DENGGAN Tanjung
DENGGAN Tanjung
Segala puji bagi Allah yang senantiasa memberikan Rahmat, Taufiq dan
Hidayah-nya kepada kita sekalian sehingga kita dapat menjalankan aktivitas
sehari-hari. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada Rasulullah SAW, yang
menjadi panutan semua ummat, yang telah membawa kita dari jurang yang penuh
kesesataan menuju sebuah kehidupan yang penuh kebahagiaan dan kedamaian.
i
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Idiopolistratak ......................................................... 3
B. Pengertian Strategi dan strategi menurut para ahli .................. 8
C. Kondisi kader HmI saat ini ....................................................... 9
D. Strategi HmI dalam mewujudkan karakter ideal kader HmI .... 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam perkembangan HmI pada saat ini, organisasi yang dirikan
pada tanggal 5 februari 1947 ini di ibaratkan seperti besi yang sedang
berkarat. Hal ini terjadi terjadi dikarenakan peran prgnaisasi sebagai
organisasi perjuangan yang mempu mencetak kader sebagai kader
yang menanamkan didalam dirinya lima kualitas insan cita kini telah
memudar. Memudarnya peranan HmI ini disinyalir salah satunya
karena kurangnya pengetahuan, pemahaman, penghayatan, dan
pengamalan ajaran agama islam diokalangan anggota dan pengurus.
Hampir-hampir tidak ada perbedaan pengetahuan, pemahaman,
penghayatan dan pengamalan agama islam seorang anggota HmI
sebelum dan sesudah masuk HmI. Hal ini disebabkan karena minimnya
pembinaan maupun program maupun implementasinya yang berkaitan
dengan pembinaan jiwa dan semangat beragama dikalangan HmI.
Semestinya seorang mahasiswa yang masuk HmI harus mendapatkan
nilai tambah atau nilai lebih tentang agama islam.
Lain dari pada itu, perbuatan jelek beberapa orang kader, anggota
dan alumni HmI berdampak membawa akibat yang negatif pada semua
kader termasuk kader yang baik maupun alumni HmI serta lingkungan
masyarakat pada umumnya.
HmI adalah suatu gerakan pembaharuan yang untuk membebaskan
umat islam dan bangsa indonesia dari keterbelakangan. Pemikiran
keislaman/keindonesiaan HmI menampilkan islam yang bercorak khas
Indonesia. Pemikiran ini akan mendatangkan perubahan sesuai
kebutuhan kontemporer menuju masa depan yang baru yang dicita-
citakan seluruh rakyat Indonesia, yaitu masyarakat adil makmur yang
diridhai Allah swt. Namun HmI sudah berbalik sudah tidak mengikuti,
hanya menjadi kader olah mengolah pejabat yang mencari keuntungan
1
pribadi tanpa memikirkan apa yang di perbuatnya telah merugikan
orang lain.
Dalam setiap organisasi khususnya HmI , kader memiliki peran
sentral, dimana kader sebagai agen dalam rangka menerapkan cita
perjuangan HmI yang sesuai dengan tujuan HmI yaitu terbinanya insan
akademis, pencipta, pengabdi, yang bernafaskan islam dan
bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang
diridhai Allah SWT sehingga dibutuhkan kader yang berwawasan
keislaman, keindonesiaan, dan kemahasiswaan dengan kualitas lima
insan cita dan bersifat independent, penuh semangat dan militansi yang
tinggi dalam rangka mewujudkan masyarakat adil makmur yang
diridhai Allah SWT.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian indeopolistratak ?
2. Apa pengertian strategi dan strategi menurut para ahli ?
3. Bagaimana kondisi kader HmI saat ini ?
4. Bagaimana strategi HmI dalam mewujudkan karakter ideal kader
HmI ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui ideopolitor-stratak
2. Untuk mengetahui pengertian strategi dan strategi menurut para
ahli
3. Untuk mengetahui kondisi kader HmI saat ini
4. Untuk mengetahui strategi HmI dalam mewujudkan karakter ideal
kader HmI
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian ideopolitor-stratak
1. Ideologi
Ideologi berasal dari bahasa latin yang terdiri atas dua kata, yakni
ideo artinya pemikiran dan logis yang artinya logika, ilmu, atau
3
Ciri dari suatu ideologi adalah cita-cita yang dalam dan luas
2. Politik
4
menunjukkan kelakuan yang baik atau dengan kata lain dapat
menjadi politic yang berarti sensible atau wise. Jika dilihat dari akar
yang harus dimiliki oleh seorang politikus adalah adanya moral yang
5
kekuasaan. Gereja dengan pendetanya, yang berpuncak pada Paus,
dan raja dengan menteri dan hulubalangnya. Gereja dan raja seperti
Tauhid).
6
yang telah didapatkan nantinya, kekuasan tersebut tetap harus
yang murni, tentu saja jalan yang dilalui oleh perjuangan politik adalah
tidak benar, sebab akibatnya pun tak selaras dengan tujuan idealnya.
“Ilmu tanpa amal adalah dosa, demikian pula amal tanpa ilmu.”
politik adalah merupakan sebuah amal, jika tidak disertai dengan ilmu
maka akan sia-sia. Dalam sebuah perjuangan politik, strategi dan taktik
adalah ilmunya, selain landasan tauhid sebagai dasar ideologi dan juga
7
strategi adalah Bagaimana menggunakan peristiwa-peristiwa politik
2. Halim
8
C. Kondisi kader HMI Saat ini
9
Kondisi ini pun semakin menjalar sampai ke internal HmI, banyak
kader HmI yang melanggar konstitusi. Belum lagi, konflik HmI dengan
organisasi ektra lain sebagai efek dari politk praktis di dalam kampus,
tidak heran lambat laun HmI akan menjadi organisasi mahasiswa yang
akan mementingkan kepentingan pribadi dan kelompoknya, maka waktu
demi waktu tujuan HmI akan dilupakan. Akibatnya akan banyak orang
memandang buruk HmI sedangkan dalangnya adalah oknum yang tidak
tuntas tujuannya di HmI.
10
4. Masalah relevansi pemikiran-pemikiran HmI untuk melakukan
perbaikan dan perubahan yang mendasar terhadap berbagai masalah
yang muncul diantara kader-kader HmI.
11
bersikap dengan bertolak dari apa yang ada (ciptaan
Allah). Berjiwa penuh dengan gagasan – gagasan
kemajuan, salalu mencari perbaikan dan pembaharuan.
2) Bersikap independent dan terbuka, tidak isolatif, insan
yang menyadari dengan sikap demikian potensi,
kreatifnya dapat berkembang dan menentukan bentuk
yang indah-indah.
3) Dengan ditopang kemampuan akademisnya dia
mampu melaksanakan kerja kemanusiaan yang
disemangati ajaran islam.
c) Kualitas insan pengabdi
1) Ikhlas dan sanggup berkarya demi kepentingan orang
banyak atau untuk sesama umat manusia.
2) Sadar membawa tugas insan pengadi, bukannya hanya
membuat dirinya baik tetapi juga membuat kondisi
sekelilingnya menjadi baik.
3) Insan akademis, pencipta dan pengabdi adalah yang
bersungguh-sungguh mewujudkan cita-cita dan ikhlas
mengamalkan ilmunya untuk kepentingan sesamanya.
d) Kualitas insan yang bernafaskan islam
1) Islam yang telah menjiwai dan memberi pedoman
pola pikir dna pola lakunya tanpa memakai merk
islam. Islam akan menjadi pedoman dalam berkarya
dan mencipta sejalan dengan nilai-nilai universal
islam. Dengan demikian islam telah menafasi dan
menjawai karyanya.
2) Ajaran islam telah berhasil membentuk “unity
personality” dalam dirinya. Nafas islam telah
membentuk pribadinya yang utuh tercegah dari split
personality tidak pernah ada dilema pada dirinya
sebagai warga negara dan dirinya sebagai muslim.
Kualitas insan ini telah mengintegrasikan masalah
12
suksesnya pembangunan nasional bangsa kedalam
suksesnya perjuangan umat islam indonesia dan
sebaliknya.
e) Kualitas insan bertanggung jawab atas terwujudnya
masyarakat adil makmur yang diridhai ALLAH SWT.
1) Insan akademis, pencipta dan pengabdi yang
bernafaskan islam dan bertanggung jawab atas
terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhai
Allah SWT.
2) Berwatak, sanggup memikul akibat-akibat yang dari
perbuatannya sadar bahwa menempuh jalan yang
benar diperlukan adanya keberanian moral.
3) Spontan dalam menghadapi tugas, responsif dalam
menghadapi persoalan-persoalan dan jauh dari sikap
apatis.
4) Penuh rasa tnaggung jawab, takwa kepada Allah swt,
yang menggugah untuk mengambil peran aktif dalam
suatu bidang dalam mewujudkan masyarakat adil
makmur yang diridhai Allah swt.
5) Korektif pada setiap langkah yang berlawanan dalam
usaha mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.
6) Percaya pada diri sendiri dan sadar akan
kedudukannya sebagai “khalifah fil ard” yang harus
melaksanakan tugas – tugas kemanusiaan.
13
2. Membina kader agar paham makna mission hmi
Dari masalah-masalah tersebut maka kita sebagai kader HmI
harus lebih kritis dan bersifat pro aktif dalam mengkritisi kebijakan-
kebijakan yang kurang berpihak kepada karakter ideal kader hmi.
Selain itu kita harus berkoordinasi dengan kekuatan para kader dan
senior yang masih memegang teguh konstiusi. Maka dari itu perlu
adanya pembinaan tentang pemahaman nilai nilai yang terkandung
dalam mission hmi kepada jiwa jiwa fana kader HmI agar ruh HmI
yang sesungguh nya dapat terwujud dan tetap bejalan dijalan yang
lurus sehingga hmi tetap akan berputar pada poros nya.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagai catatan akhir, penulis perlu menyampaikan beberapa
kesimpulan dari uraian di atas. Penerapan ideopolistratak sangat penting
untuk menjalankan karir politik. Karena berpolitik tanpa didasari
pengetahuan tentang taktik dan strategi akan menghasilkan langkah yang
tidak efisien bahkan berbahaya.
Kader HmI sebagai bagian dari pemuda mempunyai tanggung
jawab yang besar dalam membangun umat dan bangsa. Dia mempunyai
kesempatan dan peluang yang lebih dikarenakan semua tingkah pola yang
dilakukan kader HmI selalu menjunjung nilai-nilai kemanusiaan dan
berlandaskan islam.
Namun itu semua harus dibarengi dengan ketekunan dan kegigihan
dalam memperjuangkan pengetahuan, pemahaman, penghayatan, dan
pengamalan ajaran-ajaran islam setiap anggotanya. Karena masyarakat
yang diidam-idamkan sebagai civil society yang berakhlakul karimah
membutuhkan manusia-manusia yang berkualitas dengan menjunjung
tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan kepercayaan sebagai pemimpin
didalamnya.
Manusia diciptakan sebagai khalifah fil ard dimuka bumi. Oleh
karena itu kita sebagai kader HmI yang secara akademisi mempunyai
intelektual yang lebih serta mengemban amanah organisasi yang luhur
diharapkan mampu menghayati dan menerapkan ajaran-ajaran didalamnya.
sehingga karakter yang melekat pada diri setiap kader HmI dapat dicapai
sesuai dengan lima kualitas insan cita.
B. Saran
Kita sebagai kader HmI mengemban misi keumatan dan
kebangsaan untuk kembali membangun tradisi HmI dengan gerakan
intelektualnya, karena HmI adalah oraganisasi kader. Peran HmI sebagai
15
organisasi perjuangan harus selalu kita laksanakan, berjuang untuk
membela umat.
16
DAFTAR PUSTAKA
17