Anda di halaman 1dari 7

Perusahaan yang terdaftar di pasar modal yang wajib menyampaikan laporan keuangan auditan.

Namun
dalam PP No. 64/1999 ini disebutkan bahwa perusahaan berikut ini wajib menyampaikan laporan
keuangan auditan:

a) Perusahaan yang diatur dalam UU No. 1/1995


b) Perusahaan mengumpulkun dana dari masyarakat
c) Perusahaan yang mengeluarkan instrumen hutang
d) Perusahaan yahg memilik total aktiva bersih lebih dari Rp 25 milyar

Peraturan ini juga memuat ketentuan sebagai berikut:

a. Laporan keuangan auditan terdiri dari Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Arus Kas, Laporan
Perubahan Modal, dan Catatan atas laporan keuangan (termasuk daftar hutang dan penyertaan modal).

b. Informasi lebih mudah diperoleh termasuk akses informasi melalui internet dan copy laporan tersedia
kantor pendaftaran perusahaan di wilayah lokal.

4. Undang-Undang Pasar ModalNo. 8 Tahun 1995

Undang-undang ini daintaranya mengatur, penyusunan, penyajian dan audit laporan keuangan. Undang-
Undang ini didukung oleh berbagai peraturan Bapepam seperti:

a. Preemptive Right (IX.D.I)


b. bantuan Kepentirigan atas Transaksi khusus (IX.E.I)
c. Transaksi Material dan Perubahan Lini Bisnis Utama (IX.F.2)
d. Merger dan Konsolidasi Perusahaan Publik (IX.G.I)
e. Perencanaan dan Pelaksanaan RUPS (IX.I.I)
f. Penawaran Saham Perusahaan kepada publik (X.K.I)
g. Pengungkapan informasi yang harus segera dibuat kepada publik (X.K.4)

5. Undang-Undang Perbankan No. 7 Tahun 1992 (diubah dengan UU No. 19 Tahun 1998)

Undang-undang ini menyebutkan bahwa Bank Indonesia dapat menunjuk akuntan publik —untuk dan
atas nama BI – guna melaksanakan audit pada bank tertentu baik secara periodik maupun setiap saat
sesuai kebutuhan.

3. PELAPORAN KEUANGAN DAN PERSYARATAN PENGUNGKAPAN

Di Indonesia, pengungkapan (disclosure) diatur oleh berbagai lembaga. Lembaga yang


berhubungan dengan aspek pelaporan keuangan di Indonesia adalah (Diga dan Yunus 1997)

a. Bank Indonesia. Di luar otoritasnya sebagai pihak yang mengatur kebijakan moneter negara, Bl
juga mengatur persyaratan pelaporan keuangan untuk semua bank dan lembaga keuangan non
bank yang beroperasi di Indonesia.
b. Departemen keuangan. Departemen ini mengawasi aktivitas Direktorat Jenderal Pajak dan
Bapepam.
c. Direktorat Jenderal Pajak. Lembaga ini bertanggungjawab atas administrasi peraturan pajak dan
membuat pedoman pembukuan dan laporan keuangan yang diperlukan semua wajib pajak
berbentuk badan-usaha
d. Bapepam. Bapepaam bertindak sebagai regulator atas surat berharga semua perusahaan yang
terdaftar di pasar modal Indonesia. Bapepam juga nengatur berbagai ketentuan pelaporan
keuangan perusahaan go public.

Dengan adanya berbagai badan yang berwenang tersebut, perusahaan yang berada di Industri
tertentu (seperti perbankan dan asuransi) diwajibkan untuk menyerahkan laporan keuangan tahunan

auditan kepada lembaga pemerintah tertentu. Perusahaan yang go public juga wajib menyerahkan
laporan keuangan tahunan auditan kepada Bapepam dan otoritas bursa (BEJ dan BES) dalam waktu 120

hari setelah tanggal laporan keuangan. Perusahaan ini juga wajib menyerahkan laporan keuangan
tahunan auditan kepada Departemen Perdagangan dan Industri dalam waktu 280 hari setelah tanggal
laporan keuangan.

Keputusan Presiden No 97/PM/1996 menyatakan bahwa pemerintah meminta perusahaan yang


terdaftar di Pasar Modal untuk Menyerahkan 4 copy laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut
harus mencantumkan perbandingan dua laporan sealam dua tahun berturut-turut, Lebih lanjut,
disebutkan bahwa laporan keuangan harus disusun sesuai dengan Pernyataan Satndar Akuntansi
Keuangan.

Total disclosure yang diminta pemerintah terdiri dari 158 item. Isi Keputusan Presiden No.
97/1996 yang berkaitan dengan laporan keuangan adalah sebagai berikut (Tearney 2001):

a. Laporan keuangan didasarkan pada standar akuntansi ditentukan oleh IAI dan Peraturan
Bapepam dan akuntan Publik mengaudit laporan tersebut. Jika terdapat perbedaan antara perusahaan
dengan akuntan publik berkaitan dengan laporan keuangan dan jika konflik-tersebut menyebabkan
akuntan publik memberikan opini negatif, menolak memberi komentar, mengundurkan diri atau
dipecat, maka perusahaan harus mengungkapkan fakta tersebut, termasuk penyebab konfiik dan aspek
penting berkaitan dengan konflik tersebut.

b. Laporan keuangan harus disajikan untuk periode dua tahun terakhir atau sejak perusahaan
memulai bisnisnya untuk perusahaan yang baru saja memulai kegiatan operasional kurang dari dua
tahun. Laporan keuangan harus mencakup: Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Saldo Laba, Laporan
Arus Kas, Catatan atas Laporan Keuangan dan laporan lain serta penjelasannya —yang merupakan
bagian integral dari laporan keuangan, seperti laporan Komitmen dan Kontinjensi untuk perusahaan
perbankan.

c. Catatan atas laporan keuangan harus menunjukkan secara terpisah jumlah transaksi dan
kepemilikan saham oleh direktur, karyawan, komisaris, pemegang saham, dan pihak lain yang memiliki
hubungan istimewa, sebagaimana diatur dalam PSAK. Ringkasan terpisah diperlukan untuk
mengungkapkan piutang, hutang, penjualan atau'pendapatan dan biaya. Jika jumlah transaksi untuk
setiap kategori dengan pihak tertentu melebihi Rp1 milyar, jumlah ini harus disajikan secara terpisah
dan nama-nama pihak yang mdiniliki hubungan istimewa harus diungkapkan.
d. Perusahaan harus mengungkapkan semua transaksi yang mempengaruhi ekuifas dan
menandingkan saldo awal dengan saldo akhirnya pada ringkasan terpisah yang ada dalam Catatan atas
Laporan Keuangan.

e. Catatan atas Laporan Keuangan harus mengungkapkan informasi segmen bisnis sebagaimana
yang dinyatakan dalam PSAK.

f. Informasi tambahari di bawah ini harus diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan
sesuai dengan ketentuan PSAK

1. Rincian kepemilikan saham oleh direktur, komisaris, dan pemegang saham yang jumlahnya
5% atau lebih (Jumlah saham, nilai nominal dan prosentase)

2. Deskripsi singkat tentang liligasi (tuntutan yang belum diputuskan dan kemungkinan memiliki
pengaruh loebih dari 2% atas aktiva neto atau laba tahunan perusahaan dan anak perusahaaanya.

3. Penjualan ekspor atau pendapatan dari luar negeri yang jumlahnya melebih 10% dari total
penjualan dan pendapatan

4. Penjualan kepada atau pendapatan dari pelanggan atau kelompok afiliasi pelanggan yang
jumlahnya melebihi 20% dari total penjualan atau pendapatan.

5. Biaya yang jumlahnya melebihi 20% dari total biaya yang berhubungan dengan proyek atau
produk yang akann menghasilkan pendapatan di masa mendatang, atau yang tidak berkaitan dengan
aktivitas produksi

Berbagai ketentuan yang 'tclah dikeluarkan tersebut dimaksudkan untuk mendukung


terciptanya pelaporan keuangan berkualitas yang mampu menghasilkan informasi yang akurat dan

mampu menciptakan pasar modal yang efisien. Namun demikian, regulasi yang telah dibuat tidak
otomatis dapat mencapai tujuan tersebut. Implementasi regulasi dan penegakan hukum merupakan
instrumen penting yang diperlukan untuk mencapai tujuan laporan keuangan yang berkualitas.

4. KUALITAS PELAPORAN KEUANGAN DAN TRANSPARANSI

Penelitian yang berkaitan dengan kualitas pelaporan keuangan dan disclosure di Indonesia
menunjukkan hasil yang beragam. Namun demikian, secara umum hasil tersebut menunjukkan bahwa
pada dasarnya terdapat kesempatan untuk memperbaiki persepsi dan kepercayaan investor terhadap
kualitas pelaporan keuangan dan disclosure. Peningkatan kualitas laporan keuangan merupakan
instrumen penting dalam mengembangkan pasar modal. Meskipun karakter pasarnnya ditandai oleh
masalah struktural (seperti kapitalisasi pasar yang rendah, likuiditas yang rendah, pilihan investasi yang
terbatas) dan masalah ekonomi dan politik (seperti resiko politik dan ketidakpastian, regulasi
pemerintah yang tidak menguntunghakan dan sabiltas makro ekonomi), pelaporan keuangan
memainkan peranan penting dalam menarik investor asing (Saudagaran and Diga 1997)

Hal ini disebabkan kualitas pelaporan keuangan dapat membantu investor dalam mengurangi
resiko potensial yang timbul dari masalah politik dan ekonomi di Indonesia.
Beberapa penelitian dapat digunakan sebagai rujuakn untuk menilai kualitas pelaporan
Keuangan di Indonesia, Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Craig dan Diga (1998). Hasil
penelitian mereka menunjukkan bahwa luas pengungkapan di dalam laporan tahunan perusahaan
Indonesia untuk tahun yang balm 1994 harya sebesar 55% dari total item disclosure yang terdapat
dalam standar akuntansi internasional. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas pelaporan keuangan di
Indoriesia tergolong rendah.

5. PERKEMBANGAN ORGANISASI PROFESI AKUNTANSI

Sampai dengan tahun 1950an, di Indonesia belum ada profesi akuntansi lulusan universitas
lokal. Hampir semua akuntan memiliki kualifikasi professionat yang berasal dari Belanda. Munculnya
Undang-Undang No. 34/1954 tentang Pemakaian Gelar Akuntan merupakan fondasi lahirnya akuntan
yang berasal dari univesitas lokal. Pada tahun 1957, kelompok pertama mahasiswa akuntansi lulus dari
Universitas Indonesia. Namun demikian, kantor akuntan publik milik orang Belanda tidak mengakui
kualifikasi mereka. Atas dasar kenyataan tersebut, akuntan lulusan Universitas Indonesia bersama-sama
dengan akuntan senior lulusan Belanda mendirikan Ikatan Akuntan Indoneia (IAI) pada tanggal 23
Desember 1957. Professor Soemardjo Tjitrosidojo— akademisi berpendidikan Belanda adalah Ketua
Umum IAI yang pertama (Yunus 1990). Tujuan didirikannya IAI ini antara untuk mempromosikan status
profesi akuntansi mendukung pembangunan nasional dan meningkatkan keahlian serta kompentensi
akuntan.

Selama tahubn 1960an, menurunnya peran kegiatan keuangan mengakibatkan penurunan


permintaan jasa akuntansi dan kondisi ini berpengaruh pada perkembangan profesi akuntamsi di
Indonesia. Profesi akuntansi mulai berkembang cepat sejak tahun 1967 setelah dikeluarkannya UU
Penanaman Modal dalam negeri 1968.

1973 IAI membentuk Komite Norma Pemerikasaan Akuntan “ KNPA)

1985 IAI membentuk Tim Koordinasi Pengembangan Akuntansi (TKPA)

Kemajuan selanjutnya dapat dilihat pada tahun 1990an ketika Bank Dunia mensponsori Proyek
Pengembangan Akuntan (PPA). Melalui proyek ini, berbagai standar akuntansi dan auditing
dikembangkan, standar profesi diperkuat dan Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP) mulai dikenalkan.
Ujian Sertifikasi Akuntan Publik berstandar internasional diberlakukan sebagai syarat wajib bagi akuntan
publik yang berpraktik sejak tahun 1997 (akuntan yang sudah berpraktik sebagai akuntan publik
sebelum 1997 tidak wajib mengikuti USAP). Pengenalan USAP ini mendapat dukungan penuh dari
pemerintah. Hal ini dapat dilihat dari SK Menteri Kruangan No.43/KMK.017/1997 yang berisi ketentuan
tentang prosedur, perizinan, pengawasan, dan sanksi bagi akuntan publik yang bermasalah (SK ini
kemudian diganti dengan SK No.470/KMK.017/1999)

Empat puluh lima tahun setelah pendirian, IAI berkembang menjadi organisasi profesi yang
diakui keberadaanya di Indonesia. Lebih dari 65% anggotanya bertempat tinggal di Indonesia dan
berprofesi sebagai akuntyan publik, akuntan manajemen, akuntan pendidik, dan akuntan pemerintah.

Profesi akuntansi menjadi sorotan publik ketika terjadi Krisis keuangan di Asia pada tahun 1997
yarg ditandai dengan bangkrutny berbagai perusahaan dan bank di Indonesia. Hal ini disebabkan
perusahaan yang mengalami kebangkrutan tersebut, banyak yang mendapat opini wajar tanpa
pengecualian (unqualified audit Opinions) dari akuntan publik. Pada bulan Juni 1998 Asian Developinent
Bank (ADB) menyetujui Financial Governance Reform Sector Development Program (FGRSDP) untuk
mendukung usaha pemerintah mempromosikan dan memp Fkuat proses pengelolaan perusahaan
(Governance) di sektor publik dan keuangan. Kebijakan FGRSDP yang disetujui pemerintah adalah usaha
untuk menyusun peraturan yang membuat:

(1) auditor bertanggung jawab atas kelalaian dalam melaksanakan audit, dan

(2) direktur bertanggung jawab atas Informasi yang salah dalam laporan keuangan dan informasi
publik lainnya.

Tahun 2001, Departemen Keuangan mengeluarkan Draft Akademik tentang Rancangan Undang-
Undang Akuntan Publik (RUU AP) yang membahas isu berkaitan dengan Undang-Undang Akuntan Publik
yang baru. Dalam draft ini disebutkan bahwa tujuan dibentuknya UU Akuntan Publik adalah:

a) melindungi kepercayaan publik yang diberikan kepada akuntan publik

b) memberikan kerangka hukum yang lebih jelas bagi akuntan publik

c) mendukung pembangunan ekonomi nasional dan menyiapkan akuntan dalam menyongsong


era liberalisasi jasa akuntan publik

Hal penting dalam RUU AP ini adalah ketentuan yang mneybutkan bahwa akuntan publik dan kantor
akuntan publik dapat dituntut dengan sanksi pidana.

Anda mungkin juga menyukai