Anda di halaman 1dari 20

TRANSFORMASI PERKADERAN HMI: Upaya Membangun Kualitas Kader

Menjadi Tantangan Abad 21

Untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Intermediate Trainng

Disusun oleh:

Endah Yunika Putri


KOMISARIAT FISIP UNIB

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM


CABANG BENGKULU
2021

i
Kata Pengantar

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberika nikmat dan rahmatnya
sehingga bisa menyelesai makalah ini yang berjudul “TRANSFORMASI
PERKADERAN HMI: Upaya Membangun Kualitas Kader Menjadi Tantangan Abad
21” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan penulisan makalah ini untuk memenuhi syarat intermediate training
cabang pekan baru.

Terimakasi kepada kanda-yunda yang sudah membimbing saya sampai sejauh ini,
terimakasih kepada kedua orang tua berkat do’a restunya yang sudah mengiri dalam
setiap langkah saya, terimakasi kepada teman-teman yang sudah mensuport saya
sampai sejauh ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Bengkulu, 15 Februari 2021

i
Daftar Isi

Kata Pengantar........................................................................................................................i
Daftar Isi..................................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah.........................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN DAN HASIL............................................................................................3
A. Tantangan Abad 21.....................................................................................................3
B. Fungsi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)..................................................................4
C. Permasalahan Perkaderan..........................................................................................7
D. Upaya HMI dalam Ranah Perkaderan.........................................................................8
E. Hasil Penelitian.........................................................................................................11
BAB III PENUTUP...................................................................................................................13
A. Kesimpulan...............................................................................................................13
B. Saran.........................................................................................................................13
Daftar Pustaka......................................................................................................................14

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Abad ke-21 ditandai sebagai abad keterbukaan atau abad globalisasi, artinya
kehidupan manusia pada abad ke-21 mengalami perubahan-perubahan yang
fundamental yang berbeda dengan tata kehidupan dalam abad sebelumnya.
Dikatakan abad ke-21 adalah abad yang meminta kualitas dalam segala usaha dan
hasil kerja manusia. Dengan sendirinya abad ke-21 meminta sumberdaya manusia
yang berkualitas, yang dihasilkan oleh lembaga-lembaga yang dikelola secara
profesionalsehingga membuahkan hasil unggulan. Tuntutan-tuntutan yang serba baru
tersebut meminta berbagai terobosan dalam berfikir, penyusunan konsep, dan
tindakan-tindakan. Abad 21 memiliki banyak perbedaan dengan abad 20 dalam
berbagai hal, diantaranya dalam pekerjaan, hidup bermasyarakat dan aktualisasi diri.
Abad 21 ditandai dengan berkembangnya teknologi informasi yang sangat pesat
serta perkembangan otomasi dimana banyak pekerjaan yang sifatnya pekerjaan rutin
dan berulang-ulang mulai digantikan oleh mesin, baik mesin produksi maupun
komputer.

Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sebagai organisasi kader berfungsi dan


berperan dalam pembangunan Sumber Daya Manusia melalui olah sikap, nalar, dan
perilaku. Proses pengkaderan HMI dalah menerapkan proses internalisasi nilai-nilai
moral dan kebenaran, baik dalam nilai keislaman, kebangsaan dan kemahasiswaan.
Organisasi ini senantiasa terus berganti dengan pola dibina untuk kemudian
membina. Dengan demikian proses pembelajarannya dapat menyeluruh kepada
semua kader. Dan diharapkan akan terbentuk sosok kader-kader yang memiliki
integritas pribadi yang tangguh, bertaqwa kepada Allah SWT, cerdas, militant, kritis,
dan berani untuk melawan.

1.2 Rumusan masalah


Bertitik tolak dari latar belakang serta beberapa teori diatas penulis
merumuskan beberapa masalah pada makalah ini yaitu:
1. Apa itu tantangan abad 21?

1
2. Apa yang menjadi upaya HMI untuk menjawab tantangan abad 21 dalam
ranah perkaderan?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi tantangan abad 21
2. Untuk mengetahui upaya perkaderan Himpunan Mahasiswa Islam dalam
menjawab tantangan abad 21

2
BAB II
PEMBAHASAN DAN HASIL

A. Tantangan Abad 21
Abad ke-21 juga dikenal dengan masa pengetahuan (knowledge age), dalam
era ini, semua alternative upaya pemenuhan kebutuhan hidup dalam berbagai
konteks lebih berbasis pengetahuan. Upaya pemenuhan kebutuhan bidang
pendidikan berbasis pengetahuan (knowledge based education), pengembangan
ekonomi berbasis pengetahuan(knowledgebased economic), pengembangan dan
pemberdayaan masyarakat berbasis pengetahuan (knowledgebased social
empowering), dan pengembangan dalam bidang industri pun berbasis
pengetahuan(knowledge based industry) (Mukhadis, 2013:115).1

Pada abad ke-21 saat ini ilmu pengetahuan sangat mudah diakses melalui
internet semua kalangan masyarakat sudah bisa mengakses tanpa terbatas ruang dan
waktu, sumberdaya manusia pada abad ke-21 ini di tuntut untuk memiliki skill
maupun pengetahuan yang mempuni, semua yang manusia kerjakan sudah di bantu
oleh mesin-mesin yang canggih.2

Berbagai organisasi mencoba merumuskan berbagai macam kompetensi dan


keterampilan yang diperlukan dalam menghadapi abad ke-21. Namun, satu hal
penting yang perlu diperhatikan adalah bahwa mendidik generasi muda di abad ke-
21 tidak bisa hanya dilakukan melalui satu pendekatan saja. Beberapa organisasi
tersebut dan hasil pengembangannya disampaikan sekilas sebagai berikut: Wagner
(2010) dan Change Leadership Group dari Universitas Harvard mengidentifikasi
kompetensi dan keterampilan bertahan hidup yang diperlukan oleh siswa dalam
menghadapi kehidupan, dunia kerja, dan kewarganegaraan di abad ke-21 ditekankan
pada tujuh keterampilan berikut: (1) kemampuan berpikir kritis dan pemecahan
masalah, (2) kolaborasi dan kepemimpinan, (3) ketangkasan dan kemampuan
beradaptasi,(4) inisiatif dan berjiwa entrepeneur,(5) mampu berkomunikasi efektif

1
TRANSFORMASI PENDIDIKAN ABAD 21 SEBAGAI TUNTUTAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DI ERA GLOBAL. Volume 1, 2016, hal.263.
http://repository.unikama.ac.id/840/32/263-278%20TRANSFORMASI%20PENDIDIKAN%20ABAD%2021%20SEBAGAI%20TUNTUTAN%20PENGEMBANGAN%20SUMBER%20DAYA
%20MANUSIA%20DI%20ERA%20GLOBAL.pdf . Diakses pada tanggal 16 Februari 2021 pukul 19.00
2
Ibid hal. 26

3
baik secara oral maupun tertulis,(6) mampu mengakses dan menganalisis informasi,
dan(7) memiliki rasa ingintahu dan imajinasi.3

Century Skills merupakan serangkain kecakapan yang harus dimiliki


seseorang agar mampu menghadapi tantangan abad 21. Jenis-jenis kecakapan ini
sangat beragam. Kanget al.,(2012) memberikan kerangka kecakapan abad 21dalam
domain kognitif, afektif, dan budayasosial. Domain kognitif terbagi dalam
subdomain: kemampuan mengelolan informasi, yaitu kemampuan menggunakan
alat, sumberdaya dan ketrampilan inkuiri melalui proses penemuan; kemampuan
mengkonstruksi pengetahuan dengan memproses informasi, memberikan alasan, dan
berpikir kritis; kemampuan menggunakan pengetahuan melalui proses analistis,
menilai, mengevaluasi, dan memecahkan masalah; dan kemampuan memecah kan
masalah dengan menggunakan kemampuan metakognisi dan berpikirkreatif. Domain
afektif mencakup subdomain: identitas diri yakni mampu memahami konsep diri,
percaya diri, dangambaran pribadi; mampu menetapkan nilai-nilai yang menjadi
nilai-nilai pribadidan pandangan terhadap setiap permasalahan. Pengarahan diri
ditunjukan dengan menguasai diri dan mampu mengarahkan untuk mencapai tujuan
dalam bingkai kepentingan bersama. Akuntabilitas diri ditunjukan dengan inisiatif,
prakarsa, tanggungjawab, dan sikap menerima dan menyelesaikan
tanggungjawabnya. Domain budaya sosialditunjukan dengan terlibat aktif
dalamkeanggotaan organisasi sosial, diterima dalam lingkungan sosial, dan mampu
bersosialisasi dalam lingkungan.4

B. Fungsi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)


Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang berdiri di yogyakarta pada tanggal
14 rabiul awal bertepatan dengan 5 februari 1947, yang di prakarsai salah satunya
oleh ayahnda lafran pane.

3
Zubaidah Siti, KETERAMPILAN ABAD KE-21: KETERAMPILAN YANG DIAJARKAN MELALUI PEMBELAJARAN.
https://www.researchgate.net/publication/318013627_KETERAMPILAN_ABAD_KE-21_KETERAMPILAN_YANG_DIAJARKAN_MELALUI_PEMBELAJARAN. Diakses ada tanggal 16
Februari 2021 Pukul 22.00

4
Wayan Redhana, I, 2019. MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN ABAD KE-21 DALAM PEMBELAJARAN KIMIA, Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 13, No1. HAL 2242

4
HMI adalah organisasi kader seperti yang termaktub pada AD HMI Pasal 8,
beranjak dari tujuan HMI terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang
bernafaskan islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur
yang di ridhoi Allah SWT, maka HMI mengkader anggota-anggotanya agar bisa
menjalankan hak dan kewajibannya serta peran dan tanggung jawabnya.
Himpunan mahasiswa islam (HMI) sebagai ruang berhimpun kader umat dan
kader bangsa diharuskan turut bertanggungjawab atas masyarakat adil makmur yang
diridhoi Allah SWT sehingga kader tidak seharusnya terjebak pada permasalahan
yang justru tidak strategis, tidak produktif, bahkan cenderung destruktif yang
semakin kompleks dan terakumulasi begitu baik. Dengan hadirnya teknologi hari ini,
telah menipu para kader atas kemampuan yang seharusya dimiliki untuk bisa
mengidentifikasi dan merumuskan berbagai jawaban atas tantangan yang ada dengan
berorientasi pada jangka panjang guna meningkatkan kualitas SDM sehingga peran
sebagai organisasi perjuangan bukan hanya sebuah kalimat yang terukir pada Pasal 9
AD HMI. Kader HMI diharapkan memiliki wawasan yang luas, kemampuan dan
kecakapan dalam penguasaan IPTEK hingga mampu menjawab tantangan zaman.
1. Pengertian Kader
Seperti yang termaktub dalam pedoman perkaderan Kader adalah
"sekelompok orang yang terorganisasir secara terus menerus dan akan menjadi
tulang punggung bagi kelompok yang lebih besar". Dengan demikian ciri seorang
kader tewujud dalam empat hal: pertama, seorang kader bergerak dan terbentuk
dalam organisasi, mengenal aturan-aturan permainan organisasi dan tidak bermain
sendiri sesuai dengan selera pribadi. Kedua, seorang kader mempunyai komitmen
yang terus menerus (permanen), tidak mengenal semangat musiman, tapi utuh dan
istiqomah (konsisten) dalam memperjuangkan dan melaksanakan kebenaran. Ketiga,
seorang kader memiliki bobot dan kualitas sebagai tulang punggung atau kerangka
yang mampu menyangga kesatuan komunitas manusia yang lebih besar. Jadi fokus
penekanan kaderisasi adalah pada aspek kualitas. Keempat, seorang Kader memiliki
visi dan perhatian yang serius dalam merespon dinamika sosial lingkungannya dan
mampu melakukan "social engineering".5

5
Ibid hal 352

5
Kongres ke-8 HMI tahun 1966, merumuskan pengertian kader adalah tulang
punggung organisasi, pelopor, penggerak, pelaksana, penyelamat cita-cita HMI masa
kini dan yang akan datang dimanapun berada, tetap berorientasi kepada asas dan
syariat islam.6
Dalam menjalankan fungsinya sebagai organisasi kader, HMI menggunakan
pendekatan sistematik dalam keseluruhan proses perkaderannya. Semua bentuk
aktifitas/kegiatan perkaderan disusun dalam semangat integralistik untuk
mengupayakan tercapainya tujuan organisasi. Oleh karena itu, sebagai upaya
memberikan kejelasan dan ketegasan sistem perkaderan yang dimaksud harus dibuat
pola dasar perkaderan HMI secara nasional. Pola dasar ini disusun dengan
memperhatikan tujuan organisasi dan arah perkaderan yang telah ditetapkan. Selain
itu juga dengan mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan organisasi serta
tantangan dan kesempatan yang berkembang dilingkungan eksternal organisasi.
2. Peran Kader
Kader merupakan nafas dan ujung tombak perjuangan HMI. Tanpa
kaderHMI bukanlah siapa-siapa. Oleh sebab itu, cabang manapun harus menjaga
agar proses kaderisasi itu agar tetap berjalan sebagaimana mestinya. proses
pengkaderan merupakan ajang pembentukan kerangka berpikir.7
3. Pengertian Perkaderan
Secara sederhana pengertian dari perkaderan adalah serangkaian usaha
organisasi yang dilakukan secara sadar, sistematis, dan terus-menerus untuk
pembentukan dan pengembangan diri dan karakter kader, supaya memiliki
kepribadian kader sebagaimana yang diharapkan, yaitu Insan Cita. Perkembangan
perkaderan HMI mejadi wacana sejak kongres ke-8 tahun 1966 sampai kongres ke-
21 tahun 1997. Kegiatan-kegiatan ini menunjukan bahwa perkembangan,
peyempurnaan perkaderan HMI terus berlanjut. Strategi ini diperlukan karena
perubahan situasi, ruang, waktu serta tantangan yang terus berubah denagn cepat
sesuai dengan tuntutan zaman.8
Proses perkaderan di HMI di bagi menjadi 3 yaitu trainning formal dan non
formal, dan informal.
6
Agussalim Sitompul, 44 Indikator Kemunduran HMI, (Jakarta: Penerbit V Misaka Gazila), hal. 10
7
Hasdiansyah Andi , PERAN KADER HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM DALAM MEMBANGUNTRADISI ILMIAH DI DALAM KAMPUS(Studi Peran Kader Himpunan Mahasiswa Islam di
Universitas Negeri Makassar) 2017 Vol. 2. No2 Hlm. 139 https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/E-Plus/article/download/2955/2301. Diakses pada tanggal 17 maret 2021 Pukul 14.00
8
Agussalim sitompul, 44 Indikator kemunduran HMI, (Jakarta: CV masaka gazila,2008), hlm. 09

6
4. Arah Perkaderan

Arah dalam pengertian umum adalah petunjuk yang membimbing jalan dalam
bentuk bergerakmenuju suatu tujuan. Arah juga dapat diartikan sebagai pedoman
yang dapat dijadikan patokan dalam melakukan usaha yang untuk menapai tuuan.
Jadi arah perkaderan adalah suatu pedoman yang dijadikan petunjuk untuk
penuntun yang menggambarkan arah yang harus dituju dalam keseluruhan proses
perkaderan HMI. Arah perkaderan sangaterat kaitannya dengan tujuan perkaderan,
tujuan HMI sebagai tujuan umum yang hendak dicapai HMI merupakn garis arah
dan titik sentral selruh kegiatan usaha-usaha HMI. Oleh karena itu tujuan HMI
merupakan titik sentral dan garisarah setiap perkaderan, maka ia merupakan ukuran
atau norma dari semua kegiatan HMI.

C. Permasalahan Perkaderan
1. Follow-up
Merupakan kegiatan pasca LK bertujuan untuk memaksimalkan
kemampuan kader sesuai dengan levelnya, tetapi terkadang konsep ini tidak sesuai
dengan implementasinya, seharusnya setelah LK 1 anggota biasa langsung di berikan
follow-up 5 materi wajib, missison, sejarah, NDP, KMO, dan konstitusi. Ke-5 materi
tersebut seharusnya sudah bisa di kuasai oleh kader-kader baru, sebagai pengurus
PPPA yang bertanggung jawab untuk tupoksi ini harus menjalan tanggung jawabnya,
sesuai denagn pasal 4 AD HMI, HMI memilki tujuan terbinanya insan akademis,
pencipta, pengabdi yang bernafaskan islma dan bertanggung jawab atas terwujudnya
masyarakat adil makmur yang di ridhoi Allah SWT, demi untuk mencapai tujuan
tersebut jelas sebagai kader HMI harus memperkaya diri dengan ilmu pengetahuan
agar terciptanya kader-kader berkualitas. Diabad ke-21 ini kader Himpunan
Mahasiswa Islam di tuntut agar dapat menghadapi tantangan, meningkatkan kualitas
diri sangat diperlukan.

2. Diskusi
Kehadiran dan keberadaan HMI, selain berstatus sebagai organisasi
mahasiswa, juga berfungsi sebagai organisasi kader, berperan sebagai organisasi
perjuangan yang dengan kesungguhan berjuang untuk melakukan perubahan

7
terhadap segala tatanan sesuai lagi dengan tuntutan kontenporer sehingga tercipta
suasana baru yang belum pernah terjadi. Diskusi sudah menjadi salah satu ciri khas
sebagai kader HMI, kader HMI di tuntut untuk membaca buku lalu didiskusi kan
dengan kanda yunda, seiring berjalannya waktu dan pengaruh era glabolisasi yang
buruk kebiasaan ini hampir punah, di era Revolusi Industri 4.0 ini semua semua
berbau tekhnologi yang canggih, perkerjaan-pekerjaan manusia sudah di bantu
dengan mesin dan tekhnologi, mulai dari memuci piring, cuci baju dan segala
macam, pengaruh tekhnologi yang buruk ternyata berimbas terhadap kebiasaan-
kebiaasan manusia sebagai makhluk sosial, padahal diabad ke-21 ini ilmu
pengetahuan dan meningkatkan kualitas diri adalah yang paling utama..
Meningkatkan kapasitas diri salah satunya dengan membaca buku dan berdiskusi
agar dapat meningkatkan kapasitas dan kualitas diri, banyak anak-anak muda ketika
berkumpul mereka asik sendiri dengan gadjet dan layar miring, kumpul-kumpul dan
bercengkrama bukan lagi hal yang menyenangkan.
3. Kurangnya kegiatan
Kegiatan salah satu cara untuk mengkader anggota-anggota HMI, Mengingat
HMI adalah organisasi kader, maka seluruh aktivitasnya harus dapat memberi
kesempatan berkembang bagi kualitas-kualitas pribadi anggota. Anggota HMI yang
merupakan human material yang di harapkan HMI untuk dibina dan dikembangkan
menjadi kader HMI. Kurangnya dan atau tidak adanya kegiatan salah satu indikator
gagal dalam mengkader anggota-anggota HMI, sebagai kader HMI yang hidup di
masa Revolusi Industri 4.0 maka harus bisa beradaptasi dengan perkembanga-
perkembangan tekhnologi yang pesat dan cepat.

D. Upaya HMI dalam Ranah Perkaderan


Berangkat dari apa yang pernah disampaikan oleh pendiri HMI, Prof. Drs. H.
Lafran Pane, ketika memberi sambutan pada peringatan Dies Natalis ke-22 HMI
Cabang Yogyakarta 5 Februari 1969 mengatakan : “bahwa sebenarnya HMI tidak
perlu ada. Karena apa yang dilaksanakan HMI dapat dikerjakan Corps Mahasiswa
(CM) tahun 1947, oleh PPMI tahun 1960, oleh KAMI 1965. Dapat juga dilakukan
oleh organisasi lain, yang berdiri kemudian. Walaupun CM, PPMI, KAMI dapat
melakukan apa yang dilaksanakan HMI, namun ada hal-hal yang tidak bisa
dilakukan organisasi tersebut, dan hanya dapat dilaksanakan HMI, yaitu perkaderan

8
seperti yang dilakukan HMI, yang merupakan ciri khas HMI, yang tidak dimiliki
organisasi lain, dimana kader yang dihasilkan HMI adalah anggota yang berwawasan
keislaman, keindonesiaan, kemahasiswaan dengan lima kualitas insan cita dan
bersifat independen”9
Berdaasarkan uraian diatas, maka yang menjadi upaya Himpunan Mahasiswa
Islam (HMI) dalam ranah perkaderan adalah sebagai berikut :
1. Training Formal
Training Formal Merupakan perkaderan HMI yang berbentuk penelitian,
dilakukan secara sadar, terencna, sistematis dan berkesinambungan serta memiliki
pedoman dan aturan yang baku secara nasional dalam rangka mencapai tujuan HMI.
Training formal di bagi menjadi tiga bagian, yaitu :
a) Latihan Kader 1 (Basic Training)
b) Latihan Kader 2 (Intermediate Training)
c) Latihan Kader 3 (Advance Training)
Setiap training dijalankan dengan tujuan yang berbeda-beda. Basic training
memiliki orientasi pada terbinanya kepribadian muslim yang berkualitas akademis,
sadar akan fungsi dan perannya dalam organisasi serta hak dan kewajibannya
sebagai kader umat dan kader bangsa. Intermediate Training memiliki orientasi pada
terbinanya kader HMI yang memiliki kemampuan intelektual untuk memetakan
peradaban dan memformulasikan gagasan dalam lingkup organisasi. Sedangkan
Advance Training, berorientasi pada terbinanya kader pemimpin yang mampu
menterjemahkan dan mentransformasikan pemikiran konsepsional secara profesional
dalam gerak perubahan sosial. Maka dari itu, training formal HMI dijalankan
berdasarkan orientasi yang telah ditetapkan sebagai langkah perkaderan yang ada di
HMI. Secara khusus, basic training bertujuan untuk perubahan sikap, intermediate
training bertujuan menggali dan mengembangkan intelektual kader, dan advance
training bertujuan untuk menerapkan profesionalitasnya demi kemajuan umat dan
bangsa.
2. Training Non Formal
Training non-formal merupakan pelatihan diluar training formal yang
dilaksanakan secara sistematis yang bertujuan untuk mengembangkan keahlian dan

9
Lihat 44 indikator kemunduran HMI hlm.5

9
kemampuan dalam bidang tertentu. Dalam training ini diharapkan para kader dapat
mengikutinya sebagai kebutuhan mengembangkan diri, baik sebagai kader, maupun
pengurus. Adapun macam-macam kegiatan dalam training ini adalah :
a) Training Of Trainer (TOT)
b) Training Managemen Training (TMT)
c) Training Instruktur NDP
d) Training Instruktur Ideopolitorstratak
e) Training Gender
f) Sekolah Pimpinan HMI
g) Kursus Studi Islam (KSI)10
3. Training-Training Lainnya
merupakan pelatihan diluar training formal dan non-formal yang dilaksanakan
berdasarkan kebutuhan, dan minat kader. Adapun jenis-jenis dari training ini antara
lain :
a) Latihan Khusus Kohati
b) Kursus Manajemen
c) Kursus Bahasa Asing11
4. Perkaderan Informal
Perkaderan informal merupakan pelaksanaan perkaderan di luar training,
yang dilakukan secara terus-menerus yang meliputi berbagai kegiatan dalam
organisasi HMI. Perkaderan informal ini menempati porsi yang sangat besar, karena
ditinjau dari waktu mengader diri di HMI mencapai lebih dari 95%-nya adalah
perkaderan informal. Meskipun perkaderan informal ini lebih bersifat flexible dalam
bentuk aktivitasnya, tetapi muatan nilai, ilmu pengetahuan, dan keahlian harus tetap
memiliki standarisasi yang terukur.Perkaderan informal mencakup hampir seluruh
kegiatan perkaderan HMI antara lain meliputi:
a) Follow-Up
Follow-upmerupakan aktivitas pasca training yang berfungsi untuk
memaksimalkan kemampuan kader sesuai dengan levelnya. Hal ini dimaksudkan
sebagai penguat padamateri-materi yang telah diberikan dalam jenjang training dan
bentuk tindak lanjut dari training.
10
ibid
11
Pedoman Perkaderan HMI, (Jakarta: Penerbit PB HMI, 1970), hal. 375

10
b) Up-Grading
Up-Grading merupakan kegiatan yang menitik beratkan pada pengembangan
nalar dan kemampuan kader dalam rangka mempersiapkan menuju jenjang
trainingberikutnya. Up-gradingwajib di lakukan sebagai pengembangan dan
kelanjutan dari tiap-tiap jenjang training yang berfungsi sebagai penguat dan
pengembangan pada training yang sebelumnya di ikuti.

c) Coaching/Pendampingan adalah aktivitas perkaderan yang dilaksanakan


dalam bentuk pembinaan/bimbingan terhadap kader oleh pendamping/pembimbing
yang bersifat personal/individu. Setiap individu kader, wajib dibimbing dan
diarahkan sesuai denganminat dan potensinya masing-masing.12

E. Hasil Penelitian
Bertolak dari landasan-landasan, arah dan tujuan perkaderan HMI, maka akhir
kegiatan perkaderan diarahkan dalam rangka membentuk profil kader yang ideal,
yaitu muslim intelektual profesional. Tiga aspek yang dikenakan dalam usaha
pelaksanaan kaderisasi yaitu pembentukan integritas, watak dan kepribadian,
pengembangan kualitas intelektualitas atau kemampuan ilmiahnya pengembangan
kemampuan profesional atau keterampilannya, harus terintegrasi secara utuh. Secara
spesifik, wujud profil kader HMI adalah seperti tergambar dalam tujuan HMI, yaitu
lima kualitas insan cita HMI. Lima kualitas insan cita tersebut seperti diterangkan
dalam tafsir tujuan HMI. Kelima kualitas insan cita itu, semuanya mengandung tujuh
belas butir indikator, sebagai wujud profil seorang kader HMI, sebagaimana yang
dicita-citakan oleh HMI yaitu kualitas insan akademis, kualitas insan pencipta,
kualitas insan pengabdi, kualitas insan yang bernafaskan islam, dan kualitas insan
bertanggung jawab atas terwujudnya adil makmur yang diridhoi Allah SWT. 13
HMI sebagai organissai yang memiliki tujuan, fungsi dan peran, yang
termaktub dalam AD HMI pasal 4 tujuan “terbinanya insan kademis, pencipta,
pengabdi yang bernafaskan islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya
masyarakat adil makmur yang di ridhoi Allah SWT, pasal 8 fungsi “HMI berfungsi
sebagai organisasi kader” pasal 9 peran “HMI berperan sebagai organisasi
perjuangan” untuk mencapai tujuan dan peran maka HMI harus memilki kader yang

12
Ibid
13
Lihat 44 indikator kemunduran HMI hlm. 14-16

11
berkualitas dengan cara menkader anggota-anggota HMI. Kader memilki fungsi
tersendiri yaitu sebagai tenanga penggerak organisasi, sebagai calon pimpinan, dan
sebagai benteng organisasi, secara kualitatif, kader mempunyai mutu, kesanggupan
bekerja dan berkorban yang lebih dari anggota biasa. permasalah-pemasalahan yang
sering terjadi seperi kurangnya follow-up, kurangnya kegiatan dan kurangnya diskusi
salah satu penghambat untuk meningkatkan kualitas kader itu sendiri. Setiap
pengurus memiliki kebawajiban untuk memastika bahwa kader HMI benar memilki
kualitas, untuk memastikan bahwa mereka akan melahirkan kader yang berintegritas
dan memilki wawasan keislaman, keindonesiaan dan kebangsaan, di era revolusi
industri 4.0 ini semua sudah bersentuhan dengan tekhnologi, sebagai kader HMI juga
harus bisa beradaptasi dengan perubahan zaman yang cepat ini, jika kader HMI tidak
mampu untuk beradapatasi dengan perubahan maka HMI tidak akan berkembang
bahkan akan tertinggal.
Salah satu cara untuk mejadikan kader HMI berkualitas adalah dengan cara
meingkatkan kapasitas diri setiap kader melalui follow-up, diskusi dan kegiatan yang
berkesinambungan.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kader adalah bagian yang paling penting, pasalnya kader sebagai ujung
tombak HMI tanpa kader HMI akan mati, tapi kader yang berkualitas juga sangat
perlu, majunya HMI tergantung dengan kader-kadermya, HMI sebagai organisasi
kader harus melahirkan kader-kader yang berkualitas dan berintegritas agar dapat
mewujud kan cita-cita HMI yaitu: Terbinanya insan akademis, pencipta,
pengangabdi yang bernafaskan islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya
masyarakat adil makmur yangd diridhoi Allah SWT, sebagai kader HMI juga harus
dapat beradaptasi dengan zaman yang cepat berkembang dan mampu mengikuti
perkembangan zaman, salah satu upaya agar HMI dapat mengimbangi diri dengan
zaman salah satunya melahirkan kader-kader berkualitas, dengan upaya-upaya yang
sudah dijelaskan diatas.

B. Saran
HMI harus mmapu menjawab tantangan zaman di era revolusi industri 4.0
ini, era dimana semua berbasis pengetahuan. Upaya-upaya dalam meningkatkan
kualitas kader harus dilanggengkan, pengurus komisariat dan cabang memiliki
tanggung jawab dalam mengkader dan melahirkan kader yang berkualitas.

13
Daftar Pustaka

transformasi pendidikan abad 21 sebagai tuntutan pengembangan sumber daya manusia di


era global. Volume 1, 2016, hal.263. http://repository.unikama.ac.id/840/32/263-
278%20TRANSFORMASI%20PENDIDIKAN%20ABAD%2021%20SEBAGAI
%20TUNTUTAN%20PENGEMBANGAN%20SUMBER%20DAYA%20MANUSIA%20DI
%20ERA%20GLOBAL.pdf . Diakses pada tanggal 16 Februari 2021 pukul 19.00

Zubaidah Siti, keterampilan abad ke-21: keterampilan yang diajarkan melalui


pembelajaran.
https://www.researchgate.net/publication/318013627_KETERAMPILAN_ABAD_KE-
21_KETERAMPILAN_YANG_DIAJARKAN_MELALUI_PEMBELAJARAN. Diakses
ada tanggal 16 Februari 2021 Pukul 22.00

Wayan Redhana, I, 2019. MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN ABAD KE-21 DALAM


PEMBELAJARAN KIMIA, Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 13, No1. HAL 2242

Sitompul, Agussalim, 44 Indikator Kemunduran HMI, (Jakarta: Penerbit V Misaka


Gazila),

Hasdiansyah Andi , Peran kader himpunan mahasiswa islam dalam


membanguntradisi ilmiah di dalam kampus(Studi Peran Kader Himpunan
Mahasiswa Islam di Universitas Negeri Makassar) 2017 Vol. 2. No2 Hlm. 139
https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/E-Plus/article/download/2955/2301. Diakses
pada tanggal 17 Februari 2021 Pukul 14.00

14
15
A Informasi Diri
Nama Lengkap : Endah Yunika Putri
Nama Panggilan : Endah
TTL : Banjar Agung, 10 Oktober 2001
Alamat Asal : Talang kering, jl. Wr supratman, kec. Muara Bangkahulu,
Bengklu
No. Telepom/ WA: 0822-7881-4773
Buku Favorite : Islam, Kepemimpinan Perempuan dan Seksualitas (Neng
Dara Afifa)
Riwayat Penyakit : Maag, Anemia (Darah Rendah)
Asala Cabang : Bengkulu
B Riwayat Pendidikan
SD/Sederajat : SDN 02 Bumi Waras
SMP/Sederajat : SMPN 02 Pesisir Tengah
SMA/Sederajat : SMAN 01 KRUI
Perguruan Tinggi/Sederajat : Universitas Bengkulu
-Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
-Jurusan : Perpustakaan dan Sains Informasi
C Pengalaman organissai Internal HMI

Lembaga Jabatan Masa Jabatan


1. HMI Komisariat FISIP Bendahara Umum 2020-2021
UNIB Kohati
2.
3.
D Pengalaman Organisasi Eksternal HMI
Lembaga Jabatan Masa Jabatan
1. BEM FISIP UNIB Anggota Pemberdayaan 2020-2021
Perempuan
2. IKASSAIBETIK Lampung- Sekretaris Umum 2020-2021
Bengkulu
3. HIMATAKSIFO Anggota Penalaran dan 2020-2021

16
Ilmu Pengetahuan

17

Anda mungkin juga menyukai