Anda di halaman 1dari 9

SKRINING RISIKO JATUH DI UNIT RAWAT JALAN DAN

IGD

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur
PROSEDUR UPTD RSJD Dinas Kesehatan
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. Ria Agustine


NIP. 19810815 201001 2 010
PENGERTIAN Skrining risiko jatuh di unit Rawat Jalan dan IGD adalah
penapisan yang dilakukan pada saat awal pasien masuk ke
rawat jalan dan ke IGD.
TUJUAN Sebagai acuan langkah-langkah skrining risiko jatuh di
instalasi rawat jalan.
KEBIJAKAN Peraturan Direktur UPTD Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Nomor 188 / /RSJD/
Tentang Panduan Sasaran Keselamatan Pasien
PROSEDUR 1. Pelaksanaan skrining pasien rawat jalan dilakukan pada
kondisi, diagnosis, situasi atau lokasi yang dapat
menyebabkan pasien berisiko jatuh.
a. Kondisi pasien, misalnya pasien geriatri, dizziness,
vertigo, gangguan keseimbangan, gangguan
penglihatan, penggunaan obat sedasi, status
kesadaran dan atau kejiwaan, konsumsi alkohol.
b. Diagnosis, misalnya pasien dengan diagnosis
penyakit parkinson.
c. Situasi, misalnya pasien yang mendapatkan sedasi
atau pasien dengan riwayat tirah baring / perawatan
yang lama, yang akan dipindahkan untuk pemeriksaan
penunjang dari ambulans, perubahan posisi akan
meningkatkan risiko jatuh.
d. Lokasi, misalnya area-area yang berisiko pasien jatuh,
yaitu :
- Tangga
- Ruang dengan penerangannya kurang
- Unit pelayanan dengan peralatan parallel bars,
freestanding staircase seperti unit rehabilitasi
medis.
2. Setiap pasien yang datang berobat di Instalasi rawat jalan
dilakukan skrining awal berupa observasi dan evaluasi
sederhana mandiri meliputi pertanyaan dengan jawaban
sederhana: Ya/Tidak, yang dapat disampaikan secara
lisan dan dapat dilakukan oleh petugas keamanan
dengan memakai pertanyaan sederhana antara lain:
a. Apakah anda merasa tidak stabil ketika berdiri atau
berjalan?
b. Apakah anda khawatir akan jatuh ?
c. Apakah anda pernah jatuh dalam seminggu terakhir ?
SKRINING RISIKO JATUH DIUNIT RAWAT JALAN DAN
IGD

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur
PROSEDUR UPTD RSJD Dinas Kesehatan
OPERASIONAL Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. Ria Agustine


NIP. 19810815 201001 2 010
PROSEDUR 3. Tindakan dilakukan untuk mengurangi risiko jatuh pada
pasien jika hasil skrining menunjukkan adanya risiko jatuh
dengan criteria hasil jika ada 1 dari pertanyaan tersebut di
jawab” Ya”, maka selanjutnya petugas keamanan akan
memberikan bantuan dengan kursi roda atau brankar
untuk membawa pasien ke tempat pelayananan.
Selanjutnya.perawat akan melakukan skrining lanjutan
risiko jatuh dengan menggunakan metode “Modifikasi Get
Up And Go Test” dengan komponen penilaian:
a. Perhatikan cara berjalan pasien (salah satu atau
lebih):
1) Tidak seimbang/sempoyongan/limbung
2) Jalan dengan menggunakan alat
bantu(kruk,tripot,kursi roda,orang)
b. Apakah pasien memegang pinggiran kursi/meja/benda
lain sebagai penopang saat akan duduk?
Kriteria hasil penilaian:
1) Tidak berisiko(tidak ditemukan a dan b) dari
komponen penilaian di atas.
2) Berisiko rendah(ditemukan a atau b) dari. Komponen
penilaian diatas.
3) Berisiko tinggi(di temukan a dan b)dari komponen
penilaian diatas.
4. Untuk pasien yang masuk melalui IGD, juga dilakukan
skrining risiko jatuh, oleh perawat melalui
pengkajian/asesmen awal keperawatan menggunakan
metode skrining “modifikasi get up and go test” meliputi :
a. Perhatikan cara berjalan pasien saat akan duduk di
kursi. Apakah pasien tampak tidak seimbang
(sempoyongan/limbung) ?
b. Apakah pasien memegang pinggiran kursi atau meja
atau benda lain sebagai penopang saat akan duduk ?
5. Selanjutnya jika dari hasil skrining sederhana tersebut
ditemukan pasien dengan resiko jatuh akan di lakukan
penandaan dengan gelang berwarna kuning sebagai
tanda bahwa pasien tersebut beresiko jatuh untuk pasien
rawat jalan dan menggunakan pakaian kuning untuk
pasien IGD.
UNIT TERKAIT 1. Instalasi rawat jalan
2. Instalasi rekam medis
PEMASANGAN PENANDA PASIEN RISIKO BUNUH DIRI

No. Revisi Halaman


No. Dokumen 1/2

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur UPTD
PROSEDUR Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Dinas Kesehatan
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. Hj. Ria Agustine


NIP.198108152010012010
PENGERTIAN Risiko Bunuh Diri adalah Pasien yang berisiko melakukan
tindakan merusak diri sendiri yang berakibat pada kematian.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk


memasangkan penanda risiko bunuh diri pada pasien
dengan hasil asesmen berisiko bunuh diri.
KEBIJAKAN Peraturan Direktur UPTD Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Nomor 188 / /RSJD/
Tentang Panduan Sasaran Keselamatan Pasien
PROSEDUR 1. Siapkan baju identitas penanda risiko bunuh diri(baju
berwarna hijau)
2. Perawat cuci tangan.
3. Ucapkan salam (“Selamat ..... Bapak/Ibu..”)
4. Perkenalkan diri dan jelaskan tindakan yang akan
dilakukan (“Perkenalkan saya....., Saya perawat yang
akan memasangkan baju penanda risiko bunuh diri
pada Bapak/Ibu”)
5. Minta pasien/keluarga pasien menyebutkan nama
dan tanggal lahir kemudian mencocokkan wajah
pasien dengan foto di rekam medik.
6. Jelaskan tujuan tindakan pemasangan baju berwarna
hijau untuk pasien jiwa (“tujuan dipasang baju
berwarna hijau untuk memudahkan petugas
mencegah dan mengawasi kemungkinan resiko
bunuh diri”)
7. Tanyakan kesiapan pasien (“bagaimana Bapak/ibu
apakah sebelumnya ada yang ditanyakan”)
8. Pasang baju warna hijau pada pasien.
9. Ucapkan salam (“selamat...Bapak/Ibu..”)
10. Perawat cuci tangan
11. Dokumentasikan kedalam rekam medis

UNIT TERKAIT  Instalasi Gawat Darurat


 Instalasi Rekam medis
 Instalasi Rawat Inap

PEMASANGAN PENANDA PASIEN RISIKO JATUH DI


RAWAT JALAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1/1

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur UPTD
PROSEDUR Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Dinas Kesehatan
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. Hj. Ria Agustine


NIP.198108152010012010
PENGERTIAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
memasangkan penanda risiko jatuh pada pasien dengan
hasil asesmen berisiko jatuh.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
memasangkan penanda risiko jatuh pada pasien dengan
hasil asesmen berisiko jatuh
KEBIJAKAN Peraturan Direktur UPTD Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Nomor 188 / /RSJD/
Tentang Panduan Sasaran Keselamatan Pasien
PROSEDUR 1. Siapkan Gelang identitas penanda jatuh (gelang
berwarna kuning)
2. Perawat cuci tangan.
3. Ucapkan salam (“Selamat ..... Bapak/Ibu..”)
4. Perkenalkan diri dan jelaskan tindakan yang akan
dilakukan (“Perkenalkan saya....., Saya perawat yang
akan memasangkan gelang penanda risiko jatuh
pada Bapak/Ibu”)
5. Minta pasien/keluarga pasien menyebutkan nama
dan tanggal lahir kemudian mencocokkan wajah
pasien dengan foto di rekam medik.
6. Jelaskan tujuan tindakan pemasangan gelang
berwarna kuning untuk pasien jiwa (“tujuan dipasang
gelang berwarna kuning untuk memudahkan
petugas mencegah dan mengawasi kemungkinan
resiko jatuh”)
7. Tanyakan kesiapan pasien (“bagaimana Bapak/ibu
apakah sebelumnya ada yang ditanyakan”)
8. Pasang gelang warna kuning pada pasien.
9. Ucapkan salam (“selamat...Bapak/Ibu..”)
10. Perawat cuci tangan
11. Dokumentasikan

UNIT TERKAIT  Instalasi Rekam medis


 Instalasi Rawat Jalan

PENCEGAHAN PASIEN JATUH DI RAWAT INAP

No. Dokumen No. Revisi Halaman


0 1/1
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur UPTD
PROSEDUR Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Dinas Kesehatan
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. Hj. Ria Agustine


NIP.198108152010012010
PENGERTIAN Pencegahan terjadinya pasien jatuh selama dalam masa
perawatan di rumah sakit
TUJUAN Mencegah kejadian jatuh dan melindungi pasien dari cidera
KEBIJAKAN Peraturan Direktur UPTD Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Nomor 188 / /RSJD/
Tentang Panduan Sasaran Keselamatan Pasien
PROSEDUR 1. Identifikasi pasien mengunakan minimal dua identitas
( nama lengkap,tanggal lahir, dan /atau nomor rekam
medis
2. Jelaskan tujuan dan langka langka prosedur
3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
a) Baju berwarna kuning sebagai penanda risiko jatuh
b) Formulir penilaian risiko jatuh
c) Alat tulis
4. Lakukan kebersihan tangan enam langkah
5. Lakukan penilaian tingkat risiko jatuh dengan
menggunakan Edmonson Psychyatric Fall Risk.
6. Jika dari hasil penilaian di temukan hasil skor kurang dari
90 maka lakukan:
a. Orientasikan pasien pada lingkungan kamar atau
bangsal
b. Pastikan Rem tempat tidur terkunci
c. Singkirkan barang yang berbahaya terutama pada
malam hari
d. Minta persetujuan pasien agar lampu malam tetap
menyala
e. Pastikan alat bantu jalan dalam jangkauan
f. Pastikan alas kaki tidak licin
g. Pastikan kebutuhan pribadi dalam jangkauan
h. Atur ketinggian tempat tidur
7. Jika dari hasil penilaian skor lebih dari 90 maka lakukan:
a. Lakukan tindakan sesuai skor kurang dari 90
b. Pasang penanda risiko jatuh (memakai baju berwarna
kuning)
c. Awasi/ bantu pasien dalam memenuhi ADL
d. Cepat menanggapi keluhan pasien
e. Review kembali obat-obat yang berisiko
f. Beritahu pasien agar mobilisasi secara bertahap
g. Libatkan pasien secara aktif
8. Lakukan kebersihan tangan enam langka
9. Dokumentasikan prosedur yang telah dilakukan kedalam
rekam medis
UNIT TERKAIT  Instalasi Rawat Inap
 Instalasi Rekam MediS
ASSESMEN PENILAIAN RISIKO JATUH DI RAWAT
INAP (EDMONSON PSYCHIATRIC FALL RISK)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 1/1

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur UPTD
PROSEDUR Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Dinas Kesehatan
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. Hj. Ria Agustine


NIP.198108152010012010
PENGERTIAN Sebuah Proses untuk menemukan adanya risiko terjadinya
kejadian jatuh pada pasien
TUJUAN Mendapatkan informasi adanya risiko jatuh pada pasien
KEBIJAKAN Peraturan Direktur UPTD Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Nomor 188 / /RSJD/
Tentang Panduan Sasaran Keselamatan Pasien
PROSEDUR 1. Identifikasi pasien mengunakan minimal dua identitas
( nama lengkap,tanggal lahir, dan /atau nomor rekam
medis
2. Jelaskan tujuan dan langka langka prosedur
3. Siapkan formulir penilaian risiko jatuh dengan
menggunakan Edmonson Psychyatric Fall Risk
4. Lakukan kebersihan tangan enam langka
5. Lakukan penilaian berdasarkan :
a. Usia
b. Status Mental
c. Eliminasi
d. Pengobatan
e. Diagnosis
f. Pergerakan
g. Nutrisi
h. Gangguan Tidur
i. Riwayat Jatuh
6. Hitung skor hasil penilaian risiko jatuh, apabila total skor
kurang dari 90 maka pasien tidak berisiko dan apabila
total skor lebih dari 90 maka pasien berisiko jatuh.
7. Jika pasien beresiko jatuh pakaikan pakaian berwarna
kuning sebagai penanda.
8. Lakukan kebersihan tangan enam langka
9. Dokumentasikan prosedur yang telah dilakukan kedalam
rekam medis

UNIT TERKAIT  Instalasi Rawat Inap


 Instalasi Rekam Medis
PENCEGAHAN PASIEN JATUH DI RAWAT JALAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


0 1/1

Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur UPTD
PROSEDUR Rumah Sakit Jiwa Daerah
OPERASIONAL Dinas Kesehatan
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. Hj. Ria Agustine


NIP.198108152010012010
PENGERTIAN Pencegahan terjadinya pasien jatuh selama dalam masa
rawat jalan di rumah sakit
TUJUAN Mencegah kejadian jatuh dan melindungi pasien dari cidera
KEBIJAKAN Peraturan Direktur UPTD Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Nomor 188 / /RSJD/
Tentang Panduan Sasaran Keselamatan Pasien
PROSEDUR 1. Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas
( nama lengkap,tanggal lahir, dan /atau nomor rekam
medis
2. Siapkan gelang identitas penanda jatuh (berwarna
kuning)
3. Jelaskan tujuan dan langkah- langkah prosedur
4. Lakukan enam langkah kebersihan tangan.
5. Ucapkan salam (“Selamat ..... Bapak/Ibu..”)
6. Perkenalkan diri dan jelaskan tindakan yang akan
dilakukan (“Perkenalkan saya....., Saya perawat yang
akan memasangkan gelang risiko jatuh pada
Bapak/Ibu”Tujuan pemasangan gelang ini adalah
sebagai penanda bahwa Bapak/ Ibu berisiko jatuh”
7. Tanyakan kesiapan pasien (“bagaimana Bapak/ibu
apakah sebelumnya ada yang ditanyakan”)
8. Pasang gelang berwarna kuning pada pasien
9. Lakukan enam langkah kebersihan tangan.
10. Informasikan Pasien dan keluarga mengenai area- area
yg berisiko jatuh seperti: tangga, lantai yang licin dan
ruang dengan pencahayaan yang kurang di lingkungan
rumah sakit.
11. Berikan alat bantu seperti kursi roda jika diperlukan.
12. Dokumentasikan.semua tindakan yang telah dilakukan
ke dalam rekam medis pasien.
UNIT TERKAIT  Instalasi Rawat Jalan
 Instalasi Rekam Medis

Anda mungkin juga menyukai