Anda di halaman 1dari 63

MAKALAH

FALSAFAH KEPERAWATAN( TEORI CALISTA ROY)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas :

Mata Kuliah : Falsafah Keperawatan


Dosen Pengampu : Ibu Istiana.Ners.M.Kep

Disusun Oleh Kelompok 4 :

1. Maryana (112STYC22)
2. Istiarini (076STYC22)
3. Nurul Ainun Safirah(135STYC22)
4. Jeti Serlina (079STYC22)
5. Muhammad Irwan Ramdani(115STYC22)
6. Lalu Fibrin Ariawan(088STYC22)
7. Muhammad Rauhi(117STYC22)

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM PROGRAM STUDI
S1 KEPERAWATAN TAHAP AKADEMIK
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami ke
Hadirat Tuhan Yang Maha
Esa, karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya
sehingga kami dapat
menyusun makalah ini dengan
baik dan tepat
pada waktunya. Dalam
makalah ini kami
membahas mengenai
Konsep Teori dalam
Keperawatan menurut Callista
Roy. Penulisan makalah ini
merupakan salah satu tugas
yang
diberikan ibu Ns. Dewi
Kurnia Putri, M.Kep.
Dalam mata kuliah falsafah
dan teori
keperawatan.
Makalah ini dibuat dengan
berbagai observasi dan
beberapa bantuan dari berbagai
pihak untuk membantu
menyelesaikan tantangan dan
hambatan selama mengerjakan
makalah
ini. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada
semua
pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah
ini.
Kami menyadari bahwa masih
banyak kekurangan yang
mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu kami
mengundang pembaca untuk
memberikan saran serta kritik
yang dapat
membangun kami. Kritik
konstruktif dari pembaca
sangat kami harapkan
untuk
penyempurnaan makalah
selanjutnya. Akhir kata
semoga makalah ini dapat
memberikan
manfaat bagi kita sekalian.
Pekanbaru, 27 September 2018
Penulis
Kelompok
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami ke
Hadirat Tuhan Yang Maha
Esa, karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya
sehingga kami dapat
menyusun makalah ini dengan
baik dan tepat
pada waktunya. Dalam
makalah ini kami
membahas mengenai
Konsep Teori dalam
Keperawatan menurut Callista
Roy. Penulisan makalah ini
merupakan salah satu tugas
yang
diberikan ibu Ns. Dewi
Kurnia Putri, M.Kep.
Dalam mata kuliah falsafah
dan teori
keperawatan.
Makalah ini dibuat dengan
berbagai observasi dan
beberapa bantuan dari berbagai
pihak untuk membantu
menyelesaikan tantangan dan
hambatan selama mengerjakan
makalah
ini. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada
semua
pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah
ini.
Kami menyadari bahwa masih
banyak kekurangan yang
mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu kami
mengundang pembaca untuk
memberikan saran serta kritik
yang dapat
membangun kami. Kritik
konstruktif dari pembaca
sangat kami harapkan
untuk
penyempurnaan makalah
selanjutnya. Akhir kata
semoga makalah ini dapat
memberikan
manfaat bagi kita sekalian.
Pekanbaru, 27 September 2018
Penulis
Kelompok
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami ke
Hadirat Tuhan Yang Maha
Esa, karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya
sehingga kami dapat
menyusun makalah ini dengan
baik dan tepat
pada waktunya. Dalam
makalah ini kami
membahas mengenai
Konsep Teori dalam
Keperawatan menurut Callista
Roy. Penulisan makalah ini
merupakan salah satu tugas
yang
diberikan ibu Ns. Dewi
Kurnia Putri, M.Kep.
Dalam mata kuliah falsafah
dan teori
keperawatan.
Makalah ini dibuat dengan
berbagai observasi dan
beberapa bantuan dari berbagai
pihak untuk membantu
menyelesaikan tantangan dan
hambatan selama mengerjakan
makalah
ini. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada
semua
pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah
ini.
Kami menyadari bahwa masih
banyak kekurangan yang
mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu kami
mengundang pembaca untuk
memberikan saran serta kritik
yang dapat
membangun kami. Kritik
konstruktif dari pembaca
sangat kami harapkan
untuk
penyempurnaan makalah
selanjutnya. Akhir kata
semoga makalah ini dapat
memberikan
manfaat bagi kita sekalian.
Pekanbaru, 27 September 2018
Penulis
Kelompok
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami ke
Hadirat Tuhan Yang Maha
Esa, karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya
sehingga kami dapat
menyusun makalah ini dengan
baik dan tepat
pada waktunya. Dalam
makalah ini kami
membahas mengenai
Konsep Teori dalam
Keperawatan menurut Callista
Roy. Penulisan makalah ini
merupakan salah satu tugas
yang
diberikan ibu Ns. Dewi
Kurnia Putri, M.Kep.
Dalam mata kuliah falsafah
dan teori
keperawatan.
Makalah ini dibuat dengan
berbagai observasi dan
beberapa bantuan dari berbagai
pihak untuk membantu
menyelesaikan tantangan dan
hambatan selama mengerjakan
makalah
ini. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada
semua
pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah
ini.
Kami menyadari bahwa masih
banyak kekurangan yang
mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu kami
mengundang pembaca untuk
memberikan saran serta kritik
yang dapat
membangun kami. Kritik
konstruktif dari pembaca
sangat kami harapkan
untuk
penyempurnaan makalah
selanjutnya. Akhir kata
semoga makalah ini dapat
memberikan
manfaat bagi kita sekalian.
Pekanbaru, 27 September 2018
Penulis
Kelompok
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Model konseptual mengacu
pada ide-ide global
mengenai individu, kelompok
situasi atau kejadian tertentu
yang berkaitan dengan disiplin
yang spesifik. Teori-teori
yang terbentuk dari
penggabungan konsep dan
pernyataan yang berfokus
lebih khusus
pada suatu kejadian dan
fenomena dari suatu
disiplin ilmu. Model
konseptual
keperawatan dikembangkan
atas pengetahuan para ahli
keperawatan tentang
keperawatan yang bertolak
dari paradigma
keperawatan. Model
konseptual dalam
keperawatan dapat
memungkinkan perawat untuk
menerapkan cara perawat
bekerja
dalam batas kewenangan
sebagai seorang perawat.
Perawat perlu memahami
konsep
ini sebagai kerangka konsep
dalam memberikan asuhan
keperawatan dalam praktek
keperawatan atau sebagai
filosofi dalam dunia
pendidikan dan kerangka kerja
dalam
riset keperawatan.
Ada berbagai jenis model
konseptual keperawatan
berdasarkan pandangan ahli
dalam bidang keperawatan,
salah satunya adalah model
adaptasi Roy. Roy dalam
teorinya menjelaskan empat
macam elemen esensial
dalam adaptasi keperawatan,
yaitu : manusia,
lingkungan, kesehatan, dan
keperawatan. Model
adaptasi Roy
menguraikan bahwa
bagaimana individu mampu
meningkatkan kesehatannya
dengan
cara mempertahankan perilaku
secara adaptif karena menurut
Roy, manusia adalah
makhluk holistic yang
memiliki sistem adaptif yang
selalu beradaptasi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Model konseptual mengacu
pada ide-ide global
mengenai individu, kelompok
situasi atau kejadian tertentu
yang berkaitan dengan disiplin
yang spesifik. Teori-teori
yang terbentuk dari
penggabungan konsep dan
pernyataan yang berfokus
lebih khusus
pada suatu kejadian dan
fenomena dari suatu
disiplin ilmu. Model
konseptual
keperawatan dikembangkan
atas pengetahuan para ahli
keperawatan tentang
keperawatan yang bertolak
dari paradigma
keperawatan. Model
konseptual dalam
keperawatan dapat
memungkinkan perawat untuk
menerapkan cara perawat
bekerja
dalam batas kewenangan
sebagai seorang perawat.
Perawat perlu memahami
konsep
ini sebagai kerangka konsep
dalam memberikan asuhan
keperawatan dalam praktek
keperawatan atau sebagai
filosofi dalam dunia
pendidikan dan kerangka kerja
dalam
riset keperawatan.
Ada berbagai jenis model
konseptual keperawatan
berdasarkan pandangan ahli
dalam bidang keperawatan,
salah satunya adalah model
adaptasi Roy. Roy dalam
teorinya menjelaskan empat
macam elemen esensial
dalam adaptasi keperawatan,
yaitu : manusia,
lingkungan, kesehatan, dan
keperawatan. Model
adaptasi Roy
menguraikan bahwa
bagaimana individu mampu
meningkatkan kesehatannya
dengan
cara mempertahankan perilaku
secara adaptif karena menurut
Roy, manusia adalah
makhluk holistic yang
memiliki sistem adaptif yang
selalu beradaptasi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Model konseptual mengacu
pada ide-ide global
mengenai individu, kelompok
situasi atau kejadian tertentu
yang berkaitan dengan disiplin
yang spesifik. Teori-teori
yang terbentuk dari
penggabungan konsep dan
pernyataan yang berfokus
lebih khusus
pada suatu kejadian dan
fenomena dari suatu
disiplin ilmu. Model
konseptual
keperawatan dikembangkan
atas pengetahuan para ahli
keperawatan tentang
keperawatan yang bertolak
dari paradigma
keperawatan. Model
konseptual dalam
keperawatan dapat
memungkinkan perawat untuk
menerapkan cara perawat
bekerja
dalam batas kewenangan
sebagai seorang perawat.
Perawat perlu memahami
konsep
ini sebagai kerangka konsep
dalam memberikan asuhan
keperawatan dalam praktek
keperawatan atau sebagai
filosofi dalam dunia
pendidikan dan kerangka kerja
dalam
riset keperawatan.
Ada berbagai jenis model
konseptual keperawatan
berdasarkan pandangan ahli
dalam bidang keperawatan,
salah satunya adalah model
adaptasi Roy. Roy dalam
teorinya menjelaskan empat
macam elemen esensial
dalam adaptasi keperawatan,
yaitu : manusia,
lingkungan, kesehatan, dan
keperawatan. Model
adaptasi Roy
menguraikan bahwa
bagaimana individu mampu
meningkatkan kesehatannya
dengan
cara mempertahankan perilaku
secara adaptif karena menurut
Roy, manusia adalah
makhluk holistic yang
memiliki sistem adaptif yang
selalu beradaptasi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Model konseptual mengacu
pada ide-ide global
mengenai individu, kelompok
situasi atau kejadian tertentu
yang berkaitan dengan disiplin
yang spesifik. Teori-teori
yang terbentuk dari
penggabungan konsep dan
pernyataan yang berfokus
lebih khusus
pada suatu kejadian dan
fenomena dari suatu
disiplin ilmu. Model
konseptual
keperawatan dikembangkan
atas pengetahuan para ahli
keperawatan tentang
keperawatan yang bertolak
dari paradigma
keperawatan. Model
konseptual dalam
keperawatan dapat
memungkinkan perawat untuk
menerapkan cara perawat
bekerja
dalam batas kewenangan
sebagai seorang perawat.
Perawat perlu memahami
konsep
ini sebagai kerangka konsep
dalam memberikan asuhan
keperawatan dalam praktek
keperawatan atau sebagai
filosofi dalam dunia
pendidikan dan kerangka kerja
dalam
riset keperawatan.
Ada berbagai jenis model
konseptual keperawatan
berdasarkan pandangan ahli
dalam bidang keperawatan,
salah satunya adalah model
adaptasi Roy. Roy dalam
teorinya menjelaskan empat
macam elemen esensial
dalam adaptasi keperawatan,
yaitu : manusia,
lingkungan, kesehatan, dan
keperawatan. Model
adaptasi Roy
menguraikan bahwa
bagaimana individu mampu
meningkatkan kesehatannya
dengan
cara mempertahankan perilaku
secara adaptif karena menurut
Roy, manusia adalah
makhluk holistic yang
memiliki sistem adaptif yang
selalu beradaptasi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Model konseptual mengacu
pada ide-ide global
mengenai individu, kelompok
situasi atau kejadian tertentu
yang berkaitan dengan disiplin
yang spesifik. Teori-teori
yang terbentuk dari
penggabungan konsep dan
pernyataan yang berfokus
lebih khusus
pada suatu kejadian dan
fenomena dari suatu
disiplin ilmu. Model
konseptual
keperawatan dikembangkan
atas pengetahuan para ahli
keperawatan tentang
keperawatan yang bertolak
dari paradigma
keperawatan. Model
konseptual dalam
keperawatan dapat
memungkinkan perawat untuk
menerapkan cara perawat
bekerja
dalam batas kewenangan
sebagai seorang perawat.
Perawat perlu memahami
konsep
ini sebagai kerangka konsep
dalam memberikan asuhan
keperawatan dalam praktek
keperawatan atau sebagai
filosofi dalam dunia
pendidikan dan kerangka kerja
dalam
riset keperawatan.
Ada berbagai jenis model
konseptual keperawatan
berdasarkan pandangan ahli
dalam bidang keperawatan,
salah satunya adalah model
adaptasi Roy. Roy dalam
teorinya menjelaskan empat
macam elemen esensial
dalam adaptasi keperawatan,
yaitu : manusia,
lingkungan, kesehatan, dan
keperawatan. Model
adaptasi Roy
menguraikan bahwa
bagaimana individu mampu
meningkatkan kesehatannya
dengan
cara mempertahankan perilaku
secara adaptif karena menurut
Roy, manusia adalah
makhluk holistic yang
memiliki sistem adaptif yang
selalu beradaptasi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Model konseptual mengacu
pada ide-ide global
mengenai individu, kelompok
situasi atau kejadian tertentu
yang berkaitan dengan disiplin
yang spesifik. Teori-teori
yang terbentuk dari
penggabungan konsep dan
pernyataan yang berfokus
lebih khusus
pada suatu kejadian dan
fenomena dari suatu
disiplin ilmu. Model
konseptual
keperawatan dikembangkan
atas pengetahuan para ahli
keperawatan tentang
keperawatan yang bertolak
dari paradigma
keperawatan. Model
konseptual dalam
keperawatan dapat
memungkinkan perawat untuk
menerapkan cara perawat
bekerja
dalam batas kewenangan
sebagai seorang perawat.
Perawat perlu memahami
konsep
ini sebagai kerangka konsep
dalam memberikan asuhan
keperawatan dalam praktek
keperawatan atau sebagai
filosofi dalam dunia
pendidikan dan kerangka kerja
dalam
riset keperawatan.
Ada berbagai jenis model
konseptual keperawatan
berdasarkan pandangan ahli
dalam bidang keperawatan,
salah satunya adalah model
adaptasi Roy. Roy dalam
teorinya menjelaskan empat
macam elemen esensial
dalam adaptasi keperawatan,
yaitu : manusia,
lingkungan, kesehatan, dan
keperawatan. Model
adaptasi Roy
menguraikan bahwa
bagaimana individu mampu
meningkatkan kesehatannya
dengan
cara mempertahankan perilaku
secara adaptif karena menurut
Roy, manusia adalah
makhluk holistic yang
memiliki sistem adaptif yang
selalu beradaptasi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Model konseptual mengacu
pada ide-ide global
mengenai individu, kelompok
situasi atau kejadian tertentu
yang berkaitan dengan disiplin
yang spesifik. Teori-teori
yang terbentuk dari
penggabungan konsep dan
pernyataan yang berfokus
lebih khusus
pada suatu kejadian dan
fenomena dari suatu
disiplin ilmu. Model
konseptual
keperawatan dikembangkan
atas pengetahuan para ahli
keperawatan tentang
keperawatan yang bertolak
dari paradigma
keperawatan. Model
konseptual dalam
keperawatan dapat
memungkinkan perawat untuk
menerapkan cara perawat
bekerja
dalam batas kewenangan
sebagai seorang perawat.
Perawat perlu memahami
konsep
ini sebagai kerangka konsep
dalam memberikan asuhan
keperawatan dalam praktek
keperawatan atau sebagai
filosofi dalam dunia
pendidikan dan kerangka kerja
dalam
riset keperawatan.
Ada berbagai jenis model
konseptual keperawatan
berdasarkan pandangan ahli
dalam bidang keperawatan,
salah satunya adalah model
adaptasi Roy. Roy dalam
teorinya menjelaskan empat
macam elemen esensial
dalam adaptasi keperawatan,
yaitu : manusia,
lingkungan, kesehatan, dan
keperawatan. Model
adaptasi Roy
menguraikan bahwa
bagaimana individu mampu
meningkatkan kesehatannya
dengan
cara mempertahankan perilaku
secara adaptif karena menurut
Roy, manusia adalah
makhluk holistic yang
memiliki sistem adaptif yang
selalu beradaptasi
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat
pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai Konsep Teori
dalam Keperawatan menurut Callista Roy.

Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan ibu
Istianah.Ners.,M.Kep . Dalam mata kuliah falsafah dan teori keperawatan.Makalah
ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk
membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalahini. Oleh
karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semuapihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini.Kami menyadari bahwa masih banyak
kekurangan yang mendasar pada makalah ini.Oleh karena itu kami mengundang pembaca
untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif
dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikanmanfaat bagi kita sekalian.

Mataram, 12 November 2022

Penulis Kelompok 4

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Kata Pengantar....................................................................................................2

Daftar isi...............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................3

1.1 Latar Belakang.........................................................................................3


1.2 Rumusan Masalah....................................................................................4
1.3 Tujuan.......................................................................................................4
1.4 Manfaat Penulisan....................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................5

2.1 Derfisi Teori Keperawatan Calista Roy....................................................


2.2 Tingkatan Teori Keperawatan Calista Roy...............................................
2.3 ...................................................................................................................
2.4 Paradigma Keperawatan Calista Roy........................................................
2.5 Teori Adaptasi Sister Calista Roy.............................................................
2.6 Dimensi Keperawatan Calista Roy............................................................

BAB 111 PENUTUP............................................................................................16

3.1 Kesimpulan...............................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Model konseptual mengacu pada ide–ide global mengenai individu, kelompok
situasi atau kejadian tertentu yang berkaitan dengan disiplin yang spesifik. Teori-teori
yang terbentuk dari penggabungan konsep dan pernyataan yang berfokus lebih khusus
pada suatu kejadian dan fenomena dari suatu disiplin ilmu. Model konseptual
keperawatan dikembangkan atas pengetahuan para ahli keperawatan tentang keperawatan
yang bertolak dari paradigma keperawatan. Model konseptual dalam keperawatan dapat
memungkinkan perawat untuk menerapkan cara perawat bekerja dalam batas
kewenangan sebagai seorang perawat. Perawat perlu memahami konsep ini. sebagai
kerangka konsep dalam memberikan asuhan keperawatan dalam praktek keperawatan
atau sebagai filosofi dalam dunia pendidikan dan kerangka kerja dalam riset
keperawatan.
Keperawatan sebagai suatu profesi yang sampai saat ini masih dianggap profesi
yang kurang eksis, kurang profesional, bahkan kurang menjanjikan dalam hal finansial.
Oleh karena itu keperawatan harus berusaha keras untuk menunjukkan pada dunia luar,
di luar dunia keperawatan bahwa keperawatan juga bisa sejajar dengan profesi – profesi
lain. Tugas ini akan terasa berat bila perawat-perawat Indonesia tidak menyadari bahwa
eksistensi keperawatan hanya akan dapat dicapai dengan kerja keras perawat itu sendiri
untuk menunjukkan profesionalismenya dalam memberikan pelayanan kesehatan
terutama pelayanan keperawatan baik kepada individu, keluarga maupun masyarakat
Salah satu cara untuk menunjukkan eksistensi keperawatan adalah dengan
mengembangkan salah satu model pelayanan keperawatan yang sesuai dengan kondisi
masyarakat Indonesia. Model keperawatan Roy, dikenal dengan model “adaptasi”
dimana Roy memandang setiap manusia pasti mempunyai potensi untuk dapat
beradaptasi terhadap stimulus baik stimulus internal maupun eksternal dan kemampuan
adaptasi ini dapat dilihat dari berbagai tingkatan usia. Aplikasi proses keperawatan
menurut konsep teori Roy di Rumah Sakit telah banyak diterapkan namun sedikit sekali
perawat yang mengetahui dan memahami bahwa tindakan keperawatan tersebut telah
sesuai. Bahkan perawat melaksanakan asuhan keperawatan tanpa menyadari sebagian
tindakan yang telah dilakukan pada klien adalah penerapan konsep teori Roy. Oleh
karena itu, kami memandang perlu untuk mengetahui dan mengkaji lebih jauh tentang
penerapan model keperawatan yang sesuai dengan teori Sister Callista Roy di lapangan
atau rumah sakit, sehingga dapat diketahui apakah teori Roy dapat diaplikasikan dengan
baik dalam pelayanan keperawatan/ asuhan keperawatan
1.2. Rumusan Masalah
a.Aps definisi teori keperawatan Calista roy?
b.Apa saja tingkatan-tingkatan teori keperawatan Calista roy?
c.Apa itu teori adaptasi menurut Calista roy?

1.3. Tujuan

1. Tujuan Umum Mampu memahami konsep model keperawatan menurut Roy dalam
manajemen asuhan keperawatan.

1.4. Tujuan Khusus

a. Menjelaskan Definisi teori keperawatan Calista Roy


b. Mampu menjelaskan tingkatan teori keperawatan sister Calista Ror
c. Mampu memahami konsep dasar atau asumsi dasar dalam model konseptual stress
dan adaptasi Roy d. Mampu menjelaskan komponen–komponen model konsep
keperawatan sister Calista Roy
d. Mampu menjelaskan karakteristik model konsep keperawatan sister Calista Roy f.
Mampu menerapkan konsep keperawatan sister Calista Roy pada asuhan keperawatan
dengan pendekatan proses keperawatan.

1.5.Manfaat Penulisan

a. Bagi penulis agar memenuhi salah satu tugas kelompok sebagai mahasiswa dalam
mata pelajaran Falsafah dan Teori Keperawatan Calista Roy.
b. Bagi pembaca agar mengetahui serta menambah wawasan tentang konsep dasar
keperawatan dan praktiknya dalam kehidupan sehari-hari.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Teori Keperawatan Menurut Calista Roy

Dalam asuhan keperawatan, menurut Roy (1984) sebagai penerima asuhan


keperawatan adalah individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat yang dipandang sebagai
“Holistic Adaptif System” dalam segala aspek yang merupakan satu kesatuan.

Roy mendefinisikan tujuan dari asuhan keperawatan adalah sebagai peningkatan dari respon
adaptasi ke empat model adaptasi. Kondisi seseorang sangat ditentukan oleh tingkat
adaptasinya, yaitu apakah seseorang berespon secara positif terhadap rangsang interna atau
eksterna. Adapun pengertian klien sendiri adalah suatu kesatuan utuh yang mempunyai 4
model adaptasi berdasarkan kebutuhan fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan hubungan
interdependensi.
Peran perawat adalah meningkatkan perilaku adaptif klien dengan menipulasi stimulasi fokal,
konteksutual dan residual. Sumber kesulitan yang dihadapi adalah adanya koping yang tidak
adekuat untuk mempertahankan integritas dalam menghadapi kekuarangan atau kelebihan
kebutuhan. Fokus intervensi direncanakan untuk dengan tujuan mengubah atau memanipulasi
fokal, kontekstual dan residual stimuli. Intervensi kemungkinan disokuskan pada kemampuan
koping individu atau daerah adaptasi sehingga seluruh rangsang sesuai dengan kemampuan
individu untuk beradatasi. Evaluasi dilakukan berdasarkan respon adaptif terhadap stimulus
oleh klien.

2.2 Tingkatan Teori Keperawatan Menurut Calista Roy

1.Grand Theory

Model adaptasi Roy pertamakali disajikan dalam bentuk literatur pada sebuah
artikel yang diterbitkan dalam Nursing Outlook pada tahun 1970 kemudian
penyempurnaan dan penyajian Kembali model tersebut pada tahun 1999 (Alligood,
2014).

KONSEP MAYOR DAN DEFINIS

1. Lingkungan

Kondisi, situasi, dan pengaruh yang mempengaruhi perilaku manusia sebagai


sistem adaptif.

2. Kesehatan

Keadaan dan proses yang menjadi satu kesatuan.

3. Orang

"Sistem adaptif manusia" dan di definisikan juga sebagai "keseluruhan yang


mengandung bagian yang berfungsi secara keseluruhan untuk mencapai suatu
tujuan tertentu. Sistem manusia juga mencakup organisasi kelompok orang ,
komunitas, dan masyarakat secara keseluruhan." (Roy & Andrews, 1999)

4. Tujuan Keperawatan
Dukungan adaptif dari masing-masing empat mode, (1) mode fisiologis, (2)
mode konsep  diri, (3) mode peran, dan (4) mode saling ketergantungan. (Roy)

5. Adaptasi

Proses dimana pikiran dan perasaan seseorang sebagai individu atau kelompok
menggunakan persepsi dan pilihan mereka untuk menciptakan integrasi antara
manusia dengan lingkungannya. (Roy & Andrews, 1999)

6. Rangsangan Fokus

Stimulus atau rangsangan yang merupakan penyebab langsung situasi tersebut.

7. Rangsangan Kontekstual

Stimulus atau rangsangan lain yang mungkin atau tidak mungkin


mempengaruhi situasi.

8. Rangsangan Sisa

Stimulus atau rangsangan yang sangat besar dan tidak diketahui yang dapat
mempengaruhi situasi

9. Subsistem Kognator

"Proses koping pertama yang melibatkan empat saluran Kognitif-Emotif :


persepsi, pemrosesan informasi, pembelajaran, penilaian, dan emosi." (Roy,
1988b; Roy And Andrews, 1999)

10. Subsistem Pengatur

"Jenis dasar proses adaptif yang merespons secara otomatis  melalui jalur
koping netral, kimiawi, dan endokrin." (Roy, 1984)

11. Proses Kontrol Stabilizer


Struktur dan proses yang ditujukan untuk mempertahankan sistem, termasuk
nilai dan aktivitas sehari-hari dimana para peserta dapat mencapai tujuan
utama kelompok dan berkontribusi pada tujuan Bersama masyarakat.

12. Proses Kontrol Inovator

Subsistem internal yang mengandung struktur dan proses untuk pertumbuhan.

BAGAN KONSEPTUAL

1. Persepsi adalah interpretasi dari suatu stimulus, dan persepsi menghubungkan


regulator dengan kognator dalam masukan ke dalam regulator diubah menjadi
persepsi. Persepsi adalah proses dari kognator.

2. Empat mode adaptif dari dua subsistem dalam model Roy memberikan bentuk
atau manifestasi dari aktivitas kognator dan regulator.

3. Mode adaptif fisik fisiologis berkaitan dengan cara manusia berinteraksi


dengan lingkungan melalui proses fisiologis untuk memenuhi kebutuhan dasar
oksigenasi, eliminasi, aktivitas dan istirahat, dan nutris perlindungan.

4. Konsep diri individu terdiri dari diri fisik (sensasi tubuh dan citra tubuh) dan
diri pribadi (konsistensi diri, ideal diri, dan diri moral-etika-spiritual).

5. Mode adaptif fungsi peran menggambarkan peran primer, sekunder, dan


tersier yang dilakukan individu dalam masyarakat.

6. Hubungan antara empat mode adaptif terjadi ketika rangsangan internal dan
eksternal mempengaruhi lebih dari satu mode, ketika perilaku mengganggu
terjadi di lebih dari satu mode, atau ketika satu mode menjadi stimulus fokus,
kontekstual, atau residual untuk mode lain.

ASUMSI MAYOR

Asumsi, Konsep, dan Hubungan Kunci Asumsi didefinisikan dalam RAM


sebagai asumsi filosofis, ilmiah, dan budaya (Roy, 2009).
A.Asumsi ilmiah tentang RAM di abad ke-21 meliputi:

1. Sistem materi dan energi maju ke tingkat yang lebih tinggi dari pengaturan diri
yang kompleks.

2. Kesadaran dan Makna adalah integrasi manusia dan lingkungan. Kesadaran


diri dan kesadaran lingkungan berakar pada pikiran dan perasaan.

3. Keputusan manusia mempertimbangkan integrasi proses kreatif.

4. Pikiran dan emosi memediasi perilaku manusia.

5. Sistem relasional melibatkan penerimaan, perlindungan, dan promosi saling


ketergantungan.

6. Manusia dan Bumi berbagi pola umum dan hubungan penting.

7. Transformasi manusia dan ekologi diciptakan dalam kesadaran manusia.

8. Integrasi manusia-lingkungan mengarah pada adaptasi (Roy, 2009).

B.Asumsi Filosofis  meliputi :

1. Manusia memiliki hubungan timbal balik dengan dunia dan para dewa. Makna
manusia berakar pada konvergensi titik omega kosmik.

2. Tuhan menyatakan diri-Nya secara intim dalam keragaman ciptaan.

3. Manusia memanfaatkan kemampuan kreatif kesadaran, pencerahan, dan


keyakinan mereka.

4. Manusia bertanggung jawab untuk memelihara dan mengubah alam semesta


(Roy, 2009)

C.Asumsi Budaya meliputi:

1. Pengalaman budaya mempengaruhi bagaimana RAM diekspresikan.


2. Konsep pusat budaya dapat mempengaruhi RAM sampai batas tertentu.

3. Representasi budaya RAM dapat menyebabkan perubahan dalam praktik


seperti: B. Nursing Assessment (Roy, 2009)

4. Ketika RAM berkembang dalam satu budaya, dampak keperawatan mungkin


berbeda dari pengalaman dalam budaya rumah (Roy, 2009). 

5. Semua elemen model adalah bagian dari perawatan klien dan kelompok.
Perawat menggunakan penilaian dua langkah untuk secara akurat
mendefinisikan masalah dan membuat keputusan tentang rencana perawatan.\

2.Middle Range Teori Keperawatan

Middle range teori keperawatan ini qadalah teori cakupan menengah.Dalam


perkembangan teori.Middle range teori relative baru dalam illmu keperawatan , teori ini
berguna untuk praktek dan penelitian keperawatan. Oleh karena itu Middle range teori
mungki di uji secara empiris.

1. Filosofi
Filosofi tidak didasarkan terhadap hal yang bersifat empiris, tetapi merupakan
suatu keyakinan dan penyataan yang terkait terhadap praktek keperawatan dan
mempengaruhi munculnya model konseptual. Asumsi Humanism dan Veritivity yang
diturunkan dari teori Spiritual oleh Swimme dan Berry tahun 1992 menjadikan
Philosifical dari teori ini. Humanism menegaskan bahwa seseorang atau pengalaman
manusia sangat essensial untuk pengetahuannya dan bernilai. Hal itu dapat menjadi
kekuatan untuk berkreatif. Veritivity menegaskan tentang kepercayaan, nilai dan arti
pada semua kehidupan manusia. Selain itu Asumsi dari Teori System dan Teori level
adaptasi digabungkan menjadi kesatuan asusmsi yang scientific. Dari teori System,
sistim adaptasi manusia dipandang sebagai sesuatu yang berinteraksi yang bekerja
sebagai kesatuan untuk mencapai tujuan. Sistem adaptasi manusia adalah sesuatu
yang kompleks, memiliki banyak factor dan juga merupakan respon terhadap stimulus
lingkungan untuk mencapai adaptasi. Dalam beradaptasi dengan stimulus lingkungan,
manusia mempunyai kapasitas untuk mengadakan perubahan-perubahan pada
lingkungan, beliau mengembangkan ilmu dan filosofinya berdasarkan 3 (tiga)
asumsi dasar, yaitu :
1. Asumsi dari Teori Sistem :
a. Sistem adalah seperangkat bagian yang saling berhubungan satu sama lain
b. Sistem adalah bagian yang saling bergantung antara fungsi yang satu
dengan yang lainnya
c. Sistem mempunyai input, output, kontrol, proses, dan umpan balik
d. Input merupakan umpan balik yang juga disebut informasi
e. Sistem kehidupan lebih kompleks, memiliki standar, dan umpan balik
terhadap fungsinya.
2. Asumsi dari Teori Melson
a. Perilaku manusia adalah hasil adaptasi dari kekuatan organisme dengan
lingkungannya
b. Perilaku adaptif adalah berfungsinya stimulus dan tingkatan adaptasi, yang
dapat berpengaruh terhadap stimulus fokal, stimulus kontekstual, dan
stimulus residual
c. Adaptasi adalah proses adanya respon positif terhadap perubahan
lingkungan
d. Respon merupakan refleksi keadaan organisme terhadap stimulus.

3. Asumsi dari humanism

a. Individu mempunyai kekuatan kreatif


b. Perilaku individu mempunyai tujuan, dan tidak selalu dalam lingkaran
sebab-akibat
c. Manusia merupakan makhluk holistik
d. Opini manusia, serta nilai yang akan datang
e. Moblisasi antar manusia yang bermakna.

3.Practice Teori Keperawatan

Roy berpendapat bahwa keperawatan sebagai illmu dan praktik berperan dalam
meningkatkan adaptasi individu dan kelompok terhadap Kesehatan sehingga sikap yang
mu8ncul semakin positif.
1. Pola Pengembangan Model Konseptual Calista Roy

Sister Calista Roy mengembangkan model adaptasi dalam keperawatan pada


tahun 1964. Model ini banyak di gunakan sebagai falsafah dasar dan model konsep
dalam pendidikan keperawatan. Model adaptasi Roy adalah system model yang
esensial dalam keperawatan. Roy menjelaskan bahwa manusia adalah makhluk
biopsikososial sebagai satu kesatuan yang utuh. Dalam memenuhi kebutuhan manusia
selalu di hadapkan berbagai persoalan yang kompleks. Dalam menghadapi persoalan
tersebut Roy mengemukakan teori adaptasi. Penggunaan koping atau mekanisme
pertahanan diri, berespon melakukan peran dan fungsi secara optimal untuk
memelihara integritas diri keadaan lingkungan sekitarnya dalam suatu rentang kontinu
sehat – sakit. Sumber- sumber yang mendukung perkembangan teori ini : Didasari
dari teori adaptasi Helson, yang mengatakan bahwa respon adaptive adalah fungsi
yang muncul ketika ada stimulus dan level adaptasi.. Stimulus adalah setiap factor
yang mengakibatkan sebuah respon. Stimulus dapat muncul dari lingkungan internal
maupun eksternal. Setelah mengembangkan teorinya, Roy mempresentasikan teori
tersebut pada praktek keperawatan, riset dan pendidikan keperawatan.

2.3. Paradigma Keperawatan Menurut Calista Roy

Empat Elemen utama dari teori Roy adalah : Manusia sebagai penerima asuhan
keperawatan, Konsep lingkungan, Konsep sehat dan Keperawatan. Dimana antara
keempat elemen tersebut saling mempengaruhi satu sama lain karena merupakan
suatu sistem.
1. Manusia
Manusia merupakan fokus utama yang perlu diperhatikan karena manusialah
yang menjadi penerima asuhan keperawatan, baik itu individu, keluarga,
kelompok maupun masyarakat, yang dipandang sebagai “Holistic Adaptif
System”. Dimana “Holistic Adaptif System “ ini merupakan perpaduan antara
konsep sistem dan konsep adaptasi.
a. Konsep Sistem
Roy memandang manusia sebagai mahluk holistik yang dalam sistem
kehidupannya akan selalu berinteraksi dengan lingkungannya, dimana
diantara keduanya akan terjadi pertukaran informasi, “matter” dan energi.
Adapun karakteristik sistem menurut Roy adalah input, output, control dan
feed back
b. Konsep Adaptasi
Output dalam sistem adaptasi ini berupa respon perilaku individu yang
dapat dikaji oleh perawat baik secara objektif maupun subjektif. Respon
perilaku ini dapat menjadi umpan balik bagi individu maupun lingkungannya.
Roy mengkategorikan output dari sistem adaptasi ini berupa respon adaptif
dan respon inefektif. Respon adaptif dapat meningkatkan integritas individu
sedangkan respon inefektif tidak dapat mendukung untuk pencapaian tujuan
perawatan individu. Roy menggunakan istilah mekanisme koping untuk
menggambarkan proses kontrol individu dalam sistem adaptasi ini. Beberapa
koping ada yang bersifat genetik seperti : WBC (sel darah putih) sebagai
benteng pertahanan tubuh terhadap adanya kuman, sedangkan beberapa
koping lainnya ada yang merupakan hasil belajar seperti : menggunakan
antiseptik untuk membersihkan luka. Dalam mekanisme kontrol ini, Roy
menyebutnya dengan istilah “Regulator” dan “Cognator”. Transmitter dari
sistem regulator berupa kimia, neural atau sistem saraf dan endokrin, yang
dapat berespon secara otomatis terhadap adanya perubahan pada diri individu.
Respon dari sistem regulator ini dapat memberikan umpan balik terhadap
sistem cognator. Proses kontrol cognator ini sangat berhubungan dengan
fungsi otak dalam hal fungsi persepsi atau memproses informasi, pengambilan
keputusan dan emosi.

2. Lingkungan
Stimulus yang berasal dari individu dan sekitar individu merupakan elemen
dari lingkungan, menurut Roy. Lingkungan didefinisikan oleh Roy adalah “
Semua kondisi, keadaan dan pengaruh-pengaruh disekitar individu yang dapat
mempengaruhi perkembangan dan perilaku individu dan kelompok “(Roy and
Adrews, 1991 dalam Nursing Theory : 260) . Dalam hal ini Roy menekankan agar
lingkungan dapat didesign untuk meningkatkan kemampuan adaptasi individu
atau meminimalkan resiko yang akan terjadi pada individu terhadap adanya
perubahan.

3. Sehat
Roy mendefinisikan sehat adalah “A State and a process of being and becoming
an integrated and whole person”. Integritas individu dapat ditunjukkan dengan
kemampuan untuk mempertahankan diri, tumbuh, reproduksi dan “mastery”.
Asuhan keperawatan berdasarkan model Roy bertujuan untuk meningkatkan
kesehatan individu dengan cara meningkatkan respon adaptifnya.

4. Keperawatan
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa tujuan keperawatan menurut
Roy adalah meningkatkan respon adaptif individu dan menurunkan respon
inefektif individu, dalam kondisi sakit maupun sehat. Selain meningkatkan
kesehatan di semua proses kehidupan, keperawatan juga bertujuan untuk
mengantarkan individu meninggal dengan damai. Untuk mencapai tujuan tersebut,
perawat harus dapat mengatur stimulus fokal, kontekstual dan residual yang ada
pada individu, dengan lebih menitikberatkan pada stimulus fokal, yang merupakan
stimulus tertinggi.

2.4. Teori Adaptasi Sister Calista Roy

Roy mengidentifikasi bahwa input sebagai stimulus, merupakan kesatuan


informasi, bahan-bahan atau energi dari lingkungan yang dapat menimbulkan
respon, dimana dibagi dalam tiga tingkatan yaitu input, proses dan output.
1. Input
Input atau masukan terdiri dari stimulus dan level adaptasi. Stimulus terdiri
dari :
a. Stimulus fokal yaitu stimulus yang langsung berhadapan dengan
seseorang, efeknya segera, misalnya infeksi .
b. Stimulus kontekstual yaitu semua stimulus lain yang dialami seseorang
baik internal maupun eksternal yang mempengaruhi situasi dan dapat
diobservasi, diukur dan secara subyektif dilaporkan. Rangsangan ini muncul
secara bersamaan dimana dapat menimbulkan respon negatif pada stimulus
fokal seperti anemia, isolasi sosial.
c. Stimulus residual yaitu ciri-ciri tambahan yang ada dan relevan dengan
situasi yang ada tetapi sukar untuk diobservasi meliputi kepercayan, sikap,
sifat individu berkembang sesuai pengalaman yang lalu, hal ini memberi
proses belajar untuk toleransi. Misalnya pengalaman nyeri pada pinggang ada
yang toleransi tetapi ada yang tidak. Level adaptasi dapat menjadi data
masukan yang akan mempengaruhi respon adaptasi seseorang. Menurut Roy
level adaptasi seseorang dibagi menjadi 3,yaitu : integrated , compensatory,
compromised.

2. Proses
Mekanisme kontrol seseorang menurut Roy adalah bentuk mekanisme koping
yang di gunakan. Mekanisme kontrol ini dibagi atas regulator dan kognator
yang merupakan subsistem.
a. Subsistem regulator.
Input stimulus berupa internal atau eksternal. Transmiter regulator sistem
adalah kimia, neural atau endokrin. Refleks otonom adalah respon neural
dan brain sistem dan spinal cord yang diteruskan sebagai perilaku output
dari regulator sistem. Banyak proses fisiologis yang dapat dinilai sebagai
perilaku regulator subsistem.
b. Subsistem kognator.
Stimulus untuk subsistem kognator dapat eksternal maupun internal.
Perilaku output dari regulator subsistem dapat menjadi stimulus umpan
balik untuk kognator subsistem. Kognator kontrol proses berhubungan
dengan fungsi otak dalam memproses informasi, penilaian dan emosi.
Persepsi atau proses informasi berhubungan dengan proses internal dalam
memilih atensi, mencatat dan mengingat. Belajar berkorelasi dengan
proses imitasi, reinforcement (penguatan) dan insight (pengertian yang
mendalam). Penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan adalah
proses internal yang berhubungan dengan penilaian atau analisa. Emosi
adalah proses pertahanan untuk mencari keringanan, mempergunakan
penilaian dan kasih sayang. Dalam memelihara integritas, kognator dan
regulator saling bekerjasama dan menguatkan. Selanjutnya Roy
mengembangkan proses internal seseorang sebagai sistem adaptasi
dengan menetapkan sistem efektor, yaitu 4 mode adaptasi meliputi
fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi.
a. Mode Fungsi Fisiologi
Fungsi fisiologi berhubungan dengan struktur tubuh dan fungsinya.
Roy mengidentifikasi sembilan kebutuhan dasar fisiologis yang harus
dipenuhi untuk mempertahankan integritas, yang dibagi menjadi dua
bagian, mode fungsi fisiologis tingkat dasar yang terdiri dari 5
kebutuhan dan fungsi fisiologis dengan proses yang kompleks terdiri
dari 4 bagian yaitu :
1) Oksigenasi : Kebutuhan tubuh terhadap oksigen dan prosesnya,
yaitu ventilasi, pertukaran gas dan transpor gas.
2) Nutrisi : Mulai dari proses ingesti dan asimilasi makanan untuk
mempertahankan fungsi, meningkatkan pertumbuhan dan
mengganti jaringan yang injuri.
3) Eliminasi : Yaitu ekskresi hasil dari metabolisme dari
instestinal dan ginjal.
4) Aktivitas dan istirahat : Kebutuhan keseimbangan aktivitas
fisik dan istirahat yang digunakan untuk mengoptimalkan
fungsi fisiologis dalam memperbaiki dan memulihkan semua
komponen-komponen tubuh.
5) Proteksi/ perlindungan : Sebagai dasar defens tubuh termasuk
proses imunitas dan struktur integumen (kulit, rambut dan
kuku) dimana hal ini penting sebagai fungsi proteksi dari
infeksi, trauma dan perubahan suhu.
6) The sense/perasaan : Penglihatan, pendengaran, perkataan, rasa
dan bau memungkinkan seseorang berinteraksi dengan
lingkungan Sensasi nyeri penting dipertimbangkan dalam
pengkajian perasaan.
7) Cairan dan elektrolit. : Keseimbangan cairan dan elektrolit di
dalamnya termasuk air, elektrolit, asam basa dalam seluler,
ekstrasel dan fungsi sistemik. Sebaliknya inefektif fungsi
sistem fisiologis dapat menyebabkan ketidakseimbangan
elektrolit.
8) Fungsi syaraf / neurologis : Hubungan-hubungan neurologis
merupakan bagian integral dari regulator koping mekanisme
seseorang. Mereka mempunyai fungsi untuk mengendalikan
dan mengkoordinasi pergerakan tubuh, kesadaran dan proses
emosi kognitif yang baik untuk mengatur aktivitas organ-organ
tubuh
9) endokrin : Aksi endokrin adalah pengeluaran horman sesuai
dengan fungsi neurologis, untuk menyatukan dan
mengkoordinasi fungsi tubuh. Aktivitas Fungsi endokrin
mempunyai peran yang signifikan dalam respon stress dan
merupakan dari regulator koping mekanisme.

b.Mode Konsep Diri


Mode konsep diri berhubungan dengan psikososial dengan
penekanan spesifik pada aspek psikososial dan spiritual manusia.
Kebutuhan dari konsep diri ini berhubungan dengan integritas psikis
antara lain persepsi, aktivitas mental dan ekspresi perasaan. Konsep
diri menurut Roy terdiri dari dua komponen yaitu the physical self dan
the personal self.
1) The physical self, yaitu bagaimana seseorang memandang
dirinya berhubungan dengan sensasi tubuhnya dan gambaran
tubuhnya. Kesulitan pada area ini sering terlihat pada saat
merasa kehilangan, seperti setelah operasi, amputasi atau hilang
kemampuan seksualitas.
2) The personal self, yaitu berkaitan dengan konsistensi diri, ideal
diri, moral- etik dan spiritual diri orang tersebut. Perasaan
cemas, hilangnya kekuatan atau takut merupakan hal yang berat
dalam area ini.

c. Mode Fungsi Peran


Mode fungsi peran mengenal pola–pola interaksi sosial
seseorang dalam hubungannya dengan orang lain, yang dicerminkan
dalam peran primer, sekunder dan tersier. Fokusnya pada bagaimana
seseorang dapat memerankan dirinya dimasyarakat sesuai
kedudukannya

d.Mode Interdependensi
Mode interdependensi adalah bagian akhir dari mode yang
dijabarkan oleh Roy. Fokusnya adalah interaksi untuk saling memberi
dan menerima cinta/ kasih sayang, perhatian dan saling menghargai.
Interdependensi yaitu keseimbangan antara ketergantungan dan
kemandirian dalam menerima sesuatu untuk dirinya. Ketergantungan
ditunjukkan dengan kemampuan untuk afiliasi dengan orang lain.
Kemandirian ditunjukkan oleh kemampuan berinisiatif untuk melakukan
tindakan bagi dirinya. Interdependensi dapat dilihat dari keseimbangan
antara dua nilai ekstrim, yaitu memberi dan menerima.
3. Output
Output dari suatu sistem adalah perilaku yang dapt di amati, diukur atau
secara subyektif dapat dilaporkan baik berasal dari dalam maupun dari luar.
Perilaku ini merupakan umpan balik untuk sistem. Roy mengkategorikan
output sistem sebagai respon yang adaptif atau respon yang tidak
efektif/maladaptif. Respon yang adaptif dapat meningkatkan integritas
seseorang yang secara keseluruhan dapat terlihat bila seseorang tersebut
mampu melaksanakan tujuan yang berkenaan dengan kelangsungan hidup,
perkembangan, reproduksi dan keunggulan. Sedangkan respon yang mal
adaptif perilaku yang tidak mendukung tujuan ini. Tingkat adaptasi seseorang
sebagai sistem adaptasi dipengaruhi oleh perkembangan individu itu sendiri,
dan penggunaan mekanisme koping. Penggunaan mekanisme koping yang
maksimal mengembangkan tingkat adaptasi seseorang dan meningkatkan
rentang stimulus agar dapat berespon secara positif.

2.5. Dimensi Keperawatan Menurut Callista Roy

A. Praktek
Konsep teori Callista Roy merupakan salah satu kerangka kerja konseptual
yang paling sering digunakan untuk memandu praktik keperawatan, dan
digunakansecara nasional dan internasional. Model Roy berguna untuk praktik
keperawatan, karena menguraikan fitur disiplin dan memberikan arahan untuk
praktik. Ketika menggunakan proses keperawatan enam langkah Roy, perawat
melakukan enam fungsi berikut:
a. Menilai perilaku yang dimanifestasikan dari empat mode adaptif.
b. Menilai rangsangan untuk perilaku tersebut dan mengelompokkan
merekasebagai rangsangan fokal, kontekstual, atau sisa.
c. Membuat pernyataan atau diagnosis keperawatan dari keadaan
adaptifseseorang
d. Menetapkan tujuan untuk mempromosikan adaptasi.
e. Menerapkan intervensi yang ditujukan untuk mengelola rangsangan
untukmempromosikan adaptasi.
f. Mengevaluasi apakah tujuan adaptif telah dipenuhi Dengan
memanipulasi rangsangan dan bukan pasien, perawat meningkatkan interaksi
orang dengan lingkungan mereka, sehingga meningkatkan Kesehatan.

B. Pendidikan
Model Adaptasi Roy mendefinisikan tujuan yang berbeda dari keperawatan bagi
siswa, untuk mempromosikan adaptasi orang di masing-masing mode adaptifdalam
situasi kesehatan dan penyakit. Model ini membedakan ilmu keperawatandari ilmu
kedokteran dengan memiliki isi dari bidang-bidang yang diajarkan dalamkursus
terpisah. Dia menekankan kolaborasi tetapi menggambarkan tujuan terpisah untuk
perawat dan dokter. Menurut Roy, tujuan perawat untuk membantu pasienagar
energinya membaik, sedangkan mahasiswa kedokteran berfokus pada posisipasien
pada rangkaian penyakit kesehatan dengan tujuan menyebabkan Gerakan sepanjang
kontinum. Dia memandang model sebagai alat yang berharga untuk
menganalisis perbedaan antara dua profesi keperawatan dan obat.
Roy percaya bahwa kurikulum berdasarkan model ini mendukung pemahaman
mahasiswa tentang perkembangan teori ketika mereka belajar tentang menguji teori
danpengalaman wawasan teoritis. Roy mencatat sejak awal bahwa model
tersebutmengklarifikasi tujuan, mengidentifikasi konten, dan pola yang ditentukan
dan belajar. Model Adaptasi Roy telah digunakan dalam
lingkunganpendidikan dan telah membimbing pendidikan keperawatan di
DepartemenKeperawatan Perguruan Tinggi Mount Saint Mary di Los
Angeles sejak tahun1970. Pada awal 1987, lebih dari 100.000 siswa
perawat telah dididik dalam program keperawatan berdasarkan Model Adaptasi
Roy di Amerika Serikat dan diluar negeri. Model Adaptasi Roy memberikan para
pendidik cara sistematis untuk mengajar para maha siswa untuk menilai dan merawat
pasien dalam konteks kehidupan mereka daripada hanya sebagai korban penyakit.
Dobratz mengevaluasi hasil pembelajaran dari kursus penelitian keperawatan
yang dirancang dari perspektif Model Adaptasi Roy dan dijelaskan secara rinci
bagaimana mengajarkan isi teoritis kepada siswa dalam kursus
penelitiankeperawatan senior. Alat evaluasi adalah skala tipe Likert yang
berisi tujuh pernyataan.

BAB 111

PENUTUP

3.1.Kesimpulan

Roy mendefinisikan tujuan dari asuhan keperawatan adalah sebagai peningkatan dari
respon adaptasi ke empat model adaptasi. Kondisi seseorang sangat ditentukan oleh tingkat
adaptasinya, yaitu apakah seseorang berespon secara positif terhadap rangsang interna atau
eksterna. Adapun pengertian klien sendiri adalah suatu kesatuan utuh yang mempunyai 4
model adaptasi berdasarkan kebutuhan fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan hubungan
interdependensi.

Roy dalam mengaplikasikan konsep-konsepnya yang berasal dari system dan


disesuaikan kepada pasien yg telah mempersembahkan artikulasinya untuk perawat dalam
menggunakan peralatan untuk praktik , Pendidikan, dan penelitian.

Roy menjelaskan bahwa person bisa berarti individu,keluarga ,kelompok atau


masyarakat luas dan masing-masing sebagai system adaptasi holistic. Penelitian Roy
berfokus pada peningkatan kompleksitas individu dan pengaturan lingkungan secara mandiri
dan pada hubungan antar-dan di antara manusia,alam semesta dan apa yang di anggap
sebagai kekuasaan tinggi atau tuhan.Asumsi Filosofi roy telah diperhalus menggunakan
karaktristik utama “Penciptaan Spritualitas” yakni suatu pandangan bahwa “ manusia dan
bumi adalah satu, dan kebudayaan dalam tuhan ada bagian dari tuhan”.
DAFTAR PUSTAKA

Alligood MR. Nursing theorists and their work-e-book. Elsevier Health Sciences; 2017 Jul
20.

Alligood M. The nature of knowledge needed for nursing practice. Nursing theory. 2006:3-
15.

Fitzpatrick JJ, Whall AL. Conceptual models of nursing analysis and application. 1996

McCurry MK, Revell SM, Roy SC. Knowledge for the good of the individual and society:
linking philosophy, disciplinary goals, theory, and practice. Nursing philosophy. 2010
Jan;11(1):42-52.

Roy C. Generating middle range theory: From evidence to practice. Springer publishing
company; 2013 Aug 28.

Roy C. The Roy adaptation model: The definitive statement. McGrawHill/Appleton &
Lange; California. 1991. Roy C. Research based on the Roy adaptation model: Last 25 years.
Nursing Science Quarterly. 2011 Oct;24(4):312-20.

Roy C. Key issues in nursing theory: Developments, challenges, and future directions.
Nursing research. 2018 Mar 1;67(2):81-92.

Anda mungkin juga menyukai