Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang Masalah


Bangsa Indonesia adalah bangsa yang berkedaulatan dan merdeka dimana bangsa
yang merdeka tentunya akan mengatur urusan dalam negerinya sendiri tanpa ada campur
tangan lagi dari negera luar dalam urusan pemerintahan. Sejak peristiwa proklamasi di tahun
1945, terjadi perubahan yang sangat mendasar dari negara Indonesia, terutama yang berkaitan
dengan kedaulatan dan sistem pemerintahan dan politik. Pada awal masa kemerdekaan,
kondisi politik Indonesia belum sepenuhnya baik. Kondisi indonesia masih  belum tertata
dengan baik dan belum stabil. Tetapi, setelah beberapa tahun berjalan kondisi internal
Indonesia sudah mulai teratur dan membaik. Selangkah demi selangkah Indonesia mulai
membenahi dan mengatur sistem pemerintahannya sendiri. Di zaman sekarang yaitu zaman
yang serba modern dengan mulai lunturnya rasa nasionalisme banyak pemuda Indonesia yang
tidak mengerti akan makna politik bebas aktif yang digunakan oleh Indonesia, dan tidak
sedikit di antara mereka yang salah mengartikan makna politik bebas aktif tersebut. Oleh
karena itu, kiranya kita perlu untuk membahas tentang politik dan strategi bangsa Indonesia. 

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian politik , Negara , kekuasaan , pengambil keputusan , kebijakan umum ,
dan distribusi kekuasaan itu?
2. Apakah pengertian strategi , dan strategi nasional?
3. Apakah dasar pemikiran penyusunan politik strategi nasional (Poltranas)? 

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari dilakukannya penulisan makalah ini selain sebagai tugas Pendidikan
Kewarganegaraan, selain itu juga sebagai:
1. Untuk mengetahui pengertian politik, Negara, kekuasaan, pengambil keputusan,
kebijakan umum, dan distribusi kekuasaan . 
2. Untuk mengetahui pengertian strategi, dan strategi nasional . 
3. Untuk mengetahui dasar pemikiran penyusunan politik strategi nasional (Polstranas).
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Politik

Kata ”politik” secara etimologis berasal dari bahasa Yunani politeia, yang akar
katanya adalah polis, berarti satuan kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri, yaitu
negara dan teia, berarti urusan. Dalam bahasa indonesia, politik dalam arti politics
mempunyai kepentingan umum warga negara satuan bangsa. Politik merupakan suatu 
rangkaian asas, prinsip, keadaan, jalan, cara, dan alat yang digunakan untuk mencapai
tujuan tertentu yang di kehendaki.

Dalam bahasa inggris, politics adalah suatu rangkaian asas (prinsip), keadaan,
cara, dan alat yang digunakan untuk mencapai cita-cita atau tujuan tertentu.Sedangkan
policy, yang dalam bahasa indonesia diterjemahkan sebagai kebijaksana, adalah
pertimbangan-pertimbangan yang di anggap dapat menjamin terlaksananya suatu usaha,
cita-cita atau tujuan yang di kehendaki.

1. Menurut Andrew Heywood


Politik adalah kegiatan suatu bangsa yang memiliki tujuan untuk mempertahankan
dan menjalankan peraturan yang ada untuk patokan hidupnya.
2. Menurut Carl Schmdit
Politik adalah suatu dunia yang didalamnya orang-orang lebih membuat keputusan-
keputusan dari lembaga-lembaga abstrak
3. Berdasarkan teori klasik Aristoteles
Politik adalah usaha yang ditempuh warga untuk mewujudkan kebaikan bersama.

Politik membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan :


1. Negara
Suatu organisasi dalam suatu wilayah yang memiliki kekuasaan tertinggi dan
ditaati oleh rakyatnya.
2. Kekuasaan
Kemampuan seseorang/ kelompok untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang/
kelompok lain sesuai dengan keinginannya. Dalam politik yang penting bagaimana
memperoleh, mempertahankan, melaksanakan kekuasaan.
3. Pengambilan Keputusan
Dalam politi perlu di perhatikan siapa dan untuk siapa keputusan tersebut.
4. Kebijaksanaan Umum
Kumpulan keputusan yang diambil seseorang/kelompok politik dalam rangka
memilih tujuan dan cara mencapai tujuan itu.
5. Distribusi
Pembagian dan penjatahan nilai-nilai (value) dalam masyarakat.

Dapat disimpulkan bahwa politik adalah berbagai macam kegiatan yang menyangkut
proses penentuan tujuan dari sistem negara dan upaya dalam mewujudkan cita-cita dan
tujuan yang kita kehendaki, pengambilan keputusan mengenai seleksi antara beberapa
alternatif dan penyusunan skala prioritas dari tujuan yang telah ditentukan. Untuk
melaksanakan tujuan tersebut diperlukan kebijakan-kebijakan yang dapat menyangkut
mengenai peraturan, proses pembagian  dan alokasi mengenai sumber yang ada.

B. Pengertian Strategi

Strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu strategia yang artinya the art of the general
atau seni seorang panglima yang biasanya digunakan dalam peperangan. Karl von
Clausewitz berpendapat bahwa strategi adalah pengetahuan tentang penggunaan
pertempuran untuk memenangkan peperangan, sedangkan perang adalah kelanjutan dari
politik. Strategi adalah cara untuk mendapatkan kemenangan. Strategi juga dapat
diartikan yaitu suatu kerangka rencana dan tindakan yang dilakukan oleh seorang
pemimpin yang berfokus ada tujuan jangka panjang suatu organisasi. Tujuan yang hendak
dicapai adalah mendukung pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditetapkan oleh Politik
Nasional. Demikian, strategi pada dasarnya merupakan suatu kerangka rencana dan
tindakan yang disusun dan disiapkan dalam suatu rangkaian pentahapan yang masing-
masing merupakan jawaban terhadap tantangn baru yang terjadi sebagai akibat dari
langkah sebelumnya, dan keseluruhan proses terjadi dalam suatu arah yang telah
digariskan.

C. Pengertian Politik Strategi Nasional

Politik Nasional : Asas, haluan, usaha, serta kebijaksanaan negara tentang pembinaan
serta penggunaan kekuatan nasional untuk mencapai tujuan nasional.
Strategi Nasional : Cara melaksanakan politik nasional dalam mencapai sasaran dan
tujuan politik.

Jadi, Politik Nasional adalah asas, haluan, usaha serta kebijaksanaan negara tentang
pembinaan (perencanaan, pengembangan, pemeliharaan dan pengendalian) serta
penggunaan secara kekuatan nasional untuk mencapai tujuan nasional. Dalam
melaksanakan politik nasional maka disusunlah strategi nasional. Misalnya strategi
jangka penedek, jangka menengah dan jangka panjang. Strategi Nasional adalah cara
melaksanakan politik nasional dalam mencapai sasaran-sasaran dan tujuan yang
ditetapkan oleh politik nasional.

D. Dasar Pemikiran Penyusunan Politik Dan Strategi Nasional

Dasar pemikirannya adalah pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam sistem


manajemen nasional yang berlandaskan ideologi Pancasila, UUD 1945, Wawasan
Nusantara dan Ketahanan Nasional. Landasan pemikiran dalam sistem manajemen
nasional ini penting artinya karenadidalamnya terkandung dasar negara, cita-cita nasional
dan konsep strategis bangsa Indonesia.

1. Penyusunan Politik Dan Strategi Nasional

Politik dan strategi nasional yang telah berlangsung selama ini disusun berdasarkan
sistem kenegaraan menurut UUD 1945. Sejak tahun 1985 telah berkembang pendapat
dimana jajaran pemerintah dan lembaga-lembaga yang tersebut dalam UUD 1945 disebut
sebagai “Suprastruktur Politik”, yaitu MPR, DPR, Presiden, BPK dan MA. Sedangkan
badan-badan yang ada dalam masyarakat disebut sebagai “Infrastruktur Politik”, yang
mencakup pranata-pranata politik yang ada dalam masyarakat, seperti partai politik,
organisasi kemasyarakatan, media massa, kelompok kepentingan (interest group) dan
kelompok penenkan (pressure group). Antara suprastruktur dan infrastruktur politik harus
dapat bekerja sama dan memiliki kekuatan yang seimbang.

Dasar Penyusunan Poltranas :

a. Pancasila
b. UUD 1945
c. Wasantara
d. Ketahanan Nasional.
Sejak 1985, telah berkembang pendapat :
- Suprastruktur Politik : MPR, DPR, Presiden, DPP, BPK, MA.
- Infrastruktur Politik : Partai Politik, Organisasi Kemasyarakatan, Media Massa,
Kelompok Kepentingan, dan Kelompok Penekan.
Antara Suprastruktur Politik dan Infrastruktur politik harus dapat bekerjasama dan
memiliki kekuatan yang seimbang. Proses penyusunan Polstranas dilakukan setelah
Presiden menerima GBHN. Presiden membentuk kabinet dan programnya. Program
kabinet merupakan dokumen resmi politik nasional, sedangkan strategi nasionalnya
dilaksanakan oleh menteri dan lembaga-lembaga pemerintah non departemen.
Melalui pranata-pranata politik masyarakat berpartisipasi dalam kehidupan Polnas.
Pandangan masyarakat terhadap kehidupan nasional akan selalu berkembang
dikarenakan:
a. Kesadaran bermasyarakat dan berbangsa dan bernegara.
b. Terbukanya akal dan pikiran untuk memperjuangkan haknya.
c. Semakin meningkatnya kemampuan untuk menentukan pilihan dalam pemenuhan
dalam kebutuhan hidup.
d. Meningkatnya persoalan seiring dengan tingkat pendidikan dan kemajuan IPTEK.
e. Semakin kritis dan terbukanya masyarakat terhadap ide baru.

E. Stratifikasi Politik Strategi Nasional


1. Kebijakan Puncak
a. Tingkat kebijakan puncak meliputi kebijakan tertinggi yang lingkupnya
menyeluruh secara nasional yang mencakup : penentuan UUD, penggarisan
masalah makro politik bangsa dan negara untuk merumuskan tujuan nasional
(national goals) berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Kebijakan puncak ini
dilakukan oleh MPR dengan hasil rumusannya dalam berbagai GBHN dengan
Ketetapan MPR.

b. Dalam hal-hal dan keadaan tersebut yang menyangkut kekuasaan kepala


negara seperti tercantum dalam pasal 10 s/d 15 UUD 1945, maka dalam
penentu tingkat kebijakan puncak ini termasuk pula kewenangan Presiden
sebagai Kepala Negara. Bentuk hukum dari kebijakan nasional yang
ditentukan oleh Kepala negara itu dapat dikeluarkan berupa: Dekrit, Peraturan
atau Piagam Kepala Negara.
2. Kebijakan Umum

Tingkat kebijakan umum merupakan tingkat kebijakan di bawah tingkat


kebijakan puncak, yang lingkupnya juga menyeluruh nasional dan berupa penggarisan
mengenai masalah-masalah makro strategis guna mencapai tujuan nasional dalam
situasi dan kondisi tertentu. Hasil-hasilnya dapat berbentuk :

- Undang-Undang yang kekuasaan pembuatannya terletak ditangan Presiden


dengan persetujuan DPR (UUD 1945 pasal 5 (1))atau Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang (Perpu) dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa.
- Peraturan Pemerintah untuk mengatur pelaksanaan Undang-Undang yang
wewenang penerbitannya berada di tangan Presiden (UUD 1945 pasal 5 (2)).
- Keputusan atau Instruksi Presiden yang berisi kebijakan-kebijakan
penyelenggaraan pemerintahan yang wewenang pengeluarannya berada di tangan
Presiden dalam rangka pelaksanaan kebijakan nasional dan perundang-undangan
yang berlaku (UUD 1945 pasal 4 (1)).
- Dalam keadaan tertentu dapat pula dikeluarkan Maklumat Presiden.

3. Kebijakan Khusus
Kebijakan khusus merupakan penggarisan terhadap suatu bidang utama (major
area) pemerintah sebagai penjabaran terhadap kebijakan umum guna merumuskan
strategi, administrasi, sistem dan prosedur dalam bidang utama tersebut. Wewenang
kebijakan khusus terletak pada Menteri, berdasarkan dan sesuai dengan kebijakan
pada tingkat diatasnya. Hasilnya dirumuskan dalam bentuk Peratuan Menteri atau
Instruksi Menteri dalam bidang pemerintahan yang dipertanggungjawabkan
kepadanya. Dalam keadaan tertentu dapat dikeluarkan pula Surat Edaran Menteri.

4. Kebijakan Teknis
Kebijakan teknis meliputi penggarisan dalam suatu sektor dibidang utama
tersebut diatas dalam bentuk prosedur dan teknis untuk mengimplementasikan
rencana, program dan kegiatan. Wewenang pengeluaran kebijakan teknis terletak
ditangan Pimpinan Eselon Pertama Departemen Pemerintahan dan Pimpinan
Lembaga-Lembaga Non Departemen. Hasil penentuan kebijakan dirumuskan dalam
bentuk Peraturan, Keputusan atau Instruksi Pimpinan Lemabaga Non Departemen
atau Direktorat Jenderaldalam masing-masing sektor atau segi administrasi yang
dipertanggungjawabkan kepadanya. Didalam tata laksana pemerintahan, Sekretaris
Jenderal (Sekjen) sebagai pembantu utama Menteri bertugas untuk mempersiapkan
dan merumuskan kebijakan khusus Menteri dan Pimpinan Rumah Tangga
Departemen. Selain itu Inspektur Jenderal dalam suatu Departemen berkedudukan
sebagai Pembantu Utama Menteri dalam penyelenggaraan pengendalian ke dalam
Departemen. Ia mempunyai wewenang pula untuk mempersiapkan kebijakan khusus
Menteri.
5. Kekuasaan membuat aturan di daerah
a. Penentuan kebijakan mengenai pelaksanaan pemerintah pusat di daerah
dipegang oleh Gubernur, Bupati/Walikota. Bentuknya putusan atau Intruksi.
b. Penentuan kebijakan pemerintah daerah (otonom) dipegang oleh kepala daerah
tingkat I/II bentuknya Perda I/II.

F. Implementasi Politik dan Strategi Nasional


1. Implementasi  politik  dan  strategi  nasional  di  bidang hukum:
a. Mengembangkan budaya hukum di semua lapisan masyarakat untuk
terciptanya kesadaran dan kepatuhan hukum.
b. Menata sistem hukum nasional yang menyeluruh dan terpadu dengan
mengakui dan menghormati hukum agama dan hukum adat.
c. Menegakkan hukum secara konsisten untuk menjamin kepastian hukum,
keadilan dan kebenaran, supremasi hukum serta mengahargai HAM.
d. Melanjutkan ratifikasi konvensi internasional terutama yang berkaitan dengan
HAM sesuai kebutuhan dan kepentingan bangsa.
e. Meningkatkan integritas moral dan keprofesionalan aparat penegak hukum
untuk menumbuhkan kepercayaan masyarakat.

2. Penyelenggara Negara
a. Membersihkan  penyelenggara  negara  dari  praktek korupsi, kolusi,dan
nepotisme dengan memberikan sanksi seberat–beratnya sesuai dengan
ketentuan hukum yang berlaku.
b. Meningkatkan kualitas aparatur negara dengan memperbaiki  kesejahteraan
dan keprofesionalan.
c. Melakukan pemeriksaan terhadap kekayaan pejabat dan pejabat pemerintahan
sebelum dan sesudah memangku jabatan dengan tetap menjunjung tinggi hak
hukum dan hakasasi manusia.
d. Meningkatkan fungsi dan keprofesionalan birokrasi dalam melayani
masyarakat  dan akuntanbilitasnya  dalam mengelola kekayaan Negara.
e. Meningkatkan kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil dan Tentara Nasional
Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia  untuk menciptakan
aparatur  yang bebas dari korupsi, kolusi, nepotisme, bertanggung jawab
profesional,produktif dan efisien.
f. Memantapkan netralisasi politik pegawai negeri dengan menghargai hak–hak
politiknya.

3. Komunikasi, informasi, dan media massa


a. Meningkatkan pemanfaatan peran komunikasi melalu imedia  massa  modern
dan media  tradisional  untuk mempercerdas kehidupan bangsa memperkukuh
persatuandan kesatuan,  membentuk  kepribadian  bangsa.
b. Meningkatkan kualitas komunikasi di berbagai bidang melalui penguasaan dan
penerapan teknologi informasi dankomunikasi guna memperkuat daya saing.
c. Meningkatkan peran pers yang bebas sejalan dengan peningkatan kualitas dan
kesejahteran  insan  pers  agar  profesional, berintegritas, dan menjunjung
tinggi supremasi hokum yang terkait.
d. Membangun jaringan informasi dan komunikasi antar pusat dan daerah serta
antar daerah secara timbal balik dalam  rangka  mendukung
pembangunan nasional  serta memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.
e. Memperkuat  kelembagaan,  sumber  daya  manusia,sarana dan prasarana
penerapan khususnya di luar negeri.

4. Agama
a. Memantapkan  fungsi,  peran  dan  kedudukan agama sebagai  landasan
moral, spiritual,  dan  etika dalam penyelenggaraan negara.
b. Meningkatkan  kualitas  pendidikan  agama  melalui penyempurnaan sistem
pendidikan agama sehingga pendidikan menjadi lebih memadai.
c. Meningkatkan dan memantapkan kerukunan hidup antar umat beragama
sehingga tercipta suasana yang harmonis dan  saling  menghormati.
d. Meningkatkan  kemudahan  umat  beragama  dalam menjalankan ibadahnya.
e. Meningkatkan  peran dan  fungsi  lembaga–lembaga keagamaan dalam ikut
mengatasi dampak perubahan yang terjadi dalam semua aspek kehidupan.

5. Pendidikan
a. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh
pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia.
b. Melakukan pembaharuan system pendidikan termasuk pembaharuan
kurikulum.
c. Mengembangkan sikap kritis terhadap nilai–nilai budaya dalam rangka
memilah–milah nilai budaya yang kondusif dan serasi untuk menghadapi
tantangan pembangunan bangsa dimasa depan.
d. Mengembangkan  kebebasan  berkreasi  dalam berkesenian untuk  mencapai
sasaran sebagai  pemberi inspirasi bagi kepekaan rasa terhadap totalitas
kehidupan.
e. Mengembangkan dunia perfilman Indonesia secara sehat sebagai media massa
kreatif yang memuat keberagaman jenis kesenian untuk meningkatkan
moralitas agama serta kecerdasan bangsa.

6. Kedudukan dan Peranan Perempuan


a. Meningkatkankedudukan dan peranan perempuan dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara.
b. Meningkatkan kualitas peran dan kemandirian organisasi perempuan dengan
tetap mempertahankan nilai persatuan dan  kesatuan.

7. Pemuda dan Olahraga


a. Meningkatkan  usaha  pembibitan  dan  pembinaan olahraga prestasi harus
dilakukan secara sistematis dan komprehensif.
b. Mengembangkan iklim yang kondusif bagi generasi muda dalam
mengaktualisasikan  segenap  potensi, bakat, dan minat.
c. Mengembangkan minat dan semangat kewirausahaan dikalangan generasi
yang berdaya saing, unggul dan mandiri.
d. Melindungi segenap generasi muda dari bahaya distruktif terutama bahaya
penyalahgunaan  narkotika,  obat–obat terlarang dan zat adiktif lainnya
(narkoba).

8. Pembangunan Daerah
a. Mengembangkan  otonomi  daerah  secara  luas, nyata  dan bertanggung
jawab  dalam rangka pemberdayaan masyarakat.
b. Melakukan pengkajian tentang berlakunya otonom idaerah bagi daerah
propinsi, daerah kabupaten, daerah kota dan desa.
c. Mempercepat  pembangunan  ekonomi  daerah yang efektif dan kuat dengan
memberdayakan pelaku dan  potensi  ekonomi daerah serta memperhatikan
penataan ruang, baik fisik maupun sosial.
d. Mempercepat  pembangunan  pedesaan  dalam rangka pemberdayaan
masyarakat terutama petani dan nelayan.

G. Keberhasilan Politik Strategi Nasional


Politik dan strategi nasional Indonesia akan berhasil dengan baik dan memiliki
manfaat yang seluas-luasnya bagi peningkatan kesejahteraan dan kebahagiaan seluruh
rakyat, jikalau para warga negara terutama para penyelenggara negara memiliki
moralitas, semangat, serta sikap mental yang mencerminkan kebaikan yang mana
nantinya menjadi panutan bagi warganya. Dengan demikian ketahanan nasional
Indonesia akan terwujud dan akan menumbuhkan kesadaran rakyat untuk bela negara,
serta kesadaran nasionalisme yang tinggi namun bermoral Ketuhanan Yang Maha Esa
serta Kemanusiaan yang adil dan beradab.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Politik Nasional adalah kebijakan umum dan pengambilan kebijakan untuk
mencapai suatu cita-cita dan tujuan nasional. Strategi nasional disusun untuk
pelaksanaan politik nasional. Hakikat politik nasional adalah kebijaksanaan nasional
yang menjadi landasan serta arah bagi penyusunan konsep strategi nasional.
Polstranas memiliki hubungan yang   erat dengan pembangunan nasional karena
dapat menentukan prioritas dan pemerataan  pembangunan yang damai, aman, adil, dan
demokrasi. Keseluruhan semangat, arah, dan gerak pembangunan Nasional
dilaksanakan sebagai pengamalan semua sila pancasila secara serasi dan sebagai
kesatuan yang utuh.
Aspek utama dalam Poltranas meliputi Politik dalam negeri, politik luar negeri,
politik ekonomi, dan politik pertahanan dan keamanan. Implementasi Poltranas
mencakup 4 bidang yaitu hukum, ekonomi, politik dan sosial.

B.     Saran
Sebagai warga negara yang baik, patutlah kita bergandengtangan dan
bekerjasama untuk mencapai tujuan kita bersama. Pemerintah tidak akan berhasil tanpa
rakyat, dan sebaliknya. Untuk itu harus adanya kerjasama yang baik.
Politik dan strategi nasional haruslah dipilih dan digunakan dengan sebaik
mungkin dalam segala bidang agar kemajuan dalam pembangunan kita dapat terwujud.

C. DAFTAR PUSTAKA
Isjwara F, Pengantar Ilmu Politik. Bandung: Bina Cipta. 1995.
Kartini, Kartono. Pendidikan Politik. Bandung: Mandiri Maju. 1996.
Kosasih, Djahiri A. Politik Kenegaraan Dan Hukum. Bandung: Lab PPkn
UPI Bandung. 2003.
Ramlan, Surbakti. Memahami ilmu politik. Jakarta: Gramedia Widia sarana Indonesia.  
1999.
Sinamo, N. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta Pusat: PT.
Bumi Intitama Sejahtera. 2010.
http://fulay2503.blogspot.com/2010/05/stratifikasi-politik.html (diakses,20 Maret 2016)
http://wdyanarko.blogspot.com/2011/06/politik.html (diakses tanggal 20 Maret 2016)
MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
“POLITIK STRATEGI NASIONAL”
Dosen Pengampu : Yusuf.Drs,M.Pd

Penyusun
Eka Nur Maulida Sari (201510230311042)
Psikologi A 2015
Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang
2016

Anda mungkin juga menyukai