Anda di halaman 1dari 8

Isayazi Durrouwi (201699628493)

LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul Kinematika


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Besaran, Satuan, Pengukuran dan Vektor
2. Gerak Lurus
3. Gerak Parabola
4. Gerak Melingkar Beraturan
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi KB.1. Besaran, Satuan, Pengukuran dan Vektor
yang dipelajari 1. Hakikat Fisika dan Prosedur Ilmiah
a. Secara umum terdapat tiga hakikat Fisika yaitu :
1) Fisika sebagai produk : merupakan hasil akhir dari proses
pengamatan.
2) Fisika sebagai proses : Proses merupakan bagaimana cara
mendapatkan produkproduk Fisika tersebut.
3) Fisika sebagai sikap : bertindak dan bersikap maka proses
dapat dilakukan hingga akhirnya diperoleh produk.
b. Prosedur Ilmiah
Prosedur ilmiah merupakan langkah-langkah sistematis yang
dilakukan untuk mendapatkan suatu pengetahuan.
Tahap-tahap dari metode ilmiah adalah:
1) Merumuskan masalah
2) Mengumpulkan Informasi
3) Menyusun hipotesis
4) Menguji hipotesis
5) Mengolah data (hasil) percobaan/ Analisis Data
6) Menarik kesimpulan

2. Besaran, Satuan, Pengukuran


a. Besaran merupakan segala sesuatu yang dapat diukur.
b. Satuan merupakan pembanding yang digunakan dalam
pengukuran suatu besaran.
c. Pengukuran yaitu untuk menentukan besaran, ukuran, atau
kapasitas, dan umumnya digunakan dalam standar atau
ukuran atau satuan ukuran.

3. Besaran Pokok dan Besaran Turunan


a. Besaran pokok merupakan besaran yang satuannya telah
ditentukan terlebih dahulu dan tidak diturunkan dari besaran-
besaran lain.

b. Besaran turunan adalah besaran yang diturunkan dari satu


atau lebih besaran pokok.
Isayazi Durrouwi (201699628493)

4. Pengukuran
a. Mistar
Mistar merupakan salah satu alat ukur panjang yang paling
banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Ketelitian
pengukuran mistar adalah 0,5 mm yang merupakan
setengah dari nilai skala terkecil mistar.

b. Jangka Sorong
Jangka sorong atau vernier caliper merupakan alat ukur yang
sering digunakan dalam dunia otomotif karena mampu
mengukur benda kerja dengan ketelitian hingga 0,02 mm dan
0,05 mm. Jangka sorong digunakan untuk mengukur
Ketebalan, diameter dalam, diameter luar dan mengukur
kedalaman suatu benda.

c. Mikrometer Sekrup
Mikrometer atau biasa disebut mikrometer sekrup adalah alat
yang digunakan untuk mengukur benda-benda berukuran
kecil/tipis, atau yang berbentuk pelat dengan tingkat presisi
yang cukup tinggi. Mikrometer sekrup memiliki ketelitian
0,01 mm.

d. Neraca
Neraca atau dalam bahasa sehari-hari biasa disebut
timbangan adalah salah satu alat yang digunakan untuk
mengukur massa.
Isayazi Durrouwi (201699628493)

e. Multimeter
Multimeter ini merupakan alat ukur besaran-besaran listrik
yang dapat digunakan untuk mengukur tegangan AC
maupun DC, mengukur arus, mengukur hambatan.

5. Ralat dan Ketidakpastian


a. Kesalahan Acak (rambang)
Kesalahan acak pada umumnya disebabkan oleh adanya hal
yang tidak tepat yang halus selama melakukan pengukuran.
Hal yang tidak tepat ini tidak dapat diketahui secara pasti,
misalnya karena adanya faktor pengganggu. Faktor-faktor
pengganggu ini biasanya bersumber dari gejala yang tidak
mungkin dikendalikan karena pengganggu ini berlangsung
sangat cepat dan periodenya tidak teratur. Beberapa contoh
faktor pengganggu antara lain fluktuasi tegangan jarum
listrik, getaran yang periodenya tidak teratur, atau bising
yang biasanya mengganggu alat elektronik.
b. Kesalahan Sistematis
Sedangkan kesalahan sistematis merupakan kesalahan yang
terjadi secara konsisten. Kesalahan sistematis ini biasanya
dapat diketahui penyebabnya dan dapat diperhitungkan atau
ditentukan
c. Ketidakpastian Pengukuran Tunggal

d. Ketidakpastian Pengukuran Berulang


∑𝑥 𝑥 +𝑥 +⋯+𝑥𝑛
Nilai Hasil Pengukuran : 𝑥̅ = 𝑁 𝑖 = 1 2𝑁
1 𝑁 ∑ 𝑥𝑖2−(∑ 𝑥𝑖)2
Nilai Ketidakpastian : 𝑠𝑥 = 𝑁 √ 𝑁−1

6. Angka Penting
a. Notasi Ilmiah : a x 10𝑛
b. Atura Angka Penting
1) Semua angka bukan nol adalah angka penting.
2) Angka nol yang terletak di antara dua angka bukan nol
Isayazi Durrouwi (201699628493)

adalah angka penting.


3) Semua angka nol yang terletak pada deretan akhir dari
angka-angka yang ditulis di belakang koma desimal
termasuk angka penting.
4) Angka-angka nol yang digunakan hanya untuk tempat
titik desimal adalah bukan angka penting.
5) Bilangan-bilangan puluhan, ratusan, ribuan, dan
seterusnya yang memiliki angka-angka nol pada deretan
akhir harus dituliskan dalam notasi ilmiah agar jelas
apakah angka-angka nol tersebut termasuk angka penting
atau bukan.
c. Penjumlahan dan Pengurangan Angka Penting
Dalam penjumlahan dan pengurangan angka penting hanya
boleh mengandung satu angka taksiran.

Bila angka 7 merupakan angka taksiran maka angka 6 di


sebelah kanannya merupakan angka-angka yang semakin
tidak pasti sehingga hasil perhitungannya dapat dinyatakan
279,7.
d. Perkalian dan Pembagian Angka Penting
Dalam perkalian dan pembagian angka penting, hanya boleh
mengandung sebanyak angka penting paling sedikit dari
semua bilangan yang terlibat dalam operasi perkalian atau
pembagian.

7. Besaran Vektor
a. BesaranVektor adalah besaran yang memiliki nilai dan
arah
b. Besaran Skalar adalah besaran yang memiliki nilai
c. Cara penulisan /notasi vektor :
1) Dengan huruf tebal : R
2) Dengan tanda panah di atasnya: 𝑅⃗
3) Dengan huruf kecil dengan panah di atasnya: 𝑟
d. Penjumlahan Vektor
1) Metode jajaran genjang
2) Metode segitiga
3) Metode poligon (segi banyak)
4) Metode uraian/analitis

e. Perkalian Vektor
5) Perkalian skalar dengan vektor
Sebuah vektor dikalikan dengan sebuah bilangan
(skalar) k maka hasil dari perkalian tersebut adalah
vektor baru yang panjangnya k kali vektor semula dan
arahnya serah dengan vektor semula bila k bernilai
positif dan arahnya berlawanan dengan vektor semula
bila k bernilai negatif.
Isayazi Durrouwi (201699628493)

6) Perkalian vektor dengan vektor


Perkalian titik (dot product) : 𝑟 = 𝑝 𝑞 cos 𝜃
Perkalian silang (cross product) : 𝑟 = 𝑝 𝑞 sin 𝜃
f. Vektor Satuan
Vektor satuan adalah sebuah vektor yang didefinisikan
sebagai satu satuan vektor.
Sifat-sifat perkalian titik vektor satuan
i.i=j.j=k.k=1
i.j=j.k=i.k=0
Sifat-sifat perkalian silang vektor satuan
ixi=jxj=kxk=0
ixj=k
kxi=j
jxk=i
j x i = -k
i x k = -j
k x j = -i

KB. 2. Gerak Lurus

1. Posisi, jarak, perpindahan.


a. Lokasi keberadaan suatu benda disebut posisi.
b. Jarak (Distance) merupakan besaran skalar yang
menyatakan panjang lintasan yang dilalui oleh suatu
benda yang berpindah.
c. Perpindahan (Displacement) merupakan besaran vektor
yang menyatakan perbedaan antara posisi awal dengan
posisi akhir suatu benda yang bergerak.
2. Persamaan posisi, persamaan kecepatan dan analisis grafik
pada Gerak Lurus Beraturan.
a. ∆𝑥 adalah perpindahan yang dilakukan oleh benda,
apabila posisi awal benda adalah 𝑥0 maka posisi 𝑥 setelah
mengalami perpindahan adalah:

b. Kecepatan merupakan besaran yang mendeskripsikan


keadaan gerak benda.
c. Kecepatan rata-rata adalah perpindahan per satuan waktu

d. dalam suatu kurun waktu tertentu benda bergerak dengan


kecepatan tetap, maka benda itu disebut mengalami
Gerak Lurus Beraturan (GLB).
e. Percepatan rata-rata dalam suatu selang waktu adalah
perubahan kecepatan selama selang waktu tersebut dibagi
waktu terjadinya perubahan tersebut.

percepatan sesaat :
Isayazi Durrouwi (201699628493)

3. Persamaan posisi, persamaan kecepatan dan analisis grafik


pada Gerak Lurus Berubah Beraturan.
a. Benda yang dalam geraknya mengalami percepatan tetap
disebut benda itu mengalami Gerak Lurus Berubah
Beraturan.
b. Untuk mencari kecepatan
akhir
c. Untuk mencari posisi benda
d. 𝑣𝑡 2 = 𝑣02 + 2𝑎𝑠 Untuk mencari kecepatan
akhir.

*Tanga (+) jika benda dipercepat; (-) jika benda


diperlambat.

4. Gerak Vertikal
a. Gerak vertikal yaitu benda bergerak ke atas dan benda bergerak
ke bawah.

b. mencari kecepatan akhir benda.

c. mencari posisi akhir benda

KB. 3
Gerak Parabola

1. Persamaan kecepatan arah vertikal dan arah horisontal

a. Vektor Vo: Menyatakan vektor kecepatan awal benda, yaitu


kecepatan benda ketika mulai bergerak
b. α : Sudut antara vektor V0 dengan garis horisontal, disebut
sudut elevasi. Sudut ini merupakan menyatakan arah V0
terhadap bidang atau garis horisontal.
c. Vektor V0x: Menyatakan vektor kecepatan awal dalam arah
horisontal atau komponen kecepatan
d. Vektor V0y: Menyatakan vektor kecepatan awal dalam arah
vertikal atau komponen kecepatan
e. hmax: tinggi maksimum yang dicapai benda
f. Vektor V: Vektor kecepatan pada waktu tertentu
g. Vektor Vx: Vektor kecepatan benda pada waktu tertentu
dalam arah X
h. Vektor Vy: Vektor kecepatan benda pada waktu tertentu
dalam arah Y
i. Β: Sudut antara kecepatan pada saat tertentu dengan garis
horisontal
Kecepatan awal 𝑣0 dapat diuraikan menjadi dua komponen
Isayazi Durrouwi (201699628493)

kecepatan yang saling tegaklurus yaitu 𝑣0𝑥 yaitu komponen


kecepatan awal dalam arah horisontal dan 𝑣0𝑦 yaitu komponen
kecepatan awal dalam arah vertikal.

Persamaan kecepatan benda dalam arah horisontal


𝑣𝑡𝑥 = 𝑣0𝑥 = 𝑣0 cos 𝛼

Persamaan kecepatan benda dalam arah vertikal


𝑣𝑡𝑦 = 𝑣0𝑦 − 𝑔𝑡 = 𝑣0 sin 𝛼 − 𝑔𝑡

Kecepatan pada titik tertinggi 𝑣𝑡𝑦 = 0, maka


𝑣0 sin 𝛼
𝑡𝑚𝑎𝑥 =
𝑔

2. Persamaan posisi arah vertikal dan arah horisontal


Posisi awal benda dalam arah x adalah 𝑥0
𝑥𝑡 = 𝑥0 + 𝑣𝑥 𝑡 = 𝑣0 cos 𝛼 𝑡

Posisi benda dalam arah vertikal


1 1
𝑦𝑡 = 𝑦0 + 𝑣0𝑦 𝑡 − 𝑔𝑡 2 = 𝑦0 𝑣0 sin 𝛼 𝑡 − 𝑔𝑡 2
2 2

1 𝑣0 sin 𝛼 2
Posisi titik tertinggi benda 𝑦𝑚𝑎𝑥 = 𝑦0 + 2 ( 𝑔
)

𝑣02 sin 2𝛼
Titik terjauh benda : 𝑥𝑚𝑎𝑥 = 𝑔

3. Resultan kecepatan : nilai dan arah resultan kecepatan

dan Untuk Arahnya

KB. 4
Gerak Melingkar Beraturan

1. Kecepatan Sudut
a. Panjang busur yang ditempuh partikel sama dengan sudut
datar dikalikan jari-jari, dan dirumuskan:
𝑠 = 𝜃𝑟
s: Panjang busur lingkaran, (m)
r: Jari-jari lingkaran, (m)
𝜃: Sudut datar (rad)
b. Kecepatan sudut (𝜔) suatu objek adalah sudut yang disapu
oleh jari-jari penghubung benda yang bergerak dengan pusat
lintasan (𝜃) diukur dalam radian (rad) dibagi dengan waktu
(Δt) untuk bergerak melalui sudut itu.
𝜃
𝜔=
∆𝑡
 : kecepatan sudut (𝑟𝑎𝑑⁄𝑠 )
𝜃 : Sudut datar (rad)
∆𝑡 : selang waktu (s)
Isayazi Durrouwi (201699628493)

c. Hubungan antara  radian dengan sudut


3600 = 2π radian
1 radian = 3600 / 2π
1 radian = 3600 /2. 3,14
1 radian = 570 17’ 44,81
3600 2π
𝜔= =
𝑇 𝑇
 : kecepatan sudut (𝑟𝑎𝑑⁄𝑠 )
T : Periode (s)
d. Kecepatan linier
2𝜋𝑟
𝑣 = 𝑇 = 𝜔𝑟
𝑣 = kecepatan linier (𝑚⁄𝑠 )

e. Perceparan sentripetal adalah arah perubahan dalam


kecepatan, yang menunjuk langsung ke pusat rotasi — pusat
dari jalan melingkar.
𝑣2
𝑎𝑠 = 𝑟
𝑎𝑠 = percepatan sentripetal
2 Daftar materi yang 1. Gerak Parabola
sulit dipahami di 2. Gerak Melingkar Beraturan
modul ini
3 Daftar materi yang 1. Jarak dengan perpindahan
sering mengalami 2. Kecepatan dengan kelajuan
miskonsepsi 3. Gerak parabola

Anda mungkin juga menyukai