagi pasien.
7) Beri kesempatan pada semua pasien untuk mencoba
atau mendemonstrasikan cara mengatasi marah yang
mereka pilih
8) Simpulkan hasil diskusi tentang cara mencegah
perilaku kekerasan secara fisik yang telah dilakukan.

TAK STIMULASI PERSEPSI


MENCEGAH PERILAKU KEKERASAN
SECARA FISIK
No. Dokumen No. Revisi Halaman
03.03.040 0 4/5

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR d. Fase Terminasi


1) Evaluasi
a) Perawat menanyakan perasaan pasien setelah
mengikuti TAK
b) Perawat memberikan pujian atas keberhasilan
kelompok dengan mengucapkan kata “Bagus”.

2) Rencana Tindak lanjut


a) Menganjurkan pasien untuk melatih kemampuan
mencegah perilaku kekerasan secara fisik dan
mendiskusikan dengan pasien atau perawat lain
b) Membuat jadwal mencegah perilaku kekerasan
secara fisik

3) Kontrak terapi kelompok yang akan datang


a) Bersama dengan pasien membuat rencana untuk
TAK selanjutnya : mencegah perilaku kekerasan
secara social/verbal
b) Bersama dengan pasien menentukan waktu dan
tempat TAK yang akan datang

e. Pendokumentasian
1) Mencatat kegiatan TAK stimulasi persepsi dalam
buku catatan/laporan TAK baik jenis TAK, Topik
TAK, pasien yang diterapis, leader dan observer yang
melakukan TAK serta hasil evaluasi proses dan hasil
serta membubuhkan tanda tangan dan nama terang
2) Mencatat tindakan keperawatan yang telah dilakukan
kedalam catatan perkembangan terintegrasi sesuai
Standar Prosedur Operasioal yang berlaku.
Pendokumentasian Catatan Perkembangan
Terintegrasi harus dilakukan oleh perwat yang telah
diberikan penugasan klinik oleh Direktur Utama.
3) Mencatat tindakan keperawatan pada Logbook (SKP)
harian
4) Mencatat TAK Stimulasi Persepsi : mencegah
perilaku kekerasan secara fisik pada papan jadwal
kegiatan untuk ditindak lanjuti perawat shift
berikutnya
5) Membereskan catatan perkembangan terintegrasi pada
status rekam medis pasien
TAK STIMULASI PERSEPSI
MENCEGAH PERILAKU KEKERASAN
SECARA FISIK
No. Dokumen No. Revisi Halaman
03.03.040 0 5/5

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR 3. Hal-hal yang harus diperhatikan


a. Mengevaluasi respon serta toleransi pasien selama TAK
stimulasi persepsi umum
b. Mengevaluasi kebutuhan kenyamanan dan keamanan
pasien dan staf selama TAK stimulasi persepsi
c. Kemampuan TAK stimulasi persepsi disesuaikan dengan
kemampuan pasien menerima informasi, belajar, daya
ingat pasien, sesuai dengan kesepakatan yang dibuat oleh
pasien

UNIT TERKAIT  Instalasi Rehabilitasi Sosial


 Instalasi Rekam Medis

TAK STIMULASI PERSEPSI PERILAKU KEKERASAN

Kemampuan mencegah perilaku kekerasan fisik


No Nama Klien Mempraktikkan cara Mempraktikkan cara fisik
. fisik yang pertama yang kedua

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Petunjuk:

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mengetahui penyebab perilaku
kekerasan, tanda dan gejalayang dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan dan
akibat perilaku kekerasan . Beri tanda √ jika klien mampu dan tanda X jika klien tidak
mampu.

TAK STIMULASI PERSEPSI


MENCEGAH PERILAKU KEKERASAN
SECARA SPIRITUAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
03.03.041 0 1/4

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PENGERTIAN Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi adalah terapi yang


menggunakan aktivitas sebagai stimulus dan terkait dengan
pengalaman dan/kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok,
dimana hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan
persepsi atau alternatif penyelesaian masalah.

TAK Stimulasi Persepsi : mencegah perilaku kekerasan secara


spiritual adalah kegiatan terapi yang dilakukan secara
berkelompok pasien dengan riwayat perilaku kekerasan oleh
seorang terapis melalui stimulus persepsi terhadap pengalaman
mencegah perilaku kekerasan spiritual yang pernah dilakukan
oleh pasien.

TUJUAN Tujuan TAK SP RPK sesi IV mencegah perilaku kekerasan


secara spiritual :
1. Pasien mampu melakukan ibadah secara teratur
2. Pasien mampu mengungkapkan merasa lebih tenang setelah
melakukan kegiatan ibadah

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat
Inap

PROSEDUR 1. Persiapan
a. Alat dan bahan
1) Persiapan tempat yang aman dan tenang
2) Tempat yang cukup luas atau longgar
3) Alat dan bahan : papan tulis/whiteboard, kapur/spidol,
buku catatan/laporan TAK, pulpen, jadwal kegiatan
pasien
4) Form CPT (Catatan Perkembangan Terintegrasi) dan
Bollpoint
5) Form Nursing Order (resep keperawatan) (jika pasien
bisa membaca)
6) Form Logbook SKP Harian

b. Pasien
1) Membuat kontrak pertemuan dengan pasien
2) Menjamin pemenuhan kebutuhan privacy pasien,
hanya ada perawat dan pasien saja
TAK STIMULASI PERSEPSI
MENCEGAH PERILAKU KEKERASAN
SECARA SPIRITUAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
03.03.041 0 2/4

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR 2. Pelaksanaan
a. Persiapan
1) Mengumpulkan pasien yang pernah dilatih mencegah
perilaku kekerasan secara spiritual secara individu
2) Membuat kontrak dengan pasien
3) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

b. Fase Orientasi
1) Salam terapeutik
a) Salam dari terapis atau perawat (misalnya dengan
selamat pagi atau selamat siang)
b) Perkenalkan nama perawat dan nama panggilan
(lebih bagus pakai papan nama)
c) Memberi kesempatan pada pasien untuk
memperkenalkan nama masing-masing (dan beri
papan nama)

2) Evaluasi/Validasi
a) Menanyakan perasaan pasien saat ini
b) Menanyakan masalah yang dirasakan
c) Menanyakan penerapan TAK Stimulasi Persepsi
yang lalu yang pernah dilakukan mencegah
perilaku kekerasan secara sosial)

3) Kontrak
a) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mencegah
perilaku kekerasan secara spiritual
b) Menjelaskan aturan permainan sebagai berikut :
(1) Jika ada anggota kelompok yang ingin
meninggalkan kelompok harus meminta ijin
kepada terapis
(2) Lama kegiatan tidak lebih dari 45 menit
(3) Mengikuti kegiatan sampai selesai
(4) Mempersilahkan pasien untuk minum atau
kencing dulu sebelum acara dimulai

TAK STIMULASI PERSEPSI


MENCEGAH PERILAKU KEKERASAN
SECARA SPIRITUAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
03.03.041 0 3/4

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR c. Fase Kerja


1) Menanyakan kepada pasien agama dan kepercayaan
masing-masing
2) Mendiskusikan kegiatan ibadah yang biasa dilakukan
masing-masing pasien
3) Menuliskan kegiatan ibadah masing-masing pasien
pada papan tulis
4) Meminta pasien untuk memilih satu kegiatan ibadah
(misalnya : sholat)
5) Mengajarkan pada pasien cara ibadah sholat dan
berdoa yang benar
6) Meminta pasien mendemonstrasikan kegiatan ibadah
yang dipilih dengan perlengkapan yang tersedia
(seperti sarung untuk laki-laki atau mukena untuk
perempuan serta sajadah seperti yang sudah
diajarkan
7) Memberikan pujian atas kemampuan pasien dalam
mendemonstrasikan kegiatan ibadah yang telah
dipilih
8) Berikan kesempatan pada semua pasien untuk
mencobanya
9) Ulangi sampai semua pasien mendapatkan
kesempatan
10) Menyimpulkan hasil diskusi tentang cara mencegah
perilaku kekerasan secara spiritual yang telah
dilakukan

d. Fase Terminasi
1) Evaluasi
a) Perawat menanyakan perasaan pasien setelah
mengikuti TAK
b) Perawat memberikan pujian atas keberhasilan
kelompok dengan mengucapkan kata “Bagus”.

2) Rencana Tindak lanjut


a) Menganjurkan pasien untuk melatih kemampuan
mencegah perilaku kekerasan secara spiritual dan
mendiskusikan dengan pasien atau perawat lain
b) Membuat jadwal mencegah perilaku kekerasan
secara spiritual
TAK STIMULASI PERSEPSI
MENCEGAH PERILAKU KEKERASAN
SECARA SPIRITUAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
03.03.041 0 4/4

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR 3) Kontrak terapi kelompok yang akan datang


a) Bersama dengan pasien membuat rencana untuk
TAK selanjutnya : mencegah perilaku kekerasan
dengan patuh minum obat
b) Bersama dengan pasien menentukan waktu dan
tempat TAK yang akan datang

e. Pendokumentasian
1) Mencatat kegiatan TAK stimulasi persepsi dalam
buku catatan/laporan TAK baik jenis TAK, Topik
TAK, pasien yang diterapis, leader dan observer yang
melakukan TAK serta hasil evaluasi proses dan hasil
serta membubuhkan tanda tangan dan nama terang
2) Mencatat tindakan keperawatan yang telah dilakukan
kedalam catatan perkembangan terintegrasi sesuai
Standar Prosedur Operasioal yang berlaku.
Pendokumentasian Catatan Perkembangan
Terintegrasi harus dilakukan oleh perwat yang telah
diberikan penugasan klinik oleh Direktur Utama.
3) Mencatat tindakan keperawatan pada Logbook (SKP)
harian
4) Mencatat TAK Stimulasi Persepsi : mencegah
perilaku kekerasan secara spiritual pada papan jadwal
kegiatan untuk ditindak lanjuti perawat shift
berikutnya
5) Membereskan catatan perkembangan terintegrasi pada
status rekam medis pasien

3. Hal-hal yang harus diperhatikan


a. Mengevaluasi respon serta toleransi pasien selama TAK
stimulasi persepsi umum
b. Mengevaluasi kebutuhan kenyamanan dan keamanan
pasien dan staf selama TAK stimulasi persepsi
c. Kemampuan TAK stimulasi persepsi disesuaikan dengan
kemampuan pasien menerima informasi, belajar, daya
ingat pasien, sesuai dengan kesepakatan yang dibuat oleh
pasien

UNIT TERKAIT  Instalasi Rehabilitasi Sosial


 Instalasi Rekam Medis
TAK STIMULASI PERSEPSI PERILAKU KEKERASAN

Kemampuan mencegah perilaku kekerasan spiritual


No Nama Klien Mempraktikkan kegiatan Mempraktikkan kegiatan
. ibadah pertama ibadah kedua

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Petunjuk:

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mempraktekkan dua kegiatan
ibadah pada saat TAK . Beri tanda √ jika klien mampu dan tanda X jika klien tidak
mampu.

TAK STIMULASI PERSEPSI


MENCEGAH PERILAKU KEKERASAN
DENGAN MENGKONSUMSI OBAT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
03.03.042 0 1/5

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PENGERTIAN Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi adalah terapi yang


menggunakan aktivitas sebagai stimulus dan terkait dengan
pengalaman dan/kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok,
dimana hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan
persepsi atau alternatif penyelesaian masalah.

TAK Stimulasi Persepsi : mencegah perilaku kekerasan dengan


mengkonsumsi obat adalah kegiatan terapi yang dilakukan secara
berkelompok pasien dengan riwayat perilaku kekerasan oleh
seorang terapis melalui stimulus persepsi terhadap pengalaman
mencegah perilaku kekerasan dengan mengkonsumsi obat yang
pernah dilakukan oleh pasien.
TUJUAN Tujuan TAK SP RPK sesi V mencegah perilaku kekerasan
dengan mengkonsumsi obat :
1. Pasien mampu menyebutkan keuntungan patuh minum obat
2. Pasien mampu menyebutkan akibat/kerugian tidak patuh
minum obat
3. Pasien dapat menyebutkan lima benar cara minum obat
a. Pasien dapat menyebutkan jenis obat yang diminum
b. Pasien dapat menyebutkan dosis obat yang diminum
c. Pasien dapat menyebutkan waktu minum obat
d. Pasien dapat menyebutkan manfaat obat yang diminum
e. Pasien dapat menyebutkan efek samping obat yang
diminum
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat
Inap

PROSEDUR 1. Persiapan
a. Alat dan bahan
1) Persiapan tempat yang aman dan tenang
2) Tempat yang cukup luas atau longgar
3) Alat dan bahan : Obat yang biasa diminum pasien,
papan tulis/whiteboard, kapur/spidol, buku
catatan/laporan TAK, pulpen, jadwal kegiatan pasien
4) Form CPT (Catatan Perkembangan Terintegrasi) dan
Bollpoint
5) Form Nursing Order (resep keperawatan) (jika pasien
bisa membaca)
6) Form Logbook SKP Harian
TAK STIMULASI PERSEPSI
MENCEGAH PERILAKU KEKERASAN
DENGAN MENGKONSUMSI OBAT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
03.03.042 0 2/5

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR b. Pasien
1) Membuat kontrak pertemuan dengan pasien
2) Menjamin pemenuhan kebutuhan privacy pasien,
hanya ada perawat dan pasien saja

2. Pelaksanaan
a. Persiapan
1) Mengumpulkan pasien yang pernah dilatih mencegah
perilaku kekerasan dengan patuh mengkonsumsi obat
secara individual
2) Membuat kontrak dengan pasien
3) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

b. Fase Orientasi
1) Salam terapeutik
a) Salam dari terapis atau perawat (misalnya dengan
selamat pagi atau selamat siang)
b) Perkenalkan nama perawat dan nama panggilan
(lebih bagus pakai papan nama)
c) Memberi kesempatan pada pasien untuk
memperkenalkan nama masing-masing (dan beri
papan nama)

2) Evaluasi/Validasi
a) Menanyakan perasaan pasien saat ini
b) Menanyakan masalah yang dirasakan
c) Menanyakan penerapan TAK Stimulasi Persepsi
yang lalu yang pernah dilakukan (mencegah
perilaku kekerasan secara spiritual)

3) Kontrak
a) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mencegah
perilaku kekerasan dengan patuh minum obat
b) Menjelaskan aturan permainan sebagai berikut :
(1) Jika ada anggota kelompok yang ingin
meninggalkan kelompok harus meminta ijin
kepada terapis
(2) Lama kegiatan tidak lebih dari 45 menit
(3) Mengikuti kegiatan sampai selesai
(4) Mempersilahkan pasien untuk minum atau
kencing dulu sebelum acara dimulai
TAK STIMULASI PERSEPSI
MENCEGAH PERILAKU KEKERASAN
DENGAN MENGKONSUMSI OBAT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
03.03.042 0 3/5

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR c. Fase Kerja


1) Diskusikan macam obat yang dimakan oleh pasien
meliputi : nama obat, warna obat dan manfaat dari
masing-masing obat serta efek sampingnya
2) Diskusikan waktu minum obat yang benar yang
biasa dilakukan oleh pasien
3) Tuliskan dipapan tulis hasil 2.7 dan 2.8
4) Jelaskan lima benar minum obat, yaitu benar obat,
benar waktu minum obat, benar orang yang minum
obat, benar cara minum obat dan benar dosisnya
5) Minta pasien untuk menyebutkan lima benar minum
obat secara bergiliran
6) Berikan pujian atas kemampuan pasien dalam
menyebutkan jenis, warna, manfaat, efek samping
serta lima benar minum obat dengan mengatakan
“Bagus”.
7) Diskusikan perasaan pasien sebelum minum obat
(catat di papan tulis)
8) Diskusikan perasaan pasien setelah minum obat
(catat di papan tulis)
9) Jelaskan keuntungan patuh minum obat, yaitu salah
satunya mencegah perilaku kekerasan/kambuh
10) Jelaskan kerugian atau akibat jika tidak patuh minum
obat, yaitu terjadi perilaku kekerasan dan kambuh
kembali
11) Minta pasien untuk menyebutkan kembali
keuntungan patuh minum obat dan akibat jika tidak
patuh minum obat
12) Berikan pujian pada pasien atas kemampuannya
dalam menyebutkan keuntungan patuh minum obat
dan kerugiannya atau akibatnya jika tidak patuh
minum obat
13) Berikan kesempatan pada semua pasien untuk
mencobanya
14) Ulangi sampai semua pasien mendapatkan
kesempatan
15) Simpulkan hasil diskusi tentang cara mencegah
perilaku kekerasan dengan patuh mengkonsumsi
obat
TAK STIMULASI PERSEPSI
MENCEGAH PERILAKU KEKERASAN
DENGAN MENGKONSUMSI OBAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.042 0 4/5
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR d. Fase Terminasi


1) Evaluasi
a) Perawat menanyakan perasaan pasien setelah
mengikuti TAK
b) Perawat memberikan pujian atas keberhasilan
kelompok dengan mengucapkan kata “Bagus”.
2) Rencana Tindak lanjut
a) Menganjurkan pasien untuk melatih kemampuan
mencegah perilaku kekerasan dengan patuh
mengkonsumsi obat dan mendiskusikan dengan
pasien atau perawat lain
b) Membuat jadwal mencegah perilaku kekerasan
secara spiritual
3) Kontrak terapi kelompok yang akan datang
a) Bersama dengan pasien membuat rencana untuk
TAK selanjutnya : mengevaluasi manfaat
mengikuti TAK SP RPK
b) Bersama dengan pasien menentukan waktu dan
tempat TAK yang akan datang

e. Pendokumentasian
1) Mencatat kegiatan TAK stimulasi persepsi dalam
buku catatan/laporan TAK baik jenis TAK, Topik
TAK, pasien yang diterapis, leader dan observer yang
melakukan TAK serta hasil evaluasi proses dan hasil
serta membubuhkan tanda tangan dan nama terang
2) Mencatat tindakan keperawatan yang telah dilakukan
kedalam catatan perkembangan terintegrasi sesuai
Standar Prosedur Operasioal yang berlaku.
Pendokumentasian Catatan Perkembangan
Terintegrasi harus dilakukan oleh perwat yang telah
diberikan penugasan klinik oleh Direktur Utama.
3) Mencatat tindakan keperawatan pada Logbook (SKP)
harian
4) Mencatat TAK Stimulasi Persepsi : mencegah
perilaku kekerasan dengan patuh mengkonsumsi obat
pada papan jadwal kegiatan untuk ditindak lanjuti
perawat shift berikutnya
5) Membereskan catatan perkembangan terintegrasi pada
status rekam medis pasien

TAK STIMULASI PERSEPSI


MENCEGAH PERILAKU KEKERASAN
DENGAN MENGKONSUMSI OBAT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
03.03.042 0 5/5

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR 3. Hal-hal yang harus diperhatikan


a. Mengevaluasi respon serta toleransi pasien selama TAK
stimulasi persepsi umum
b. Mengevaluasi kebutuhan kenyamanan dan keamanan
pasien dan staf selama TAK stimulasi persepsi
c. Kemampuan TAK stimulasi persepsi disesuaikan dengan
kemampuan pasien menerima informasi, belajar, daya
ingat pasien, sesuai dengan kesepakatan yang dibuat oleh
pasien

UNIT TERKAIT  Instalasi Rehabilitasi Sosial


 Instalasi Rekam Medis

TAK STIMULASI PERSEPSI PERILAKU KEKERASAN

Kemampuan mencegah perilaku kekerasan dengan patuh minum obat


No. Nama Klien Menyebutkan Menyebutkan Menyebutkan
lima benar keuntungan akibat tidak patuh
minum obat minum obat minum obat

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Petunjuk:

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan menyebutkan lima benar cara
minum obat , keuntungan minum obat, dan akibat tidak patuh minum obat. Beri tanda √
jika klien mampu dan tanda X jika klien tidak mampu.

TAK STIMULASI PERSEPSI


MENGENAL HALUSINASI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
03.03.043 0 1/4

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PENGERTIAN Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi adalah terapi yang


menggunakan aktivitas sebagai stimulus dan terkait dengan
pengalaman dan/kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok,
dimana hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan
persepsi atau alternatif penyelesaian masalah.

TAK Stimulasi Persepsi : mengenal halusinasi adalah kegiatan


terapi yang dilakukan secara berkelompok pasien dengan
halusinasi atau yang mempunyai riwayat halusinasi oleh seorang
terapis melalui stimulus persepsi terhadap pengalaman mengenali
halusinasi yang dialami.

TUJUAN Tujuan TAK SP Halusinasi sesi I : mengenal halusinasi


1. Pasien mampu mengenal halusinasi
2. Pasien mampu mengenal waktu terjadinya halusinasi
3. Pasien mampu mengenal situasi terjadinya halusinasi
4. Pasien mampu mengenal perasaannya pada saat terjadinya
halusinasi
5. Pasien menyebutkan yang dilakukan saat terjadinya
halusinasi
6. Pasien menyebutkan hasil yang dilakukan untuk
menghilangkan halusinasinya
7. Pasien menyebutkan halusinasi yang dialaminya adalah
sebuah masalah dan harus diatasi
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat
Inap

PROSEDUR 1. Persiapan
a. Alat dan bahan
1) Persiapan tempat yang aman dan tenang
2) Tempat yang cukup luas atau longgar
3) Alat dan bahan : papan tulis/whiteboard, kapur/spidol,
buku catatan/laporan TAK, pulpen, jadwal kegiatan
pasien
4) Form CPT (Catatan Perkembangan Terintegrasi) dan
Bollpoint
5) Form Nursing Order (resep keperawatan) (jika pasien
bisa membaca)
6) Form Logbook SKP Harian

TAK STIMULASI PERSEPSI


MENGENAL HALUSINASI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
03.03.043 0 2/4

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR b. Pasien
1) Membuat kontrak pertemuan dengan pasien
2) Menjamin pemenuhan kebutuhan privacy pasien,
hanya ada perawat dan pasien saja

2. Pelaksanaan
a. Persiapan
1) Mengumpulkan pasien yang pernah dilatih mengenal
halusinasi secara individual
2) Membuat kontrak dengan pasien
3) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

b. Fase Orientasi
1) Salam terapeutik
a) Salam dari terapis atau perawat (misalnya dengan
selamat pagi atau selamat siang)
b) Perkenalkan nama perawat dan nama panggilan
(lebih bagus pakai papan nama)
c) Memberi kesempatan pada pasien untuk
memperkenalkan nama masing-masing (dan beri
papan nama)

2) Evaluasi/Validasi
a) Menanyakan perasaan pasien saat ini
b) Menanyakan masalah yang dirasakan
c) Menanyakan penerapan TAK Stimulasi Persepsi
yang lalu yang pernah dilakukan

3) Kontrak
a) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal
halusinasi
b) Menjelaskan aturan permainan sebagai berikut :
(1) Jika ada anggota kelompok yang ingin
meninggalkan kelompok harus meminta ijin
kepada terapis
(2) Lama kegiatan tidak lebih dari 45 menit
(3) Mengikuti kegiatan sampai selesai
(4) Mempersilahkan pasien untuk minum atau
kencing dulu sebelum acara dimulai

TAK STIMULASI PERSEPSI


MENGENAL HALUSINASI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
03.03.043 0 3/4

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR c. Fase Kerja


1) Perawat menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan,
yaitu mengenal suara yang didengar atau dilihat,
isinya, waktunya, frekuensinya, situasi terjadinya,
perasaan saat halusinasi dan tindakan yang telah
dilakukan serta keberhasilan dari tindakan tersebut
2) Perawat meminta pasien untuk menceritakan suara
yang didengar atau dilihat, isinya, waktunya,
frekuensinya, situasi terjadinya, perasaan saat
halusinasi dan tindakan yang telah dilakukan serta
keberhasilan dari tindakan tersebut
3) Pastikan semua mendapatkan kesempatan untuk
menceritakan halusinasinya
4) Hasil yang diungkapkan oleh pasien di tulis di papan
tulis
5) Berikan pujian atas kemampuan pasien dalam
menceritakan halusinasinya dengan mengatakan
“Bagus”.
6) Menyimpulkan suara yan g didengar atau dilihat,
isinya, waktunya, frekuensinya, situasi terjadinya,
perasaan saat halusinasi dan tindakan yang telah
dilakukan serta keberhasilan dari tindakan tersebut

d. Fase Terminasi
1) Evaluasi
a) Perawat menanyakan perasaan pasien setelah
mengikuti TAK
b) Perawat memberikan pujian atas keberhasilan
kelompok dengan mengucapkan kata “Bagus”.
2) Rencana Tindak lanjut
a) Menganjurkan pasien untuk melatih kemampuan
mengenal halusinasi dan mendiskusikan dengan
pasien atau perawat lain
b) Membuat jadwal mengenal halusinasi
3) Kontrak terapi kelompok yang akan datang
a) Bersama dengan pasien membuat rencana untuk
TAK selanjutnya : mengontrol halusinasi dengan
menghardik
b) Bersama dengan pasien menentukan waktu dan
tempat TAK yang akan datang
TAK STIMULASI PERSEPSI
MENGENAL HALUSINASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.043 0 4/4

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR e. Pendokumentasian
1) Mencatat kegiatan TAK stimulasi persepsi dalam
buku catatan/laporan TAK baik jenis TAK, Topik
TAK, pasien yang diterapis, leader dan observer yang
melakukan TAK serta hasil evaluasi proses dan hasil
serta membubuhkan tanda tangan dan nama terang
2) Mencatat tindakan keperawatan yang telah dilakukan
kedalam catatan perkembangan terintegrasi sesuai
Standar Prosedur Operasioal yang berlaku.
Pendokumentasian Catatan Perkembangan
Terintegrasi harus dilakukan oleh perwat yang telah
diberikan penugasan klinik oleh Direktur Utama.
3) Mencatat tindakan keperawatan pada Logbook (SKP)
harian
4) Mencatat TAK Stimulasi Persepsi : mengenal
halusinasi pada papan jadwal kegiatan untuk ditindak
lanjuti perawat shift berikutnya
5) Membereskan catatan perkembangan terintegrasi pada
status rekam medis pasien

3. Hal-hal yang harus diperhatikan


a. Mengevaluasi respon serta toleransi pasien selama TAK
stimulasi persepsi umum
b. Mengevaluasi kebutuhan kenyamanan dan keamanan
pasien dan staf selama TAK stimulasi persepsi
c. Kemampuan TAK stimulasi persepsi disesuaikan dengan
kemampuan pasien menerima informasi, belajar, daya
ingat pasien, sesuai dengan kesepakatan yang dibuat oleh
pasien

UNIT TERKAIT  Instalasi Rehabilitasi Sosial


 Instalasi Rekam Medis
TAK STIMULASI PERSEPSI HALUSINASI

Kemampuan mengenal halusinasi

No. Nama Klien Menyebut isi Menyebut Menyebut Menyebut


halusinasi waktu terjadi situasi terjadi perasaan
halusinasi halusinasi saat
halusinasi

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Petunjuk:

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mengenal halusinasi, isi, waktu,
situasi, dan perasaan. Beri tanda √ jika klien mampu dan tanda X jika klien tidak
mampu.
TAK STIMULASI PERSEPSI
MENGONTROL HALUSINASI DENGAN MENGHARDIK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.044 0 1/4

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PENGERTIAN Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi adalah terapi yang


menggunakan aktivitas sebagai stimulus dan terkait dengan
pengalaman dan/kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok,
dimana hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan
persepsi atau alternatif penyelesaian masalah.

TAK Stimulasi Persepsi : mengontrol halusinasi dengan


menghardik adalah kegiatan terapi yang dilakukan secara
berkelompok pasien dengan halusinasi atau yang mempunyai
riwayat halusinasi oleh seorang terapis melalui stimulus persepsi
terhadap pengalaman mengontrol halusinasi dengan menghardik.

TUJUAN Tujuan TAK SP Halusinasi sesi II : mengontrol halusinasi


dengan menghardik
1. Pasien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan
untuk mengatasi halusinasi
2. Pasien dapat memahami cara menghardik halusinasi
3. Pasien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat
Inap

PROSEDUR  Persiapan
a. Alat dan bahan
1) Persiapan tempat yang aman dan tenang
2) Tempat yang cukup luas atau longgar
3) Alat dan bahan : papan tulis/whiteboard, kapur/spidol,
buku catatan/laporan TAK, pulpen, jadwal kegiatan
pasien
4) Form CPT (Catatan Perkembangan Terintegrasi) dan
Bollpoint
5) Form Nursing Order (resep keperawatan) (jika pasien
bisa membaca)
6) Form Logbook SKP Harian

b. Pasien
1) Membuat kontrak pertemuan dengan pasien
2) Menjamin pemenuhan kebutuhan privacy pasien,
hanya ada perawat dan pasien saja
TAK STIMULASI PERSEPSI
MENGONTROL HALUSINASI DENGAN MENGHARDIK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.044 0 2/4

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR  Pelaksanaan
a. Persiapan
1) Mengumpulkan pasien yang pernah dilatih
menghardik secara individual
2) Membuat kontrak dengan pasien
3) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

b. Fase Orientasi
1) Salam terapeutik
a) Salam dari terapis atau perawat (misalnya dengan
selamat pagi atau selamat siang)
b) Perkenalkan nama perawat dan nama panggilan
(lebih bagus pakai papan nama)
c) Memberi kesempatan pada pasien untuk
memperkenalkan nama masing-masing (dan beri
papan nama)

2) Evaluasi/Validasi
a) Menanyakan perasaan pasien saat ini
b) Menanyakan masalah yang dirasakan
c) Menanyakan penerapan TAK Stimulasi Persepsi
yang lalu yang pernah dilakukan (mengenal
halusinasi)

3) Kontrak
a) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengontrol
halusinasi dengan menghardik
b) Menjelaskan aturan permainan sebagai berikut :
(1) Jika ada anggota kelompok yang ingin
meninggalkan kelompok harus meminta ijin
kepada terapis
(2) Lama kegiatan tidak lebih dari 45 menit
(3) Mengikuti kegiatan sampai selesai
(4) Mempersilahkan pasien untuk minum atau
kencing dulu sebelum acara dimulai
TAK STIMULASI PERSEPSI
MENGONTROL HALUSINASI DENGAN MENGHARDIK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.044 0 3/4

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR c. Fase Kerja


1) Terapis meminta pasien menceritakan apa yang
dilakukan pada saat mengalami halusinasi,
bagaimana halusinasi. Ulangi sampai semua pasien
mendapat giliran
2) Berikan pujian setiap pasien selesai bercerita
3) Terapis menjelaskan cara mengatasi halusinasi
dengan menghardik halusinasi saat halusinasi
muncul
4) Terapis memperagakan cara menghardik halusinasi,
yaitu “pergi jangan ganggu saya”, “saya mau
bercakap-cakap dengan…….”
5) Terapis meminta masing-masing pasien
memperagakan cara menghardik halusinasi dimulai
dari pasien di sebelah kiri terapis berurutan searah
jarum jam sampai semua peserta mendapatkan
giliran
6) Berikan pujian atas kemampuan pasien dalam
mengontrol halusinasi dengan menghardik dengan
mengatakan “bagus” sambil bertepuk tangan
7) Menyimpulkan cara menghardik halusinasi yang
dialami

d. Fase Terminasi
1) Evaluasi
a) Perawat menanyakan perasaan pasien setelah
mengikuti TAK
b) Perawat memberikan pujian atas keberhasilan
kelompok dengan mengucapkan kata “Bagus”.
2) Rencana Tindak lanjut
a) Menganjurkan pasien untuk melatih kemampuan
mengontrol halusinasi dengan mneghardik dan
mendiskusikan dengan pasien atau perawat lain
b) Membuat jadwal mengenal halusinasi
3) Kontrak terapi kelompok yang akan datang
a) Bersama dengan pasien membuat rencana untuk
TAK selanjutnya : mengontrol halusinasi dengan
melakukan kegiatan/aktivitas
b) Bersama dengan pasien menentukan waktu dan
tempat TAK yang akan datang
TAK STIMULASI PERSEPSI
MENGONTROL HALUSINASI DENGAN MENGHARDIK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.044 0 4/4

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR e. Pendokumentasian
1) Mencatat kegiatan TAK stimulasi persepsi dalam
buku catatan/laporan TAK baik jenis TAK, Topik
TAK, pasien yang diterapis, leader dan observer yang
melakukan TAK serta hasil evaluasi proses dan hasil
serta membubuhkan tanda tangan dan nama terang
2) Mencatat tindakan keperawatan yang telah dilakukan
kedalam catatan perkembangan terintegrasi sesuai
Standar Prosedur Operasioal yang berlaku.
Pendokumentasian Catatan Perkembangan
Terintegrasi harus dilakukan oleh perwat yang telah
diberikan penugasan klinik oleh Direktur Utama.
3) Mencatat tindakan keperawatan pada Logbook (SKP)
harian
4) Mencatat TAK Stimulasi Persepsi : mengontrol
halusinasi dengan menghardik pada papan jadwal
kegiatan untuk ditindak lanjuti perawat shift
berikutnya
5) Membereskan catatan perkembangan terintegrasi pada
status rekam medis pasien

 Hal-hal yang harus diperhatikan


a. Mengevaluasi respon serta toleransi pasien selama TAK
stimulasi persepsi umum
b. Mengevaluasi kebutuhan kenyamanan dan keamanan
pasien dan staf selama TAK stimulasi persepsi
c. Kemampuan TAK stimulasi persepsi disesuaikan dengan
kemampuan pasien menerima informasi, belajar, daya
ingat pasien, sesuai dengan kesepakatan yang dibuat oleh
pasien

UNIT TERKAIT  Instalasi Rehabilitasi Sosial


 Instalasi Rekam Medis
TAK STIMULASI PERSEPSI HALUSINASI

Kemampuan menghardik halusinasi

No. Aspek yang dinilai Nama Klien

1. Menyebutkan cara yang


selama ini di gunakan
mengatasi halusinasi

2. Menyebutkan efektivitas
cara

3. Menyebutkan cara
mengatasi halusinasi
dengan menghardik

4. Memperagakan
menghardik halusinasi

Petunjuk:

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan menyebutkan: cara yang biasa
digunakan untuk mengenal halusinasi, keefektifannya, cara menghardik halusinasi, dan
memperagakannya. Beri tanda √ jika klien mampu dan tanda X jika klien tidak mampu.
TAK STIMULASI PERSEPSI
MENGONTROL HALUSINASI
DENGAN MELAKUKAN AKTIVITAS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.045 0 1/4

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PENGERTIAN Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi adalah terapi yang


menggunakan aktivitas sebagai stimulus dan terkait dengan
pengalaman dan/kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok,
dimana hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan
persepsi atau alternatif penyelesaian masalah.

TAK Stimulasi Persepsi : mengontrol halusinasi dengan


melakukan aktivitas adalah kegiatan terapi yang dilakukan secara
berkelompok pasien dengan halusinasi atau yang mempunyai
riwayat halusinasi oleh seorang terapis melalui stimulus persepsi
terhadap pengalaman mengontrol halusinasi dengan melakukan
aktivitas.
TUJUAN Tujuan TAK SP Halusinasi sesi III : mengontrol halusinasi
dengan melakukan aktivitas
1. Pasien dapat memahami pentingnya melakukan kegiatan
untuk mencegah munculnya halusinasi
2. Pasien dapat menyusun jadwal kegiatan untuk mencegah
terjadinya halusinasi
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat
Inap

PROSEDUR 1. Persiapan
a. Alat dan bahan
1) Persiapan tempat yang aman dan tenang
2) Tempat yang cukup luas atau longgar
3) Alat dan bahan : papan tulis/whiteboard, kapur/spidol,
buku catatan/laporan TAK, pulpen, jadwal kegiatan
pasien
4) Form CPT (Catatan Perkembangan Terintegrasi) dan
Bollpoint
5) Form Nursing Order (resep keperawatan) (jika pasien
bisa membaca)
6) Form Logbook SKP Harian

b. Pasien
1) Membuat kontrak pertemuan dengan pasien
2) Menjamin pemenuhan kebutuhan privacy pasien,
hanya ada perawat dan pasien saja
TAK STIMULASI PERSEPSI
MENGONTROL HALUSINASI
DENGAN MELAKUKAN AKTIVITAS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.045 0 2/4

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR 2. Pelaksanaan
a. Persiapan
1) Mengumpulkan pasien yang pernah dilatih cara
control halusinasi dengan melakukan aktivitas
2) Membuat kontrak dengan pasien
3) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

b. Fase Orientasi
1) Salam terapeutik
a) Salam dari terapis atau perawat (misalnya dengan
selamat pagi atau selamat siang)
b) Perkenalkan nama perawat dan nama panggilan
(lebih bagus pakai papan nama)
c) Memberi kesempatan pada pasien untuk
memperkenalkan nama masing-masing (dan beri
papan nama)

2) Evaluasi/Validasi
a) Menanyakan perasaan pasien saat ini
b) Menanyakan masalah yang dirasakan
c) Menanyakan penerapan TAK Stimulasi Persepsi
yang lalu yang pernah dilakukan (mengontrol
halusinasi dengan menghardik)

3) Kontrak
a) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengontrol
halusinasi dengan melakukan aktivitas
b) Menjelaskan aturan permainan sebagai berikut :
(1) Jika ada anggota kelompok yang ingin
meninggalkan kelompok harus meminta ijin
kepada terapis
(2) Lama kegiatan tidak lebih dari 45 menit
(3) Mengikuti kegiatan sampai selesai
(4) Mempersilahkan pasien untuk minum atau
kencing dulu sebelum acara dimulai
TAK STIMULASI PERSEPSI
MENGONTROL HALUSINASI
DENGAN MELAKUKAN AKTIVITAS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.045 0 3/4

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR c. Fase Kerja


1) Perawat menjelaskan cara pertama mengontrol
halusinasi, yaitu dengan melakukan kegiatan sehari-
hari, jelaskan bahwa dengan melakukan kegiatan
sehari-hari akan mencegah munculnya halusinasi.
2) Perawat meminta pasien untuk menceritakan
kegiatan atau aktivitas yang biasa dilakukan sehari-
hari dan tulis di whiteboard/papan tulis
3) Pastikan semua pasien mendapatkan kesempatan
untuk menceritakan kegiatan yang dilakukan setiap
hari
4) Berikan pujian atas kemampuan pasien dalam
menceritakan kegiatan yang sering dilakukan sehari-
hari dengan mengatakan “Bagus”.
5) Perawat memberikan formulir jadwal kegiatan harian
dan menulisnya juga dipapan tulis
6) Perawat membimbing satu persatu pasien untuk
membuat jadwal kegiatan dari bangun tidur sampai
tidur malam
7) Perawat menyarankan pasien untuk memperagakan
atau membacakan kegiatan yang dilakukan
8) Berikan pujian atas kemampuan pasien dalam
mengontrol halusinasi dengan melakukan aktivitas
dan membuat jadwal kegiatan harian dengan
mengatakan “bagus” sambil bertepuk tangan
9) Simpulkan cara menghardik halusinasi yang dialami

d. Fase Terminasi
1) Evaluasi
a) Perawat menanyakan perasaan pasien setelah
mengikuti TAK
b) Perawat memberikan pujian atas keberhasilan
kelompok dengan mengucapkan kata “Bagus”.
2) Rencana Tindak lanjut
a) Menganjurkan pasien untuk melatih kemampuan
mengontrol halusinasi dengan mneghardik dan
mendiskusikan dengan pasien atau perawat lain
b) Membuat jadwal mengenal halusinasi
TAK STIMULASI PERSEPSI
MENGONTROL HALUSINASI
DENGAN MELAKUKAN AKTIVITAS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.045 0 4/4

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR 3) Kontrak terapi kelompok yang akan datang


a) Bersama dengan pasien membuat rencana untuk
TAK selanjutnya : mengontrol halusinasi dengan
melakukan kegiatan/aktivitas
b) Bersama dengan pasien menentukan waktu dan
tempat TAK yang akan datang

e. Pendokumentasian
1) Mencatat kegiatan TAK stimulasi persepsi dalam
buku catatan/laporan TAK baik jenis TAK, Topik
TAK, pasien yang diterapis, leader dan observer yang
melakukan TAK serta hasil evaluasi proses dan hasil
serta membubuhkan tanda tangan dan nama terang
2) Mencatat tindakan keperawatan yang telah dilakukan
kedalam catatan perkembangan terintegrasi sesuai
Standar Prosedur Operasioal yang berlaku.
Pendokumentasian Catatan Perkembangan
Terintegrasi harus dilakukan oleh perwat yang telah
diberikan penugasan klinik oleh Direktur Utama.
3) Mencatat tindakan keperawatan pada Logbook (SKP)
harian
4) Mencatat TAK Stimulasi Persepsi : mengontrol
halusinasi dengan melakukan aktivitas pada papan
jadwal kegiatan untuk ditindak lanjuti perawat shift
berikutnya
5) Membereskan catatan perkembangan terintegrasi pada
status rekam medis pasien

3. Hal-hal yang harus diperhatikan


a. Mengevaluasi respon serta toleransi pasien selama TAK
stimulasi persepsi umum
b. Mengevaluasi kebutuhan kenyamanan dan keamanan
pasien dan staf selama TAK stimulasi persepsi
c. Kemampuan TAK stimulasi persepsi disesuaikan dengan
kemampuan pasien menerima informasi, belajar, daya
ingat pasien, sesuai dengan kesepakatan yang dibuat oleh
pasien
TAK STIMULASI PERSEPSI
MENGONTROL HALUSINASI
DENGAN MELAKUKAN AKTIVITAS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.045 0 4/4

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

UNIT TERKAIT  Instalasi Rehabilitasi Sosial


 Instalasi Rekam Medis
TAK STIMULASI PERSEPSI HALUSINASI

Kemampuan mencegah halusinasi dengan melakukan kegiatan

No. Aspek yang dinilai Nama Klien

1. Menyebutkan kegiatan
yang biasa dilakukan

2. Memperagakan kegiatan
yang biasa dilakukan

3. Menyusun jadwal
kegiatanharian

4. Menyebutkan dua cara


mengontrol halusinasi

Petunjuk:

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan menyebutkankegiatan harian,
menyusun jadwal kegiatan harian, dan menyebutkan dua cara mencegah halusinasi .
Beri tanda √ jika klien mampu dan tanda X jika klien tidak mampu.
TAK STIMULASI PERSEPSI
MENGONTROL HALUSINASI
DENGAN BERCAKAP-CAKAP

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.046 0 1/4

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PENGERTIAN Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi adalah terapi yang


menggunakan aktivitas sebagai stimulus dan terkait dengan
pengalaman dan/kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok,
dimana hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan
persepsi atau alternatif penyelesaian masalah.

TAK Stimulasi Persepsi : mengontrol halusinasi dengan


bercakap-cakap adalah kegiatan terapi yang dilakukan secara
berkelompok pasien dengan halusinasi atau yang mempunyai
riwayat halusinasi oleh seorang terapis melalui stimulus persepsi
terhadap pengalaman mengontrol halusinasi dengan bercakap-
cakap.
TUJUAN Tujuan TAK SP Halusinasi sesi IV : mengontrol halusinasi
dengan bercakap-cakap
1. Pasien dapat memahami pentingnya bercakap-cakap dengan
orang lain untuk mencegah munculnya halusinasi
2. Pasien dapat bercakap-cakap dengan orang lain untuk
mencegah terjadinya halusinasi

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat
Inap

PROSEDUR 1. Persiapan
a. Alat dan bahan
1) Persiapan tempat yang aman dan tenang
2) Tempat yang cukup luas atau longgar
3) Alat dan bahan : papan tulis/whiteboard, kapur/spidol,
buku catatan/laporan TAK, pulpen, jadwal kegiatan
pasien
4) Form CPT (Catatan Perkembangan Terintegrasi) dan
Bollpoint
5) Form Nursing Order (resep keperawatan) (jika pasien
bisa membaca)
6) Form Logbook SKP Harian

b. Pasien
1) Membuat kontrak pertemuan dengan pasien
2) Menjamin pemenuhan kebutuhan privacy pasien,
hanya ada perawat dan pasien saja
TAK STIMULASI PERSEPSI
MENGONTROL HALUSINASI
DENGAN BERCAKAP-CAKAP

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.046 0 2/4

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR 2. Pelaksanaan
a. Persiapan
1) Mengumpulkan pasien yang pernah dilatih
mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap
2) Membuat kontrak dengan pasien
3) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

b. Fase Orientasi
a) Salam terapeutik
1) Salam dari terapis atau perawat (misalnya dengan
selamat pagi atau selamat siang)
2) Perkenalkan nama perawat dan nama panggilan
(lebih bagus pakai papan nama)
3) Memberi kesempatan pada pasien untuk
memperkenalkan nama masing-masing (dan beri
papan nama)

b) Evaluasi/Validasi
1) Menanyakan perasaan pasien saat ini
2) Menanyakan masalah yang dirasakan
3) Menanyakan penerapan TAK Stimulasi Persepsi
yang lalu yang pernah dilakukan (mengontrol
halusinasi dengan melakukan aktivitas)

c) Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengontrol
halusinasi dengan melakukan aktivitas
2) Menjelaskan aturan permainan sebagai berikut :
(1) Jika ada anggota kelompok yang ingin
meninggalkan kelompok harus meminta ijin
kepada terapis
(2) Lama kegiatan tidak lebih dari 45 menit
(3) Mengikuti kegiatan sampai selesai
(4) Mempersilahkan pasien untuk minum atau
kencing dulu sebelum acara dimulai
TAK STIMULASI PERSEPSI
MENGONTROL HALUSINASI
DENGAN BERCAKAP-CAKAP

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.046 0 3/4

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR c. Fase Kerja


1) Perawat menjelaskan cara kedua mengontrol
halusinasi, yaitu dengan bercakap-cakap dengan
orang lain, jelaskan bahwa dengan bercakap-cakap
akan mencegah munculnya halusinasi.
2) Perawat meminta pasien untuk menceritakan orang
yang biasa dan bisa diajak bicara baik dirumah sakit
maupun dirumah.
3) Perawat meminta setiap pasien untuk menyebutkan
pokok pembicaraan yang biasa dan bisa dilakukan.
4) Perawat memperagakan cara bercakap-cakap jika
halusinasi muncul, misalnya “Bu saya mendengar
suara-suara…..., saya ingin mengobrol dengan ibu
saja” dan saya ingin mengobrol tentang alasan saya
belum diambil pulang”
5) Perawat meminta tiap pasien untuk memperagakan
cara bercakap-cakap dengan orang lain
6) Berikan pujian atas kemampuan pasien dalam
memperagakan cara bercakap-cakap dengan orang
lain dengan mengatakan “Bagus”
7) Meminta pasien untuk memasukkan jadwal
bercakap-cakap dengan perawat atau orang lain pada
jadwal kegiatan yang telah dibuat sebelumnya
8) Simpulkan cara mengontrol halusinasi dengan
bercakap-cakap yang dialami

d. Fase Terminasi
1) Evaluasi
a) Perawat menanyakan perasaan pasien setelah
mengikuti TAK
b) Perawat memberikan pujian atas keberhasilan
kelompok dengan mengucapkan kata “Bagus”.

2) Rencana Tindak lanjut


a) Menganjurkan pasien untuk melatih kemampuan
mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dan
mendiskusikan dengan pasien atau perawat lain
b) Membuat jadwal mengenal halusinasi
TAK STIMULASI PERSEPSI
MENGONTROL HALUSINASI
DENGAN BERCAKAP-CAKAP

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.046 0 4/4

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR 3) Kontrak terapi kelompok yang akan datang


a) Bersama dengan pasien membuat rencana untuk
TAK selanjutnya : mengontrol halusinasi dengan
patuh minum obat
b) Bersama dengan pasien menentukan waktu dan
tempat TAK yang akan datang

e. Pendokumentasian
1) Mencatat kegiatan TAK stimulasi persepsi dalam
buku catatan/laporan TAK baik jenis TAK, Topik
TAK, pasien yang diterapis, leader dan observer yang
melakukan TAK serta hasil evaluasi proses dan hasil
serta membubuhkan tanda tangan dan nama terang
2) Mencatat tindakan keperawatan yang telah dilakukan
kedalam catatan perkembangan terintegrasi sesuai
Standar Prosedur Operasioal yang berlaku.
Pendokumentasian Catatan Perkembangan
Terintegrasi harus dilakukan oleh perwat yang telah
diberikan penugasan klinik oleh Direktur Utama.
3) Mencatat tindakan keperawatan pada Logbook (SKP)
harian
4) Mencatat TAK Stimulasi Persepsi : mengontrol
halusinasi dengan bercakap-cakap pada papan jadwal
kegiatan untuk ditindak lanjuti perawat shift
berikutnya
5) Membereskan catatan perkembangan terintegrasi pada
status rekam medis pasien

3. Hal-hal yang harus diperhatikan


a. Mengevaluasi respon serta toleransi pasien selama TAK
stimulasi persepsi umum
b. Mengevaluasi kebutuhan kenyamanan dan keamanan
pasien dan staf selama TAK stimulasi persepsi
c. Kemampuan TAK stimulasi persepsi disesuaikan dengan
kemampuan pasien menerima informasi, belajar, daya
ingat pasien, sesuai dengan kesepakatan yang dibuat oleh
pasien
UNIT TERKAIT  Instalasi Rehabilitasi Sosial
 Instalasi Rekam Medis
TAK STIMULASI PERSEPSI HALUSINASI

Kemampuan bercakap-cakap untuk mencegah halusinasi

No. Aspek yang dinilai Nama Klien

1. Menyebutkan orang yang


bisa diajak bicara

2. Memperagakan
percakapan

3. Menyusun jadwal
percakapan

4. Menyebutkan tiga cara


mengontrol halusinasi
dan mencegah halusinasi

Petunjuk:

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan menyebutkan orang yang biasa
diajak bicara, memperagakan perakapan, menyusun jadwal percakapan, menyebutkan
tiga cara mencegah halusinasi . Beri tanda √ jika klien mampu dan tanda X jika klien
tidak mampu.
TAK STIMULASI PERSEPSI
MENGONTROL HALUSINASI
DENGAN PATUH MINUM OBAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.047 0 1/5

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PENGERTIAN Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi adalah terapi yang


menggunakan aktivitas sebagai stimulus dan terkait dengan
pengalaman dan/kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok,
dimana hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan
persepsi atau alternatif penyelesaian masalah.

TAK Stimulasi Persepsi : mengontrol halusinasi dengan patuh


minum obat adalah kegiatan terapi yang dilakukan secara
berkelompok pasien dengan halusinasi atau yang mempunyai
riwayat halusinasi oleh seorang terapis melalui stimulus persepsi
terhadap pengalaman mengontrol halusinasi dengan minum obat.

TUJUAN Tujuan TAK SP Halusinasi sesi V : mengontrol halusinasi


dengan minum obat
1. Pasien dapat memahami pentingnya minum obat
2. Pasien dapat memahami akibat tidak patuh minum obat
3. Pasien dapat menyebutkan lima benar cara minum obat

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat
Inap

PROSEDUR 1. Persiapan
a. Alat dan bahan
1) Persiapan tempat yang aman dan tenang
2) Tempat yang cukup luas atau longgar
3) Alat dan bahan : obat yang biasa diminum oleh
pasien, papan tulis/whiteboard, kapur/spidol, buku
catatan/laporan TAK, pulpen, jadwal kegiatan pasien
4) Form CPT (Catatan Perkembangan Terintegrasi) dan
Bollpoint
5) Form Nursing Order (resep keperawatan) (jika pasien
bisa membaca)
6) Form Logbook SKP Harian

b. Pasien
1) Membuat kontrak pertemuan dengan pasien
2) Menjamin pemenuhan kebutuhan privacy pasien,
hanya ada perawat dan pasien saja
TAK STIMULASI PERSEPSI
MENGONTROL HALUSINASI
DENGAN PATUH MINUM OBAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.047 0 2/5

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR 2. Pelaksanaan
a. Persiapan
1) Mengumpulkan pasien yang pernah dilatih
mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat
secara individu
2) Membuat kontrak dengan pasien
3) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

b. Fase Orientasi
a) Salam terapeutik
1) Salam dari terapis atau perawat (misalnya dengan
selamat pagi atau selamat siang)
2) Perkenalkan nama perawat dan nama panggilan
(lebih bagus pakai papan nama)
3) Memberi kesempatan pada pasien untuk
memperkenalkan nama masing-masing (dan beri
papan nama)

b) Evaluasi/Validasi
1) Menanyakan perasaan pasien saat ini
2) Menanyakan masalah yang dirasakan
3) Menanyakan penerapan TAK Stimulasi Persepsi
yang lalu yang pernah dilakukan (mengontrol
halusinasi dengan bercakap-cakap)

c) Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengontrol
halusinasi dengan patuh minum obat
2) Menjelaskan aturan permainan sebagai berikut :
(1) Jika ada anggota kelompok yang ingin
meninggalkan kelompok harus meminta ijin
kepada terapis
(2) Lama kegiatan tidak lebih dari 45 menit
(3) Mengikuti kegiatan sampai selesai
(4) Mempersilahkan pasien untuk minum atau
kencing dulu sebelum acara dimulai
TAK STIMULASI PERSEPSI
MENGONTROL HALUSINASI
DENGAN PATUH MINUM OBAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.047 0 3/5

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR c. Fase Kerja


1) Perawat menjelaskan manfaat patuh minum obat,
yaitu dapat mencegah kekambuhan karena obat
memberi perasaan tenang dan memperlambat
kambuh
2) Perawat menjelaskan kerugian tidak patuh minum
obat, yaitu dapat mempercepat kambuh serta tidak
dapat tidur
3) Perawat minta tiap pasien menyebutkan obat yang
diminum dan waktu minumnya, kemudian catat pada
papan tulis dan buat daftar dipapan tersebut
4) Perawat menjelaskan lima benar cara minum obat :
benar obat, benar waktu minum, benar orang yang
minum obat, benar cara minumnya, dan benar dosis
obat
5) Minta pasien menyebutkan lima benar cara minum
obat, secara bergantian
6) Berikan pujian pada pasien yang menjawab dengan
benar
7) Mendiskusikan perasaan pasien sebelum minum
obat, catat di papan tulis
8) Mendiskusikan perasaan pasien setelah minum obat,
catat di papan tulis
9) Perawat menjelaskan salah satu keuntungan patuh
minum obat, yaitu dapat mencegah halusinasi
muncul kembali
10) Perawat menjelaskan salah satu kerugian tidak patuh
minum obat, yaitu dapat mempermudah halusinasi
muncul kembali
11) Perawat meminta setiap pasien untuk menyebutkan
kembali keuntungan patuh minum obat dan kerugian
jika tidak patuh minum obat
12) Berikan pujian atas kemampuan pasien dalam
menyebutkan kembali keuntungan patuh minum obat
dan kerugian jika tidak patuh minum obat dengan
mengatakan “Bagus”
13) Simpulkan cara mengontrol halusinasi dengan
bercakap-cakap yang alami
TAK STIMULASI PERSEPSI
MENGONTROL HALUSINASI
DENGAN PATUH MINUM OBAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.047 0 4/5

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR d. Fase Terminasi


1) Evaluasi
a) Perawat menanyakan perasaan pasien setelah
mengikuti TAK
b) Perawat memberikan pujian atas keberhasilan
kelompok dengan mengucapkan kata “Bagus”.

2) Rencana Tindak lanjut


a) Menganjurkan pasien untuk melatih kemampuan
mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat
dan mendiskusikan dengan pasien atau perawat
lain
b) Membuat jadwal mengenal halusinasi

3) Kontrak terapi kelompok yang akan datang


a) Bersama dengan pasien membuat rencana untuk
TAK selanjutnya : evaluasi manfaat dari TAK SP
halusinasi
b) Bersama dengan pasien menentukan waktu dan
tempat TAK yang akan datang

e. Pendokumentasian
1) Mencatat kegiatan TAK stimulasi persepsi dalam
buku catatan/laporan TAK baik jenis TAK, Topik
TAK, pasien yang diterapis, leader dan observer yang
melakukan TAK serta hasil evaluasi proses dan hasil
serta membubuhkan tanda tangan dan nama terang
2) Mencatat tindakan keperawatan yang telah dilakukan
kedalam catatan perkembangan terintegrasi sesuai
Standar Prosedur Operasioal yang berlaku.
Pendokumentasian Catatan Perkembangan
Terintegrasi harus dilakukan oleh perwat yang telah
diberikan penugasan klinik oleh Direktur Utama.
3) Mencatat tindakan keperawatan pada Logbook (SKP)
harian
4) Mencatat TAK Stimulasi Persepsi : mengontrol
halusinasi dengan patuh minum obat pada papan
jadwal kegiatan untuk ditindak lanjuti perawat shift
berikutnya
5) Membereskan catatan perkembangan terintegrasi pada
status rekam medis pasien
TAK STIMULASI PERSEPSI
MENGONTROL HALUSINASI
DENGAN PATUH MINUM OBAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.047 0 5/5

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR 3. Hal-hal yang harus diperhatikan


a. Mengevaluasi respon serta toleransi pasien selama TAK
stimulasi persepsi umum
b. Mengevaluasi kebutuhan kenyamanan dan keamanan
pasien dan staf selama TAK stimulasi persepsi
c. Kemampuan TAK stimulasi persepsi disesuaikan dengan
kemampuan pasien menerima informasi, belajar, daya
ingat pasien, sesuai dengan kesepakatan yang dibuat oleh
pasien

UNIT TERKAIT  Instalasi Rehabilitasi Sosial


 Instalasi Rekam Medis
TAK STIMULASI PERSEPSI HALUSINASI

Kemampuan patuh minum obat untuk mencegah halusinasi

No. Nama Klien Menyebutkan 5 Menyebutkan Menyebutkan


benar minum obat keuntungan minum akibat tidak
obat patuh minum
obat

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Petunjuk:

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan menyebutkan 5 benar cara minum
obat, keuntungan minum obat, dan akibat tidak patuh minum obat. Beri tanda √ jika
klien mampu dan tanda X jika klien tidak mampu.
TAK STIMULASI PERSEPSI
IDENTIFIKASI MANFAAT KEBERSIHAN DIRI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.048 0 1/5

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PENGERTIAN Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi adalah terapi yang
menggunakan aktivitas sebagai stimulus dan terkait dengan
pengalaman dan/kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok,
dimana hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan
persepsi atau alternatif penyelesaian masalah.

TAK Stimulasi Persepsi Defisit Perawatan Diri : identifikasi


manfaat kebersihan diri adalah kegiatan terapi yang dilakukan
secara berkelompok pasien dengan deficit perawatan diri (DPD)
atau yang mempunyai riwayat DPD oleh seorang terapis melalui
stimulus persepsi terhadap pengalaman terkait mengidentifikasi
manfaat kebersihan diri yang pernah dilakukan.

TUJUAN Tujuan TAK SP DPD sesi I : mengidentifikasi manfaat


kebersihan diri
1. Pasien dapat mengidentifikasi macam-macam kebersihan diri
2. Pasien dapat mengidentifikasi manfaat kebersihan diri
3. Pasien dapat mengidentifikasi waktu pelaksanaan kebersihan
diri
4. Pasien dapat mengidentifikasi kebersihan diri yang sudah
dilakukan

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat
Inap

PROSEDUR 1. Persiapan
a. Alat dan bahan
1) Persiapan tempat yang aman dan tenang
2) Tempat yang cukup luas atau longgar
3) Alat dan bahan : papan tulis/whiteboard, jadwal
kegiatan harian, spidol atau bollpoint
4) Form CPT (Catatan Perkembangan Terintegrasi) dan
Bollpoint
5) Form Nursing Order (resep keperawatan) (jika pasien
bisa membaca)
6) Form Logbook SKP Harian
7)
TAK STIMULASI PERSEPSI
IDENTIFIKASI MANFAAT KEBERSIHAN DIRI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.048 0 2/5

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR b. Pasien
1) Membuat kontrak pertemuan dengan pasien
2) Menjamin pemenuhan kebutuhan privacy pasien,
hanya ada perawat dan pasien saja

2. Pelaksanaan
a. Persiapan
1) Mengumpulkan pasien yang pernah dilatih
identifikasi manfaat kebersihan diri secara individu
2) Membuat kontrak dengan pasien
3) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

b. Fase Orientasi
1) Salam terapeutik
a) Salam dari terapis atau perawat (misalnya dengan
selamat pagi atau selamat siang)
b) Perkenalkan nama perawat dan nama panggilan
(lebih bagus pakai papan nama)
c) Memberi kesempatan pada pasien untuk
memperkenalkan nama masing-masing (dan beri
papan nama)

2) Evaluasi/Validasi
a) Menanyakan perasaan pasien saat ini
b) Menanyakan masalah yang dirasakan
c) Menanyakan penerapan TAK Stimulasi Persepsi
yang pernah diikuti

3) Kontrak
a) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengontrol
halusinasi dengan patuh minum obat
b) Menjelaskan aturan permainan sebagai berikut :
(1) Jika ada anggota kelompok yang ingin
meninggalkan kelompok harus meminta ijin
kepada terapis
(2) Lama kegiatan tidak lebih dari 45 menit
(3) Mengikuti kegiatan sampai selesai
(4) Mempersilahkan pasien untuk minum atau
kencing dulu sebelum acara dimulai

TAK STIMULASI PERSEPSI


IDENTIFIKASI MANFAAT KEBERSIHAN DIRI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.048 0 3/5

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PROSEDUR c. Fase Kerja
1) Setelah perawat menjelaskan TAK yang akan
dilakukan, perawat menanyakan pada pasien tentang
manfaat kebersihan diri
2) Perawat memberikan kesempatan pada salah satu
pasien untuk menjelaskan macam-macam kebersihan
diri
3) Perawat meminta pasien lain untuk menanggapi
jawaban pasien tentang macam-macam kebersihan
diri
4) Perawat memberikan penguatan positif atas
kemampuan pasien menyebutkan dan menanggapi
macam-macam kebersihan diri
5) Perawat menyimpulkan macam-macam kebersihan
diri
6) Perawat memberikan kesempatan pada salah satu
pasien untuk menjelaskan manfaat kebersihan diri
7) Perawat meminta pasien untuk menuliskan manfaat
kebersihan diri
8) Perawat meminta pasien lain untuk menanggapi
jawaban pasien
9) Pearawat memberikan penguatan positif atas
kemampuan pasien meneyebutkan dan menanggapi
manfaat kebersihan diri
10) Perawat menyimpulkan manfaat kebersihan diri
11) Perawat memberikan kesempatan pada salah satu
pasien untuk menjelaskan upaya kebersihan diri yang
pernah dilakukan
12) Perawat meminta pasien untuk menuliskan upaya
kebersihan diri yang pernah dilakukan pada papan
tulis
13) Perawat meminta pasien lain untuk menanggapi
jawaban pasien terkait upaya kebersihan diri yang
pernah dilakukan
14) Perawat memberikan penguatan positif atas
kemampuan pasien menyebutkan dan menanggapi
upaya kebersihan diri yang pernah dilakukan
15) Perawat menyimpulkan upaya kebersihan diri yang
pernah dilakukan

TAK STIMULASI PERSEPSI


IDENTIFIKASI MANFAAT KEBERSIHAN DIRI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.048 0 4/5

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PROSEDUR d. Fase Terminasi
1) Evaluasi
a) Perawat menanyakan perasaan pasien setelah
mengikuti TAK
b) Perawat memberikan pujian atas keberhasilan
kelompok dengan mengucapkan kata “Bagus”.

2) Rencana Tindak lanjut


a) Menganjurkan pasien untuk mengidentifikasi
manfaat kebersihan diri dan mendiskusikan
dengan pasien atau perawat lain
b) Membuat jadwal mengidentifikasi manfaat
kebersihan diri

3) Kontrak terapi kelompok yang akan datang


a) Bersama dengan pasien membuat rencana untuk
TAK selanjutnya : melatih mandi
b) Bersama dengan pasien menentukan waktu dan
tempat TAK yang akan datang

e. Pendokumentasian
1) Mencatat kegiatan TAK stimulasi persepsi dalam
buku catatan/laporan TAK baik jenis TAK, Topik
TAK, pasien yang diterapis, leader dan observer yang
melakukan TAK serta hasil evaluasi proses dan hasil
serta membubuhkan tanda tangan dan nama terang
2) Mencatat tindakan keperawatan yang telah dilakukan
kedalam catatan perkembangan terintegrasi sesuai
Standar Prosedur Operasioal yang berlaku.
Pendokumentasian Catatan Perkembangan
Terintegrasi harus dilakukan oleh perwat yang telah
diberikan penugasan klinik oleh Direktur Utama.
3) Mencatat tindakan keperawatan pada Logbook (SKP)
harian
4) Mencatat TAK Stimulasi Persepsi : mengidentifikasi
manfaat kebersihan diri pada papan jadwal kegiatan
untuk ditindak lanjuti perawat shift berikutnya
5) Membereskan catatan perkembangan terintegrasi
pada status rekam medis pasien

TAK STIMULASI PERSEPSI


IDENTIFIKASI MANFAAT KEBERSIHAN DIRI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.048 0 5/5
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR 3. Hal-hal yang harus diperhatikan


a. Mengevaluasi respon serta toleransi pasien selama TAK
stimulasi persepsi umum
b. Mengevaluasi kebutuhan kenyamanan dan keamanan
pasien dan staf selama TAK stimulasi persepsi
c. Kemampuan TAK stimulasi persepsi disesuaikan dengan
kemampuan pasien menerima informasi, belajar, daya
ingat pasien, sesuai dengan kesepakatan yang dibuat oleh
pasien

UNIT TERKAIT  Instalasi Rehabilitasi Sosial


 Instalasi Rekam Medis

TAK STIMULASI PERSEPSI


MELATIH MANDI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.049 0 1/5
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PENGERTIAN Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi adalah terapi yang


menggunakan aktivitas sebagai stimulus dan terkait dengan
pengalaman dan/kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok,
dimana hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan
persepsi atau alternatif penyelesaian masalah.

TAK Stimulasi Persepsi Defisit Perawatan Diri : melatih mandi


adalah kegiatan terapi yang dilakukan secara berkelompok pasien
dengan deficit perawatan diri (DPD) atau yang mempunyai
riwayat DPD oleh seorang terapis melalui stimulus persepsi
terhadap pengalaman terkait cara mandi yang pernah dilakukan.

TUJUAN Tujuan TAK SP DPD sesi II : melatih mandi


1. Pasien dapat mengidentifikasi pengertian mandi
2. Pasien dapat mengidentifikasi tujuan mandi
3. Pasien dapat mengidentifikasi waktu pelaksanaan mandi
4. Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan mandi
5. Pasien dapat memperagakan kemampuan mandi seperti yang
sudah didemonstrasikan

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat
Inap

PROSEDUR 1. Persiapan
a. Alat dan bahan
1) Persiapan tempat yang aman dan tenang
2) Tempat yang cukup luas atau longgar
3) Alat dan bahan : handuk, sabun, gayung, papan
tulis/whiteboard, jadwal kegiatan harian, spidol atau
bollpoint
4) Form CPT (Catatan Perkembangan Terintegrasi) dan
Bollpoint
5) Form Nursing Order (resep keperawatan) (jika pasien
bisa membaca)
6) Form Logbook SKP Harian
b. Pasien
1) Membuat kontrak pertemuan dengan pasien
2) Menjamin pemenuhan kebutuhan privacy pasien,
hanya ada perawat dan pasien saja
TAK STIMULASI PERSEPSI
MELATIH MANDI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.049 0 2/5
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR 2. Pelaksanaan
a. Persiapan
1) Mengumpulkan pasien yang pernah dilibatkan dalam
TAK SP DPD sesi I dan pernah dilatih mandi secara
individual
2) Membuat kontrak dengan pasien
3) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

b. Fase Orientasi
1) Salam terapeutik
a) Salam dari terapis atau perawat (misalnya dengan
selamat pagi atau selamat siang)
b) Perkenalkan nama perawat dan nama panggilan
(lebih bagus pakai papan nama)
c) Memberi kesempatan pada pasien untuk
memperkenalkan nama masing-masing (dan beri
papan nama)

2) Evaluasi/Validasi
a) Menanyakan perasaan pasien saat ini
b) Menanyakan masalah yang dirasakan
c) Menanyakan penerapan TAK Stimulasi Persepsi
sesi I : mengidentifikasi manfaat kebersihan diri
yang pernah dilakukan

3) Kontrak
a) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu TAK SP DPD
sesi 2 : melatih mandi
b) Menjelaskan aturan permainan sebagai berikut :
(1) Jika ada anggota kelompok yang ingin
meninggalkan kelompok harus meminta ijin
kepada terapis
(2) Lama kegiatan tidak lebih dari 45 menit
(3) Mengikuti kegiatan sampai selesai
(4) Mempersilahkan pasien untuk minum atau
kencing dulu sebelum acara dimulai

TAK STIMULASI PERSEPSI


MELATIH MANDI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.049 0 3/5
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR c. Fase Kerja


1) Setelah perawat menjelaskan TAK yang akan
dilakukan, perawat menanyakan pada pasien tentang
pengertian mandi
2) Perawat memberikan kesempatan pada salah satu
pasien untuk menjelaskan pengertian mandi
3) Perawat meminta pasien lain untuk menanggapi
jawaban pasien tentang pengertian mandi
4) Perawat memberikan penguatan positif atas
kemampuan pasien menyebutkan dan menanggapi
pengertian mandi
5) Perawat menyimpulkan pengertian mandi
6) Perawat memberikan kesempatan pada salah satu
pasien untuk menjelaskan tujuan dari mandi
7) Perawat meminta pasien untuk menuliskan tujuan
dari mandi
8) Perawat meminta pasien lain untuk menanggapi
jawaban pasien
9) Pearawat memberikan penguatan positif atas
kemampuan pasien meneyebutkan dan menanggapi
tujuan dari mandi
10) Perawat menyimpulkan tujuan mandi
11) Perawat memberikan kesempatan pada salah satu
pasien untuk menjelaskan alat yang dibutuhkan
dalam mandi
12) Perawat meminta pasien untuk menuliskan alat
mandi yang dibutuhkan pada papan tulis
13) Perawat meminta pasien lain untuk menanggapi
jawaban pasien terkait alat yang dibutuhkan dalam
mandi
14) Perawat memberikan penguatan positif atas
kemampuan pasien menyebutkan dan menanggapi
alat yang dibutuhkan dalam mandi
15) Perawat menyimpulkan alat yang dibutuhkan dalam
mandi
16) Perawat memberikan kesempatan pada salah satu
pasien untuk menjelaskan waktu pelaksanaan mandi
17) Perawat meminta pasien untuk menuliskan waktu
pelaksanaan mandi pada papan tulis

TAK STIMULASI PERSEPSI


MELATIH MANDI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.049 0 4/5
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR 18) Perawat meminta pasien lain untuk menanggapi


jawaban pasien terkait waktu pelaksanaan mandi
19) Perawat memberikan penguatan positif atas
kemampuan pasien menyebutkan dan menanggapi
waktu pelaksanaan mandi
20) Perawat menyimpulkan waktu pelaksanaan mandi
21) Perawat memberikan kesempatan pada salah satu
pasien untuk menjelaskan langkah-langkah mandi
22) Perawat meminta pasien untuk menuliskan langkah-
langkah mandi
23) Perawat meminta pasien untuk menuliskan langkah-
langkah mandi pada papan tulis
24) Perawat meminta pasien lain untuk menanggapi
jawaban pasien terkait langkah-langkah mandi
25) Perawat memberikan penguatan positif atas
kemampuan pasien menyebutkan dan menanggapi
langkah-langkah mandi
26) Perawat menyimpulkan langkah-langkah mandi :
(a) Melepas pakaian dan celana
(b) Membersihkan muka dengan air bersih dan sabun
kemudian membilas kembali sampai busa hilang
(c) Membasahi badan dengan air bersih
(d) Mengambil sabun dan menggosokkan keseluruh
tubuh sampai merata dan bersih
(e) Kemudian membilasnya dengan air bersih
sampai semua busa hilang
(f) Ambil handuk untuk mengeringkan badan
(g) Pakai kembali pakaian

d. Fase Terminasi
1) Evaluasi
a) Perawat menanyakan perasaan pasien setelah
mengikuti TAK
b) Perawat memberikan pujian atas keberhasilan
kelompok dengan mengucapkan kata “Bagus”.
2) Rencana Tindak lanjut
a) Menganjurkan pasien untuk melatih mandi dan
mendiskusikan dengan pasien atau perawat lain
b) Membuat jadwal mengidentifikasi manfaat
kebersihan diri

TAK STIMULASI PERSEPSI


MELATIH MANDI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.049 0 5/5
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR 3) Kontrak terapi kelompok yang akan datang


a) Bersama dengan pasien membuat rencana untuk
TAK selanjutnya : melatih keramas
b) Bersama dengan pasien menentukan waktu dan
tempat TAK yang akan datang

e. Pendokumentasian
1) Mencatat kegiatan TAK stimulasi persepsi dalam
buku catatan/laporan TAK baik jenis TAK, Topik
TAK, pasien yang diterapis, leader dan observer yang
melakukan TAK serta hasil evaluasi proses dan hasil
serta membubuhkan tanda tangan dan nama terang
2) Mencatat tindakan keperawatan yang telah dilakukan
kedalam catatan perkembangan terintegrasi sesuai
Standar Prosedur Operasioal yang berlaku.
Pendokumentasian Catatan Perkembangan
Terintegrasi harus dilakukan oleh perwat yang telah
diberikan penugasan klinik oleh Direktur Utama.
3) Mencatat tindakan keperawatan pada Logbook (SKP)
harian
4) Mencatat TAK Stimulasi Persepsi : melatih mandi
pada papan jadwal kegiatan untuk ditindak lanjuti
perawat shift berikutnya
5) Membereskan catatan perkembangan terintegrasi pada
status rekam medis pasien

3. Hal-hal yang harus diperhatikan


a. Mengevaluasi respon serta toleransi pasien selama TAK
stimulasi persepsi umum
b. Mengevaluasi kebutuhan kenyamanan dan keamanan
pasien dan staf selama TAK stimulasi persepsi
c. Kemampuan TAK stimulasi persepsi disesuaikan dengan
kemampuan pasien menerima informasi, belajar, daya
ingat pasien, sesuai dengan kesepakatan yang dibuat oleh
pasien

UNIT TERKAIT  Instalasi Rehabilitasi Sosial


 Instalasi Rekam Medis

TAK STIMULASI PERSEPSI


MELATIH KERAMAS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.050 0 1/5
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PENGERTIAN Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi adalah terapi yang


menggunakan aktivitas sebagai stimulus dan terkait dengan
pengalaman dan/kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok,
dimana hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan
persepsi atau alternatif penyelesaian masalah.

TAK Stimulasi Persepsi Defisit Perawatan Diri : melatih


keramas adalah kegiatan terapi yang dilakukan secara
berkelompok pasien dengan deficit perawatan diri (DPD) atau
yang mempunyai riwayat DPD oleh seorang terapis melalui
stimulus persepsi terhadap pengalaman terkait cara keramas yang
pernah dilakukan.

TUJUAN Tujuan TAK SP DPD sesi III : melatih keramas


1. Pasien dapat mengidentifikasi pengertian keramas
2. Pasien dapat mengidentifikasi tujuan keramas
3. Pasien dapat mengidentifikasi waktu pelaksanaan keramas
4. Pasien dapat mengidentifikasi alat yang dibutuhkan selama
keramas
5. Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan keramas
6. Pasien dapat memperagakan kemampuan keramas seperti
yang sudah didemonstrasikan
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat
Inap

PROSEDUR 1. Persiapan
a. Alat dan bahan
1) Persiapan tempat yang aman dan tenang
2) Tempat yang cukup luas atau longgar
3) Alat dan bahan : handuk, shampo, gayung, papan
tulis/whiteboard, jadwal kegiatan harian, spidol atau
bollpoint
4) Form CPT (Catatan Perkembangan Terintegrasi) dan
Bollpoint
5) Form Nursing Order (resep keperawatan) (jika pasien
bisa membaca)
6) Form Logbook
TAK STIMULASI PERSEPSI
MELATIH KERAMAS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.050 0 2/5
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR b. SKP Harian Pasien


1) Membuat kontrak pertemuan dengan pasien
2) Menjamin pemenuhan kebutuhan privacy pasien,
hanya ada perawat dan pasien saja

2. Pelaksanaan
a. Persiapan
1) Mengumpulkan pasien yang pernah dilibatkan dalam
TAK SP DPD sesi I s.d II dan pernah dilatih keramas
secara individual
2) Membuat kontrak dengan pasien
3) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

b. Fase Orientasi
1) Salam terapeutik
a) Salam dari terapis atau perawat (misalnya dengan
selamat pagi atau selamat siang)
b) Perkenalkan nama perawat dan nama panggilan
(lebih bagus pakai papan nama)
c) Memberi kesempatan pada pasien untuk
memperkenalkan nama masing-masing (dan beri
papan nama)

2) Evaluasi/Validasi
a) Menanyakan perasaan pasien saat ini
b) Menanyakan masalah yang dirasakan
c) Menanyakan penerapan TAK Stimulasi Persepsi
sesi II : latihan mandi

3) Kontrak
a) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu TAK SP DPD
sesi 3 : melatih keramas
b) Menjelaskan aturan permainan sebagai berikut :
(1) Jika ada anggota kelompok yang ingin
meninggalkan kelompok harus meminta ijin
kepada terapis
(2) Lama kegiatan tidak lebih dari 45 menit
(3) Mengikuti kegiatan sampai selesai
(4) Mempersilahkan pasien untuk minum atau
kencing dulu sebelum acara dimulai

TAK STIMULASI PERSEPSI


MELATIH KERAMAS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.050 0 3/5
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR c. Fase Kerja


1) Setelah perawat menjelaskan TAK yang akan
dilakukan, perawat menanyakan pada pasien tentang
pengertian keramas
2) Perawat memberikan kesempatan pada salah satu
pasien untuk menjelaskan pengertian keramas
3) Perawat meminta pasien lain untuk menanggapi
jawaban pasien tentang pengertian keramas
4) Perawat memberikan penguatan positif atas
kemampuan pasien menyebutkan dan menanggapi
pengertian keramas
5) Perawat menyimpulkan pengertian keramas
6) Perawat memberikan kesempatan pada salah satu
pasien untuk menjelaskan tujuan dari keramas
7) Perawat meminta pasien untuk menuliskan tujuan
dari keramas
8) Perawat meminta pasien lain untuk menanggapi
jawaban pasien
9) Pearawat memberikan penguatan positif atas
kemampuan pasien meneyebutkan dan menanggapi
tujuan dari keramas
10) Perawat menyimpulkan tujuan keramas
11) Perawat memberikan kesempatan pada salah satu
pasien untuk menjelaskan alat yang dibutuhkan
dalam keramas
12) Perawat meminta pasien untuk menuliskan alat
keramas yang dibutuhkan pada papan tulis
13) Perawat meminta pasien lain untuk menanggapi
jawaban pasien terkait alat yang dibutuhkan dalam
keramas
14) Perawat memberikan penguatan positif atas
kemampuan pasien menyebutkan dan menanggapi
alat yang dibutuhkan dalam keramas
15) Perawat menyimpulkan alat yang dibutuhkan dalam
keramas
16) Perawat memberikan kesempatan pada salah satu
pasien untuk menjelaskan waktu pelaksanaan
keramas
17) Perawat meminta pasien untuk menuliskan waktu
pelaksanaan keramas pada papan tulis

TAK STIMULASI PERSEPSI


MELATIH KERAMAS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.050 0 4/5
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR 18) Perawat meminta pasien lain untuk menanggapi


jawaban pasien terkait waktu pelaksanaan keramas
19) Perawat memberikan penguatan positif atas
kemampuan pasien menyebutkan dan menanggapi
waktu pelaksanaan keramas
20) Perawat menyimpulkan waktu pelaksanaan keramas
21) Perawat memberikan kesempatan pada salah satu
pasien untuk menjelaskan langkah-langkah keramas
22) Perawat meminta pasien untuk menuliskan langkah-
langkah keramas
23) Perawat meminta pasien untuk menuliskan langkah-
langkah keramas pada papan tulis
24) Perawat meminta pasien lain untuk menanggapi
jawaban pasien terkait langkah-langkah keramas
25) Perawat memberikan penguatan positif atas
kemampuan pasien menyebutkan dan menanggapi
langkah-langkah keramas
26) Perawat menyimpulkan langkah-langkah keramas :
(a) Membasahi rambut dengan air bersih
(b) Mengambil shampoo dan menggosokkan
keseluruh rambut sampai merata dan bersih
(c) Kemudian membilasnya dengan air bersih
sampai semua busa hilang
(d) Ambil handuk untuk mengeringkan rambut
(e) Menjemur handuk
(f) Menyisir/merapikan rambut

d. Fase Terminasi
1) Evaluasi
a) Perawat menanyakan perasaan pasien setelah
mengikuti TAK
b) Perawat memberikan pujian atas keberhasilan
kelompok dengan mengucapkan kata “Bagus”.
2) Rencana Tindak lanjut
a) Menganjurkan pasien untuk melatih keramas dan
mendiskusikan dengan pasien atau perawat lain
b) Membuat jadwal berlatih keramas

TAK STIMULASI PERSEPSI


MELATIH KERAMAS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.050 0 5/5
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR 3) Kontrak terapi kelompok yang akan datang


a) Bersama dengan pasien membuat rencana untuk
TAK selanjutnya : melatih gosok gigi
b) Bersama dengan pasien menentukan waktu dan
tempat TAK yang akan datang

e. Pendokumentasian
1) Mencatat kegiatan TAK stimulasi persepsi dalam
buku catatan/laporan TAK baik jenis TAK, Topik
TAK, pasien yang diterapis, leader dan observer yang
melakukan TAK serta hasil evaluasi proses dan hasil
serta membubuhkan tanda tangan dan nama terang
2) Mencatat tindakan keperawatan yang telah dilakukan
kedalam catatan perkembangan terintegrasi sesuai
Standar Prosedur Operasioal yang berlaku.
Pendokumentasian Catatan Perkembangan
Terintegrasi harus dilakukan oleh perwat yang telah
diberikan penugasan klinik oleh Direktur Utama.
3) Mencatat tindakan keperawatan pada Logbook (SKP)
harian
4) Mencatat TAK Stimulasi Persepsi : melatih keramas
pada papan jadwal kegiatan untuk ditindak lanjuti
perawat shift berikutnya
5) Membereskan catatan perkembangan terintegrasi pada
status rekam medis pasien

3. Hal-hal yang harus diperhatikan


a. Mengevaluasi respon serta toleransi pasien selama TAK
stimulasi persepsi umum
b. Mengevaluasi kebutuhan kenyamanan dan keamanan
pasien dan staf selama TAK stimulasi persepsi
c. Kemampuan TAK stimulasi persepsi disesuaikan dengan
kemampuan pasien menerima informasi, belajar, daya
ingat pasien, sesuai dengan kesepakatan yang dibuat oleh
pasien

UNIT TERKAIT  Instalasi Rehabilitasi Sosial


 Instalasi Rekam Medis

TAK STIMULASI PERSEPSI


MELATIH GOSOK GIGI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.051 0 1/6
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PENGERTIAN Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi adalah terapi yang


menggunakan aktivitas sebagai stimulus dan terkait dengan
pengalaman dan/kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok,
dimana hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan
persepsi atau alternatif penyelesaian masalah.

TAK Stimulasi Persepsi Defisit Perawatan Diri : melatih gosok


gigi adalah kegiatan terapi yang dilakukan secara berkelompok
pasien dengan deficit perawatan diri (DPD) atau yang
mempunyai riwayat DPD oleh seorang terapis melalui stimulus
persepsi terhadap pengalaman terkait cara gosok gigi yang
pernah dilakukan.

TUJUAN Tujuan TAK SP DPD sesi IV : melatih gosok gigi


1. Pasien dapat mengidentifikasi pengertian gosok gigi
2. Pasien dapat mengidentifikasi tujuan gosok gigi
3. Pasien dapat mengidentifikasi waktu pelaksanaan gosok gigi
4. Pasien dapat mengidentifikasi alat yang dibutuhkan selama
gosok gigi
5. Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan gosok gigi
6. Pasien dapat memperagakan kemampuan gosok gigi seperti
yang sudah didemonstrasikan
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat
Inap

PROSEDUR 1. Persiapan
a. Alat dan bahan
1) Persiapan tempat yang aman dan tenang
2) Tempat yang cukup luas atau longgar
3) Alat dan bahan : sikat gigi, pasta gigi, air bersih
dalam ember, gelas, papan tulis/whiteboard, jadwal
kegiatan harian, spidol atau bollpoint
4) Form CPT (Catatan Perkembangan Terintegrasi) dan
Bollpoint
5) Form Nursing Order (resep keperawatan) (jika pasien
bisa membaca)
6) Form Logbook SKP Harian

TAK STIMULASI PERSEPSI


MELATIH GOSOK GIGI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.051 0 2/6
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR b. Pasien
1) Membuat kontrak pertemuan dengan pasien
2) Menjamin pemenuhan kebutuhan privacy pasien,
hanya ada perawat dan pasien saja

2. Pelaksanaan
a. Persiapan
1) Mengumpulkan pasien yang pernah dilibatkan dalam
TAK SP DPD sesi I s.d III dan pernah dilatih gosok
gigi secara individual
2) Membuat kontrak dengan pasien
3) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

b. Fase Orientasi
1) Salam terapeutik
a) Salam dari terapis atau perawat (misalnya dengan
selamat pagi atau selamat siang)
b) Perkenalkan nama perawat dan nama panggilan
(lebih bagus pakai papan nama)
c) Memberi kesempatan pada pasien untuk
memperkenalkan nama masing-masing (dan beri
papan nama)

2) Evaluasi/Validasi
a) Menanyakan perasaan pasien saat ini
b) Menanyakan masalah yang dirasakan
c) Menanyakan penerapan TAK Stimulasi Persepsi
sesi III : latihan keramas

3) Kontrak
a) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu TAK SP DPD
sesi 4 : melatih gosok gigi
b) Menjelaskan aturan permainan sebagai berikut :
(1) Jika ada anggota kelompok yang ingin
meninggalkan kelompok harus meminta ijin
kepada terapis
(2) Lama kegiatan tidak lebih dari 45 menit
(3) Mengikuti kegiatan sampai selesai
(4) Mempersilahkan pasien untuk minum atau
kencing dulu sebelum acara dimulai

TAK STIMULASI PERSEPSI


MELATIH GOSOK GIGI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.051 0 3/6
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR c. Fase Kerja


1) Setelah perawat menjelaskan TAK yang akan
dilakukan, perawat menanyakan pada pasien tentang
pengertian gosok gigi
2) Perawat memberikan kesempatan pada salah satu
pasien untuk menjelaskan pengertian gosok gigi
3) Perawat meminta pasien lain untuk menanggapi
jawaban pasien tentang pengertian gosok gigi
4) Perawat memberikan penguatan positif atas
kemampuan pasien menyebutkan dan menanggapi
pengertian gosok gigi
5) Perawat menyimpulkan pengertian gosok gigi
6) Perawat memberikan kesempatan pada salah satu
pasien untuk menjelaskan tujuan dari gosok gigi
7) Perawat meminta pasien untuk menuliskan tujuan
dari gosok gigi
8) Perawat meminta pasien lain untuk menanggapi
jawaban pasien
9) Pearawat memberikan penguatan positif atas
kemampuan pasien meneyebutkan dan menanggapi
tujuan dari gosok gigi
10) Perawat menyimpulkan tujuan gosok gigi
11) Perawat memberikan kesempatan pada salah satu
pasien untuk menjelaskan alat yang dibutuhkan
dalam gosok gigi
12) Perawat meminta pasien untuk menuliskan alat
gosok gigi yang dibutuhkan pada papan tulis
13) Perawat meminta pasien lain untuk menanggapi
jawaban pasien terkait alat yang dibutuhkan dalam
gosok gigi
14) Perawat memberikan penguatan positif atas
kemampuan pasien menyebutkan dan menanggapi
alat yang dibutuhkan dalam gosok gigi
15) Perawat menyimpulkan alat yang dibutuhkan dalam
gosok gigi
16) Perawat memberikan kesempatan pada salah satu
pasien untuk menjelaskan waktu pelaksanaan gosok
gigi
17) Perawat meminta pasien untuk menuliskan waktu
pelaksanaan gosok gigi pada papan tulis

TAK STIMULASI PERSEPSI


MELATIH GOSOK GIGI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.051 0 4/6
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR 18) Perawat meminta pasien lain untuk menanggapi


jawaban pasien terkait waktu pelaksanaan gosok gigi
19) Perawat memberikan penguatan positif atas
kemampuan pasien menyebutkan dan menanggapi
waktu pelaksanaan gosok gigi
20) Perawat menyimpulkan waktu pelaksanaan gosok
gigi
21) Perawat memberikan kesempatan pada salah satu
pasien untuk menjelaskan langkah-langkah gosok
gigi
22) Perawat meminta pasien untuk menuliskan langkah-
langkah gosok gigi
23) Perawat meminta pasien untuk menuliskan langkah-
langkah gosok gigi pada papan tulis
24) Perawat meminta pasien lain untuk menanggapi
jawaban pasien terkait langkah-langkah gosok gigi
25) Perawat memberikan penguatan positif atas
kemampuan pasien menyebutkan dan menanggapi
langkah-langkah gosok gigi
26) Perawat menyimpulkan langkah-langkah gosok gigi :
(a) Mengambil sikat gigi kemudian memberi pasta
gigi pada sikat gigi tersebut secukupnya
(b) Mengambil air bersih dalam ember dengan gelas
atau gayung, kemudian dikumur-kumur sebanyak
2-3 kali
(c) Menggosok gigi dengan sikat gigi yang sudah
diberi pasta gigi keseluruh permukaan gigi
bagian dalam dan bagian luar
(d) Setelah dirasa bersih dan merata, kemudian
kumur-kumur lagi dengan air bersih sampai
bersih
(e) Membereskan alat-alat

d. Fase Terminasi
1) Evaluasi
a) Perawat menanyakan perasaan pasien setelah
mengikuti TAK
b) Perawat memberikan pujian atas keberhasilan
kelompok dengan mengucapkan kata “Bagus”.

TAK STIMULASI PERSEPSI


MELATIH GOSOK GIGI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.051 0 5/6
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR 2) Rencana Tindak lanjut


a) Menganjurkan pasien untuk melatih gosok gigi
dan mendiskusikan dengan pasien atau perawat
lain
b) Membuat jadwal berlatih gosok gigi
3) Kontrak terapi kelompok yang akan datang
a) Bersama dengan pasien membuat rencana untuk
TAK selanjutnya : mengevaluasi manfaat terlibat
dalam TAK SP DPD
b) Bersama dengan pasien menentukan waktu dan
tempat TAK yang akan datang

e. Pendokumentasian
1) Mencatat kegiatan TAK stimulasi persepsi dalam
buku catatan/laporan TAK baik jenis TAK, Topik
TAK, pasien yang diterapis, leader dan observer yang
melakukan TAK serta hasil evaluasi proses dan hasil
serta membubuhkan tanda tangan dan nama terang
2) Mencatat tindakan keperawatan yang telah dilakukan
kedalam catatan perkembangan terintegrasi sesuai
Standar Prosedur Operasioal yang berlaku.
Pendokumentasian Catatan Perkembangan
Terintegrasi harus dilakukan oleh perwat yang telah
diberikan penugasan klinik oleh Direktur Utama.
3) Mencatat tindakan keperawatan pada Logbook (SKP)
harian
4) Mencatat TAK Stimulasi Persepsi : melatih gosok
gigi pada papan jadwal kegiatan untuk ditindak lanjuti
perawat shift berikutnya
5) Membereskan catatan perkembangan terintegrasi pada
status rekam medis pasien

3. Hal-hal yang harus diperhatikan


a. Mengevaluasi respon serta toleransi pasien selama TAK
stimulasi persepsi umum
b. Mengevaluasi kebutuhan kenyamanan dan keamanan
pasien dan staf selama TAK stimulasi persepsi

TAK STIMULASI PERSEPSI


MELATIH GOSOK GIGI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.051 0 6/6
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR c. Kemampuan TAK stimulasi persepsi disesuaikan dengan


kemampuan pasien menerima informasi, belajar, daya
ingat pasien, sesuai dengan kesepakatan yang dibuat oleh
pasien

UNIT TERKAIT  Instalasi Rehabilitasi Sosial


 Instalasi Rekam Medis

TAK SOSIALISASI
BEKERJA SAMA DALAM KELOMPOK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.052 0 1/4
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PENGERTIAN Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi (TAKS) adalah upaya


memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah pasien dengan
masalah hubungan sosial. TAKS Sosialisasi sesi VI : bekerja
sama dalam kelompok adalah psikoterapi yang dilakukan secara
berkelompok untuk mengembang kemampuan pasien dalam
bekerja sama dalam kelompok melalui permainan sosialisasi
kelompok.
TUJUAN Tujuan TAK Sosialisasi sesi VI bekerja sama dalam kelompok :
1. Pasien mampu bertanya dan meminta sesuai dengan
kebutuhan pada orang lain dengan jelas, ringkas, relevan dan
spontan
2. Pasien mampu menjawab dan memberi pada orang lain
sesuai dengan permintaan dengan jelas, ringkas, relevan dan
spontan
3. Meningkatkan kemampuan pasien dalam berkomunikasi
nonverbal secara tepat : ada kontak mata, duduk tegak,
menggunakan bahasa tubuh yang tepat dan sesuai dan
mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat
Inap

PROSEDUR 1. Persiapan
a. Alat dan bahan
1) Persiapan tempat yang aman dan tenang
2) Tempat yang cukup luas atau longgar
3) Alat dan bahan : tape recorder, atau alat pemutar
musik, bola tenis, buku catatan/laporan TAK, pulpen,
jadwal kegiatan pasien.
4) Form CPT (Catatan Perkembangan Terintegrasi) dan
Bollpoint
5) Form Nursing Order (resep keperawatan) (jika pasien
bisa membaca)
6) Form Logbook SKP Harian

b. Pasien
1) Membuat kontrak pertemuan dengan pasien
2) Menjamin pemenuhan kebutuhan privacy pasien,
hanya ada perawat dan pasien saja
TAK SOSIALISASI
BEKERJA SAMA DALAM KELOMPOK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.052 0 2/4
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR 2. Pelaksanaan
a. Persiapan
1) Mengumpulkan pasien isolasi sosial yang pernah
mendapatkan TAK Sosialisasi sesi V : menyampaikan
dan membicarakan masalah pribadi
2) Membuat kontrak dengan pasien
3) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Fase Orientasi
1) Memberikan salam terapeutik
2) Menanyakan kembali nama terapis dan pasien lain
3) Peserta dan terapis memakai papan nama
4) Menanyakan perasaan pasien saat ini
5) Menanyakan apakah telah mencoba latihan
menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi
dengan orang lain
6) Membuat kontrak pertemuan : menjelaskan tujuan
kegiatan yaitu bertanya dan meminta kartu yang
diperlukan serta menjawab dan memberi kartu pada
anggota kelompok
7) Menjelaskan aturan main TAK Sosialisasi :
(a) Jika ada anggota kelompok yang ingin
meninggalkan kelompok harus meminta ijin
kepada terapis
(b) Lama kegiatan 45 menit
(c) Mengikuti kegiatan sampai selesai
(d) Tidak boleh berbicara sendiri ketika pasien lain
berbicara

c. Fase kerja
1) Terapis membagi empat kartu kwartet untuk setiap
anggota kelompok, sisanya diletakkan diatas meja
2) Terapis meminta tiap anggota kelompok menyusun
kartu sesuai dengan seri (satu seri mempunyai empat
kartu)
3) Hidupkan music dan edarkan bola tenis atau benda
lain berlawanan dengan arah jarum jam
4) Pada saat music dimatikan, anggota kelompok yang
memegang bola mendapat giliran untuk
menyebutkan:

TAK SOSIALISASI
BEKERJA SAMA DALAM KELOMPOK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.052 0 3/4
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR (a) Memberikan salam


(b) Meminta kartu yang dibutuhkan (seri yang belum
lengkap) kepada anggota kelompok disebelah
kanannya
(c) Jika kartu yang dipegang serinya lengkap,
diumumkan pada kelompok dengan membaca
judul dan subjudul
(d) Jika kartu yang dipegang serinya tidak lengkap
diperkenankan mengambil satu kartu dari
tumpukan kartu diatas meja
(e) Jika anggota kelompok memberikan kartu yang
dipegang tumpukan kartu diatas meja
(f) Setiap menerima kartu, diminya mengucapkan
terima kasih
5) Ulangi langkah c s/d d jika langkah 3) dan d) terjadi
6) Berikan pujian untuk tiap keberhasilan anggota
kelompok dengan memberikan tepuk tangan atau kata
“bagus….anda hebat!”

d. Fase Terminasi
1) Menanyakan pada pasien perasaan setelah mengikuti
TAK sosialisasi sesi VI : bekerja sama dalam
kelompok
2) Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
3) Menganjurkan tiap anggota kelompok melatih bekerja
sama dengan anggota kelompok lain
4) Memasukkan kegiatan bekerja sama dalam kelompok
pada jadwal kegiatan harian pasien
5) Menyepakati kegiatan berikutnya yaitu mengevaluasi
kegiatan TAK sosialisasi
6) Menyepakati waktu dan tempat

e. Pendokumentasian
1) Mencatat kegiatan TAK sosialisasi dalam buku
catatan/laporan TAK baik jenis TAK, Topik TAK,
pasien yang diterapis, leader dan observer yang
melakukan TAK serta hasil evaluasi proses dan hasil
serta membubuhkan tanda tangan dan nama terang

TAK SOSIALISASI
BEKERJA SAMA DALAM KELOMPOK
No. Dokumen No. Revisi Halaman
03.03.052 0 4/4

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR 2) Mencatat tindakan keperawatan yang telah dilakukan


kedalam catatan perkembangan terintegrasi sesuai
Standar Prosedur Operasioal yang berlaku.
Pendokumentasian Catatan Perkembangan
Terintegrasi harus dilakukan oleh perwat yang telah
diberikan penugasan klinik oleh Direktur Utama.
3) Mencatat tindakan keperawatan pada Logbook (SKP)
harian
4) Mencatat TAK Sosialisasi sesi VI : bekerjasama dalam
kelompok pada papan jadwal kegiatan untuk ditindak
lanjuti perawat shift berikutnya
5) Membereskan catatan perkembangan terintegrasi pada
status rekam medis pasien

3. Hal-hal yang harus diperhatikan


a. Mengevaluasi respon serta toleransi pasien selama TAK
stimulasi persepsi umum
b. Mengevaluasi kebutuhan kenyamanan dan keamanan
pasien dan staf selama TAK stimulasi persepsi
c. Kemampuan TAK stimulasi persepsi disesuaikan dengan
kemampuan pasien menerima informasi, belajar, daya
ingat pasien, sesuai dengan kesepakatan yang dibuat oleh
pasien

UNIT TERKAIT  Instalasi Rehabilitasi Sosial


 Instalasi Rekam Medis

TAK SOSIALISASI
MENGEVALUASI MANFAAT TAKS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.053 0 1/4
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PENGERTIAN Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi (TAKS) adalah upaya


memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah pasien dengan
masalah hubungan sosial. TAKS Sosialisasi sesi VII :
mengevaluasi manfaat TAKS adalah psikoterapi yang dilakukan
secara berkelompok dan terstruktur untuk mengembangkan
kemampuan pasien dalam mengidentifikasi manfaat atau
keuntungan dari mengikuti kegiatan dalam terapi aktivitas
kelompok sosialisasi.
TUJUAN Tujuan TAK Sosialisasi sesi VII mengevaluasi manfaat dari
TAKS :
1. Pasien mampu menyebutkan manfaat TAKS dengan jelas,
ringkas, relevan dan spontan
2. Meningkatkan kemampuan pasien dalam berkomunikasi
nonverbal secara tepat : ada kontak mata, duduk tegak,
menggunakan bahasa tubuh yang tepat dan sesuai dan
mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat
Inap

PROSEDUR 1. Persiapan
a. Alat dan bahan
1) Persiapan tempat yang aman dan tenang
2) Tempat yang cukup luas atau longgar
3) Alat dan bahan : tape recorder, atau alat pemutar
musik, bola tenis, buku catatan/laporan TAK, pulpen,
jadwal kegiatan pasien.
4) Form CPT (Catatan Perkembangan Terintegrasi) dan
Bollpoint
5) Form Nursing Order (resep keperawatan) (jika pasien
bisa membaca)
6) Form Logbook SKP Harian

b. Pasien
1) Membuat kontrak pertemuan dengan pasien
2) Menjamin pemenuhan kebutuhan privacy pasien,
hanya ada perawat dan pasien saja

TAK SOSIALISASI
MENGEVALUASI MANFAAT TAKS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.053 0 2/4
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR 2. Pelaksanaan
a. Persiapan
1) Mengumpulkan pasien isolasi sosial yang pernah
mendapatkan TAK Sosialisasi sesi VI : bekerja sama
dalam kelompok
2) Membuat kontrak dengan pasien
3) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

b. Fase Orientasi
1) Berikan salam terapeutik
2) Tanyakan kembali nama terapis dan pasien lain
3) Peserta dan terapis memakai papan nama
4) Tanyakan perasaan pasien saat ini
5) Tanyakan apakah telah mencoba latihan bekerja sama
dalam kelompok
6) Buat kontrak pertemuan : menjelaskan tujuan
kegiatan yaitu menyampaikan manfaat enam kali
pertemuan TAKS
7) Jelaskan aturan main TAK Sosialisasi :
(a) Jika ada anggota kelompok yang ingin
meninggalkan kelompok harus meminta ijin
kepada terapis
(b) Lama kegiatan 45 menit
(c) Mengikuti kegiatan sampai selesai
(d) Tidak boleh berbicara sendiri ketika pasien lain
berbicara

c. Fase kerja
1) Hidupkan music dan edarkan bola tenis atau benda
lain berlawanan dengan arah jarum jam
2) Pada saat dimatikan, anggota kelompok yang
memegang bola mendapat giliran untuk
menyebutkan:
(a) Memberikan salam
(b) Menyampaikan pendapat tentang manfaat dari
enam kali pertemuan yang telah berlalu

3) Ulangi langkah a sampai b hingga semua anggota


kelompok menyampaikan pendapatnya
TAK SOSIALISASI
MENGEVALUASI MANFAAT TAKS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.053 0 3/4
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR 4) Berikan pujian untuk tiap keberhasilan anggota


kelompok dengan memberikan tepuk tangan atau kata
“bagus….anda hebat!”

d. Fase Terminasi
1) Menanyakan pada pasien perasaan setelah mengikuti
TAK sosialisasi sesi VII : mengevaluasi manfaat
TAKS
2) Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
3) Menyimpulkan 6 kemampuan pada 6 kali pertemuan
yang lalu
4) Menganjurkan tiap anggota kelompok tetap berlatih
diri untuk enam kemampuan yang telah dimiliki, baik
di RS maupun di rumah
5) Melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga
untuk memberikan dukungan pada pasien dalam
menjalankan kegiatan hidup sehari-hari
6) Menyepakati rencana evaluasi kemampuan secara
periodik

e. Pendokumentasian
1) Mencatat kegiatan TAK sosialisasi dalam buku
catatan/laporan TAK baik jenis TAK, Topik TAK,
pasien yang diterapis, leader dan observer yang
melakukan TAK serta hasil evaluasi proses dan hasil
serta membubuhkan tanda tangan dan nama terang
2) Mencatat tindakan keperawatan yang telah dilakukan
kedalam catatan perkembangan terintegrasi sesuai
Standar Prosedur Operasioal yang berlaku.
Pendokumentasian Catatan Perkembangan
Terintegrasi harus dilakukan oleh perwat yang telah
diberikan penugasan klinik oleh Direktur Utama.
3) Mencatat tindakan keperawatan pada Logbook (SKP)
harian
4) Mencatat TAK Sosialisasi sesi VII : mengevaluasi
manfaat TAKS harus dilakukan pasien pada papan
jadwal kegiatan untuk ditindak lanjuti perawat shift
berikutnya
6) Membereskan catatan perkembangan terintegrasi pada
status rekam medis pasien
TAK SOSIALISASI
MENGEVALUASI MANFAAT TAKS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.053 0 4/4
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR 3. Hal-hal yang harus diperhatikan


a. Mengevaluasi respon serta toleransi pasien selama TAK
stimulasi persepsi umum
b. Mengevaluasi kebutuhan kenyamanan dan keamanan
pasien dan staf selama TAK stimulasi persepsi
c. Kemampuan TAK stimulasi persepsi disesuaikan dengan
kemampuan pasien menerima informasi, belajar, daya
ingat pasien, sesuai dengan kesepakatan yang dibuat oleh
pasien

UNIT TERKAIT  Instalasi Rehabilitasi Sosial


 Instalasi Rekam Medis

PELAYANAN PASIEN DENGAN PENGIKAT (RESTRAIN)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.054 1 1/1

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PENGERTIAN Pelayanan menggunakan alat pengikat pada pasien gelisah,
agresif ataupun non kooperatif

TUJUAN Untuk melindungi atau menghindari menciderai diri, orang lain


dan lingkungan
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

PROSEDUR 1. Beri suasana yang menghargai dengan supervisi yang adekuat,


karena harga diri klien berkurang karena pengekangan.
2. Siapkan jumlah staf yang cukup dengan alat pengekangan
yang aman dan nyaman.
3. Tunjuk satu orang perawat sebagai ketua tim.
4. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya pada klien dan staf
agar dimengerti dan bukan hukuman.
5. Jelaskan perilaku yang mengindikasikan pengelepasan pada
klien dan staf.
6. Jangan mengikat pada pinggir tempat tidur, ikat dengan posisi
anatomis, ikatan tidak terjangkau oleh klien.
7. Lakukan supervisi dengan tindakan terapeutik dan pemberian
rasa nyaman.
8. Perawatan pada daerah pengikatan (Pantau kondisi kulit:
warna, temperatur, sensasi; Lakukan latihan gerak pada
tungkai yang diikat secara bergantian setiap 2 jam; Lakukan
perubahan posisi tidur dan periksa tanda-tanda vital setiap 2
jam)
9. Bantu pemenuhan kebutuhan nutrisi, eliminasi, hidrasi dan
kebersihan diri.
10. Libatkan dan latih klien untuk mengontrol perilaku sebelum
ikatan dibuka secara bertahap.
11. Kurangi pengekangan secara bertahap, misalnya setelah ikatan
dibuka satu persatu secara bertahap, kemudian dilanjutkan
dengan pembatasan gerak kemudian kembali ke lingkungan
semula.
12. Dokumentasikan seluruh tindakan beserta respon klien.

UNIT TERKAIT  Instalasi Rawat Inap


 Instalasi Gawat Darurat

MENGUKUR TEKANAN DARAH

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.055 1 1/1
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PENGERTIAN Tekanan darah adalah desakan darah terhadap dinding pembuluh
darah arteri sebagai akibat dipompa dan dialirkan darah dalam
pembuluh darah

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah kegiatan pengukuran


darah untuk mengetahui keadaan tekanan darah pasien, sebagai
penunjang penegakan diagnose

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

PROSEDUR PERSIAPAN
1. Tensi meter
2. Stetoskop
3. Buku Catatan
4. Pasien diberi penjelasan dan posisi pasien diatur sesuai
kebutuhan

PELAKSANAAN
1. Cuci tangan
2. Lengan baju pasien buka atau digulung
3. Manset tensimeter dipasang pada lengan atas dengan pipa
karetnya berada disisi luar lengan
4. Pompa tensimeter dipasang
5. Denyut arteri brachialis diraba lalu stetoskop ditempatkan pada
daerah tersebut
6. Skrup balon karet ditutup, pengunci air raksa dibuka,
selanjutnya balon dipompa sampai denyut arteri tidak
terdengar lagi dan air raksa didalam pipa gelas naik
7. Skrup balon dibuka perlahan-lahan sehingga air turun
perlahan-lahan. Sambil memperhatikan turunnya air raksa
dengarkan bunyi denyutan pertama/systole dan
terakhir/diastole
8. Respon pasien dicatat
9. Pasien dan alat dirapikan
10. Cuci tangan

UNIT TERKAIT  Instalasi Rawat Jalan


 Instalasi Gawat Darurat
 Instalasi Rawat Inap

MENGUKUR SUHU BADAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.056 1 1/2
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
OPERASIONAL

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PENGERTIAN Mengukur suhu badan pasien dengan termometer yang dilakukan
pada area aksila untuk menentukan tindakan perawat.

TUJUAN 1. Untuk mengetahui keadaan umum dan tanda-tanda vital


seseorang.
2. Untuk mengetahui suhu badan dan mendeteksi penyakit

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

PROSEDUR PERALATAN
1. Termometer
2. Kapas Alkohol
3. Buku catatan
4. Alat Tulis
5. Tisu
6. Bengkok

PELAKSANAAN
1. Cuci tangan
2. Ucapkan salam
3. Jelaskan tujuan dari tindakan mengukur suhu pada area aksila
4. Bersihkan termometer dengan kapas alkohol
5. Turunkan air raksa sampai batas nol
6. Buka pakaian atas pasien, kalau perlu keringkan ketiak
dengan tisu
7. Letakkan reservoirnya pada area aksila pasien dan lengan
pasien dilipat di dada.
8. Setelah 5-10 menit, termometer diangkat terus dibaca dan
hasilnya dicatat pada buku.
9. Termometer dibersihkan dengan kapas alkohol
10. Air raksa diturunkan sampai batas nol dan disimpan pada
tempatnya
11. Jelaskan kepada pasien tentang hasil dari pengukuran suhu
tubuh
12. Cuci tangan
13. Dokumentasikan hasil dari pengukuran suhu.

MENGUKUR SUHU BADAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.056 1 2/2
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
UNIT TERKAIT  Instalasi Rawat Jalan
 Instalasi Gawat Darurat
 Instalasi Rekam Medis

MENGUKUR PERNAPASAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.057 1 1/1
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
OPERASIONAL

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PENGERTIAN Menghitung jumlah pernafasan dalam satu menit

TUJUAN 1. Mengetahui keadaan umum pasien/TTV pasien 


2. Mengetahui jumlah dan sifat pernafasan dalam satu menit
3. Membantu menegakkan diagnose

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

PROSEDUR PERALATAN
1. Jam Tangan dengan petunjuk detik
2. Buku catatan
3. Alat Tulis

PELAKSANAAN
1. Cuci tangan
2. Ucapkan salam
3. Jelaskan tentang tujuan dari pengukuran pernapasan.
4. Hitung pernafasan waktu inspirasi pada dada atau perut selama
1 menit.
5. Jelaskan hasil pengukuran kepada pasien dan keluarga pasien
6. Cuci tangan
7. Dokumentasi hasil pengukuran

UNIT TERKAIT  Instalasi Rawat Jalan


 Instalasi Gawat Darurat
 Instalasi Rekam Medis

MENGUKUR NADI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
03.03.058 1 1/1

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
OPERASIONAL

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PENGERTIAN Menghitung denyut nadi adalah suatu cara dalam menghitung
denyut nadi dengan meraba :
1. Arteri radialis pada pergelangan tangan
2. Arteri brachialis pada siku bagian dalam
3. Arteri carotis pada leher
4. Arteri temporalis pada pelipis
5. Arteri femoralis pada lipatan paha (selangkangan)
6. Arteri dorsalis pedis pada kaki
7. Arteri frontalis pada ubun-ubun (bayi)

TUJUAN 1. Mengetahui keadaan umum pasien/TTV pasien 


2. Mengetahui jumlah dan sifat denyut nadi dalam satu menit
3. Membantu menegakkan diagnose

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

PROSEDUR PERALATAN
1. Jam Tangan dengan petunjuk detik
2. Buku catatan
3. Alat Tulis

PELAKSANAAN
1. Cuci tangan
2. Ucapkan salam
3. Jelaskan tentang tujuan dari pengukuran nadi
4. Letakkan dua jari yaitu jari telunjuk dan jari tengah di atas
arteri tertentu
5. Hitung jumlah denyut nadi selama 15 detik kemudian dikali 4
6. Bila nadi tidak teratur dihitung selama 1 menit
7. Jelaskan hasil pengukuran kepada pasien dan keluarga pasien
8. Cuci tangan
9. Dokumentasikan hasil pengukuran denyut nadi, sifat, dan
jumlah

UNIT TERKAIT  Instalasi Gawat Darurat


 Instalasi Rawat Jalan
 Instalasi Rekam Medis

RESUSITASI A-B-C
No. Dokumen No. Revisi Halaman
03.03.059 0 1/3

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
OPERASIONAL

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PENGERTIAN Suatu tindakan untuk mengembalikan fungsi pernafasan dan
jantung guna kelangsungan hidup pasien
TUJUAN Mengembalikan fungsi jantung dan fungsi paru

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

PROSEDUR PERALATAN
1. Alat pelindung diri (masker, handscoen)
2. Trolly emergency yang berisi :
a. Laryngoscope lurus dan bengkok (anak dan dewasa)
b. Magil force
c. Pipa trakhea berbagai ukuran
d. Trakhea tube berbagai ukuran
e. Gudel berbagai ukuran
f. Infus set/blood set
g. Papan resusitasi
h. Gunting verband
i. Bag resuscitator lengkap
j. Semprit 10 cc – jarum no. 18
3. Set therapy oksigen lengkap dan siap pakai
4. Set penghisap sekresi lengkap dan siap pakai
5. EKG record
6. EKG monitor bila memungkinkan
7. DC shock lengkap

PELAKSANAAN
1. Petugas menggunakan alat pelindung diri (masker, handscoen)
2. Cek kesadaran pasien dengan cara :
a. Memanggil nama
b. Menanyakan keadaannya
c. Menggoyangkan bahu pasien/mencubit pasien
3. Jika pasien tidak sadar/tidak ada respon, panggil bantuan
4. Buka jalan nafas dengan head tilt chin lift dan bersihkan jalan
nafas dari sumbatan
5. Menilai pernafasan dengan cara :

RESUSITASI A-B-C
No. Dokumen No. Revisi Halaman
03.03.059 0 2/3

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
OPERASIONAL

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PROSEDUR a. Melihat pergerakan dada/perut
b. Mendengar suara keluar/masuk udara dari hidung
c. Merasakan adanya udara dari mulut/hidung pipi atau
punggung tangan
6. Jika pasien tidak bernafas, berikan nafas buatan dengan
resuscitator sebanyak 2 kali secara perlahan
7. Periksa denyut jantung pasien dengan cara meraba arteri
karotis, jika arteri carotis teraba cukup berikan nafas buatan
setiap 5 detik sekali
8. Jika arteri carotis tidak teraba lakukan kombinasi nafas
buatan dan kompresi jantung luar dengan perbandingan 15 :
2 untuk dewasa baik 1 atau 2 penolong dan 3 : 1 untuk
neonatus.
9. Setiap 4 siklus (4 kali kompresi dan 5 kali ventilasi),cek
pernafasan, Jika nafas tetap belum ada lanjutkan teknik
kombinasi dimulai dengan kompresi jantung luar.
10. Evaluasi pernafasan pasien tiap 1 menit saat dilakukan RJP
BC kombinasi
11. Kompresi jantung luar dilakukan dengan cara :
a. Dewasa
1) Penekanan menggunakan dua pangkal telapak
tangan dengan kejutan bahu
2) Penekanan pada daerah sternum 2-5 jari di atas
proses xyphoideus
3) Kedalaman tekanan 3-5 cm
4) Frekuensi penekanan 80-100 kali per menit
b. Anak
1) Penekanan menggunakan satu pangkal telapak
tangan
2) Kedalaman tekanan 2 – 3 cm (c) Frekuensi
penekanan 80 – 100 kali per menit
c. Neonatus
1) Punggung bayi diletakkan pada lengan bawah kiri
penolong sedangkan tangan kiri memegang lengan
atas bayi sambil meraba arteri brakhialis sebelah kiri
2) Jari tangan dan telunjuk tangan penolong menekan
dada bayi pada posisi sejajar putting susu 1 cm ke
bawah
3) Kedalaman tekanan 1-2 cm
4) Perbandingan kompresi jantung dengan begging
adalah 3 : 1
RESUSITASI A-B-C

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.059 0 3/3

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
OPERASIONAL

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PROSEDUR 12. Lakukan RJP BC sampai :
a. Timbul nafas spontan
b. Diambil alih alat/petugas lain
c. Dinyatakan meninggal
d. Penolong tidak mampu atau sudah 30 menit tidak ada
respon

UNIT TERKAIT Instalasi Gawat Darurat

MENGGUNTING RAMBUT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
03.03.060 0 1/2

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
OPERASIONAL

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PENGERTIAN Memotong atau mengurangi panjangnya rambut dengan satu pola
pemangkasan yang telah ditentukan sebelumnya.

TUJUAN Menjaga kebersihan dan kerapian rambut pasien

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

PROSEDUR PERALATAN
1. Sarung tangan
2. Apron
3. Masker
4. Sepatu boat
5. Penutup rambut
6. Alat pencukur rambut elektrik
7. Sisir
8. Celemek potong rambut
9. Sikat spons
10. Bedak tabur
11. Jepit rambut

PELAKSANAAN
1. Cuci tangan dan gunakan Alat Pelindung Diri ( masker, apron,
sarung tangan dan sepatu boat)
2. Ucapkan salam
3. Jelaskan tujuan dari memotong rambut
4. Persiapkan pasien untuk duduk di kursi
5. Pasang celemek potong rambut pada pasien
6. Sisir rambut pasien sesuai dengan model yang diinginkan
7. Potong rambut pasien sesuai dengan model yang diinginkan
8. Gunakan jepit rambut bila perlu
9. Setelah selesai bersihkan sisa-sisa rambut yang menempel
dengan sikat spons
10. Evaluasi respon pasien
11. Buka celemek potong rambut pasien
12. Taburkan bedak pada bagian leher belakang
13. Buka Alat Pelindung Diri ( Sepatu, apron, masker, sarung
tanan)
14. Cuci tangan
15. Dokumentasikan tindakan yang harus dilakukan

MENGGUNTING RAMBUT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
03.03.060 0 2/2

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
OPERASIONAL

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

UNIT TERKAIT  Instalasi Rekam Medis


 Bagian Logistik

PERAWATAN LUKA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
03.03.061 0 1/2

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PENGERTIAN Penggantian/mengganti balutan untuk membantu dalam proses


penyembuhan luka

TUJUAN 1. Menghilangkan sekresi yg menumpuk & jaringan mati pada


luka insisi.
2. Mempermudah proses penyembuhan luka
3. Mengurangi pertumbuhan mikroorganisme terhadap luka/insisi

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor / /RSJD/2017
Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

PROSEDUR PENGKAJIAN
1. Mengkaji program/instruksi medik mengenai prosedur rawat
luka, type balutan, & frekuensi ganti balut.
2. Mengkaji type & lokasi luka/insisi.
3. Mengkaji tingkat nyeri klien & kapan terakhir mendapat obat
penghilang nyeri.
4. Mengkaji riwayat alergi pada obat atau plester.

PERALATAN
1. Set ganti balut steril (pinset cirrurgis, pinset anatomis, kasa )
2. Kasa steril
3. Handscoen bersih & handscoen steril.
4. Bethadine
5. Airan NaCl 0,9%
6. Alkohol swabs
7. Nierbeken/bengkok.
8. Plester
9. Baki instrumen/meja dorong & perlak / pengalas.
10. Kantong plastik tempat sampah.

PELAKSANAAN
1. Cuci Tangan
2. Ucapkan salam dan jelaskan kepada pasien beserta keluarga
mengenai tujuan & prosedur tindakan  yg akan segera
dilakukan.
3. Atur ketinggian tempat tidur untuk memudahkan tindakan yang
akan dilakukan

PERAWATAN LUKA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
03.03.061 0 2/2

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR 4. Siapkan & dekatkan peralatan.


5. Gunakan handscoen bersih
6. Letakkan perlak di bawah luka.
7. Atur posisi yg nyaman & tepat buat perawatan luka.
8. Buka plester searah tumbuhnya rambut & membuka balutan
dengan cara hati-hati, masukkan balutan kotor kedalam
kantong plastik yg telah disediakan.
9. Buka handscoen bersih & ganti dengan handscoen steril.
10. Bersihkan seputar luka dengan alkohol swab
11. Bersihkan dari arah bagian atas kebawah disetiap sisi luka
dengan arah ke luar menjauh dari luka dengan menggunakan
cairan NaCl
12. Bersihkan sisi sebelah luka dari bagian atas ke bawah diikuti
sisi sebelahnya dengan arah usapan menjauhi dari area lokasi
luka dengan menggunakan cairan NaCl
13. Olesi luka dengan bethadine mulai dari tengah luka
14. Tutup luka dengan kasa steril, & lakukan fiksasi dengan
plester pada area pinggiran kasa pembalut.
15. Evaluasi respon pasien
16. Rapihkan klien & membereskan alat-alat.
17. Lepaskan handscoon
18. Cuci tangan
19. Dokumentasikan kegiatan di dalam rekam(catat lokasi, type
luka & kondisi luka insisi, catat kondisi luka sebelumnya,
catat cairan atau obat yg digunakan utk merawat luka, catat
respon serta toleransi klien selama, & setelah prosedur).

UNIT TERKAIT  Instalasi Gawat Darurat


 Instalasi Rekam Medis
 Instalasi Farmasi

MEMOTONG KUKU
No. Dokumen No. Revisi Halaman
03.03.062 1 1/2

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PENGERTIAN Suatu tindakan keperawatan memotong kuku pasien yang panjang


pada pasien yang tidak dapat memotong kuku sendiri.

TUJUAN 1. Menjaga kebersihan kuku


2. Mencegah timbulnya luka dan infeksi

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor / /RSJD/2017
Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

PROSEDUR PERALATAN
1. Pemotong kuku
2. Bengkok
3. Sabun pada tempatnya
4. Kapas
5. Handuk
6. Baskom berisi air hangat
7. Sikat kuku
8. Sarung Tangan
9. Perlak/pengalas

PELAKSANAAN :
1. Cuci tangan
2. Ucapkan salam dan jelaskan tujuan tindakan
3. Pakai sarung tangan
4. Pasang pengalas
5. Rendam tangan pasien dalam air hangat selama 2 menit, bila
kuku sangat kotor harus disikat dengan sikat tangan dan sabun
lalu dibilas dengan air hangat dan dikeringkan dengan handuk.
6. Letakkan tangan di atas bengkok
7. Potong kuku tangan dengan cara mengikuti lengkungan kuku
8. Rendam jari kaki dengan air hangat 2-3 menit. Bila kotor
bersihkan dengan sikat dan sabun kemudian dibilas dengan air
hangat, keringkan dengan handuk.
9. Letakkan kaki di atas bengkok
10. Potong kuku kaki dengan cara mengikuti lengkungan kuku
11. Kikir kuku agar rata
12. Evaluasi respon pasien
13. Rapikan alat
MEMOTONG KUKU

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.062 1 2/2

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR 14. Rapikan alat


15. Buka sarung tangan
16. Cuci tangan
17. Dokumentasikan kegiatan di dalam rekam medis

UNIT TERKAIT  Instalasi Gawat Darurat


 Instalasi Rekam Medis
 Bagian Logistik

MEMASANG FIKSASI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
03.03.063 0 1/1

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
OPERASIONAL

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PENGERTIAN Pelayanan menggunakan alat pengikat pada pasien gelisah,
agresif ataupun non kooperatif

TUJUAN Untuk melindungi atau menghindari menciderai diri, orang lain dan
lingkungan

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor / /RSJD/2017
Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

PROSEDUR PERALATAN
Tali fixir

PELAKSANAAN
1. Cuci Tangan
2. Ucapkan salam, panggil klien dengan namanya
3.  Jelaskan dan lakukan kontrak (Prosedur, tujuan, lamanya di
restrain kepada klien dan keluarga bila perlu kontrak sepihak.)
4. Tawarkan untuk menggunakan medikasi daripada dilakukan
pengikatan. (Jangan tawar menawar dengan pasien)
5. Petugas yang akan melakukan pengikatan harus sudah berada di
tempat (susunan tim 4-6 orang)
6. Empat orang menahan masing-masing anggota gerak, Satu
orang melakukan prosedur pengikatan
7. Tiap anggota gerak 1 ikatan, Ikatan pada posisi sedemikian
rupa sehingga tidak mengganggu aliran IV
8. Posisi kepala lebih tinggi untuk menghindari aspirasi
9. Tempatkan pasien pada tempat yang mudah dilihat oleh petugas
10. Lapor dokter jaga tentang kondisi pasien, berikan therapi sesuai
dengan order
11. Manset / restrain diperiksa dan dirubah tiap 60 menit demi
kenyamanan
12. Evaluasi respon pasien
13. Cuci tangan
14. Dokumentasikan tindakan di dalam rekam medis
UNIT TERKAIT  Instalasi Gawat Darurat
 Instalasi Rekam Medis
 Bagian Security
MEMBUKA FIKSASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.064 0 1/1

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
OPERASIONAL

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PENGERTIAN Kegiatan lanjutan dari program terapi untuk melepaskan ikatan
pasien, setelah pasien diidentifikasi mampu mengatur perilakunya
untuk tidak membahayakan diri sendiri, orang lain dan
lingkungannya
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah agar tidak terjadi efek samping
yang membahayakan pada diri pasien akibat pengikatan
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor / /RSJD/2017
Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap
PROSEDUR PERALATAN
Tali fixir

PELAKSANAAN
1. Cuci Tangan
2. Ucapkan salam, panggil klien dengan namanya
3. Jelaskan tujuan tindakan
4. Buka satu manset jika pasien sudah dapat dikendalikan,
dilanjutkan dengan membuka manset yang lain dengan interval
5 menit, bergantian kiri dan kanan
5. Dua ikatan terakhir harus dilakukan bersama-sama (tidak
menganjurkan mengikat pasien dengan satu ikatan pada
anggota gerak
6. Bantu pasien menggerakkan anggota tubuhnya secara perlahan
setelah ikatan dibuka
7. Bantu pasien duduk perlahan-lahan
8. Tanyakan pada pasien apakah merasa pusing atau mata
berkunang-kunang, kalau pasien mengatakan “ya” maka pasien
disuruh duduk dulu sampai merasa tenang
9. Ajak pasien berdiri dan berjalan perlahan-lahan bila rasa pusing
dan berkunang-kunang
10. Evaluasi respon pasien
11. Cuci tangan
12. Dokumentasikan tindakan di dalam rekam medis
UNIT TERKAIT  Instalasi Gawat Darurat
 Instalasi Rekam Medis

TIMBANG TERIMA ( OPERAN)


No. Dokumen No. Revisi Halaman
03.03.065 0 1/2

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
OPERASIONAL

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PENGERTIAN Pengalihan tanggung jawab professional dan akuntabilitas untuk
beberapa atau semua aspek perawatan pasien, atau kelompok
pasien, kepada orang lain atau kelompok professional secara
sementara atau permanen

TUJUAN Perawat mengetahui kondisi pasien dan dapat melakukan asuhan


keperawatan secara kontinyu.

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor / /RSJD/2017
Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

PROSEDUR PERSIAPAN
1. Timbang terima dilaksanakan pada saat pergantian shift atau
saat pasien pindah ruangan
2. Pelaksanaan timbang terima dilakukan di Nurse Station
3. Kepala ruangan atau PJ [penanggung jawab] shift memimpin
proses timbang terima
4. Kedua kelompok yang akan melakukan timbang terima sudah
dalam keadaan siap
5. Kelompok yang akan bertugas atau yang akan melanjutkan
dinas sebaiknya menyiapkan catatan
6. Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang
lengkap dicatat secara khusus untuk kemudian diberikan kepada
perawat yang dinas berikutnya

PELAKSANAAN
1. Kepala ruangan /PJ shift membuka acara dengan salam
2. Ketua Tim /PJ shift melaporkan kondisi pasien, meliputi;
a. Identitas pasien dan diagnosis medis
b. Masalah keperawatan yang mungkin masih muncul
c. Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan
d. Intervensi kolaboratif dan dependensi
e. Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam
kegiatan selanjutnya
3. Perawat yang menerima mengklarifikasi dan memvalidasi
informasi yang diberikan
4. Lamanya waktu timbang terima tidak lebih dari 5 menit setiap
pasien kecuali dalam kondisi tertentu
5. Kepala ruangan/ PJ shift sebelumnya memvalidasi kondisi
pasien dengan melakukan ronde

TIMBANG TERIMA ( OPERAN)


No. Dokumen No. Revisi Halaman
03.03.065 0 2/2

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
OPERASIONAL

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PROSEDUR 6. Pada saat ronde, kepala ruangan / PJ shift sebelumnya
menjelaskan kepada pasien perawat selanjutnya yang akan
berdinas
7. Kepala ruangan/ PJ Shift menutup acara dan memimpin doa

UNIT TERKAIT  Instalasi Gawat Darurat


 Instalasi Rekam Medis

MENERIMA TELPON
No. Dokumen No. Revisi Halaman
03.03.066 0 1/2

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
OPERASIONAL

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PENGERTIAN Komunikasi yang dilakukan oleh petugas dengan media telepon


secara tepat waktu ,lengkap akurat, jelas dan dipahami oleh kedua
pihak (pemberi dan penerima informasi).
TUJUAN 1. Mengurangi kesalahan komunikasi dan menghasilkan
peningkatan keselamatan pasien
2. Meningkatkan mutu pelayanan
3. Untuk menjalin kerjasama antar petugas
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor / /RSJD/2017
Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

PROSEDUR PERALATAN
1. Buku Catatan di dekatkan dengan I-Phone
2. Alat Tulis

PELAKSANAAN
1. Segeralah angkat jika telepon berdering ( maksimal 3 kali
dering)
2. Siapkan buku catatan
3. Ucapkanlah salam dan informasikan dengan jelas ruangan atau
diri anda begitu anda mengangkat telepon.( Assalamu’alaikum
atau Selamat pagi/ siang/ malam, IGD, dengan Nani ada yang
bisa di bantu).      
4. Tanya siapa nama penelpon tersebut
5. Dengarkan pembicaraan penelpon dengan seksama, jangan
memotong pembicaraan dan kuasai informasi dengan sejelas
mungkin.
6. Simak baik-baik pesan dan kalimat penelepon.
7. Bila anda tidak mengerti, tidak ada salahnya anda mengulangi
pertanyaan
8. Bila penelepon menanyakan orang lain, tanyakan nama dan
identitas orang yang dicari.
9. Bila orang yang dituju tidak ada ditempat maka beritahukan
dengan sopan dan tawarkan pada penelepon untuk
meninggalkan pesan.
10. Ucapkan salam setelah menyelesaikan pembicaraan dengan
penelepon
11. Letakkan gagang telepon setelah gagang telepon ditutup
selama dua atau tiga detik olah penelepon.
MENERIMA TELPON

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.066 0 2/2

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
OPERASIONAL

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR Hal-hal yang tidak boleh dilakukan pada saat komunikasi


menggunakan    telepon
1. Suara terlalu keras.
2. Bicara ditelepon sambil makan atau berdecak.
3. Berbicara dengan orang lain selagi berbicara ditelepon.
4. Berbicara dengan nada kasar atau membentak
5. Membirkan penelepon menunggu terlalu lama tanpa penjelasan

UNIT TERKAIT  Bidang Pelayanan Keperawatan


 Bidang Pelayanan Medik
 Bagian Umum dan Kepegawaian
 Bagian Akutansi dan Keuangan
 Seluruh petugas RSJD
TEKNIK MENELPON

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.067 0 1/1

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
OPERASIONAL

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PENGERTIAN Komunikasi yang dilakukan oleh petugas dengan media telepon


secara tepat waktu , lengkap akurat, jelas dan dipahami oleh kedua
pihak (pemberi dan penerima informasi).
TUJUAN 1. Mengurangi kesalahan komunikasi dan menghasilkan
peningkatan keselamatan pasien
2. Meningkatkan mutu pelayanan
3. Untuk menjalin kerjasama antar petugas

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor / /RSJD/2017
Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

PROSEDUR PERALATAN
1. Buku Catatan di dekatkan dengan I-Phone
2. Alat Tulis

PELAKSANAAN
1. Siapkan nomor telepon yang akan dihubungi
2. Tekan nomor telepon yang dituju dan bila sudah tersambung
dan pihak yang dituju sudah menggangkat, ucapkanlah salam.
3. Sebutkan identitas diri anda dengan jelas
4. Kemukakan keinginan anda untuk berbicara dengan orang yang
dituju.
5. Berikanlah selalu kesan ramah dan ucapkan salam penutup
untuk mengakhiri pembicaraan

UNIT TERKAIT  Bidang Pelayanan Keperawatan


 Bidang Pelayanan Medik
 Bagian Umum dan Kepegawaian
 Bagian Akutansi dan Keuangan
 Seluruh petugas RSJD
SERAH TERIMA PASIEN ANTAR RUANGAN
( TRANSFER PASIEN INTERNAL)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.068 2 1/2
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
OPERASIONAL

dr. Ria Agustine


NIP.19810815 201001 2 010

PENGERTIAN Suatu kegiatan memindahkan pasien ke ruang lain untuk


mendapatkan perawatan sesuai dengan kebutuhan pasien.
Ruang lain adalah ruangan yang dituju pasien untuk dilakukan
perawatan lebih lanjut.

TUJUAN 1. Sebagai acuan dilakukan pada setiap pemindahan pasien dari


satu ruangan ke ruangan yang lain
2. Supaya pelayanan perawatan tetap berkesinambungan
3. Mengurangi kesalahan komunikasi dan menghasilkan
peningkatan keselamatan pasien

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor / /RSJD/2017
Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

PROSEDUR 1. Pasien yang akan dipindahkan sudah mendapat persetujuan dari


DPJP dan sudah dicatat di form CPPT.
2. Informasikan ke ruangan tujuan untuk bersiap-siap menerima
pasien dan menyiapkan ruangan.
3. Siapkan dan lengkapi formulir transfer pasien internal, barang
titipan pasien (Jika ada), obat-obatan sesuai terapi yang
diberikan.
4. Informasikan kepada pasien bahwa akan dipindahkan ke ruang
lain.
5. Antar pasien ke ruangan tujuan minimal 1 orang perawat atau
sesuai dengan kondisi pasien
6. Serah terima dilakukan oleh perawat ruangan yang
memindahkan kepada perawat ruangan yang dituju.
7. Informasikan serah terima pasien meliputi:
a. Identitas pasien minimal nama lengkap dan no rekam medis
b. Diagnosis medis yang dibuat DPJP
c. Kondisi terakhir pasien
d. Rencana / instruksi penanganan yang diberikan oleh DPJP
pasien termasuk rencana diet.
e. Tindakan atau obat yang telah diberikan di ruangan
f. Obat-obat yang dibawa dari ruangan
g. Riwayat alergi pasien
h. Barang berharga dan barang tittipan pasien
8. Perawat yang menerima pasien melakukan read back informasi
yang diterima dan mengkonfirmasikannya
9. Pastikan bahwa serah terima tidak ada yang terlewat, bila ada
yang kurang dimengerti dapat ditanyakan

SERAH TERIMA PASIEN ANTAR RUANGAN


( TRANSFER PASIEN INTERNAL)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
03.03.068 2 2/2

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. Ria Agustine


NIP.19810815 201001 2 010

PROSEDUR 10. Menandatangani formulir transfer pasien internal oleh perawat


yang melakukan serah terima.

UNIT TERKAIT  Instalasi Gawat Darurat


 Instalasi Rawat Jalan
 Instalasi Rekam Medis
 Instalasi Farmasi

BANTUAN PERAWATAN DIRI : MANDI/KEBERSIHAN

No. Dokumen No.Revisi Halaman


03.03.069 0 1/2
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PENGERTIAN Membantu pasien melakukan kebersihan diri

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menjaga


kesehatan fisik klien dari penyebab penyakit akibat kurangnya
kebersihan diri

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

PROSEDUR PERALATAN
1. Handuk
2. Sabun mandi
3. Deodorant jika perlu
4. Sikat gigi dan odol
5. Sampo
6. Lotion jika perlu
7. Sarung tangan
8. Apron

PELAKSANAAN
1. Cuci tangan
2. Perawat menyapa pasien dengan ramah
3. Pakai apron dan sarung tangan
4. Arahkan pasien untuk mandi di kamar mandi
5. Jaga privacy pasien
6. Pertimbangkan usia pasien saat mempromosikan aktifitas
perawatan diri
7. Letakkan handuk, sabun, deodorant dan asesoris lain yang
diperlukan di kamar ,mandi
8. Sediakan barang pribadi yang diinginkan (misalnya deodorant,
sikat gigi, sabun mandi, sampo, lotion, dan lain-lain)
9. Fasilitasi pasien untuk menggosok gigi
10. Lepas pakaian dan celana pasien
11. Bersihkan muka dengan air bersih dan sabun kemudian
membilas kembali sampai busa hilang
12. Basahi badan dengan air bersih
13. Ambil sabun dan menggosokkan keseluruh tubuh sampai
merata dan bersih
14. Bilas dengan air bersih sampai semua busa hilang

BANTUAN PERAWATAN DIRI : MANDI/KEBERSIHAN

No. Dokumen No.Revisi Halaman


03.03.069 0 2/2
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR 15. Ambil handuk untuk mengeringkan badan


16. Pakai kembali pakaian
17. Monitor kebersihan kuku
18. Monitor intergritas kulit pasien
19. Berikan bantuan sampai pasien benar-benar mampu merawat
diri secara mandiri
20. Dokumentasi tindakan di dalam rekam medis

UNIT TERKAIT  Instalasi Rekam Medis


 Bagian Logistik

RESUSITASI JANTUNG PARU ( RJP)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.070 0 1/2
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PENGERTIAN Suatu tindakan untuk mengembalikan fungsi pernafasan dan


jantung guna kelangsungan hidup pasien

TUJUAN Mengembalikan fungsi jantung dan fungsi paru

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

PROSEDUR 1. Pastikan keamanan penolong dan keamanan pasien


2. Jangan pindahkan atau mobilisasi pasien bila tidak perlu
3. Cek respon korban dengan cara:
a. Menepuk bahu dan panggil korban
b. Jika belum merespon, panggil dengan suara keras
4. Jika belum merespon, segera minta tolong orang sekitar dan
bantuan IGD
5. Cek Nadi pada nadi leher (karotis) dengan menggunakan 2 jari.
Caranya letakan 2 jari tangan pada jakun (tiroid) kemudian
tarik ke arah samping sampe terasa ada lekukan rasakan
apakah teraba atau tidak denyut nadi korban. Pada bayi
pengecekan nadi dilakukan pada lengan atas bagian dalam.
Dengan menggunakan 2 jari rasakan ada tidaknya denyut nadi
pada lengan atas bagian dalam korban.
6. Jika nadi tidak teraba berarti korban mengalami henti jantung
7. Lakukan kompresi dada dengan cara menekan dada korban
sampai kedalaman sepertiga dari ketebalan dada atau 3-5 cm /
1-2 inci (korban dewasa), 2-3 cm (Pada anak), 1-2 cm (bayi)
sebanyak 30 kali dengan kecepatan 100 x permenit
8. Buka Jalan Napas dengan menengadahkan kepala korban. Pada
korban trauma yang dicurigai mengalami patah tulang leher
melakukan jalan napas cukup dengan mengangkat dagu
korban.
9. Berikan Napas Buatan Jika korban masih teraba berdenyut
nadinya maka perlu dilakukan pemeriksaan apakah masih
bernapas atau tidak. Pemeriksaaan pernapasan dilakukan
dengan Melihat ada tidaknya pergerakan dada (LOOK),
mendengarkan suara napas (LISTEN) dan merasakan
hembusan napas (FEEL).

RESUSITASI JANTUNG PARU ( RJP)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.070 0 2/2
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR 10. Jika korban berdenyut jantungnya tetapi tidak bernapas maka
hanya diberikan napas buatan saja sebanyak 12-20 kali per
menit. Jika korban masih berdenyut jantungnya dan masih
bernapas maka korban dimiringkan agar ketika muntah tidak
terjadi aspirasi. Korban yang berhenti denyut jantungnya /
tidak teraba nadi maka tidak perlu dilakukan pemeriksaan
pernapasan karena sudah pasti berhenti napasnya, penolong
setelah melakukan kompresi dan membuka jalan napas
langsung memberikan napas buatan sebanyak 2 kali.
11. Evaluasi pada CPR dilakukan setiap 5 Siklus. (5 x 30
kompresi) + (5 x 2 napas buatan)
12. Evaluasi pada pemebrian napas buatan saja dilakukan setiap 2
menit

UNIT TERKAIT  Instalasi Gawat Darurat


 Seluruh petugas RSJD

MEMBINA HUBUNGAN SALING PERCAYA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.071 0 1/1
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PENGERTIAN Suatu bentuk hubungan terapeutik antara perawat – pasien yang


dilandasi saling percaya pada pasien yang mengalami gangguan.

TUJUAN Pasien menunjukkan tanda-tanda percaya kepada perawat:


1. Wajah cerah,ekspresi wajah bersahabat.
2. Mau berkenalan dan berjabat tangan .
3. Ada kontak mata.
4. Bersedia mengungkapkan masalah yang dihadapi.

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

PROSEDUR 1. Beri salam setiap berinteraksi.


2. Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat
berinteraksi.
3. Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai
pasien.
4. Tunjukan sikap empati, jujur dan menepati janji setiap kali
berinteraksi.
5. Tanyakan perasaan pasien dan masalah yang dihadapi pasien.
6. Buat kontrak interaksi yang jelas.
7. Berikan perhatian kepada pasien dan perhatikan kebutuhan
dasar pasien.
8. Tanyakan perasaan pasien dan masalah yang dihadapi pasien.
9. Dengarkan dengan penuh perhatian ungkapan perasaan pasien.

UNIT TERKAIT  Instalasi Rawat Jalan


 Instalasi Gawat Darurat
 Instalasi Rekam Medis

PASIEN DENGAN RESIKO BUNUH DIRI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.072 0 1/2
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PENGERTIAN Tindakan yang secara sadar dilakukan oleh pasien untuk


mengakhiri kehidupannya.

TUJUAN Menurunkan risiko melukai diri yang dimaksudkan untuk


mengakhiri hidup

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

PROSEDUR PASIEN
1. SP I
a. Identifikasi benda-benda yang dapat membahayakan
pasien
b. Amankan benda-benda yang dapat membahayakan pasien
c. Lakukan kontrak treatment
d. Ajarkan cara mengendalikan dorongan bunuh diri
e. Latih cara mengendalikan dorongan bunuh diri

2. SP II
a. Identifikasi aspek positif pasien
b. Dorong pasien untuk berpikir positif terhadap diri
c. Dorong pasien untuk menghargai diri sebagai individu
yang berharga

3. SP III
a. Identifikasi pola koping yang biasa diterapkan Pasien
b. Nilai pola koping yang biasa dilakukan
c. Identifikasi pola koping yang konstruktif
d. Dorong pasien memilih pola koping yang konstruktif
e. Anjurkan pasien menerapkan pola koping konstruktif
dalam kegiatan harian

4. SP IV
a. Buat rencana masa depan yang realistis bersama pasien
b. Identifikasi cara mencapai rencana masa depan yang
realistis
c. Beri dorongan pasien melakukan kegiatan dalam rangka
meraih masa depan yang realistis

PASIEN DENGAN RESIKO BUNUH DIRI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.072 0 2/2
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR KELUARGA
1. SP I
a. Diskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam
merawat pasien
b. Jelaskan pengertian, tanda dan gejala ririko bunuh diri, dan
jenis perilaku bunuh diri yang dialami pasien beserta proses
terjadinya
c. Jelaskan cara-cara merawat pasien risiko bunuh diri

2. SP II
a. Latih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien
dengan risiko bunuh diri
b. Latih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada
pasien risiko bunuh diri

3. SP III
a. Bantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah
termasuk minum obat
b. Jelaskan follow up pasien setelah pulang

UNIT TERKAIT  Instalasi Rehabilitasi Mentas Sosial


 Instalasi Rekam Medis

PASIEN DENGAN WAHAM

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.073 0 1/2
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PENGERTIAN Suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat / terus
menerus namun tidak sesuai dengan kenyataan

TUJUAN Menurunkan risiko melukai diri yang dimaksudkan untuk


mengakhiri hidup

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

PROSEDUR PASIEN
1. SP I
a. Bantu orientasi realita.
b. Identifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi.
c. Latih pasien memenuhi kebutuhannya
d. Bimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan
harian.

2. SP II
a. Validasi masalah dan latihan sebelumnya.
b. Identifikasi kemampuan yang dimiliki
c. Latih kemampuan yang dimiliki
d. Bimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan
harian.

3. SP III
a. Validasi masalah dan latihan sebelumnya.
b. Jelaskan penggunaan obat secara benar.
c. Bimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan
harian.

KELUARGA
1. SP I
a. Diskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam
merawat pasien
b. Jelaskan pengertian, tanda dan gejala waham, dan jenis
waham yang dialami pasien beserta proses terjadinya
c. Jelaskan cara-cara merawat pasien waham

PASIEN DENGAN WAHAM

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.073 0 2/2
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR 2. SP II
a. Latih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien
dengan waham
b. Latih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada
pasien waham

3. SP III
a. Bantu keluarga membuat jadual aktivitas di rumah
termasuk minum obat
b. Diskusikan sumber rujukan yang bisa dijangkau keluarga

UNIT TERKAIT  Instalasi Rehabilitasi Mental Sosial


 Instalasi Rekam Medis

ADMINISTRASI PASIEN PULANG SEMBUH

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.074 1 1/2
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PENGERTIAN Pasien yang telah dinyatakan sembuh / bisa pulang oleh dokter
yang merawatnya.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pemulangan klien


rawat inap di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung.

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat
Inap

PROSEDUR 1. Pasien diperbolehkan pulang atas rekomendasi dokter yang


merawat (dokter ruangan).
2. Keluarga/penanggung jawab pasien dihubungi untuk
menjemput. Bila keluarga tidak juga datang (2 minggu sejak
pemberitahuan), perawat dan dokter ruangan dapat
mengusulkan pasien untuk di dropping atas persetujuan
Direktur.
3. Perawat mempersiapkan pasien untuk pulang.
4. Perawat mendampingi keluarga/penanggung jawab pasien
untuk menyelesaikan administrasi pulang.
5. Instalasi Rekam Medis mengeluarkan surat keterangan
pulang dan ditandatangani oleh dokter yang merawat serta
keluarga/penanggung jawab pasien.
6. Oleh dokter yang merawat, pasien yang pulang disertakan
dengan obat yang jumlahnya disesuaikan dengan jarak dan
tempatnya.
7. Untuk keperluan pembayaran/perincian biaya,
keluarga/penanggung jawab pasien diserahkan ke penata
rekening / kasir.
8. Keluarga menyerahkan tanda bukti pembayaran biaya
perawatan ke ruang perawatan.
9. Berdasarkan bukti pembayaran tersebut perawat ruangan
menyerahkan pasien pada keluarganya untuk keluar dari
ruang perawatan.

ADMINISTRASI PASIEN PULANG SEMBUH

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.074 1 2/2
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR 10. Perawat menyerahkan barang-barang dan sisa obat kepada


keluarga/penanggung jawab pasien.
11. Perawat mengembalikan dokumen rekam medik pasien ke
Instalasi Rekam Medik.

UNIT TERKAIT  Instalasi Rawat Inap


 Instalasi Rekam Medik
 Instalasi Farmasi
 Bagian kasir

ADMINISTRASI PASIEN PULANG


ATAS PERMINTAAN SENDIRI (APS)

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
03.03.075
1 1/1

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PENGERTIAN Klien pulang atas permintaan sendiri yaitu pasien yang mendapat
pelayanan perawatan di rumah sakit dan diambil pulang oleh
keluarganya atas permintaan sendiri, sebelum dinyatakan sembuh
/ bisa pulang oleh dokter yang merawatnya.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pasien pulang atas


permintaan sendiri dari pelayanan rawat inap di Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat
Inap

PROSEDUR 1. Keluarga pasien datang ke ruang perawatan dan menyatakan


pasien akan diambil pulang.
2. Perawat dan atau dokter ruangan memberikan pengertian
kepada keluarga bahwa pasien masih perlu perawatan. Bila
keluarga bersikeras mau membawa pulang, maka dapat
dilaksanakan.
3. Keluarga pasien mengisi dan menandatangani surat
pernyataan klien pulang atas permintaan sendiri (APS).
4. Surat pernyataan tersebut harus diketahui / ditandatangani
oleh dokter ruangan (dokter yang merawat), Keluarga pasien
(yang membuat pernyataan) dan Kepala ruangan atau perawat
jaga.
5. Perawat mempersiapkan pasien untuk pulang.
6. Keluarga mengurus administrasi keuangan ke kasir dan
peñata rekening.
7. Keluarga menyerahkan tanda bukti pembayaran pasien
pulang ke ruang perawatan.
8. Berdasarkan bukti pembayaran tersebut, petugas ruangan
menyerahkan pasien pada keluarganya untuk keluar dari
ruang perawatan.
9. Perawat menyerahkan barang-barang dan sisa obat kepada
keluarga pasien.
UNIT TERKAIT  Instalasi Rawat Inap
 Instalasi Rekam Medik
 Instalasi Farmasi
 Bagian Kasir

VISITE DOKTER

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
03.03.076
1 1/1

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PENGERTIAN Kunjungan dokter ke ruangan untuk melakukan pemeriksaan
kesehatan pada pasien

TUJUAN 1. Meningkatkan pemberian pelayanan kesehatan.


2. Meningkatkan koordinasi dalam pemberian palayanan
kesehatan.
3. Meningkatkan keseimbangan pemberian pelayanan kesehatan

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat
Inap
PROSEDUR 1. Ketua tim menyiapkan data-data yang diperlukan.
2. Ketua tim memberikan informasi mengenai kemajuan dan
masalah pasien, tindakan yang dilakukan dan hasilnya kepada
dokter.
3. Ketua tim mendampingi dokter saat melakukan pemeriksaan
dan meminta dokter memberikan masukan terhadap hasil
pemeriksaan.
4. Ketua tim mendiskusikan rencana tindak lanjut untuk pasien.
5. Ketua tim mencatatkan hasil pemeriksaan dokter dan rencana
tindak lanjut kedalam catatan keperawatan.
6. Dokter mencatat rencana tindak lanjut pengobatan di rekam
medis.

UNIT TERKAIT  Instalasi Rekam Medis

PENANGANAN PELANGGARAN ETIK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.077 1 1/2
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PENGERTIAN Suatu tindakan untuk menangani pelanggaran etik keperawatan
yang menyangkut profesi keperawatan.

TUJUAN Memelihara dan meningkatkan profesionalisme tenaga


keperawatan

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat
Inap

PROSEDUR 1. Kepala Ruang mendapat laporan tentang pelanggaran etik


yang dilakukan oleh perawat.
2. Kepala Ruang melakukan klarifikasi tentang pelanggaran
etik yang dilakukan kepada pelapor dan terlapor.
3. Kepala Ruang melanjutkan laporan tentang pelanggaran etik
kepada kepala Seksi pengembangan mutu askep dan etik
keperawatan
4. Kepala Bidang Pelayanan Keperawatan menangani masalah
etik sesuai kewenangan.
5. Kepala Bidang Pelayanan Keperawatan bisa langsung
dilakukan pembinaan/sanksi, atau permasalahan dibahas
pada Tim Etik Keperawatan apabila masalah etik tersebut
perlu pembinaan lebih lanjut maka Kepala Bidang Pelayanan
Keperawatan membahas masalah etik tersebut bersama Tim
Etik Keperawatan.
6. Hasil keputusan Tim Etik Keperawatan dikembalikan ke
Kepala Bagian Keperawatan untuk ditindak lanjuti dengan
dilakukan pembinaan atau dan diberikan sanksi.
7. Masing-masing peringatan mempunyai masa berlaku 6
(enam) bulan, apabila ternyata yang bersangkutan masih
melakukan pelanggaran, maka Kepala bidang Keperawatan
dapat melanjutkan kasus ini ke Direktur.
8. Pada kasus-kasus yang berat, pelanggaran Etik Keperawatan
dilanjutkan ke Direktur, untuk dibahas atau tidak pada
tingkat Tim Etik Rumah Sakit

PENANGANAN PELANGGARAN ETIK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.077 1 2/2
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PROSEDUR 9. Kepala Ruang mendapat laporan tentang pelanggaran etik
yang dilakukan oleh perawat.
10. Kepala Ruang melakukan klarifikasi tentang pelanggaran
etik yang dilakukan kepada pelapor dan terlapor.
11. Kepala Ruang melanjutkan laporan tentang pelanggaran etik
kepada kepala Seksi pengembangan mutu askep dan etik
keperawatan
12. Kepala Bidang Pelayanan Keperawatan menangani masalah
etik sesuai kewenangan.
13. Kepala Bidang Pelayanan Keperawatan bisa langsung
dilakukan pembinaan/sanksi, atau permasalahan dibahas
pada Tim Etik Keperawatan apabila masalah etik tersebut
perlu pembinaan lebih lanjut maka Kepala Bidang Pelayanan
Keperawatan membahas masalah etik tersebut bersama Tim
Etik Keperawatan.
14. Hasil keputusan Tim Etik Keperawatan dikembalikan ke
Kepala Bagian Keperawatan untuk ditindak lanjuti dengan
dilakukan pembinaan atau dan diberikan sanksi.
15. Masing-masing peringatan mempunyai masa berlaku 6
(enam) bulan, apabila ternyata yang bersangkutan masih
melakukan pelanggaran, maka Kepala bidang Keperawatan
dapat melanjutkan kasus ini ke Direktur.
16. Pada kasus-kasus yang berat, pelanggaran Etik Keperawatan
dilanjutkan ke Direktur, untuk dibahas atau tidak pada
tingkat Tim Etik Rumah Sakit Direktur Utama

UNIT TERKAIT  Direktur Utama


 Bidang Pelayanan Keperawatan
 Komite Keperawatan
 Tim Etik Keperawatan dan Tim Etik Rumah Sakit

MENGGUNAKAN LOG BOOK


TINDAKAN KEPERAWATAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.078 0 1/2
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PENGERTIAN Log Book adalah buku yang digunakan oleh setiap tenaga
keperawatan untuk mencatat tiap tindakan keperawatan yang
dilakukan dalam pemberian asuhan keperawatan yang dilengkapi
dengan pengesahan dari petugas yang ditunjuk.

TUJUAN Sebagai acuan bagi tenaga Keperawatan untuk mengunakan log


book

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor / /RSJD/2017
Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

PROSEDUR 1. Petugas yang mempunyai kewenangan untuk mengisi log book


adalah:
a. Ka Unit Terkait
b. Ketua Tim (Ketua Tim yang menjadi supervisor yaitu
Perawat Klinik (PK) yang lebih tinggi atau sama
jenjangnya dengan perawat yang disupervisi)
c. Penanggung jawab/PJ shift (PJ shift yang menjadi
supervisor adalah PJ shift dengan jenjang karir PK III)
2. Setiap tenaga keperawatan harus memiliki log book
3. Log book mulai digunakan ketika tenaga keperawatan
ditugaskan untuk memberikan asuhan keperawatan (setelah
training sebagai perawat baru).
4. Log book harus selalu dibawa saat bertugas, karena pengisian
log book harus dilakukan pada hari yang sama dengan
pelaksanaan asuhan keperawatan
5. Nama : diisi nama dari perawat terkait
6. Unit diisi dengan nama unit tempat perawat bertugas
7. Tandatangan supervisor diisi tandatangan supervisor yang
mengisi log book jika kompetensi yang dilakukan dinilai
kompeten, maka supervisor melingkari huruf “K”, yang artinya
kompeten.
Log book dengan kompetensi yang sudah dilakukan sejumlah
10 kali dengan kriteria “K” (kompeten) dan ditandatangani
supervisor, dapat digunakan sebagai salah satu syarat dalam
pengajuan kredensial, pengajuan dilakukan ke Bidang
Pelayanan Keperawatan.

MENGGUNAKAN LOG BOOK


TINDAKAN KEPERAWATAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.078 0 2/2
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR 8. Sub Komite Kredensial Melakukan verifikasi persyaratan


kredensial, meliputi :
a. Ijazah
b. STR (Surat Tanda Registrasi)
c. Sertifikat Uji Kompetensi
d. Log book yang berisi uraian capaian kinerja
e. Sertifikat pelatihan yang dimiliki

UNIT TERKAIT  Instalasi Gawat Darurat


 Instalasi Rawat Jalan
 Bidang Pelayanan Keperawatan
 Komite Keperawatan

MENYUSUN JADWAL DINAS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.079 1 1/1

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PENGERTIAN Proses pengaturan tugas jaga tenaga keperawatan di ruangan.

TUJUAN Perawat mengetahui dan mempersiapkan dirinya untuk melakukan


dinas

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap
PROSEDUR 1. Sebelum menyusun jadwal dinas Kepala ruangan
mempertimbangkan masukan staf keperawatan tentang cuti,
libur, dinas pagi, sore, malam dan hari libur.
2. Jadwal dinas disusun sesuai dengan metode penugasan yang
berlakukan di ruangan.
3. Jadwal dinas keperawatan ditandatangani oleh kepala ruangan
dan diparaf oleh Kasi Pengembangan SDM, Sarana dan
Evaluasi Pelayanan lalu ditandatangani Kabid Pelayanan
Keperawatan distempel / cap Rumah Sakit .
4. Jadwal dinas yang sudah disusun ditempatkan pada tempat
yang dapat diketahui dengan mudah oleh tenaga keperawatan
dan dapat dijadikan acuan dinas.
5. Jadwal dinas yang sudah tersusun lengkap, wajib dikirimkan
copynya ke Bidang Pelayanan Keperawatan
6. Daftar dinas evaluasi setiap 2 (tiga) bulan sekali (Form
terlampir).

UNIT TERKAIT  Bidang Pelayanan Keperawatan


 Instalasi Gawat Darurat

PERENCANAAN PULANG (DISHARGE PLANNING)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.080 1 1/2
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ
NIP.19591220 198910 1 001
PENGERTIAN Persiapan untuk memindahkan pasien dari tingkat perawatan satu
ke tingkat perawatan lain maupun di luar lembaga perawatan
kesehatan saat ini
TUJUAN Persiapan untuk memindahkan pasien dari tingkat perawatan satu
ke tingkat perawatan lain maupun di luar lembaga perawatan
kesehatan saat ini
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap
PROSEDUR 1. Bantu pasien/keluarga/orang terdekat lainnya untuk
mempersiapkan pulang ( cuti, sembuh, pulang paksa, dan
meninggal
a. Jika pasien pulang cuti mengajukan permohonan cuti
dengan mengisi formulir permohonan cuti pasien, dokter
yang merawatnya memberikan izin tercatat dalam rekam
medis, kemudian penanggung jawab pasien
menyelesaikan administrasi keuangan sampai
dilaksanakan cuti (selama cuti biaya perawatan
dihitungkan), pasien dibekali obat dan dokter ruangan
serta perawat tidak bertanggung jawab terhadap segala
sesuatu yang berhubungan dengan pasien cuti
b. Jika pasien pulang sembuh perawat mendampingi pihak
keluarga untuk menyiapkan administrasi pulang. Semua
form (disharge planning dan resume) harus diisi secara
lengkap oleh dokter, surat pulang yang ditanda tangan
oleh dokter dan keluarga. Dokter yang merawat atau
dokter jaga memberikan obatnya sesuai dengan jaminan.
Perawat menyerahkan barang-barang dan sisa obat kepada
penanggung jawab pasien, kemudian dokumen rekam
medik pasien dikembalikan ke Rekam Medis.
c. Jika pasien pulang paksa ; keluarga pasien mengisi dan
menandatangani surat penyataan pasien pulang atas
permintaan sendiri yang diketahui dan ditandatangani oleh
dokter yang merawat/dokter jaga, kepala ruangan/perawat
jaga, dan keluarga mengurus administrasi keuangan yang
didampingi perawat. Dokter yang merawat atau dokter
jaga memberikan obatnya sesuai dengan jaminan. Perawat
menyerahkan barang-barang dan sisa obat kepada
penanggung jawab pasien, kemudian dokumen rekam
medik pasien dikembalikan ke Rekam Medis.

PERENCANAAN PULANG (DISHARGE PLANNING)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.080 1 2/2
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ
NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR d. Jika pasien pulang meninggal ; keluarga pasien


diberitahu, jenazah dibersihkan, dirapikan sesuai
kebutuhan dan ditutup rapi dengan kain penutup.
e. Formulir kematian dan catatan laporan diisi lengkap dan
ditandatangani oleh. dokter dan penanggung jawab.
Kemudian jenazah diserahkan kepada keluarga.
2. Jika pasien pulang sembuh, dan APS kolaborasikan dengan
dokter, pasien/keluarga/dan tim kesehatan lainnya dalam
merencanakan kelanjutan perawatan kesehatan.
3. Identifikasi pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
pasien dan caregiver utama setelah kepulangan
4. Identifikasi kebutuhan pasien mengenai pendidikan kesehatan
untuk perawatan setelah kepulangan
5. Bantu pasien/keluarga terkait dengan perencanaan lingkungan
yang mendukung perawatan pasien paska perawatan di rumah
sakit
6. Susun rencana evaluasi setelah kepulangan dengan tepat
7. Motivasi pasien untuk melakukan perawatan diri yang tepat
8. Atur pemberian dukungan kepada caregiver dengan tepat
9. Koordinasikan rujukan yang relevan kepada penyedi layanan
kesehatan dan semua catatan tentang pasien didokumentasikan
didalam rekam medis

UNIT TERKAIT  Instalasi Rekam Medis


 Instalasi Gawat Darurat

OROPHARINGEAL TUBE

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.081 0 1/2
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PENGERTIAN Suatu tindakan pemenuhan kebutuhan oksigen dengan


membebaskan jalan nafas melalui pemasangan oropharingeal tube
melalui rongga mulut ke dalam pharing

TUJUAN Membebaskan jalan nafas


Mencegah lidah jatuh atau melekat pada dinding posterior pharing
Memudahkan penghisapan lendir

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap
PROSEDUR PERALATAN
1. Oropharingeal tube sesuai kebutuhan
2. Kassa steril 2 buah
3. Plester dan gunting
4. Nierbekken
5. Spatel lidah
6. Handschoen

PELAKSANAAN
1. Cuci tangan
2. Ucapkan salam
3. Jelaskan tujuan tindakan
4. Nilai Keadaan umum pasien
5. Ukur tanda-tanda vital
6. Observasi pola pernafasan
7. Pasang handschoon
8. Buka mulut pasien, tahan lidah dengan menggunakan tongue
spatel.
9. Bersihkan mulut dengan kassa steril
10. Ukur panjang oropharingeal dari mulut ke mandibula
atau sesuai ukuran
11. Masukkan oropharing tube melalui rongga mulut dengan ujung
mengarah ke palatum, setelah masuk
dinding belakang pharing lalu putar oropharingeal tube 180º
sampai posisi ujung mengarah ke oropharing.
12. Lakukan fiksasi dipangkal oropharing tube dengan plester
tanpa menutup lubang oropharing tube.

OROPHARINGEAL TUBE

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.081 0 2/2
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR 13. Evaluasi respon pasien


14. Berikan posisi yang nyaman.
15. Rapikan pasien dan alat – alat
16. Buka handschoon
17. Cuci tangan.
18. Dokumentasi kegiatan di dalam rekam

CATATAN
1. Oropharingeal tube tidak boleh dipasang pada pasien sadar
2. Oropharingeal tube dipasang pada pasien yang tidak sadar atau
pada pasien dengan penurunan kesadaran.
3. Pada pasien yang dilakukan pemasangan oropharing tube harus
dilakukan oral hygiene
4. Ukuran oropharingeal : disesuaikan dengan mengukur panjang
oropharingeal dari mulut ke mandibula atau sesuai ukuran :
a. Kode 00 untuk bayi kecil/prematur
b. Kode 0 untuk bayi
c. No. 1 untuk anak usia 1-3 tahun
d. No. 2 untuk anak usia 3-8 tahun
e. No. 3 untuk usia 8 tahun
f. No. 4 dan 5 untuk dewasa

UNIT TERKAIT  Instalasi Gawat Darurat


 Instalasi Rekam Medis

PENANGANAN PASIEN MELARIKAN DIRI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.082 0 1/1
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
OPERASIONAL

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PENGERTIAN Kondisi pasien kabur dari ruang perawatan saat sedang dilakukan
perawatan

TUJUAN 1. Memberikan perawatan secara paripurna kepada pasien


2. Melindungi pasien dari resiko cedera

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap
PROSEDUR 1. Laporkan pasien melarikan diri ke petugas keamanan
2. Laporkan insiden pasien melarikan diri ke petugas supervisi
atau Kepala seksi pelayanan perawatan
3. Berkoordinasi dengan petugas keamanan dalam melakukan
pencarian ke lingkungan sekitar Rumah Sakit
4. Jika pasien tidak ditemukan, segera hubungi keluarga untuk
berkoordinasi dalam tindakan perawatan pasien selanjutnya
5. Jika pasien ditemukan, segera lakukan tindakan pengamanan

UNIT TERKAIT  Bidang Pelayanan Keperawatan


 Instalasi Rekam Medis
 Perawat supervisi
 Bagian Security

VISUM ET REPERTUM PSIKIATRIKUM

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.083 0 1/2
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
OPERASIONAL

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PENGERTIAN Visum et repertum psikiatrikum adalah laporan atau keterangan


medis tertulis atas permintaan dari penyidik kepolisian
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah agar proses visum et
repertum psikiatrikum berjalan dengan baik dan efektif
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

PROSEDUR 1. Petugas pengirim datang ke IGD atau rawat jalan


2. Petugas IGD atau poli rawat jalan menjelaskan syarat-syarat
visum et repertum psikiatrium kepada petugas pengirim
meliputi:
a. Surat permintaan pembuatan visum psikiatrikum
b. Melampirkan berita acara pemeriksaan dari
kepolisian/kejaksaan
c. Pasien diantar oleh petugas pejabat yang berwenang dan
keluarga
d. Surat perjanjian bersedia menunggu dari Instalasi
Pengirim (Kepolisian/Kejaksaan)
3. Apabila syarat-syarat belum lengkap, instansi pengirim
diminta melengkapi syarat-syarat yang diperlukan maksimal
2x24 jam.
4. Petugas IGD mengisi data pasien secara lengkap pada
dokumen rekam medis.
5. Dokter menulis di CPPT
6. Petugas IGD mengantar pasien dan dokumen rekam medik ke
ruang/bangsal visum.
7. Selama observasi dilakukan jika ada indikasi tertentu maka
selain ditunggu oleh pengirim juga didampingi oleh keluarga
untuk pengawasan dan keamanan
8. Pasien diperiksa dan diobservasi di Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Bangka Belitung selama-lamanya 14 hari dan dapat
diperpanjang 14 hari lagi bila pemeriksaan psikiatrik belum
selesai
9. Selama diobservasi di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung pasien tidak diberikan obat

VISUM ET REPERTUM PSIKIATRIKUM

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.083 0 2/2
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
OPERASIONAL

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR 10. Dokter melakukan observasi pada pagi hari, siang dan
malam harinya observasi dilakukan oleh perawat.
11. Saat mengobservasi, dokter dan perawat mencatat hasil
observasi pada formulir hasil observasi
12. Setelah proses pemeriksaan dan observasi psikiatrik selesai,
pasien harus diambil oleh instansi pemohon
13. Hasil visum harus diserahkan kepada instansi pemohon
paling lambat 7 hari setelah pemeriksaan dan observasi
psikiatrik selesai.
14. Hasil pemeriksaan, hasil observasi, dan surat keterangan
hasil visum dilampirkan pada dokumen rekam medis.
15. Untuk pembiayaan selama observasi akan dibebankan
kepada pihak pengirim atau keluarga

UNIT TERKAIT  Instalasi Gawat Darurat


 Bidang Pelayanan Keperawatan
 Instalasi Rekam Medis
 Bagian Security
 Tim visum

PEMANTAUAN MENGGUNAKAN CCTV


DI RAWAT INAP

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.084 0 1/1
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PENGERTIAN Memantau pasien menggunakan CCTV ( Closed Circuit


Television)

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menggunakan


CCTV secara efektif

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

PROSEDUR 1. Perawat memastikan kamera CCTV dalam kondisi baik dan


dapat digunakan
2. Perawat melihat CCTV dalam memantau pasien
3. Perawat boleh tidak melihat CCTV dalam waktu jeda 10 menit
4. Perawat setelah jeda 10 menit wajib untuk kembali melihat
CCTV
5. Perawat jika lewat CCTV melihat sesuatu yang perlu tindakan
perawat, segera menuju ke kamar pasien
6. Perawat setelah dari kamar pasien untuk kembali memantau
lewat CCTV
7. Perawat melaporkan evalasi tiap triwulan tentang kondisi fisik
CCTV ke bagian sarana prasarana bidang keperawatan. Jika
suatu waktu perawat melihat ada masalah indikasi kerusakan
kamera CCTV, juga segera membuat laporan.
8. Perawat tidak diperbolehkan melakukan operan dinas dan
ronde keperawatan hanya lewat CCTV, namun wajib
berkeliling ke tiap kamar pasien.

UNIT TERKAIT  Bagian Logistik

SUPERVISI STAF

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.085 0 1/1
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PENGERTIAN Proses pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan untuk
memastikan apakah kegiatan tersebut berjalan sesuai tujuan
organisasi dan standar yang telah ditetapkan

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan


kegiatan supervisi

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

PROSEDUR 1. Supervisor melakukan supervisi sesuai jadwal yang sudah


ditetapkan
2. Supervisor menekankan pentingnya setiap staf bagi organisasi
ruangan
3. Supervisor mengakui keahlian staf di dalam ruangan
4. Supervisor mendorong komunikasi terbuka dalam
melaksanakan supervisi
5. Supervisor memberi tahu kepada staf tentang metode evaluasi
yang digunakan
2. Supervisor membagi informasi mengenai organisasi dan
rencana masa depan
3. Supervisor mendengarkan kekhawatiran dan saran staf
4. Supervisor memberikan pembinaan dan dorongan motivasi
5. Supervisor memberikan penguatan bagi kinerja yang baik
secara verbal
6. Supervisor mencari saran yang sesuai dari staf
7. Supervisor mendokumentasikan kekuatan dan kelemahan staf
8. Supervisor mencari umpan balik dari pasien mengenai
perawatan yang diberikan
9. Supervisor mendokumentasikan evaluasi dari kegiatan
supervisi
10. Supervisor bersama staf mendiskusikan hasil evaluasi

UNIT TERKAIT  Instalasi rawat inap


 Instalasi Gawat Darurat

MENGHITUNG SIRS (SUICIDAL INTENTION RATING


SCALE)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.086 0 1/1
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
OPERASIONAL

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PENGERTIAN SIRS (Suicidal Intention Rating Scale) adalah cara menghitung
skala dari gejala bunuh diri yang dialami pasien

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menghitung


SIRS

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

PROSEDUR 1. Bina hubungan saling percaya dengan pasien dan keluarga


2. Perawat melakukan pengkajian keperawatan
3. Perawat menentukan jenis bunuh diri :
a. Ancaman Bunuh Diri (Suicide Threats)
b. Percobaan Bunuh Diri (Suicide Attempts)
c. Completed Suicide
4. Perawat menghitung skor SIRS:
a. Skor 0 : Tidak ada ide bunuh diri yang lalu dan sekarang
b. Skor 1 : Ada ide bunuh diri, tidak ada percobaan bunuh
diri, tidak mengancam bunuh diri
c. Skor 2 : Memikirkan bunuh diri dengan aktif, tidak ada
percobaan bunuh diri
d. Skor 3 : Mengancam bunuh diri misalnya : tinggalkan
saya sendiri atau saya bunuh diri
e. Skor 4 : Aktif mencoba bunuh diri
5. Perawat mencatat hasil skor di lembar pengkajian rekam
medis.

UNIT TERKAIT  Instalasi Gawat Darurat


 Instalasi Rawat Jalan
 Instalasi Rekam Medis

PERAWATAN DEKUBITUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.087 0 1/2
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
OPERASIONAL

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PENGERTIAN Menjaga integritas jaringan kulit dari kondisi yang patologis
seperti kerusakan dan kematian kulit.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langak untuk membersihkan


luka dari benda asing

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap
PROSEDUR PERALATAN :
1. Alat pelindung diri (handscoon dan masker)
2. Sampiran
3. Kapas alcohol
4. Tempat sampah
5. Kantong plastik
6. Penggaris milimeter disposible
7. Bedah minor set
8. Cairan NaCl
9. Kassa steril
10. Cutimed sorbad
11. Plester
12. Hipafix

PELAKSANAAN :
1. Jelaskan prosedur pada klien
2. Tutup ruangan atau pasang sampiran
3. Cuci tangan
4. Pakai handscoon bersih
5. Buka balutan dengan menggunakan kapas alcohol dan buang
pada tempat sampah atau kantong plastik yang telah disediakan
6. Observasi luka, ukur panjang,lebar dan kedalaman luka
dengan menggunakan Penggaris Millimeter disposable.
7. Kemudian lihat juga keadaan luka, warna luka, warna sekitar
tepi luka, derajat luka dan ada cairan atau tidak.
8. Catat semua hasil observasi
9. Buka set steril
10. Kasa digulungkan keujung pinset chirurgi kemudian tangan
yang satu memegang pinset anatomi
11. Bersihkan luka dengan menggunakan kasa steril yang telah
diberi NaCl 0,9 % dengan cara dari dalam keluar (pergerakan
melingkar) sambil memencet luka untuk mengeluarkan eksudat

PERAWATAN DEKUBITUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.087 0 2/2
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
OPERASIONAL

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PROSEDUR 12. Kasa hanya dipakai satu kali dan diganti lagi
13. Ulangi pembersihan sampai semua luka bersih dan cairan
eksudat keluar
14. Buang handscoon bersih
15. Pakai handscoon steril Pakai cutimed sorbad untuk luka yang
banyak mengandung eksudat
16. Balut luka dengan menggunakan kasa steril. Jika luka masih
basah atau banyak mengeluarkan cairan maka balut luka
dengan kasa sampai 7 lapisan. Dan jika luka sudah mulai
kering maka 3 lapis kasa saja.
17. Fiksasi dengan menggunakan plester atau hipafix
18. Buang handscoon dan kasa ditepat yang telah disediakan
19. Bantu pasien dalam pemberian posisi yang nyaman
20. Angkat peralatan dan kantong plastic yang berisi balutan dan
handscoon kotor.
21. Bersihkan alat dan buang sampah dengan baik
22. Cuci tangan

UNIT TERKAIT  Instalasi Gawat Darurat


 Instalasi Rekam Medis

DELEGASI TUGAS KEPALA RUANG KE KETUA TIM

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.088 1 1/1
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PENGERTIAN Pengalihan kewajiban untuk melakukan tindakan perawatan pasien
dengan tetap memperhatikan tanggungjawab terhadap tujuan
perawatan

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mendelegasikan


tugas kepala ruang

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap
PROSEDUR 1. Kepala Ruang yang berhalangan dalam melaksanakan tugas
melaporkan ke Kepala Seksi paling lama 2 hari sebelum hari
pelaksanaan delegasi tugas.
2. Kepala Seksi menunjuk salah satu ketua tim untuk mengganti
tugas Kepala Ruang dengan disertai pengisian Surat
Pelimpahan Tugas (SPT).
3. Kepala Seksi, Kepala Ruang dan Ketua Tim yang ditunjuk
untuk menandatangani SPT yang berisi uraian tugas yang
didelegasikan
4. Kepala Seksi memantau pelaksanaan delegasi tugas yang
dilakukan oleh Ketua Tim di ruangan
5. Ketua Tim yang menggantikan Kepala Ruang dalam
menghadapi kesulitan melakukan kosultasi ke Kepala Seksi
6. Ketua Tim setelah selesai melaksanakan delegasi tugas,
melakukan serah terima tugas yang sudah dilaksanakan ke
Kepala Ruang dan hasilnya.

UNIT TERKAIT  Bidang Pelayanan Keperawatan

PELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.089 1 1/2
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PENGERTIAN Laporan yang dibuat setiap kejadian yang tidak diharapkan (KTD)
atau kejadian nyaris cedera (KNC) atau kejadian tidak cedera
(KTC) atau sentinel yang terjadi pada pasien.
TUJUAN 1. Menurunnya insiden keselamatan pasien (KTD, KNC, KTC,
dan KPC)
2. Meningkatnya mutu pelayanan dan keselamatan pasien
3. Terlaksananya sistem pelaporan dan pencatatan insiden
keselamatan pasien
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

PROSEDUR INTERNAL
1. Tindaklanjuti (dicegah/ditangani) jika terjadi suatu insiden
(KNC/KTD/KTC/KPC) di rumah sakit
2. Buat laporan insidennya dengan mengisi Formulir Laporan
Insiden pada akhir jam kerja/shift kepada atasan langsung
(Supervisor/ Kepala bagian paling lambat 2x24 jam)
3. Atasan langsung akan memeriksa laporan dan melakukan
grading risiko terhadap insiden yang dilaporkan
4. Hasil grading akan menentukan bentuk investigasi dan analisa
yang akan dilakukan sebagai berikut :
a. Grade biru : Investigasi sederhana oleh atasan
langsung, waktu maksimal 1 minggu
b. Grade hijau : Investigasi sederhana oleh atasan
langsung waktu maksimal 2 minggu
c. Grade kuning : Investigasi komprehensif/Analisis akar
masalah/RCA oleh Tim KP di RS, waktu maksimal 45
hari
d. Grade merah : Investigasi komprehensif/Analisis akar
masalah/RCA oleh Tim di RS, waktu maksimal 45 hari.
5. Laporan hasil investigasi dan laporan insiden dilaporkan ke
Tim KP di RS
6. Tim KP di RS menganalisa kembali hasil investigasi dan
laporan insiden untuk menentukan apakah perlu dilakukan
Investigasi Lanjutan (RCA) dengan melakukan regarding
7. Untuk Grade kuning/merah, tim KP di RS akan melakukan
Analisis Akar Masalah (RCA)
Tim KP di RS, akan membuat laporan dan rekomendasi untuk
perbaikan serta pembelajaran berupa petunjuk untuk mencegah
kejadian yang sama terulang kembali

PELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.089 1 2/2
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PROSEDUR 8. Hasil RCA, rekomendasi dan rencana kerja dilaporkan kepada
direktur Rekomendasi untuk perbaikan diberikan umpan balik
kepada unit kerja terkait serta sosialisasi kepada seluruh unit di
Rumah sakit
9. Unit kerja membuat analisa kejadian di satuan kerjanya masing-
masing
10. Monitoring dan Evaluasi Perbaikan oleh Tim KP di RS

EKSTERNAL
Laporan hasil investigasi sederhana/analisis akar masalah/RCA
yang terjadi pada pasien dan telah mendapatkan rekomendasi dan
solusi oleh Tim KP di RS (internal)/ Pimpinan RS dikirimkan ke
KKPRS dengan melakukan entry data melalui website resmi
KKPRS: www.bu.depkes.go.id

UNIT TERKAIT  Instalasi Rawat Jalan


 Instalasi Pelayanan RSJD
 Komite KPRS
 Bidang Pelayanan Medik
 Bidang Pelayanan Keperawatan
 Instalasi Farmasi
 Instalasi Rekam medis

IDENTIFIKASI PASIEN PSIKIATRI

No. Revisi Halaman


No. Dokumen
03.03.090 1 1/1
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
OPERASIONAL

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PENGERTIAN Merupakan tindakan yang dilakukan petugas dalam rangka
menjamin kebenaran identitas pasien sebelum dilakukan tindakan
medis, pemberian obat, pengambilan sampel darah dan produk
darah pada pasien gangguan jiwa.

TUJUAN Sebagai acuan untuk menjamin identitas pasien dengan benar


sebelum dilakukan tindakan medis, pemberian obat dan
pengambilan sampel darah

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor / /RSJD/2017
Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap
PROSEDUR 1. Petugas mengucapkan salam dan memperkenalkan diri kepada
pasien dan keluarga (“Selamat... Bapak/Ibu perkenalkan
Saya.....Dokter/perawat/petugas bagian......”)
2. Petugas menanyakan nama lengkap dan tanggal lahir kepada
pasien (“Bapak/Ibu nama lengkapnya siapa? Kapan tanggal lahir
Anda?”)
3. Petugas mencocokkan wajah pasien, nama pasien, tanggal lahir,
dan nomor rekam medis pasien dengan foto dan data pasien
yang ada di lembar identitas pasien di rekam medik atau lembar
pemberian obat.

UNIT TERKAIT  Instalasi Rekam Medis


 Instalasi Gawat Darurat
 Instalasi Rawat Jalan

PEMASANGAN GELANG IDENTITAS PASIEN

No. Revisi Halaman


No. Dokumen
03.03.091 1 1/2
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
OPERASIONAL

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PENGERTIAN Proses kegiatan identifikasi dengan memasang gelang identifikasi
pada pasien non psikiatri pada pergelangan tangan yang tercantum
nama, tanggal lahir, dan nomor rekam medis
TUJUAN Memastikan identifikasi pasien dengan benar selama pasien
dirawat di RS Jiwa Provinsi Kep. Bangka Belitung
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap
PROSEDUR 1. Cuci tangan
2. Siapkan gelang identifikasi pasien sesuai jenis kelamin
3. Isi label gelang dengan identitas pasien (nama, tempat tanggal
lahir, dan nomor rekam medis) sesuai berkas rekam medis
pasien
4. Ucapkan salam
“Selamat pagi/siang/sore/malam, Bapak/Ibu”
5. Sebut nama dan unit kerja anda
“Saya...(nama), dari unit kerja....(sebutkan)”
6. Jelaskan nama dan tujuan pemasangan gelang identifikasi
kepada pasien atau keluarga.
“ Bapak/Ibu, sesuai peraturan keselamatan pasien, Saya akan
memasang gelang identifikasi ini pada pergelangan tangan
Bapak/Ibu. Tujuannya adalah untuk memastikan identitas
Bapak/Ibu dengan benar dalam mendapatkan pelayanan dan
pengobatan selama di rumah sakit ini
. Setelah Bapak/Ibu berada di ruang rawat inap, staf kami
akan selalu melakukan komfirmasi identitas dengan meminta
Bapak/Ibu menyebutkan nama dan tanggal lahir Bapak/Ibu
untuk dicocokkan dengan data pada gelang identifikasi.
Prosedur konfirmasi tersebut akan selalu dilaksanakan pada
saat pemberian obat, pemberian transfusi darah, pengambilan
sampel untuk pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan
radiologi dan bila akan dilakukan tindakan kedokteran.”

PEMASANGAN GELANG IDENTITAS PASIEN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.091 1 2/2
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PROSEDUR 7. Lakukan verifikasi untuk mengetahui bahwa pasien dan atau
keluarga paham atas informasi tersebut.
8. Lakukan verifikasi identitas pasien dengan menanyakan nama,
tanggal lahir dengan pertanyaan terbuka dan mencocokannya
dengan identitas yang ada di gelang.
“Ibu/Bapak namanya siapa? “Tanggal berapa ibu/bapak
lahir?”
9. Tanyakan kesiapan pasien untuk dipasangkan gelang.
10. Pasangkan gelang identifikasi pada pergelangan tangan pasien
(sesuai dengan kondisi).
11. Informasikan kepada pasien dan atau keluarga bahwa gelang
identifikasi ini harus selalu dipakai hingga pasien
diperbolehkan pulang.
12. Cuci tangan
13. Dokumentasi

UNIT TERKAIT  Instalasi Gawat Darurat


 Instalasi Rekam medis

PEMASANGAN PENANDA PASIEN RISIKO JATUH

No. Revisi Halaman


No. Dokumen
03.03.092 1 1/2
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
OPERASIONAL

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PENGERTIAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memasangkan
penanda risiko jatuh pada pasien dengan hasil asesmen berisiko
jatuh.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memasangkan
penanda risiko jatuh pada pasien dengan hasil asesmen berisiko
jatuh.

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

PROSEDUR 1. Siapkan gelang identitas penanda jatuh (gelang berwarna


kuning) untuk pasien non psikiatri dan baju berstiker risiko
jatuh untuk pasien psikiatri.
2. Isi tabel gelang dengan identitas pasien dan tingkat risiko jatuh
(nama, umur, nomor Rekam Medis dan tingkat risiko jatuh)
sesuai berkas Rekam Medis Pasien.
3. Perawat cuci tangan.
4. Ucapkan salam (“Selamat ..... Bapak/Ibu..”)
5. Perkenalkan diri dan jelaskan tindakan yang akan dilakukan
(“Perkenalkan saya....., Saya perawat yang akan memasangkan
gelang penanda risiko jatuh pada Bapak/Ibu”)
6. Minta pasien/keluarga pasien menyebutkan nama dan tanggal
lahir kemudian mencocokkan wajah pasien dengan foto di
rekam medik untuk pasien gangguan jiwa.
7. Jelaskan tujuan tindakan pemasangan gelang untuk pasien non
jiwa dan pemasangan baju dengan tanda risiko untuk pasien
jiwa (“tujuan dipasang gelang warna merah atau baju dengan
tanda risiko untuk memudahkan petugas mencegah dan
mengawasi kemungkinan resiko jatuh”)
8. Tanyakan kesiapan pasien (“bagaimana Bapak/ibu apakah
sebelumnya ada yang ditanyakan”)
9. Pasang gelang warna kuning pada pergelangan pasien untuk
pasien non psikiatri dan pakaikan baju risiko pada pasien
psikiatri.

PEMASANGAN PENANDA PASIEN RISIKO JATUH

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.092 1 2/2
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PROSEDUR 10. Ucapkan salam (“selamat...Bapak/Ibu..”)
11. Perawat cuci tangan
12. Dokumentasikan

Hal yang perlu diperhatikan:


Pasang klip penanda risiko (warna kuning) pada lembar identitas
pasien di rekam medis pasien.

UNIT TERKAIT  Instalasi Gawat Darurat


 Instalasi Rekam medis

PEMASANGAN PENANDA RIWAYAT ALERGI

No. Revisi Halaman


No. Dokumen
03.03.093 1 1/2
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
OPERASIONAL

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PENGERTIAN Proses penandaan pada pasien riwayat alergi untuk mencegah
pasien terpapar allergen pada saat mendapatkan pelayanan di RS
Jiwa Daerah Provinsi Kep. Bangka Belitung

TUJUAN 1. Memudahkan identifikasi pasien yang mempunyai riwayat


alergi
2. Memberikan tindakan pencegahan agar pasien tidak mendapat
paparan alergen ulang saat mendapat pelayanan di rumah sakit

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

PROSEDUR 1. Cuci tangan


2. Ucapkan salam (“ Selamat.....Bapak/Ibu..”)
3. Pekenalkan diri (“Perkenalkan Saya...., Saya adalah
Dokter/Perawat/Analis/dll yang akan ..........”)
4. Minta pasien/keluarga pasien menyebutkan nama dan tanggal
lahir kemudian mencocokan dengan gelang identitas (untuk
pasien non psikiatri) atau mencocokan wajah pasien dengan foto
dan identitas pada lembar identitas di rekam medis pasien
(untuk pasien psikiatri).
5. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan pemasangan gelang
untuk pasien non jiwa dan pemasangan baju dengan tanda alergi
untuk pasien gangguan jiwa (“tujuan dipasang gelang warna
merah atau baju dengan tanda alergi untuk memudahkan
petugas agar pasien tidak diberikan obat atau makanan yang
pernah menyebabkan alergi pada Bapak/Ibu”)
6. Tanyakan kesiapan pasien (“Bagaimana Bapak/Ibu apakah
sebelumnya ada yang ditanyakan”)
7. Petugas memasang gelang warna merah pada pergelangan
pasien (untuk pasien non psikiatri) atau memakaikan baju yang
sudah diberi stiker merah di sebelah dada (pada pasien psikiatri)
8. Ucapkan salam (“ Selamat ..... Bapak/Ibu/..”)
9. Cuci tangan

PEMASANGAN PENANDA RIWAYAT ALERGI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.093 1 2/2
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
OPERASIONAL

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PROSEDUR 10. Pasang klip penanda alergi (warna merah) pada lembar
identitas pasien di rekam medis pasien
11. Dokumentasikan

UNIT TERKAIT  Instalasi Gawat Darurat


 Instalasi Rekam medis

TEKNIS PENGAMBILAN FOTO PASIEN


UNTUK IDENTIFIKASI

No. Revisi Halaman


No. Dokumen
03.03.094 1 1/1
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
OPERASIONAL

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PENGERTIAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah tindakan pengambilan
foto sebagai alat identifikasi pasien dengan alat kamera pada
pasien gangguan jiwa yang akan mendapatkan pelayanan rawat
inap.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah tindakan pengambilan


foto sebagai alat identifikasi pasien dengan alat kamera pada
pasien gangguan jiwa yang akan mendapatkan pelayanan rawat
inap.

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap
PROSEDUR 1. Petugas pendaftaran melakukan cuci tangan sebelum kontak
dengan pasien
2. Petugas pendaftaran meminta bantuan kepada perawat jika
mendapat kesulitan menenangkan pasien
3. Petugas pendaftaran memastikan pasien yang akan difoto benar
dengan mengonfirmasi kepada pasien dan/atau keluarga atau
perawat yang mengetahui identitas
4. Petugas pendaftaran mengucapkan salam : “ Selamat
pagi/siang/malam Pak/Bu, nama Saya ..... , petugas yang akan
mengambil foto Bapak/Ibu untuk proses identifikasi”.
5. Petugas pendaftaran melakukan pemotretan pasien tampak
depan (wajah)
6. Petugas pendaftaran melakukan cuci tangan sebelum kontak
dengan pasien
7. Petugas pendaftaran meminta bantuan kepada perawat jika
mendapat kesulitan menenangkan pasien
8. Petugas pendaftaran memastikan pasien yang akan difoto benar
dengan mengonfirmasi kepada pasien dan/atau keluarga atau
perawat yang mengetahui identitas

UNIT TERKAIT  Instalasi Gawat Darurat


 Instalasi Rawat Jalan
 Instalasi Rekam medis

PELAPORAN PASIEN DENGAN TEHNIK SBAR

No. Revisi Halaman


No. Dokumen
03.03.095 1 1/1
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
OPERASIONAL

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PENGERTIAN SBAR merupakan suatu teknik komunikasi yang dipergunakan
dalam melakukan identifikasi terhadap pasien sehingga mampu
meningkatkan kemampuan komunikasi antara perawat dan dokter
dan tenaga lainnya. Dengan komunikasi SBAR ini maka perawat
dapat memberikan laporan mengenai kondisi pasien lebih
informatif dan terstruktur.

TUJUAN Meningkatkan komunikasi yang efektif di lingkungan Rumah


Sakit dilakukan laporan atau operan pasien yang jelas dan terarah

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

PROSEDUR 1. Petugas melaporkan situasi pasien dengan identitas yang jelas,


permasalahan yang akan disampaikan (contoh: pasien Ny A
umur 34 Tahun, pasien dari dr ….. mengalami jatuh dirungan
sehingga mengalami luka robek. A (Situation)
2. Petugas melaporkan latar belakang pasien dengan jelas
(penyakit, alergi dan faktor psikososial) contoh: Pasien HBs
Agpositif, pasien tidak lancar berbahasa Indonesia. (B
(Background)
3. Petugas melaporkan pasien berdasarkan penilaian yang
dinilainya yang dianggap sebagai suatu masalah. (contoh:
Tekanandarah 90/80 mmHg, kemungkinan mengalami atonia
uteri). A (Assesment)
4. Petugas melaporkan pasien dan mengutarakan rekomendasi
untuk penyelesaian masalah tersebut (proaktif memberikan
saran dan masukan). Bisakan dokter dating segera?
Kemungkinan pasien mengalami trauma fisik. R
(Recommendation).

UNIT TERKAIT  Instalasi Gawat Darurat (IGD)


 Instalasi Rekam Medis

INFORMASI PASIEN RAWAT INAP

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.096 1 1/1
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PENGERTIAN Informasi pasien adalah keterangan yang perlu disampaikan oleh
petugas kesehatan (dokter dan perawat dan petugas kesehatan lain
terkait) kepada pasien dan keluarganya yang dapat mencerminkan
profesionalisme dalam pelayanan kesehatan dengan
mengoptimalkan peran dan fungsi tenaga kesehatan.

TUJUAN Tenaga kesehatan dapat memberikan informasi kepada pasien dan


keluarga dengan tujuan memberikan kenyamanan kepada pasien
meminimalkan complain, sebagai alat komunikasi efektif, sebagai
bukti pemberian pelayanan kesehatan yang komprehensil serta
sebagai aspek legal.

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

PROSEDUR 1. Terima pasien masuk dan menempatkan pasien sesuai ketentuan


yang berlaku di RSJD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
2. Perkenalkan diri.
3. Berikan orientasi pasien dan keluarga yang akan masuk
perawatan untuk melihat fasilitas.
4. Informasikan fasilitas ruang perawatan, dokter dan perawat yang
merawat, hak dan kewajiban pasien, peraturan dan tata tertib
ruang perawatan.
5. Laksanakan pengkajian fisik dan pemeriksaan penunjang,
menyusun perencanaan dan membuat catatan perkembangan
pasien, konsultasi dokter, dan rancana pulang perawatan.
6. Edukasi kesehatan berhubungan dengan perawatan pasien.
7. Kebijakan rumah sakit berhubungan dengan hak pasien pulang
atas permintaan pasien / keluarga (pulang paksa), cuti pasien
dengan syarat dan kriteria.
8. Persetujuan dan penolakan pasien dalam tindakan medis dan
keperawatan.
9. Dokumentasikan seluruh informasi yang diterima pasien.

UNIT TERKAIT  Instalasi Rawat Inap


 Bagian pendaftaran
 Instalasi Rekam Medis
 Informasi medis RSJD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

KLIEN GANGGUAN JIWA DENGAN PULANG ANTAR


(DROPING)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.097 1 1/1
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ
NIP.19591220 198910 1 001
PENGERTIAN Droping adalah proses mengantar pulang pasien yang sudah dalam
keadaan stabil kembali ke rumah tanpa permintaan keluarga.
Pelaksanaa droping klien adalah mengantarkan klien pada
keluarga dengan alasan :
 Pasien sudah dalam kondisi stabil.
 Keluarga menolak membawa pulang.
TUJUAN Mengembalikan hak dan kewajiban pasien sebagai warga
masyarakat agar bisa bersosialisasi dalam masyarakat.

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

PROSEDUR 1. Ada instruksi dari DPJP


2. Perawat ruangan menindaklanjuti instruksi DPJP dengan
menghubungi Instalasi Keswamas.
3. Instalasi Keswamas menerima laporan dari perawat ruangan
dan menindaklanjuti dengan menguhubungi keluarga pasien
dan pemerintah desa tempat tinggal pasien.
4. Instalasi Keswamas melapor ke Ka Si Perawatan untuk
pembuatan surat tugas dan penyediaan alat transportasi untuk
proses droping.
5. Instalasi Keswamas berkoordinasi dengan perawat ruangan
untuk menyiapkan pasien beserta kelengkapan
administrasinya.
6. Setelah pasien siap, proses droping dilakukan oleh tim droping
(terdiri dari pekerja sosial, perawat ruangan, dan instalasi
keswamas) dan sopir ambulan.
7. Setelah proses droping selesai, tim droping membuat laporan
pelaksanaan dropping dan dilaporkan ke Instalasi Keswamas.
8. Dokumentasikan proses droping di Rekam Medis pasien.

UNIT TERKAIT  Instalasi Rawat Inap


 Bidang pelayanan medis
 Bidang Keperawatan
 Bagian Umum dan kepegawaian

PASIEN PULANG DARI RAWAT INAP

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.098 1 1/1
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PENGERTIAN Langkah – langkah perawat dalam memproses pasien pulang dari


rawat inap setelah dinyatakan boleh pulang oleh BPJP dalam
keadaan sembuh, perbaikan kesehatan, pulang atas permintaan
sendiri, rujuk rumah sakit lain atau dalam keadaan meninggal.

TUJUAN Sebagai acuan perawat dalam memproses pasien pulang dari ruang
rawat inap.

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

PROSEDUR 1. DPJP menyatakan pasien boleh pulang


2. Perawat menyelesaikan administrasi pasien
3. Perawat mengarahkan keluarga pasien untuk ke Instalasi
farmasi
4. Instalasi farmasi membuat nota obat dalam biling system dan
mengarahkan keluarga pasien ke kasir rawat inap
5. Kasir rawat inap memproses pulang dengan men-checkout
status pasien pada biling system
6. Keluarga pasien diarahkan kembali ke ruangan rawat inap
7. Perawat melepas seragam RSJD yang dikenakan pasien
8. Security melakukan pengecekan akhir saat pasien keluar dari
pintu utama RSJD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
dengan melihat bukti pelunasan

UNIT TERKAIT  Instalasi Rawat Inap


 Instalasi farmasi
 Kasir Rawat Inap
 Security

PEMINDAHAN PASIEN DARI RUANG PERAWATAN


MAINTENANCE PSIKIATRI KE RUANG UPIP

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.099 1 1/4
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. Ria Agustine


NIP.19810815 201001 2 010
PENGERTIAN Proses pemindahan pasien dari ruang perawatan maintenan
psikiatri ke ruang perawatan intensif psikiatri

TUJUAN Agar pasien mendapatkan asuhan keperawatan yang sesuai dengan


kondisinya

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

PROSEDUR Pada hari kerja untuk shift pagi :


1. Perawat ruang perawatan maintenan psikiatri melakukan
evaluasi klinis terhadap pasien.
2. Melaporkan kondisi klinis pasien kepada dokter jaga bangsal.
3. Jika dibutuhkan Kepala ruang / perawat berkolaborasi dengan
petugas keamanan Rumah Sakit.
4. Dokter ruang melakukan konsultasi dengan dokter
penanggungjawab pasien mengenai kondisi klinis terakhir
pasien dengan system pelaporan SBAR.
5. Apabila pasien memiliki nilai PANSS EC > 20, beresiko
besar / secara aktual membahayakan diri dan lingkungan dapat
dilakukan pengekangan sementara.
6. DPJP datang ke ruang perawatan untuk memeriksa kondisi
pasien.
7. DPJP mengisi formulir criteria masuk keluar UPIP
8. Kepala ruang / perawat bangsal maintenance berkoordinasi
dengan kepala ruang / perawat bangsal intensif psikiatri
mengenai rencana pemindahan pasien, kondisi pasien, dan
waktu pemindahan pasien.
9. Perawat ruang maintenan melaksanakan :
a. Persiapan dokumen (Formulir transfer pasien internal)
b. Persiapan obat / resep obat yang belum ditebus.
c. Persiapan alat / titipan (pakaian pasien, perhiasan, uang
jajan) jika ada
d. Pemberitahuan / koordinasi dengan Instalasi Gizi dan kasir
rawat inap, RM
10. Pemindahan pasien dilakukan oleh paling sedikit 2 orang
petugas (harus terdapat perawatan ruang maintenan)

PEMINDAHAN PASIEN DARI RUANG PERAWATAN


MAINTENANCE PSIKIATRI KE RUANG UPIP

No. Dokumen No. Revisi Halaman


2 2/4
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. Ria Agustine


NIP.19810815 201001 2 010

PROSEDUR 11. Pakaian / seragam pasien milik ruang perawatan maintenan


dibawa kembali ke ruangan. Jika tidak memungkinkan maka
sementara ditinggal di ruang IPIP
12. Perawat ruang IPIP melaksanakan :
a. Penerimaan pasien, kemudian melakukan pengekangan
sementara terhadap pasien tersebut.
b. Pengecekan dokumen (RM / status lengkap, surat pindah
ruang) dan pendokumentasian di buku pindah ruang, buku
register.
c. Pengecekan obat / resep yang belum ditebus.
Pencatatan dan penyimpanan alat / barang titipan pasien
(jika ada)
d. Menandatangani formulir transfer pasien intenal
e. Mengganti pakaian pasien sesuai dengan jadwal pakaian /
seragam di ruang perawatan maintenan (bisa dilakukan
setelah kondisi pasien memungkinkan)
f. Kolaborasi dengan dokter ruang UPIP
13. Jika dalam kondisi tertentu sehingga DPJP tidak dapat
melakukan pemeriksaan klinis langsung, dapat memberikan
rekomendasi kepada dokter ruangan untuk membuatkan surat
perintah pindah ruang ke perawatan intensif psikiatri.
14. Rekomendasi pemindahan pasien UPIP ditulis dalam
komunikasi SBAR dan keesokan harinya dilakukan verifikasi
oleh DPJP.

Pada hari kerja untuk shif Siang – Malam dan pada hari libur :
1. Perawat ruang perawatan maintenan psikiatri melakukan
evaluasi klinis terhadap pasien.
2. Penanggungjawab shif ruang perawatan maintenan melaporkan
kondisii pasien dimaksud kepada perawat pengawas /
supervisi.
3. Perawat pengawas / supervisi melaporkan kepada dokter jaga
dengan komunikasi SBAR, dan dokter jaga memeriksa
langsung kondisi klinis pasien.
4. Apabila pasien memiliki nilai PANSS EC > 20, beresiko
besar / secara aktual membahayakan diri dan lingkungan dapat
dilakukan pengekangan sementara.
5. Jika dibutuhkan Kepala ruang / perawat berkolaborasi dengan
petugas keamanan Rumah Sakit.
6. Dokter jaga berkonsultasi dengan DPJP dalam komunikasi
SBAR melalui telephone

PEMINDAHAN PASIEN DARI RUANG PERAWATAN


MAINTENANCE PSIKIATRI KE RUANG UPIP

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.099 2 3/4
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. Ria Agustine


NIP.19810815 201001 2 010
PROSEDUR 7. DPJP memberikan rekomendasi pindah ruang perawatan
intensif psikiatri
8. Dokter jaga membuat Mengisi formulir transfer pasien internal
9. Rekomendasi pemindahan pasien UPIP ditulis dalam
komunikasi SBAR dan keesokan harinya dilakukan verifikasi
oleh DPJP
10. Kepala ruang / perawat bangsal maintenance berkoordinasi
dengan kepala ruang / perawat bangsal intensif psikiatri
mengenai rencana pemindahan pasien, kondisi pasien, dan
waktu pemindahan pasien.
11. Perawat ruang maintenan melaksanakan :
a. Persiapan dokumen (RM / status lengkap, surat pindah,
dan buku pindah ruang) jika ada
b. Persiapan obat / resep obat yang belum ditebus.
c. Persiapan alat / titipan (pakaian pasien, perhiasan, uang
jajan) jika ada
d. Pemberitahuan / koordinasi dengan Instalasi Gizi dan kasir
rawat inap, RM
e. Pemindahan pasien dilakukan oleh paling sedikit 2 orang
petugas (harus terdapat perawatan ruang maintenan)
f. Pemindahan / penyerahan pasien dan kelengkapannya
kepada perawat ruang IPIP dengan menandatangani buku
pindah ruang (kedua belah pihak)
g. Pakaian / seragam pasien milik ruang perawatan
maintenan dibawa kembali ke ruangan. Jika tidak
memungkinkan maka sementara ditinggal di ruang IPIP

12. Perawat ruang IPIP melaksanakan :


a. Penerimaan pasien, kemudian melakukan pengekangan
sementara terhadap pasien tersebut.
b. Pengecekan dokumen (RM / status lengkap, surat pindah
ruang) dan pendokumentasian di buku pindah ruang, buku
register.
c. Pengecekan obat / resep yang belum ditebus.
d. Pencatatan dan penyimpanan alat / barang titipan pasien
(jika ada)
e. Menandatangani buku pindah ruang (kedua belah pihak)
f. Mengganti pakaian pasien sesuai dengan jadwal pakaian /
seragam di ruang perawatan maintenan (bisa dilakukan
setelah kondisi pasien memungkinkan)
g. Kolaborasi dengan dokter ruang IPIP

PEMINDAHAN PASIEN DARI RUANG PERAWATAN


MAINTENANCE PSIKIATRI KE RUANG IPIP

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.099 2 4/4
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. Ria Agustine


NIP.19810815 201001 2 010

UNIT TERKAIT  Kepala Instalasi Rawat Inap


 Kepala Instalasi Perawatan Intensif Psikiatri
 Instalasi Gizi
 Kasir Rawat Inap
 Instalasi Rekam Medis

PENAHANAN PASIEN UNTUK OBSERVASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.100 1 1/1
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PENGERTIAN Prosedur yang mengatur langkah – langkah petugas dalam


memberikan pelayanan bagi pasien yang dilakukan tindakan
observasi di IGD sesuai dengan jenis penyakitnya.

TUJUAN Sebagai acuan petugas IGD di dalam memberikan pelayanan


pasien yang memerlukan observasi di IGD, agar dapat
memberikan pelayanan yang optimal.

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

PROSEDUR 1. Tenaga medis IGD melakukan pemeriksaan klinis


2. Informasikan hasil pemeriksaan pasien kepada pasien /
keluarganya bahwa pasien memerlukan observasi atas kondisi
klinisnya
3. Berikan penjelasan kepada pasien / keluarganya tentang
penahanan pasien untuk observasi di IGD
4. Dokter memberi terapi sesuai kebutuhan pasien
5. Pasien dilakukan pengawasan setiap 30 menit atau sesuai
kebutuhan / kondisi pasien, meliputi keadaan umum pasien,
kesadaran dan tanda tanda vital serta dilakukan pemeriksaan
penunjang (Laboratorium, EKG, Radiologi)
6. Batas waktu observasi di IGD selama 2 jam, apabila kondisi
pasien sudah stabil dan perlu perawatan rawat inap, maka
pansien ditransfer ke unit yang sesuai dengan kondisi pasien,
apabila tidak memerlukan perawatan berkelanjutan, pasien
diperbolehkan pulang.
7. Bila kondisi pasien sudah stabil dan masih memerlukan
perawatan yang tidak bisa dilakukan di RSJD Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung, maka pasien ditransfer ke rumah
sakit yang mempunyai fasilitas sesuai kebutuhan pasien.
8. Pasien / keluarga diminta untuk menyelesaikan
administrasinya ke kasir.
9. Tulis semua perkembangan kondisi pasien dengan lengkap ke
formulir lembar observasi (Program Note), bubuhkan stempel
nama dan paraf petugas
UNIT TERKAIT  Instalasi Gawat Darurat

PENGIRIMAN PASIEN KE UNIT ELEKTROMEDIK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.101 1 1/1
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PENGERTIAN Meupakan langkah – langkah kerja mengenai penerapan


penanganan klien yang memerlukan tindakan elektromedik

TUJUAN Mengatur tentang penanganan klien yang memerlukan tindakan


elektromedik

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

PROSEDUR 1. Ruangan menyediakan blangko pengantar tindakan


2. Dokter menandatangani blangko pengantar tindakan
3. Perawat menuliskan pada buku laporan sebagai arsip tindakan
4. Perawat mengantarkan pasien ke bagian elektromedis beserta
surat pengantar
5. Setelah selesai pasien dibawa kembali ke ruangan
6. Selama proses transfer, pasien didampingi oleh perawat
ruangan
7. Perawat melaporkan hasil ke dokter

UNIT TERKAIT  Instalasi elektromedik


 Instalasi Rekam Medis

PENGIRIMAN KLIEN KE UNIT RADIOLOGI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.102 1 1/1
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PENGERTIAN Merupakan langkah - langkah kerja mengenai penerapan


penanganan klien yang memerlukan tindakan radiologi

TUJUAN Sebagai bahan acuan penerapan langkah – langkah menindak


lanjuti rujukan tindakan medis

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

PROSEDUR 1. Ruangan menyediakan blangko pengantar tindakan


2. Dokter menandatangani blangko pengantar tindakan
3. Perawat menuliskan pada buku laporan sebagai arsip tindakan
4. Perawat mengantarkan pasien ke bagian elektromedis beserta
surat pengantar
5. Setelah selesai pasien dibawa kembali ke ruangan
6. Selama proses transfer, pasien didampingi oleh perawat
ruangan
7. Perawat melaporkan hasil ke dokter

UNIT TERKAIT  Instalasi Rawat Inap


 Instalasi Radiologi

PROSEDUR PENGIRIMAN KE UNIT REHABILITASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.103 1 1/1
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PENGERTIAN Adalah suatu proses transit dan proses persiapan ke arah


pengembangan klien ke masyarakat yang terkondisi, terdiri dari
upaya media, sosial, edukasi dan vocasional dengan kriteria :
a. Kondisi klien relatif tenang
b. Klien sudah dapat melaksanakan ADL

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pengiriman


klien ke unit rehabilitasi.

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat
Inap

PROSEDUR 1. Ruangan menyediakan blangko pengiriman ke luar


rehabilitasi
2. Buatlah persetujuan pengiriman diketahui oleh dokter dan
perawat ruangan
3. Lakukan seleksi pada klien dengan melibatkan profesi lain
seperti pekerja sosial, Psikologi dan Psikiater
4. Pasien dikirim ke unit rehabilitasi sesuai dengan hasil seleksi
5. Selama proses transfer, pasien didampingi oleh perawat
ruangan

UNIT TERKAIT  Instalasi Instalasi Rehabilitasi Mental Sosial


 Instalasi Rekam Medis

RUJUKAN INTERNAL DAN EKSTERNAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.104 1 1/1
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PENGERTIAN Rujukan internal adalah permintaan konsultasi, rawat bersama
atau ahli rawat di lingkungan intern rumah sakit.
Rujukan eksternal adalah rujukan keluar rumah sakit atas
permintaan keluarga atau pasien yang memerlukan fasilitas yang
tidak ada di rumah sakit.

TUJUAN Untuk memberikan pelayanan yang komprehensif pada pasien.

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat
Inap

PROSEDUR 1. DPJP akan melakukan rujukan apabila diperlukan, dengan


tujuan konsultasi
2. DPJP akan melakukan rujukan untuk alih rawat apabila
dibutuhkan
3. DPJP akan melakukan rujukan untuk rawat bersama apabila
dibutuhkan
4. Pasien yang memerlukan pemeriksaan yang tidak ada / tidak
dapat dilakukan di rumah sakit atau atas permintaan keluarga
maka DPJP akan membuatkan surat konsultasinya / surat
rujukannya.
5. Proses rujukan / konsultasi internal dan eksternal dimulai
sesegera mungkin setelah pasien masuk sebagai pasien rawat
inap
6. DPJP membuat rujukan internal dan eksternal pada lembaran
konsultasi dan diisi tanggal, jam konsultasi dan tanda tangan
DPJP
7. Semua dokumen rujukan baik internal maupun eksternal
didokumentasikan dalam rekam medis pasien.

UNIT TERKAIT  Instalasi Rawat Inap


 Instalasi Rawat Jalan
 Komite medik
 Komite Keperawatan

PELAKSANAAN TRANSFER PASIEN KE RUMAH SAKIT


LAIN UNTUK TINDAKAN PENUNJANG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.105 1 1/2
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PENGERTIAN Transfer pasien ke rumah lain untuk tindakan medis/pemeriksaan
penunjang adalah memindahkan sementara pasien dari RSJD
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ke RS lain untuk dilakukan
tindakan medis/pemeriksaan penunjang karena tidak tersedianya
fasilitas pelayanan yang dibutuhkan pasien di RSJD Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung

TUJUAN Agar proses transfer / pemindahan pasien berlangsung dengan


aman dan lancar serta pelaksanaannya sesuai dengan procedure
yang telah ditetapkan
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

PROSEDUR 1. Ucapan salam


“Selamat pagi/siang/malam, Bapak/Ibu”
2. Informasikan pada pasien dan keluarga tentang rencana dan
maksud transfer yang akan dilakukan
“Bapak / Ibu, sesuai pesanan dari dr. ....... (sebutkan nama
DPJP yang memberi pesanan) bahwa bapak / ibu akan
dilakukan tindakan medis/pemeriksaan penunjang....(sebutkan
jenis tindakan medis/ pemeriksaan penunjang yang akan
dilakukan) di RS. ...... (sebutkan nama rumah sakit yang dituju)
pada tanggal......jam.......(sebutkan jam berangkat), kami akan
mengantarkan Bapak/Ibu ke RS tersebut
3. Lakukan verifikasi terhadap pernyataan persetujuan
pasien/keluarga tentang tindakan/pemeriksaan yang akan
dilakukan medis/pemeriksaan penunjang yang akan dilakukan
yang meliputi :
4. Lakukan koordinasi dengan petugas (dokter) rumah sakit yang
di tuju dan komunikasikan tentang kondisi pasien dan rencana
tindakan dan pemindahan pasien yang meliputi :
a. Identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin)
b. Diagnosa medis dan riwayat penyakit
c. Keadaan umum pasien
d. Dokter yang merawat
e. Jenis tindakan medis/pemeriksaan penunjang yang akan
dilakukan

PELAKSANAAN TRANSFER PASIEN KE RUMAH SAKIT


LAIN UNTUK TINDAKAN PENUNJANG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.105 1 2/2
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR 5. Periksa kelayakan kondisi pasien untuk di transfer (oleh


DPJP/Dokter Anesthesi/ Dokter IGD/ Dokter Ruangan)
a. Tentukan SDM yang akan mendampingi pasien selama
transfer sesuai dengan level
6. Siapkan peralatan yang harus disertakan saat transfer pasien,
sesuai dengan kondisi pasien berdasarkan level
7. Hubungi petugas ambulan dan informasikan tentang rencana
transfer pasien
8. Isi formulir transfer / serah terima dengan lengkap
9. Observasi keadaan umum dan tanda – tanda vital pasien,
sebelum pasien ditransfer oleh perawat pendamping
10. Informasikan pada pasien dan keluarga saat pasien akan
ditransfer
“Bapak / Ibu, kita berangkat untuk tindakan /
pemeriksaan.......... (sebut jenis tindakan / pemeriksaan yang
akan dilakukan) ke RS.....(sebutkan nama rumah Sakit yang
akan dituju), sekarang”.
11. Antar pasien ke rumah sakit yang dituju
12. Monitor kondisi pasien (keadaan umum, kesadaran, tanda –
tanda viital) selama transfer.
13. Catat hasil monitor kondisi pasien pada formulir transfer
14. Lakukan serah terima dengan petugas (dokter/perawat) rumah
sakit yang dituju
15. Tandatangani formulir serah terima oleh pengantar dan
penerima
16. Setelah tindakan penunjang dilakukan, bawa kembali pasien ke
RSJD Proviinsi Kepulauan Bangka Belitung
17. Setelah petugas kembali ke RSJD Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung, masukkan formulir transfer pasien ke dalam rekam
medis pasien dan Kembalikan peralatan yang telah selesai
dipakai saat transfer ke tempat semula

UNIT TERKAIT  Instalasi Rekam Medis


 Instalasi Gawat Darurat
 Rumah sakit rujukan

PELAKSANAAN TRANSFER EKSTERNAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.106 1 1/2
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ
NIP.19591220 198910 1 001
PENGERTIAN Transfer adalah proses Penerimaan atau perpindahan pasien ke
Rumah Sakit lain sesuai kebutuhan pasien dikarenakan
ketersediaan sumber daya dan misi rumah sakit dalam kondisi
pasien stabil (transportable).

TUJUAN Tujuan transfer pasien adalah :


1. Mendapatkan pengobatan dan perawatan lanjutan.
2. Mendapatkan pengobatan dan perawatan yang optimal sesuai
kebutuhan pasien.

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

PROSEDUR 1. Ucapakan salam


“Selamat pagi / siang / mantan, Bapak / Ibu”
2. Informasikan pada pasien dan keluarga tentang rencana
transfer yang akan dilakukan
“Bapak / Ibu, sehubungan dengan kebutuhan pelayanan Bapak
/ Ibu, kami akan merujuk Bapak / Ibu ke RS......(sebutkan nama
rumah sakit yang dituju) yang sesuai dengan kebutuhan
Bapak / Ibu, sebelumnya kami akan siapkan terlebih dahulu
peralatan yang diperlukan untuk pemindahan”.
3. Lakukan koordinasi dengan petugas (dokter) rumah sakit yang,
dituju dan komunikasikan tentang rencana pemindahan pasien
yang meliputi :
a. Identitas Pasien (nama, umur, jenis kelamin)
b. Diagnosa medis dan riwayat penyakit
c. Keadaan umum pasien
d. Dokter yang merawat
e. Alasan pasien dipindahkan
4. Sarankan pada pasien / keluarga untuk mendapatkan informasi
lebih lanjut kepada dokter (bila perlu)
5. Pastikan adanya tempat dan pelayanan yang dibutuhkan pasien
dirumah sakit lain
6. Pastikan siapa petugas dari rumah sakit lain yang akan
menerima saat transfer dilakukan
7. Periksa kelayakan kondisi pasien untuk ditransfer (oleh DPJP /
Dokter Anesthesi / Dokter IGD / Dokter Ruangan)
8. Tentukan SDM yang akan mendampingi pasien selama
transfer sesuai level

PELAKSANAAN TRANSFER EKSTERNAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.106 1 2/2
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR 9. Siapkan peralatan yang harus disertakan saat transfer pasien,


sesuai dengan kondisi berdasarkan level
10. Hubungi petugas ambulan dan informasikan tentang rencana
transfer pasien
11. Isi formulir transfer / serah terima dengan lengkap
12. Observasi keadaan umum dan tanda – tanda vital pasien,
sebelum pasien transfer oleh perawat pendamping
13. Informasikan pada pasien dan keluarga saat pasien akan
ditransfer
“Bapak / Ibu, kita pindah ke RS......(sebutkan nama rumah
sakit yang dituju), sekarang”.
14. Antar pasien ke rumah sakit yang dituju
15. Monitor kondisi pasien (keadaan umum, kesadaran, tanda –
tanda vital) selama transfer
16. Catat hasil monitor kondisi pasien pada format monitor pasien
17. Lakukan serah terima dengan petugas (dokter / perawat) rumah
sakit yang dituju dengan menyerahkan salinan resume medis
pasien serta formulir transfer pasien
18. Tandatangani formulir serah terima

Setelah petugas kembali ke RSJD Provinsi Kepulauan Bangka


Belitung, masukkan formulir transfer pasien ke dalam rekam
medis pasien dan Kembalikan peralatan yang telah selesai dipakai
saat transfer ke tempat semula

UNIT TERKAIT  Instalasi Rekam Medis


 Instalasi Gawat Darurat
 Rumah Sakit Rujukan
 Bagian Umum

PROSES PENILAIAN MEDIS DAN KEPERAWATAN


RAWAT INAP

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.107 1 1/2
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PENGERTIAN Suatu proses penilaian/asesmen yang dilakukan oleh dokter dan
perawat untuk mengidentifikasi kebutuhan pelayanan pasien rawat
inap

TUJUAN Mendapat hasil penilaian yang akurat, tepat dan cermat sehingga
ditemukan masalah yang dialami pasien dan upaya penyelesaian
masalah pasien

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

PROSEDUR Perawat :
1. Penilaian awal keperawatan pasien rawat inap dilakukan oleh
Ketua Tim (Katim) atau perawat associate (PA) yang bertugas
pada saat menerima pasien baru di rawat inap
2. Penilaian ulang dilakukan setiap hari setiap akhir shift dan bila
sewaktu waktu terjadi perubahan kondisi pasien serta pada saat
pasien menjelang ajal yang ditulis pada catatan perkembangan
terintegrasi
3. Dokumentasikan penilaian awal keperawatan rawat inap
dengan baik menggunakan tulisan yang bisa dibaca minimal
oleh 2 orang Medis :
a. Penilaian awal medis yang sudah dilakukan di rawat jalan
atau instalasi gawat darurat, maka saat pasien tiba di ruang
rawat inap harus dibaca ulang oleh dokter di rawat inap
dan membubuhkan tanda tangan dan nama terang dokter
yang merawat pada bagian akhir form sebelah kanan
b. Informasi tambahan yang diperlukan atau adanya
perubahan kondisi dicatat pada “catatan perkembangan
terintegrasi”
c. Penilaian awal medis pasien rawat inap diisi oleh dokter
ruang rawat inap yang bertugas pada saat menerima pasien
baru di rawat inap
4. Penilaian ulang dilakukan setiap hari setiap visite dan bila
waktu waktu terjadi perubahan kondisi pasien, maupun kondisi
kritis saat pasien akan menjelang ajal, yang ditulis pada catatan
perkembangan terintegrasi

PROSES PENILAIAN MEDIS DAN KEPERAWATAN


RAWAT INAP

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.107 1 2/2
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PROSEDUR 5. Dokumentasikan penilaian awal medis rawat inap dengan baik
menggunakan tulisan yang bisa dibaca minimal oleh 2 orang.

Semua elemen isian dalam formulir terisi lengkap dan ditanda


tangani oleh petugas yang melakukan asesmen pasien.

UNIT TERKAIT  Instalasi Rekam Medis


 Bagian administrasi pasien dan informasi medis RSJD Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung
 Komite Keperawatan
 Komite Medik

PENDIDIKAN KESEHATAN : PENGOBATAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.108 1 1/2
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PENGERTIAN Menyiapkan pasien untuk mendapatkan pengobatan yang aman
dan memonitor efek dari pengobatan.

TUJUAN 1. Mencegah terjadinya kesalahan obat


2. Menjaga keamanan pemakaian obat

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

PROSEDUR 1. Berikan penjelasan kepada pasien untuk mengenali perbedaan


karakteristik dari pengobatan dengan tepat
2. Berikan informasi tentang nama generik dan merk dagang
setiap obat
3. Berikan penjelasan tentang tujuan dan aksi setiap obat
4. Berikan penjelasan kepada pasien tentang dosis, lokasi dan
lama pemberian setiap obat
5. Berikan penjelasan kepada pasien tentang penggunaan obat
yang tepat
6. Evaluasi kemampuan pasien dalam melakukan pengobatan
7. Instruksikan pasien untuk mengikuti prosedur sebelum
pengobatan dengan tepat
8. Berikan penjelasan tentang apa yang harus dilakukan jika dosis
obat hilang
9. Berikan penjelasan kepada pasien tenang kriteria memilih obat
pengganti, dosis dan waktu dengan benar
10. Berikan penjelasan kepada pasien akibat yang akan terjadi jika
mengehentikan pengobatan
11. Berikan penjelasan kepada pasien tentang efek samping yang
mungkin ada dari masing-masing obat
12. Berikan penjelasan tentang tanda dan gejala jika dosis berlebih
ataupun kurang
13. Berikan penjelasan tentang interaksi obat dan makanan yang
mungkin terjadi
14. Berikan penjelasan tentang bagaimana cara menyimpan obat
dengan tepat
15. Berikan penjelasan tentang perawatan alat bantu yang
digunakan dalam pemberian obat

PENDIDIKAN KESEHATAN : PENGOBATAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.108 1 2/2
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR 16. Berikan penjelasan tentang cara membuang jarum dan


syringe dengan benar di rumah
17. Peringatkan pasien tentang bahaya menggunakan obat
kadaluarsa
18. Peringatkan pasien untuk tidak memberikan obat yang
diresepkan kepada orang lain
19. Berikan informasi tentang penggantian obat
20. Berikan penguatan terhadap informasi yang diberikan
anggota tim kesehatan lain
21. Libatkan keluarga / orang terdekat

UNIT TERKAIT  Instalasi Instalasi Rawat Jalan


 Instalasi Gawat Darurat (IGD)
 Instalasi Farmasi
 Instalasi Rekam Medis

PEMBERIAN INFORMASI PENDIDIKAN PASIEN DAN


KELUARGA SECARA KOLABORATIF

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.109 1 1/1
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PENGERTIAN Pemberi edukasi kepada pasien dan keluarga yang membutuhkan


edukasi dan informasi lebih dari satu sub unit PKRS

TUJUAN Untuk mendapatkan informasi dan edukasi yang lebih


komprehensif dari berbagai disiplin ilmu

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

PROSEDUR 1. Ucapkan salam


2. Perkenalkan diri dan asal unit
3. Jelaskan tujuan melakukan edukasi kolaborasi yang
dibutuhkan pasien
4. Jelaskan materi edukasi kolaborasi
5. Dokumentasikan dalam form CPPT rekam medik pasien
6. Setiap petugas yang melakukan edukasi mendokumentasikan
dalam formulir CPPT rekam medik pasien
7. Edukasi kolaborasi di verifikasi oleh DPJP

UNIT TERKAIT  Instalasi Instalasi Rawat Jalan


 Instalasi Gawat Darurat (IGD)
 Instalasi Farmasi
 Instalasi Rekam Medis
 Instalasi Gizi

PENDIDIKAN KESEHATAN : PENGGUNAAN


PERALATAN MEDIS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.110 1 1/1
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PENGERTIAN Menyiapkan pasien untuk menggunakan peralatan medis secara


aman

TUJUAN 1. Mencegah terjadinya kesalahan penggunaan peralatan medis


2. Menjaga keamanan dan keselamatan dalam penggunaan
peralatan medis

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor / /RSJD/2017
Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

PROSEDUR 1. Berikan informasi tentang peralatan medis yang digunakan


2. Berikan penjelasan tentang tujuan penggunaan peralatan medis
3. Berikan penjelasan kepada pasien tentang bagaimana
penggunaan peralatan medis yang tepat
4. Evaluasi kemampuan pasien dalam menggunakan peralatan
medis tersebut
5. Berikan pejelasan kepada pasien akibat yang akan terjadi jika
mengehentikan pengunaan peralatan medis sebelum selesai
program
6. Berikan penjelasan kepada pasien tentang efek samping yang
mungkin ada dari pemakaian peralatan medis
7. Berikan penguatan terhadap informasi yang diberikan anggota
tim kesehatan lain
8. Libatkan keluarga/orang terdekat

UNIT TERKAIT  Instalasi Instalasi Rawat Jalan


 Instalasi Gawat Darurat (IGD)
 Instalasi Elektro Medik
 Instalasi Rekam Medis

PENDIDIKAN KESEHATAN : TEKNIK REHABILITASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.111 1 1/1
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PENGERTIAN Menyiapkan pasien untuk mendapatkan kemampuan psikomotor


yang optimal

TUJUAN Pasien mampu melakukan aktifitas secara optimal

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

PROSEDUR 1. Demonstrasikan tindakan kepada pasien


2. Berikan arahan langkah demi langkah dengan jelas
3. Minta pasien untuk melakukan langkah pertama
4. Berikan alasan dilakukannya tindakan dengan spesifik
5. Berikan bimbingan kepada pasien bahwa dia akan mengalami
sensasi fisik terkait dengan gerakan jika tepat
6. Berikan informasi tertulis
7. Sediakan waktu latihan
8. Berikan waktu yang adekuat untuk penguasaan keterampilan
9. Observasi kemampuan pasien mendemonstrasikan tindakan
10. Berikan umpan balik yang sering terhadap tindakan yang
dilakukan pasien baik benar ataupun salah sehingga kebiasaan
buruk tidak terulang
11. Berikan informasi tentang alat yang dapat digunakan untuk
membantu pasien mendapatkan keterampilan yang dibutuhkan
12. Berikan penjelasan cara merakit, menggunakan dan merawat
alat bantu dengan tepat
13. Libatkan keluarga/orang terdekat

UNIT TERKAIT  Instalasi Elektro Medik


 Instalasi Rekam Medis

TEKNIK DISKUSI DALAM TERMINASI PENDIDIKAN


No. Dokumen No. Revisi Halaman
03.03.112 1 1/1

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PENGERTIAN Cara bertanya dan menjawab materi yang disampaikan

TUJUAN Memfasilitasi pasien untuk bertanya dan memahami edukasi


yang diberikan

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat
Inap

PROSEDUR 1. Berikan kesempatan untuk bertanya : Tanyakan apakah ada


yang belum mengerti / ada yang ingin disampaikan
2. Berikan arahan atau jawaban terhadap pertanyaan atau
pernyataannya
3. Tanyakan kembali apakah orang yangg bertanya tersebut
mengerti dengan apa yang kita sampaikan

UNIT TERKAIT  Instalasi Instalasi Rawat Jalan


 Instalasi Gawat Darurat (IGD)
 Instalasi Elektro Medik
 Instalasi Farmasi
 Instalasi Rekam Medis
 Bagian Pendaftaran
 Bagian Informasi
 Instalasi Gizi

PENDIDIKAN KESEHATAN : DIET DAN NUTRISI


No. Dokumen No. Revisi Halaman
03.03.113 1 1/1

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PENGERTIAN Menyiapkan pasien untuk mengikuti diet yang dianjurkan dengan


benar
TUJUAN Menyiapkan pasien agar mau bekerja sama dalam program diet
yang ditetapkan
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat
Inap
PROSEDUR 1. Kaji pengetahuan pasien saat ini tentang diet yang dianjurkan
2. Tentukan persepsi pasien tentang diet dan harapan tentang
tingkat pemenuhan diet
3. Berikan penjelasan tentang diet yang ditentukan
4. Jelaskan tujuan diet
5. Berikan penjelasn tentang berapa lama diet harus dilakukan
6. Berikan penjelasan kepada pasien tentang bagaimana
membuat agenda makan secara tepat
7. Instruksikan pasien untuk mengikuti diet yang dianjurkan dan
menghindari makanan yang merupakan pantangan
8. Berikan penjelasan tentang interaksi obat dan makanan yang
mungkin terjadi
9. Bantu pasien untuk mengakomodasi pilihan makanan dalam
diet yang ditentukan
10. Bantu pasien dalam melakukan penggantian bahan makanan
untuk mendapatkan resep favorit sesuai dengan diet yang
dianjurkan
11. Berikan penjelasan kepada pasien cara membaca label
makanan dan memilih makanan dengan tepat
12. Observasi kemampuan pasien memilih makanan sesuai
dengan diet yang telah ditentukan
13. Berikan penjelasan tentang bagaimana cara mendapatkan
waktu makan yang sesuai
14. Berikan secara tertulis waktu makan pasien
15. Rekomendasikan buku masak yang mencantumkan resep
sesuai dengan diet
16. Berikan penguatan terhadap informasi yang diberikan oleh
tim kesehatan lain
17. Rujuk pasien ke ahli gizi
18. Libatkan keluarga klien
UNIT TERKAIT  Instalasi Rekam Medis
 Instalasi Gizi

PENDIDIKAN KESEHATAN : MANAJEMEN NYERI


No. Dokumen No. Revisi Halaman
03.03.114 1 1/2

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PENGERTIAN Menyiapkan pasien dan keluarga tentang strategi mengurangi
nyeri atau menurunkan nyeri ke level kenyamanan yang diterima
oleh pasien
TUJUAN Memfasilitasi pasien untuk tindakan pengurangan nyeri
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat
Inap

PROSEDUR 1. Lakukan pengkajian yang komprehensif tentang nyeri,


termasuk lokasi, karakteristik, onset/durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas, atau beratnya nyeri dan faktor presipitasi
2. Amati perlakuan non verbal yang menunjukkan
ketidaknyamanan, khususnya ketidakmampuan komunikasi
efektif
3. Pastikan pasien menerima analgesik yang tepat
4. Gunakan strategi komunikasi terapeutik yang dapat diterima
tentang pengalaman nyeri dan merasa menerima respon
pasien terhadap nyeri
5. Identifikasi dampak pengalaman nyeri terhadap kualitas
hidup
6. Evaluasi pasca mengalami nyeri termasuk riwayat individu
dan keluarga mengalami nyeri kronik atau yang
menimbulkan ketidakmampuan
7. Evaluasi bersama klien tentang efektifitas pengukuran
kontrol pasca nyeri yang dapat digunakan
8. Bantu pasien dan keluarga untuk memperoleh dukungan
9. Bersama keluarga mengidentifikasi kebutuhan untuk
mengkaji kenyamanan pasien dan merencanakan monitoring
tindakan
10. Beri informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa
lama berakhir, antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur
11. Ajarkan kepada pasien untuk mengontrol faktor lingkungan
yang dapat mempengaruhi respon pasien mengalami
ketidaknyamanan (misal: temperature ruangan, cahaya,
kebisingan) Mengajarkan pada pasien bagaimana mengurangi
atau menghilangkan faktor yang menjadi presipitasi atau
meningkatkan pengalaman nyeri (misal: ketakutan,
kelemahan, monoton, dan rendahnya pengetahuan)

PENDIDIKAN KESEHATAN : MANAJEMEN NYERI


No. Dokumen No. Revisi Halaman
03.03.114 1 2/2

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PROSEDUR 12. Pilih dan implementasikan berbagai pengukuran (misal:
farmakologi, nonfarmakologi, dan interpersonal) untuk
memfasilitasi penurun nyeri
13. Mengajarkan kepada pasien untuk mempertimbangkan jenis
dan sumber nyeri ketika memilih strategi penurun nyeri
14. Anjurkan pasien untuk memantau nyerinya sendiri dan
intervensi segera
15. Ajarkan teknik penggunaan nonfarmakologi (misal:
biofeedback, TENS, hypnosis, relaksasi, guided imagery,
terapi musik, distraksi, terapi bermain, terapi aktivitas,
acupressure, terapi dingin/panas, dan pijatan)
16. Jelaskan tentang penggunaan analgetik untuk penurun nyeri
yang optimal
17. Gunakan pengukuran control nyeri sebelum nyeri meningkat
18. Lakukan verifikasi tingkat ketidaknyamanan dengan pasien,
catat perubahan pada rekam medik.
19. Evaluasi keefektifan pengukuran kontrol nyeri yang
dilakukan dengan pengkajian terus-menerus terhadap
pengalaman nyeri
20. Modifikasi pengukuran kontrol nyeri pada respon pasien
21. Dorong istirahat yang adekuat/tidur untuk memfasilitasi
penurunan nyeri
22. Anjurkan pasien untuk mendiskusikan pengalaman nyeri,
sesuai keperluan
23. Beri informasi yang akurat untuk mendukung pengetahuan
keluarga dan respon untuk pengalaman nyeri
24. Melibatkan keluarga dalam modalitas penurun nyeri, jika
mungkin
25. Pantau kepuasan pasien dengan manajemen nyeri pada
rentang spesifik

UNIT TERKAIT  Instalasi Rawat Jalan


 Instalasi Gawat Darurat (IGD)
 Instalasi Rekam Medis

PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI


No. Dokumen No. Revisi Halaman
03.03.115
1 1/2

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PENGERTIAN Pemberian materi-materi edukasi kepada pasien dan atau
keluarga berkaitan dengan kondisi kesehatannya
TUJUAN Memberikan informasi tentang hal-hal yang harus diperhatikan
pasien dan atau keluarga berhubungan dengan kondisi kesehatan
pasien
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat
Inap
PROSEDUR 1. Ucapkan salam “ Selamat pagi / siang / sore /malam, Bapak /
Ibu … ( nama ). Saya … ( nama ) ( profesi ) dari ruangan ?
Instalasi … ( sebutkan nama unit kerja )
2. Pastikan identitas pasien “ Dengan… ( nama pasien / keluarga
pasien ) dirawat di … ( sebutkan nama ruangan tempat pasien
tersebut dirawat ) Alamatnya di …. “
3. “ Saya akan menjelaskan materi tentang … Tujuannya …
(Jelaskan tujuan pemberian materi tersebut ) Bolehkah saya
memulainya Bapak / Ibu ? “
4. Lakukan verifikasi ( memastikan pasien dan keluarganya
menerima edukasi yang diberikan )
a. Apabila pasien dalam kondisi baik dan dapat menerima
informasi dan edukasi , maka verifikasi yang dilakukan adalah
menanyakan kembali edukasi yang telah diberikan.
( Pertanyaannya adalah : “ dari materi yang disampaikan ,
kira-kira apa yang Bapak / Ibu bisa pelajari ? “ )
b. Apabila pasien mengalami hambatan fisik , maka
verifikasinya adalah dengan pihak keluarganya dengan
pertanyaan yang sama . ( Pertanyaannya adalah : “ dari materi
yang telah disampaikan , kira-kira apa yang Bapak / Ibu bisa
pelajari ?” )
c. Apabila pasien merupakan Difabel ( Different Abilities
People atau orang dengan kemampuan berbeda ), maka
verifikasinya dengan pendamping pasien.
d. Apabila pasien atau keluarga telah memahami informasi
yang disampaikan, maka tahap pemberian informasi dan
edukasi dapat dilakukan kembali untuk menilai kebutuhan
edukasi yang lainnya. Apabila pasien dan atau keluarga belum
memahami materi edukasi yang diberikan, maka pemberian
edukasi dapat dilakukan pada waktu lain.

PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI


No. Dokumen No. Revisi Halaman
03.03.115
1 2/2

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR c. Bubuhkan tanda tangan serta nama jelas petugas dan


pasien dan atau keluarga pada kolom yang telah
disediakan di formulir edukasi terintegrasi buku rekam
medis pasien
d. Berikan nomor telepon yang bisa dihubungi jika sewaktu-
waktu diperlukan
e. Tawarkan bantuan kembali “ Apakah masih ada yang
dapat saya bantu ? “
f. Ucapkan “ Terimakasih, semoga lekas sembuh, kami
peduli kesehatan jiwa anda / keluarga anda”
g. Jabat tangannya, berdiri ketika pasien hendak pulang.

UNIT TERKAIT Seluruh Instalasi Pelayanan

PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA


No. Dokumen No. Revisi Halaman
03.03.116 1 1/1

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PENGERTIAN Rumah sakit menyediakan pendidikan untuk menunjang


partisipasi pasien dan keluarga dalam pengambilan keputusan dan
proses pelayanan.

TUJUAN Mengatur sistem pendidikan yang diberikan kepada pasien dan


keluarga oleh berbagai macam profesi yang ada di rumah sakit.

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

PROSEDUR 1. Rumah sakit membentuk Team Pendidikan Pasien dan


Keluarga yang disebut unit Promosi Kesehatan Rumah Sakit
( PKRS)
2. Team PKRS terdiri dari semua unsur profesi yang ada di
rumah sakit, sedikitnya terdiri dari dokter, perawat, apoteker,
ahli gizi dan rehabilitasi medik.
3. Team PKRS membuat program kerja.
4. Dalam memberikan pendidikan, team bekerja secara
kolaboratif
5. Anggota PKRS memiliki pengetahuan yang cukup tentang
materi pendidikan yang diberikan.
6. Team PKRS menyediakan waktu yang adekuat dalam
memberikan pendidikan kepada pasien dan keluarga.
7. Anggota team PKRS memiliki kemampuan komunikasi yang
baik.

UNIT TERKAIT  Instalasi Rawat Inap


 Instalasi Rawat Jalan
 Instalasi Gawat Darurat (IGD)
 Instalasi Farmasi
 Instalasi Gizi
 Rehabilitasi Medik
PENDIDIKAN KESEHATAN : PROSES PENYAKIT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.117 1 1/2

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001
PENGERTIAN Membantu pasien untuk memahami informasi yang berkaitan
dengan proses penyakit tertentu

TUJUAN Memberikan pemahaman tentang proses penyakit

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat
Inap

PROSEDUR 2. Kaji tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit


3. Berikan penjelasan tentang patofisiologi penyakit, kaitkan
dengan anatomi dan fisiologi secara tepat
4. Berikan gambaran tanda dan gejala penyakit dengan tepat
5. Berikan gambaran tentang proses penyakit secara tepat
6. Indentifikasi kemungkinan etiologi secara tepat
7. Berikan pasien informasi tentang kondisi penyakitnya secara
tepat
8. Hindari hal yang menyebabkan hati tidak tenang
9. Berikan informasi kepada keluarga tentang perkembangan
kondisi pasien secara tepat
10. Berikan informasi tentang pengkajian diagnostik yang
dilakukan dengan tepat
11. Diskusikan tentang diperlukannya perubahan gaya hidup
untuk mencegah terjadinya komplikasi dan/atau untuk
mengontrol penyakit
12. Diskusikan tentang pilihan pengobatan/terapi
13. Dukung pasien untuk mencari/mendapatkan second opinion
sesuai kebutuhan atau indikasi
14. Berikan penjelasan tentang rasionalisasi dari manajemen
terapi
15. Berikan penjelasan tentang komplikasi kronik yang mungkin
terjadi dengan tepat.
16. Instruksikan pasien untuk melakukan pencegahan dengan
tepat
17. Minta pasien untuk melaporkan tanda dan gejala yang ada ke
pemberi layanan kesehatan dengan tepat
18. Berikan nomor telepon yang dapat dihubungi jika terjadi
komplikasi
Berikan penguatan terhadap informasi yang diberikan oleh
tim kesehatan lain dengan tepat.
PENDIDIKAN KESEHATAN : PROSES PENYAKIT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.117 1 2/2

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PROSEDUR 19. Instruksikan pasien untuk melakukan pencegahan dengan


tepat
20. Minta pasien untuk melaporkan tanda dan gejala yang ada ke
pemberi layanan kesehatan dengan tepat
21. Berikan nomor telepon yang dapat dihubungi jika terjadi
komplikasi
22. Berikan penguatan terhadap informasi yang diberikan oleh
tim kesehatan lain dengan tepat.

UNIT TERKAIT  Instalasi Rawat Jalan


 Instalasi Gawat Darurat (IGD)
 Instalasi Rekam Medis
RENCANA EDUKASI PASIEN DAN KELUARGA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.118 1 1/1

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PENGERTIAN Rencana edukasi pasien dan keluarga adalah membuat


perencanaan dalam memberikan pengetahuan ketrampilan pada
pasien dan keluarga yang diberikan oleh staf rumah sakit agar
pemberian edukasi dapat diterima pasien secara efektif sehingga
dapat berpartisifasi lebih baik dalam asuhan yang diberikan

TUJUAN Agar edukasi terlaksana sesuai dengan kebutuhan dan


kemampuan pasien

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat
Inap

PROSEDUR 1. Lakukan Assement kebutuhan informasi pendidikan


kesehatan pasien dan keluarga berdasarkan: keyakinan dan
nilai-nilai pasien dan keluarga, kemampuan membaca,tingkat
pendidikan, dan bahasa yang digunakan, Hambatan
emosional dan motivasi, Keterbatasan fisik dan kognitif,
kesediaan pasien untuk menerima informasi.
2. Siapkan dan membuat rencana sesuai dengan assement yang
telah didapat(Materi edukasi/informasi, metode
penyampaian, petugas pemberi edukasi/informasi, waktu
pembelajaran).
3. Catat dan dokumentasikan perencanaan pembelajaran dalam
rekam medis pada formulir standar asuhan keperawatan.
4. Laksanakan edukasi sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
5. Lakukan pendekatan visual sesuai dengan nilai-nilai
kepercayaan, suku atau sosial budaya yang lainnya.

UNIT TERKAIT  Instalasi Rekam Medis


VERIFIKASI PEMBERIAN EDUKASI PASIEN DAN
KELUARGA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.03.119 1 1/1

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ


NIP.19591220 198910 1 001

PENGERTIAN Verifikasi pemahaman pasien dan keluarga terhadap materi


edukasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menilai
ketercapaian/ keberhasilan edukasi yang telah diberikan kepada
pasien dan keluarga

TUJUAN 1. Untuk mengetahui pemahaman pasien terhadap materi


edukasi yang diberikan
2. Untuk menilai keberhasilan edukasi yang diberikan.

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat
Inap

PROSEDUR 1. Verifikasi dilakukan setelah pasien diberikan edukasi


2. Berikan pertanyaan seputar materi edukasi yang telah
diberikan/ meminta pasien dan atau keluarga pasien
mengulang kembali materi edukasi yang telah diberikan
( Bila materi edukasi yang diberikan adalah informasi
pengetahuan)
3. Meminta pasien dan atau keluarga melakukan redemonstrasi
terhadap keterampilan/ prosedur tindakan yang telah
diajarkan (Bila materi edukasi yang diberikan adalah
keterampilan/ prosedur tindakan)
4. Setelah pasien mengerti tentang materi edukasi yang
diberikan, minta pasien untuk tanda tangan di formulir
informasi dan edukasi

UNIT TERKAIT Seluruh Instalasi Pelayanan

Anda mungkin juga menyukai