Anda di halaman 1dari 20

BAB I

DEFINISI

Limbah cair rumah sakit adalah semua limbah cair yang berasal dari
rumah sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia
beracun dan radioaktif. Limbah rumah sakit yaitu buangan dari kegiatan
pelayanan yang tidak dipakai ataupun tidak berguna. Limbah rumah sakit
cenderung bersifat infeksius dan kimia beracun yang dapat mempengaruhi
kesehatan manusia, memperburuk kelestarian lingkungan hidup apabila tidak
dikelola dengan baik. Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang
dihasilkan dari kegiatan rumah sakit dalam bentuk padat dan cair.Limbah cair
adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan rumah
sakit yang kemungkinan mengandung mikrooarganisme, bahan kimia beracun
dan radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan ( KepMenkes RI
No.1204/menkes/SK/X/2004 )
Dalam pengendalian pencemaran air limbah,pihak rumahsakit
diwajibkan untuk membuang limbah cairnya sesuai baku mutu
lingkungan.Adapun parameter limbah cair yang perlu diolah adalah BOD,COD
TSS,suhu dan pH sesuai dengan persyarantan baku mutu limbah cair bagi
kegiatan rumah sakit. Untuk mengoptimalkan penyehatan lingkungan rumah
sakit dari dari pencemaran limbah yang dihasilkannya maka rumah sakit
harus mempunyai fasilitas sendiri yang yang ditetapkan KepMenkes RI
No.1204/Menkes/SK/X/2004 tentang persyartan kesehatan lingkungan
rumah sakit yaitu :
1. Fasilitas pengelolaaan limbah padat
2. Fasilitas pembangunan limbah cair
Sumber air limbah rumah sakit dibagi atas tiga jenis yaitu :
1. Air limbah infeksius Adalah : air limbahbyang berhubugan dengan tindakan
medis seperti pemeriiksaan mikrobiologis dari poliklinik,perawatan,penyakit
menular dan lain-lain.
2. Air limbah domestik adalah : air limbah yang tidak ada hubungannya
dengan tindakan medis yaitu berup air limbah kamar mandi,toilet, daour
dan lain-lain.
3. Air limbah kimia adalah : air limbah yang dihasilkan dari penggunaan
bahan kimia dalam tindakan medis,laboratorium,sterilisasi dan lain-lain .

Adapun sumber-sumber yang mnghasilkan air limbah, anatara lain :


1. Unit pelayanan Medis
a. Rawat Inap
b. Rawat jalan
c. Rawat Darurat
d. Rawat Intensif
1) Haemodialisa
2) Bedah sentral
3) Rawat Isolasi
2. Unit Penunjang Pelayanan Medis
a. Laboratorium
b. Radiologi
c. Farmasi
d. Sterlisasi
e. Kamar jenasah
3. Unit penunjang pelayanan Non Medis
a. Logistik
b. Cuci (laundry)
c. Rekam Medis
1) Fasilitas umum : mesjid & kantin
2) Kesekretariatan / Administrasi
3) Dapur gizi
4) Dll

BAB II
RUANG LINGKUP

A. Pengelolaan limbah cairan tubuh infeksius.


B. Penanganan dan pembuangan darah serta komponen darah
C. Pemulasaran Jenazah dan Bedah Mayat
D. Pengelolaan limbah cair
E. Pelaporan Pajanan Limbah Infeksius
.
BAB III
TATA LAKSANA

A. Pengelolaan Limbah Cairan Tubuh Infeksius.


Pengelolaan limbah cairan tubuh infeksius adalah suatu kegiatan
yang dilakukan oleh petugas kesehatan dalam menangani limbah cairan
tubuh yang bersifat infeksius.
Adapun kegiatan yg harus dilakukaan oleh petugas kesehatan dalam
pengelolaan limbah cairan tubuh infeksius adalah sebagai berikut:
1. Petugas melakukan hand hygiene sebelum melakukan tindakan
2. Petugas menggunakan APD lengkap saat melakukan tindakan
3. Petugas mempersiapkan alat termasuk Nearbekken sebelum melakukan
tindakan.
4. Petugas melakukan pembuangan darah/cairan tubuh pasien di
spoolhock/closed setelah tindakan
5. Petugas melakukan penyiraman di spoolhock/Closed dengan bersih dan
mengalir dengan lancar tanpa hambatn/sumbatan
6. Petugas melepas APD sesegera mungkin setelah tindakan selesai
7. Petugas membuang APD dispossible ditempat sampah infeksius
8. Petugas melakukan hand hygiene setelah tindakan selesai.

B. Penanganan Dan Pembuangan Darah Serta Komponen Darah


Penanganan dan pembuangan komponen darah adalah suatu proses
kegiatan untuk menangani,memilah dan mengelola limbah
darah,komponen darah dengan aman dan benar.
Kegiatan yang harus dilakukan oleh petugas kesehatan dalam
penanganan dan pembuangan darah serta komponen darah adalah :
1. Petugas kesehatan mengidentifikasi jenis limbah yang dihasilkan,untuk
limbah darah dan komponen darah termasuk limbah infeksius
2. Petugas kesehatan memisahkan sumber limbah :
a. sarung tangan,kapas dan tisu yang terkena darah/cairan tubuh
b. spuit bekas sampling
c. taabung darah/tabung specimen
3. Petugas membuang limbah infeksius sesuai dengaan jenis limbah:
a. Limbah padat infeksius( sarung tangan,kapas dan tisu yang terkena
darah cairan tubuh ) dimasukkan dalam tempat sampah yang
dilapisi kantong plastic kuning.
b. limbah benda tajam ( spuit ) dimasukkan dalam safety box warna
kuning atau yang berlabel biohazard
c. Yang tahan tusuk,tahan air dqan anti bocor.
d. Tabung darah dibuang kelimbah infeksius dalam keadaan terbuka.
e. Sisa cairan darah dibuang diwastafel yang kemudian dialirkan ke
pipa pembuangan air limbah, sebelum ke pengolahan limbah utama
terlebih dahulu ke unit Prapengolahan Limbah Cair Laboratorium
(Automatic HMP). Pada sistem pengolahan limbah cair salah satu
unit yang di gunakan adalah unit penyerap kandungan logam berat
atau Heavy Metal Precipitator (HMP), Fungsi dari HMP sendiri adalah
dengan menggunakan prinsip ion exchange. Ion exchange adalah
penukaran ion pada resin yang tersedia di dalam tabung ion
exchanger serta carbon filter. Secara umum fungsi tabung ion
exchange digunakan sebagai media purifikasi dan filtrasi muatan ion
mineral pada fluida yang tidak dikehendaki seperti Calcium dan
Magnesium dan menukarnya dengan Potasium dan Hydrogen,
sehingga fluida yang keluar dari tabung tersebut memenuhi kriteria.
4. Petugas clening servis mengambil limbah infeksius,jika sudah terisi ¾
bagian untuk diangkut ke TPS.
5. Pemusnahan limbah infeksius dengan menggunakan alat
pencacah( Autoklaf )dilakukan oleh petugas ipal.
6. Hasil pemusnahan limbah diserahkan ke pihak ke tiga yg bekerja sama
degan pihak rumah sakit.

C. Pemulasaran Jenazah dan Bedah Mayat


Pemulasaraan jenazah adalah proses perawatan jenazah yang
meliputi kegiatan memandikan, mengkafani, menshalati sesuai agama dan
kepercayaan, sebelum jenazah dibawa pulang ke rumah duka atau
pemakaman jenazah.
Jenazah adalah seseorang yang sudah mati. Seseorang dinyatakan
mati bila berhentinya secara permanen tanpa bisa pulih lagi semua hal
berikut :
1. Fungsi batang otak
2. Fungsi sistem pernafasan dan paru-paru secara spontan
3. Fungsi sistem peredaran darah dan jantung secara spontan
Adapun pengelolaan limbah cair dan limbah infeksius pada
instalasi pemulasaran jenazah RSUD Lanto Dg. Pasewang adalah sebagai
berikut :
Limbah cair dari jenazah adalah cairan tubuh jenazah dan bekas
air mandi jenazah. Limbah cair ini juga harus tersalur ke tempat
pembuangan yang aman dengan menggunakan sistem sluran
tertutup,kedap air dan limbah mengalir dengan lancar serta terpisah
dengan saluran air hujan dan tidak mencemari sumber air bersih / air
minum seperti sumur. Agar limbah cair ini aman dan tidak mencemari
lingkungan sekitar Rumah Sakit, maka seharusnya limbah diberikan
larutan clorin kemudian dialirkan ke saluran air limbah IPAL RS. Apabila
cairan jenazah mengidap dinfeksi menular seperti kolera,disentri dan
tipoid,maka tempat pemandian jenasah harus diberi disenfektan seperti
kaporit.
Penyelenggraan jenazah harus dilakukan dengan hati – hati,tertip
dan tidak ceroboh.Air bekas memandikan jenazah jangan sampai terpercik
dan berserakan dilantai atau tempat permandian pastikan semua sisa air
pemandian jenazah masuk kedalam saluran pembuagan air limbah yg
langsung dialirkan kepengelolaan air limbah/IPAL .
Adapun limbah infeksius pada instalasi pemulasaran jenazah
RSUD Lanto Dg. Pasewang adalah sebagai berikut :
Sampah yang bersifat infeksius jenazah biasanya berupa perban,kasa,dan
plester yang berasal dari perawatan rumah sakit.Sampah tersebut
dimasukkan kedalam satu wadah yang telah disediakan yaitu ditempat
sampah infeksius/kantong plastik warna kuning untuk kemudian diangkut
oleh petugas CS ketempat pembuangan sampah sementara (TPS ) .

D. Pengelolaan limbah cair


1. System Pengelolaan Air Limbah di UPT BLUD RSUD Lanto Dg.
Pasewang.
Berdasarkan proses pengolahannya maka sistem IPAL yang
digunakan di UPT BLUD RSUD Lanto Dg. Pasewang Kab. Jeneponto
dibagi dalam beberapa tahap, yakni :
a. Pretretment (prapengolahan) limbah cair
Adalah pengolahan tahap awal yang di lakukan sebelum limbah cair
masuk ke dalam proses pengolahan utama.dalam tahap pre
treatmant ini beban kandungan limbah cair akan di reduksi yaitu cod
dan bod.Proses pre treatmant menggunakan proses fisika mekanika
dan bertujuan untuk :
1) Mengurangi beban limbah cair yang akan masuk kedalam proses
pengolahan utama.
2) Menhomogenkan dan menetralisasi Ph limbah cair.
3) Memisahkan / menyaring bahan - bahan / padatan – padatan /
sampah yang dapat mengganggu proses pengolahan utama
maupun mengganggu peralatan yang ada.
4) Memudahkan pemantauan/pengecekan limbah cair sebelum
masuk dalam proses pengolahan utama.
5) Mengatur jumlah limbah perjamnya yang akan di olah sehingga
tidak terjadi “over loading” yang dapat mengganggu proses
pengolahan limbah cair.
Dalam proses pre treatmant di bagi dalam beberapa bagian :
1) Pretreatment Dapur ( autamatic PTB kitchen)
Bertujuan untuk memisahkan lemak ataupun
padatan/sampah yang terbawa dalam aliran limbah cair dalam
pipa, sehingga dengan demikian dapat menghindarkan
penyempitan/penyumbatan pipa dan menurunkan beban polutan
yang akan di olah.
2) Pretreatment Loundry
Bertujuan untuk memisahkan padatan ( suspended
solid/SS), lemak dan kotoran-kotoran lainnya, sehingga dapat
menurunkan beban limbah cair yang akan masuk ke dalam unit
pengolahan limbah cair.
3) Automatic Heavy Metal Precipitator (HMP)
Bertujuan untuk menetralisir dan mereduksi kandungan
logam limbah kimia yang ada dalam limbah cair yang berasal dari
laboratorium
4) Screening Treatment
Bertujuan untuk menyaring padatan/sampah yang terbawa
dalam limbah cair, sehingga proses pengolahan utama tidak
terganggu dan tidak terjadi penyumbatan pipa-pipa air limbah.
5) Ekualisasi
Bertujuan untuk menghomogenkan kondisi limbah cair dan
menetralkan pH limbah yang ada dengan menggunakan H2SO4
atau NaOH. Setelah di homogenkan dan di netralkan maka limbah
cair tersebut siap untuk di olah secara biologis.

b. Reaktor utama pengolahan limbah cair/bio strain reaktor


Setelah melalui tahap pretreatment, kemudian limbah cair di
alirkan ke unit Bio-reactor untuk proses secara biologis menggunakan
jasa mikroba (bakteri) aerobic pendegradasi polutan, sehingga hasil
olahan limbah cair yang di keluarkan ke lingkungan sudah memenuhi
syarat standar baku mutu KEMENLH. Reduksi beban polutan limbah
cair di dalam tahap ini dapat mencapai nilai yang optimun ( dalam
penguraian COD dan BOD).
c. Biomedia filtration tehnologi
Mikroba (bakteri) pendegradasi limbah kemudian di tumbuh
kembangkan pada packing media khusus untuk optimalisasi
aktifitasnya dalam limbah cair.
d. Chlorinasi
Chlorinasi bertujuan untuk limbah cair yang sudah melalui
proses pengolahan dan sudah layak di buang ke lingkungan/badan
air akan melalui proses desinfektan dengan menggunakan chlorin
untuk membunuh bakteri-bakteri yang tersisa di antaranya bakteri
coli.
e. Organik reducing apparatus
Unit ini dapat mengurangi resiko tercemar air sungai dari
bakteri coli dalam limbah cair bila mana kaporit atau chlorin tablet
mengalami kehabisan stock, sedangkan operator tidak/kurang
memperhatikan keadaan stock kaporit/chlorin tablet.(Back up sistem
chlorinasi).
f. Sistem pendukung
Sistem pendukung ini berfungsi untuk menunjang sistem
IPAL yang telah terpasang, dalam hal ini adalah kolam ikan, yang
fungsinya sebagai bioindikator effluent IPAL.
Bak ekualisasi untuk mengumpulkan semua limbah cair
dari ke empat sumber yang ada, jadi sebelum masuk kepengolahan
utama semua air limbah di tampung ke dalam bak ekualisasi, fungsi
ekualisasi juga sebagai tempat penyaringan di mana screening di
lakukan di dalam bak ini, selain itu bak ekualisasi juga untuk
pengendapan awal sebelum masuk kedalam pengolahan utama. Bak
kontrol di gunakan untuk pengontrolan dalam distribusi limbah cair,
di mana setiap persimpangan dan belokan di gunakan bak kontrol
yang di maksudkan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya
sumbatan pada saluran.
2. Peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk proses
pengolahan air limbah dengan sistem Bioreaktor.
a. Unit Prapengolahan Limbah Cair Dapur (Automatic PTB)
Unit prapengolahan limbah cair pada limbah rumah sakit
diperuntukkan bagi limbah domestik, seperti dapur dan kantin, atau
limbah yang memiliki kadar minyak/lemak yang tinggi.
b. Unit Prapengolahan Limbah Cair Cucian
Unit prapengolahan limbah cair pada limbah rumah sakit di
peruntukkan bagi limbah domestik, seperti dapur dan kantin, atau
limbah yang memiliki kadar deterjen yang tinggi.
c. Unit Prapengolahan Limbah Cair Laboratorium (Automatic HMP)
Pada sistem pengolahan limbah cair salah satu unit yang di
gunakan adalah unit penyerap kandungan logam berat atau Heavy
Metal Precipitator (HMP), Fungsi dari HMP sendiri adalah dengan
menggunakan prinsip ion exchange. Ion exchange adalah penukaran
ion pada resin yang tersedia di dalam tabung ion exchanger serta
carbon filter. Secara umum fungsi tabung ion exchange digunakan
sebagai media purifikasi dan filtrasi muatan ion mineral pada fluida
yang tidak dikehendaki seperti Calcium dan Magnesium dan
menukarnya dengan Potasium dan Hydrogen, sehingga fluida yang
keluar dari tabung tersebut memenuhi kriteria.
d. Screen
1) Bar Screen
Pada unit pengolahan ini, air limbah dialirkan melalui saringan
kasar (bar screen) untuk menyaring sampah yang berukuran besar
seperti sampah daun, kertas, plastik dll. Setelah melalui screen air
limbah dialirkan ke Bar screen halus, untuk mengendapkan
partikel lumpur, kotoran lainnya.
2) Fine Screen
Pada unit pengolahan ini, air limbah di alirkan melalui melalui
saringan halus ( bar screen ) untuk menyaring sampah yang
berukuran besar seperti pasir dan batuan krikil. Setelah melalui
screen air limbah di alirkan ke bak pengendap awal, untuk
mengendapkan partikel lumpur, pasir dan kotoran lainnya.
c. Pompa
Inlet Pump
Fungsi pompa tersebut pada sistem pengolahan limbah cair dimana
mengalirkan limbah dari bak penampung ke REAKTOR Utama (Unit
Pengolah Limbah)
d. Blower ( Air Supply )
Fungsi Blower pada sistem pengolahan limbah ini memberikan udara
(O2) pada sistembioreaktor (proses aerob). Pada Blower
inimempunyai kapasitas besar, mencakup ruangan yanglebih
besar.Mempunyai Static Pressure yang lebih besar. Daya tembak
terhadap kapasitas yang diambil lebih panjang. Digunakan bila
kapasitas dari ruangan tidak terlalu besar.
e. Bio - Strain Reactor
Proses pengolahan ini terdiri dari bak kontaktor anaerob (anoxic) dan
bak kontraktor aerob. Air yang telah di treatment kandungan
logamnya melalui proses ionisasi kemudian dipompa dan di alirkan
ke Bioreaktor, kemudian dari bak penenang air limbah ke bak
kontaktor anaerob dengan arah aliran dari bawah ke atas (Up Flow).
Di dalam bak kontaktor aerob tersebut diisi dengan media dari bahan
plastik (polyethylene), sambil di aerasi atau di hembus dengan udara
sehingga mikroorganisme yang ada akan menguraikan zat organik
yang ada dalam air limbah serta tumbuh dan menempel pada
permukaan media.Dengan dmikian air limbah akan kontak dengan
mikro-organisme yang tersuspensi dalam air maupun yang menempel
pada permukaan media yang mana ha tersebut dapat meningkatkan
efisiensi penguraian zat organik, dan di teruskan ke effluent atau
buangan limbah.
f. Clorinator
Sistem dari olahan limbah cair adaah memberikan tekanan aliran
tangki clorine yang berasal dari olahan recycling/membrane, lalu di
bantu dengan Dosing pump selanjutnya dialirkan kebak biasanya
dalam bentuk fish pond (kolam ikan) Ditambah dengan bak
chlorinasi yang berukuran. P x L x T = 3.000 x 2.000 x 500 mm
( disesuaikan)
g. Control Panel
Sistem Control Panel yang berada pada satu badan dengan tangki
rektor yang dinamakanrumah panel (equipment room ), sistem ini
bekerja pada sistem on/off atau manual yang ada didalam kotak
seperti di bawah ini.
h. Sistem Pendukung
Sistem pendukung ini berfungsi untung menunjang sistem IPAL yang
telah terpasang, dalam halini adalah bak kontrol, bak ekualisasi dan
kolam ikan yang fungsinya sebagai bio-indikator effluent IPAL.
Ukuran Fish Pond ( kolam Ikan ), Dimensi : 3.000 x 1500 x 500 mm
(disesuaikan) Ukuran Bak Ekualisasi, Dimensi : 4.000 x 3.500 x
2.750 mm ( disesuaikan). Ukuran Bak Kontrol, Dimensi : 500 x 500 x
800 mm (disesuaikan), Ukuran Bak Chlorinasi, Dimensi : 1.000 x 600
x 500 mm (disesuaikan)
i. Vacum Flate Membrane
Bio-Reaktor membrane (BRM) merupakan teknologi pengolahan
limbah yangmengkombinasikan proses biologis untuk mendegradasi
limbah dan proses membran untukpemisahan biomassa. Membran
menggantikan peran kolam sedimentasi untuk memisahkan padatan
dan cairan pada teknologi konvensional (lumpur aktif). Dengan
membran, kinerja pemisahan menjadilebih baik karena pemisahan
tidak lagi di batasi oleh kondisi hidrodinamik lumpur seperti
waktutinggal lumpur (SRT, sludge retention time), waktu tinggal
cairan (HRT, hydraulic retention time)serta laju pembuangan lumpur.

2. Pengoperasian dan pemeliharaan dalam pengolahan instalasi


pengolahan air limbah dengan system sistem Bioreaktor.
a. Operasional IPAL Secara Auto/Manual
1) Pemeriksaan Panel Control
a) Naikkan MCB main power
b) Naikkan MCB Blower, Submersible pump, sentrifugal pump,
dozing pump, Membrane pump dan mixer (alchimia).
c) Naikkan MCB Organic reducing apparatus dan contro.
2) Setting timer 1 & 2 untuk sistem On-Off Blower, waktunya
tergantung yang kita inginkan misalkan 15 menit ON dan 15
menit OFF secara bergantian.
3) Putar selector switch ke kanan untuk power, maka power control
panel bekerja.
4) Putar selector switch ke kanan untuk Blower, maka Blower
bekerja dan lampu indicator On menyala. Kemudian setel ball
valve/butterfly yang ada di pipa blower dalam keadaan terbuka.
5) Putar selector switch ke kanan untuk Submarsible Pump, maka
Submardible Pump On dan lampu indicatpr On (Hijau) menyala.
Bila air di bak ekualisasi penuh, maka pompa akan hidup dan
bila di bak ekualisasi habis pompa mati sendiri, pompa di
lengkapi dengan level kontrol.
6) Putar selector switch ke kanan untuk Dozing pump, maka Dozing
pump On dan lampu indicator (hijau) menyala.
7) Putar selector switch ke kanan untuk pompa membrane/Recycle,
maka pompa On dan lampu indicator On ( Hijau) menyala.
8) Apabila IPAL tidak di operasikan, putar selector switch ke kiri
(posisi OFF) untuk blower, submersible pump, dozing pump,
mixer, dan pompa lumpur (sluge pump)
9) Putar cam switch ke posisi 0 dan semua beban OFF.
10) Matikan main breaker ke posisi OFF.
11) Apabila ingin mengoperasikan IPAL, Ikuti petunjuk dari No. 1
sampai No.9.
Catatan :
1) Sentrifugal pump/ sluge pump di hidupkan secara manual diluar
sistem auto-manual dengan menggunakan selector switch.
2) Sentrifugal pimp di operasikan setiap 3-5 hari sekali dan lamanya
operasiannya selama 5-10 menit dengan cara memutar selector
switch ke kanan dan Sentifugal pump On serta lampu indicator
On menyala.
b. Cara Pengoperasian HMP (Automatic Heavy Metal Precipitator)
1) Periksa panel contol, yaitu:
a) Naikkan MCB main power.
b) Naikkan MCB pompa Submarsible.
c) Naikkan MCB motor mixer.
d) Naikkan MCB pompa sirkulasi 1&2.
e) Naikkan MCB control.
2) Putar selector switch untuk power ke kanan, maka lampu
indicator ON menyala.
3) Putar selector switch untuk Pompa Submarsible ke kanan, maka
pompa submarsible ON dan indicator ON (hijau) menyala. Pompa
submarsible bekerja secara automatis, apabila bak control penuh
maka pompa inlet bekerja dan sebaliknya bak control kosong
maka pompa inlet OFF.
4) Putar selector switch untuk motor mixer ke kanan, maka motor
mixer ON dan indicator ON (hijau) menyala.
5) Apabila selesai pengoperasian, matikan motor mixer dan pompa
inlet dengan memutar selector switch ke kiri.
6) Putar selector switch untuk power ke kiri, maka lampu indicator
ON mati.
7) Putar selector switch untuk pompa sirkulasi 1 dan 2 ke kanan,
maka pompa ON dan indicator ON (hijau) menyala.
8) Selesai pengoperasian, matikan MCB main power.
9) Apabila ingin mengoperasikan kembali, ikuti langkah no. 1 s/d 8.
c. Cara Pengoperasian PTB Dapur (Automatic PTB Kitchen)
1) Periksa panel control, yaitu :
a) Naikkan MCB main power.
b) Naikkan MCB pompa Submarsible.
c) Naikkan MCB motor scruw.
d) Naikkan MCB control.
2) Putar selector switch untuk power ke kanan, maka lampu
indicator ON menyala.
3) Putar selector switch untuk Pompa Submarsible ke kanan, maka
pompa submarsible ON dan indicator ON (hijau) menyala. Pompa
Submarsible bekerja secara automatis, apabila bak control penuh
maka pompa inlet bekerja dan sebaliknya bak control kosong
maka pompa inlet OFF.
4) Putar selectorswitch untuk motor scruw ke kanan, maka motor
ON dan indicator ON (hijau)menyala.
5) Apabila selesai pengoperasian, matikan MCB main power.
6) Apabla ingin mengoperasikan kembali, ikuti langkah no. 1 s/d
no.5.
d. Pemeliharaan Peralatan
1) Aklimatisasi bakteri pendegradasi limbah cair
Pada saat unit pengolah limbah cair akan mulai di operasikan
secara penuh, maka perlu diberikan ditambah bakteri
pendegradasi limbah cair sebagai starter untuk mempercepat
perkembangbiakan,pertumbuhan bakteri dan stabilisasi kondisi
proses pengolahan. Hal yang perlu diperhatikan adalah cara
pemberian bakteri tersebut tidak boleh langsung tetapi harus
memulai proses aklimatisasi dengan cara sebagai berikut :
a) Biakan bakteri padat di masukkan ke dalam wadah/ember
yang berisi setengah air bersih dan setengah air limbah,
kemudian diaduk selama lebih kurang lima menit, misal
gunakan bakteri Bio Seed atau sejenisnya.
b) Biarkan bakteri tersebut dalam wadah selama satu jam. Pada
saat ini bakteri akan mulai menunjukkan aktivitas
kehidupannya kembali dan siap berkembang biak dan
bertumbuh.
c) Bakteri kemudian di masukkan ke dalam ruang aero-reactor.
2) Beberapa persyaratan agar aktifitas bakteri dapat optimun :
a) pH : 6 – 8 ( optimun 7 )
b) Kandungan oksigen terlarut (D.O) : min. 2 – 3 ppm
c) Temperatur : 25 – 30 °C
d) Kandungan N : min. 1 ppm
3) Beberapa ciri-ciri bakteri sudah bertumbuh secara stabil dapat
dilihat dari kondisi dari kondisi limbah cair yang ada di dalam
unit pengolahan limbah cair ( selain dengan analisa laboratorium)
a) Warna limbah : coklat tua
b) Busa : sedikit dan gelembung kecil
c) Bau : Bau khas bakteri ( bukan bau busuk )
d) Test settling : lama atau tidak bisa mengendap
Sedangkan ciri-ciri bakteri yang sedang mengalami stress (misal
akibat kenaikan /penurunan pH Yang terlalu ekstrim,temperatur
di atas 35°C,beban polutan terlalu tinggi)
a) Warna limbah : Coklat muda
b) Busa : banyak dan gelembung besar
c) Test settling ( pengendapan) : lama atau tidak bisa mengendap
Bila hal ini yang terjadi ,maka perlu dilakukan adalah
menghentikan sementara inlet yang masuk, kemudian dicari
penyebabnya. Jika pH yang ekstrim di netralisasi dengan
asam/basa (misal: asam sulfat, air kapur, caustic soda ) pada bak
ekualisasi ; jika kurang nutrisi maka perlu penambahan nutrien
( misal : pupuk NPK,urea atau gula merah/sumber karbohidrat).
Ciri-ciri bakteri yang mati adalah :
a) Warna limbah : hitam
b) Bau : busuk
4) Screen ( Bar Screen dan Fine Screen )
Perlu di kontrol minimal satu minggu sekali untuk menghindari
penumpukan sampah/padatan yang terlalu banyak. Bila sampah
atau padatan sdah banyak harus secepatnya diambil dengan alat
penyerok manual. Setiap enam bulan sekali perlu di adakan
pengurasan untuk membersihkan bak dari endapan-endapan
pasir,lumpur yang terjadi, sehingga tidak memenuhi bak.
Pembesihan Bak Bar Screen dan Bak Fine Screen
a) Tutup pada bak bar screen dan fine screen di buka
b) Kotoran-kotoran terutama yang berupa bahan-bahan yang
tidak dapat hancur atau yang menyebabkan penyumbatan
pipa (plastic, karet, kertasdll) diambil dari dalam bak.
c) Pembersihan di lakukan 2-3 minggu sekali.
5) Pompa submersible ( Pompa Inlet )
Perlu di perhatikan supaya tidak ada sampah-sampah
plastik/kain yang masuk ke dalam pompa dan bersihkan lokasi
dekat pompa dari batu-batu kecil yang dapat mengganggu dan
merusak pompa.
6) Air injection (Ring Blower)
7) Pemeliharaan, Perbaikan dan Pemecahan Masalah
Kesalahan Penyebab Motor ring blower.
a) Motor tidak bergerak atau suara bising motor. Setidaknya dua
lilit listrik yang terganngu, Hilangkan gangguan periksa pada
sekering putus atau tidak, terminal listrik atau kabel power
supply masuk atau tidak.
b) Motor tidak bergerak atau suara motor kasar cek tegangan
power supply terganggu, Hilangkan gangguan dengan periksa
sekering, terminal atau kabel power supply.
c) Satu atau lebih fase motor blower. Perbaikan terbuka/Ganti
motor berliku Untuk motor fase tunggal - kapasitor terbuka
Ganti kapasitor.
d) Impeller motor macet. Periksa buka penutup depan blower,
bersihkan dengan kuas apabila benda asing dan bersihkan
serta Periksa Gap impeller pengaturan jika diperlukan.
Apabila Impeller rusak, Ganti kompenen impeller.
e) Rotasi bantalan pada drive motor sisi samping /blower yang
rusak, Ganti dengan motor bantalan / sisi blower.
f) Pelindung saklar bermotor perjalanan ketika motor
dihidupkan. Konsumsi daya terlalu tinggi. Akan
mengakibatkan korsleting pada motor. Periksa motor
kelebihan beban Throttling atau tidak sesuaikan dengan
spesifikasi pada rating label.
g) Mengurangi throttling ( hambatan angin ) bersihkan filter,
muffler dan pipa sambungan jika perlu.
h) Sumber daya yang tidak seimbang /konstan atau naik turun
tegangan, Periksa dan memperbaiki sumber daya listrik
masuk.
i) Blower macet, lihat kesalahan “Motor akan mulai bersuara
bising .”adanya pentebab” impeller macet.
j) Unit blower tidak menghasilkan putaran atau tidak
mengasilkan perbedaan tekanan yang kurang memadai.
Kebocoran dalam sistem Seal, sistem arah rotasi yang salah
atau rotasi Mundur dari rotasi/abnormal dengan pertukaran
dua menghubungkan lilitan motor.
Ada beberapa ciri-ciri motor abnormal /tidak sesuai antara
lain :
(1) Penggunaan frekuensi motor yang salah (dari unit Blower
dengan konverter frekuensi ). Gunakan frekuensi benar
misal standar indonesia frekuensi 50 hz.
(2) Pada saat tekanan yang berbeda dari gas/udara yang
dipompa. Cek konversi hasil tekanan disesuaikan. Apabila
sulit hubungi pihak kami suplayer.
(3) Poros as seal motor yang cacat Ganti seal poros.
(4) Perubahan profil blade karena mengotori impeller
Bersihkan area, memeriksa cover bila rusak ganti jika
perlu.
(5) Abnormal aliran udara serta kebisingan kecepatan
tekanan pipa Bersih terlalu tinggi, Gunakan pipa dengan
lebih besar penampang jika perlu.
(6) Muffler kotor sisipan muffler serta Bersihkan, memeriksa
kondisi dan ganti jika perlu, putaran tidak normal saat
menjalankan serta bising, mengakibatkan bearing motor
kurang grease atau grease sedikit atau mengganti
bantalan bola bearing.
(7) Blower pengunci bocor pada akan merusak muffler,
periksa pengunci muffler dan ganti jika peru. Pengunci di
area motor segel rusak, periksa motor dan ganti jika perlu.
8) Chlorinator
Menggunakan chlorin tablet, oleh sebab itu setiap 3-5 hari sekali
perlu dilihat chlorine tabletnya dengan membuka tutup
housingnya/tangli chlorinenya.
9) Sampah/padatan/sisa lemak yang menumpikpada bak
pretreatment dapur dan laundry perlu sering dibersihkan sebab
bila tidak akan mengeras saluran pipa dan bila lolos ke sistem
jaringan pemipaan akan menyumbat pipa dan mengganggu
proses.
10) Pembersihan Bak Equalisasi.
a) Tutup pada bak ekualisasi di buka, Bila ada sampah-sampah
padat yang tidak dapat hancur segera diambil supaya tidak
mengganggu sistem pemipaan unit pengolahan limbah cair.
b) Pengecekan dilakukan minimal satu bulan sekali, sedangkan
pembersihan kotoran yang mengampung di bak dilakukan 3
hari sekali dengan memakai alat saringan manual.
c) Bila ada kegiatan penyedotan /pengurasan dilakukan 1-2
tahun, di sesuaikan kapasitas tangki.
11) Pengisian Kaporit Tablet
a) Penambahan kaporit 3-5 hari sekali
b) Bila kaporit habis, maka harus segera diberikan dengan
kaporit baru sebanyak 1 tablet.
12) Membersihkan PTB Kitchen 2 hari sekali.
13) Membersihkan PTB Laundry 2 hari sekali.
14) Pembuangan lumpur di tangki IPAL dengan membuka setiap
ball/gate valve yang ada selama 5 menit, 2 minggu sekali.
15) Pembersihan bak chlorinasi disesuaikan dengan penggunaan
chlorinasi yang ada, apabila habis maka waktu yang tepat untuk
membersihkan bak chlorinasi.
16) Pembersihan kolam ikan atau fish pond sebaiknya dilakukan 3-4
minggu sekali, disarankan ikan yang digunakan adalah ikan yang
cukup disesuaikan effluent ipal.
17) Vacuum Flat Membrane
Vacum flat membrane pengecekan 8 bulan sekali. Membrane
akan mengalami kotor, akibat dari adanya material –material
yang tidak bisa lewat. Hal ini menyebabkan tersumbatnya
membran. Kotoran yang terbentuk gumpalan kotoran, kerak atau
hasil proses hidrolisa. Untuk mengembalikan kekondisi semula
dilakukan pembersihan dengan menggunakan larutan pembersih.
Pada proses ultrafiltrasi pun akan menunjukkan penurunan
unjuk kerja. Hal ini disebabkan adanya kotoran yang menyumbat
pori-pori. Pembersihan membrane dilakukan dengan
memasukkan bahan pembersih yang terbuat dari larutan caustic
soda, sodium hypochlorite, asam belerang atau survace activator
lainnya.Atau bisa juga dengan dicelupkan kedalam larutan
pembersih dan terakhir disemprot dengan tekanan cukup tinggi
untuk menghilangkan kotorannya.

4. Kegiatan Pengawasan Kualitas Air Limbah di UPT BLUD RSUD Lanto


Dg. Pasewang Kab. Jeneponto
Adapun kegiatan pengawasan kualitas air limbah yang
dilakukan oleh Inslatasi Sanitasi dan Pengolahan Limbah UPT
BLUD RSUD Lanto Dg. Pasewang Kab. Jeneponto, adalah sebagai
berikut :
a. Pemeliharan Mesin IPAL setiap hari
b. Mengecek dan membersihkan Bak Kontrol IPAL setiap hari
c. Mengecek Volume Air Limbah RS di meteran inlet dan outlet
IPAL setiap hari
d. Mengecek Bak Clorinasi setiap hari
e. Pemberian kaporit pada bak clorinasi jika kaporit pada bak
clorinasi telah habis.
f. Pemberian nutrisi / gula merah 2 kali sebulan atau 2 minggu
sekali.
g. Pemberian bakteri sekali sebulan
f. Pengambilan, pengiriman dan pemeriksaan sampel air limbah
6 bulan sekali.

E. Pelaporan Pajanan Limbah Infeksius


Pelaporan pajanan limbah infeksius dilakukan setiap hari dan
dievaluasi setiap 3 bulan oleh komite PPI dan bekerja sama dengan
unit K3 rumah sakit lanto dg pasewang untuk dibuatkan tindak
lanjut dari hasil laporan.
LAMPIRAN
PANDUAN

PENGELOLAAN LIMBAH RUMAH SAKIT

UPT BLUD RSUD. LANTO DG. PASEWANG


TAHUN 2022

Anda mungkin juga menyukai