Makalah Falsafah Kelompok 4
Makalah Falsafah Kelompok 4
1. Maryana (112STYC22)
2. Istiarini (076STYC22)
3. Nurul Ainun Safirah(135STYC22)
4. Jeti Serlina (079STYC22)
5. Muhammad Irwan Ramdani(115STYC22)
6. Lalu Fibrin Ariawan(088STYC22)
7. Muhammad Rauhi(117STYC22)
Puji dan Syukur kami ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat
pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai Konsep Teori
dalam Keperawatan menurut Callista Roy.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan ibu
Istianah.Ners.,M.Kep . Dalam mata kuliah falsafah dan teori keperawatan.Makalah
ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk
membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalahini. Oleh
karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semuapihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini.Kami menyadari bahwa masih banyak
kekurangan yang mendasar pada makalah ini.Oleh karena itu kami mengundang pembaca
untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif
dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikanmanfaat bagi kita sekalian.
Penulis Kelompok 4
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar....................................................................................................2
Daftar isi...............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................5
3.1 Kesimpulan...............................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1. Tujuan Umum Mampu memahami konsep model keperawatan menurut Roy dalam
manajemen asuhan keperawatan.
1.5.Manfaat Penulisan
a. Bagi penulis agar memenuhi salah satu tugas kelompok sebagai mahasiswa dalam
mata pelajaran Falsafah dan Teori Keperawatan Calista Roy.
b. Bagi pembaca agar mengetahui serta menambah wawasan tentang konsep dasar
keperawatan dan praktiknya dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
Roy mendefinisikan tujuan dari asuhan keperawatan adalah sebagai peningkatan dari respon
adaptasi ke empat model adaptasi. Kondisi seseorang sangat ditentukan oleh tingkat
adaptasinya, yaitu apakah seseorang berespon secara positif terhadap rangsang interna atau
eksterna. Adapun pengertian klien sendiri adalah suatu kesatuan utuh yang mempunyai 4
model adaptasi berdasarkan kebutuhan fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan hubungan
interdependensi.
Peran perawat adalah meningkatkan perilaku adaptif klien dengan menipulasi stimulasi fokal,
konteksutual dan residual. Sumber kesulitan yang dihadapi adalah adanya koping yang tidak
adekuat untuk mempertahankan integritas dalam menghadapi kekuarangan atau kelebihan
kebutuhan. Fokus intervensi direncanakan untuk dengan tujuan mengubah atau memanipulasi
fokal, kontekstual dan residual stimuli. Intervensi kemungkinan disokuskan pada kemampuan
koping individu atau daerah adaptasi sehingga seluruh rangsang sesuai dengan kemampuan
individu untuk beradatasi. Evaluasi dilakukan berdasarkan respon adaptif terhadap stimulus
oleh klien.
1.Grand Theory
Model adaptasi Roy pertamakali disajikan dalam bentuk literatur pada sebuah
artikel yang diterbitkan dalam Nursing Outlook pada tahun 1970 kemudian
penyempurnaan dan penyajian Kembali model tersebut pada tahun 1999 (Alligood,
2014).
1. Lingkungan
2. Kesehatan
3. Orang
4. Tujuan Keperawatan
Dukungan adaptif dari masing-masing empat mode, (1) mode fisiologis, (2)
mode konsep diri, (3) mode peran, dan (4) mode saling ketergantungan. (Roy)
5. Adaptasi
Proses dimana pikiran dan perasaan seseorang sebagai individu atau kelompok
menggunakan persepsi dan pilihan mereka untuk menciptakan integrasi antara
manusia dengan lingkungannya. (Roy & Andrews, 1999)
6. Rangsangan Fokus
7. Rangsangan Kontekstual
8. Rangsangan Sisa
Stimulus atau rangsangan yang sangat besar dan tidak diketahui yang dapat
mempengaruhi situasi
9. Subsistem Kognator
"Jenis dasar proses adaptif yang merespons secara otomatis melalui jalur
koping netral, kimiawi, dan endokrin." (Roy, 1984)
BAGAN KONSEPTUAL
2. Empat mode adaptif dari dua subsistem dalam model Roy memberikan bentuk
atau manifestasi dari aktivitas kognator dan regulator.
4. Konsep diri individu terdiri dari diri fisik (sensasi tubuh dan citra tubuh) dan
diri pribadi (konsistensi diri, ideal diri, dan diri moral-etika-spiritual).
6. Hubungan antara empat mode adaptif terjadi ketika rangsangan internal dan
eksternal mempengaruhi lebih dari satu mode, ketika perilaku mengganggu
terjadi di lebih dari satu mode, atau ketika satu mode menjadi stimulus fokus,
kontekstual, atau residual untuk mode lain.
ASUMSI MAYOR
1. Sistem materi dan energi maju ke tingkat yang lebih tinggi dari pengaturan diri
yang kompleks.
1. Manusia memiliki hubungan timbal balik dengan dunia dan para dewa. Makna
manusia berakar pada konvergensi titik omega kosmik.
5. Semua elemen model adalah bagian dari perawatan klien dan kelompok.
Perawat menggunakan penilaian dua langkah untuk secara akurat
mendefinisikan masalah dan membuat keputusan tentang rencana perawatan.\
1. Filosofi
Filosofi tidak didasarkan terhadap hal yang bersifat empiris, tetapi merupakan
suatu keyakinan dan penyataan yang terkait terhadap praktek keperawatan dan
mempengaruhi munculnya model konseptual. Asumsi Humanism dan Veritivity yang
diturunkan dari teori Spiritual oleh Swimme dan Berry tahun 1992 menjadikan
Philosifical dari teori ini. Humanism menegaskan bahwa seseorang atau pengalaman
manusia sangat essensial untuk pengetahuannya dan bernilai. Hal itu dapat menjadi
kekuatan untuk berkreatif. Veritivity menegaskan tentang kepercayaan, nilai dan arti
pada semua kehidupan manusia. Selain itu Asumsi dari Teori System dan Teori level
adaptasi digabungkan menjadi kesatuan asusmsi yang scientific. Dari teori System,
sistim adaptasi manusia dipandang sebagai sesuatu yang berinteraksi yang bekerja
sebagai kesatuan untuk mencapai tujuan. Sistem adaptasi manusia adalah sesuatu
yang kompleks, memiliki banyak factor dan juga merupakan respon terhadap stimulus
lingkungan untuk mencapai adaptasi. Dalam beradaptasi dengan stimulus lingkungan,
manusia mempunyai kapasitas untuk mengadakan perubahan-perubahan pada
lingkungan, beliau mengembangkan ilmu dan filosofinya berdasarkan 3 (tiga)
asumsi dasar, yaitu :
1. Asumsi dari Teori Sistem :
a. Sistem adalah seperangkat bagian yang saling berhubungan satu sama lain
b. Sistem adalah bagian yang saling bergantung antara fungsi yang satu
dengan yang lainnya
c. Sistem mempunyai input, output, kontrol, proses, dan umpan balik
d. Input merupakan umpan balik yang juga disebut informasi
e. Sistem kehidupan lebih kompleks, memiliki standar, dan umpan balik
terhadap fungsinya.
2. Asumsi dari Teori Melson
a. Perilaku manusia adalah hasil adaptasi dari kekuatan organisme dengan
lingkungannya
b. Perilaku adaptif adalah berfungsinya stimulus dan tingkatan adaptasi, yang
dapat berpengaruh terhadap stimulus fokal, stimulus kontekstual, dan
stimulus residual
c. Adaptasi adalah proses adanya respon positif terhadap perubahan
lingkungan
d. Respon merupakan refleksi keadaan organisme terhadap stimulus.
Roy berpendapat bahwa keperawatan sebagai illmu dan praktik berperan dalam
meningkatkan adaptasi individu dan kelompok terhadap Kesehatan sehingga sikap yang
mu8ncul semakin positif.
1. Pola Pengembangan Model Konseptual Calista Roy
Empat Elemen utama dari teori Roy adalah : Manusia sebagai penerima asuhan
keperawatan, Konsep lingkungan, Konsep sehat dan Keperawatan. Dimana antara
keempat elemen tersebut saling mempengaruhi satu sama lain karena merupakan
suatu sistem.
1. Manusia
Manusia merupakan fokus utama yang perlu diperhatikan karena manusialah
yang menjadi penerima asuhan keperawatan, baik itu individu, keluarga,
kelompok maupun masyarakat, yang dipandang sebagai “Holistic Adaptif
System”. Dimana “Holistic Adaptif System “ ini merupakan perpaduan antara
konsep sistem dan konsep adaptasi.
a. Konsep Sistem
Roy memandang manusia sebagai mahluk holistik yang dalam sistem
kehidupannya akan selalu berinteraksi dengan lingkungannya, dimana
diantara keduanya akan terjadi pertukaran informasi, “matter” dan energi.
Adapun karakteristik sistem menurut Roy adalah input, output, control dan
feed back
b. Konsep Adaptasi
Output dalam sistem adaptasi ini berupa respon perilaku individu yang
dapat dikaji oleh perawat baik secara objektif maupun subjektif. Respon
perilaku ini dapat menjadi umpan balik bagi individu maupun lingkungannya.
Roy mengkategorikan output dari sistem adaptasi ini berupa respon adaptif
dan respon inefektif. Respon adaptif dapat meningkatkan integritas individu
sedangkan respon inefektif tidak dapat mendukung untuk pencapaian tujuan
perawatan individu. Roy menggunakan istilah mekanisme koping untuk
menggambarkan proses kontrol individu dalam sistem adaptasi ini. Beberapa
koping ada yang bersifat genetik seperti : WBC (sel darah putih) sebagai
benteng pertahanan tubuh terhadap adanya kuman, sedangkan beberapa
koping lainnya ada yang merupakan hasil belajar seperti : menggunakan
antiseptik untuk membersihkan luka. Dalam mekanisme kontrol ini, Roy
menyebutnya dengan istilah “Regulator” dan “Cognator”. Transmitter dari
sistem regulator berupa kimia, neural atau sistem saraf dan endokrin, yang
dapat berespon secara otomatis terhadap adanya perubahan pada diri individu.
Respon dari sistem regulator ini dapat memberikan umpan balik terhadap
sistem cognator. Proses kontrol cognator ini sangat berhubungan dengan
fungsi otak dalam hal fungsi persepsi atau memproses informasi, pengambilan
keputusan dan emosi.
2. Lingkungan
Stimulus yang berasal dari individu dan sekitar individu merupakan elemen
dari lingkungan, menurut Roy. Lingkungan didefinisikan oleh Roy adalah “
Semua kondisi, keadaan dan pengaruh-pengaruh disekitar individu yang dapat
mempengaruhi perkembangan dan perilaku individu dan kelompok “(Roy and
Adrews, 1991 dalam Nursing Theory : 260) . Dalam hal ini Roy menekankan agar
lingkungan dapat didesign untuk meningkatkan kemampuan adaptasi individu
atau meminimalkan resiko yang akan terjadi pada individu terhadap adanya
perubahan.
3. Sehat
Roy mendefinisikan sehat adalah “A State and a process of being and becoming
an integrated and whole person”. Integritas individu dapat ditunjukkan dengan
kemampuan untuk mempertahankan diri, tumbuh, reproduksi dan “mastery”.
Asuhan keperawatan berdasarkan model Roy bertujuan untuk meningkatkan
kesehatan individu dengan cara meningkatkan respon adaptifnya.
4. Keperawatan
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa tujuan keperawatan menurut
Roy adalah meningkatkan respon adaptif individu dan menurunkan respon
inefektif individu, dalam kondisi sakit maupun sehat. Selain meningkatkan
kesehatan di semua proses kehidupan, keperawatan juga bertujuan untuk
mengantarkan individu meninggal dengan damai. Untuk mencapai tujuan tersebut,
perawat harus dapat mengatur stimulus fokal, kontekstual dan residual yang ada
pada individu, dengan lebih menitikberatkan pada stimulus fokal, yang merupakan
stimulus tertinggi.
2. Proses
Mekanisme kontrol seseorang menurut Roy adalah bentuk mekanisme koping
yang di gunakan. Mekanisme kontrol ini dibagi atas regulator dan kognator
yang merupakan subsistem.
a. Subsistem regulator.
Input stimulus berupa internal atau eksternal. Transmiter regulator sistem
adalah kimia, neural atau endokrin. Refleks otonom adalah respon neural
dan brain sistem dan spinal cord yang diteruskan sebagai perilaku output
dari regulator sistem. Banyak proses fisiologis yang dapat dinilai sebagai
perilaku regulator subsistem.
b. Subsistem kognator.
Stimulus untuk subsistem kognator dapat eksternal maupun internal.
Perilaku output dari regulator subsistem dapat menjadi stimulus umpan
balik untuk kognator subsistem. Kognator kontrol proses berhubungan
dengan fungsi otak dalam memproses informasi, penilaian dan emosi.
Persepsi atau proses informasi berhubungan dengan proses internal dalam
memilih atensi, mencatat dan mengingat. Belajar berkorelasi dengan
proses imitasi, reinforcement (penguatan) dan insight (pengertian yang
mendalam). Penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan adalah
proses internal yang berhubungan dengan penilaian atau analisa. Emosi
adalah proses pertahanan untuk mencari keringanan, mempergunakan
penilaian dan kasih sayang. Dalam memelihara integritas, kognator dan
regulator saling bekerjasama dan menguatkan. Selanjutnya Roy
mengembangkan proses internal seseorang sebagai sistem adaptasi
dengan menetapkan sistem efektor, yaitu 4 mode adaptasi meliputi
fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi.
a. Mode Fungsi Fisiologi
Fungsi fisiologi berhubungan dengan struktur tubuh dan fungsinya.
Roy mengidentifikasi sembilan kebutuhan dasar fisiologis yang harus
dipenuhi untuk mempertahankan integritas, yang dibagi menjadi dua
bagian, mode fungsi fisiologis tingkat dasar yang terdiri dari 5
kebutuhan dan fungsi fisiologis dengan proses yang kompleks terdiri
dari 4 bagian yaitu :
1) Oksigenasi : Kebutuhan tubuh terhadap oksigen dan prosesnya,
yaitu ventilasi, pertukaran gas dan transpor gas.
2) Nutrisi : Mulai dari proses ingesti dan asimilasi makanan untuk
mempertahankan fungsi, meningkatkan pertumbuhan dan
mengganti jaringan yang injuri.
3) Eliminasi : Yaitu ekskresi hasil dari metabolisme dari
instestinal dan ginjal.
4) Aktivitas dan istirahat : Kebutuhan keseimbangan aktivitas
fisik dan istirahat yang digunakan untuk mengoptimalkan
fungsi fisiologis dalam memperbaiki dan memulihkan semua
komponen-komponen tubuh.
5) Proteksi/ perlindungan : Sebagai dasar defens tubuh termasuk
proses imunitas dan struktur integumen (kulit, rambut dan
kuku) dimana hal ini penting sebagai fungsi proteksi dari
infeksi, trauma dan perubahan suhu.
6) The sense/perasaan : Penglihatan, pendengaran, perkataan, rasa
dan bau memungkinkan seseorang berinteraksi dengan
lingkungan Sensasi nyeri penting dipertimbangkan dalam
pengkajian perasaan.
7) Cairan dan elektrolit. : Keseimbangan cairan dan elektrolit di
dalamnya termasuk air, elektrolit, asam basa dalam seluler,
ekstrasel dan fungsi sistemik. Sebaliknya inefektif fungsi
sistem fisiologis dapat menyebabkan ketidakseimbangan
elektrolit.
8) Fungsi syaraf / neurologis : Hubungan-hubungan neurologis
merupakan bagian integral dari regulator koping mekanisme
seseorang. Mereka mempunyai fungsi untuk mengendalikan
dan mengkoordinasi pergerakan tubuh, kesadaran dan proses
emosi kognitif yang baik untuk mengatur aktivitas organ-organ
tubuh
9) endokrin : Aksi endokrin adalah pengeluaran horman sesuai
dengan fungsi neurologis, untuk menyatukan dan
mengkoordinasi fungsi tubuh. Aktivitas Fungsi endokrin
mempunyai peran yang signifikan dalam respon stress dan
merupakan dari regulator koping mekanisme.
d.Mode Interdependensi
Mode interdependensi adalah bagian akhir dari mode yang
dijabarkan oleh Roy. Fokusnya adalah interaksi untuk saling memberi
dan menerima cinta/ kasih sayang, perhatian dan saling menghargai.
Interdependensi yaitu keseimbangan antara ketergantungan dan
kemandirian dalam menerima sesuatu untuk dirinya. Ketergantungan
ditunjukkan dengan kemampuan untuk afiliasi dengan orang lain.
Kemandirian ditunjukkan oleh kemampuan berinisiatif untuk melakukan
tindakan bagi dirinya. Interdependensi dapat dilihat dari keseimbangan
antara dua nilai ekstrim, yaitu memberi dan menerima.
3. Output
Output dari suatu sistem adalah perilaku yang dapt di amati, diukur atau
secara subyektif dapat dilaporkan baik berasal dari dalam maupun dari luar.
Perilaku ini merupakan umpan balik untuk sistem. Roy mengkategorikan
output sistem sebagai respon yang adaptif atau respon yang tidak
efektif/maladaptif. Respon yang adaptif dapat meningkatkan integritas
seseorang yang secara keseluruhan dapat terlihat bila seseorang tersebut
mampu melaksanakan tujuan yang berkenaan dengan kelangsungan hidup,
perkembangan, reproduksi dan keunggulan. Sedangkan respon yang mal
adaptif perilaku yang tidak mendukung tujuan ini. Tingkat adaptasi seseorang
sebagai sistem adaptasi dipengaruhi oleh perkembangan individu itu sendiri,
dan penggunaan mekanisme koping. Penggunaan mekanisme koping yang
maksimal mengembangkan tingkat adaptasi seseorang dan meningkatkan
rentang stimulus agar dapat berespon secara positif.
A. Praktek
Konsep teori Callista Roy merupakan salah satu kerangka kerja konseptual
yang paling sering digunakan untuk memandu praktik keperawatan, dan
digunakansecara nasional dan internasional. Model Roy berguna untuk praktik
keperawatan, karena menguraikan fitur disiplin dan memberikan arahan untuk
praktik. Ketika menggunakan proses keperawatan enam langkah Roy, perawat
melakukan enam fungsi berikut:
a. Menilai perilaku yang dimanifestasikan dari empat mode adaptif.
b. Menilai rangsangan untuk perilaku tersebut dan mengelompokkan
merekasebagai rangsangan fokal, kontekstual, atau sisa.
c. Membuat pernyataan atau diagnosis keperawatan dari keadaan
adaptifseseorang
d. Menetapkan tujuan untuk mempromosikan adaptasi.
e. Menerapkan intervensi yang ditujukan untuk mengelola rangsangan
untukmempromosikan adaptasi.
f. Mengevaluasi apakah tujuan adaptif telah dipenuhi Dengan
memanipulasi rangsangan dan bukan pasien, perawat meningkatkan interaksi
orang dengan lingkungan mereka, sehingga meningkatkan Kesehatan.
B. Pendidikan
Model Adaptasi Roy mendefinisikan tujuan yang berbeda dari keperawatan bagi
siswa, untuk mempromosikan adaptasi orang di masing-masing mode adaptifdalam
situasi kesehatan dan penyakit. Model ini membedakan ilmu keperawatandari ilmu
kedokteran dengan memiliki isi dari bidang-bidang yang diajarkan dalamkursus
terpisah. Dia menekankan kolaborasi tetapi menggambarkan tujuan terpisah untuk
perawat dan dokter. Menurut Roy, tujuan perawat untuk membantu pasienagar
energinya membaik, sedangkan mahasiswa kedokteran berfokus pada posisipasien
pada rangkaian penyakit kesehatan dengan tujuan menyebabkan Gerakan sepanjang
kontinum. Dia memandang model sebagai alat yang berharga untuk
menganalisis perbedaan antara dua profesi keperawatan dan obat.
Roy percaya bahwa kurikulum berdasarkan model ini mendukung pemahaman
mahasiswa tentang perkembangan teori ketika mereka belajar tentang menguji teori
danpengalaman wawasan teoritis. Roy mencatat sejak awal bahwa model
tersebutmengklarifikasi tujuan, mengidentifikasi konten, dan pola yang ditentukan
dan belajar. Model Adaptasi Roy telah digunakan dalam
lingkunganpendidikan dan telah membimbing pendidikan keperawatan di
DepartemenKeperawatan Perguruan Tinggi Mount Saint Mary di Los
Angeles sejak tahun1970. Pada awal 1987, lebih dari 100.000 siswa
perawat telah dididik dalam program keperawatan berdasarkan Model Adaptasi
Roy di Amerika Serikat dan diluar negeri. Model Adaptasi Roy memberikan para
pendidik cara sistematis untuk mengajar para maha siswa untuk menilai dan merawat
pasien dalam konteks kehidupan mereka daripada hanya sebagai korban penyakit.
Dobratz mengevaluasi hasil pembelajaran dari kursus penelitian keperawatan
yang dirancang dari perspektif Model Adaptasi Roy dan dijelaskan secara rinci
bagaimana mengajarkan isi teoritis kepada siswa dalam kursus
penelitiankeperawatan senior. Alat evaluasi adalah skala tipe Likert yang
berisi tujuh pernyataan.
BAB 111
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Roy mendefinisikan tujuan dari asuhan keperawatan adalah sebagai peningkatan dari
respon adaptasi ke empat model adaptasi. Kondisi seseorang sangat ditentukan oleh tingkat
adaptasinya, yaitu apakah seseorang berespon secara positif terhadap rangsang interna atau
eksterna. Adapun pengertian klien sendiri adalah suatu kesatuan utuh yang mempunyai 4
model adaptasi berdasarkan kebutuhan fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan hubungan
interdependensi.
Alligood MR. Nursing theorists and their work-e-book. Elsevier Health Sciences; 2017 Jul
20.
Alligood M. The nature of knowledge needed for nursing practice. Nursing theory. 2006:3-
15.
Fitzpatrick JJ, Whall AL. Conceptual models of nursing analysis and application. 1996
McCurry MK, Revell SM, Roy SC. Knowledge for the good of the individual and society:
linking philosophy, disciplinary goals, theory, and practice. Nursing philosophy. 2010
Jan;11(1):42-52.
Roy C. Generating middle range theory: From evidence to practice. Springer publishing
company; 2013 Aug 28.
Roy C. The Roy adaptation model: The definitive statement. McGrawHill/Appleton &
Lange; California. 1991. Roy C. Research based on the Roy adaptation model: Last 25 years.
Nursing Science Quarterly. 2011 Oct;24(4):312-20.
Roy C. Key issues in nursing theory: Developments, challenges, and future directions.
Nursing research. 2018 Mar 1;67(2):81-92.