Anda di halaman 1dari 30

PENGEMBANGAN KOMPETENSI ABAD XXI

SD, SMP, DAN SMA

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PUSAT


KURIKULUM DAN PERBUKUAN JAKARTA, 2017
DAFTAR ISI
Hal

DAFTAR ISI i
BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 4
C. Ruang Lingkup 5
D. Hasil Yang Diharapkan 6
BAB II KAJIAN KONSEPTUAL KOMPETENSI ABAD 21 7

A. Literasi Dasar (Fundamental Literacy) 8


B. Kompetensi Abad 21 (4C) 9
C. Karakter yang Berkualitas (Charakter Qualities) 10
BAB III PEMETAAN KETERAMPILAN ABAD 21 SESUAI JENJANG 12

PENDIDIKAN
A. Berpikir Kritis dan Pemecahan Masalah (Critical Thinking 12
and Problem Solving)
B. Kreativitas dan Inovatif (Creativity and Inovation) 14
C. Kolaborasi (Collaboration) 26
D. Komunikasi (Communication) 17
BAB IV PENILAIAN KOMPETENSI ABAD 21 19

A. Hakikat Penilaian dalam Konteks Kompetensi Abad 21 19


1. Konsep Penilaian Kompetensi Abad 21 19
2. Penilaian Autentik Kompetensi Abad 21 21
B. Penilaian Kompetensi Abad 21 23
1. Indikator Keterampilan pada Kompetensi Abad 21 23
2. Teknik Penilaian Keterampilan pada Kategori 25
Kompetensi Abad 21
3. Prosedur Penilaian Keterampilan pada Kategori 26
Kompetensi Abad 21
4. Pengembangan Instrumen Penilaian Kompetensi Abad 28
21

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Abad 21 ditandai sebagai abad keterbukaan atau abad globalisasi, artinya


kehidupan manusia pada abad ini mengalami perubahan yang fundamental yang
berbeda dengan tata kehidupan dari abad sebelumnya. Abad 21 adalah abad yang
membutuhkan kualitas dalam segala usaha dan hasil kerja manusia sehingga sumber
daya manusia yang berkualitas menjadi tuntutan yang pasti. Abad 21 memiliki banyak
perbedaan dengan abad sebelumya dalam berbagai hal, di antaranya dalam
pekerjaan, hidup bermasyarakat, dan aktualisasi diri. Abad 21 ditandai dengan
berkembangnya banyak pekerjaan yang bersifat rutin dan berulang-ulang mulai
digantikan oleh mesin, baik mesin produksi maupun komputer. Perubahan yang
terjadi pada Abad 21 menurut Trilling dan Fadel (2009) adalah:
1. dunia yang mengecil karena dihubungkan oleh teknologi dan transportasi;
2. pertumbuhan yang cepat untuk layanan teknologi dan media informasi;

3. pertumbuhan ekonomi global yang memengaruhi perubahan pekerjaan dan


pendapatan;
4. pengelolaan sumber daya (air, makanan dan energi) yang lebih ditekankan;
5. kerjasama penanganan dan pengelolaan lingkungan;
6. peningkatan keamanan.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Badan Penelitian dan


Pengembangan (Litbang Kemendikbud, 2013) mengungkapkan bahwa Abad 21
ditandai dengan:
1. informasi yang tersedia di mana saja dan dapat diakses kapan saja;
2. komputasi yang semakin cepat;
3. otomasi yang menggantikan pekerjaan-pekerjaan rutin; dan
4. komunikasi yang dapat dilakukan dari mana saja dan ke mana saja.

Abad ke-21 baru berjalan satu dekade, namun dalam dunia pendidikan sudah
dirasakan adanya pergeseran, bahkan perubahan yang bersifat mendasar pada
tataran falsafah, arah serta tujuan pendidikan. Di Abad 21 ini, pendidikan menjadi
semakin penting untuk menjamin peserta didik menjadi pebelajar sepanjang hayat,

1
terampil belajar dan inovatif. Selain itu peserta didik juga diharapkan terampil dalam
menggunakan teknologi dan media informasi serta dapat bekerja dan bertahan
dalam menghadapi tantangan hidup dengan menggunakan keterampilan untuk hidup
(life skills) yang mereka miliki.

Saat ini, pendidikan berada di era pengetahuan dengan percepatan peningkatan


pengetahuan yang luar biasa. Proses pembelajaran pada era pengetahuan harus
disesuaikan dengan kebutuhan pada era pengetahuan tersebut. Bahan pembelajaran
perlu didesain lebih otentik dan menarik agar peserta didik dapat berkolaborasi
dalam menemukan solusi untuk memecahkan masalah sehari-hari. Pemecahan
masalah mengarah pada pertanyaan dan pencarian jawaban oleh peserta didik dalam
konteks pembelajaran yang menggunakan sumber informasi yang tersedia.

Transisi dari masyarakat industri ke masyarakat berbasis pengetahuan


(knowledge age) memengaruhi beberapa aspek, baik budaya maupun pendidikan,
misalnya dengan pemunculan profesi dan pekerjaan baru di bidang industri yang
berbasis pengetahuan (knowledge work). Sebagian besar dari pekerjaan baru
tersebut memerlukan kualifikasi yang tidak dimiliki oleh para pekerja sebelumnya.
Pekerja di era pengetahuan ini dihasilkan melalui pendidikan formal yang
menerapkan pengetahuan analitis (analytical knowledge), mengembangkan
keterampilan untuk bekerja, serta membentuk kebiasaan untuk terus belajar
(continuous learning). Oleh sebab itu, perubahan pendekatan dalam pendidikan
dibutuhkan untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat bertahan hidup dan
bekerja dalam era pengetahuan. Dengan demikian, peserta didik dapat berkontribusi
dalam masa transisi di era pengetahuan dengan sukses (World Economic Forum: The
Future Jobs, January 2016).

Perubahan-perubahan yang terjadi di era globalisasi ini harus diantisipasi


dengan penyelenggaraan pendidikan yang terarah, berupa rencana strategis
pendidikan nasional. Penyusunan strategi yang terarah tersebut didasarkan pada
pemahaman mengenai perubahan yang terjadi. Strategi pendidikan nasional
bertujuan untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul dan kompetitif
dalam menghadapi era pengetahuan. Strategi ini merujuk pada tujuan pendidikan
nasional yang tercantum dalam Rencana Strategis Terpadu Pendidikan dan
Kebudayaan 2015-2019.

2
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, manajemen pendidikan nasional yang
efisien, profesional, dan bersih merupakan prioritas yang utama. Manajemen
pendidikan yang profesional dapat meningkatkan ketahanan nasional dan kesadaran
terhadap kesatuan dan persatuan bangsa dalam rangka wawasan nusantara.
Manajemen pendidikan tersebut diselenggarakan melalui otonomi pendidikan yang
sesuai dengan tekad dan usaha untuk semakin memberdayakan masyarakat. Peran
pendidikan dalam membangun suatu bangsa terutama dalam menghadapi era
pengetahuan telah diakui sejak perumusan Undang-Undang Dasar 1945. Tanpa
bangsa yang cerdas tidak mungkin bangsa itu ikut serta dalam persaingan kehidupan
era pengetahuan (Tilaar,1998:22).

Partnership for 21st Century Learning (P21,2015) menuntut peserta didik


untuk memiliki keterampilan di bidang teknologi, media dan informasi, keterampilan
pembelajaran dan inovasi, serta keterampilan hidup dan karir. Kerangka pembelajaran
Abad 21 menurut P21 menguraikan keterampilan, pengetahuan dan keahlian yang
harus dikuasai agar peserta didik dapat sukses dalam kehidupan dan pekerjaannya.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan merumuskan bahwa paradigma


pembelajaran abad 21 menekankan pada kemampuan peserta didik dalam mencari
tahu dari berbagai sumber, merumuskan permasalahan, berpikir analitis dan kerja
sama, serta berkolaborasi dalam menyelesaikan masalah (Litbang Kemdikbud, 2013).
Adapun penjelasan mengenai kerangka pembelajaran abad 21 menurut BSNP (2010)
adalah sebagai berikut:

1. kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah (Critical-Thinking and


Problem-Solving Skills), mampu berfikir secara kritis, lateral, dan sistemik,
terutama dalam konteks pemecahan masalah;

2. kemampuan berkomunikasi dan bekerjasama (Communication and


Collaboration Skills), mampu berkomunikasi dan berkolaborasi secara efektif
dengan berbagai pihak; serta

3. kemampuan mencipta dan membaharui (Creativity and Innovation Skills),


mampu mengembangkan kreativitas yang dimilikinya untuk menghasilkan
berbagai terobosan yang inovatif.

3
Untuk menjawab tantangan dan kebutuhan di abad 21, guru sebagai pelaku
utama dalam dunia pendidikan seharusnya memiliki profesionalisme untuk
mewujudkan pola pendidikan yang berbasis luas (broad base education), interaktif,
dan kolaboratif sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Guru memegang peranan
penting dalam membangun generasi pembaharu yang memiliki keterampilan dan
kecakapan abad 21 yang meliputi literasi dasar, kompetensi, dan kualitas karakter.

Literasi dasar terdiri atas keterampilan literasi, numerasi, literasi sains, literasi
teknologi informasi, literasi keuangan/ekonomi, literasi budaya dan kewarga
negaraan. Kompetensi Abad 21 meliputi aspek berpikir kritis dan menyelesaikan
masalah (critical thinking and problem solving), kreativitas (creativity), komunikasi
(communication), dan kolaborasi (collaboration) yang dikenal sebagai atau 4C.
Pengembangan 4C dalam proses pembelajaran akan menumbuhkan karakter yang
berkualitas, yaitu keingintahuan, prakarsa, kegigihan, kemampuan beradaptasi,
kepemimpinan, kesadaran sosial dan budaya.

Tantangan kehidupan Abad 21 membutuhkan pengalaman belajar sepanjang


hayat agar peserta didik memiliki kemampuan untuk menyelesaikan persoalan
kehidupan dan mengambil keputusan yang tepat. Kemampuan ini memerlukan
keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS). Peserta didik harus dilatih berpikir
divergen dalam proses pembelajaran di sekolah. Untuk itu, perlu disusun dokumen
yang menjabarkan kompetensiAbad 21 (4C) dengan deskripsinya masing-masing dan
indikator pencapaian setiap kompetensi di satuan pendidikan (SD kelas rendah, SD
kelas tinggi, SMP, dan SMA). Dengan demikian guru lebih mudah untuk melakukan
pengamatan dan pengukuran terhadap ketercapaian kompetensi tersebut. Di
samping itu, dijabarkan pula pengembangan literasi dasar di semua satuan
pendidikan, serta karakter yang ditumbuhkan dalam setiap kompetensi. Selanjutnya
diberikan contoh pengembangan di setiap kompetensi pada mata pelajaran tertentu
di satuan pendidikan tersebut.

B. TUJUAN

Secara umum kegiatan ini bertujuan untuk melakukan pengembangan naskah


konsep kompetensi Abad 21 dalam rangka menyusun usulan kebijakan di satuan
pendidikan SD kelas rendah, SD kelas tinggi, SMP, dan SMA.

4
Secara khusus kegiatan ini bertujuan untuk:

1. Menyusun konsep dan memetakan literasi dasar meliputi literasi, numerasi,


literasi sains, literasi teknologi dan informasi, literasi keuangan/ekonomi, Literasi
budaya dan kewarganegaraan. ke dalam gradasi satuan pendidikan SD kelas
rendah, SD kelas tinggi, SMP dan SMA.

2. Menyusun konsep dan mememetakan empat kompetensi Abad 21, yaitu berpikir
kritis dan penyelesaian masalah (critical thinking and problem solving),
kreativitas dan inovasi(creativity and innovation), komunikasi (communication),
dan kolaborasi (collaboration) ke dalam gradasi satuan pendidikan SD kelas
rendah, SD Kelas tinggi, SMP dan SMA.

3. Menyusun konsep dan memetakan kualitas karakter yang ditumbuhkan dari


kompetensi Abad 21, yaitu keingintahuan, prakarsa, kegigihan, kemampuan
beradaptasi, kepemimpinan, kesadaran sosial dan budaya di masyarakat ke
dalam gradasi satuan pendidikan SD kelas rendah, SD kelas tinggi, SMP dan SMA.

4. Mengembangkan penilaian kompetensi Abad 21.

5. Mengembangkan aktivitas atau kegiatan pembelajaran yang menunjang


tercapainya kompetensi Abad 21.

C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup dokumen ini adalah:

1. Literasi Dasar meliputi literasi, numerasi, literasi sains, literasi teknologi dan
informasi, literasi keuangan/ekonomi, literasi budaya dan kewarganegaraan. ke
dalam gradasi satuan pendidikan SD kelas rendah, SD kelas tinggi, SMP dan SMA.

2. Kompetensi Abad 21, yaitu berpikir kritis dan penyelesaian masalah (critical
thinking and problem solving), kreativitas dan inovasi (creativity and innovation),
komunikasi (communication), dan kolaborasi (collaboration) ke dalam gradasi
satuan pendidikan SD kelas rendah, SD Kelas tinggi, SMP dan SMA.

3. Kualitas karakter yang ditumbuhkan dari kompetensi Abad 21, yaitu


keingintahuan, prakarsa, kegigihan, kemampuan beradaptasi, kepemimpinan,

5
kesadaran sosial dan budaya di masyarakat ke dalam gradasi satuan pendidikan
SD kelas rendah, SD kelas tinggi, SMP dan SMA.
4. Penilaian kompetensi Abad 21.

5. Aktivitas atau kegiatan pembelajaran yang menunjang tercapainya kompetensi


Abad 21.

D. HASIL YANG DIHARAPKAN

Hasil yang diharapkan pada kegiatan ini adalah tersusunnya dokumen Naskah
Konsep Pengembangan Kompetensi Abad 21, yang memuat:

1. Literasi dasar meliputi literasi, numerasi, literasi sains, literasi teknologi dan
informasi, literasi keuangan/ekonomi, literasi budaya dan kewarganegaraan. ke
dalam gradasi satuan pendidikan SD kelas rendah, SD kelas tinggi, SMP dan SMA.

2. Kompetensi Abad 21, yaitu berpikir kritis dan penyelesaian masalah (critical
thinking and problem solving), kreativitas dan inovasi (creativity and innovation),
komunikasi (communication), dan kolaborasi (collaboration) ke dalam gradasi
satuan pendidikan SD kelas rendah, SD Kelas tinggi, SMP dan SMA.

3. Kualitas karakter yang ditumbuhkan dari kompetensi Abad 21, yaitu


keingintahuan, prakarsa, kegigihan, kemampuan beradaptasi, kepemimpinan,
kesadaran sosial dan budaya di masyarakat ke dalam gradasi satuan pendidikan
SD kelas rendah, SD kelas tinggi, SMP dan SMA.
4. Penilaian kompetensi Abad 21.

5. Aktivitas atau kegiatan pembelajaran yang menunjang tercapainya kompetensi


Abad 21.

6
BAB II
KAJIAN KONSEPTUAL KETERAMPILAN ABAD 21

Perubahan-perubahan dalam pasar kerja dan perekonomian menuntut


keterampilan dalam banyak pekerjaan. Lingkungan kerja masa kini dipenuhi
permasalahan yang terkait dengan tuntutan penguasaan teknologi, bekerja dalam tim
yang multi disiplin. Agar lulusan pendidikan di berbagai jenjang dapat memenuhi
tuntutan pasar kerja, kemampuan-kemampuan yang diperlukan dalam pekerjaannya
perlu diintegrasikan dan dikembangkan dalam proses pembelajaran. Untuk itu,
diperlukan transformasi pendidikan dari era agraris ke era industri. Peran pendidikan
dalam hal ini adalah menyediakan masyarakat belajar dengan keterampilan yang
sesuai dengan kebutuhan masyarakat informasi.

Sistem pendidikan harus mempertimbangkan, menekankan keterampilan


informasi dan teknologi daripada sekedar pendidikan yang berbasis produksi.
Kemampuan untuk belajar dan mencari solusi atas masalah dalam lingkungan
informasi digital menjadi sangat penting. Guru perlu mengembangkan keterampilan
peserta didik untuk menguasai cara-cara baru dalam bekerja (ways for working), cara-
cara untuk hidup (ways of living), cara-cara bagaimana belajar (learning to learn), dan
cara-cara bernalar (ways of thinking). Teknologi berperan baik sebagai pengarah,
maupun sebagai tuas untuk perubahan tersebut, terkait dengan cara mengakses
informasi (Binkley et al., 2012), seperti yang terdapat dalam Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Katagorisasi Keterampilan Abad 21 Menurut Binkley
Cara Berpikir Cara Kerja Alat Kerja Keterampilan untuk
Hidup
Kreativitas dan Komunikasi Literasi Informasi Kewarganegaraan lokal
Inovasi dan global
Berpikir Kritis Kolaborasi Literasi TIK Kehidupan dan Karir
menyelesaikan
masalah, membuat
keputusan
Belajar untuk belajar, Personal dan sosial
metakognisi

Jenny Soffel (2016) memilah keterampilan Abad 21 atas tiga kategori, yaitu
literasi dasar (foundation literacy), kompetensi (competencies), dan karakter yang
berkualitas (character qualities) yang mencakup 16 keterampilan sebagaimana

7
terlihat pada Tabel 2.2. Penyelenggaraan pendidikan abad 21 perlu memperhatikan
16 keterampilan tersebut.

Tabel 2.2 Katagorisasi Keterampilan Abad 21 Menurut Jenny


Literasi Dasar Kompetensi Kualitas Karakter
(Bagaimana siswa menerapkan (Bagaimana pendekatan siswa (Bagaimana pendekatan siswa
keterampilan inti dalam dalam menghadapi berbagai dalamm menghadapi
menyelesaikan tugas sehari- tantangan) perubahan lingkungan)
hari)
Literasi Berpikir Kritis menyelesaikan Keingintahuan
masalah,
Numerik Kreativitas Prakarsa
Literasi Sains Komunikasi Kegigihan
Literasi TIK Kolaborasi Kemampuan Beradaptasi
Literasi Keuangan Kepemimpinan
Literasi Kesadaran Sosial dan Budaya

A. Literasi Dasar (Fundamental Literacy)

Literasi berasal dari istilah latin literature dan Bahasa Inggris Letter. Definisi
Literasi menurut Merriam-Webster (2016) merupakan kualitas atau kemampuan
melek huruf/aksara yang di dalamnya meliputi kemampuan membaca dan menulis.
Makna literasi juga mencakup visual yang artinya kemampuan mengenali dan
memahami ide-ide yang disampaikan secara visual (adegan, video, gambar). National
Institute for Literacy, mendefinisikan literasi sebagai kemampuan individu untuk
membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat
keahlian yang diperlukan dalam pekerjaan, keluarga dan masyarakat. Definisi ini
memaknai literasi dari perspektif yang lebih kontekstual. Education Development
Center (EDC) menyatakan bahwa literasi lebih dari sekedar kemampuan baca tulis,
namun lebih dari itu, literasi adalah kemampuan individu untuk menggunakan
potensi dan keterampilan yang dimiliki dalam hidupnya. Dengan pemahaman bahwa
literasi mencakup kemampuan membaca kata dan membaca dunia.

Menurut UNESCO, pemahaman tentang orang memaknai literasi sangat


dipengaruhi oleh penelitian akademik, institusi, konteks nasional, nilai-nilai budaya,
dan juga pengalaman. Pemahaman yang paling umum dari literasi adalah seperangkat
keterampilan nyata khususnya keterampilan kognitif membaca dan

8
menulis yang terlepas dari konteks di mana keterampilan itu diperoleh dan dari siapa
memperolehnya. UNESCO menjelaskan lebih jauh bahwa literasi merupakan hak
setiap orang dan merupakan dasar untuk belajar sepanjang hayat. Literasi dapat
memberdayakan dan meningkatkan kualitas individu, keluarga, masyarakat, karena
sifatnya yang multiple effect atau dapat memberikan efek untuk ranah yang sangat
luas. Literasi membantu memberantas kemiskinan, mengurangi angka kematian anak,
pertumbuhan penduduk, dan terwujudnya perdamaian, karena buta huruf,
merupakan hambatan untuk kualitas hidup yang lebih baik.

st
B. Kompetensi Abad 21 (21 Competencies)

Kompetensi Abad 21sebagaimana dinyatakan oleh Badan Standar Nasional


Pendidikan (2010) meliputi Critical thinking, Creativity, Communication, dan
Collaboration atau 4C. Dalam Naskah Konsep Pengembangan Kompetensi Abad 21 ini,
4C didefinisikan kembali menjadiberpikir kritis dan penyelesaian masalah (critical
thinking and problem solving), kreativitas dan inovasi (creativity and innovation),
komunikasi (communication), dan kolaborasi (collaboration).Adapun uraian mengenai
empat kompetensi tersebut adalah sebagai berikut.

1 Berpikir kritis dan penyelesaian masalah (critical thinking and problem solving):
keinginan untuk mencari tahu melalui proses analisis berpikir sistem dan
evaluasi terhadap suatu keadaan untuk membuat keputusan melalui ide, bukti,
alasan, dan informasi dalam upaya menyelesaikan masalah. Pengembangan
berpikir kritis dilakukan dengan cara memberikan alasan secara efektif,
menggunakan berpikir sistem, membuat pertimbangan dan keputusan, serta
menyelesaikan masalah.

2 Kreativitas dan inovasi (creativity and innovation): kelancaran dan keluwesan


dalam berpikir dan mengungkapkan pikiran, serta kemampuan untuk
memodifikasi (elaborasi) atau mencipta sesuatu yang baru (orisinalitas) baik
berupa gagasan maupun karya nyata

Inovasi adalah penemuan baru melalui aplikasi, sintesis, pemaknaan kembali, berupa
gagasan maupun karya nyata kreativitas dan inovasi dapat ditandai dengan
berpikir kreatif, bekerja kreatif, dan berinovasi.

9
3 Komunikasi (communication), dan kolaborasi (collaboration): kemampuan
menyerap, menyampaikan, dan menghubungkan informasi dan gagasan dengan
dalam berbagai moda bahasa (lisan, tulis, isyarat, dan visual)

4 Kolaborasi (collaboration): kemampuan bekerja di dalam tim untuk mencapai


tujuan bersama, termasuk kemampuan membangun kemitraan dan
kemufakatan, serta dalam mencegah dan mengelola konflik.

C. Karakter yang Berkualitas (Character Qualities)

Karakter merupakan cerminan diri manusia terkait tentang tabiat seseorang


dalam bertingkah laku yang menjadi kebiasaan dalam kesehariannya, tabiat tersebut
bisa baik atau buruk, tergantung pada pembentukan karakter dalam lingkungannya.
Menurut Kemendiknas (2010), pembangunan karakter yang merupakan upaya
perwujudan amanat Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita
permasalahan kebangsaan yang berkembang saat ini. Permasalahan tersebut adalah
disorientasi dan belum dihayatinya nilai-nilai Pancasila; keterbatasan perangkat
kebijakan terpadu dalam mewujudkan nilai-nilai Pancasila; bergesernya nilai etika
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara; memudarnya kesadaran terhadap nilai-
nilai budaya; ancaman disintegrasi bangsa; dan melemahnya kemandirian bangsa.

Kualitas karakter didefinisikan berbeda dengan Keterampilan, yang mewakili


kemampuan untuk menggunakan apa yang sebenarnya diketahui secara efektif.
Berdasarkan World Economic Forum, terdapat beberapa kualitas karakter inti yang
dihasilkan berdasarkan literasi dasar yang harus dimiliki oleh SDM Abad 21, yaitu
keingintahuan, prakarsa, kegigihan, kemampuan beradaptasi, kepemimpinan,
kesadaran sosial dan budaya.

Uraian di atas dapat dirangkum pada Gambar 2.1 Keterampilan Abad 21 dalam
Kurikulum 2013. Untuk kepentingan Naskah Konsep Pengembangan Kompetensi Abad
21 ini pembahasan difokuskan kepada kompetensi Abad 21 (4C)

10
Gambar 2.1 Keterampilan Abad 21 dalam Kurikulum 2013.

11
BAB III
PEMETAAN EMPAT KOMPETENSI PADA ABAD 21

Peserta didik dan guru perlu mempersiapkan diri untuk memasuki abad ke-21 yang
disesuaikan dengan tuntutan pekerjaan dan berbagai tugas sebagai pebelajar sepanjang
hayat. Peserta didik membutuhkan pengetahuan tentang berbagai mata pelajaran yang
diajarkan di sekolah dan bagaimana menerapkan pengetahuan tersebut di dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, peserta didik dapat merasakan manfaat belajar
di sekolah sehingga belajar menjadi bermakna. Di sisi lain, guru memfasilitasi
pembelajaran dengan menerapkan pengetahuan dan menghubungkan materi pelajaran
yang bersifat teoretis dan abstrak melalui contoh-contoh dalam kehidupan sehari-hari.
Proses pembelajaran tersebut menjadikan guru lebih kreatif dan proses pembelajaran
menjaditidak monoton dan berorientasi pada peserta didik (student centered learning).
Interaksi yang baik antara guru dan peserta didik akan menggugah dan menstimulasi cara
berpikir peserta didik, sehingga tingkat berpikirnya dapat berkembang ke tingkat berpikir
yang lebih tinggi (higher order thinking). Dengan cara ini, guru sekaligus mengembangkan
aspek pengetahuan, keterampilan, dan karakter peserta didik. Dengan demikian, proses
pembelajaran tidak hanya mengembangkan hard skills saja, tetapi juga soft skills serta
membawa peserta didik menjadi pebelajar sepanjang hayat. Adapun pengembangan
empat kompetensi Abad 21 yang terdiri atas berpikir kritis dan pemecahan masalah,
kreatif dan inovatif, kolaborasi, dan komunikasi dapat dilihat pada Tabel 3.1 sampai 3.4.

A. Berpikir Kritis dan Pemecahan Masalah (Critical Thinking and Problem Solving)
Tabel 3.1 Berpikir Kritis dan Pemecahan Masalah
(Critical Thinking dan Problem Solving)

Definisi
Berpikir kritis adalah keinginan untuk mencari tahu melalui proses analisis berpikir
Berpikir sistem dan evaluasi terhadap suatu keadaan untuk membuat keputusan melalui ide,
Kritis dan bukti, alasan, dan informasi dalam upaya menyelesaikan masalah. Pengembangan
Pemecah- berpikir kritis dilakukan dengan cara memberikan alasan secara efektif, menggunakan
an berpikir sistem, membuat pertimbangan dan keputusan, serta menyelesaikan
Masalah masalah.
Berpikir kritis adalah cara berpikir yang reflektif, beralasan yang difokuskan pada
keputusan apa yang dilakukan atau diyakini (Jennicek, 2006)
Berpikir kritis adalah proses untuk mengapikasikan, menghubungkan, menciptakan,
atau mengevaluasi informasi yang dikumpulkan secara aktif dan trampil (Abraham,
2004)
Berpikir kritis merupakan proses yang penuh makna untuk mengarahkan dirinya
12
sendiri dalam membuat suatu keputusan. Proses tersebut memberikan berbagai
alasan sebagai pertimbangan dalam menentukan bukti, konteks, konseptualisasi,
metode dan kriteria yang sesuai (American Philoaophical Association, 1990)
Komponen dari berpikir kritis adalah interpretation, analysis, evaluation, inference,
explanation, dan self-regulation
Helpern membuat taksonomi keterampilan berpikir kritis, yaitu: verbal-reasoning
skills, decision-making and problem-solving skills
Karakter individu yang mendukung agar seseorang dapat berpikir kritis seperti yang
dikutip oleh Cduldt Battey antara lain truth seeking, open-mindness, analyticity,
systematiccity, self-confidence, inquisitivenss, and maturity
Berpikir kritis dan Pemecahan Masalahdapat ditandai dengan:
Memberikan alasan secara efektif dengan menggunakan berbagai cara penalaran
(induktif dan deduktif) sesuai dengan situasi yang ada;
Menggunakanberpikir sistemdengan caramenganalisis bagian-bagian (subsistem)
yang saling berinteraksi satu sama lain untuk menghasilkan keseluruhan sistem
yang kompleks dan holistik;
Menganalisis dan menilai bukti, alasan, pernyataan, dan keyakinan secara
efektif;
Menganalisis dan mengevaluasi pilihan alternatif utama dari sudut pandang yang
ada;
Merefleksikan pengalaman dan proses belajar secara kritis;
Menyimpulkan dan mencari hubungan diantara informasi dan argumen yang
ada;
Menginterpretasikan informasi dan mengambil kesimpulan berdasarkan analisis
yang terbaik;
Mengidentifikasi dan menanyakan pertanyaan yang bisa menjelaskan berbagai
sudut pandang yang memandu pada solusi terbaik; serta
Menyelesaikan berbagai macam masalah yang tidak biasa, baik dengan cara
yang konvensional maupun cara yang inovatif.
Jenjang SD SD SMP SMA
I - III IV - VI VII - IX X XII
Kemampu Mengembangkan Mengembangkan Mengembangkan Mengembangkan
an yang cara penalaran, cara penalaran, cara penalaran, cara penalaran,
Dikem- berpikir berpikir berpikir berpikir
bangkan sistem,pertimbang sistem,pertimban sistem,pertimban sistem,pertimbanga
an keputusan, dan gan keputusan, gan keputusan, n keputusan, dan
penyelesaian dan penyelesaian dan penyelesaian penyelesaian
masalah antara masalah antara masalah antara masalah antara lain:
lain: lain: lain: Menggunakan
Menggunakan Menggunakan Menggunakan berbagai cara
berbagai cara berbagai cara berbagai cara penalaran
penalaran induktif penalaran penalaran (induktif dan
sesuai dengan (induktif dan (induktif dan deduktif) yang
situasi yang ada deduktif) yang deduktif) yang sesuai dengan
Mengenal bagian- sesuai dengan sesuai dengan situasi yang ada
bagian yang saling situasi yang ada situasi yang ada Menganalisis
berinteraksi satu Menganalisis Menganalisis bagian-bagian
sama lain untuk bagian-bagian bagian-bagian yang saling
menghasilkan yang saling yang saling berinteraksi satu
keseluruhan sistem berinteraksi berinteraksi sama lain untuk
yang sederhana satu sama lain satu sama lain menghasilkan
Menganalisis dan untuk untuk keseluruhan
menilai bukti, menghasilkan menghasilkan sistem yang
alasan, keseluruhan keseluruhan kompleks
pernyataan, dan sistem yang sistem yang Menganalisis dan
13
keyakinan secara kompleks kompleks menilai bukti,
efektif Menganalisis Menganalisis alasan,
Menyelesaikan dan menilai dan menilai pernyataan, dan
berbagai masalah bukti, alasan, bukti, alasan, keyakinan secara
yang tidak lazim pernyataan, dan pernyataan, dan efektif
dengan berbagai keyakinan keyakinan Menganalisis dan
cara secara efektif secara efektif mengevaluasi
Menyelesaikan Menganalisis pilihan alternatif
berbagai dan utama dari sudut
macam masalah mengevaluasi pandang yang ada
yang tidak lazim pilihan alternatif Menyimpulkan
baik dengan utama dari dan mencari
cara yang biasa sudut pandang hubungan
maupun cara yang ada diantara informasi
yang inovatif Merefleksikan dan argumen
pengalaman yang ada
dan proses Menginterpretasi
belajar secara kan informasi dan
kritis mengambil
Menyelesaikan kesimpulan
berbagai berdasarkan
macam masalah analisis yang
yang tidak lazim terbaik
baik dengan Merefleksikan
cara yang biasa pengalaman dan
maupun cara proses belajar
yang inovatif secara kritis
Menyelesaikan
berbagai macam
masalah yang
tidak lazim baik
dengan cara yang
biasa maupun
cara yang inovatif
Mengidentifikasi
dan menanyakan
pertanyaan yang
bisa menjelaskan
berbagai sudut
pandang yang
memandu pada
solusi terbaik

B. Kreativitas dan Inovatif (Creativity and Inovation)

Tabel 3.2 Kreativitas dan Inovatif (Creativity and Inovation)

DEFINISI
Kreativitas adalah kelancaran dan keluwesan dalam berpikir dan mengungkapkan pikiran, serta
Kreativitas kemampuan untuk memodifikasi (elaborasi) atau mencipta sesuatu yang baru (orisinalitas) baik
dan Inovatif berupa gagasan maupun karya nyata
Inovasi adalah penemuan baru melalui aplikasi, sintesis, pemaknaan kembali, berupa gagasan maupun
karya nyata.
Kreativitas dan inovasi dapat ditandai dengan berpikir kreatif, bekerja kreatif, dan berinovasi.
Kreativitas dan inovasi dapat ditandai dengan:
14
Menggunakan beragam teknik untuk menciptakan gagasan maupun karya nyata baru
(originalitas) ;
Mengelaborasi, mendefinisikan, menganalisis, dan menilai gagasannya sendiri untuk
meningkatkan serta memaksimalkan usaha-usaha kreatif;
Mengembangkan, mengimplementasikan, dan mengomunikasikan gagasan yang baru secara
efektif kepada yang lain;
Membuka diri dan bersikap responsif terhadap sudut pandang yang beragam;
Menunjukkan orisinalitas dalam pekerjaan dan memahami keterbatasan untuk mengadopsi ide
yang baru;
Melihat kegagalan sebagai kesempatan untuk belajar, memahami kreativitas dan inovasi adalah
proses yang panjang dari kesuksesan; serta
Memperluas ide-ide kreatif untuk membuat kontribusi yang nyata dan positif terhadap bidang-
bidang inovatif.
Jenjang SD (I III) SD (IV VI) SMP (VII IX) SMA (X XII)
Kemampuan Mengembangkan cara Mengembangkan cara Mengembangkan cara Mengembangkan cara
yang penalaran, berpikir penalaran, berpikir penalaran, berpikir penalaran, berpikir
Dikebangkan sistem,pertimbangan sistem,pertimbangan sistem,pertimbangan sistem,pertimbangan
keputusan, dan keputusan, dan keputusan, dan keputusan, dan
penyelesaian masalah penyelesaian masalah penyelesaian masalah penyelesaian masalah
antara lain: antara lain: antara lain: antara lain:
Menggunakan berbagai Menggunakan Menggunakan Menggunakan
cara penalaran induktif berbagai cara berbagai cara berbagai cara
sesuai dengan situasi penalaran (induktif penalaran (induktif penalaran (induktif
yang ada dan deduktif) yang dan deduktif) yang dan deduktif) yang
Mengenal bagian- sesuai dengan sesuai dengan sesuai dengan situasi
bagian yang saling situasi yang ada situasi yang ada yang ada
berinteraksi satu sama Menganalisis Menganalisis Menganalisis bagian-
lain untuk bagian-bagian yang bagian-bagian yang bagian yang saling
menghasilkan saling berinteraksi saling berinteraksi berinteraksi satu sama
keseluruhan sistem satu sama lain satu sama lain lain untuk
yang sederhana untuk menghasilkan untuk menghasilkan menghasilkan
Menganalisis dan keseluruhan sistem keseluruhan sistem keseluruhan sistem
menilai bukti, alasan, yang kompleks yang kompleks yang kompleks
pernyataan, dan Menganalisis dan Menganalisis dan Menganalisis dan
keyakinan secara menilai bukti, menilai bukti, menilai bukti, alasan,
efektif alasan, pernyataan, alasan, pernyataan, pernyataan, dan
Menyelesaikan dan keyakinan dan keyakinan keyakinan secara
berbagai masalah yang secara efektif secara efektif efektif
tidak lazim dengan Menyelesaikan Menganalisis dan Menganalisis dan
berbagai cara berbagai macam mengevaluasi mengevaluasi pilihan
masalah yang tidak pilihan alternatif alternatif utama dari
lazim baik dengan utama dari sudut sudut pandang yang
cara yang biasa pandang yang ada ada
maupun cara yang Merefleksikan Menyimpulkan dan
inovatif pengalaman dan mencari hubungan
proses belajar diantara informasi dan
secara kritis argumen yang ada
Menyelesaikan Menginterpretasikan
berbagai macam informasi dan
masalah yang tidak mengambil
lazim baik dengan kesimpulan
cara yang biasa berdasarkan analisis
maupun cara yang yang terbaik
inovatif Merefleksikan
pengalaman dan
proses belajar secara
kritis
Menyelesaikan
berbagai macam
masalah yang tidak
lazim baik dengan cara
15
yang biasa maupun
cara yang inovatif
Mengidentifikasi dan
menanyakan
pertanyaan yang bisa
menjelaskan berbagai
sudut pandang yang
memandu pada solusi
terbaik

C. Kolaborasi (Collaboration)

Tabel 3.3 Kolaborasi (Collaboration)

Definisi
Kolaborasi Kolaborasi adalah kemampuan bekerja di dalam tim untuk mencapai tujuan bersama,
termasuk kemampuan membangun kemitraan dan kemufakatan, serta dalam mencegah
dan mengelola konflik
Kompetensi kolaborasi ditandai dengan:
Menunjukkan kemampuan untuk bekerja sama secara efektif dan saling
menghargai
Menunjukkan keluwesan dan keinginan untuk menjadi orang yang suka
menolong orang lain dalam membuat kesepakatan penting untuk mencapai
tujuan bersama
Berbagi tanggung jawab bersama untuk pekerjaan bersama dan menghargai
kontribusi individu yang dibuat oleh setiap anggota kelompok
Jenjang SD (I III) SD (IV VI) SMP (VII IX) SMA (X XII)
Kemampuan Menunjukkan Menunjukkan Menunjukkan Menunjukkan
yang kemampuan kemampuan kemampuan kemampuan
Dikebangkan untuk bekerja untuk bekerja untuk bekerja untuk bekerja
sama secara sama secara sama secara sama secara
efektif dan efektif dan saling efektif dan efektif dan
saling menghargai saling saling
menghargai Melatih menghargai menghargai
Melatih keluwesan dan Melatih Melatih
keluwesan dan keinginan untuk keluwesan dan keluwesan dan
keinginan untuk menjadi orang keinginan untuk keinginan untuk
menjadi orang yang suka menjadi orang menjadi orang
yang suka menolong orang yang suka yang suka
menolong lain dalam menolong menolong
orang lain membuat orang lain orang lain
dalam kesepakatan dalam dalam
membuat penting untuk membuat membuat
kesepakatan mencapai tujuan kesepakatan kesepakatan
penting untuk bersama penting untuk penting untuk
mencapai Berbagi mencapai mencapai
tujuan bersama tanggung jawab tujuan bersama tujuan bersama
Berbagi bersama untuk Berbagi Berbagi
tanggung jawab pekerjaan tanggung jawab tanggung jawab
bersama untuk bersama dan bersama untuk bersama untuk
pekerjaan menghargai pekerjaan pekerjaan
bersama dan kontribusi bersama dan bersama dan
menghargai individu yang menghargai menghargai
kontribusi dibuat oleh kontribusi kontribusi
16
individu yang setiap anggota individu yang individu yang
dibuat oleh kelompok dibuat oleh dibuat oleh
setiap anggota setiap anggota setiap anggota
kelompok kelompok kelompok

D. Komunikasi (Communication)

Tabel 3.4 Komunikasi (Communication)

Definisi
Kemampuan menyerap, menyampaikan, dan menghubungkan informasi dan
Komunika gagasan dengan dalam berbagai moda bahasa (lisan, tulis, isyarat, dan visual)
si Kompetensi komunikasi ditandai dengan:
Menyimak secara efektif untuk mengumpulkan informasi
Mengolah informasi secara efektif untuk menyampaikan maksud, termasuk
pengetahuan, nilai-nilai, sikap dan niat
Membaca
Mengungkapkan pemikiran dan ide secara efektif menggunakan
kemampuan berkomunikasi lisan, tertulis dan non-verbal (kinestetik) dalam
beragam bentuk dan konteks
Menggunakan komunikasi untuk beragam tujuan (mis. Untuk
menginformasikan, memerintah, memotivasi dan membujuk)
Menggunakan beragam media dan teknologi termasuk beragam
representasi, mengetahui cara untuk mempertimbangkan keefektifan dan
menilai dampaknya
Berkomunikasi secara efektif dalam lingkungan yang majemuk (termasuk
multi bahasa)
Jenjang SD (I III) SD (IV VI) SMP (VII IX) SMA (X XII)

Kemampu Menyimak Menyimak Menyimak Menyimak


-an yang secara efektif secara efektif secara efektif secara efektif
Dikebang- untuk untuk untuk untuk
kan menyampaika menyampaikan menyampaika menyampaikan
n maksud, maksud, n maksud, maksud,
termasuk termasuk termasuk termasuk
pengetahuan, pengetahuan, pengetahuan, pengetahuan,
nilai-nilai, nilai-nilai, sikap nilai-nilai, nilai-nilai, sikap
sikap dan niat dan niat sikap dan niat dan niat
Mengungkapka Mengungkapk Mengungkapka
Mengungkapk n pemikiran an pemikiran n pemikiran
an pemikiran dan ide secara dan ide secara dan ide secara
dan ide efektif efektif efektif
menggunakan menggunakan menggunakan menggunakan
kemampuan kemampuan kemampuan kemampuan
berkomunikasi berkomunikasi berkomunikasi berkomunikasi
lisan dan non- lisan, tertulis lisan, tertulis lisan, tertulis
verbal dan non-verbal dan non- dan non-verbal
(kinestetik) (kinestetik) verbal (kinestetik)
dalam dalam (kinestetik) dalam beragam
beragam beragam dalam bentuk dan
bentuk dan bentuk dan beragam konteks
konteks bentuk dan Menggunakan
17
konteks Menggunakan konteks komunikasi
komunikasi Menggunakan untuk beragam
untuk beragam komunikasi tujuan (mis.
tujuan (mis. untuk Untuk
Untuk beragam menginformasi
menginformasi tujuan (mis. kan,
kan, Untuk memerintah,
memerintah, menginformas memotivasi dan
memotivasi ikan, membujuk)
dan memerintah, Menggunakan
membujuk) memotivasi beragam media
dan dan teknologi
membujuk) termasuk
Menggunakan beragam
beragam representasi,
media dan mengetahui
teknologi cara untuk
termasuk mempertimban
beragam gkan
representasi, keefektifan dan
mengetahui menilai
cara untuk dampaknya
mempertimba Berkomunikasi
ngkan secara efektif
keefektifan dalam
dan menilai lingkungan
dampaknya yang majemuk
(termasuk multi
bahasa)

18
BAB IV
PENILAIAN KOMPETENSI ABAD 21

A. Hakikat Penilaian dalam Konteks Kompetensi Abad 21


1. Konsep Penilaian Kompetensi Abad 21

Penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk


mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik (Kemdikbud, 2016). Hasil belajar
peserta didik meliputi aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang relevan
dengan kompetensi dasar maupun pengembangannya. Dalam penilaian, pendidik
harus mampu menjalankan fungsi sumatif penilaian yakni mengukur dan menilai
tingkat pencapaian kompetensi peserta didik serta mendeskripsikan capaian hasil
pembelajaran peserta didik, fungsi formatif yakni mendiagnostik kesulitan belajar
peserta didik dalam pembelajaran, memberi petunjuk bagi pendidik dan peserta
didik dalam pembelajaran, sehingga dapat dijadikan dasar untuk pengambilan
keputusan, dan perbaikan proses pembelajaran yang telah dilakukan.

Penilaian kompetensi Abad 21 merupakan proses pengumpulan dan


pengolahan informasi tentang keterampilan berpikir kritis, berpikir kreatif,
berkolaborasi, dan berkomunikasi peserta didik untuk mengukur pencapaian
keterampilan-keterampilan tersebut. Penilaian dilakukan terhadap apa yang sedang
dilakukan peserta didik (proses) dan terhadap hasil belajarnya setelah pembelajaran
berlangsung dalam konteks pencapaian kompetensi Abad 21 mengacu pada prinsip-
prinsip penilaian sebagai berikut.

a. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan


yang diukur.

Kemampuan yang diukur dalam hal ini adalah keterampilan-keterampilan pada


kompetensi Abad 21, sehingga data yang harus dikumpulkan oleh pendidik
adalah data-data tentang keterampilan-keterampilan tersebut mengacu pada
indikator untuk setiap keterampilan yang akan diukur.

b. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak
dipengaruhi subjektivitas penilai.

19
Penilaian dilakukan apa adanya tentang keterampilan-keterampilan pada
kompetensi Abad 21 sesuai dengan prosedur dan kriteria penilaian yang jelas
sesuai dengan keterampilan yang akan diukur.

c. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik.


Penilaian dilakukan sesuai dengan fakta yang ditemukan tentang keterampilan-
keterampilan peserta didik terkait kompetensi Abad 21 sehingga tidak
menguntungkan atau merugikan peserta didik yang memiliki karakteristik
tertentu.

d. Terpadu, berarti penilaian merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan
dari kegiatan pembelajaran.

Penilaian dilakukan oleh pendidik mulai dari kegiatan pendahuluan untuk


memperoleh informasi tentang kemampuan awal peserta didik terkait
kompetensi Abad 21 (assesment for learning), kegiatan inti untuk memperoleh
informasi tentang kemampuan peserta didik ketika pembelajaran sedang
berlangsung terkait kompetensi Abad 21 (assesment as learning), kegiatan
penutup untuk memperoleh informasi tentang kemampuan peserta didik setelah
pembelajaran berlangsung terkait kompetensi Abad 21 (assesment of learning).

e. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan


keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan. Prosedur dan kriteria
penilaian harus disampaikan oleh pendidik kepada peserta didik supaya pendidik
dan peserta didik dapat memantau ketercapaian keterampilan-keterampilan
peserta didik terkait kompetensi Abad 21.

f. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian mencakup semua aspek


kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk
memantau dan menilai perkembangan kemampuan peserta didik.

Penilaian dilakukan oleh pendidik tidak hanya terhadap keterampilan-


keterampilan terkait kompetensi Abad 21, tetapi juga terhadap pengetahuan dan
sikap atau disposisi peserta didik.Penilaian keterampilan-keterampilan tersebut
dilakukan lebih dari satu kali supaya terlihat perkembangan keterampilan peserta
didik dalam konteks kompetensi Abad 21.

g. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan


mengikuti langkah-langkah baku.

20
Penilaian dilakukan oleh pendidik dengan prosedur baku sesuai dengan
karakteristik penilaian untuk setiap keterampilan pada kompetensi Abad 21.

h. Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian


kompetensi yang ditetapkan.

Penilaian dilakukan oleh pendidik sesuai dengan indikator atau deskriptor


keterampilan pada kompetensi Abad 21, sehingga pendidik harus memahami
indikator atau deskriptor setiap keterampilan tersebut.

i. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi


mekanisme, prosedur, teknik maupun hasilnya.

Penilaian yang dilakukan oleh pendidik merujuk pada teori atau literatur tertentu
terkait mekanisme, prosedur, dan teknik penilaian keterampilan pada
kompetensi Abad 21.

2. Penilaian Autentik Kompetensi Abad 21

Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara


komprehensif untuk menilai aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan mulai
dari masukan (input), proses, sampai keluaran (output) pembelajaran. Penilaian
autentik bersifat alamiah, apa adanya, dan tidak dalam suasana tertekan
(Kemdikbud, 2013). Penilaian autentik mengandung makna bahwa penilaian dan
pembelajaran merupakan dua hal yang saling berkaitan, tidak akan terjadi
pembelajaran tanpa penilaian atau sebaliknya. Dalam konteks kompetensi Abad
21, penilaian autentik dilakukan oleh pendidik melalui cara dan kriteria yang
holistik meliputi kompetensi peserta didik yang utuh (pengetahuan,
keterampilan, dan sikap). Peserta didik yang unggul pada aspek pengetahuan
dilatih supaya mereka terampil melakukan kinerja tertentu sehingga
memunculkan sikap positif atau disposisi untuk melakukan apa yang telah
dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari. Keterampilan-keterampilan yang
dapat dilatihkan kepada peserta didik terdiri dari keterampilan kognitif,
keterampilan psikomotorik, dan keterampilan efektif.Pada kompetensi Abad 21,
ketiga keterampilan tersebut secara spesifik terdiri dari keterampilan berpikir
kritis, berpikir kreatif, berkolaborasi, dan berkomunikasi.

21
Tabel 4.1. Peta Kompetensi Abad 21
Keterampilan Keterampilan Keterampilan
Kognitif Psikomotorik Afektif
Berpikir Kritis V V V
Berpikir V V V
Kreatif
Kolaborasi V V V
Komunikasi V V V

Tabel 4.1. di atas bermakna bahwa keterampilan pada kompetensi Abad 21


harus dilatihkan kepada peserta didik secara holistik, tidak hanya keterampilan
kognitifnya, melainkan keterampilan psikomotorik yang terlihat pada saat
peserta didik mengaktualisasikan keterampilan tertentu melalui kinerja
psikomotorik, dan keterampilan efektif terkait kontrol diri ketika berpikir dan
bertindak.

Penilaian autentik tidak hanya mengukur apa yang diketahui oleh peserta
didik, tetapi lebih menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan oleh peserta
didik. Penilaian autentik tidak hanya mengukur hasil kerja peserta didik pada saat
mengimplementasikan keterampilannya, tetapi juga mengukur proses ketika
peserta didik mengimplementasikan keterampilannya. Bahkan, penilain berlanjut
pada mengukur sikap atau disposisi peserta didik ketika dan setelah
mengimplementasikan keterampilan tertentu.

Pada perkembangan terakhir, penilaian dibedakan dalam tiga


kelompok, yaitu assesment of learning, assesment for learning, dan assesment as
learning.Assesment of learning adalah penilaian terhadap apa yang telah dicapai
peserta didik; assesment for learning adalah penilaian untuk mengidentifikasi
kesulitan yang mungkin dihadapi peserta didik dan menemukan cara atau
strategi untuk membantu peserta didik sehingga lebih mudah memahami dan
membuat pembelajaran menjadi efektif. assesment as learning merupakan
penilaian yang menekankan pada keterlibatan peserta didik untuk secara aktif
berpikir mengenai proses dan hasil belajarnya sehingga berkembang menjadi
pembelajar yang mandiri. Konsep penilaian assesment as learning muncul
berdasarkan ide bahwa belajar tidak hanya transfer pengetahuan dari seorang
yang lebih mengetahui terhadap yang belum mengetahui, tetapi lebih

22
merupakan proses pengolahan kognitif yang aktif yang terjadi ketika seseorang
berinteraksi dengan ide-ide baru. Penilaian autentik sejalan dengan konsep
penilaian sebagai pembelajaran (assesment as learning), sehingga melalui
penilaian tersebut peserta didik dinilai mulai dari kesiapan (input), proses, dan
hasil belajarnya (output).

B. Penilaian Kompetensi Abad 21


1. Indikator Keterampilan pada Kompetensi Abad 21

Penilaian terhadap kompetensi peserta didik tidak lepas dari penanda


kemunculannya yang disebut dengan indikator.Dalam konteks kompetensi Abad 21,
indikator tersebut dibedakan menjadi indikator pencapaian kompetensi yang
merupakan penanda ketercapaian kompetensi dasar tertentu dan indikator
keterampilan-keterampilan pada kompetensi Abad 21.Penilaian yang dilakukan oleh
guru harus bermuara pada kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik setelah
pembelajaran berlangsung.Kompetensi dasar merupakan kemampuan minimal yang
harus dikuasai peserta didik setelah pembelajaran berlangsung yang ditandai dengan
kemunculan beberapa penanda atau penciri yang disebut indikator pencapaian
kompetensi. Selain kompetensi dasar, guru dapat melakukan penilaian terhadap
kompetensi-kompetensi lainnya baik merupakan kompetensi prasyarat maupun
kompetensi pengembangan dari kompetensi dasar di antaranya menilai kompetensi
Abad 21 yang dimiliki oleh peserta didik yang terdiri dari keterampilan berpikir kritis
dan pemecahan masalah, keterampilan berpikir kreatif dan inovatif, keterampilan
berkolaborasi, dan keterampilan berkomunikasi.
a. Indikator keterampilan berpikir kritis

Memberikan alasan secara efektif dengan menggunakan berbagai cara penalaran


(induktif dan deduktif) sesuai dengan situasi yang ada;

Menggunakanberpikir sistem dengan caramenganalisis bagian-bagian (subsistem)


yang saling berinteraksi satu sama lain untuk menghasilkan keseluruhan sistem
yang kompleks dan holistik;

Menganalisis dan menilai bukti, alasan, pernyataan, dan keyakinan secara efektif;

23
Menganalisis dan mengevaluasi pilihan alternatif utama dari sudut pandang yang
ada;
Merefleksikan pengalaman dan proses belajar secara kritis;

Menyimpulkan dan mencari hubungan di antara informasi dan argumen yang


ada;

Menginterpretasikan informasi dan mengambil kesimpulan berdasarkan analisis


yang terbaik;

Mengidentifikasi dan menanyakan pertanyaan yang bisa menjelaskan berbagai


sudut pandang yang memandu pada solusi terbaik; serta

Menyelesaikan berbagai macam masalah yang tidak biasa, baik dengan cara yang
konvensional maupun cara yang inovatif.

b. Indikator keterampilan berpikir kreatif

Menggunakan beragam teknik untuk menciptakan gagasan maupun karya nyata


baru (originalitas);

Mengelaborasi, mendefinisikan, menganalisis, dan menilai gagasannya sendiri


untuk meningkatkan serta memaksimalkan usaha-usaha kreatif;

Mengembangkan, mengimplementasikan, dan mengomunikasikan gagasan yang


baru secara efektif kepada yang lain;

Membuka diri dan bersikap responsif terhadap sudut pandang yang beragam;
Menunjukkan orisinalitas dalam pekerjaan dan memahami keterbatasan untuk
mengadopsi ide yang baru;

Melihat kegagalan sebagai kesempatan untuk belajar, memahami kreativitas dan


inovasi adalah proses yang panjang dari kesuksesan; dan

Memperluas ide-ide kreatif untuk membuat kontribusi yang nyata dan positif
terhadap bidang-bidang inovatif.
c. Indikator keterampilan berkolaborasi

1) Menunjukkan kemampuan untuk bekerja sama secara efektif dan saling


menghargai;

2) Menunjukkan keluwesan dan keinginan untuk menjadi orang yang suka


menolong orang lain dalam mbuat kesepakatan penting untuk mencapai tujuan
bersama; dan

24
3) Berbagi tanggung jawab bersama untuk pekerjaan bersamadan menghargai
kontribusi individu yang dibuat oleh setiap anggota kelompok.
d. Indikator keterampilan berkomunikasi
Menyimak secara efektif untuk mengumpulkan informasi;

Mengolah informasi secara efektif untuk menyampaikan maksud, termasuk


pengetahuan, nilai-nilai, sikap dan niat;
Membaca;

Mengungkapkan pemikiran dan ide secara efektif menggunakan kemampuan


berkomunikasi lisan, tertulis dan non-verbal (kinestetik) dalam beragam bentuk
dan konteks;

Menggunakan komunikasi untuk beragam tujuan (mis. Untuk menginformasikan,


memerintah, memotivasi dan membujuk);

Menggunakan beragam media dan teknologi termasuk beragam representasi,


mengetahui cara untuk mempertimbangkan keefektifan dan menilai dampaknya;
dan

Berkomunikasi secara efektif dalam lingkungan yang majemuk (termasuk multi


bahasa).

2. Teknik Penilaian Keterampilan pada Kategori Kompetensi Abad 21

Pada saat guru melakukan penilaian terhadap kompetensi Abad 21 yang dimiliki
oleh peserta didik, penilaian tidak boleh terlepas dari analisis kompetensi dasar yang
telah dipilih sebelumnya untuk dikembangkan kedalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Hasil analisis kompetensi dasar dapat dijadikan rujukan bagi
pendidik untuk menetapkan kemampuan yang mana yang akan dikembangkan dalam
pembelajaran dan diukur ketercapaiannya melalui teknik penilaian yang relevan.
Berikut beberapa teknik penilaian yang relevan untuk masing-masing keterampilan
pada kategori kompetensi Abad 21.
Tabel 4.1. Teknik Penilaian Keterampilan Kategori Kompetensi Abad 21
Keterampilan Teknik Penilaian Deskripsi
Berpikir kritis dan Tes dan Unjuk Tes dapat dilakukan dalam bentuk lisan
pemecahan Kinerja maupun tulisan merujuk pada indikator
masalah keterampilan berpikir kritis dan pemecahan
masalah. Tes dapat digunakan untuk menilai
proses berpikir peserta yang dituangkan
25
dalam jawaban peserta didik
Unjuk kinerja digunakan untuk menilai
proses berpikir peserta didik pada saat
melakukan suatu kinerja
Berpikir kreatif Tes, Produk dan Tes dapat dilakukan dalam bentuk lisan
dan inovatif Unjuk Kinerja maupun tulisan merujuk pada indikator
keterampilan berpikir kreatif dan inovatif.
Tes dapat digunakan untuk menilai proses
berpikir peserta didik yang dituangkan
dalam jawaban peserta didik
Penilaian produk dilakukan untuk menilai
kreativitas produk peserta didik dan
keinovatifannya
Unjuk kinerja digunakan untuk menilai
proses berpikir peserta didik pada saat
melakukan suatu kinerja
Kolaborasi Observasi Observasi dilakukan oleh pendidik pada saat
pembelajaran di kelas (misalnya ketika
pembelajaran kooperatif dan kolaboratif) dan
di luar pembelajaran (misalnya ketika
pelaksanaan tugas-tugas secara berkelompok)
sesuai dengan indikator kemampuan
kolaborasi
Komunikasi Tes dan Observasi Tes dapat dilakukan dalam bentuk lisan
maupun tulisan merujuk pada indikator
keterampilan komunikasi. Melalui tes
tertulis, keterampilan komunikasi tulis
peserta didik juga dapat dinilai misalnya
terkait tata bahasa.
Observasi dilakukan oleh pendidik pada saat
pembelajaran di kelas dan di luar
pembelajaran sesuai dengan indikator
keterampilan komunikasi. Observasi dapat
digunakan untuk menilai keterampilan
komunikasi siswa seperti intonasi, volume
suara, tata bahasa, dll.

3. Prosedur Penilaian Keterampilan pada Kategori Kompetensi Abad 21

Pendidik dalam melakukan penilaian keterampilan pada kompetensi Abad 21


harus memahami prosedur penilaian yang khas untuk setiap keterampilan. a. Prosedur
Penilaian Keterampilan Berpikir Kritis

Penilaian keterampilan berpikir kritis peserta didik yang paling dominan dan
mudah untuk diukur adalah keterampilan kognitifnya.Teknik penilaian yang dapat
digunakan adalah teknik tes baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Prosedur

26
penilaian keterampilan berpikir kritis peserta didik menggunakan teknik tes terdiri dari
langkah-langkah berikut:
1) mengnalisis kompetensi dasar;
2) menyusun kisi-kisi soal;
3) memilih stimulus yang bermakna, menarik, dan kontekstual;
4) mengembangkan item soal;
5) mengembangkan pedoman penskoran (rubrik).
b. Prosedur Penilaian Keterampilan Berpikir Kreatif

Prosedur penilaian keterampilan berpikir kreatif hampir sama dengan prosedur


penilaian keterampilan berpikir kritis, yang paling dominan dan mudah untuk diukur
adalah keterampilan kognitifnya. Teknik penilaian yang dapat digunakan adalah teknik
tes baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Prosedur penilaian keterampilan berpikir
kreatif peserta didik menggunakan teknik tes terdiri dari langkah-langkah berikut:
1) menganalisis kompetensi dasar;
2) menyusun kisi-kisi soal;
3) memilih stimulus yang bermakna, menarik, dan kontekstual;
4) mengembangkan item soal;
5) mengembangkan pedoman penskoran (rubrik).

c. Prosedur Penilaian Keterampilan Berkolaborasi

Prosedur penilaian keterampilan berkolaborasi dominan pada pengamatan


langsung terhadap kinerja peserta didik ketika mereka bekerjasama dalam kelompok
dan berdiskusi dalam pembelajaran atau di luar pembelajaran.Teknik penilaian yang
dapat digunakan adalah observasi menggunakan lembar observasi kinerja peserta
didik. Prosedur penilaian keterampilan berkolaborasi menggunakan teknik observasi
terdiri dari langkah-langkah berikut:
1) menganalisis kompetensi dasar;
2) menetapkan fokus pengamatan;
3) membuat kisi-kisi instrumen pengamatan; dan
4) mengembangkan instrumen.

27
d. Prosedur Penilaian Keterampilan Berkomunikasi

Prosedur penilaian keterampilan berkomunikasi dominan pada pengamatan


langsung terhadap kinerja peserta didik ketika mereka berkomunikasi secara lisan dan
tulisan dalam pembelajaran atau di luar pembelajaran.Sama halnya dengan
keterampilan berkolaborasi, teknik penilaian yang dapat digunakan adalah observasi
menggunakan lembar observasi kinerja peserta didik. Prosedur penilaian keterampilan
berkomunikasi menggunakan teknik observasi terdiri dari langkah-langkah berikut:
1) menganalisis kompetensi dasar;
2) menetapkan fokus pengamatan;
3) membuat kisi-kisi instrumen pengamatan; dan
4) mengembangkan instrumen.

4. Pengembangan Instrumen Penilaian Kompetensi Abad 21


Terkait penilaian keterampilan Abad 21 dengan menggunakan teknik tes, selama
ini sebagian besar guru cenderung masih mengukur keterampilan berpikir tingkat
rendah seperti keterampilan mengingat (recall), padahal pada umumnya kemampuan
peserta didik Indonesia sangat rendah dalam: (1) memahami informasi yang kompleks,

(2) teori, analisis, dan pemecahan masalah, (3) pemakaian alat dan prosedur
pemecahan masalah, dan (4) melakukan investigasi. Kemampuan guru dalam
mengembangkan instrumen penilaian berpikir tingkat tinggi khususnya terkait
kompetensi Abad 21 perlu ditingkatkan. Instrumen penilaian yang dikembangkan oleh
guru diharapkan dapat mendorong peningkatan kemampuan berpikir tingkat tinggi,
kreativitas, dan membangun kemandirian peserta didik untuk menyelesaikan masalah
nyata dalam kehisupan sehari-hari. Berikut merupakan karakteristik soal-soal untuk
mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi termasuk keterampilan berpikir pada
kategori kompetensi Abad 21.
1. Mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi, berpikir kritis, dan berpikir kreatif.
2. Berbasis permasalahan kontekstual.
3. Menggunakan bentuk soal yang beragam.

28

Anda mungkin juga menyukai