SPO Revisi RANAP PERUBAHAN KUTILANG
SPO Revisi RANAP PERUBAHAN KUTILANG
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
PROSEDUR PERALATAN
1. Set alat bedah minor yang terdiri dari:
a. Pinset anatomi
b. Pinset cirurgi
c. Nald Folder
d. Gunting
e. Arteri Klem
2. Benang jahit
3. Jarum jahit
4. Kassa steril
5. Cairan normal saline (NaCl 0,9%)
6. Cairan antiseptik
7. Obat anestesi
8. Plester
9. Gunting plester
10. Kom steril
11. Tempat sampah medis
12. Disposable syringe
13. Larutan H2O2/perhidrol
PELAKSANAAN
1. Ucapkan salam pada pasien
a. Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan prosedur
b. Memperkenalkan diri kepada pasien
c. Menjelaskan tujuan dilakukannya tindakan ini yaitu agar
tidak terjadi infeksi lebih lanjut dan mempercepat
penyembuhan luka
MENJAHIT LUKA ROBEK (HECTING)
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
PROSEDUR PERALATAN
1. Pinset anatomis: 2 buah (steril)
2. Pinset Chirurgis: 2 buah (steril)
3. Gunting angkat jahit: 1 buah (steril)
4. Kassa steril
5. Mangkok kecil: 3 buah (steril)
6. Sarung tangan steril
7. Gunting verband
8. Plester
9. Alkohol 70% dalam tempatnya
10. Iodin povidon solution 10% atau sejenisnya
11. NaCl 0,9%
12. Bengkok: 2 buah, 1 berisi cairan desinfektan
13. Kain pembalut atau verband secukupnya
PELAKSANAAN
1. Cuci tangan
2. Berikan salam sebagai pendekatan therapeutic
3. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien/keluarga
4. Tanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum kegiatan
dilakukan
5. Atur posisi pasien sehingga luka dapat terlihat jelas
6. Buka peralatan
7. Pakai sarung tangan
8. Basahi plester dengan alcohol/wash bensin dan buka dengan
menggunakan pinset
9. Buka balutan lapis terluar
10. Bersihkan sekitar luka dan bekas plester
11. Buka balutan lapisan dalam
12. Tekan kedua tepi luka (sepanjang luka)
13. Bersihkan luka dengan menggunakan cairan NaCl 0,9%
14. Desinfeksi luka dengan Iodine Povidone
15. Letakkan kassa steril dekat luka
PENGANGKATAN JAHITAN LUKA
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
03.03.002
0 2/2
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
PROSEDUR 16. Tarik simpul jahitan sedikit keatas secara hati-hati dengan
memakai pinset chirurgis, sehingga benang yang berada di
dalam kulit kelihatan
17. Gunting benang dan tarik hati-hati, buang ke kassa
18. Bilas dengan menggunakan cairan NaCl 0,9%
19. Lakukan kompres betadine pada luka / memberi obat/ menutup
dengan kassa steril
20. Pasang plester pada seluruh tepi kassa (4 sisi)
21. Evaluasi respon pasien
22. Rapikan dan bersihkan alat
23. Cuci tangan
24. Dokumentasikan kegiatan dalam rekam medis
PROSEDUR PERALATAN
1. Standar infus
2. Cairan infus dan infus set sesuai kebutuhan
3. Jarum / wings needle / abocath sesuai dengan ukuran yang
dibutuhkan
4. Bidai / alas infus kalau perlu
5. Perlak dan torniquet
6. Plester dan gunting
7. Bengkok
8. Sarung tangan bersih
9. Kassa seteril
10. Kapas alkohol dalam tempatnya
11. Bethadine dalam tempatnya
PELAKSANAAN
1. Ucapkan salam
2. Jelaskan tindakan yang kita akan lakukan
3. Atur posisi pasien pada posisi terlentang.
4. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan.
5. Siapkan cairan yang dibutuhkan.
6. Hubungkan infus set ke cairan, cek ada tidaknya udara dalam
selang infus.
7. Pilih vena yang sesuai untuk penusukan vena
8. Pilih ukuran iv catheter sesuai dengan kebutuhan
9. Gunakan tourniquet 3-4 inci di atas tempat penusukan vena
yang sesuai
10. Berikan tekanan pada tourniquet yang cukup untuk
menghambat sirkulasi vena.
11. Sterilkan lokasi dengan kapas alkohol.
PEMASANGAN INFUS
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
PENGERTIAN Terjadinya gangguan fisik pada klien akibat dari adanya ketidak
serasian antara obat yang diberikan dengan kondisi badan klien,
sehingga menimbulkan suatu ketidak nyamanan pada tubuh klien.
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
PROSEDUR PERALATAN
1. Handscoon
2. Apron
3. Kain panjang atau selimut
4. Gunting verband
5. Bengkok
6. Kassa Gulung
7. Kapas
8. Tempat pakaian kotor
9. Sampiran
10. Formulir jenazah
PELAKSANAAN
1. Beritahu keluarga bahwa jenazah akan dibersihkan. Lakukan
Informed Consent dengan bahasa yang mudah digunakan dan
ramah
2. Siapkan alat dan bahan yang digunakan. Susun alat secara
ergonomis
3. Cuci tangan dibawah air mengalir
4. Pakai alat pelindung diri. Pastikan apron terpasang dengan
benar dan sarung tangan tidak perlu steril
5. Bersihkan dan rapikan jenazah sesuai kebutuhan
6. Letakkan tangan jenazah sesuai agama dan kepercayaannya.
Lipat tangan diatas perut jenazah dan ikat pergelangan tangan
dengan kassa
7. Rapatkan kelopak mata dan tutup lubang-lubang pada tubuh.
Tutup mata, kemudian tutup lubang hidung dan telinga dengan
menggunakan kapas
PERAWATAN JENAZAH
PROSEDUR 8. Rapatkan mulut dengan cara ikat dari dagu ke kepala. Ikat
dengan kassa dimulai dari dagu sampai kepala kemudian diikat
simpul pada kepala
9. Rapatkan kedua kaki, kemudian ikat lutut dan kedua jempol
dengan menggunakan kassa
10. Tutup jenazah dengan menggunakan kain penutup jenazah.
Tutup seluruh bagian tubuh jenazah dengan menggunakan
selimut atau kain panjang
11. Isi formulir jenazah dengan lengkap. Catat nama, jenis
kelamin, tanggal/jam meninggal dengan lengkap dan jelas
12. Bawa jenazah ke kamar jenazah dengan menggunakan
brangkar.
13. Bereskan dan rapikan semua alat. Buang sampah pada
tempatnya
14. Cuci tangan dibawah air mengalir
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
PELAKSANAAN
1. Lakukan anamnesa (apakah ada tanda-tanda peradangan pada
area gigitan, apakah ada tanda/berkas gigitan, pastikan
binatang apa yang menggigit)
2. Siapkan alat: bisturi, jarum/neddle, kassa steril, betadine,
plester
3. Inform consent
4. Cuci tangan, pakai sarung tangan
5. Lakukan insisi/lakukan tusuk jarum untuk mengeluarkan
racun melalui tusukan jarum/insisi, kemudian bersihkan
dengan NaCl dan tutup dengan kassa betadin
6. Bersihkan dengan menekan area gigitan untuk mengeluarkan
racun melalui tusukan jarum/insisi, kemudian bersihkan
dengan NaCl dan tutup dengan kassa betadin
7. Balut luka bekas gigitan dan bekas tusuk jarum/insisi
8. Berikan therapi sesuai advis dokter (bila perlu) intramuskular
dan intra cutan (contoh: ABU bila digigit ular)
9. Bereskan alat
10. Cuci tangan
11. Dokumentasikan kegiatan didalam rekam medis
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
TUJUAN Menjaga fisiologi integritas jaringan kuku dan kulit menjadi lebih
baik
PROSEDUR PERALATAN :
1. Alat pelindung diri (handscoon dan masker)
2. Duk steril
3. Kassa steril
4. Supratule
5. Plester
6. Cairan aseptik
7. Lidokain
8. Bedah minor set
PELAKSANAAN
1. Cuci tangan
2. Ucapkan salam
3. Jelaskan tujuan tindakan
4. Pakai sarung tangan
5. Siapkan alat dan bahan dalam bak instrumen kecil
6. Atur posisi pasien supaya nyaman dan rileks.
7. Pasang duk steril
8. Bersihkan daerah operasi dengan tindakan aseptik.
9. Lakukan anestesi infiltrasi dengan lidocaine
10. Angkat kuku dengan menggunakan klem dari tepi kiri ke
kanan atau arah sebaliknya.
11. Bersihkan bagian atas jari yang kukunya telah diangkat
dengan menggunakan kassa steril secara perlahan-lahan
12. Berikan supratule pada permukaan jaringan kuku yang telah
diangkat
13. Tutup luka dengan kassa steril dan plester.
14. Evaluasi respon pasien
EKSTRASI KUKU
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
PROSEDUR PERALATAN :
1. Alat pelindung diri (handscoon dan masker)
2. Neck Collar
PELAKSANAAN
1. Perawat cuci tangan
2. Perawat menggunakan masker, handscoon
3. Pegang kepala dengan cara satu tangan memegang bagian
kanan kepala mulai dari mandibula ke arah temporal, demikian
juga bagian sebelah kiri dengan tangan yang lain dan cara yang
sama
4. Perawat lainnya memasukkan neck collar secara perlahan ke
bagian belakang leher dengan sedikit melewati leher
5. Letakkan bagian Neck collar yang berlekuk tepat pada dagu
6. Rekatkan 2 sisi neck collar satu sama lain
7. Perawat cuci tangan
8. Dokumentasikan kegiatan di dalam rekam medis
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
PROSEDUR PERALATAN
1. Buku catatan pemberian obat/kartu obat
2. Obat yang akan diinjeksikan dan cairan pelarut
3. Spuit 1ml
4. Kapas antiseptik steril
5. Bak injeksi
6. Bengkok
7. Perlak dan alasnya
8. Sarung tangan
PELAKSANAAN
1. Cuci tangan
2. Ucapkan salam
3. Jelaskan tujuan tindakan
4. Gunakan sarung tangan
5. Siapkan obat. Untuk kemasan obat vial dalam bentuk serbuk,
obat dilarutkan dengan jenis cairan pelarut dan perbandingan
yang ditentukan sesuai dengan yang tertulis dalam kertas
petunjuk yang terdapat dalam kemasan masing masing obat
6. Tentukan lokasi penyuntikan
7. Pasang perlak
8. Desinfeksi dengan kapas antiseptik pada area yang akan
disuntik Anjurkan pasien untuk menarik nafas dalam untuk
mengurang nyeri yang timbul saat penusukan.
9. Lakukan penusukan dengan lubang jarum menghadap ke atas
dengan sudut 10-15 derajat
10. Lakukan aspirasi, pastikan tidak terdapat darah atau cairan
tubuh masukkan obat perlahan-lahan hingga terjadi
gelembung Tarik spuit dan jangan lakukan masage
11. Lingkari batas pinggir gelembung dengan alat tulis
12. Bereskan alat-alat
13. Buka sarung tangan
PEMBERIAN OBAT MELALUI INTRAKUTAN (IC)
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
PROSEDUR PERALATAN
1. Buku catatan pemberian obat/kartu obat
2. Obat yang akan diinjeksikan dan cairan pelarut
3. Spuit 3 ml
4. Kapas antiseptik steril
5. Bak injeksi
6. Bengkok
7. Perlak dan alasnya
8. Sarung tangan
PELAKSANAAN
1. Cuci tangan
2. Ucapkan salam
3. Jelaskan tujuan tindakan
4. Memakai sarung tangan
5. Masukkan obat ke dalam spuit dengan cara yang benar dan
sesuai dengan dosis yang ditentukan
6. Beritahu pasien dan atur dalam posisi yang nyaman sesuai
dengan lokasi penyuntikan yang dipilih, bebaskan dari pakaian
pasien
7. Tentukan lokasi yang akan dilakukan penyuntikan (palpasi
lokasi injeksi terhadap adanya edema, masa, nyeri tekan.
Hindari lokasi jaringan parut, memar, infeksi)
a. Paha (vastus lateralis): posisi pasien telentang dengan lutut
agak fleksi
b. Bokong (dorsogluteal) : posisi klien berbaring miring
c. Lengan atas deltoid : posisi pasien duduk atau berbaring
datar dengan lengan bawah fleksi namun rileks menyilangi
abdomen atau pangkuan
8. Desinfeksi area kulit yang akan dilakukan penyuntikkan
dengan kapas alkohol
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
PROSEDUR PERALATAN
1. Buku catatan pemberian obat/kartu obat
2. Obat yang akan diinjeksikan
3. Spuit
4. Kapas alcohol
5. Kassa steril
6. Plester
7. Tourniquet
8. Bak injeksi
9. Bengkok
10. Perlak dan alasnya
11. Sarung tangan
PELAKSANAAN
1. Cuci tangan
2. Ucapkan salam
3. Jelaskan tujuan tindakan
4. Pakai sarung tangan
5. Masukkan obat ke dalam spuit dengan cara yang benar dan
sesuai dengan dosis yang ditentukan
6. Beritahu pasien dan atur dalam posisi yang nyaman sesuai
dengan lokasi penyuntikan yang dipilih, bebaskan dari
pakaian pasien
7. Pasang perlak
8. Pasang tourniquet di bagian proximal dari lokasi injeksi
9. Desinfeksi dengan kapas antiseptik pada area yang akan
disuntik dari tengah ke luar secara melingkar sekitar 5cm
10. Siapkan spuit, lepaskan kap penutup secara tegak lurus sambil
menunggu antiseptik kering dan keluarkan udara dari spuit
PROSEDUR 11. Anjurkan pasien untuk menarik nafas dalam untuk mengurangi
nyeri yang timbul saat penusukan
12. Buka tutup jarum. Tarik kulit ke bawah kurang lebih 2,5 cm
dibawah area penusukan dengan tangan non dominan.
13. Lakukan penusukan sejajar dengan vena yang akan ditusuk
pada posisi sudut 15-30 derajat. Jarum menghadap ke arah
proximal sehingga obat yang nanti disuntikkan tidak akan
menyebabkan turbulensi ataupun pengkristalan di lokasi
suntikan.
14. Rendahkan posisi jarum sejajar kulit dan teruskan jarum ke
dalam vena
15. Lakukan aspirasi dengan tangan non dominan menahan barel
dari spuit dan tangan dominan menarik plunger
16. Observasi adanya darah pada spuit
17. Jika ada darah, lepaskan tourniquet dan masukkan obat secara
perlahan
18. Keluarkan jarum dengan sudut yang sama saat dimasukkan,
sambil melakukan penekanan pada area penusukan dengan
menggunakan kapas alkohol selama 2-5 menit
19. Tutup area penusukan dengan menggunakan kassa steril dan
plester (bila diperlukan)
20. Jika memberikan injeksi via aliran infus (iv bolus), matikan
aliran infus, kemudian masukkan obat secara bolus, atur
kembali tetesan infus
21. Evaluasi respon pasien
22. Bersihkan alat dan mengembalikan pada tempatnya
23. Buka sarung tangan
24. Cuci tangan
25. Dokumentasikan pemberian obat dalam catatan pengobatan
PROSEDUR PERALATAN
1. Obat-obatan yang diperlukan dalam tempatnya
2. Air minum
3. Tisue
4. Wadah obat
PELAKSANAAN
1. Cuci tangan
2. Ucapkan salam
3. Jelaskan tujuan pemberian obat
4. Kaji kemampuan pasien untuk dapat minum obat per oral
(apakah ada mual, muntah, gangguan menelan, atau pasien
sedang dalam posisi difiksasi)
5. Periksa kembali program pengobatan dengan cara 7 benar
(nama pasien, nama obat, dosis obat, waktu pemberian obat
dan cara pemberian obat , benar informasi,dokumentasi)
6. Jika pasien mengalami kesulitan menelan obat gerus obat
kemudian campurkan menggunakan air.
7. Cek dengan bagian farmasi sebelum menggerus obat karena
ada beberapa jenis obat yang tidak boleh digerusObat dalam
bentuk cair
b. Kocok/putar obat/dibolak balik agar bercampur dengan rata
sebelum digunakan.
c. Buka penutup botol dan letakkan menghadap ke atas untuk
menghindari kontaminasi pada tutup botol bagian dalam.
d. Tuang obat sejumlah yang diperlukan ke dalam wadah
yang tersedia. Bila jumlah obat yang diberikan hanya
sedikit, kurang dari 5 ml maka gunakan spuit untuk
mengambilnya dari botol
e. Untuk pasien yang difiksasi bantu dalam pemberian obat
dan berikan posisi yang nyaman untuk mencegah aspirasi
PROSEDUR 8. Tunggu pasien sampai semua obat ditelan. Pastikan obat sudah
ditelan dengan menyuruh pasien untuk membuka mulutnya
9. Evaluasi perasaan pasien. Perawat mengobservasi respon
pasien terhadap pengobatan
10. Kontrak untuk tindakan selanjutnya
11. Buka sarung tangan
12. Cuci tangan
13. Dokumentasikan pemberian obat dalam catatan pengobatan
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
PROSEDUR PERALATAN
1. Obat yang telah ditentukan
2. Kain kassa
3. Jeli pelumas
4. Sarung tangan
5. Tissue
6. Pengalas
7. Kapas sublimat dalam tempatnya
PELAKSANAAN
1. Cuci tangan
2. Jaga privasi pasien, minta pasien untuk berkemih terlebih
dahulu
3. Atur posisi pasien tidur dalam posisi dorsal recumben
4. Pakai sarung tangan
5. Buka pembungkus obat dan pegang dengan kain kassa
6. Bersihkan sekitar alat kelamin dengan kapas sublimat
7. Apabila jenis obat suppositoria maka buka pembungkus obat
dan oleskan jelly
8. Regangkan labia minora dengan tangan kiri dan masukkan
obat sepanjang dinding kanal vaginal posterior sampai 7,7-10
cm
9. Setelah obat masuk bersihkan daerah sekitar orifisium dan
labia dengan tissue
10. Anjurkan pasien untuk tetap dalam posisi tersebut kurang lebih
10 menit
11. Evaluasi perasaan pasien
12. Buka sarung tangan
13. Cuci tangan
14. Dokumentasikan pemberian obat dalam catatan pengobatan
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
dr. H. Heru Effendi, Sp .KJ
NIP.19591220 198910 1 001
UNIT TERKAIT Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Rawat Jalan
Instalasi Farmasi
Instalasi Rekam Medis
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
PROSEDUR PERALATAN
1. Obat suppositoria rectal
2. Jeli pelumas
3. Sarung tangan
4. Tissue
PELAKSANAAN
1. Cuci tangan
2. Ucapkan salam dan jelaskan tujuan pemberian obat
3. Jaga privasi pasien, minta pasien untuk berkemih terlebih
dahulu
4. Atur posisi pasien berbaring supinasi dengan kaki fleksi dan
pinggul supinasi eksternal
5. Tutup dengan selimut mandi dan ekspose hanya pada area
perineal saja
6. Pakai sarung tangan
7. Buka suppositoria dari kemasannya dan beri pelumas pada
ujung bulatnya dengan jelly. Beri pelumas sarung tangan pada
jari telunjuk dari tangan dominan
8. Minta klien untuk menarik nafas dalam melalui mulut
bertujuan untuk merelakskan spingter ani
9. Regangkan bokong pasien dengan tangan non dominan,
dengan jari telunjuk masukkan obat ke dalam anus, melalui
spingter ani dan mengenai dinding rectal 10 cm pada orang
dewasa dan 5 cm pada bayi dan anak-anak, tarik jari dan
bersihkan area kanal pasien
10. Bersihkan alat dan mengembalikan pada tempatnya.
11. Buka sarung tangan
12. Evaluasi perasaan pasien
14. Cuci tangan
15. Dokumentasikan pemberian obat dalam catatan pengobatan
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
PELAKSANAAN
1. Cuci tangan
2. Ucapkan salam
3. Jelaskan tujuan tindakan
4. Pakai sarung tangan
5. Masukkan obat ke dalam spuit dengan cara yang benar
6. Beritahu pasien dan atur dalam posisi yang nyaman sesuai
dengan lokasi penyuntikan yang dipilih
7. Pasang perlak
8. Desinfeksi dengan kapas antiseptik pada area yang akan
disuntik dari tengah ke luar secara melingkar sekitar 5cm,
Siapkan spuit, lepaskan kap penutup secara tegak lurus sambil
menunggu antiseptik kering dan keluarkan udara dari spuit
9. Anjurkan pasien untuk menarik nafas dalam untuk
mengurangi nyeri yang timbul saat penusukan
10. Pegang spuit dengan lubang jarum menghadap ke atas dengan
sudut kemiringan 450.
11. Gunakan tangan yang tidak memegang spuit untuk
mengangkat atau merentangkan kulit, lalu secara perlahan dan
mantap tangan yang lain menusukkan jarum
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
PROSEDUR PERALATAN
Obat yang sudah ditentukan dalam tempatnya
PELAKSANAAN
1. Cuci tangan
2. Ucapkan salam
3. Periksa kembali program pengobatan dengan cara 7 benar
(nama pasien, nama obat, dosis obat, waktu pemberian obat
dan cara pemberian obat, benar informasi, dokumentasi)
4. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan/inform consent
5. Atur posisi yang nyaman
6. Berikan obat kepada pasien
7. Beritahu kepada pasien agar meletakkan obat pada bagian
bawah lidah, hingga terlarut seluruhnya
8. Anjurkan pasien agar tetap menutup mulut,tidak minum dan
berbicara selama obat belum terlarut seluruhnya
9. Evaluasi perasaan pasien. Perawat mengobservasi respon
pasien terhadap pengobatan
10. Kontrak untuk tindakan selanjutnya
11. Cuci tangan
12. Dokumentasikan pemberian obat dalam catatan pengobatan
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
PROSEDUR PERALATAN
1. Obat tetes hidung
2. Kapas
3. Bengkok
4. Pipet (kalau perlu)
5. Sarung tangan
PELAKSANAAN
1. Cuci tangan
2. Ucapkan salam dan jelaskan tujuan pemberian obat
3. Pakai sarung tangan
4. Atur posisi pasien, posisi yang dapat dipilih:
5. Duduk di kursi dengan kepala tengadah ke belakang
6. Berbaring dengan kepala ekstensi pada tepi tempat tidur
7. Berbaring dengan bantal di bawah bahu dan kepala tengadah
ke belakang
8. Berikan tetesan obat pada masing-masing lobang hidung
(sesuai dosis)
9. Pertahankan posisi kepala tetap tengadah selama 5 menit
10. Lepas sarung tangan
11. Bersihkan alat dan mengembalikan pada tempatnya
12. Evaluasi perasaan pasien dan kontrak tindakan selanjutnya
13. Buka sarung tangan
14. Cuci tangan
15. Dokumentasikan pemberian obat dalam catatan pengobatan
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
PROSEDUR PERALATAN
1. Obat tetes mata
2. Kapas
3. Bengkok
4. Pipet (kalau perlu)
PELAKSANAAN
1. Ucapkan salam
2. Cuci tangan
3. Atur posisi pasien, pasien duduk atau tidur terlentang dengan
kepala ditengadahkan
4. Buka kelopak mata bawah dengan telunjuk jari kiri
5. Teteskan obat mata pada permukaan konjungtiva kelopak mata
bawah
6. Bersihkan air mata yang keluar dengan kapas
7. Bersihkan alat dan mengembalikan pada tempatnya
8. Evaluasi perasaan pasien
9. Kontrak untuk tindakan selanjutnya
10. Cuci Tangan
11. Dokumentasikan pemberian obat dalam catatan pengobatan
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
PROSEDUR PERALATAN
1. Obat dan alat tetes
2. Lidi kapas
3. Tissue
4. Bola kapas
5. Sarung tangan
6. Bak instrument
7. Bengkok
8. Perlak dan handuk kecil
9. Penlight
PELAKSANAAN
1. Cuci tangan
2. Ucapkan salam dan jelaskan tujuan pemberian obat
3. Pakai sarung tangan
4. Kaji kondisi telinga pasien
5. Atur posisi kepala pasien miring dengan telinga yang akan
diobati berada di atas
6. Bila terdapat serumen atau drainase, bersihkan dengan lidi
kapas. Hati-hati jangan sampai serumen terdorong.
7. Luruskan saluran telinga dengan menarik daun telinga ke
bawah dan ke belakang pada anak-anak atau ke atas dan ke
luar untuk dewasa Teteskan obat sesuai dosis, Minta klien
untuk tetap miring selama 5-10 menit. Beri pijatan atau
tekanan lembut pada tragus telinga dengan menggunakan jari
tangan
8. Evaluasi respon pasien
9. Bersihkan alat dan mengembalikan pada tempatnya
10. Buka sarung tangan
11. Cuci tangan
12. Dokumentasikan pemberian obat dalam catatan pengobatan
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
PENGERTIAN Pemberian obat secara lokal pada kulit untuk memperoleh reaksi
lokal dari obat tersebut
PELAKSANAAN
1. Cuci tangan
2. Ucapkan salam dan jelaskan pemberian obat
3. Pakai sarung tangan
4. Beri privasi
5. Atur posisi pasien sesuai area yang akan diberi obat
6. Inspeksi kondisi kulit. Cuci area yang sakit, lepaskan semua
debris dan kerak pada kulit
7. Keringkan atau biarkan area kering oleh udara Oleskan agen
topical sesuai pilihan:
a. Krim, salep dan lotion yang mengandung minyak.
Letakkan satu sampai dua sendok teh obat di telapak
tangan kemudian gosok lembut. Usapkan merata di atas
permukaan kulit, lakukan gerakan memanjang searah
pertumbuhan bulu
b. Lotion yang mengandung suspense. Kocok wadah dengan
kuat, oleskan sejumlah kecil pada kulit, dan jelaskan bahwa
area tersebut akan terasa dingin dan kering.
c. Bubuk. Pastikan permukaan kulit kering, regangkan lipatan
kulit, dan bubuhkan secara tipis pada area tersebut
PROSEDUR 8. Spray aerosol. Kocok wadah dengan keras, baca label untuk
jarak pemberian, biasanya 15-30 cm. Bila leher atau bagian
atas dada harus disemprot anjurkan klien memalingkan wajah
dari arah spray. Semprotkan obat dengan cara merata.pada
bagian yang sakit
9. Evaluasi perasaan pasien
10. Kontrak untuk tindakan selanjutnya
11. Bersihkan alat dan mengembalikan pada tempatnya
12. Buka sarung tangan
13. Cuci tangan
14. Dokumentasikan pemberian obat dalam catatan pengobatan
UNIT TERKAIT Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Rawat Jalan
Instalasi Farmasi
Instalasi Rekam Medis
PROSEDUR PERALATAN
1. Alat makan dan gelas yang tidak mudah pecah
2. Tissue
PELAKSANAAN
1. Perawat menyapa pasien dengan ramah
2. Perawat cuci tangan
3. Monitor kemampuan pasien untuk menelan
4. Identifikasi diet yang disarankan
5. Motivasi pasien untuk makan diruang makan
6. Ciptakan lingkungan yang menyenangkan selama waktu makan
(misalnya jauhkan dari pandangan benda-benda seperti pispot
dan urinal)
7. Perawat menyarankan pasien untuk cuci tangan sebelum
makan
8. Perawat memberikan cara menjaga kebersihan mulut sebelum
makan
9. Perawat membuka bungkusan makanan
10. Jangan meletakkan makanan pada sisi dimana pandangan
seseorang tidak dapat melihat
11. Posisikan pasien dalam posisi makan yang nyaman
12. Berikan sedotan minuman jika diperlukan
13. Gunakan tissue untuk pasien menjaga kebersihan mulut bagian
luar
14. Gunakan alat makan dan gelas yang tidak mudah pecah dan
tidak berat
15. Pasien cuci tangan sesudah makan
16. Perawat cuci tangan setelah tindakan
17. Dokumentasikan dalam kegiatan memonitor berat badan dan
status hidrasi pasien
MEMANDIKAN PASIEN
PELAKSANAAN
1. Cuci tangan
2. Jelaskan tujuan tindakan
3. Perawat meminta persetujuan tindakan secara lisan kepada
pasien/keluarganya
4. Jaga privacy pasien dengan cara memasang tirai
5. Kenakan APD sesuai dengan prosedur
6. Dekatkan alat-alat pada pasien
7. Pindahkan selimut dan bantal dari tempat tidur
8. Posisikan diri di sisi kanan pasien
9. Pakaikan selimut mandi dan menarik dari bawah selimut
pasien
10. Bantu pasien untuk bergerak ke sisi dekat dengan perawat dan
tutup pagar tempat tidur pada bagian sisi yang berlawanan dari
pasien
11. Perawat memandikan pasien sesuai dengan urutan sebagai
berikut :
MEMANDIKAN PASIEN
Lengan
Perawat melepaskan pakaian atas dan menutup dengan handuk
atas, bila pasien menggunakan infus, perawat melepaskan
pakaian mulai dari bagian lengan yang tidak terpasang infus
Perawat membentangkan handuk atas memanjang di bawah
lengan kanan dan handuk bawah di sisi kiri lengan sedemikian
rupa sehingga menutup bagian depan pasien
Perawat mencuci lengan dan ketiak dengan arah dari ujung ke
pangkal axilla. Perawat mengangkat lengan pasien ke atas
sewaktu membersihkan area axilla. Sabuni terlebih dahulu
lengan pasien yang jauh dari perawat dan sewaktu membilas
mendahulukan lengan pasien yang dekat dengan perawat,
kemudian dikeringkan
MEMANDIKAN PASIEN
IRIGASI MATA
PROSEDUR PERALATAN :
1. Handuk
2. Perlak
3. Bengkok
4. Handscoon steril
5. Kapas
6. Cairan irigator
7. Irigator
PELAKSANAAN
1. Cuci tangan
2. Ucapkan salam terapeutik
3. Jelaskan prosedur kepada klien
4. Siapkan alat
5. Bantu klien mengatur posisi duduk atau berbaring, miring
kepala ke arah mata yang sakit
6. Tutup pakaian klien dengan handuk. Pasang perlak di bawah
kepala pasien
7. Pasang bengkok di bawah mata yang sakit
8. Pakai sarung tangan steril
9. Bersihkan kelopak mata dan bulu mata dengan kapas yang
telah dibasahi cairan irigan, dengan arah dari kanus dalam ke
kanus luar
10. Dengan perlahan, retraksi kelopak mata dengan telunjuk dan
ibu jari tangan non dominan (umumnya kiri).
11. Mulai alirkan irigan melalui irigator, pengang bagian distal
irrigator dengan tangan dominan (umumnya kanan) 2,5 cm
diatas mata.
IRIGASI MATA
IRIGASI TELINGA
PENGERTIAN Irigasi telinga adalah suatu tindakan medis yang bertujuan untuk
membersihkan liang telinga luar dari nanah, serumen, dan benda -
benda asing dengan cara memasukkan cairan dalam telinga
PELAKSANAAN :
1. Cuci tangan
2. Perawat mengidentifikasi pasien
3. Jelaskan prosedur tindakan pada pasien.
4. Tutup sampiran
5. Perawat menggunakan alat pelindung diri (handscoon dan
masker)
6. Tutupi pasien dengan handuk/laken.
7. Berikan pasien posisi duduk.
8. Tarik aurikel (daun telinga) ke atas dan ke belakang..
9. Arahkan aliran cairan dari bagian atas liang telinga
menggunakan spuit balon/water pik
10. Keringkan bagian luar telinga setelah irigasi telinga dilakukan
11. Kaji kebersihan irigasi telinga
12. Kaji rasaa nyaman pasien
13. Bersihkan peralatan
14. Cuci tangan
15. Dokumentasikan
PROSEDUR PERALATAN
1. Selang NGT
2. Handscoen
3. Handuk kecil
4. Perlak
5. Bengkok
6. Jelli atau lubricant
7. Spuit 50cc
8. Stetoskop
9. Tongue spatel
10. Plester
11. Pen light
12. Gunting
13. Klem
PELAKSANAAN
1. Cuci tangan
2. Jelaskan tujuan pemasangan NGT pada keluarga pasien
3. Lakukan inforcemed consent
4. Persiapkan alat-alat ke dekat pasien
5. Atur posisi pasien sesuai dengan keadaan pasien.
6. Pasang perlak dan pengalas pada daerah dada.
7. Cuci tangan dan memakai sarung tangan .
8. Ukur dan memberi tanda pada NGT yang akan dipasang ± 40-
45 cm (diukur mulai dahi sampai proxesus xypoideus).
9. Olesi NGT dengan aqua jelly sepanjang 15 cm dari ujung NGT.
10. Masukan NGT melalui lubang hidung dan pasien dianjurkan
untuk menelan (jika pasien tidak sadar tekan lidah dengan
spatel) masukan NGT sampai pada batas yang sudah ditentukan
sambil perhatikan keadaan umum pasien.
PEMASANGAN KATETER
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Nomor / /RSJD/2017 Tentang
Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap
PROSEDUR PERALATAN
1. Selang kateter
2. Aquadest
3. Jelly/lubricant
4. Sarung tangan steril
5. Spuit 5cc
6. Plester
7. Gunting
8. Kasa
9. Betadine
10. Urobag
11. Pinset
12. Bengkok
13. Perlak
PELAKSANAAN
1. Cuci tangan
2. Berikan penjelasan kepada keluarga dan pasien
3. Lakukan informed consent
4. Persiapkan alat dan mendekatkan peralatan disamping penderita
5. Atur posisi pasien
6. Pasang perlak
7. Pemasangan Pada Laki - Laki:
a. Lakukan disinfeksi pada penis dan area sekitar dengan
betadin
b. Gunakan sarung tangan.
c. Oleskan slang kateter dengan jelly
d. Tangan kiri dengan kasa memegang penis sampai tegak ±
0
60 .
e. Tangan kanan memasukan ujung kateter kelubang gland
penis dan dorong pelan-pelan kearah vesika urinaria sampai
urine keluar kemudian sambung slang kateter dengan
urobag.
PEMASANGAN KATETER
SUCTION
PROSEDUR PERALATAN
1. Bak instrument berisi: pinset anatomi 2, kasa secukupnya
2. NaCl atau air matang
3. Canule section
4. Perlak dan pengalas
5. Mesin suction
6. Sarung tangan
PELAKSANAAN
1. Cuci tangan
2. Ucapkan salam
3. Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan
4. Tempatkan pasien pada posisi terlentang dengan kepala miring
ke arah perawat
5. Gunakan/Pakai sarung tangan
6. Hubungkan kateter penghisap dengan slang alat penghisap
7. Mesin penghisap dihidupkan
8. Lakukan penghisapan lendir dengan memasukkan kateter
penghisap kedalam kom berisi aquades atau NaCl 0,9% untuk
mempertahankan tingkat kesterilan (asepsis)
9. Masukkan kateter penghisap dalam keadaan tidak menghisap
10. Gunakan alat penghisap dengan tekanan 110 - 150 mmHg
untuk dewasa, 95 - 11- mmHg untuk anak-anak dan 50 - 95
mmHg untuk bayi
11. Tarik dengan memutar kateter penghisap tidak lebih dari 15
detik
12. Bilas kateter dengan aquades atau NaCl 0,9%
SUCTION
PROSEDUR PERALATAN
1. Bak instrument
2. Spuit 10 cc
3. Bengkok
4. Handscoen
5. Gunting plaster
6. Perlak
7. Kateter
8. Selimut
PELAKSANAN
1. Cuci tangan
2. Ucapkan salam
3. Jelaskan tujuan pelepasan kateter urin
4. Persiapkan alat-alat ke dekat pasien
5. Atur posisi pasien sesuai dengan keadaan pasien
6. Pasang perlak dan pengalas
7. Klem kateter, buka plester
8. Keluarkan cairan yang ada pada balon kateter dengan spuit
9. Tarik kateter secara perlahan-lahan, anjurkan pasien relaksasi
nafas dalam
10. Evaluasi respon pasien
11. Rapihkan alat dan pasien
12. Buka sarung tangan
13. Cuci tangan
14. Dokumentasikan tindakan.
VULVA HIEGIENE
No. Dokumen No. Revisi Halaman
03.03.030 1 1/2
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
PROSEDUR PERALATAN
1. Kapas sumblimat
2. Perlak
3. Botol cebok berisi larutan desinfektan sesuai dengan kebutuhan
4. Betadin dan kain kasa
5. Bengkok
6. Pispot
PELAKSANAAN
1. Cui tangan
2. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien dan keluarga
3. Tanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum kegiatan
dilakukan
4. Pasang sampiran menjaga privasi
5. Pasang selimut mandi
6. Pasang sarung tangan
7. Atur posisi pasien dorsal recumbent, memasang alas dan perlak
dibawah pantat
8. Pasang pispot, sambil memperhatikan lochea, celana dan
pembalut dimasukkan dalam tas plastic yang berbeda.
9. Pasien disuruh BAB dan BAK.
10. Guyur vulva dengan air matang yg merisi larutan desinfektan
pispot diambil
11. Dekatkan bengkok ke dekat pasien
VULVA HIEGIENE
No. Dokumen No. Revisi Halaman
03.03.030 1 2/2
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
POST CONFERENCE
No. Dokumen Halaman
No. Revisi
03.03.031 1/1
1
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
PRE CONFERENCE
PROSEDUR PERALATAN
1. Buku catatan
2. Alat tulis
3. Pesawat telepon
PELAKSANAAN
1. Petugas mengidentifikasi pasien secara langsung dengan
menanyakan langsung nama pasien ( pada keluarga bila pasien
tidak sadar) dan melihat ke gelang identitas pasien
2. Perawat melakukan pengkajian keperawatan kepada pasien
3. Siapkan di dekat pesawat telepon : status pasien, buku
komunikasi dan pulpen
4. Tuliskan identitas dan kondisi pasien pada form buku
komunikasi pasien
5. Tekan nomor ekstensi pemberi perintah/dokter.
6. Setelah telepon tersambung, ucapkan salam.
7. Laporkan identitas dan kondisi pasien saat ini dengan
menggunakan teknik SBAR
baca : Teknik komunikasi SBAR
8. Dokter/pemberi informasi akan memberikan respon atau
jawaban pada saat itu juga
9. Perawat mencatat isi perintah yang diucapkan oleh
dokter/pemberi informasi pada buku komunikasi
PROSEDUR 10. Konfirmasi ulang isi perintah yang sudah dituliskan dengan
membacakan ulang kepada pemberi perintah/dokter.
11. Eja ulang satu persatu hurufnya bila perintah mengandung
nama obat gologan LASA (look alike sound alike) / NORUM
(Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip) dan obat High Alert,
Daftar obat LASA / NORUM dan High Alert terlampir
12. Cantumkan tanda ceklis pada kolom membaca ulang isi
laporan bila sudah dibacakan ulang Pemberi perintah/dokter
harus mengkonfirmasi lisan sesaat setelah pemberi
perintah/dokter mendengar pembacaan dan memberikan
pernyataan kebenaran pembacaan secara lisan misal “ya sudah
benar”.
13. Perawat/penerima informasi bertandatangan atas penermaan
informasi
14. Pindahkan data SBAR dan Instruksi dokter tersebut pada buku
status pasien dengan cara menulis tanggal dan jam saat
melapor kemudian mencantumkan kondisi pasien dengan
teknik SBAR dan distempel SBAR
15. Tulis instruksi yang disampaikan oleh dokter/pemberi
informasi kemudian distempel berbentuk form stempel TbaK
16. Penerima informasi/perawat bertandatangan pada form
stempel TbaK
17. Telpon ulang pemberi perintah/dokter bila laporan belum
dibacakan ulang, dan belum konfirmasikan ulang isi perintah.
18. Ucapkan terima kasih dan salam.
19. Pelaksana instruksi harus bertandatangan pada form catatan
perintah lisan /melalui telepon
20. Pemberi informasi/dokter harus mengkonfirmasi instruksi yang
telah diberikan dengan bertandatangan pada form TBaK pada
hari berikutnya atau maksimal 1 x 24 jam
PROSEDUR 1. Persiapan
a. Alat dan bahan
1) Persiapan tempat yang aman dan tenang
2) Tempat yang cukup luas atau longgar
3) Alat dan bahan : Tape recorder, atau alat pemutar
music, bola tenis, buku catatan/laporan TAK, pulpen,
jadwal kegiatan pasien
4) Form CPT (Catatan Perkembangan Terintegrasi) dan
Bollpoint
5) Form Nursing Order (resep keperawatan) (jika pasien
bisa membaca)
6) Form Logbook SKP Harian
PROSEDUR b. Pasien
1) Membuat kontrak pertemuan dengan pasien
2) Menjamin pemenuhan kebutuhan privacy pasien,
hanya ada perawat dan pasien saja
2. Pelaksanaan
Persiapan
a. Memilih pasien sesuai dengan indikasi yaitu isolasi social
yang pernah mendapatkan latihan berkenalan secara
individu
b. Membuat kontrak dengan pasien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
Fase Orientasi
a. Berikan salam terapeutik
b. Perkenalkan terapis
c. Perkenalkan anggota kelompok (pasien) yang diterapis
d. Evaluasi dan memvalidasi perasaan dan kemampuan
berkenalan yang telah dimiliki
e. Buat kontrak pertemuan : menjelaskan tujuan kegiatan
yaitu memperkenalkan diri
f. Jelaskan aturan main TAK :
1) Jika ada pasien yang akan meninggalkan kelompok
harus meminta ijin kepada terapis
2) Lama kegiatan 45 menit
3) Setiap pasien mengikuti kegiatan dari awal sampai
selesai
4) Tidak boleh berbicara sendiri ketika pasien lain
berbicara
Fase Kerja
a. Jelaskan kegiatan, yaitu musik akan dihidupkan serta bola
diedarkan berlawanan jarum jam (yaitu kearah kiri) dan
pada saat music dimatikan maka anggota kelompok yang
memegang bola memperkenalkan dirinya
b. Hidupkan musik dan edarkan bola tenis atau benda lain
berlawanan dengan arah jarum jam
c. Pada saat dimatikan, anggota kelompok yang memegang
bola mendapat giliran untuk menyebutkan : salam, nama
lengkap, nama panggilan, hobi dan asal dimulai dari
terapis sebagai contoh
TAK SOSIALISASI ( TAKS) SESI I
MEMPERKENALKAN DIRI
Fase Terminasi
a. Tanyakan pada pasien perasaan setelah mengikuti TAK
sosialisasi sesi I : Memperkenalkan diri
b. Berikan pujian atas keberhasilan kelompok
c. Anjurkan tiap anggota kelompok melatih
memperkenalkan diri kepada orang lain di kehidupan
sehari-hari
d. Masukkan kegiatan memperkenalkan diri pada jadwal
kegiatan harian pasien
e. Sepakati kegiatan berikutnya yaitu berkenalan dengan
anggota kelompok
f. Sepakati waktu dan tempat
Pendokumentasian
a. Catat kegiatan TAK sosialisasi dalam buku
catatan/laporan TAK baik jenis TAK, Topik TAK, pasien
yang diterapis, leader dan observer yang melakukan TAK
serta hasil evaluasi proses dan hasil serta membubuhkan
tanda tangan dan nama terang
b. Catat tindakan keperawatan yang telah dilakukan kedalam
catatan perkembangan terintegrasi sesuai Standar Prosedur
Operasioal yang berlaku. Pendokumentasian Catatan
Perkembangan Terintegrasi harus dilakukan oleh perwat
yang telah diberikan penugasan klinik oleh Direktur
Utama.
c. Catat tindakan keperawatan pada Logbook (SKP) harian
Sesi I : TAKS
Nama Klien
No Aspek yang dinilai
3. Menyebutkan asal
4. Menyebutkan hobi
Jumlah
b. Kemampuan nonverbal
Nama Klien
No Aspek yang dinilai
1. Kontak mata
2. Duduk tegak
Jumlah
Petunjuk:
1. Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAK
2. Untuk tiap klien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda√ √ jika ditemukan
pada klien atau tanda X jika tidak ditemukan.
3. Jumlah kemampuan yang ditentukan, jika nilai 3 atau 4klien mampu, dan jika nilai
0,1,atau 2 klien belum mampu.
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
PROSEDUR 1. Persiapan
a. Alat dan bahan
1) Persiapan tempat yang aman dan tenang
2) Tempat yang cukup luas atau longgar
3) Alat dan bahan : Tape recorder, atau alat pemutar
music, bola tenis, buku catatan/laporan TAK, pulpen,
jadwal kegiatan pasien
4) Form CPT (Catatan Perkembangan Terintegrasi) dan
Bollpoint
5) Form Nursing Order (resep keperawatan) (jika pasien
bisa membaca)
6) Form Logbook SKP Harian
b. Pasien
1) Membuat kontrak pertemuan dengan pasien
2) Menjamin pemenuhan kebutuhan privacy pasien,
hanya ada perawat dan pasien saja
TAK SOSIALISASI ( TAKS ) SESI II
BERKENALAN DENGAN ANGGOTA KELOMPOK
No. Dokumen No. Revisi Halaman
03.03.035 0 2/4
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
PROSEDUR 2. Pelaksanaan
Persiapan
a. Memilih pasien sesuai dengan indikasi yaitu isolasi sosial
yang pernah mendapatkan TAK sosialisasi sesi I :
Memperkenalkan diri
b. Membuat kontrak dengan pasien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
Fase Orientasi
a. Berikan salam terapeutik
b. Perkenalkan terapis
c. Tanyakan kembali nama terapis dan pasien lain
d. Peserta dan terapis memakai papan nama
e. Tanyakan perasaan pasien saat ini
f. Tanyakan apakah telah mencoba memperkenalkan diri
pada orang lain
g. Buat kontrak pertemuan : menjelaskan tujuan kegiatan
yaitu berkenalan dengan anggota kelompok
h. Jelaskan aturan main TAK sosialisasi :
1) Jika ada pasien yang akan meninggalkan kelompok
harus meminta ijin kepada terapis
2) Lama kegiatan 45 menit
3) Setiap pasien mengikuti kegiatan dari awal sampai
selesai
4) Tidak boleh berbicara sendiri ketika pasien lain
berbicara
Fase Kerja
a. Jelaskan kegiatan, yaitu musik akan dihidupkan serta bola
diedarkan berlawanan jarum jam (yaitu kearah kiri) dan
pada saat musik dimatikan maka anggota kelompok yang
memegang bola mendapatkan giliran untuk berkenalan
dengan anggota kelompok yang ada
b. Hidupkan musik dan edarkan bola tenis atau benda lain
berlawanan dengan arah jarum jam
c. Pada saat dimatikan, anggota kelompok yang memegang
bola mendapat giliran untuk menyebutkan :
1) Memberikan salam, nama lengkap, nama panggilan,
hobi dan asal
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Fase Terminasi
a. Tanyakan pada pasien perasaan setelah mengikuti TAK
sosialisasi sesi II : Berkenalan dengan anggota kelompok
lain
b. Berikan pujian atas keberhasilan kelompok
c. Anjurkan tiap anggota kelompok melatih
memperkenalkan diri kepada orang lain di kehidupan
sehari-hari
d. Masukkan kegiatan berkenalan pada jadwal kegiatan
harian pasien
e. Sepakati kegiatan berikutnya yaitu berkenalan dengan
anggota kelompok
f. Sepakati waktu dan tempat
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
PROSEDUR Pendokumentasian
a. Mencatat kegiatan TAK sosialisasi dalam buku
catatan/laporan TAK baik jenis TAK, Topik TAK, pasien
yang diterapis, leader dan observer yang melakukan TAK
serta hasil evaluasi proses dan hasil serta membubuhkan
tanda tangan dan nama terang
b. Mencatat tindakan keperawatan yang telah dilakukan
kedalam catatan perkembangan terintegrasi sesuai Standar
Prosedur Operasioal yang berlaku. Pendokumentasian
Catatan Perkembangan Terintegrasi harus dilakukan oleh
perwat yang telah diberikan penugasan klinik oleh
Direktur Utama.
c. Mencatat tindakan keperawatan pada Logbook (SKP)
harian
d. Mencatat TAK sosialisasi sesi II : berkenalan dengan
anggota kelompok lain yang harus dilakukan pasien pada
papan jadwal kegiatan untuk ditindak lanjuti perawat shift
berikutnya
e. Membereskan catatan perkembangan terintegrasi pada
status rekam medis pasien
Sesi II : TAKS
KEMAMPUAN BERKENALAN
a. Kemampuan verbal
3. Menyebutkan asal
4. Menyebutkan hobi
7. Menanyakan asal
8. Menanyakan hobi
Jumlah
b. Kemampuan nonverbal
1. Kontak mata
2. Duduk tegak
Jumlah
Petunjuk:
1. Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAK
2. Untuk tiap klien, semua aspek dinilai dengan memberi tanda √ jika ditemukan pada
klien atau tanda X jika tidak ditemukan.
3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan.
Kemampuan verbal, disebut mampu jika mendapat nilai ≥ 6; disebut belum mampu
jika mendapat nilai ≤ 5.
Kemampuan nonverbal, disebut mampu jika mendapat nilai 3 atau 4, disebut belum
mampu jika mendapat nilai ≤ 2.
TAK SOSIALISASI ( TAKS) SESI III
BERCAKAP-CAKAP TENTANG KEHIDUPAN PRIBADI
PROSEDUR 1. Persiapan
a. Alat dan bahan
1) Persiapan tempat yang aman dan tenang
2) Tempat yang cukup luas atau longgar
3) Alat dan bahan : Tape recorder, atau alat pemutar
music, bola tenis, buku catatan/laporan TAK, pulpen,
jadwal kegiatan pasien
4) Form CPT (Catatan Perkembangan Terintegrasi) dan
Bollpoint
5) Form Nursing Order (resep keperawatan) (jika pasien
bisa membaca)
6) Form Logbook SKP Harian
TAK SOSIALISASI ( TAKS) SESI III
BERCAKAP-CAKAP TENTANG KEHIDUPAN PRIBADI
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
2. Pelaksanaan
Persiapan
a. Mengumpulkan pasien isolasi social yang pernah
mendapatkan TAK sosialisasi sesi II : Berkenalan dalam
kelompok
b. Membuat kontrak dengan pasien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
Fase Orientasi
a. Berikan salam terapeutik
b. Tanyakan kembali nama terapis dan pasien lain
c. Peserta dan terapis memakai papan nama
d. Tanyakan perasaan pasien saat ini
e. Tanyakan apakah telah mencoba berkenalan dengan
orang lain
f. Buat kontrak pertemuan : menjelaskan tujuan kegiatan
yaitu bertanya dan menjawab pertanyaan
g. Jelaskan aturan main TAK sosialisasi :
1) Jika ada pasien yang akan meninggalkan kelompok
harus meminta ijin kepada terapis
2) Lama kegiatan 45 menit
3) Setiap pasien mengikuti kegiatan dari awal sampai
selesai
4) Tidak boleh berbicara sendiri ketika pasien lain
berbicara
Fase Kerja
a. Jelaskan kegiatan, yaitu musik akan dihidupkan serta bola
diedarkan berlawanan jarum jam (yaitu kearah kiri) dan
pada saat musik dimatikan maka anggota kelompok yang
memegang bola mendapatkan giliran untuk bertanya
tentang kehidupan pribadi anggota kelompok yang ada
disebelah kanan
TAK SOSIALISASI ( TAKS) SESI III
BERCAKAP-CAKAP TENTANG KEHIDUPAN PRIBADI
PROSEDUR b. Hidupkan musik dan edarkan bola tenis atau benda lain
berlawanan dengan arah jarum jam
c. Pada saat dimatikan, anggota kelompok yang memegang
bola mendapat giliran untuk menyebutkan :
1) Memberikan salam
2) Memanggil nama panggilan pasien lain yang ada
disebelah kanan
3) Menanyakan kehidupan pribadi : orang
terdekat/dipecayai/disegani dan pekerjaan
4) Dimulai oleh terapis sebagai contoh
d. Minta pasien untuk bertanya yang belum jelas
e. Minta pasien untuk menjawab/menanggapi pertanyaan
dari pasien lain
f. Berikan reinforcement positif atas kemampuan pasien
g. Ulangi nomor c s/d f sampai semua anggota kelompok
mendapatkan giliran
Fase Terminasi
a. Tanyakan pada pasien perasaan setelah mengikuti TAK
sosialisasi sesi III : Bercakap-cakap tentang kehidupan
pribadi dengan orang lain pada kehidupan sehari-hari
b. Berikan pujian atas keberhasilan kelompok
c. Anjurkan tiap anggota kelompok bercakap-cakap tentang
kehidupan pribadi dengan orang lain di kehidupan sehari-
hari
d. Masukkan kegiatan bercakap-cakap tentang kehidupan
pribadi pada jadwal kegiatan harian pasien
e. Sepakati kegiatan berikutnya yaitu menyampaikan dan
membicarakan topic pembicaraan tertentu
f. Sepakati waktu dan tempat
Pendokumentasian
a. Mencatat kegiatan TAK sosialisasi dalam buku
catatan/laporan TAK baik jenis TAK, Topik TAK, pasien
yang diterapis, leader dan observer yang melakukan TAK
serta hasil evaluasi proses dan hasil serta membubuhkan
tanda tangan dan nama terang
b. Mencatat tindakan keperawatan yang telah dilakukan
kedalam catatan perkembangan terintegrasi sesuai Standar
Prosedur Operasioal yang berlaku. Pendokumentasian
Catatan Perkembangan Terintegrasi harus dilakukan oleh
TAK SOSIALISASI ( TAKS) SESI III
BERCAKAP-CAKAP TENTANG KEHIDUPAN PRIBADI
KEMAMPUAN BERCAKAP-CAKAP
Jumlah
Jumlah
c. Kemampuan nonverbal
1. Kontak mata
2. Duduk tegak
Jumlah
Petunjuk:
No. Dokumen
03.03.037 No. Revisi Halaman
0 1/4
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
PROSEDUR 1. Persiapan
a. Alat dan bahan
1) Persiapan tempat yang aman dan tenang
2) Tempat yang cukup luas atau longgar
3) Alat dan bahan : Tape recorder, atau alat pemutar
music, bola tenis, buku catatan/laporan TAK, pulpen,
jadwal kegiatan pasien
4) Form CPT (Catatan Perkembangan Terintegrasi) dan
Bollpoint
5) Form Nursing Order (resep keperawatan) (jika pasien
bisa membaca)
6) Form Logbook SKP Harian
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
PROSEDUR b. Pasien
1) Membuat kontrak pertemuan dengan pasien
2) Menjamin pemenuhan kebutuhan privacy pasien,
hanya ada perawat dan pasien saja
2. Pelaksanaan
Persiapan
a. Memilih pasien sesuai dengan indikasi yaitu isolasi sosial
yang pernah mendapatkan TAK sosialisasi sesi III :
Bercakap-cakap tentang kehidupan pribadi
b. Membuat kontrak dengan pasien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
Fase Orientasi
a. Berikan salam terapeutik
b. Tanyakan kembali nama terapis dan pasien lain
c. Peserta dan terapis memakai papan nama
d. Tanyakan perasaan pasien saat ini
e. Tanyakan apakah telah mencoba latihan bercakap-cakap
dengan orang lain
f. Buat kontrak pertemuan : menjelaskan tujuan kegiatan
yaitu bertanya dan menjawab pertanyaan
g. Jelaskan aturan main TAK sosialisasi :
1) Jika ada pasien yang akan meninggalkan kelompok
harus meminta ijin kepada terapis
2) Lama kegiatan 45 menit
3) Setiap pasien mengikuti kegiatan dari awal sampai
selesai
4) Tidak boleh berbicara sendiri ketika pasien lain
berbicara
Fase Kerja
a. Jelaskan kegiatan, yaitu musik akan dihidupkan serta bola
diedarkan berlawanan jarum jam (yaitu kearah kiri) dan
pada saat musik dimatikan maka anggota kelompok yang
memegang bola mendapatkan giliran untuk
menyampaikan satu topic yang ingin dibicarakan.
Dimulai oleh terapis sebagai contoh. Misalnya “cara
bicara yang baik” atau “cara cari teman”.
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
PROSEDUR b. Hidupkan music dan edarkan bola tenis atau benda lain
berlawanan dengan arah jarum jam
c. Pada saat dimatikan, anggota kelompok yang memegang
bola mendapat giliran untuk menyebutkan :
1) Memberikan salam
2) Menyampaikan satu topic yang ingin dibicarakan
d. Tuliskan pada flipchart/whiteboard topic yang
disampaikan secara berurutan
e. Berikan pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok
dengan memberikan tepuk tangan atau kata
“bagus…..anda hebat!”.
f. Ulangi point b s/d e sampai semua anggota kelompok
memilih topik
g. Terapis membantu menetapkan topic yang paling banyak
dipilih
h. Hidupkan kembali kaset/pemutar musik dan edarkan bola
tenis. Pada saat dimatikan, anggota yang memegang bola
menyampaikan pendapat tentang topic yang dipilih
i. Minta pasien lain untuk menanggapi yang disampaikan
oleh pasien
j. Minta pasien menjawab pertanyaan dari pasien lain
k. Berikan reinforcement positif atas kemampuan pasien
l. Ulangi point h s/d k sampai semua anggota kelompok
mendapat giliran
Fase Terminasi
a. Tanyakan pada pasien perasaan setelah mengikuti TAK
sosialisasi sesi IV : bicara satu topic dengan orang lain
pada kehidupan sehari-hari
b. Berikan pujian atas keberhasilan kelompok
c. Anjurkan tiap anggota kelompok melatih bicara satu topik
kepada orang lain di kehidupan sehari-hari
d. Masukkan kegiatan bicara satu topic pada jadwal kegiatan
harian pasien
e. Sepakati kegiatan berikutnya yaitu menyampaikan dan
membicarakan masalah pribadi
f. Sepakati waktu dan tempat
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
PROSEDUR Pendokumentasian
a. Mencatat kegiatan TAK sosialisasi dalam buku
catatan/laporan TAK baik jenis TAK, Topik TAK, pasien
yang diterapis, leader dan observer yang melakukan TAK
serta hasil evaluasi proses dan hasil serta membubuhkan
tanda tangan dan nama terang
b. Mencatat tindakan keperawatan yang telah dilakukan
kedalam catatan perkembangan terintegrasi sesuai Standar
Prosedur Operasioal yang berlaku. Pendokumentasian
Catatan Perkembangan Terintegrasi harus dilakukan oleh
perwat yang telah diberikan penugasan klinik oleh
Direktur Utama.
c. Mencatat tindakan keperawatan pada Logbook (SKP)
harian
d. Mencatat TAK sosialisasi sesi IV : bicara satu topik yang
harus dilakukan pasien pada papan jadwal kegiatan untuk
ditindak lanjuti perawat shift berikutnya
g. Membereskan catatan perkembangan terintegrasi pada
status rekam medis pasien
Sesi IV : TAKS
Jumlah
Jumlah
c. Kemampuan nonverbal
1. Kontak mata
2. Duduk tegak
Jumlah
Petunjuk:
1. Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAKS
2. Untuk tiap klien, semua aspek dinilai dengan memberi tanda √ jika ditemukan pada
klien atau tanda X jika tidak ditemukan.
3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan. Jika mendapat nilai 3 atau 4, klien mampu;
jika nilai ≤ 2, klien dianggap belum mampu.
TAK SOSIALISASI (TAKS) SESI V
MEMBICARAKAN MASALAH PRIBADI
DENGAN ORANG LAIN
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
PROSEDUR 1. Persiapan
a. Alat dan bahan
1) Persiapan tempat yang aman dan tenang
2) Tempat yang cukup luas atau longgar
3) Alat dan bahan : Tape recorder, atau alat pemutar
music, bola tenis, buku catatan/laporan TAK, pulpen,
jadwal kegiatan pasien
4) Form CPT (Catatan Perkembangan Terintegrasi) dan
Bollpoint
5) Form Nursing Order (resep keperawatan) (jika pasien
bisa membaca)
6) Form Logbook SKP Harian
TAK SOSIALISASI (TAKS) SESI V
MEMBICARAKAN MASALAH PRIBADI
DENGAN ORANG LAIN
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
PROSEDUR b. Pasien
1) Membuat kontrak pertemuan dengan pasien
2) Menjamin pemenuhan kebutuhan privacy pasien,
hanya ada perawat dan pasien saja
2. Pelaksanaan
Persiapan
a. Memilih pasien sesuai dengan indikasi yaitu isolasi sosial
yang pernah mendapatkan TAK sosialisasi sesi IV :
Bicara satu topic dalam kelompok
b. Membuat kontrak dengan pasien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
Fase Orientasi
a. Memberikan salam terapeutik
b. Menanyakan kembali nama terapis dan pasien lain
c. Peserta dan terapis memakai papan nama
d. Menanyakan perasaan pasien saat ini
e. Menanyakan apakah telah mencoba latihan bercakap-
cakap tentang topic/hal dengan orang lain
f. Membuat kontrak pertemuan : menjelaskan tujuan
kegiatan yaitu menyampaikan, memilih dan memberi
pendapat tentang masalah pribadi
g. Menjelaskan aturan main TAK sosialisasi :
1) Jika ada pasien yang akan meninggalkan kelompok
harus meminta ijin kepada terapis
2) Lama kegiatan 45 menit
3) Setiap pasien mengikuti kegiatan dari awal sampai
selesai
4) Tidak boleh berbicara sendiri ketika pasien lain
berbicara
Fase Kerja
Menjelaskan kegiatan, yaitu musik akan dihidupkan serta
bola diedarkan berlawanan jarum jam (yaitu kearah kiri) dan
pada saat musik dimatikan maka anggota kelompok yang
memegang bola mendapatkan giliran untuk menyampaikan
satu masalah pribadi yang ingin dibicarakan. Dimulai oleh
terapis sebagai contoh. Misalnya “sulit bercerita” atau “tidak
diperhatikan oleh keluarga”.
TAK SOSIALISASI (TAKS) SESI V
MEMBICARAKAN MASALAH PRIBADI
DENGAN ORANG LAIN
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
PROSEDUR a. Hidupkan music dan edarkan bola tenis atau benda lain
berlawanan dengan arah jarum jam
b. Pada saat dimatikan, anggota kelompok yang memegang
bola mendapat giliran untuk menyebutkan :
1) Memberikan salam
2) Menyampaikan satu masalah yang ingin dibicarakan
c. Tuliskan pada flipchart/whiteboard masalah yang
disampaikan secara berurutan
d. Berikan pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok
dengan memberikan tepuk tangan atau kata
“bagus…..anda hebat!”.
e. Ulangi point b s/d e sampai semua anggota kelompok
memilih masalah yang ingin dibicarakan
f. Terapis membantu menetapkan masalah yang paling
banyak dipilih
g. Hidupkan kembali kaset/pemutar musik dan edarkan bola
tenis. Pada saat dimatikan, anggota yang memegang bola
menyampaikan pendapat tentang masalah yang dipilih
h. Minta pasien lain untuk menanggapi yang disampaikan
oleh pasien
i. Minta pasien menjawab pertanyaan dari pasien lain
j. Berikan reinforcement positif atas kemampuan pasien
k. Ulangi point h s/d k sampai semua anggota kelompok
mendapat giliran
Fase Terminasi
a. Menanyakan pada pasien perasaan setelah mengikuti TAK
sosialisasi sesi V : menyampaikan masalah pribadi
b. Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
c. Menganjurkan tiap anggota kelompok melatih
menyampaikan masalah pribadi pada anggota kelompok
lain
d. Memasukkan kegiatan menyampaikan masalah pribadi
pada jadwal kegiatan harian pasien
e. Menyepakati kegiatan berikutnya yaitu menyampaikan
dan membicarakan masalah pribadi
f. Menyepakati waktu dan tempat
TAK SOSIALISASI (TAKS) SESI V
MEMBICARAKAN MASALAH PRIBADI
DENGAN ORANG LAIN
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
PROSEDUR Pendokumentasian
a. Mencatat kegiatan TAK sosialisasi dalam buku
catatan/laporan TAK baik jenis TAK, Topik TAK, pasien
yang diterapis, leader dan observer yang melakukan TAK
serta hasil evaluasi proses dan hasil serta membubuhkan
tanda tangan dan nama terang
b. Mencatat tindakan keperawatan yang telah dilakukan
kedalam catatan perkembangan terintegrasi sesuai Standar
Prosedur Operasioal yang berlaku. Pendokumentasian
Catatan Perkembangan Terintegrasi harus dilakukan oleh
perwat yang telah diberikan penugasan klinik oleh
Direktur Utama.
c. Mencatat tindakan keperawatan pada Logbook (SKP)
harian
d. Mencatat TAK sosialisasi sesi V : menyampaikan dan
membicarakan masalah pribadi yang harus dilakukan
pasien pada papan jadwal kegiatan untuk ditindak lanjuti
perawat shift berikutnya
h. Membereskan catatan perkembangan terintegrasi pada
status rekam medis pasien
Jumlah
Jumlah
Jumlah
d. Kemampuan nonverbal
1. Kontak mata
2. Duduk tegak
Jumlah
Petunjuk:
1. Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAKS
2. Untuk tiap klien, semua aspek dinilai dengan memberi tanda √ jika ditemukan pada
klien atau tanda X jika tidak ditemukan.
3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan. Jika mendapat nilai 3 atau 4, klien mampu;
jika nilai ≤ 2, klien belum mampu.
TAK STIMULASI PERSEPSI
MENGENAL PERILAKU KEKERASAN
YANG BIASA DILAKUKAN
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
b. Pasien
1) Membuat kontrak pertemuan dengan pasien
2) Menjamin pemenuhan kebutuhan privacy pasien,
hanya ada perawat dan pasien saja
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
PROSEDUR 2. Pelaksanaan
a. Persiapan
1) Mengumpulkan pasien yang pernah dilatih mengenal
bentuk perilaku kekerasan yang sering dilakukan
secara individu
2) Membuat kontrak dengan pasien
3) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Fase Orientasi
1) Salam terapeutik
a) Salam dari terapis atau perawat (misalnya dengan
selamat pagi atau selamat siang)
b) Perkenalkan nama perawat dan nama panggilan
(lebih bagus pakai papan nama)
c) Memberi kesempatan pada pasien untuk
memperkenalkan nama masing-masing (dan beri
papan nama)
2) Evaluasi/Validasi
a) Menanyakan perasaan pasien saat ini
b) Menanyakan masalah yang dirasakan
c) Menanyakan penerapan TAK Stimulasi Persepsi
yang lalu yang pernah dilakukan
3) Kontrak
a) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal
perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
b) Menjelaskan aturan permainan sebagai berikut :
(1) Jika ada pasien yang akan meninggalkan
kelompok harus meminta ijin kepada terapis
(2) Lama kegiatan 45 menit
(3) Setiap pasien mengikuti kegiatan dari awal
sampai selesai
(4) Tidak boleh berbicara sendiri ketika pasien
lain berbicara
c. Fase Kerja
1) Mendiskusikan penyebab marah. Tanyakan
pengalaman tiap pasien mengapa melakukan perilaku
kekerasan dan meminta untuk menuliskan di papan
tulis
TAK STIMULASI PERSEPSI
MENGENAL PERILAKU KEKERASAN
YANG BIASA DILAKUKAN
e. Pendokumentasian
1) Mencatat kegiatan TAK stimulasi persepsi dalam buku
catatan/laporan TAK baik jenis TAK, Topik TAK,
pasien yang diterapis, leader dan observer yang
melakukan TAK serta hasil evaluasi proses dan hasil
serta membubuhkan tanda tangan dan nama terang
2) Mencatat tindakan keperawatan yang telah dilakukan
kedalam catatan perkembangan terintegrasi sesuai
Standar Prosedur Operasioal yang berlaku.
Pendokumentasian Catatan Perkembangan Terintegrasi
harus dilakukan oleh perwat yang telah diberikan
penugasan klinik oleh Direktur Utama.
3) Mencatat tindakan keperawatan pada Logbook (SKP)
harian
4) Mencatat TAK Stimulasi Persepsi : mengenal bentuk
perilaku kekerasan yang biasa dilakukan pada papan
jadwal kegiatan untuk ditindak lanjuti perawat shift
berikutnya
5) Membereskan catatan perkembangan terintegrasi pada
status rekam medis pasien
TAK STIMULASI PERSEPSI
MENGENAL PERILAKU KEKERASAN
YANG BIASA DILAKUKAN
Kemampuan psikologis
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mengetahui penyebab perilaku
kekerasan, tanda dan gejalayang dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan dan
akibat perilaku kekerasan . Beri tanda √ jika klien mampu dan tanda X jika klien tidak
mampu.
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
PROSEDUR 1. Persiapan
a. Alat dan bahan
1) Persiapan tempat yang aman dan tenang
2) Tempat yang cukup luas atau longgar
3) Alat dan bahan : papan tulis/whiteboard, kapur/spidol,
buku catatan/laporan TAK, pulpen, jadwal kegiatan
pasien
4) Form CPT (Catatan Perkembangan Terintegrasi) dan
Bollpoint
5) Form Nursing Order (resep keperawatan) (jika pasien
bisa membaca)
6) Form Logbook SKP Harian
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
PROSEDUR b. Pasien
1) Membuat kontrak pertemuan dengan pasien
2) Menjamin pemenuhan kebutuhan privacy pasien,
hanya ada perawat dan pasien saja
2. Pelaksanaan
a. Persiapan
1) Mengumpulkan pasien yang pernah dilatih mencegah
perilaku kekerasan secara fisik secara individu
2) Membuat kontrak dengan pasien
3) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Fase Orientasi
1) Salam terapeutik
a) Salam dari terapis atau perawat (misalnya dengan
selamat pagi atau selamat siang)
b) Perkenalkan nama perawat dan nama panggilan
(lebih bagus pakai papan nama)
c) Memberi kesempatan pada pasien untuk
memperkenalkan nama masing-masing (dan beri
papan nama)
2) Evaluasi/Validasi
a) Tanyakan perasaan pasien saat ini
b) Tanyakan masalah yang dirasakan
c) Tanyakan penerapan TAK Stimulasi Persepsi
yang lalu yang pernah dilakukan (mengenal
bentuk perilaku kekerasan yang biasa dilakukan)
3) Kontrak
a) Jelaskan tujuan kegiatan, yaitu mencegah perilaku
kekerasan secara fisik
b) Jelaskan aturan permainan sebagai berikut :
(1) Jika ada anggota kelompok yang ingin
meninggalkan kelompok harus meminta ijin
kepada terapis
(2) Lama kegiatan tidak lebih dari 45 menit
(3) Mengikuti kegiatan sampai selesai
(4) Mempersilahkan pasien untuk minum atau
kencing dulu sebelum acara dimulai
TAK STIMULASI PERSEPSI
MENCEGAH PERILAKU KEKERASAN
SECARA FISIK
No. Dokumen No. Revisi Halaman
03.03.040 0 3/5
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
e. Pendokumentasian
1) Mencatat kegiatan TAK stimulasi persepsi dalam
buku catatan/laporan TAK baik jenis TAK, Topik
TAK, pasien yang diterapis, leader dan observer yang
melakukan TAK serta hasil evaluasi proses dan hasil
serta membubuhkan tanda tangan dan nama terang
2) Mencatat tindakan keperawatan yang telah dilakukan
kedalam catatan perkembangan terintegrasi sesuai
Standar Prosedur Operasioal yang berlaku.
Pendokumentasian Catatan Perkembangan
Terintegrasi harus dilakukan oleh perwat yang telah
diberikan penugasan klinik oleh Direktur Utama.
3) Mencatat tindakan keperawatan pada Logbook (SKP)
harian
4) Mencatat TAK Stimulasi Persepsi : mencegah
perilaku kekerasan secara fisik pada papan jadwal
kegiatan untuk ditindak lanjuti perawat shift
berikutnya
5) Membereskan catatan perkembangan terintegrasi pada
status rekam medis pasien
TAK STIMULASI PERSEPSI
MENCEGAH PERILAKU KEKERASAN
SECARA FISIK
No. Dokumen No. Revisi Halaman
03.03.040 0 5/5
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mengetahui penyebab perilaku
kekerasan, tanda dan gejalayang dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan dan
akibat perilaku kekerasan . Beri tanda √ jika klien mampu dan tanda X jika klien tidak
mampu.
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
PROSEDUR 1. Persiapan
a. Alat dan bahan
1) Persiapan tempat yang aman dan tenang
2) Tempat yang cukup luas atau longgar
3) Alat dan bahan : papan tulis/whiteboard, kapur/spidol,
buku catatan/laporan TAK, pulpen, jadwal kegiatan
pasien
4) Form CPT (Catatan Perkembangan Terintegrasi) dan
Bollpoint
5) Form Nursing Order (resep keperawatan) (jika pasien
bisa membaca)
6) Form Logbook SKP Harian
b. Pasien
1) Membuat kontrak pertemuan dengan pasien
2) Menjamin pemenuhan kebutuhan privacy pasien,
hanya ada perawat dan pasien saja
TAK STIMULASI PERSEPSI
MENCEGAH PERILAKU KEKERASAN
SECARA SPIRITUAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
03.03.041 0 2/4
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
PROSEDUR 2. Pelaksanaan
a. Persiapan
1) Mengumpulkan pasien yang pernah dilatih mencegah
perilaku kekerasan secara spiritual secara individu
2) Membuat kontrak dengan pasien
3) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Fase Orientasi
1) Salam terapeutik
a) Salam dari terapis atau perawat (misalnya dengan
selamat pagi atau selamat siang)
b) Perkenalkan nama perawat dan nama panggilan
(lebih bagus pakai papan nama)
c) Memberi kesempatan pada pasien untuk
memperkenalkan nama masing-masing (dan beri
papan nama)
2) Evaluasi/Validasi
a) Menanyakan perasaan pasien saat ini
b) Menanyakan masalah yang dirasakan
c) Menanyakan penerapan TAK Stimulasi Persepsi
yang lalu yang pernah dilakukan mencegah
perilaku kekerasan secara sosial)
3) Kontrak
a) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mencegah
perilaku kekerasan secara spiritual
b) Menjelaskan aturan permainan sebagai berikut :
(1) Jika ada anggota kelompok yang ingin
meninggalkan kelompok harus meminta ijin
kepada terapis
(2) Lama kegiatan tidak lebih dari 45 menit
(3) Mengikuti kegiatan sampai selesai
(4) Mempersilahkan pasien untuk minum atau
kencing dulu sebelum acara dimulai
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
d. Fase Terminasi
1) Evaluasi
a) Perawat menanyakan perasaan pasien setelah
mengikuti TAK
b) Perawat memberikan pujian atas keberhasilan
kelompok dengan mengucapkan kata “Bagus”.
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
e. Pendokumentasian
1) Mencatat kegiatan TAK stimulasi persepsi dalam
buku catatan/laporan TAK baik jenis TAK, Topik
TAK, pasien yang diterapis, leader dan observer yang
melakukan TAK serta hasil evaluasi proses dan hasil
serta membubuhkan tanda tangan dan nama terang
2) Mencatat tindakan keperawatan yang telah dilakukan
kedalam catatan perkembangan terintegrasi sesuai
Standar Prosedur Operasioal yang berlaku.
Pendokumentasian Catatan Perkembangan
Terintegrasi harus dilakukan oleh perwat yang telah
diberikan penugasan klinik oleh Direktur Utama.
3) Mencatat tindakan keperawatan pada Logbook (SKP)
harian
4) Mencatat TAK Stimulasi Persepsi : mencegah
perilaku kekerasan secara spiritual pada papan jadwal
kegiatan untuk ditindak lanjuti perawat shift
berikutnya
5) Membereskan catatan perkembangan terintegrasi pada
status rekam medis pasien
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mempraktekkan dua kegiatan
ibadah pada saat TAK . Beri tanda √ jika klien mampu dan tanda X jika klien tidak
mampu.
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
PROSEDUR 1. Persiapan
a. Alat dan bahan
1) Persiapan tempat yang aman dan tenang
2) Tempat yang cukup luas atau longgar
3) Alat dan bahan : Obat yang biasa diminum pasien,
papan tulis/whiteboard, kapur/spidol, buku
catatan/laporan TAK, pulpen, jadwal kegiatan pasien
4) Form CPT (Catatan Perkembangan Terintegrasi) dan
Bollpoint
5) Form Nursing Order (resep keperawatan) (jika pasien
bisa membaca)
6) Form Logbook SKP Harian
TAK STIMULASI PERSEPSI
MENCEGAH PERILAKU KEKERASAN
DENGAN MENGKONSUMSI OBAT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
03.03.042 0 2/5
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
PROSEDUR b. Pasien
1) Membuat kontrak pertemuan dengan pasien
2) Menjamin pemenuhan kebutuhan privacy pasien,
hanya ada perawat dan pasien saja
2. Pelaksanaan
a. Persiapan
1) Mengumpulkan pasien yang pernah dilatih mencegah
perilaku kekerasan dengan patuh mengkonsumsi obat
secara individual
2) Membuat kontrak dengan pasien
3) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Fase Orientasi
1) Salam terapeutik
a) Salam dari terapis atau perawat (misalnya dengan
selamat pagi atau selamat siang)
b) Perkenalkan nama perawat dan nama panggilan
(lebih bagus pakai papan nama)
c) Memberi kesempatan pada pasien untuk
memperkenalkan nama masing-masing (dan beri
papan nama)
2) Evaluasi/Validasi
a) Menanyakan perasaan pasien saat ini
b) Menanyakan masalah yang dirasakan
c) Menanyakan penerapan TAK Stimulasi Persepsi
yang lalu yang pernah dilakukan (mencegah
perilaku kekerasan secara spiritual)
3) Kontrak
a) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mencegah
perilaku kekerasan dengan patuh minum obat
b) Menjelaskan aturan permainan sebagai berikut :
(1) Jika ada anggota kelompok yang ingin
meninggalkan kelompok harus meminta ijin
kepada terapis
(2) Lama kegiatan tidak lebih dari 45 menit
(3) Mengikuti kegiatan sampai selesai
(4) Mempersilahkan pasien untuk minum atau
kencing dulu sebelum acara dimulai
TAK STIMULASI PERSEPSI
MENCEGAH PERILAKU KEKERASAN
DENGAN MENGKONSUMSI OBAT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
03.03.042 0 3/5
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
e. Pendokumentasian
1) Mencatat kegiatan TAK stimulasi persepsi dalam
buku catatan/laporan TAK baik jenis TAK, Topik
TAK, pasien yang diterapis, leader dan observer yang
melakukan TAK serta hasil evaluasi proses dan hasil
serta membubuhkan tanda tangan dan nama terang
2) Mencatat tindakan keperawatan yang telah dilakukan
kedalam catatan perkembangan terintegrasi sesuai
Standar Prosedur Operasioal yang berlaku.
Pendokumentasian Catatan Perkembangan
Terintegrasi harus dilakukan oleh perwat yang telah
diberikan penugasan klinik oleh Direktur Utama.
3) Mencatat tindakan keperawatan pada Logbook (SKP)
harian
4) Mencatat TAK Stimulasi Persepsi : mencegah
perilaku kekerasan dengan patuh mengkonsumsi obat
pada papan jadwal kegiatan untuk ditindak lanjuti
perawat shift berikutnya
5) Membereskan catatan perkembangan terintegrasi pada
status rekam medis pasien
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan menyebutkan lima benar cara
minum obat , keuntungan minum obat, dan akibat tidak patuh minum obat. Beri tanda √
jika klien mampu dan tanda X jika klien tidak mampu.
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
PROSEDUR 1. Persiapan
a. Alat dan bahan
1) Persiapan tempat yang aman dan tenang
2) Tempat yang cukup luas atau longgar
3) Alat dan bahan : papan tulis/whiteboard, kapur/spidol,
buku catatan/laporan TAK, pulpen, jadwal kegiatan
pasien
4) Form CPT (Catatan Perkembangan Terintegrasi) dan
Bollpoint
5) Form Nursing Order (resep keperawatan) (jika pasien
bisa membaca)
6) Form Logbook SKP Harian
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
PROSEDUR b. Pasien
1) Membuat kontrak pertemuan dengan pasien
2) Menjamin pemenuhan kebutuhan privacy pasien,
hanya ada perawat dan pasien saja
2. Pelaksanaan
a. Persiapan
1) Mengumpulkan pasien yang pernah dilatih mengenal
halusinasi secara individual
2) Membuat kontrak dengan pasien
3) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Fase Orientasi
1) Salam terapeutik
a) Salam dari terapis atau perawat (misalnya dengan
selamat pagi atau selamat siang)
b) Perkenalkan nama perawat dan nama panggilan
(lebih bagus pakai papan nama)
c) Memberi kesempatan pada pasien untuk
memperkenalkan nama masing-masing (dan beri
papan nama)
2) Evaluasi/Validasi
a) Menanyakan perasaan pasien saat ini
b) Menanyakan masalah yang dirasakan
c) Menanyakan penerapan TAK Stimulasi Persepsi
yang lalu yang pernah dilakukan
3) Kontrak
a) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal
halusinasi
b) Menjelaskan aturan permainan sebagai berikut :
(1) Jika ada anggota kelompok yang ingin
meninggalkan kelompok harus meminta ijin
kepada terapis
(2) Lama kegiatan tidak lebih dari 45 menit
(3) Mengikuti kegiatan sampai selesai
(4) Mempersilahkan pasien untuk minum atau
kencing dulu sebelum acara dimulai
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
d. Fase Terminasi
1) Evaluasi
a) Perawat menanyakan perasaan pasien setelah
mengikuti TAK
b) Perawat memberikan pujian atas keberhasilan
kelompok dengan mengucapkan kata “Bagus”.
2) Rencana Tindak lanjut
a) Menganjurkan pasien untuk melatih kemampuan
mengenal halusinasi dan mendiskusikan dengan
pasien atau perawat lain
b) Membuat jadwal mengenal halusinasi
3) Kontrak terapi kelompok yang akan datang
a) Bersama dengan pasien membuat rencana untuk
TAK selanjutnya : mengontrol halusinasi dengan
menghardik
b) Bersama dengan pasien menentukan waktu dan
tempat TAK yang akan datang
TAK STIMULASI PERSEPSI
MENGENAL HALUSINASI
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
PROSEDUR e. Pendokumentasian
1) Mencatat kegiatan TAK stimulasi persepsi dalam
buku catatan/laporan TAK baik jenis TAK, Topik
TAK, pasien yang diterapis, leader dan observer yang
melakukan TAK serta hasil evaluasi proses dan hasil
serta membubuhkan tanda tangan dan nama terang
2) Mencatat tindakan keperawatan yang telah dilakukan
kedalam catatan perkembangan terintegrasi sesuai
Standar Prosedur Operasioal yang berlaku.
Pendokumentasian Catatan Perkembangan
Terintegrasi harus dilakukan oleh perwat yang telah
diberikan penugasan klinik oleh Direktur Utama.
3) Mencatat tindakan keperawatan pada Logbook (SKP)
harian
4) Mencatat TAK Stimulasi Persepsi : mengenal
halusinasi pada papan jadwal kegiatan untuk ditindak
lanjuti perawat shift berikutnya
5) Membereskan catatan perkembangan terintegrasi pada
status rekam medis pasien
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mengenal halusinasi, isi, waktu,
situasi, dan perasaan. Beri tanda √ jika klien mampu dan tanda X jika klien tidak
mampu.
TAK STIMULASI PERSEPSI
MENGONTROL HALUSINASI DENGAN MENGHARDIK
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
PROSEDUR Persiapan
a. Alat dan bahan
1) Persiapan tempat yang aman dan tenang
2) Tempat yang cukup luas atau longgar
3) Alat dan bahan : papan tulis/whiteboard, kapur/spidol,
buku catatan/laporan TAK, pulpen, jadwal kegiatan
pasien
4) Form CPT (Catatan Perkembangan Terintegrasi) dan
Bollpoint
5) Form Nursing Order (resep keperawatan) (jika pasien
bisa membaca)
6) Form Logbook SKP Harian
b. Pasien
1) Membuat kontrak pertemuan dengan pasien
2) Menjamin pemenuhan kebutuhan privacy pasien,
hanya ada perawat dan pasien saja
TAK STIMULASI PERSEPSI
MENGONTROL HALUSINASI DENGAN MENGHARDIK
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
PROSEDUR Pelaksanaan
a. Persiapan
1) Mengumpulkan pasien yang pernah dilatih
menghardik secara individual
2) Membuat kontrak dengan pasien
3) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Fase Orientasi
1) Salam terapeutik
a) Salam dari terapis atau perawat (misalnya dengan
selamat pagi atau selamat siang)
b) Perkenalkan nama perawat dan nama panggilan
(lebih bagus pakai papan nama)
c) Memberi kesempatan pada pasien untuk
memperkenalkan nama masing-masing (dan beri
papan nama)
2) Evaluasi/Validasi
a) Menanyakan perasaan pasien saat ini
b) Menanyakan masalah yang dirasakan
c) Menanyakan penerapan TAK Stimulasi Persepsi
yang lalu yang pernah dilakukan (mengenal
halusinasi)
3) Kontrak
a) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengontrol
halusinasi dengan menghardik
b) Menjelaskan aturan permainan sebagai berikut :
(1) Jika ada anggota kelompok yang ingin
meninggalkan kelompok harus meminta ijin
kepada terapis
(2) Lama kegiatan tidak lebih dari 45 menit
(3) Mengikuti kegiatan sampai selesai
(4) Mempersilahkan pasien untuk minum atau
kencing dulu sebelum acara dimulai
TAK STIMULASI PERSEPSI
MENGONTROL HALUSINASI DENGAN MENGHARDIK
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
d. Fase Terminasi
1) Evaluasi
a) Perawat menanyakan perasaan pasien setelah
mengikuti TAK
b) Perawat memberikan pujian atas keberhasilan
kelompok dengan mengucapkan kata “Bagus”.
2) Rencana Tindak lanjut
a) Menganjurkan pasien untuk melatih kemampuan
mengontrol halusinasi dengan mneghardik dan
mendiskusikan dengan pasien atau perawat lain
b) Membuat jadwal mengenal halusinasi
3) Kontrak terapi kelompok yang akan datang
a) Bersama dengan pasien membuat rencana untuk
TAK selanjutnya : mengontrol halusinasi dengan
melakukan kegiatan/aktivitas
b) Bersama dengan pasien menentukan waktu dan
tempat TAK yang akan datang
TAK STIMULASI PERSEPSI
MENGONTROL HALUSINASI DENGAN MENGHARDIK
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
PROSEDUR e. Pendokumentasian
1) Mencatat kegiatan TAK stimulasi persepsi dalam
buku catatan/laporan TAK baik jenis TAK, Topik
TAK, pasien yang diterapis, leader dan observer yang
melakukan TAK serta hasil evaluasi proses dan hasil
serta membubuhkan tanda tangan dan nama terang
2) Mencatat tindakan keperawatan yang telah dilakukan
kedalam catatan perkembangan terintegrasi sesuai
Standar Prosedur Operasioal yang berlaku.
Pendokumentasian Catatan Perkembangan
Terintegrasi harus dilakukan oleh perwat yang telah
diberikan penugasan klinik oleh Direktur Utama.
3) Mencatat tindakan keperawatan pada Logbook (SKP)
harian
4) Mencatat TAK Stimulasi Persepsi : mengontrol
halusinasi dengan menghardik pada papan jadwal
kegiatan untuk ditindak lanjuti perawat shift
berikutnya
5) Membereskan catatan perkembangan terintegrasi pada
status rekam medis pasien
2. Menyebutkan efektivitas
cara
3. Menyebutkan cara
mengatasi halusinasi
dengan menghardik
4. Memperagakan
menghardik halusinasi
Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan menyebutkan: cara yang biasa
digunakan untuk mengenal halusinasi, keefektifannya, cara menghardik halusinasi, dan
memperagakannya. Beri tanda √ jika klien mampu dan tanda X jika klien tidak mampu.
TAK STIMULASI PERSEPSI
MENGONTROL HALUSINASI
DENGAN MELAKUKAN AKTIVITAS
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
PROSEDUR 1. Persiapan
a. Alat dan bahan
1) Persiapan tempat yang aman dan tenang
2) Tempat yang cukup luas atau longgar
3) Alat dan bahan : papan tulis/whiteboard, kapur/spidol,
buku catatan/laporan TAK, pulpen, jadwal kegiatan
pasien
4) Form CPT (Catatan Perkembangan Terintegrasi) dan
Bollpoint
5) Form Nursing Order (resep keperawatan) (jika pasien
bisa membaca)
6) Form Logbook SKP Harian
b. Pasien
1) Membuat kontrak pertemuan dengan pasien
2) Menjamin pemenuhan kebutuhan privacy pasien,
hanya ada perawat dan pasien saja
TAK STIMULASI PERSEPSI
MENGONTROL HALUSINASI
DENGAN MELAKUKAN AKTIVITAS
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
PROSEDUR 2. Pelaksanaan
a. Persiapan
1) Mengumpulkan pasien yang pernah dilatih cara
control halusinasi dengan melakukan aktivitas
2) Membuat kontrak dengan pasien
3) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Fase Orientasi
1) Salam terapeutik
a) Salam dari terapis atau perawat (misalnya dengan
selamat pagi atau selamat siang)
b) Perkenalkan nama perawat dan nama panggilan
(lebih bagus pakai papan nama)
c) Memberi kesempatan pada pasien untuk
memperkenalkan nama masing-masing (dan beri
papan nama)
2) Evaluasi/Validasi
a) Menanyakan perasaan pasien saat ini
b) Menanyakan masalah yang dirasakan
c) Menanyakan penerapan TAK Stimulasi Persepsi
yang lalu yang pernah dilakukan (mengontrol
halusinasi dengan menghardik)
3) Kontrak
a) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengontrol
halusinasi dengan melakukan aktivitas
b) Menjelaskan aturan permainan sebagai berikut :
(1) Jika ada anggota kelompok yang ingin
meninggalkan kelompok harus meminta ijin
kepada terapis
(2) Lama kegiatan tidak lebih dari 45 menit
(3) Mengikuti kegiatan sampai selesai
(4) Mempersilahkan pasien untuk minum atau
kencing dulu sebelum acara dimulai
TAK STIMULASI PERSEPSI
MENGONTROL HALUSINASI
DENGAN MELAKUKAN AKTIVITAS
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
d. Fase Terminasi
1) Evaluasi
a) Perawat menanyakan perasaan pasien setelah
mengikuti TAK
b) Perawat memberikan pujian atas keberhasilan
kelompok dengan mengucapkan kata “Bagus”.
2) Rencana Tindak lanjut
a) Menganjurkan pasien untuk melatih kemampuan
mengontrol halusinasi dengan mneghardik dan
mendiskusikan dengan pasien atau perawat lain
b) Membuat jadwal mengenal halusinasi
TAK STIMULASI PERSEPSI
MENGONTROL HALUSINASI
DENGAN MELAKUKAN AKTIVITAS
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
e. Pendokumentasian
1) Mencatat kegiatan TAK stimulasi persepsi dalam
buku catatan/laporan TAK baik jenis TAK, Topik
TAK, pasien yang diterapis, leader dan observer yang
melakukan TAK serta hasil evaluasi proses dan hasil
serta membubuhkan tanda tangan dan nama terang
2) Mencatat tindakan keperawatan yang telah dilakukan
kedalam catatan perkembangan terintegrasi sesuai
Standar Prosedur Operasioal yang berlaku.
Pendokumentasian Catatan Perkembangan
Terintegrasi harus dilakukan oleh perwat yang telah
diberikan penugasan klinik oleh Direktur Utama.
3) Mencatat tindakan keperawatan pada Logbook (SKP)
harian
4) Mencatat TAK Stimulasi Persepsi : mengontrol
halusinasi dengan melakukan aktivitas pada papan
jadwal kegiatan untuk ditindak lanjuti perawat shift
berikutnya
5) Membereskan catatan perkembangan terintegrasi pada
status rekam medis pasien
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
1. Menyebutkan kegiatan
yang biasa dilakukan
2. Memperagakan kegiatan
yang biasa dilakukan
3. Menyusun jadwal
kegiatanharian
Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan menyebutkankegiatan harian,
menyusun jadwal kegiatan harian, dan menyebutkan dua cara mencegah halusinasi .
Beri tanda √ jika klien mampu dan tanda X jika klien tidak mampu.
TAK STIMULASI PERSEPSI
MENGONTROL HALUSINASI
DENGAN BERCAKAP-CAKAP
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
PROSEDUR 1. Persiapan
a. Alat dan bahan
1) Persiapan tempat yang aman dan tenang
2) Tempat yang cukup luas atau longgar
3) Alat dan bahan : papan tulis/whiteboard, kapur/spidol,
buku catatan/laporan TAK, pulpen, jadwal kegiatan
pasien
4) Form CPT (Catatan Perkembangan Terintegrasi) dan
Bollpoint
5) Form Nursing Order (resep keperawatan) (jika pasien
bisa membaca)
6) Form Logbook SKP Harian
b. Pasien
1) Membuat kontrak pertemuan dengan pasien
2) Menjamin pemenuhan kebutuhan privacy pasien,
hanya ada perawat dan pasien saja
TAK STIMULASI PERSEPSI
MENGONTROL HALUSINASI
DENGAN BERCAKAP-CAKAP
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
PROSEDUR 2. Pelaksanaan
a. Persiapan
1) Mengumpulkan pasien yang pernah dilatih
mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap
2) Membuat kontrak dengan pasien
3) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Fase Orientasi
a) Salam terapeutik
1) Salam dari terapis atau perawat (misalnya dengan
selamat pagi atau selamat siang)
2) Perkenalkan nama perawat dan nama panggilan
(lebih bagus pakai papan nama)
3) Memberi kesempatan pada pasien untuk
memperkenalkan nama masing-masing (dan beri
papan nama)
b) Evaluasi/Validasi
1) Menanyakan perasaan pasien saat ini
2) Menanyakan masalah yang dirasakan
3) Menanyakan penerapan TAK Stimulasi Persepsi
yang lalu yang pernah dilakukan (mengontrol
halusinasi dengan melakukan aktivitas)
c) Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengontrol
halusinasi dengan melakukan aktivitas
2) Menjelaskan aturan permainan sebagai berikut :
(1) Jika ada anggota kelompok yang ingin
meninggalkan kelompok harus meminta ijin
kepada terapis
(2) Lama kegiatan tidak lebih dari 45 menit
(3) Mengikuti kegiatan sampai selesai
(4) Mempersilahkan pasien untuk minum atau
kencing dulu sebelum acara dimulai
TAK STIMULASI PERSEPSI
MENGONTROL HALUSINASI
DENGAN BERCAKAP-CAKAP
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
d. Fase Terminasi
1) Evaluasi
a) Perawat menanyakan perasaan pasien setelah
mengikuti TAK
b) Perawat memberikan pujian atas keberhasilan
kelompok dengan mengucapkan kata “Bagus”.
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
e. Pendokumentasian
1) Mencatat kegiatan TAK stimulasi persepsi dalam
buku catatan/laporan TAK baik jenis TAK, Topik
TAK, pasien yang diterapis, leader dan observer yang
melakukan TAK serta hasil evaluasi proses dan hasil
serta membubuhkan tanda tangan dan nama terang
2) Mencatat tindakan keperawatan yang telah dilakukan
kedalam catatan perkembangan terintegrasi sesuai
Standar Prosedur Operasioal yang berlaku.
Pendokumentasian Catatan Perkembangan
Terintegrasi harus dilakukan oleh perwat yang telah
diberikan penugasan klinik oleh Direktur Utama.
3) Mencatat tindakan keperawatan pada Logbook (SKP)
harian
4) Mencatat TAK Stimulasi Persepsi : mengontrol
halusinasi dengan bercakap-cakap pada papan jadwal
kegiatan untuk ditindak lanjuti perawat shift
berikutnya
5) Membereskan catatan perkembangan terintegrasi pada
status rekam medis pasien
2. Memperagakan
percakapan
3. Menyusun jadwal
percakapan
Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan menyebutkan orang yang biasa
diajak bicara, memperagakan perakapan, menyusun jadwal percakapan, menyebutkan
tiga cara mencegah halusinasi . Beri tanda √ jika klien mampu dan tanda X jika klien
tidak mampu.
TAK STIMULASI PERSEPSI
MENGONTROL HALUSINASI
DENGAN PATUH MINUM OBAT
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
PROSEDUR 1. Persiapan
a. Alat dan bahan
1) Persiapan tempat yang aman dan tenang
2) Tempat yang cukup luas atau longgar
3) Alat dan bahan : obat yang biasa diminum oleh
pasien, papan tulis/whiteboard, kapur/spidol, buku
catatan/laporan TAK, pulpen, jadwal kegiatan pasien
4) Form CPT (Catatan Perkembangan Terintegrasi) dan
Bollpoint
5) Form Nursing Order (resep keperawatan) (jika pasien
bisa membaca)
6) Form Logbook SKP Harian
b. Pasien
1) Membuat kontrak pertemuan dengan pasien
2) Menjamin pemenuhan kebutuhan privacy pasien,
hanya ada perawat dan pasien saja
TAK STIMULASI PERSEPSI
MENGONTROL HALUSINASI
DENGAN PATUH MINUM OBAT
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
PROSEDUR 2. Pelaksanaan
a. Persiapan
1) Mengumpulkan pasien yang pernah dilatih
mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat
secara individu
2) Membuat kontrak dengan pasien
3) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Fase Orientasi
a) Salam terapeutik
1) Salam dari terapis atau perawat (misalnya dengan
selamat pagi atau selamat siang)
2) Perkenalkan nama perawat dan nama panggilan
(lebih bagus pakai papan nama)
3) Memberi kesempatan pada pasien untuk
memperkenalkan nama masing-masing (dan beri
papan nama)
b) Evaluasi/Validasi
1) Menanyakan perasaan pasien saat ini
2) Menanyakan masalah yang dirasakan
3) Menanyakan penerapan TAK Stimulasi Persepsi
yang lalu yang pernah dilakukan (mengontrol
halusinasi dengan bercakap-cakap)
c) Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengontrol
halusinasi dengan patuh minum obat
2) Menjelaskan aturan permainan sebagai berikut :
(1) Jika ada anggota kelompok yang ingin
meninggalkan kelompok harus meminta ijin
kepada terapis
(2) Lama kegiatan tidak lebih dari 45 menit
(3) Mengikuti kegiatan sampai selesai
(4) Mempersilahkan pasien untuk minum atau
kencing dulu sebelum acara dimulai
TAK STIMULASI PERSEPSI
MENGONTROL HALUSINASI
DENGAN PATUH MINUM OBAT
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
e. Pendokumentasian
1) Mencatat kegiatan TAK stimulasi persepsi dalam
buku catatan/laporan TAK baik jenis TAK, Topik
TAK, pasien yang diterapis, leader dan observer yang
melakukan TAK serta hasil evaluasi proses dan hasil
serta membubuhkan tanda tangan dan nama terang
2) Mencatat tindakan keperawatan yang telah dilakukan
kedalam catatan perkembangan terintegrasi sesuai
Standar Prosedur Operasioal yang berlaku.
Pendokumentasian Catatan Perkembangan
Terintegrasi harus dilakukan oleh perwat yang telah
diberikan penugasan klinik oleh Direktur Utama.
3) Mencatat tindakan keperawatan pada Logbook (SKP)
harian
4) Mencatat TAK Stimulasi Persepsi : mengontrol
halusinasi dengan patuh minum obat pada papan
jadwal kegiatan untuk ditindak lanjuti perawat shift
berikutnya
5) Membereskan catatan perkembangan terintegrasi pada
status rekam medis pasien
TAK STIMULASI PERSEPSI
MENGONTROL HALUSINASI
DENGAN PATUH MINUM OBAT
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan menyebutkan 5 benar cara minum
obat, keuntungan minum obat, dan akibat tidak patuh minum obat. Beri tanda √ jika
klien mampu dan tanda X jika klien tidak mampu.
TAK STIMULASI PERSEPSI
IDENTIFIKASI MANFAAT KEBERSIHAN DIRI
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
PROSEDUR 1. Persiapan
a. Alat dan bahan
1) Persiapan tempat yang aman dan tenang
2) Tempat yang cukup luas atau longgar
3) Alat dan bahan : papan tulis/whiteboard, jadwal
kegiatan harian, spidol atau bollpoint
4) Form CPT (Catatan Perkembangan Terintegrasi) dan
Bollpoint
5) Form Nursing Order (resep keperawatan) (jika pasien
bisa membaca)
6) Form Logbook SKP Harian
7)
TAK STIMULASI PERSEPSI
IDENTIFIKASI MANFAAT KEBERSIHAN DIRI
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
PROSEDUR b. Pasien
1) Membuat kontrak pertemuan dengan pasien
2) Menjamin pemenuhan kebutuhan privacy pasien,
hanya ada perawat dan pasien saja
2. Pelaksanaan
a. Persiapan
1) Mengumpulkan pasien yang pernah dilatih
identifikasi manfaat kebersihan diri secara individu
2) Membuat kontrak dengan pasien
3) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Fase Orientasi
1) Salam terapeutik
a) Salam dari terapis atau perawat (misalnya dengan
selamat pagi atau selamat siang)
b) Perkenalkan nama perawat dan nama panggilan
(lebih bagus pakai papan nama)
c) Memberi kesempatan pada pasien untuk
memperkenalkan nama masing-masing (dan beri
papan nama)
2) Evaluasi/Validasi
a) Menanyakan perasaan pasien saat ini
b) Menanyakan masalah yang dirasakan
c) Menanyakan penerapan TAK Stimulasi Persepsi
yang pernah diikuti
3) Kontrak
a) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengontrol
halusinasi dengan patuh minum obat
b) Menjelaskan aturan permainan sebagai berikut :
(1) Jika ada anggota kelompok yang ingin
meninggalkan kelompok harus meminta ijin
kepada terapis
(2) Lama kegiatan tidak lebih dari 45 menit
(3) Mengikuti kegiatan sampai selesai
(4) Mempersilahkan pasien untuk minum atau
kencing dulu sebelum acara dimulai
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
e. Pendokumentasian
1) Mencatat kegiatan TAK stimulasi persepsi dalam
buku catatan/laporan TAK baik jenis TAK, Topik
TAK, pasien yang diterapis, leader dan observer yang
melakukan TAK serta hasil evaluasi proses dan hasil
serta membubuhkan tanda tangan dan nama terang
2) Mencatat tindakan keperawatan yang telah dilakukan
kedalam catatan perkembangan terintegrasi sesuai
Standar Prosedur Operasioal yang berlaku.
Pendokumentasian Catatan Perkembangan
Terintegrasi harus dilakukan oleh perwat yang telah
diberikan penugasan klinik oleh Direktur Utama.
3) Mencatat tindakan keperawatan pada Logbook (SKP)
harian
4) Mencatat TAK Stimulasi Persepsi : mengidentifikasi
manfaat kebersihan diri pada papan jadwal kegiatan
untuk ditindak lanjuti perawat shift berikutnya
5) Membereskan catatan perkembangan terintegrasi
pada status rekam medis pasien
PROSEDUR 1. Persiapan
a. Alat dan bahan
1) Persiapan tempat yang aman dan tenang
2) Tempat yang cukup luas atau longgar
3) Alat dan bahan : handuk, sabun, gayung, papan
tulis/whiteboard, jadwal kegiatan harian, spidol atau
bollpoint
4) Form CPT (Catatan Perkembangan Terintegrasi) dan
Bollpoint
5) Form Nursing Order (resep keperawatan) (jika pasien
bisa membaca)
6) Form Logbook SKP Harian
b. Pasien
1) Membuat kontrak pertemuan dengan pasien
2) Menjamin pemenuhan kebutuhan privacy pasien,
hanya ada perawat dan pasien saja
TAK STIMULASI PERSEPSI
MELATIH MANDI
PROSEDUR 2. Pelaksanaan
a. Persiapan
1) Mengumpulkan pasien yang pernah dilibatkan dalam
TAK SP DPD sesi I dan pernah dilatih mandi secara
individual
2) Membuat kontrak dengan pasien
3) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Fase Orientasi
1) Salam terapeutik
a) Salam dari terapis atau perawat (misalnya dengan
selamat pagi atau selamat siang)
b) Perkenalkan nama perawat dan nama panggilan
(lebih bagus pakai papan nama)
c) Memberi kesempatan pada pasien untuk
memperkenalkan nama masing-masing (dan beri
papan nama)
2) Evaluasi/Validasi
a) Menanyakan perasaan pasien saat ini
b) Menanyakan masalah yang dirasakan
c) Menanyakan penerapan TAK Stimulasi Persepsi
sesi I : mengidentifikasi manfaat kebersihan diri
yang pernah dilakukan
3) Kontrak
a) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu TAK SP DPD
sesi 2 : melatih mandi
b) Menjelaskan aturan permainan sebagai berikut :
(1) Jika ada anggota kelompok yang ingin
meninggalkan kelompok harus meminta ijin
kepada terapis
(2) Lama kegiatan tidak lebih dari 45 menit
(3) Mengikuti kegiatan sampai selesai
(4) Mempersilahkan pasien untuk minum atau
kencing dulu sebelum acara dimulai
d. Fase Terminasi
1) Evaluasi
a) Perawat menanyakan perasaan pasien setelah
mengikuti TAK
b) Perawat memberikan pujian atas keberhasilan
kelompok dengan mengucapkan kata “Bagus”.
2) Rencana Tindak lanjut
a) Menganjurkan pasien untuk melatih mandi dan
mendiskusikan dengan pasien atau perawat lain
b) Membuat jadwal mengidentifikasi manfaat
kebersihan diri
e. Pendokumentasian
1) Mencatat kegiatan TAK stimulasi persepsi dalam
buku catatan/laporan TAK baik jenis TAK, Topik
TAK, pasien yang diterapis, leader dan observer yang
melakukan TAK serta hasil evaluasi proses dan hasil
serta membubuhkan tanda tangan dan nama terang
2) Mencatat tindakan keperawatan yang telah dilakukan
kedalam catatan perkembangan terintegrasi sesuai
Standar Prosedur Operasioal yang berlaku.
Pendokumentasian Catatan Perkembangan
Terintegrasi harus dilakukan oleh perwat yang telah
diberikan penugasan klinik oleh Direktur Utama.
3) Mencatat tindakan keperawatan pada Logbook (SKP)
harian
4) Mencatat TAK Stimulasi Persepsi : melatih mandi
pada papan jadwal kegiatan untuk ditindak lanjuti
perawat shift berikutnya
5) Membereskan catatan perkembangan terintegrasi pada
status rekam medis pasien
PROSEDUR 1. Persiapan
a. Alat dan bahan
1) Persiapan tempat yang aman dan tenang
2) Tempat yang cukup luas atau longgar
3) Alat dan bahan : handuk, shampo, gayung, papan
tulis/whiteboard, jadwal kegiatan harian, spidol atau
bollpoint
4) Form CPT (Catatan Perkembangan Terintegrasi) dan
Bollpoint
5) Form Nursing Order (resep keperawatan) (jika pasien
bisa membaca)
6) Form Logbook
TAK STIMULASI PERSEPSI
MELATIH KERAMAS
2. Pelaksanaan
a. Persiapan
1) Mengumpulkan pasien yang pernah dilibatkan dalam
TAK SP DPD sesi I s.d II dan pernah dilatih keramas
secara individual
2) Membuat kontrak dengan pasien
3) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Fase Orientasi
1) Salam terapeutik
a) Salam dari terapis atau perawat (misalnya dengan
selamat pagi atau selamat siang)
b) Perkenalkan nama perawat dan nama panggilan
(lebih bagus pakai papan nama)
c) Memberi kesempatan pada pasien untuk
memperkenalkan nama masing-masing (dan beri
papan nama)
2) Evaluasi/Validasi
a) Menanyakan perasaan pasien saat ini
b) Menanyakan masalah yang dirasakan
c) Menanyakan penerapan TAK Stimulasi Persepsi
sesi II : latihan mandi
3) Kontrak
a) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu TAK SP DPD
sesi 3 : melatih keramas
b) Menjelaskan aturan permainan sebagai berikut :
(1) Jika ada anggota kelompok yang ingin
meninggalkan kelompok harus meminta ijin
kepada terapis
(2) Lama kegiatan tidak lebih dari 45 menit
(3) Mengikuti kegiatan sampai selesai
(4) Mempersilahkan pasien untuk minum atau
kencing dulu sebelum acara dimulai
d. Fase Terminasi
1) Evaluasi
a) Perawat menanyakan perasaan pasien setelah
mengikuti TAK
b) Perawat memberikan pujian atas keberhasilan
kelompok dengan mengucapkan kata “Bagus”.
2) Rencana Tindak lanjut
a) Menganjurkan pasien untuk melatih keramas dan
mendiskusikan dengan pasien atau perawat lain
b) Membuat jadwal berlatih keramas
e. Pendokumentasian
1) Mencatat kegiatan TAK stimulasi persepsi dalam
buku catatan/laporan TAK baik jenis TAK, Topik
TAK, pasien yang diterapis, leader dan observer yang
melakukan TAK serta hasil evaluasi proses dan hasil
serta membubuhkan tanda tangan dan nama terang
2) Mencatat tindakan keperawatan yang telah dilakukan
kedalam catatan perkembangan terintegrasi sesuai
Standar Prosedur Operasioal yang berlaku.
Pendokumentasian Catatan Perkembangan
Terintegrasi harus dilakukan oleh perwat yang telah
diberikan penugasan klinik oleh Direktur Utama.
3) Mencatat tindakan keperawatan pada Logbook (SKP)
harian
4) Mencatat TAK Stimulasi Persepsi : melatih keramas
pada papan jadwal kegiatan untuk ditindak lanjuti
perawat shift berikutnya
5) Membereskan catatan perkembangan terintegrasi pada
status rekam medis pasien
PROSEDUR 1. Persiapan
a. Alat dan bahan
1) Persiapan tempat yang aman dan tenang
2) Tempat yang cukup luas atau longgar
3) Alat dan bahan : sikat gigi, pasta gigi, air bersih
dalam ember, gelas, papan tulis/whiteboard, jadwal
kegiatan harian, spidol atau bollpoint
4) Form CPT (Catatan Perkembangan Terintegrasi) dan
Bollpoint
5) Form Nursing Order (resep keperawatan) (jika pasien
bisa membaca)
6) Form Logbook SKP Harian
PROSEDUR b. Pasien
1) Membuat kontrak pertemuan dengan pasien
2) Menjamin pemenuhan kebutuhan privacy pasien,
hanya ada perawat dan pasien saja
2. Pelaksanaan
a. Persiapan
1) Mengumpulkan pasien yang pernah dilibatkan dalam
TAK SP DPD sesi I s.d III dan pernah dilatih gosok
gigi secara individual
2) Membuat kontrak dengan pasien
3) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Fase Orientasi
1) Salam terapeutik
a) Salam dari terapis atau perawat (misalnya dengan
selamat pagi atau selamat siang)
b) Perkenalkan nama perawat dan nama panggilan
(lebih bagus pakai papan nama)
c) Memberi kesempatan pada pasien untuk
memperkenalkan nama masing-masing (dan beri
papan nama)
2) Evaluasi/Validasi
a) Menanyakan perasaan pasien saat ini
b) Menanyakan masalah yang dirasakan
c) Menanyakan penerapan TAK Stimulasi Persepsi
sesi III : latihan keramas
3) Kontrak
a) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu TAK SP DPD
sesi 4 : melatih gosok gigi
b) Menjelaskan aturan permainan sebagai berikut :
(1) Jika ada anggota kelompok yang ingin
meninggalkan kelompok harus meminta ijin
kepada terapis
(2) Lama kegiatan tidak lebih dari 45 menit
(3) Mengikuti kegiatan sampai selesai
(4) Mempersilahkan pasien untuk minum atau
kencing dulu sebelum acara dimulai
d. Fase Terminasi
1) Evaluasi
a) Perawat menanyakan perasaan pasien setelah
mengikuti TAK
b) Perawat memberikan pujian atas keberhasilan
kelompok dengan mengucapkan kata “Bagus”.
e. Pendokumentasian
1) Mencatat kegiatan TAK stimulasi persepsi dalam
buku catatan/laporan TAK baik jenis TAK, Topik
TAK, pasien yang diterapis, leader dan observer yang
melakukan TAK serta hasil evaluasi proses dan hasil
serta membubuhkan tanda tangan dan nama terang
2) Mencatat tindakan keperawatan yang telah dilakukan
kedalam catatan perkembangan terintegrasi sesuai
Standar Prosedur Operasioal yang berlaku.
Pendokumentasian Catatan Perkembangan
Terintegrasi harus dilakukan oleh perwat yang telah
diberikan penugasan klinik oleh Direktur Utama.
3) Mencatat tindakan keperawatan pada Logbook (SKP)
harian
4) Mencatat TAK Stimulasi Persepsi : melatih gosok
gigi pada papan jadwal kegiatan untuk ditindak lanjuti
perawat shift berikutnya
5) Membereskan catatan perkembangan terintegrasi pada
status rekam medis pasien
TAK SOSIALISASI
BEKERJA SAMA DALAM KELOMPOK
PROSEDUR 1. Persiapan
a. Alat dan bahan
1) Persiapan tempat yang aman dan tenang
2) Tempat yang cukup luas atau longgar
3) Alat dan bahan : tape recorder, atau alat pemutar
musik, bola tenis, buku catatan/laporan TAK, pulpen,
jadwal kegiatan pasien.
4) Form CPT (Catatan Perkembangan Terintegrasi) dan
Bollpoint
5) Form Nursing Order (resep keperawatan) (jika pasien
bisa membaca)
6) Form Logbook SKP Harian
b. Pasien
1) Membuat kontrak pertemuan dengan pasien
2) Menjamin pemenuhan kebutuhan privacy pasien,
hanya ada perawat dan pasien saja
TAK SOSIALISASI
BEKERJA SAMA DALAM KELOMPOK
PROSEDUR 2. Pelaksanaan
a. Persiapan
1) Mengumpulkan pasien isolasi sosial yang pernah
mendapatkan TAK Sosialisasi sesi V : menyampaikan
dan membicarakan masalah pribadi
2) Membuat kontrak dengan pasien
3) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Fase Orientasi
1) Memberikan salam terapeutik
2) Menanyakan kembali nama terapis dan pasien lain
3) Peserta dan terapis memakai papan nama
4) Menanyakan perasaan pasien saat ini
5) Menanyakan apakah telah mencoba latihan
menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi
dengan orang lain
6) Membuat kontrak pertemuan : menjelaskan tujuan
kegiatan yaitu bertanya dan meminta kartu yang
diperlukan serta menjawab dan memberi kartu pada
anggota kelompok
7) Menjelaskan aturan main TAK Sosialisasi :
(a) Jika ada anggota kelompok yang ingin
meninggalkan kelompok harus meminta ijin
kepada terapis
(b) Lama kegiatan 45 menit
(c) Mengikuti kegiatan sampai selesai
(d) Tidak boleh berbicara sendiri ketika pasien lain
berbicara
c. Fase kerja
1) Terapis membagi empat kartu kwartet untuk setiap
anggota kelompok, sisanya diletakkan diatas meja
2) Terapis meminta tiap anggota kelompok menyusun
kartu sesuai dengan seri (satu seri mempunyai empat
kartu)
3) Hidupkan music dan edarkan bola tenis atau benda
lain berlawanan dengan arah jarum jam
4) Pada saat music dimatikan, anggota kelompok yang
memegang bola mendapat giliran untuk
menyebutkan:
TAK SOSIALISASI
BEKERJA SAMA DALAM KELOMPOK
d. Fase Terminasi
1) Menanyakan pada pasien perasaan setelah mengikuti
TAK sosialisasi sesi VI : bekerja sama dalam
kelompok
2) Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
3) Menganjurkan tiap anggota kelompok melatih bekerja
sama dengan anggota kelompok lain
4) Memasukkan kegiatan bekerja sama dalam kelompok
pada jadwal kegiatan harian pasien
5) Menyepakati kegiatan berikutnya yaitu mengevaluasi
kegiatan TAK sosialisasi
6) Menyepakati waktu dan tempat
e. Pendokumentasian
1) Mencatat kegiatan TAK sosialisasi dalam buku
catatan/laporan TAK baik jenis TAK, Topik TAK,
pasien yang diterapis, leader dan observer yang
melakukan TAK serta hasil evaluasi proses dan hasil
serta membubuhkan tanda tangan dan nama terang
TAK SOSIALISASI
BEKERJA SAMA DALAM KELOMPOK
No. Dokumen No. Revisi Halaman
03.03.052 0 4/4
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
TAK SOSIALISASI
MENGEVALUASI MANFAAT TAKS
PROSEDUR 1. Persiapan
a. Alat dan bahan
1) Persiapan tempat yang aman dan tenang
2) Tempat yang cukup luas atau longgar
3) Alat dan bahan : tape recorder, atau alat pemutar
musik, bola tenis, buku catatan/laporan TAK, pulpen,
jadwal kegiatan pasien.
4) Form CPT (Catatan Perkembangan Terintegrasi) dan
Bollpoint
5) Form Nursing Order (resep keperawatan) (jika pasien
bisa membaca)
6) Form Logbook SKP Harian
b. Pasien
1) Membuat kontrak pertemuan dengan pasien
2) Menjamin pemenuhan kebutuhan privacy pasien,
hanya ada perawat dan pasien saja
TAK SOSIALISASI
MENGEVALUASI MANFAAT TAKS
PROSEDUR 2. Pelaksanaan
a. Persiapan
1) Mengumpulkan pasien isolasi sosial yang pernah
mendapatkan TAK Sosialisasi sesi VI : bekerja sama
dalam kelompok
2) Membuat kontrak dengan pasien
3) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Fase Orientasi
1) Berikan salam terapeutik
2) Tanyakan kembali nama terapis dan pasien lain
3) Peserta dan terapis memakai papan nama
4) Tanyakan perasaan pasien saat ini
5) Tanyakan apakah telah mencoba latihan bekerja sama
dalam kelompok
6) Buat kontrak pertemuan : menjelaskan tujuan
kegiatan yaitu menyampaikan manfaat enam kali
pertemuan TAKS
7) Jelaskan aturan main TAK Sosialisasi :
(a) Jika ada anggota kelompok yang ingin
meninggalkan kelompok harus meminta ijin
kepada terapis
(b) Lama kegiatan 45 menit
(c) Mengikuti kegiatan sampai selesai
(d) Tidak boleh berbicara sendiri ketika pasien lain
berbicara
c. Fase kerja
1) Hidupkan music dan edarkan bola tenis atau benda
lain berlawanan dengan arah jarum jam
2) Pada saat dimatikan, anggota kelompok yang
memegang bola mendapat giliran untuk
menyebutkan:
(a) Memberikan salam
(b) Menyampaikan pendapat tentang manfaat dari
enam kali pertemuan yang telah berlalu
d. Fase Terminasi
1) Menanyakan pada pasien perasaan setelah mengikuti
TAK sosialisasi sesi VII : mengevaluasi manfaat
TAKS
2) Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
3) Menyimpulkan 6 kemampuan pada 6 kali pertemuan
yang lalu
4) Menganjurkan tiap anggota kelompok tetap berlatih
diri untuk enam kemampuan yang telah dimiliki, baik
di RS maupun di rumah
5) Melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga
untuk memberikan dukungan pada pasien dalam
menjalankan kegiatan hidup sehari-hari
6) Menyepakati rencana evaluasi kemampuan secara
periodik
e. Pendokumentasian
1) Mencatat kegiatan TAK sosialisasi dalam buku
catatan/laporan TAK baik jenis TAK, Topik TAK,
pasien yang diterapis, leader dan observer yang
melakukan TAK serta hasil evaluasi proses dan hasil
serta membubuhkan tanda tangan dan nama terang
2) Mencatat tindakan keperawatan yang telah dilakukan
kedalam catatan perkembangan terintegrasi sesuai
Standar Prosedur Operasioal yang berlaku.
Pendokumentasian Catatan Perkembangan
Terintegrasi harus dilakukan oleh perwat yang telah
diberikan penugasan klinik oleh Direktur Utama.
3) Mencatat tindakan keperawatan pada Logbook (SKP)
harian
4) Mencatat TAK Sosialisasi sesi VII : mengevaluasi
manfaat TAKS harus dilakukan pasien pada papan
jadwal kegiatan untuk ditindak lanjuti perawat shift
berikutnya
6) Membereskan catatan perkembangan terintegrasi pada
status rekam medis pasien
TAK SOSIALISASI
MENGEVALUASI MANFAAT TAKS
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
PROSEDUR PERSIAPAN
1. Tensi meter
2. Stetoskop
3. Buku Catatan
4. Pasien diberi penjelasan dan posisi pasien diatur sesuai
kebutuhan
PELAKSANAAN
1. Cuci tangan
2. Lengan baju pasien buka atau digulung
3. Manset tensimeter dipasang pada lengan atas dengan pipa
karetnya berada disisi luar lengan
4. Pompa tensimeter dipasang
5. Denyut arteri brachialis diraba lalu stetoskop ditempatkan pada
daerah tersebut
6. Skrup balon karet ditutup, pengunci air raksa dibuka,
selanjutnya balon dipompa sampai denyut arteri tidak
terdengar lagi dan air raksa didalam pipa gelas naik
7. Skrup balon dibuka perlahan-lahan sehingga air turun
perlahan-lahan. Sambil memperhatikan turunnya air raksa
dengarkan bunyi denyutan pertama/systole dan
terakhir/diastole
8. Respon pasien dicatat
9. Pasien dan alat dirapikan
10. Cuci tangan
PROSEDUR PERALATAN
1. Termometer
2. Kapas Alkohol
3. Buku catatan
4. Alat Tulis
5. Tisu
6. Bengkok
PELAKSANAAN
1. Cuci tangan
2. Ucapkan salam
3. Jelaskan tujuan dari tindakan mengukur suhu pada area aksila
4. Bersihkan termometer dengan kapas alkohol
5. Turunkan air raksa sampai batas nol
6. Buka pakaian atas pasien, kalau perlu keringkan ketiak
dengan tisu
7. Letakkan reservoirnya pada area aksila pasien dan lengan
pasien dilipat di dada.
8. Setelah 5-10 menit, termometer diangkat terus dibaca dan
hasilnya dicatat pada buku.
9. Termometer dibersihkan dengan kapas alkohol
10. Air raksa diturunkan sampai batas nol dan disimpan pada
tempatnya
11. Jelaskan kepada pasien tentang hasil dari pengukuran suhu
tubuh
12. Cuci tangan
13. Dokumentasikan hasil dari pengukuran suhu.
MENGUKUR PERNAPASAN
PROSEDUR PERALATAN
1. Jam Tangan dengan petunjuk detik
2. Buku catatan
3. Alat Tulis
PELAKSANAAN
1. Cuci tangan
2. Ucapkan salam
3. Jelaskan tentang tujuan dari pengukuran pernapasan.
4. Hitung pernafasan waktu inspirasi pada dada atau perut selama
1 menit.
5. Jelaskan hasil pengukuran kepada pasien dan keluarga pasien
6. Cuci tangan
7. Dokumentasi hasil pengukuran
MENGUKUR NADI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
03.03.058 1 1/1
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
OPERASIONAL
PROSEDUR PERALATAN
1. Jam Tangan dengan petunjuk detik
2. Buku catatan
3. Alat Tulis
PELAKSANAAN
1. Cuci tangan
2. Ucapkan salam
3. Jelaskan tentang tujuan dari pengukuran nadi
4. Letakkan dua jari yaitu jari telunjuk dan jari tengah di atas
arteri tertentu
5. Hitung jumlah denyut nadi selama 15 detik kemudian dikali 4
6. Bila nadi tidak teratur dihitung selama 1 menit
7. Jelaskan hasil pengukuran kepada pasien dan keluarga pasien
8. Cuci tangan
9. Dokumentasikan hasil pengukuran denyut nadi, sifat, dan
jumlah
RESUSITASI A-B-C
No. Dokumen No. Revisi Halaman
03.03.059 0 1/3
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
OPERASIONAL
PROSEDUR PERALATAN
1. Alat pelindung diri (masker, handscoen)
2. Trolly emergency yang berisi :
a. Laryngoscope lurus dan bengkok (anak dan dewasa)
b. Magil force
c. Pipa trakhea berbagai ukuran
d. Trakhea tube berbagai ukuran
e. Gudel berbagai ukuran
f. Infus set/blood set
g. Papan resusitasi
h. Gunting verband
i. Bag resuscitator lengkap
j. Semprit 10 cc – jarum no. 18
3. Set therapy oksigen lengkap dan siap pakai
4. Set penghisap sekresi lengkap dan siap pakai
5. EKG record
6. EKG monitor bila memungkinkan
7. DC shock lengkap
PELAKSANAAN
1. Petugas menggunakan alat pelindung diri (masker, handscoen)
2. Cek kesadaran pasien dengan cara :
a. Memanggil nama
b. Menanyakan keadaannya
c. Menggoyangkan bahu pasien/mencubit pasien
3. Jika pasien tidak sadar/tidak ada respon, panggil bantuan
4. Buka jalan nafas dengan head tilt chin lift dan bersihkan jalan
nafas dari sumbatan
5. Menilai pernafasan dengan cara :
RESUSITASI A-B-C
No. Dokumen No. Revisi Halaman
03.03.059 0 2/3
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
OPERASIONAL
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
OPERASIONAL
MENGGUNTING RAMBUT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
03.03.060 0 1/2
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
OPERASIONAL
PROSEDUR PERALATAN
1. Sarung tangan
2. Apron
3. Masker
4. Sepatu boat
5. Penutup rambut
6. Alat pencukur rambut elektrik
7. Sisir
8. Celemek potong rambut
9. Sikat spons
10. Bedak tabur
11. Jepit rambut
PELAKSANAAN
1. Cuci tangan dan gunakan Alat Pelindung Diri ( masker, apron,
sarung tangan dan sepatu boat)
2. Ucapkan salam
3. Jelaskan tujuan dari memotong rambut
4. Persiapkan pasien untuk duduk di kursi
5. Pasang celemek potong rambut pada pasien
6. Sisir rambut pasien sesuai dengan model yang diinginkan
7. Potong rambut pasien sesuai dengan model yang diinginkan
8. Gunakan jepit rambut bila perlu
9. Setelah selesai bersihkan sisa-sisa rambut yang menempel
dengan sikat spons
10. Evaluasi respon pasien
11. Buka celemek potong rambut pasien
12. Taburkan bedak pada bagian leher belakang
13. Buka Alat Pelindung Diri ( Sepatu, apron, masker, sarung
tanan)
14. Cuci tangan
15. Dokumentasikan tindakan yang harus dilakukan
MENGGUNTING RAMBUT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
03.03.060 0 2/2
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
OPERASIONAL
PERAWATAN LUKA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
03.03.061 0 1/2
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
PROSEDUR PENGKAJIAN
1. Mengkaji program/instruksi medik mengenai prosedur rawat
luka, type balutan, & frekuensi ganti balut.
2. Mengkaji type & lokasi luka/insisi.
3. Mengkaji tingkat nyeri klien & kapan terakhir mendapat obat
penghilang nyeri.
4. Mengkaji riwayat alergi pada obat atau plester.
PERALATAN
1. Set ganti balut steril (pinset cirrurgis, pinset anatomis, kasa )
2. Kasa steril
3. Handscoen bersih & handscoen steril.
4. Bethadine
5. Airan NaCl 0,9%
6. Alkohol swabs
7. Nierbeken/bengkok.
8. Plester
9. Baki instrumen/meja dorong & perlak / pengalas.
10. Kantong plastik tempat sampah.
PELAKSANAAN
1. Cuci Tangan
2. Ucapkan salam dan jelaskan kepada pasien beserta keluarga
mengenai tujuan & prosedur tindakan yg akan segera
dilakukan.
3. Atur ketinggian tempat tidur untuk memudahkan tindakan yang
akan dilakukan
PERAWATAN LUKA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
03.03.061 0 2/2
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
MEMOTONG KUKU
No. Dokumen No. Revisi Halaman
03.03.062 1 1/2
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
PROSEDUR PERALATAN
1. Pemotong kuku
2. Bengkok
3. Sabun pada tempatnya
4. Kapas
5. Handuk
6. Baskom berisi air hangat
7. Sikat kuku
8. Sarung Tangan
9. Perlak/pengalas
PELAKSANAAN :
1. Cuci tangan
2. Ucapkan salam dan jelaskan tujuan tindakan
3. Pakai sarung tangan
4. Pasang pengalas
5. Rendam tangan pasien dalam air hangat selama 2 menit, bila
kuku sangat kotor harus disikat dengan sikat tangan dan sabun
lalu dibilas dengan air hangat dan dikeringkan dengan handuk.
6. Letakkan tangan di atas bengkok
7. Potong kuku tangan dengan cara mengikuti lengkungan kuku
8. Rendam jari kaki dengan air hangat 2-3 menit. Bila kotor
bersihkan dengan sikat dan sabun kemudian dibilas dengan air
hangat, keringkan dengan handuk.
9. Letakkan kaki di atas bengkok
10. Potong kuku kaki dengan cara mengikuti lengkungan kuku
11. Kikir kuku agar rata
12. Evaluasi respon pasien
13. Rapikan alat
MEMOTONG KUKU
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
MEMASANG FIKSASI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
03.03.063 0 1/1
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
OPERASIONAL
TUJUAN Untuk melindungi atau menghindari menciderai diri, orang lain dan
lingkungan
PROSEDUR PERALATAN
Tali fixir
PELAKSANAAN
1. Cuci Tangan
2. Ucapkan salam, panggil klien dengan namanya
3. Jelaskan dan lakukan kontrak (Prosedur, tujuan, lamanya di
restrain kepada klien dan keluarga bila perlu kontrak sepihak.)
4. Tawarkan untuk menggunakan medikasi daripada dilakukan
pengikatan. (Jangan tawar menawar dengan pasien)
5. Petugas yang akan melakukan pengikatan harus sudah berada di
tempat (susunan tim 4-6 orang)
6. Empat orang menahan masing-masing anggota gerak, Satu
orang melakukan prosedur pengikatan
7. Tiap anggota gerak 1 ikatan, Ikatan pada posisi sedemikian
rupa sehingga tidak mengganggu aliran IV
8. Posisi kepala lebih tinggi untuk menghindari aspirasi
9. Tempatkan pasien pada tempat yang mudah dilihat oleh petugas
10. Lapor dokter jaga tentang kondisi pasien, berikan therapi sesuai
dengan order
11. Manset / restrain diperiksa dan dirubah tiap 60 menit demi
kenyamanan
12. Evaluasi respon pasien
13. Cuci tangan
14. Dokumentasikan tindakan di dalam rekam medis
UNIT TERKAIT Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Rekam Medis
Bagian Security
MEMBUKA FIKSASI
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
OPERASIONAL
PELAKSANAAN
1. Cuci Tangan
2. Ucapkan salam, panggil klien dengan namanya
3. Jelaskan tujuan tindakan
4. Buka satu manset jika pasien sudah dapat dikendalikan,
dilanjutkan dengan membuka manset yang lain dengan interval
5 menit, bergantian kiri dan kanan
5. Dua ikatan terakhir harus dilakukan bersama-sama (tidak
menganjurkan mengikat pasien dengan satu ikatan pada
anggota gerak
6. Bantu pasien menggerakkan anggota tubuhnya secara perlahan
setelah ikatan dibuka
7. Bantu pasien duduk perlahan-lahan
8. Tanyakan pada pasien apakah merasa pusing atau mata
berkunang-kunang, kalau pasien mengatakan “ya” maka pasien
disuruh duduk dulu sampai merasa tenang
9. Ajak pasien berdiri dan berjalan perlahan-lahan bila rasa pusing
dan berkunang-kunang
10. Evaluasi respon pasien
11. Cuci tangan
12. Dokumentasikan tindakan di dalam rekam medis
UNIT TERKAIT Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Rekam Medis
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
OPERASIONAL
PROSEDUR PERSIAPAN
1. Timbang terima dilaksanakan pada saat pergantian shift atau
saat pasien pindah ruangan
2. Pelaksanaan timbang terima dilakukan di Nurse Station
3. Kepala ruangan atau PJ [penanggung jawab] shift memimpin
proses timbang terima
4. Kedua kelompok yang akan melakukan timbang terima sudah
dalam keadaan siap
5. Kelompok yang akan bertugas atau yang akan melanjutkan
dinas sebaiknya menyiapkan catatan
6. Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang
lengkap dicatat secara khusus untuk kemudian diberikan kepada
perawat yang dinas berikutnya
PELAKSANAAN
1. Kepala ruangan /PJ shift membuka acara dengan salam
2. Ketua Tim /PJ shift melaporkan kondisi pasien, meliputi;
a. Identitas pasien dan diagnosis medis
b. Masalah keperawatan yang mungkin masih muncul
c. Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan
d. Intervensi kolaboratif dan dependensi
e. Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam
kegiatan selanjutnya
3. Perawat yang menerima mengklarifikasi dan memvalidasi
informasi yang diberikan
4. Lamanya waktu timbang terima tidak lebih dari 5 menit setiap
pasien kecuali dalam kondisi tertentu
5. Kepala ruangan/ PJ shift sebelumnya memvalidasi kondisi
pasien dengan melakukan ronde
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
OPERASIONAL
MENERIMA TELPON
No. Dokumen No. Revisi Halaman
03.03.066 0 1/2
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
OPERASIONAL
PROSEDUR PERALATAN
1. Buku Catatan di dekatkan dengan I-Phone
2. Alat Tulis
PELAKSANAAN
1. Segeralah angkat jika telepon berdering ( maksimal 3 kali
dering)
2. Siapkan buku catatan
3. Ucapkanlah salam dan informasikan dengan jelas ruangan atau
diri anda begitu anda mengangkat telepon.( Assalamu’alaikum
atau Selamat pagi/ siang/ malam, IGD, dengan Nani ada yang
bisa di bantu).
4. Tanya siapa nama penelpon tersebut
5. Dengarkan pembicaraan penelpon dengan seksama, jangan
memotong pembicaraan dan kuasai informasi dengan sejelas
mungkin.
6. Simak baik-baik pesan dan kalimat penelepon.
7. Bila anda tidak mengerti, tidak ada salahnya anda mengulangi
pertanyaan
8. Bila penelepon menanyakan orang lain, tanyakan nama dan
identitas orang yang dicari.
9. Bila orang yang dituju tidak ada ditempat maka beritahukan
dengan sopan dan tawarkan pada penelepon untuk
meninggalkan pesan.
10. Ucapkan salam setelah menyelesaikan pembicaraan dengan
penelepon
11. Letakkan gagang telepon setelah gagang telepon ditutup
selama dua atau tiga detik olah penelepon.
MENERIMA TELPON
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
OPERASIONAL
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
OPERASIONAL
PROSEDUR PERALATAN
1. Buku Catatan di dekatkan dengan I-Phone
2. Alat Tulis
PELAKSANAAN
1. Siapkan nomor telepon yang akan dihubungi
2. Tekan nomor telepon yang dituju dan bila sudah tersambung
dan pihak yang dituju sudah menggangkat, ucapkanlah salam.
3. Sebutkan identitas diri anda dengan jelas
4. Kemukakan keinginan anda untuk berbicara dengan orang yang
dituju.
5. Berikanlah selalu kesan ramah dan ucapkan salam penutup
untuk mengakhiri pembicaraan
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
PROSEDUR PERALATAN
1. Handuk
2. Sabun mandi
3. Deodorant jika perlu
4. Sikat gigi dan odol
5. Sampo
6. Lotion jika perlu
7. Sarung tangan
8. Apron
PELAKSANAAN
1. Cuci tangan
2. Perawat menyapa pasien dengan ramah
3. Pakai apron dan sarung tangan
4. Arahkan pasien untuk mandi di kamar mandi
5. Jaga privacy pasien
6. Pertimbangkan usia pasien saat mempromosikan aktifitas
perawatan diri
7. Letakkan handuk, sabun, deodorant dan asesoris lain yang
diperlukan di kamar ,mandi
8. Sediakan barang pribadi yang diinginkan (misalnya deodorant,
sikat gigi, sabun mandi, sampo, lotion, dan lain-lain)
9. Fasilitasi pasien untuk menggosok gigi
10. Lepas pakaian dan celana pasien
11. Bersihkan muka dengan air bersih dan sabun kemudian
membilas kembali sampai busa hilang
12. Basahi badan dengan air bersih
13. Ambil sabun dan menggosokkan keseluruh tubuh sampai
merata dan bersih
14. Bilas dengan air bersih sampai semua busa hilang
PROSEDUR 10. Jika korban berdenyut jantungnya tetapi tidak bernapas maka
hanya diberikan napas buatan saja sebanyak 12-20 kali per
menit. Jika korban masih berdenyut jantungnya dan masih
bernapas maka korban dimiringkan agar ketika muntah tidak
terjadi aspirasi. Korban yang berhenti denyut jantungnya /
tidak teraba nadi maka tidak perlu dilakukan pemeriksaan
pernapasan karena sudah pasti berhenti napasnya, penolong
setelah melakukan kompresi dan membuka jalan napas
langsung memberikan napas buatan sebanyak 2 kali.
11. Evaluasi pada CPR dilakukan setiap 5 Siklus. (5 x 30
kompresi) + (5 x 2 napas buatan)
12. Evaluasi pada pemebrian napas buatan saja dilakukan setiap 2
menit
PROSEDUR PASIEN
1. SP I
a. Identifikasi benda-benda yang dapat membahayakan
pasien
b. Amankan benda-benda yang dapat membahayakan pasien
c. Lakukan kontrak treatment
d. Ajarkan cara mengendalikan dorongan bunuh diri
e. Latih cara mengendalikan dorongan bunuh diri
2. SP II
a. Identifikasi aspek positif pasien
b. Dorong pasien untuk berpikir positif terhadap diri
c. Dorong pasien untuk menghargai diri sebagai individu
yang berharga
3. SP III
a. Identifikasi pola koping yang biasa diterapkan Pasien
b. Nilai pola koping yang biasa dilakukan
c. Identifikasi pola koping yang konstruktif
d. Dorong pasien memilih pola koping yang konstruktif
e. Anjurkan pasien menerapkan pola koping konstruktif
dalam kegiatan harian
4. SP IV
a. Buat rencana masa depan yang realistis bersama pasien
b. Identifikasi cara mencapai rencana masa depan yang
realistis
c. Beri dorongan pasien melakukan kegiatan dalam rangka
meraih masa depan yang realistis
PROSEDUR KELUARGA
1. SP I
a. Diskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam
merawat pasien
b. Jelaskan pengertian, tanda dan gejala ririko bunuh diri, dan
jenis perilaku bunuh diri yang dialami pasien beserta proses
terjadinya
c. Jelaskan cara-cara merawat pasien risiko bunuh diri
2. SP II
a. Latih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien
dengan risiko bunuh diri
b. Latih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada
pasien risiko bunuh diri
3. SP III
a. Bantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah
termasuk minum obat
b. Jelaskan follow up pasien setelah pulang
PENGERTIAN Suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat / terus
menerus namun tidak sesuai dengan kenyataan
PROSEDUR PASIEN
1. SP I
a. Bantu orientasi realita.
b. Identifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi.
c. Latih pasien memenuhi kebutuhannya
d. Bimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan
harian.
2. SP II
a. Validasi masalah dan latihan sebelumnya.
b. Identifikasi kemampuan yang dimiliki
c. Latih kemampuan yang dimiliki
d. Bimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan
harian.
3. SP III
a. Validasi masalah dan latihan sebelumnya.
b. Jelaskan penggunaan obat secara benar.
c. Bimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan
harian.
KELUARGA
1. SP I
a. Diskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam
merawat pasien
b. Jelaskan pengertian, tanda dan gejala waham, dan jenis
waham yang dialami pasien beserta proses terjadinya
c. Jelaskan cara-cara merawat pasien waham
PROSEDUR 2. SP II
a. Latih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien
dengan waham
b. Latih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada
pasien waham
3. SP III
a. Bantu keluarga membuat jadual aktivitas di rumah
termasuk minum obat
b. Diskusikan sumber rujukan yang bisa dijangkau keluarga
PENGERTIAN Pasien yang telah dinyatakan sembuh / bisa pulang oleh dokter
yang merawatnya.
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
03.03.075
1 1/1
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
PENGERTIAN Klien pulang atas permintaan sendiri yaitu pasien yang mendapat
pelayanan perawatan di rumah sakit dan diambil pulang oleh
keluarganya atas permintaan sendiri, sebelum dinyatakan sembuh
/ bisa pulang oleh dokter yang merawatnya.
VISITE DOKTER
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
03.03.076
1 1/1
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
PENGERTIAN Log Book adalah buku yang digunakan oleh setiap tenaga
keperawatan untuk mencatat tiap tindakan keperawatan yang
dilakukan dalam pemberian asuhan keperawatan yang dilengkapi
dengan pengesahan dari petugas yang ditunjuk.
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
OROPHARINGEAL TUBE
PELAKSANAAN
1. Cuci tangan
2. Ucapkan salam
3. Jelaskan tujuan tindakan
4. Nilai Keadaan umum pasien
5. Ukur tanda-tanda vital
6. Observasi pola pernafasan
7. Pasang handschoon
8. Buka mulut pasien, tahan lidah dengan menggunakan tongue
spatel.
9. Bersihkan mulut dengan kassa steril
10. Ukur panjang oropharingeal dari mulut ke mandibula
atau sesuai ukuran
11. Masukkan oropharing tube melalui rongga mulut dengan ujung
mengarah ke palatum, setelah masuk
dinding belakang pharing lalu putar oropharingeal tube 180º
sampai posisi ujung mengarah ke oropharing.
12. Lakukan fiksasi dipangkal oropharing tube dengan plester
tanpa menutup lubang oropharing tube.
OROPHARINGEAL TUBE
CATATAN
1. Oropharingeal tube tidak boleh dipasang pada pasien sadar
2. Oropharingeal tube dipasang pada pasien yang tidak sadar atau
pada pasien dengan penurunan kesadaran.
3. Pada pasien yang dilakukan pemasangan oropharing tube harus
dilakukan oral hygiene
4. Ukuran oropharingeal : disesuaikan dengan mengukur panjang
oropharingeal dari mulut ke mandibula atau sesuai ukuran :
a. Kode 00 untuk bayi kecil/prematur
b. Kode 0 untuk bayi
c. No. 1 untuk anak usia 1-3 tahun
d. No. 2 untuk anak usia 3-8 tahun
e. No. 3 untuk usia 8 tahun
f. No. 4 dan 5 untuk dewasa
PROSEDUR 10. Dokter melakukan observasi pada pagi hari, siang dan
malam harinya observasi dilakukan oleh perawat.
11. Saat mengobservasi, dokter dan perawat mencatat hasil
observasi pada formulir hasil observasi
12. Setelah proses pemeriksaan dan observasi psikiatrik selesai,
pasien harus diambil oleh instansi pemohon
13. Hasil visum harus diserahkan kepada instansi pemohon
paling lambat 7 hari setelah pemeriksaan dan observasi
psikiatrik selesai.
14. Hasil pemeriksaan, hasil observasi, dan surat keterangan
hasil visum dilampirkan pada dokumen rekam medis.
15. Untuk pembiayaan selama observasi akan dibebankan
kepada pihak pengirim atau keluarga
SUPERVISI STAF
PERAWATAN DEKUBITUS
PELAKSANAAN :
1. Jelaskan prosedur pada klien
2. Tutup ruangan atau pasang sampiran
3. Cuci tangan
4. Pakai handscoon bersih
5. Buka balutan dengan menggunakan kapas alcohol dan buang
pada tempat sampah atau kantong plastik yang telah disediakan
6. Observasi luka, ukur panjang,lebar dan kedalaman luka
dengan menggunakan Penggaris Millimeter disposable.
7. Kemudian lihat juga keadaan luka, warna luka, warna sekitar
tepi luka, derajat luka dan ada cairan atau tidak.
8. Catat semua hasil observasi
9. Buka set steril
10. Kasa digulungkan keujung pinset chirurgi kemudian tangan
yang satu memegang pinset anatomi
11. Bersihkan luka dengan menggunakan kasa steril yang telah
diberi NaCl 0,9 % dengan cara dari dalam keluar (pergerakan
melingkar) sambil memencet luka untuk mengeluarkan eksudat
PERAWATAN DEKUBITUS
PENGERTIAN Laporan yang dibuat setiap kejadian yang tidak diharapkan (KTD)
atau kejadian nyaris cedera (KNC) atau kejadian tidak cedera
(KTC) atau sentinel yang terjadi pada pasien.
TUJUAN 1. Menurunnya insiden keselamatan pasien (KTD, KNC, KTC,
dan KPC)
2. Meningkatnya mutu pelayanan dan keselamatan pasien
3. Terlaksananya sistem pelaporan dan pencatatan insiden
keselamatan pasien
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor /
/RSJD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan di Instalasi Rawat Inap
PROSEDUR INTERNAL
1. Tindaklanjuti (dicegah/ditangani) jika terjadi suatu insiden
(KNC/KTD/KTC/KPC) di rumah sakit
2. Buat laporan insidennya dengan mengisi Formulir Laporan
Insiden pada akhir jam kerja/shift kepada atasan langsung
(Supervisor/ Kepala bagian paling lambat 2x24 jam)
3. Atasan langsung akan memeriksa laporan dan melakukan
grading risiko terhadap insiden yang dilaporkan
4. Hasil grading akan menentukan bentuk investigasi dan analisa
yang akan dilakukan sebagai berikut :
a. Grade biru : Investigasi sederhana oleh atasan
langsung, waktu maksimal 1 minggu
b. Grade hijau : Investigasi sederhana oleh atasan
langsung waktu maksimal 2 minggu
c. Grade kuning : Investigasi komprehensif/Analisis akar
masalah/RCA oleh Tim KP di RS, waktu maksimal 45
hari
d. Grade merah : Investigasi komprehensif/Analisis akar
masalah/RCA oleh Tim di RS, waktu maksimal 45 hari.
5. Laporan hasil investigasi dan laporan insiden dilaporkan ke
Tim KP di RS
6. Tim KP di RS menganalisa kembali hasil investigasi dan
laporan insiden untuk menentukan apakah perlu dilakukan
Investigasi Lanjutan (RCA) dengan melakukan regarding
7. Untuk Grade kuning/merah, tim KP di RS akan melakukan
Analisis Akar Masalah (RCA)
Tim KP di RS, akan membuat laporan dan rekomendasi untuk
perbaikan serta pembelajaran berupa petunjuk untuk mencegah
kejadian yang sama terulang kembali
EKSTERNAL
Laporan hasil investigasi sederhana/analisis akar masalah/RCA
yang terjadi pada pasien dan telah mendapatkan rekomendasi dan
solusi oleh Tim KP di RS (internal)/ Pimpinan RS dikirimkan ke
KKPRS dengan melakukan entry data melalui website resmi
KKPRS: www.bu.depkes.go.id
TUJUAN Sebagai acuan perawat dalam memproses pasien pulang dari ruang
rawat inap.
Pada hari kerja untuk shif Siang – Malam dan pada hari libur :
1. Perawat ruang perawatan maintenan psikiatri melakukan
evaluasi klinis terhadap pasien.
2. Penanggungjawab shif ruang perawatan maintenan melaporkan
kondisii pasien dimaksud kepada perawat pengawas /
supervisi.
3. Perawat pengawas / supervisi melaporkan kepada dokter jaga
dengan komunikasi SBAR, dan dokter jaga memeriksa
langsung kondisi klinis pasien.
4. Apabila pasien memiliki nilai PANSS EC > 20, beresiko
besar / secara aktual membahayakan diri dan lingkungan dapat
dilakukan pengekangan sementara.
5. Jika dibutuhkan Kepala ruang / perawat berkolaborasi dengan
petugas keamanan Rumah Sakit.
6. Dokter jaga berkonsultasi dengan DPJP dalam komunikasi
SBAR melalui telephone
TUJUAN Mendapat hasil penilaian yang akurat, tepat dan cermat sehingga
ditemukan masalah yang dialami pasien dan upaya penyelesaian
masalah pasien
PROSEDUR Perawat :
1. Penilaian awal keperawatan pasien rawat inap dilakukan oleh
Ketua Tim (Katim) atau perawat associate (PA) yang bertugas
pada saat menerima pasien baru di rawat inap
2. Penilaian ulang dilakukan setiap hari setiap akhir shift dan bila
sewaktu waktu terjadi perubahan kondisi pasien serta pada saat
pasien menjelang ajal yang ditulis pada catatan perkembangan
terintegrasi
3. Dokumentasikan penilaian awal keperawatan rawat inap
dengan baik menggunakan tulisan yang bisa dibaca minimal
oleh 2 orang Medis :
a. Penilaian awal medis yang sudah dilakukan di rawat jalan
atau instalasi gawat darurat, maka saat pasien tiba di ruang
rawat inap harus dibaca ulang oleh dokter di rawat inap
dan membubuhkan tanda tangan dan nama terang dokter
yang merawat pada bagian akhir form sebelah kanan
b. Informasi tambahan yang diperlukan atau adanya
perubahan kondisi dicatat pada “catatan perkembangan
terintegrasi”
c. Penilaian awal medis pasien rawat inap diisi oleh dokter
ruang rawat inap yang bertugas pada saat menerima pasien
baru di rawat inap
4. Penilaian ulang dilakukan setiap hari setiap visite dan bila
waktu waktu terjadi perubahan kondisi pasien, maupun kondisi
kritis saat pasien akan menjelang ajal, yang ditulis pada catatan
perkembangan terintegrasi
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur Utama
PROSEDUR 01-08-2017 Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung