Bab 8 Hal 266-273
Bab 8 Hal 266-273
Suatu pengeluaran mungkin saja tidak memenuhi kriteria atau aturan tersebut,
tetapi dikapitalisasi karena jumlahnya material. Di lain pihak suatu pengeluaran
mungkin memenuhi kriteria tersebut tetapi langsung dibebankan sebagai biaya
(expense) pada periode berjalan, karena jumlahnya tidak material. Di samping itu
apabila pengeluaran tersebut terjadinya tidak berulang-ulang maka pengeluaran
tersebut dapat dikapitalisasi. Masalah ini biasanya menyangkut pengorbanan ekonomik
untuk tujuan pemeliharaan dan reparasi. Misalnya pembelian sebuah truk yang ditaksir
memiliki umur ekonomis 5 tahun. Apakah penggantian ban truk tersebut pada suatu
periode tertentu dapat dikapitalisasi?
D. Aktiva Donasi/Sumbangan
Oleh karena aktiva yang berasal dari sumbangan memiliki manfaat untuk
menghasilkan pendapatan, maka aktiva tersebut harus ditentukan nilai wajarnya.
Pengukuran semacam ini dimaksudkan untuk menentukan secara tepat kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba.
E. Transaksi Aktiva Non Moneter
Apabila aktiva yang diterima adalah aktiva yang tidak sejenis, aktiva tersebut
dinilai atas dasar nilai wajarnya. Sedang untuk aktiva yang sejenis, penilaian dapat
dilakukan sebagai berikut:
a) Jika ada unsur rugi dalam transaksi tersebut, maka nilai aktiva yang diterima
adalah nilai wajar dari aktiva yang diserahkan ditambah sejumlah kas tertentu
yang dikeluarkan.
b) Jika ada unsur untung dalam transaksi tersebut, nilai aktiva yang diterima adalah
nilai buku aktiva yang diserahkan ditambah sejumlah kas tertentu yang di
keluarkan.
c) Jika ada untung dan diterima sejumlah kas, maka nilai aktiva yang diterima
adalah nilai buku aktiva yang diserahkan dikurangi proporsi tertentu dari nilai
buku aktiva yang dijual.
Proporsi tersebut dihitung sebagai berikut :
“Aktiva adalah sumber daya yang dikendalikan oleh entitas sebagai peristiwa
masa lalu dan dimana manfaat ekonomi di masa datang diharapkan mengalir ke
entitas.”
Namun di dalam discussion paper 2013 diajukan definisi baru oleh IASB menjadi:
“Aktiva adalah sumber daya ekonomi yang dikendalikan oleh entitas sebagai
akibat peristiwa masa lalu. Sumber daya ekonomi adalah hak atau sumber yang
bernilai lainnya yang mampu menghasilkan manfaat ekonomi.”
a) Aktiva adalah sumber daya, bukan ultimate aliran masuk atau aliran keluar dari
manfaat ekonomi
b) Aktiva harus mampu menghasilkan aliran masuk dari manfaat ekonomi.
Definisi aktiva ini menitikberatkan pada fenomena ekonomi yang ada pada dunia
nyata dan yang relevan bagi pengguna laporan keuangan dan dapat dipahami. IASB
percaya bahwa definisi ini akan memperbaiki pengertian aktiva:
1. Aktiva adalah sumber daya (bukan aliran masuk dari manfaat ekonomi)
2. Aktiva harus mampu menghasilkan aliran masuk manfaat ekonomi. Aliran masuk
itu tidak harus pasti. Kemungkinan aliran masuk ini tidak perlu mencapai batas
minimum sebelum sumber daya tersebut memenuhi definisi aktiva.
Jadi IFRS jelas mendefinisikan bahwa aktiva adalah sumber daya dan
bukan ultimate aliran masuk di masa datang. Dengan demikian sumber daya
ekonomi dapat berupa:
1. Hak yang timbul dari instrumen keuangan, seperti investasi dalam debt security
atau equaity investment.
2. Hak atas obyek fisik seperti properti, plant dan persedian. Hal itu meliputi
kepemilikan obyek fisik, hak untuk menggunakan obyek fisik atau hak nilai sisa
dari obyek leasing.
3. Hak untuk menerima sumber daya ekonomi lainnya jika pemegang memilih
untuk menggunakan haknya (hak opsi membeli underlying sumber daya
ekonomik), atau dipersyaratkan untuk menggunakan hak tersebut (kontrak
forward untuk membeli underlying sumber daya ekonomi)
4. Hak untuk mendapatkan manfaat dari stand-ready kewajiban dari pihak lain.
5. Hak kekayaan intelektual atau hak paten.
c. Nilai sumber daya lain jika sumber daya tersebut mampu menghasilkan
manfaat ekonomi seperti:
1. Pengetahuan (know-how)
2. Daftar pelanggan (customer list)
3. Hubungan pelanggan dan pemasok
4. Angkatan kerja
5. Goodwill
Manfaat ekonomi dari aktiva juga dapat berarti aliran kas potensial yang didapat
secara langsung atau tidak langsung dari:
“Pengakuan adalah proses memasukkan didalam neraca atau laporan suatu item yang
memenuhi definisi elemen dan memenuhi kriteria pengakuan yang dinyatakan dalam
kerangka konseptual. Hal ini meliputi penggambaran item dalam bentuk kata dan
jumlah moneter”.
Suatu entitas akan mengakui aktiva jika aktiva tersebut mempunyai nilai yang
dapat diukur secara handal. Informasi adalh handal jika beba dari kesalahan material
dan juga pengguna laporan keuangan d karena faithful representation.
1. Suatu entitas tidak akan mengakui lagi aktiva yang pernah diakui sebelumnya
2. Suatu entitas mungkin akan mengakui aktiva yang timbul dari transaksi atau
kejadian yang akan menimbulkan derecognition
3. Laba atau rugi dapat timbul dari adanya derecognition aktiva yang sebelumnya
diakui dan pengakuan dari aktiva baru.
Tujuan akuntansi terhadap transaksi yang akan menimbulkan derecognition
harus represent faithfully kedua hal berikut ini:
C. Pengukuran Aktiva
Pengukuran menurut IFRS adalah proses menentukan jumlah yang akan dimasukkan
di dalam laporan keuangan. Pengertian “pengukuran” mengacu pada jumlah yang
disajikan atau disclosed. Konsep pengukuran harus memenuhi tujuan laporan
keuangan dan memenuhi karakteristik kualitatif. IASB memberikan tiga metode
pengakuan aktiva yaitu: (1) cost based, (2) current market price, dan (3) cash-flow
based lainnya. IASB menetapkan bahwa semua Aktiva dapat diukur dengan dasar yang
sama.
D. Cost Based
Definisi cost dalam IAS 16 tentang Property, Plant and Equipment, IAS 38
tentang Intangible Asset dan IAS 40 tentang Investment Property adalah:
“Jumlah kas atau equivalent kas yang dibayarkan atau nilai wajar (fair value)
yang digunakan untuk memperoleh aktiva tersebut pada saat diperoleh atau dibangun.
IAS 2 tentang Inventories menyatakan bahwa cost meliputi harga beli dan semua
biaya yang timbul untuk mendapatkan inventory tersebut sampai dilokasi. Pengakuan
awal cost aktiva harus disesuaikan sepanjang waktu dalam berbagai cara:
a) Cost disesuaikan untuk mencerminkan adanya kenaikan harga umum. Hal ini
relevan untuk entitas yang beroperasi dalam kondisi ekonomi inflasi yang tinggi
sesuai IAS 29 Financial Reporting in Hyperintflationary Economies.
b) Cost dapat disesuaikan untuk mencerminkan perubahan spesifik harga yaitu
aktiva diakui sebagai nilai cost penggantinya (replacement cost). Beberapa
pengguna laporan keuangan percaya bahwa margin yang dapat dihasilkan dari
penggunaan dari replacement cost lebih relevan daripada margin yang
dihasilkan dari historical cost.
Fair value value sering digunakan sebagai ukuran nilai sekarang di dalam IFRS.
IFRS 13 tentang Fair Value Measurement mendefinisikan fair value atau nilai wajar
sebagai “harga yang akan diterima untuk menjual aktiva pada transaksi yang adil antara
partisipan pasar pada tanggal pengukuran”. Lebih lanjut IFRS 13 menyatakan:
“pengukuran fair value suatu Aktiva menggunakan teknik nilai sekarang atau
present value semua elemen di bawah ini dari perspektif partisipan pasar pada tanggal
pengukuran:
Beberapa pengukuran yang digunakan oleh IFRS bukan cost based maupun
market price, tetapi didasarkan estimasi aliran kas mendatang. Estimasi aliran kas
mendatang ini digunakan untuk: