Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

KOMPETENSI DAN KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN

KEPALA SEKOLAH ISLAM ABAD 21


EE. Junaedi Sastradiharja, Gentiga Muhammad Zairin
Universitas PTIQ Jakarta,Universitas Negeri Jakarta
edyjs1706@ptiq.ac.id, gentigamuhammad@unj.ac.id

Abstrak
Menjadi kepala sekolah Islam di era abad 21 bukan hal yang mudah, perlu adanya capacity
building yang kuat, baik berupa kompetensi, karakteristik kepemimpinan maupun sikap dan
kematangan kerja. Abad 21 adalah abad persaingan global, yang sangat berbeda dengan abad-abad
sebelumnya. Perkembangan Information and Communication Technology (ICT) terjadi sangat luar
biasa disegala bidang kehidupan. Pada abad ini, semua orang merasakan serba sophisticated
menjadikan dunia ini terasa semakin sempit dan tanpa batas. Kecanggihan Information and
Communication Technology (ICT) telah mengubah sesuatu yang sebelumnya sulit dan dianggap
mustahil bisa terjadi, akan menjadi mudah, cepat dan akurat. Tidak dapat dipungkiri pada abad ke-
21 ini permasalahan yang dihadapi manusia juga semakin complicated dan ruwet, misalnya
terjadinya krisis ekonomi dan pemanasan global tak bisa dihindari, terorisme, rasisme, drug abuse,
trafficking, masih rendahnya kesadaran multikultural. Sekolah Islam yang memiliki fungsi
mencerdasakan kehidupan bangsa, mengembangkan karakter dan kecerdasan spiritual siswa, perlu
dipimpin oleh kepala sekolah yang memiliki kompetensi dan karakteristik kepemimpinan sesuai
kebutuhan abad 21. Penelitian ini mengunakan metode studi pustaka (library research)
merupakan penelitian yang objeknya dicari dari berbagai informasi pustaka seperti buku, tesis,
disertasi, jurnal ilmiah, majalah, koran, dan dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kompetensi dan karakteristik kepemimpian kepala sekolah Islam adalah kompetensi meliputi: 1)
kompetensi kepribadian, 2) kompetensi manajerial, 3) kompetensi kewirausahaan, 4) kompetensi
supervisi, 5) kompetensi sosial, 6) kompetensi digital dan 7) kompetensi spiritual, sedangkan
karakteristik kepemimpinan kepala sekolah Islam abad 21 meliputi: 1) visioner, 2) menguasai
tekhnologi digital dan artificial intelegent; 3) memiliki Integritas (jujur, peduli, mandiri, disiplin,
tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani, dan adil), 4) handal dan tangguh, 5) terampil
berkomunikasi efektif, 6) inspiratif, 7) pemberi semangat dan motivasi, 8) decision making skill,
9) selalu mendengarkan, 10) kreatif dan proaktif, 11) bekerja secara professional, 12) berkarisma
atau berwibawa, 13) memahami persaingan, 14) fokus pada kerja dan kekuatan kelompok, 15)
mampu membangun karakter, 16) berusaha melakukan service excellent (pelayanan prima).
Kata Kunci: Kompetensi, karakteristik, Kepemimpinan, Kepala Sekolah, Islam,
Abad 21

Abstract
Becoming a headmaster of an Islamic school in 21st century is not an easy thing, it needs a strong
capacity building of competence, leadership characteristics as well as attitudes and work maturity.
The 21st century is a global competition century, which is different from previous centuries. In this
century, everyone feels sophisticated, making this world feel narrower and limitless. The
sophistication of Information and Communication Technology (ICT) has changed something that
was previously difficult and considered impossible to happen, to become easy, fast and accurate.
Islamic schools which have the function of educating the people, developing the character and
spiritual intelligence of students, need to be led by headmasters who have the competence and
leadership characteristics are needed in the 21st century. This research used the library research
method, which was a research whose object is sought from various library information such as
books, theses, dissertations, scientific journals, magazines, newspapers, and documents. The results
of the study shown the competencies of 21st century Islamic school headmasters include:
personality, managerial, entrepreneurial, supervision, social, digital and spiritual competencies.
While the characteristics of 21 st century Islamic school headmasters include: visionary, mastering
digital technology and artificial intelligence, having integrity, reliable and tough, effective
communication skills, inspirational, encouraging and motivating, decision making skills, always
listening, creative and proactive, working professionally, charismatic or authoritative, competition
understanding, focus on group work and strengths, build character, and excellent service.
Kata Kunci: Competence, Characteristics, Leadership, Headmaster, Islam, 21st Century

1. Pendahuluan
Kepala sekolah merupakan kunci utama dalam pengembangan, peningkatan, dan
keberhasilan suatu sekolah. Peningkatan kinerja guru dalam proses pendidikan di
sekolah dapat tercapai apabila kepala sekolah hadir dan mampu meningkatkan
profesionalisme guru. Mutu sekolah ditentukan oleh banyak hal, bukan saja oleh jumlah
guru dan kompetensinya, namun banyak juga ditentukan oleh kepemimpinan kepala
sekolah dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya. Kepala sekolah harus mampu
manjaga iklim positif yang ada di sekolah, mendorong guru-guru untuk bersemangat
dalam meningkatkan kompetensinya, merangkul semua stafnya agar dapat bekerja
dengan baik sehingga kondisi lingkungan sekolah menjadi nyaman dan yang paling
penting peran kepala sekolah adalah dapat mendorong para siswa untuk memiliki
prestasi yang gemilang. (Rais Hidayat dkk., 2019:61).
Terlebih di era abad 21, kepala sekolah Islam dituntut untuk dapat
mengembangkan kompetensinya secara berkelanjutan. Inovasi dan kreativitas dalam
memimpin sekolah menjadi kunci paling utama di era ini, terutama dalam membangun
kemampuan guru untuk membentuk peserta didik agar memiliki kompetensi abad 21
yaitu: mampu berfikir kritis, komunikatif, kreatif, inovatif, dan kolaboratif. Selain itu,
kepala sekolah Islam era abad 21 harus memiliki karakteristik abad 21, diantaranya,
lebih berpikir visioner dalam memimpin dan mengelola sekolah dalam segala situasi,
memiliki target kerja dalam membangun tata kelola dan budaya mutu sekolah yang
berdaya saing tinggi.
Abad ke-21 juga dikenal dengan masa pengetahuan (knowledge age), dalam era
ini, Upaya pemenuhan kebutuhan bidang pendidikan berbasis pengetahuan (knowledge
based education), pengembangan ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge based
economic), pengembangan dan pemberdayaan masyarakat berbasis pengetahuan
(knowledge based social empowering), dan pengembangan dalam bidang industri pun
berbasis pengetahuan (knowledge based industry) (Mukhadis, 2013:115). Oleh karena
itu, kepala sekolah harus memiliki kompetensi dan karakteristik kepemimpinan sesuai
kebutuhan sekolah, agar mampu memberdayakan dan memaksimalkan semua potensi
yang ada di sekolah untuk memenuhi kebutuhan pendidikan sesuai kondisi yang ada.
Pengembangan kompetensi dan karakteristik kepemimpinan kepala sekolah Islam
Abad 21 mengacu kepada pandangan bahwa pemimpin harus mengenali secara tepat
dan utuh baik mengenai dirinya maupun mengenai kondisi dan aspirasi masyarakat atau
orang-orang yang dipimpinnya, perkembangan dan permasalahan lingkungan yang
dihadapi dalam berbagai bidang kehidupan utamanya dalam bidang yang digelutinya,
serta paradigma dan sistem organisasi dan manajemen di sekolah tempat pemimpin
berperan (Bashori dkk., 2020:110).
Kepemimpinan kepala sekolah Islam abad 21 adalah model kepemimpinan yang
semakin menjadi rujukan terutama dalam upaya mengubah mindset tentang model
kepemimpinan yang relevan dan adaptif, agar mudah diterima dan dipahami.
Kekhasannya adalah kesiapan dalam menghadapi berbagai tantangan yang akan
dihadapi menjadi karakteristik utama dari model kepemimpinan ini. Selain itu juga
kecenderungan untuk mengasah diri akibat rasa ingin tahunya yang tinggi, maka
kompetensi dan karakteristik kepemimpinan kepala sekolah ini menajdi inovatif dan
menyesuaikan dengan kondisi kekinian. Kepemimpinan kepala sekolah Islam era abad
21 harus siap menghadapi persaingan global dan revolusi industry 4.0, Oleh karena itu,
agar menjadi perhatian bersama dan mengetuk kesadaran diri kepala sekolah agar tidak
berjalan di tempat, karena di depan mata terbentang tantangan nyata sekaligus peluang
di tengah semakin pesatnya kemajuan tekhnologi digital dan artificial intelegent.
Banyak kepemimpinan kepala sekolah yang gagal karena tidak siap dengan
berbagai bentuk perubahan yang terjadi. Ketika seorang pemimpin menyukai untuk
mempelajari ilmu baru, terbuka pada berbagai bentuk inovasi dan perubahan, maka
model pemimpin tersebut akan lebih dewasa dalam melihat akar permasalahan,
kemudian memiliki pikiran yang terbuka (Muhammad Kristiawan dkk., 2021:19-20).
Kepemimpinan kepala sekolah Islam di era abad 21 harus mampu membuat prediksi-
predeksi dalam mencari kepastian, mencari ketidakpastian dan membuat ketidakpastian
menjadi suatu keberhasilan (Lailatul Isnaini, 2020:163).
Kepala sekolah memiliki kedudukan dan peran yang sangat menentukan bagi
keberhasilan sekolah, karena kepala sekolah merupakan pemimpin tertinggi di tingkat
satuan pendidikan atau sekolah. Kepala sekolah harus mempengaruhi guru dan tenaga
kependidikan lainya agar mau bekerjasama dalam menggerakan semua kegiatan sekolah
untuk mencerdaskan kehidupan manusia. Kompleksitas dan keunikan dalam mengelola
sekolah menuntut adanya kompetensi dan karakteristik kepemimpinan kepala sekolah
yang sangat fundamental dalam mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan di sekolah.
Kepemimpinan kepala sekolah menjadi faktor yang sangat menentukan bagi
keberhasilan suatu institusi pendidikan atau sekolah (I Gusti Ngurah Santika, 2017).
Beberapa penelitian sebelumnya yang serupa tetapi tidak sama dengan penelitian
ini, diantaranya adalah 1) Penelitian Yuliawati dan Enas (2018:318) dengan judul
penelitian “Implementasi Kompetensi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan
Kompetensi Guru”, yang menyimpulkan bahwa Kepala sekolah telah
mengimplementasikan dengan baik kompetesi kompetensi kepribadian, kompetensi
manajerial, kompetensi kewirausahaan, kompetensi supervisi dan kompetensi sosial
dalam meningklatkan kompetensi guru. 2) Penelitian Rais Hidayat, Vicihayu Dyah M,
dan Himmatul Ulya, dengan judul “Kompetensi Kepala Sekolah Abad 21: Sebuah
Tinjauan Teoretis” yang menyimpulkan bahwa Kompetensi yang harus dimiliki kepala
sekolah untuk menghadapi abad ke-21 yaitu dimensi kompetensi kepribadian,
manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial. 3) Penelitian Salmia, Rosleny, dan
Idawati dengan judul “Kepemimpinan Kepala Sekolah Menuju Pembelajaran Abad 21, yang
menyimpulkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan
profesionalisme guru melakukan Langkah-langkah, yakni mengikutsertakan guru
dalam mengikuti kegiatan Bimbingan teknis (Bimtek), Workshoap, Kelompok Kerja
Guru (KKG), seminar, Diklat, dan supervisi yang dapat memberikan motivasi pada guru
untuk selalu bekerja sesuai dengan tugasnya masing-masing dengan keahlian yang
sesuai profesinya, dalam kegiatan tersebut guru dapat lebih meningkatkan
keprofesionalnnya.
Ketiga penelitian di atas, hampir serupa karena ketiganya meneliti tentang
kepemimpinan kepala sekolah di era abad 21. Namun demikian, ketiganya tidak
memiliki kesamaan secara substansial, peneliti kesatu dan kedua meneliti kompetensi
kepala sekolah abad 21 tetapi kompetensinya sama dengan kompetensi kepala sekolah
pada umumnya sebelum abad 21. Peneliti yang ketiga meneliti kepemimpinan kepala
sekolah dalam meningkatkan profesionalime guru dan yang ditemukan dalam penelitian
ini langkah-langkah dalam meningkatkan profesionalisme guru. Sedangkan penelitian
yang penulis lakukan memiliki tujuan untuk menemukan kompetensi dan karakteristik
kepemimpinan kepala sekolah Islam abad 21. Tentu kompetensi dan karakteristik
kepemimpinan yang hendak ditemukan adalah kompetensi yang memiliki relevansi atau
berkesesuaian dengan kebutuhan era abad 21 yang penuh tantangan dan persaingan
global.

2. Metode Penelitian
Setiap penelitian yang dilakukan tentu memerlukan adanya metode penelitian
yaitu cara yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh informasi atau data-data
dengan langkah-langkah tertentu yang dapat dipertanggng jawabkan secara ilmiah.
Metode penelitian bermakna cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu (Sugiyono, 2013:2). Cara ilmiah maksudnya langkah-langkah
penelitian didasari dengan ilmu pengetahuan yang diakui dan difahami oleh para ahli
dengan ciri-cirinya yaitu rasional, empiris, dan sistimatis. Rasional berarti kegiatan
penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal sehingga terjangkau oleh
penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan dapat diketahui dan
diamati oleh indera manusia. Sistimatis artinya proses yang dilakukan dalam penelitian
menggunakan langkah-langkah yang bersifat logis (Hardani at al :2020:243)
Penelitian ini tergolong jenis penelitian kualitatif, oleh karenanya menggunakan
pendekatan deskriptif kualitatif dengan metode penelitian studi kepustakaan (library
research), yaitu mencatat samua temuan tentang kajian kompetensi dan karakteristik
kepemimpinan kepala sekolah Islam abad 21 melalui berbagai literatur dan sumber-
sumber baik berupa buku, artikel, jurnal, tesis, disertasi dan berita online. Semua
sumber data ini dipilih secara random berdasarkan tema kajian yang memenuhi kriteria
fokus penelitian, yakni menyangkut analisis mendalam tentang kompetensi dan
karakteristik kepemimpinan kepala sekolah abad 21. Ketidak siapan para kepala
sekolah khususnya sekolah Islam dalam menyongsong pengelolaan sekolah di era abad
21, karena kurang dipahaminya kompetensi dan karakteristik kepemimpinan kepala
sekolah yang dibutuhkan sesuai tantangan abad 21.
Sumber-sumber dan bahan kajian yang relevan dikelompokkan berdasarkan tema
kajian, kemudian diseleksi dan pilah sesuai tema tersebut yang meliputi kompetensi
kepala sekolah abad 21 dan karakteristik kepemimpinan kepala sekolah abad 21.
Kajian difokuskan untuk mengetahui kompetensi apa yang perlu dipersiapkan dan
menjadi tambahan dari kompetensi kepala sekolah saat ini dan mendeskripsikan
karakteristik kepemimpinan kepala sekolah Islam seperti apa yang harus ada dalam
menyongsong era abad 21.
Mengacu pada pedoman studi pustaka (library research), maka proses
pengumpulan data sebagai bahasan dalam perumusan pertanyaan lebih bersifat terbuka
meliputi dua bidang data yakni 1) kompetensi kepala sekolah abad 21, dan karakteristik
kemimpinan kepala sekolah Islam di era abad 21. Penelitian ini berlangsung selama
bulan Maret-April 2023. Data yang terkumpul dari berbagai buku, artikel, jurnal, tesis,
disertasi dan berita online, dianalisa menggunakan teknik content analysis (analisis isi),
yaitu analisis ilmiah tentang isi pesan suatu komunikasi dalam tiga tahap: reduksi data,
penyajian data, penarikan kesimpulan (Huberman 1992:120). Data dianalisis melalui
tiga tahapan: restatement data, deskripsi data, dan interpretasi data. Restatement
dilakukan dengan memperhatikan perbedaan kompetensi kepala sekolah saat ini dan
era abad 21. Deskripsi data dilakukan untuk mengidentifikasi kecenderungan data
menyangkut karakteristik kepemimpinan kepala sekolah abad 21. Interpretasi
dilakukan dengan memperhatikan tantangan dan persaingan global yang akan terjadi di
era abad 21 yang menjadi bahan pertimbangan perlunya kompetensi khusus dan
karakteristik kepemimpinan kepala sekolah Islam di era abad 21.

3. Hasil Penelitian dan Pembahasan


Berdasarkan hasil penelitian melalui studi pustaka (library research) yang
meliputi buku, artikel, jurnal, tesis, disertasi dan berita online tentang kajian
kompetensi dan karakteristik kemimpinan kepala sekolah Islam di era abad 21, maka
diperoleh temuan sebagai berikut:
3.1 Kompetensi Kepala Sekolah Islam Abad 21
Seiring dengan tuntutan dan tantangan global di abad 21 yang begitu berat, tidak
semua guru bisa menjadi kepala sekolah, sebab untuk menjadi kepala sekolah harus
memenuhi standar kompetensi tertentu. Hal ini tidak lain, karena kepala sekolah adalah
pemimpin dari para guru mata pelajaran dan guru kelas dan tenaga kependidikan
lainnya yang dituntut untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada guru dan tenaga
kependidikan dalam rangka meningkatkan kinerja agar mampu meningkatkan mutu
pendidikan di sekolah yang dipimpinnya.
Standar Kompetensi Kepala Sekolah berdasarkan Permendiknas No. 13 Tahun
2007, ditetapkan ada 5 (lima) dimensi kompetensi yang harus dikuasai oleh seorang
kepala sekolah, yaitu: kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi
kewirausahaan, kompetensi supervisi (Rais Hidayat dkk., 2019:62). Keberhasilan
kepala sekolah sebagai seorang pemimpin ditentukan oleh faktor-faktor mendasar
kepemimpinan yang dimilikinya. Jabatan pimpinan kepala sekolah yang kompleks dan
unik menurut persyaratan-persyaratan tertentu, seperti persyaratn kepemimpinan pada
umumnya, juga memerlukan persyaratan khusus, yaitu kompetensi kepala sekolah
(Yuliawati1 dan Enas, 2018:319). Menurut Wahjosumidjo (2007:109) bahwa
“Kompetensi adalah kemampuan atau kecakapan yang diperlihatkan seseorang ketika
melakukan sesuatu.”
Menurut Juharyanto, dkk (2018) ada lima kompetensi kepala sekolah dalam
perannya sebagai pemimpin sekolah, yaitu 1) kepala sekolah perlu melihat ke depan dan
merancang perubahan untuk mengantisipasi masa depan yang visioner, 2) kepala
sekolah harus menginspirasi pendidik untuk melihat masa depan dan melakukan
perubahan, 3) kepala sekolah perlu menentukan langkahlangkah yang perlu mereka
ambil untuk menerapkan perubahan strategis, 4) implementasi perubahan, dan 5) kepala
sekolah mengevaluasi implementasi perubahan.
Sedangkan menurut Junaedi Sastradiharja, (2023: 87-88) kompetensi kepala
sekolah abad 21 mengacu kepada Permendiknas No. 13 Tahun 2007, yang menetapkan
ada 5 (lima) dimensi kompetensi yang harus dikuasai oleh seorang kepala sekolah,
yaitu: kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi kewirausahaan,
kompetensi supervisi, dan kompetensi sosial dan ditambahan 2 (dua) dimensi
kompetensi yaitu kompetensi digital dan spiritual. Ketujuh dimensi kompetensi tersebut,
ditambahkan dalam penjabarannya sesuai tuntutan abad 21 yaitu dari 33 kompetensi
menjadi 43 kompetensi sebagai berikut:
a. Kompetensi Kepribadian yang meliputi: 1) memiliki integritas kepribadian yang
kuat sebagai pemimpin, 2) memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan
diri sebagai kepala sekolah, 3) bersikap terbuka dalam melakspeserta didikan tugas
pokok dan fungsi, 3) mampu mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam
pekerjaan sebagai kepala sekolah, 4) memiliki bakat dan minat jabatan sebagai
pemimpin Pendidikan, 5) memiliki berwawasan ke masa depan, 6) memiliki jiwa
kompetitif atau berani bersaing dengan orang lain, 7) mampu menghadapi tantangan
dan pantang menyerah.
b. Kompetensi Manajerial yang meliputi: 1) mampu menyusun perencanaan sekolah
untuk berbagai tingkatan perencanaan, 2) mampu mengembangkan organisasi
sekolah sesuai dengan kebutuhan, 3) mampu memimpin guru dan tenaga
kependidikan untuk pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal, 4)
mampu mengelola guru dan tenaga kependidikan dalam rangka pendayagunaan
sumber daya manusia secara optimal, 5) Mampu mengelola sarana dan prasarana
sekolah dalam rangka pendayagunaan secara optimal, 6) mampu mengelola
hubungan sekolah dan masyarakat dalam rangka pencarian dukungan ide, sumber
belajar, dan pembiayaan sekolah, 7) mampu mengelola kepesertadidikan, terutama
dalam rangka penerimaan peserta didik baru, penempatan peserta didik, dan
pengembangan kapasitas peserta didik, 8) mengelola pengembangan kurikulum dan
kegiatan belajar mengajar sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional, 9)
mampu mengelola keuangan sekolah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang
akuntabel, transparan, dan efisien, 10) mampu mengelola ketatausahaan sekolah
dalam mendukung kegiatan-kegiatan sekolah, 11) mengelola unit layanan khusus
sekolah dalam mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan kepesertadidikan di
sekolah, 12) mampu menerapkan prinsip-prinsip kewirausahaan dalam menciptakan
inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah, 13) mampu menciptakan budaya
dan iklim kerja yang kondusif bagi pembelajaran peserta didik, 14) mampu
mengelola sistem informasi sekolah dalam mendukung penyusunan program dan
pengambilan keputusan, 15) terampil dalam memanfaatkan kemajuan teknologi
informasi bagi peningkatan mutu pembelajaran dan manajemen sekolah, 16)
terampil mengelola kegiatan produksi/jasa dalam mendukung sumber pembiayaan
sekolah dan sebagai sumber belajar siswa, 17) mampu melakspeserta didikan
pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan sekolah sesuai standar pengawasan yang
berlaku, 18) mampu memberikan service excellent (pelayanan prima) dalam rangka
memberikan kepuasan kepada pelanggan dalam hal ini orang tua peserta didik dan
peserta didik, 19) mampu menjalin hubungan kerja sama dengan industry/jasa dan
perseorangan dalam mendukung sumber pembiayaan sekolah dan sebagai sumber
belajar siswa
c. Kompetensi Kewirausahaan yang meliputi: 1) menciptakan inovasi yang berguna
bagi pengembangan sekolah; melakukan kegiatan dalam upaya mencapai
keberhasilan sekolah sebagai organisasi pembelajar yang efektif, 2) memotivasi
guru dan tenaga kependidikan untuk sukses dalam melakspeserta didikan tugas
pokok dan fungsinya, 3) memotivasi peserta didik untuk sukses dalam prestasi
akademik dan non akademik, 4) mengembangkan pengelolaan kegiatan produksi
sekolah sebagai sumber belajar peserta didik, 5) mengembangkan pengelolaan
koperasi sekolah dalam mendukung sumber pembiayaan sekolah, kesejahteraan
guru dan tenaga kependidikan serta sebagai sumber belajar siswa.
d. Kompetensi Supervisi, meliputi: 1) mampu melakukan supervisi sesuai prosedur dan
teknik-teknik yang tepat, 2) mampu melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan
program pendidikan sesuai dengan prosedur yang tepat, 3) mampu melakukan
pembinaan guru dan tenaga kependidikan dalam rangka meningkatkan kemampuan
dan keterampilan abad 21 yaitu keterampilan berpikir kreatif dan inovatif (creative
and inovative thinking), berpikir kritis dan pemecahan masalah (critical thinking
and problem solving), berkomunikasi (communication), dan berkolaborasi
(collaboration) atau yang biasa disebut dengan 4C.
e. Kompetensi Sosial, meliputi: 1) terampil bekerja sama dengan orang lain
berdasarkan prinsip yang saling menguntungkan dan memberi manfaat bagi sekolah,
2) mampu berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, 3) memiliki
kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain, 4) memiliki kemampuan
berkomunikasi efektif dan berkolaborasi dalam rangka meningkatkan kapasitas diri
dan daya saing sekolah.
f. Kompetensi Spiritual, meliputi: 1) taat melakspeserta didikan ajaran agama yang
dianutnya, 2) selalu menunjukkan sikap bersyukur dan sabar dalam rangka
meningkatkan etos kerja, 3) memiliki sikap toleransi terhadap perbedaan agama dan
masalah furu’’iyah, 4) istiqomah pada kebenaran yang diyakininya.
g. Kompetensi digital, meliputi: 1) kemampuan beradaptasi, 2) experimental, 3)
inovasi, 4) agility, 5) kreativitas, networking

3.2 Karakteristik Kepemimpinan Kepala Sekolah Abad 21


Abad 21 telah menjadikan teknologi informasi menjadi tumpuan utama. Tak
heran jika teknologi dan informatika sangat berkembang pesat pada era abad ini.
Keterbukaan atau globalisasi yang terjadi pada abad 21 menuntut insan-insan
pendidikan, khususnya kepala sekolah harus memiliki karakteristik khusus yang
relevan dengan era abad 21, sehingga dapat menyelenggarakan dan mengelola sekolah
yang dipimpinnya secara dinamis dan profesional. Untuk dapat melaksanakan tugas
pokok dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah Islam di abad 21, menurut Junaedi
Sastradiharja, (2023: 79-85) kepala sekolah sekurang-kurangnya harus memiliki lima
belas karakteristik kepemimpinan sebagai berikut:
a. Visioner; kepala sekolah memili cara pandang atau wawasan ke masa depan,
memiliki kemampuan menyusun strategi yang tepat dan akurat dalam mengatur
langkah ke depan, dapat membaca potensi yang ada, mensinergikan dan
mengkolaborasikannya dalam sebuah tim yang handal.
b. Menguasai tekhnologi digital dan artificial intelegent; kepala sekolah mampu
mengoperasikan teknologi digital, yaitu sistem teknologi pengoperasian otomatis
dengan sistem komputerisasi atau format yang dapat dibaca oleh computer untuk
mempercepat pemerataan kualitas pendidikan, seperti penggunaan Learning
Management System (LMS) yaitu sistem manajemen pembelajaran berbasis digital.
Sedangkan Artificial Intelligence (AI) merupakan program komputer yang dirancang
mengikuti tindakan dan pola pikir manusia, untuk memberikan kemudahan bagi
penggunanya.
c. Memiliki Integritas; kepala sekolah memiliki sikap yang teguh dalam
mempertahankan prinsip berdasarkan nilai-nilai moral dan norma-norma yang
berlaku. Ada sembilan nilai integritas yang harus dimiliki pemimpin yaitu: jujur,
peduli, mandiri, disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani, dan adil.
d. Handal dan tangguh; kepala sekolah harus dapat dipercaya memiliki kekuatan dan
mampu menjadi pribadi pantang menyerah (tangguh) yaitu pribadi yang tidak merasa
lemah terhadap kesulitan yang dihadapi atau tantangan yang terjadi dan menimpa
dirinya.
e. Terampil berkomunikasi efektif; kepala sekolah harus terampil berkomunikasi efektif
agar dapat menginstruksikan anggota tim dalam melakspeserta didikan fungsi, peran
dan tanggung jawabnya masing-masing. Komunikasi verbal dan tertulis sangat
diperlukan untuk menjaga kelancaran kerja bawahan agar tidak terjadi kebingungan
dalam melaksankan tugas-tugasnya.
f. Inspiratif; kepala sekolah inspiratif adalah kepala sekolah yang dapat
memberi inspirasi secara positif kepada bawahannya dan mengetahui bagaimana
melewati masa sulit dan menghadapi kegagalan serta tantangan. Syafii Antonio
(2008), menjelaskan kepemimpinan inspiratif memiliki karakter FAST, fathanah
(cerdas, kompeten), amanah (dapat dipercaya), shidiq (jujur, berintegritas), dan
tabligh (komunikatif).
g. Pemberi semangat dan motivasi; kepala sekolah sebagai pimpinan satuan pendidikan
harus selalu melakukan pembaharuan, karena dengan pembaharuan akan dapat
dihasilkan mutu pendidkan yang lebih baik. Oleh karena itu, kepala sekolah harus
selalu memberi semanagat dan motivasi kepada semua guru dan tenaga kependidikan
yang menjadi bawahannya untuk berani melakukan inovasi-inovasi, baik itu
menyangkut kinerja dan mutu lulusan yang dihasilkannya.
h. Decision making skill; kepala sekolah harus memiliki keterampilan pengambilan
keputusan yang cepat dan tepat dalam proses penyelesaian suatu masalah dengan
pilihan solusi yang paling memungkinkan. Decision making harus seobjektif
mungkin dengan melakukan proses identifikasi masalah. Untuk meningkatkan
decision making skill, perhatikan empat tips sebagai berikut:
1) Tinggalkan ego emosi; dalam mengambil keputusan, sebaiknya libatkan para
bawahan dan minta pendapatnya tentang solusi apa untuk menyelesaikan
permasalahan yang sedang dihadapi. Menurunkan ego memang sulit, apalagi
jika keputusan yang diambil menyangkut personal.
2) Selalu Penasaran; membuat keputusan haruslah dibekali dengan sifat selalu
penasaran atau kritis. Tidak sembarangan mengambil keputusan tanpa
memikirkan akan dampaknya, Selalu penasaran dan bertanya secara kritis jika
memang ada hal yang janggal.
3) Jangan Menunda; lambat dalam mengambil keputusan akibat menunda-nunda
akan membuat kesulitan dalam mengambil keputusan dan berdampak merugikan
organisasi sekolah yang dipimpinnya.
i. Selalu mendengarkan; dalam proses pengambilan keputusan tentu saja harus selalu
menerima masukan dari orang lain. Apalagi jika orang tersebut memang memiliki
kemampuan yang mumpuni.
j. Kreatif dan proaktif; kepala sekolah harus selalu bertindak kreatif dan proaktif yang
bersifat preventif dan antisipatif. Kepla sekolah tidak hanya bertindak reaktif yang
mulai mengambil tindakan bila sudah terjadi masalah. Kepala sekolah yang kreatif
dan proaktif selalu bertindak untuk mencegah munculnya masalah dan kesulitan-
kesulitan yang mungkin terjadi di masa yang akan datang.
k. Bekerja secara professional; kepala sekolah sebagai pemimpin tertinggi di sekolah
dapat melakspeserta didikan tugas dan pekerjaannya secara professional yaitu
memiliki semangat pengabdian dan motivasi yang tinggi, menunjukkan keahlian
(expert/kompeten) sesuai latar belakang pengetahuan dan keilmuan yang dimilikinya,
memiliki tanggungjawab terhadap tugas yang tinggi (task commitment) dan memiliki
tannggung jawab (responsibility) atas keputusannya baik intelektual maupun sikap,
serta memiliki rasa kesejawatan dan menjunjung tinggi etika profesi dan nilai-nilai
moral berdasarkan tanggungjawab keilmuan dan kompetensinya.
l. Berkarisma atau berwibawa; kepala sekolah berkarisma tentu akan memberikan
sikap keteladanan kepada bawahannya. Perilaku keteladanan ini bisa ditunjukkan
dengan sifat-sifat sebagai beriku:
1) Lebih banyak mendengarkan daripada berbicara; kepala sekolah yang karismatik
lebih banyak mendengarkan ketimbang berbicara. Saat orang lain berbicara, ia
akan menjaga perhatian pada orang tersebut.
2) Tenang; banyak kepala sekolah saat sedang emosi lalu melampiaskannya dengan
kata-kata atau tindakan kasar. Kepala sekolah yang karismatik lebih memilih
untuk tenang daripada marah-marah atau berdebat, karena tahu itu hanya
membuang energinya. Justru dengan tenang, akan lebih jernih dalam
menyelesaikan masalah.
3) Tidak membicarakan hal negatif dari orang lain; kepala sekolah berhati besar
juga memiliki karismanya sendiri, dia tidak akan membicarakan kegagalan
bawahannya melainkan mengakui kegagalannya sendiri sebagai pemimpin. Jika
memiliki karakter seperti ini, tidak pernah takut terlihat buruk di mata orang lain
dan selalu bersedia memperbaiki diri.
4) Sikapnya sopan dan tutur katanya santun; kepala sekolah akan cenderung
tertarik dengan kata-kata dan intonasi yang positif daripada yang diucapkan
dengan keras. Itulah yang membuat kepala sekolah selalu didengar saat bicara,
meski yang disampaikannya itu adalah hal yang sudah diketahui orang banyak.
5) Merasa diri tidak penting; orang yang berkarisma tidak pernah merasa dirinya
penting atau sok hebat. Justru jika ada orang lain yang mengelu-elukan atau
memujinya, akan merasa kurang nyaman.
6) Bijaksana; saat bawahan ingin menyampaikan sesuatu, atau ingin berkeluh kesah
kepada kepala sekolah, dia tidak langsung mengkritik atau merendahkan
kepentingan bawahannya tetapi justru akan memposisikan dirinya seperti
bawahannya.
7) Rendah hati; kepala sekolah yang rendah hati bisa membuat bawahan dan orang
di sekitarnya merasa nyaman dan sebaliknya orang yang sombong akan dijauhi.
Kerendahan hati bisa menjadi magnet yang membuat kepala sekolah selalu
dirindukan . Banyak orang yang terkenal bukan karena kehebatannya tetapi
karena kerendahan hatinya.
m. Memahami persaingan; abad 21 adalah abad persaingan global, maka kepala sekolah
harus memahami betul persaingan yang tengah terjadi. Hal ini penting, karena kepala
sekolah harus melakukan perbandingan dalam pengelolaan sekolah baik fisik
maupun program-programnya dengan sekolah lain, membandingkan mutu
sekolahnya dengan sekolah lain yang sejenis agar dapat bersaing secara sehat dan
rasional.
n. Fokus pada kerja dan kekuatan kelompok. Dalam hal ini Kepemimpinan kepala
sekolah lebih diarahkan kepada kelompok-kelompok kerja yang memiliki tugas
pokok atau fungsi masing-masing, tidak memfokuskan kepada individu, agar dapat
menumbuhkan kerja sama kolaboratif dalam kelompok.
o. Mampu membangun karakter, kepala sekolah selalu menciptakan budaya dan iklim
sekolah yang kondusif. Budaya sekolah adalah sistem nilai, norma, keyakinan atau
ideologi, cara berfikir, dan harapan yang dimiliki, bersama dan dipegang teguh oleh
kepala sekolah dan ditularkan kepada guru, tenaga kependidikan dan peserta didik,
serta warga sekolah lainnya.
p. Berusaha melakukan service excellent (pelayanan prima). Kepala sekolah perlu
memberikan layanan prima atau layanan terbaik sebagai salah satu upaya
menumbuhkan kepercayaan kepada stakeholder termasuk orang tua dan peserta
didik. Kepala sekolah harus memberikan contah kepada guru, tenaga kependidikan
dan staf lainnya. Dalam hal ini, bila terjadi hal-hal yang dapat mengurangi service
excellent (layanan prima), kepala sekolah harus segera mengambil langkah-langkah
positif agar kepercayaan kembali normal.
Kepala sekolah yang memiliki lima belas karakteristik kepemimpinan seperti
diungkapkan di atas, akan mampu menguasai kekuatan global yang saat ini bertumpu
pada empat hal, yaitu (1) kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama dalam
bidang informasi serta inovasi-inovasi baru dalam teknologi yang mempermudah
kehidupan manusia, (2) perdagangan bebas yang ditunjang oleh ilmu pengetahuan dan
teknologi, (3) kerjasama regional dan internasional antar bangsa tanpa mengenal batas
negara, dan (4) meningkatnya kesadaran terhadap hak-hak asasi manusia dalam
kehidupan bersama sekaligus meningkatnya kesadaran bersama dalam alam demokrasi
(Zen Istiarsono, 2016:20). Menurut Wahjosumijo, ada dua hal yang perlu diperhatikan
oleh kepala sekolah dalam menghadapi permasalah global dunia pendidikan abad 21,
yaitu sebagai berikut 1) kepala sekolah harus berperan sebagi kekuatan sentral yang
menjadi kekuatan penggerak kehidupan sekolah; dan 2) kepala sekolah harus
memahami tugas pokok dan fungsinya demi keberhasilan sekolah, serta memiliki
kepedulian kepada guru, tenaga kependidikan dan peserta didik (Wahjosumidjo, 2011).
Karakteristik kepemimpinan yang baik dan efektif pada sekolah Islam di era abad
21 adalah kepemimpinan yang bisa membawa dan mengemban arah organisasi sekolah
beradasarkan dasar-dasar dalam manajemen abad 21 serta dapat memberikan kontribusi
kesejahteraan bagi masyarakat dan bawahannya. Di abad yang serba maju ini
keberhasilan seorang pemimpin dalam memimpin sekolah Islam tidak diukur dari
lamanya memimpin, namun dapat dinilai dari produktivitas dalam berusaha dan
meraih prestasi maksimal bagi kesejahteraan bersama.
Pemimpin sekolah abad 21 harus memiliki konsep, visi, dan aksi terhadap
perubahan.Visi seorang pemimpin abad 21 merupakan kompas atau arah yang akan
mengarahkan gerak langkah suatu organisasi sekolah Islam. Tanpa kehadiran seorang
pemimpin yang memiliki karakteristi relevan dengan tuntutan zaman, maka roda
organisasi sekolah akan berjalan di tempat, statis, dan bergerak tanpa arah dan kendali.
Kepemimpinan kepala sekolah Islam abad 21 yang baik dan efektif diterapkan pada
masa ini adalah kepemimpinan yang mampu memecahkan masalah bersama serta
memiliki kemampuan mumpuni dalam memimpin.

4. Kesimpulan
Kepemimpinan abad 21 saat ini tengah menjadi topik yang amat penting dibahas
dalam kaitannya dengan suatu organisasi sekolah. Menyongsong abad ke 21 ini
kompetensi dan karakteristik kepemimpinan kepala sekolah Islam harus sudah
diidentifikasi dan dibangun sejak dini melalui berbagai upaya kaderirasi dan pembinaan
berkesinambungan, sehingga kepala sekolah pada saatnya nanti mampu beradaptasi
dengan tuntutan dan kebutuhan abad 21. Adapun kompetensi dan karakteristik kepala
sekolah Islam abad 21 dapat disimpulkan sebagai berikut:
Pertama, kompetensi kepala sekolah Islam abad 21 meliputi: 1) kompetensi
kepribadian, 2) kompetensi manajerial, 3) kompetensi kewirausahaan, 4) kompetensi
supervisi, 5) kompetensi sosial, 6) kompetensi digital dan 7) kompetensi spiritual.
Kedua, karakteristik kepemimpinan kepala sekolah Islam abad 21 meliputi: 1) visioner,
2) menguasai tekhnologi digital dan artificial intelegent; 3) memiliki Integritas (jujur,
peduli, mandiri, disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani, dan adil), 4)
handal dan tangguh, 5) terampil berkomunikasi efektif, 6) inspiratif, 7) pemberi
semangat dan motivasi, 8) decision making skill, 9) selalu mendengarkan, 10) kreatif
dan proaktif, 11) bekerja secara professional, 12) berkarisma atau berwibawa, 13)
memahami persaingan, 14) fokus pada kerja dan kekuatan kelompok, 15) mampu
membangun karakter, 16) berusaha melakukan service excellent (pelayanan prima).

5. Saran
Beberapa saran dan rekomendasi yang perlu disampaikan pada bagian ini adalah:
Pertama, Hendaknya kepala sekolah Islam berusahan untuk mampu memenuhi
kompetensi maupun karakteristik kepala sekolah abad 21, agar dapat beradaptasi
dengan tuntutan dan tantangan abad 21. Kedua, Hendakanya kepala sekolah Islam terus
mengasah semua kompetensinya dan mewujudkan karakteristik kepemimpinannya
dalam pengelolan sekolah Islam agar mamiliki daya saing yang tinggi. Ketiga,
Kompetensi maupun karakteristik kepemimpinan kepala sekolah merupakan human
invesment yang harus dikembangkan sehingga bermanfaat bagi pengembangan kinerja
kepala sekolah.

6. Daftar Pustaka
Bashori dkk., 2020 “Konsep Kepemimpinan Abad 21 Dalam Pengembangan Lembaga
Pendidikan Tinggi Islam,” Produ: Prokurasi Edukasi Jurnal Manajemen
Pendidikan Islam, Volume 1, Nomor 2.

Huberman, dan Miles. (1992). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI Press.


Hardani at al., 2020. Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif, Yogyakarta: Pustaka
Ilmu.

Hidayat, Rais, dkk., 2019. Kompetensi Kepala Sekolah Abad 21: Sebuah Tinjauan
Teoretis, Jurnal Kepemimpinan Dan Pengurusan Sekolah Vol. 4 No. 1.

Istiarsono, Zen., Tantangan Pendidikan dalam Era Globalisasi: Kajian Teoritik, dalam
Jurnal Intelegensia 1 (2), 2016.
Juharyanto, Arifin, I., Bafadal, I., Sobri, A. Y., & Nurabadi, A. (2018). Effective
Leadership on Curriculum 2013 Implementation in Religious Based
Schools. The Journal of Social Sciences Research, 2, 40–48.
https://doi.org/10.32861/jssr.spi2.40.4 8

Lailatul Isnaini, 2020 “Strategi Kepemimpinan Abad 21: Visioner, Kreatif, Inovatif,
Dan Cerdas Emosi,” Produ: Prokurasi Edukasi Jurnal Manajemen
Pendidikan Islam, Volume 1, Nomor 2.

Mukhadis, Amat, 2013. Sosok Manusia Indonesia Unggul dan Berkarakter Dalam
Bidang Teknologi Sebagai Tuntutan Hidup Di Era Globalisasi, Jurnal
Pendidikan Karakter Vol. 4 No. 2.
Muhammad Kristiawan dkk, 2021. Model Pengambilan Keputusan Dalam
Kepemimpinan Di Abad XXI, Bengkulu: Yayasan Sahabat Alam Rafflesia.

Salmia, dkk., 2020, Kepemimpinan Kepala Sekolah Menuju Pembelajaran Abad 21,
Indonesian Journal of Primary Education, Vol. 4, No. 1

Santika, I Gusti Ngurah., 2017 “Kepala Sekolah Dalam Konsep Kepemimpinan


Pendidikan: Suatu Kajian Teoritis,” Jurnal Kajian Pendidikan Widya
Accarya FKIP Universitas Dwijendra, ISSN NO. 2085-0018 Maret.

Sastradiharja, E. Junaedi, 2023, Manajemen Sekolah Abad 21, (Perubahan Menuju


Persaingan Global dan Revolusi 4.0, Depok: Khalifah Mediatama.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan


R & D, Cetakan Ke-19 Bandung: CV Alfabeta

Yuliawati dan Enas, 2018. Implementasi Kompetensi Kepala Sekolah Dalam


Meningkatkan Kompetensi Guru, Indonesian Journal of Education
Management and Administration Review, Volume 2 Number 2.

Wahjosumidjo., Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahan,


Jakarta: PT. Raja Gravindo Persada, 2011.

Anda mungkin juga menyukai