Isi Kotor
Isi Kotor
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
digunakan sebagai dasar dalam membangun hubungan timbal balik antara satu
orang dengan orang yang lain di lingkungannya untuk mencapai pengertian yang
mengenal batas usia, waktu, bahkan tempat. Kapanpun, dimanapun, dan bersama
efektif dan informasi yang disampaikan oleh komunikator dapat diterima dan
1
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007), 1-2.
2
Asnawir dan Basyirudin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), 3.
membutuhkan komunikasi dengan lawan/manusia lainnya. Peran komunikasi
yang ada dalam kurikulum. Sumber pesannya bisa pendidik, peserta didik,
menyampaikan pesan atau materi kepada pelajar. Komunikasi ini lebih mengarah
sama dengan peserta didiknya, sehingga pesan atau materi yang disampaikan
3
H. A.W. Widjaya, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat (Cet, III; Jakarta : Bumi
Aksara,1997), 11.
suatu komunikasi tatap muka dengan kelompok yang relatif kecil, meskipun
komunikasi antara pendidik dan peserta didik dalam kelas termasuk komunikasi
menggunakan metode komunikasi dua arah atau dialog, di mana pendidik menjadi
komunikator dan peserta didik menjadi komunikan. Terjadi komunikasi dua arah
mengajukan pertanyaan diminta atau tidak diminta. Jika peserta didik pasif saja,
pernyataan atau pertanyaan, maka meskipun komunikasi itu bersifat tatap muka,
meniru akhlak yang ditujukan Allah melalui RasulNya dan siswa juga tidak
perubahan terpuji menurut pandangan akal dan syara (hukum Islam) disebut
akhlak yang baik.5 Untuk itu, komunikasi yang dijalankan perlu diatur dengan
dengan intelektual, cita, rasa, karsa dan tingkah laku. Sehingga pesan yang
disampaikan mudah dipahami, dan berjalan dengan baik. Seperti halnya yang
penulis lihat pada saat penelitian berlangsung, adanya aktivitas nilai-nilai agama
seperti dibiasakannya do’a bersama sebelum dan sesudah belajar dan pada saat
4
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi dan Praktek (Cet, XIX; Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2005), 101-102.
5
Hafidz Dasaki, Dkk, Dewan Redaksi EI, Ensiklopedia Islam, (Jakarta: PT Ichtiar Baru
Van Hoeve, 1997), cet. Ke-4, 102.
Dakwah melalui pendidikan dan pengajaran menekankan usahanya
kepada menanamkan watak dan kepribadian, sebagaimana firman Allah swt. Q.S
Qashash 28 :77:
Terjemahnya:
“Dan carilah pada apa yang telah dianugrahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagiamu
dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain)
sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang yang berbuat kerusakan.” (QS. Qashash/28:77)6
manusia, yang dimulai sejak lahir sampai meninggal dunia, bahkan manusia tidak
Negeri 2 Palu sebagai salah satu faktor yang memengaruhi perubahan tingkah
laku peserta didik. Pembinaan akhlak merupakan dasar dari setiap pendidikan,
yang tidak lepas dari budaya luar yang menyesatkan. Dengan demikian maka
tingkah laku peserta didik, sebab dalam pembinaan akhlak ini peserta didik tidak
hanya diarahkan kepada kebahagiaan hidup di dunia saja, tetapi juga untuk
6
Departemen Agama RI, Al- Quran ASSALAMAH (Cet. I; Semarang: CV.Asy Syifa’
Semarang), 875.
Masalah akhlak adalah masalah yang penting, maka dalam mendidik dan
membina akhlak peserta didik, pendidik dituntut untuk dapat berperan aktif,
karena peserta didik adalah masa remaja yang merupakan masa transisi. Hal ini
terbukti masih banyaknya peserta didik yang kurang memahami ajaran agama
sehingga peserta didik dengan mudah melakukan perbuatan yang tidak sesuai
pembinaan akhlak yang akan dipadu dengan pengaruh dasar yang disebut fitrah,
agar manusia dapat menjadi hamba Allah yang mampu berjalan di jalan yang
B. Rumusan Masalah
2. Faktor apa yang saja yang mendukung dan menghambat strategi komunikasi
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini memiliki
2. Manfaat Penelitian
baik secara akademis maupun praktis kepada berbagai pihak sebagai berikut :
a. Manfaat Akademis
bidang studi dakwah dan komunikasi, khususnya dalam kajian yang berkaitan
b. Manfaat Praktis
pendapat bagi penulis dan khususnya untuk guru dalam menanamkan nilai-nilai
agama kepada peserta didik. Serta dapat memberikan manfaat dan menambah
ilmu bagi mahasiswa yang berniat pada kajian komunikasi pada umumunya juga
D. Penegasan Istilah
Proposal ini berjudul “Strategi Komunikasi Guru dalam
proposal ini menjadi jelas dan tidak terjadi perbedaan penafsiran atau kesalah
pahaman terhadap makna judul ini, maka penulis memberikan pengertian kata-
1. Strategi Komunikasi
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, strategi adalah ilmu dan seni
kebijakan tertentu dalam keadaan perang dan damai atau rencana yang cermat
definisi komunikasi dapat dilihat dari dua sudut, yaitu: dari sudut bahasa
orang yang memberi pesan dengan orang yang menerima pesan dan dari sudut
2. Guru
3. Nilai-Nilai Agama
Nilai agama adalah segala bentuk peraturan hidup yang harus diterima
oleh setiap manusia sebagai perintah, larangan, dan ajaran yang bersumber dari
Tuhan, jika dilanggar akan mendapat siksa dari Tuhan di akhirat nanti.10
penulisan proposal ini disusun dalam bab yang saling terkait erat dalam satu
kesatuan proposal yang dirangkai dalam tiga bab dengan garis-garis besar isi
permasalahan yang akan menjadi titik tolak pemabahasan proposal ini dan
dikemukakan tujuan dan manfaat guna lebih terarahnya penelitian yang dimaksud.
9
https://smamyserang.sch.id/baca/pengertian-guru-definisi-tugas-dan-peran-guru-dalam-
pendidikan. Diakses pada tanggal 10 Mei 2021
10
https://dosensosiologi.com/nilaiagama/
Definisinilaiagamaadalahsegala,dariTuhandiakhiratnanti. Diakses pada tanggal 10 Mei 2021
Selanjutnya diuraikan tentang penegasan istilah untuk kesalahan interpretasi dari
judul dimaksud, dan bab ini diakhiri oleh uraian singkat tentang gambaran isi
skripsi.
Kemudian kajian pustaka bagian kedua berkenaan mengenai beberapa hal tentang
2 Palu.
Bab III, metode penelitian yang mencakup beberapa hal secara rinci
skripsi, meliputi sub bab; jenis penelitian; lokasi penelitian; data dan sumber data;
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
acuan. Selain itu, untuk menghindari anggapan kesamaan dengan penelitian ini.
Sebelumnya telah ada beberapa penelitian yang terkait dengan penelitian ini, yaitu
sebagai berikut :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Shochibul Hujjah dengan judul skripsi “Pola
oleh pendidik agama di zaman sekarang yang perlu ditekankan untuk anak-
anak. Hubungannya dalam hal ini yaitu komunikasi guru agama dalam
komunikasi.11
11
Shochibul Hujjah, Pola Komunikasi Guru Agama dalam Pembinaan Akhlak Siswa
SMK Negeri 1 Pasuruan, (Malang: UIN Maliki Malang, 2013).
lokasi penelitian yang berbeda, serta membahas penerapan managemen
dakwah.12
3. Penelitian yang dilakukan oleh Sitti Marlina dengan judul skripsi “Urgensi
sekolah sekolah tetapi lokasi penelitian yang berbeda dan membahas tentang
1. Pengertian Strategi
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, strategi adalah ilmu dan seni
melaksanakan kebijakan tertentu dalam keadaan perang dan damai atau rencana
12
AR. Azlansyah, Penerapan Manajemen Dakwah Dalam Pembinaan Akhlak Pada siswa
Madrasah Tsanawiyah Negeri 02 Makassar, (Makassar: UIN Alauddin Makassar, 2015).
13
Sitti Marlina, Urgensi perencanaan dakwah bagi pembinaan akhlak siswa Madrasah
DDI Cambalagi Kecamatan Maros Utara Kabupaten Maros, (Makassar: UIN Alauddin Makassar,
2013).
14
Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2004), edisi III, 1092.
15
Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1992), cet. Ke-4, 32.
perusahaan atau lembaga terhadap tantangan lingkungan dan yang dirancang
suatu organisasi, kesuksesan sangat ditentukan oleh strategi yang digunakan oleh
organisasi atau lembaga tersebut. Jika strategi yang digunakan sesuai dan baik
maka hasilnya pun akan mudah tercapai, sebaliknya jika strategi salah aturan atau
kurang efektif, maka hasilnya pun kemungkinan besar akan gagal dan tidak
menuju sasaran.
adalah cara yang tepat untuk memperoleh hasil yang memuaskan dalam mencapai
2. Pengertian Komunikasi
definisi komunikasi dapat dilihat dari dua sudut, yaitu: dari sudut bahasa
yang menerima pesan. Jadi jika komunikasi itu menggunakan lambang atau
yang efektif. Bahasa bisa saja sama, tetapi maknanya mungkin berbeda. Contoh:
kata “cokot”, dalam bahasa Jawa berarti “gigit”, dalam bahasa Sunda berarti
“ambil”. Selama orang yang memberi pesan dengan yang menerima pesan tidak
individu lainnya.19 Berbeda dengan kutipan Alo Liliweri dari Saundra Hibels dan
disampaikan tidak hanya lisan dan tulisan, tetapi juga dengan bahasa tubuh, gaya
maupun penampilan diri, atau menggunakan alat bantu di sekeliling kita untuk
berarti mengharapkan orang lain ikut berpartisipasi atau bertindak sesuai dengan
tujuan, dalam kegiatan komunikasi harus memiliki kesamaan arti dan harus
18
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Pers, 2007), h. 19-20.
19
Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1992),
cet. Ke-22, 3-4.
20
Alo Liliweri, Makna Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya, (Yogyakarta: Lkis,
2003), 3.
maupun dengan isyarat, gambar, gaya, yang antara keduanya sudah terdapat
kesamaan makna. Jika tidak demikian, maka kegiatan komunikasi tersebut tidak
sampai pada pengaruh (efek) yang dirancang untuk mencapai tujuan komunikasi
yang optimal.22
penerima pesan (komunikan dan pesan (message). Ketiga unsur ini akan
Hal ini dibuat untuk mencapai suatu tujuan komunikasi yang efektif.
perencanaan dan taktik yang dibuat sedemikian rupa yang akan dilaksanakan oleh
21
Yusuf Zainal Abidin, Manajemen Komunikasi: Filosofi, Konsep dan Aplikasi, 166.
22
Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi, 61.
haruslah bersifat dinamis, sehingga jika ada perubahan atau faktor penghambat
lain yang tepat. Sehingga strategi komunikasi yang sudah direncanakan dapat
a. Mengenal Khalayak
komunikasi yang efektif. Dalam proses komunikasi, khalayak itu sama sekali
tidak pasif, melainkan aktif, sehingga antara komunikator dan komunikasi bukan
b. Menyusun Pesan
Dalam hal ini yang harus dilakukan yaitu menentukan tema dan materi. Syarat
tidak semua yang diamati menimbulkan perhatiab. Dengan demikian awal dari
c. Menetapkan Metode
kemantapan isi pesan, yang diselaraskan dengan kondisi khalayak dan sebagainya,
itu dapat dilihat dari dua aspek yaitu menurut cara pelaksanaannya dan menurut
bentuk isinya.
hanya melihat itu dari segi pelaksanaannya dengan melepaskan perhatian dari isi
24
Marhaeni Fajar, Ilmu Komunikasi dan Praktek, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), 193.
25
Ibid, 193-194.
pesannya. Sedangkan aspek kedua, yaitu melihat komunikasi dari segi pernyataan
Dilihat dari peran guru di dalam kelas, mereka berperan sebagai seorang
dan non verbal. Pesan dalam bentuk verbal dan non verbal tersebut dirancang
untuk disajikan dalam beberapa pertemuan, dan diterapkan sesuai dengan standar
kompetensi, kompetensi dasar, indikator, media, dan dalam alokasi waktu yang
sesuai dengan beban dan muatan materi. Guru sebagai komunikator dituntut untuk
berjalan dengan maksimal dan memberikan kesan yang baik kepada peserta didik
(siswa).26
orang lain, sikap responsif, simpatik, menunjukkan sikap ramah, penuh pengertian
saling menjaga kejujuran dan saling berguna bagi pihak yang lain sehingga
itu, terlebih dahulu penulis uraikan tentang pengertian nilai itu sendiri. Menurut
26
http//www.google.com//mellyasilaban.blog.co.id/2014/05/”guru-profesional-sebagai-
fasilisator.html?m=1”Diakses pada tanggal 05 Mei 2021.
Muhaimin yang mengutip pendapatnya Webster menjelaskan bahwa A value is “a
prinsip, standar atau kualitas yang dipandang bermanfaat dan sangat diperlukan.
Nilai adalah suatu keyakinan atau kepercayaan yang menjadi dasar bagi seseorang
atau sekelompok orang untuk memilih tindakannya, atau menilai suatu yang
ChabibToha, nilai adalah suatu yang bersifat abstrak, ideal. Nilai bukan benda
konkrit bukan fakta dan tidak hanya persoalan benar adalah yang menurut
merupakan suatu hal yang melekat pada suatu hal yang lain yang menjadi bagian
dari identitas sesuatu tersebut. Bentuk material dan abstrak di alam ini tidak bias
lepas dari nilai. Nilai memberikan definisi, identitas, dan indikasi dari setiap hal
atau proses menanamkan suatu tipe kepercayaan yang berada dalam ruang lingkup
27
Muhaimin, Nuansa Baru Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006),
148.
28
Mawardi Lubis, Evaluasi Pendidikan Nilai, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000), 17.
29
Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000),
61.
Keagamaan adalah merupakan sesuatu yang berhubungan dengan agama,
(agama Islam) yang dimiliki oleh setiap individu (anak) melalui proses perpaduan
antara potensi bawaan sejak lahir dengan pengaruh dari luar individu.
dengan alam sekitar sesuai dan sejalan dengan ajaran agama yan mencakup tata
keimanan, tata kepribadian, dan tata kaidah atau norma yang dibawa oleh
edukatif berupa kegiatan atau usaha yang dilakukan dengan sadar, terencana dan
praktek serta sikap keagamaan anak (akidah/tauhid, ibadah dan akhlak) yang
hidup dan tingkah laku manusia khususnya bagi siswa yang masih memerlukan
terlebih dahulu memahami ajaran agama Islam yang mencakup tiga hal pokok,
yaitu :30
30
Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentukan dan Kepribadian
Muslim, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), 125-153.
a. Iman, yaitu kepercayaan yang meresap ke dalam hati dengan penuh
c. Ihsan adalah beribadah kepada Allah seolah-olah seorang hamba itu melihat
Allah dan jika tidak dapat melihat-Nya maka ia meyakini bahwa Allah-lah
yang melihatnya.
Nilai-nilai yang terkandung dalam agama Islam sangat luas, namun dalam
a. Nilai Akidah
landasan atau pondasi dalam kehidupan umat Islam, sebab akidah dalam Islam
mengandung arti adanya keyakinan dalam hati tentang Allah sebagai Tuhan yang
wajib disembah, ucapan dalam lisan dalam bentuk kalimat syahadat, dan
resiko
b. Nilai Akhlak
nilai-nilai yang mengandung akhlak sangat penting bagi agama Islam untuk
muslim sejati.
Akhlak adalah keadaan yang melekat pada jiwa manusia. Karena itu,
suatu perbuatan tidak dapat disebut akhlak kecuali memenuhi beberapa syarat,
yaitu:
berarti perbuatan itu dilakukan dalam keadaan tidak sadar, hilang ingatan,
diibaratkan sebagai “buah” pohon Islam yang berakarkan akidah, bercabang dan
berdaun syari’ah. Pentingnya kedudukan akhlak dapat dilihat dalam al-Qur’an dan
rangkaian perilaku pendidik yang tersusun secara terencana dan sistematis untuk
antara lain:34
1. Teladan
32
Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2006), 348.
33
Tim Dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Wali Songo Semarang, Metodologi Pengajaran
Agama, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999), 127.
34
Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur’an, (Jakarta: PT. Rajagrafindo
Persada, 2014), 99.
Allah swt. dalam mendidik manusia menggunakan contoh atau teladan
sebagai model terbaik agar mudah diserap dan diterapkan pada manusia. Contoh
atau teladan itu diperankan oleh para Nabi atau Rasul, sebagaimana firman-Nya:
dalam mendidik umatnya melalui metode yang harus dan layak di contoh. Oleh
yang ampuh.
sesuatu, tetapi juga menyangkut berbagai hal yang dapat diteladani, termasuk
qidwah yang berarti perilaku baik yang dapat ditiru oleh orang lain (anak didik). 37
Dalam membina akhlak yang baik tidak hanya dalam dilakukan dengan pelajaran,
intruksi dan larangan melainkan dengan pemberian contoh teladan yang baik dan
nyata.
35
Departemen Agama RI, Al- Quran ASSALAMAH (Cet. I; Semarang: CV.Asy Syifa’
Semarang), 875.
36
Furqon Hidayatullah, Pendidikan Karakter: Membangun Peradaban Bangsa,
(Surakarta: Yuma Pressindo, 2010), 42.
37
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pres,
2002), 112.
Orang tua dan guru yang biasa memberikan keteladanan mengenai
perilaku baik, maka biasanya akan ditiru oleh anaknya dan siswanya dalam
orang tua itu seperti cermin bagi anak-anaknya. Artinya bahwa perilaku orang tua
itu biasanya ditiru oleh anak-anaknya karena dalam diri anak kecenderungan suka
meniru.
Disini guru sebagai teladan bagi anak didiknya dalam lingkungan sekolah
disamping orang tua di rumah. Guru hendaknya menjaga dengan baik perbuatan
maupun ucapan sehingga naluri anak yang suka meniru dan mencontoh dengan
sendirinya akan turut mengerjakan apa yang disarankan baik itu orang maupun
guru. Sebagaimana pendapat salah seorang tokoh psikologi terapi yang sesuai
dengan ajaran Islam “si anak yang mendengar orang tuanya mengucapkan asma
Allah, dan sering melihat orang tuanya atau semua orang yang dikenal
menjalankan ibadah, maka yang demikian itu merupakan bibit dalam pembinaan
jiwa anak.”38
2. Pembiasaan
membiasakan anak didik berpikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan tuntutan
perbuatan yang bersifat edukatif secara berulang-ulang dikerjakan oleh anak sejak
pembinaan akhlakul karimah yang baik. Karena dalam pembiasaan ini menjadi
Adalah untuk mencegah dan menjaga, agar tidak terjadi sesuatu hal yang
kesalahan itu berlangsung lebih jauh lebih baik selalu ada usaha-usaha koreksi dan
pengawasan.
4. Hukuman
Adalah suatu tindakan yang dijatuhkan kepada peserta didik secara sadar
tersebut siswa akan sadar atas perbuatannya dan mengulanginya. Hukuman ini
dilaksanakan apabila larangan yang telah diberika ternyata masih dilakukan oleh
siswa. Namun hukuman tadi tidak harus hukuman badan, melainkan bisa
39
Furqon Hidayatullah, Op. Cit, 52.
menggunakan tindakan-tindakan, ucapan dan syarat yang menimbulkan mereka
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
tingka laku manusia dalam situasi tertentu menurut perspektif peneliti sendiri.41
penelitian di lokasi objek dalam melakukan penelitian yang ada, dengan tujuan
memperoleh data ilmiah yang bersifat alamiah dan tidak menimbulkan hipotesis
B. Lokasi Penelitian
40
Lexy. J Moeong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Rosdakarya, 2007),
Cet, ke-1, 11.
41
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metode Penelitian Sosial.; (Jakarta: Bumi
Aksara, 2008), Ed. 2 cet, ke-1, 78.
lain pada umumnya dan berada di bawah naungan Kementerian Agama. Memilih
lokasi ini berdasarkan pada alasan yaitu karena belum ada yang melakukan
C. Kehadiran Peneliti
Demi keabsahan dan keakuratan data yang akan diperoleh, maka penulis
penelitian.
pengumpul data. Penelitian ini telah mendapatkan surat mandat dari kampus
dimaksudkan agar penulis dapat bekerja sama dengan informan yang mempunyai
kaitan erat dengan apa yang diteliti, sehingga hambatan-hambatan yang diketahui
selaku instrument utama yang merupaka alat (instrument) utama pengumpul data,
penelitian kualitatif menghendaki peneliti atau dengan bantuan orang lain sebagai
alat utama pengumpul data. Hal ini dimaksudkan agar lebih mudah mengadakan
42
S. Margono, Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Aneka Putra Cipta, 2002), Cet. II, 38.
D. Data dan Sumber Data
dikategorikan dalam dua bentuk yaitu: “Data Primer dan Data Sekunder”.43
jenis data yang dikumpulkan oleh penulis dalam penelitian ini terbagi
1. Data Primer yaitu “jenis data yang diperoleh lewat pengamatan langsung di
2. Data sekunder adalah “data penunjang yang merupakan data terlengkap yang
data statistic yang telah tersedia sebagai sumber data tambahan bagi
43
S. Nasution, Metode Research (Penelitian Ilmiah), (Jakarta: Bumi Aksara, 2004) Cet.
IV, 143.
44
Ibid, 147.
45
Imran Arifin, Penelitian Kualitatif dalam Ilmu-Ilmu Sosial dan Keagamaan, (Malang:
Kalimasada Press, 1996), Cet. III, 40.
E. Teknik Pengumpulan Data
Data yang di butuhkan dalam penulisan skripsi secara umum terdiri dari
berikut:
1. Observasi
yang peneliti gunakan adalah bersifat langsung dengan mengamati objek yang
2. Wawancara
berlangsung secara lisan dalam dua orang atau lebih dengan cara bertatap muka
kepada orang yang dapat memberikan keterangan. Teknik ini memberikan data
maupun dengan informan yang dianggap dapat memberikan informasi sesuai yang
yang terlibat sebagai guru agama di MTs Negeri 2 Palu maupun siswanya, dengan
dalam proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan tujuan dalam
penelitian ini. Tanya jawab ini tindak hanya melibatkan kepada guru saja, tetapi
kepada siswa guna sebagai cross check (pemeriksaan kembali). Sedangkan teknik
menjawab pertanyaan yang diberikan namun tetap terarah pada masalah yang
diangkat.
3. Dokumentasi
gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa, dan lain-lain. Proses pengumpulan
48
Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi, Ed. 1 (Cet. 4;
Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2008), 23.
dokumentasi ataupun arsip-arsip milik MTs Negeri 2 Palu, ataupun tulisan-tulisan
lain yang memiliki keterkaitan dengan bahasa penelitian ini. Jadi dokumentasi
memberikan arti sehingga berhubungan antara data yang satu dengan data yang
lain. Teknik analisis data yang digunakan dalam skripsi ini terdiri dari tiga jenis :
1. Reduksi data, yakni proses pemilihan dan pengolahan data berupa wawacara,
catatan lapangan, dokumen resmi dan sebagainya. Hal ini sesuai dengan
2. Penyajian data, yaitu menyajikan data yang telah direduksi dalam model-
tersebut. Pendekatan ini adalah kualitatif yang bersifat deskriptif. Oleh karena
dengan cara mengevaluasi atau memeriksa kembali data yang telah disajikan,
menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yng
telah ada. Triangulasi juga merupakan teknik pengecekan data terhadap sumber
penelitian yang digunakan, serta kesesuaian teori yang dipaparkan dalam tinjauan
yang diperoleh di lapangan dan setelah melalui proses analisis data, maka
selanjutnya penulis akan kembali untuk memperoleh keabsahan data. Cara kerja
dari triangulasi sumber adalah membandingka data hasil pengamatan dan hasil
wawancara, membandingkan apa yang dikatakan di depan umum dengan apa yang
Ali, Muhammad Daud, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2006.
Arief, Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat
Pres, 2002.
Effendy, Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi dan Praktek, Cet, XIX; Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2005.
Fajar, Marhaeni, Ilmu Komunikasi dan Praktek, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009.
http//www.google.com//mellyasilaban.blog.co.id/2014/05/”guru-profesional-
sebagai-fasilisator.html?m=1”Diakses pada tanggal 05 Mei 2021.
https://dosensosiologi.com/nilaiagama/
Definisinilaiagamaadalahsegala,dariTuhandiakhiratnanti. Diakses pada
tanggal 10 Mei 2021
https://smamyserang.sch.id/baca/pengertian-guru-definisi-tugas-dan-peran-guru-
dalam-pendidikan. Diakses pada tanggal 10 Mei 2021.
Muhaimin, Nuansa Baru Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2006.
Nasution, S., Metode Research (Penelitian Ilmiah), Jakarta: Bumi Aksara, 2004.