Anda di halaman 1dari 1

Nama : Danang Adi Nugraha

NPM : 191243040

Terkait dengan Teori Dualisme yang diutarakan oleh Plato mengenai kebenaran idea dan
kebenaran indrawi, yang mana dalam pengungkapan peristiwa pidana, terkadang kebenaran
indrawi tidak sesuai dengan kebenaran peristiwa. Bertalian dengan hal tersebut, upaya yang
dilakukan penyidik untuk mengungkap kebenaran persitiwa yang dilakukan oleh pelaku
haruslah sesuai dengan prinsip-prinsip yang ada dalam hukum acara pidana untuk mencari
kebenaran materiil yang dapat dijelaskan sebagai beikut :

- Bahwa berdasarkan hakikat dari suatu penyidikan yang merupakan serangkaian tindakan
penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang untuk mencari
serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana yang
terjadi dan guna menemukan tersangkanya.
- Bahwa serangkaian tindakan penyidik untuk mengungkap suatu peristiwa pidana hal ini
akan bermuara pada pembuktian di persidangan mengenai tindak pidana yang dilakukan
oleh pelaku,yang mana pembuktian dalam hukum acara pidana bertujuan untuk mencari
suatu kebenaran materiil yaitu kebenaran yang diwujudkan benar-benar berdasarkan
bukti-bukti yang tidak meragukan, sehingga kebenaran itu dianggap bernilai sebagai
kebenaran hakiki atau yang disebut dengan prinsip beyond reasonable doubt (R.Subekti,
2007:9).
- Bahwa sesuai dengan Pasal 183 KUHAP kebenaran yang dicari dan diwujudkan dalam
proses peradilan pidana, selain berdasarkan alat bukti yang sah dan mencapai batas
minimal pembuktian, kebenaran itu harus diyakini hakim. Pasal tersebut menganut sistem
“pembuktian menurut undang-undang secara negatif” atau yang disebut sebagai “negatief
wettelijk bewijs theorie” (Yahya Harahap, 2010:279).
- Bahwa terdapat postulat hukum dalam hukum acara pidana yang mengunkapkan “In
Criminalibus Probantiones Bedent Esse Luce Clariores” yang artinya dalam perkara-
perkara pidana bukti-bukti harus lebih terang daripada cahaya, berdasarkan postulat
tersebut jelaslah untuk membuktikan seseorang sebagai pelaku tindak pidana tidak hanya
berdasarkan prasangkaan semata, melainkan bukti-bukti harus jelas, terang dan akurat
dalam rangka meyakinkan hakim untuk menjatuhkan pidana tanpa keraguan sedikitpun.

Daftar Pustaka :

M.Yahya Harahap, pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP, Sinar Grafika, Jakarta,
2010.
R. Subekti, Hukum Pembuktian, Jakarta, Pradnya Paramita, 2007.

Anda mungkin juga menyukai