DISUSUN OLEH
KELOMPOK 8
AKUNTANSI S-1
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA Y.A.I
2021 / 2022
STANDAR AUDIT & AKUNTANSI ITALIA
Sebelum membahas kasus kurangnya pengendalian internal, independensi, dan
profesionalisme kinerja auditor Price Waterhouse Coopers (PwC) terhadap laporan keuangan
british telecom Italia. kita akan sedikit mengulas standar audit dan standar akuntansi yang
diterapkan di Italia.
Italia merupakan salah satu negara yang menjadi tempat bersejarah dalam perkembangan
akuntansi dunia. Walaupun Itali merupakan tempat asal akuntansi, namun perkembangan
akuntansi italia saat ini telah dipengaruhi oleh beberapa negara eropa maupun negara Amerika.
Standar akuntansi Italia yang digunakan oleh setiap perusahaan disana adalah IFRS
(Internastional Financial Report Standart) dan GAAP (General Accepted Accounting
Principle).
Commision of European Union (EU) adalah lembaga yang didirikan untuk mencapai integrasi
pasar keuangan. Sejak tahun 2002 sampai Uni Eropa mengatur seluruh perusahaan-perusahaan
eropa termaksud pasar modal, bank dan perusahaan-perusahaan asuransi untuk menggunakan
IFRS, hal ini dilakukan agar pertukaran informasi antar negara di eropa lebih mudah
dilaksanakan. Italia adalah anggota Uni Eropa, konsekuensinya Italia juga harus mengikuti apa
yang diatur oleh Uni Eropa.
Salah satu cita-cita uni eropa adalah mencapai penggabungan pasar eropa, untuk mencapai cita-
citanya, uni eropa telah merperkenalkan intruksi dan melaksanakan prakarsa besar untuk :
1. Meningkatkan modal untuk basis uni eropa
2. Menetapkan kerangka hokum bersama dalam psar sekuritas derivative
3. Mencapai satu susunan standar akuntansi bagi perusahaan-perusahaan yang terdafta
Selain IFRS, Italia juga menggunakan GAAP (General Accepted Accounting Principle).
GAAP diizinkan untuk digunakan oleh perusahaan-perusahaan Italia, tapi hanya untuk sebatas
ruang lingkup Italia. GAAP tidak bisa digunakan jika suatu perusahaan memiliki hubungan
bisnis atau hubungan konsolidasi dengan perusahaan diluar Italia.
Regulator domestik Italia dalam mengawasi penggunaan standar akuntansi di setiap laporan
keuangan perusahaan , yaitu :
1. Banca d’italia , merupakan bank sentral Italia yang mengatur seluruh kegiatan ekonomi
di Italia, selain itu juga menjadi bagian dari European System of Central Banks.
2. CONSOB (Commissione Nazioale per le Sociate e la Borsa) or Italian Securities and
Exchange Commision adlah lembaga berwenang yang bertanggungjawab untuk
mengatur peredaran saham di Italia. CONSOB juga memeriksa setiap laporan keuangan
perusahaan yang akan masuk dalam pasar modal. Menurut Banca d’Italia adapun
struktur laporan keuangan yang harus dilaporkan oleh setiap perusahaan setiap tahun
yaitu :
1) Laporan Rugi-laba, disertai dengan kerugian maupun keuntungan yang belum
direalisasikan.
2) Neraca.
3) Laporan arus kas.
4) Laporan kebijakan akuntansi yang digunakan.
5) Informasi aktiva bersih perusahaan selama 3 tahun.
Karena Italy menganut IFRS dan GAAP, maka seluruh acuan standar audit berbasis
internasional, karena IFRS merupakan standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh
International Accounting Standard Board (IASB) yang menjadi standar global untuk
penyusunan laporan keuangan perusahaan publik.
Italia menganut IFRS yang berkualitas tinggi dan kerangka akuntansi berdasarkan prinsip yang
meliputi pertimbangan profesional yang kuat dan pengungkapan yang jelas serta transparan
mengenai substansi ekonomi transaksi hingga mencapai simpulan tertentu. Dengan demikian,
pengguna laporan keuangan dengan mudah untuk membandingkan informasi keuangan entitas
antarnegara di berbagai belahan dunia.
Selain IFRS, Italia juga berpedoman pada GAAP yang bersifat mengatur/aturan (rules-based
accounting standard atau form focused), sedangkan IFRS lebih bersifat prinsip (principles-
based accounting standard atausubstance focused). Implikasinya, principles based accounting
standard memerlukan pertimbangan profesional dan kompetensi serta integritas yang lebih baik
dibandingkan rules based. Sebaliknya, dari sisi penyusunan laporan keuangan dan auditor
(dalam proses audit) lebih mudah memahami dan menerapkan berbasis aturan dibandingkan
dengan berbasis prinsip, karena memiliki sesuatu atau seperangkat aturan rinci yang harus
diikuti ketika menyusun laporan keuangan.
Terdapat beberapa aspek keseluruhan penting tentang perkembangan ekonomi dan akuntansi
internasional negara Italia, yaitu :
1. Sumber pendanaan
Pemerintah Italia sangat intensif dalam mendorong kegiatan investasi atau
pendanaan dalam setiap bisnis legal yang ada di negaranya. Berbagai program
pendanaan pun disusun untuk memperluas dan menguatkan perekonomian Italia. Ada
tiga sumber pendanaan Italia yaitu berasal dari negara eropa lainnya, pemerintah, dan
pihak lainnya. Usaha penyediaan dana selain dilakukan oleh Pemerintah Italia, tetapi
usaha ini juga didorong oleh European Union atau Uni Eropa untuk meningkatkan dan
menguatkan perkembangan ekonomi, kompetisi dan mendukung usaha kecil dan
medium di Italia. Oleh karena itu Pemerintah Italia menawarkan beberapa program
pendanaanuntuk membantu dan mendorong pengembangan usaha atau proyek, yaitu :
1) Contratto di Programma, program pemerintah Italia dengan memberikan total
pendanaan sebesar 40 juta euro. pendanaan ini hanya berlaku jika adanya kerjasama
antar wilayah negara atau provinsi dalam membangun proyek yang besar.
2) Localisation Agreements, program Kementrian perencanaan ekonomi Italia
(comitato interministeriale per la programmazione economica), dimana
menawarkan pendanaan yang berasal dari luar negeri.
3) The National Programme for Research and Competitiveness, Program pendanaan
dalam mendukung penelitian, inovasi, dan pengembangan bisnis khusus untuk
daerah yang masih dalam pengembangan. Pendanaan ini diberikan langsung oleh
Uni Eropa.
Tujuan dari kegiatan pendanaan yang diberlakukan oleh pemerintah Italia yaitu :
1) Memenuhi pinjaman usaha kecil, menengah, dan besar untuk meningkatkan modal
kerja.
2) Menigkatkan industri Jasa, perdagangan, dan pariwisata
3) Memajukan dan menguatkan ekonomi sektor bisnis lokal
Dengan adanya berbagai sumber pendanaan yang ditawarkan oleh pemerintah Italia,
tentu sangat mempengaruhi proses pelaporan akuntansi yaitu setiap entitas yang
terlibat dalam proses pendanaan, diwajibkan oleh pemerintah Italia untuk
mempublikasikan laporan keuangan tahunan perusahaan yang terdiri dari laporan
direktur dan laporan auditor, hal ini dilakukan agar para pemberi dana bisa
mengambil keputusan berdasarkan informasi keuangan dan ekonomi usaha yang
terkandung di dalam laporan keuangan.
2. Sistem hukum
Italia merupakan negara yang menganut civil law. Civil Law merupakan sistem huku
yang tertua dan paling berpengaruh di dunia yang berasal dari tradisi Roman-Germania.
Ketika Italia telah mempunyai pemerintahan sendiri, Italia memutuskan untuk
menggunakan hukum romawi atau civil law sebagai dasar dari hukum nasional. Civil
law di Italia dibagi di dalam bidang hukum publik dan bidang hukum privat. Civil law
sendiri mempengaruhi akuntansi di Italia, dimana seluruh bisnis di Italia harus
menyesuaikan prosedur otorisasi, pencatatan akun-akun, maupun distribusi
laporan keuangan harus berdasarkan Italian Civil law, beberapa contoh Italian civil
code yang mengatur mengenai prosedur laporan kuangan yaitu :
1) Italian civil code No. 2423
“Annual financial statement shall include balance sheet, profit and loss account,
notes to the financial statement.”
menetapkan bahwa komponen Laporan keuangan yang harus dilaporkan
perusahaan yaitu Neraca, Laporan rugi dan laba, Catatan atas Laporan keuangan
2) Italian civil Code No. 2428
“The annual director’s report, must provide information and a true and fair.”
menetapkan bahwa perusahaan harus menyediakan informasi yang terpercaya dan
adil, oleh karena itu laporan keuangan harus diadit oleh pihak eksternal sebelum
dipublikasi.
3. Perpajakan
Pemerintah Italia menurunkan pajak bagi mereka yang berpenghasilan rendah
untuk memperbaiki kondisi perekonomian negara sehingga dapat meningkatkan
pendapatan rumah tangga dan permintaan domestik. Pengurangan pajak ini akan
membantu sekitar 10 juta wajib pajak. Pemerintah akan mengurangi pajak sekitar EUR
80 per bulan, yang akan diterapkan mulai bulan Mei, bagi orang-orang berpenghasilan
kurang darI EUR 26.000 per tahun. Selain itu Pemerintah juga akan mengurangi pajak
bisnis tahun ini yang diperkirakan sekitar EUR 6.9 milyar untuk meringankan beban
keuangan publik. Hal ini dilakukan pemerintah atas tekanan besar dari negara-negara
Uni Eropa untuk membuat deficit anggaran sampai 3 persen dari PDB. Pemerintah
Italia memperkirakan ekonomi akan tumbuh 0.8 persen tahun ini.
4. Inflasi
Italia merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat inflasi yang cukup tinggi dari
tahun ke tahun. Awal Januari tahun 2014 inflasi di Italia tidak masuk zona bahaya.
Namun Italia masih harus berjuang keluar dari resesi. Tingkat Inflasi di Italia pada
Desember 2013 relatif berkurang. Laporan tahunan Italian EU mengatakan adanya
penurunan HICP (Harmonised Consumer Price Inflation) di tahun 2013 dari 0,7 persen
menjadi 0.6 persen pada November. Penurunan sedikit meleset dari perkiraan survey
para analisis dari Reuters. Menurut laporan badan statistic (ISTAT) selama 2013,
tingkat inflasi menurun menjadi 1,3 persen disbanding tahunn 2012 yang mencapai 3,3
persen. Secara garis besar, sepanjang 2013, Italia mengalami kelesuan di hampir semua
bidang ekonomi.
Masalah inflasi yang terjadi di Italia tentu mempengaruhi penggunaan akuntansi inflasi
pada Italia. Hal ini terbukti dengan bergabungnya Italia dengan “Organisation for
Economic Co-Operation and Development” atau OECD selain memiliki tujuan untuk
meningkatkan hubungan perekonomian antar anggota, tetapi juga menetapkan sistem
akuntansi yang digunakan pada saat inflasi terjadi pada anggota-anggota OECD.
5. Tingkat perkembangan ekonomi
Perekonomian Italia memiliki 4,4 juta perusahaan yang beroperasi diberbagai industri.
Jenis industri yang paling mendominasi di Italia adalah small and medium-sized
enterprises (SMEs) / Usaha menengah kebawah, sedangkan sekitar 3.400 perusahaan
berukuran besar (large companies). Sektor jasa menjadi kontribusi terbesar untuk
perekonomian Italia, sektor ini menghasilkan kontribusi terbesar pada GDP yaitu
sebesar 73% , diantaranya seperti Parawisata, Jasa keuangan, dll.
Dari segi ekonomi, Italia juga mengandalkan pertanian yang paling terindustrialisasi
dan negara terkemuka dalam hal perdagangan internasional. Negara ini dikenal baik
atas sector ekonomi bisnis yang inovatif dan berpengaruh, atas sektor pertanian yang
berkerakter industrial dan berdaya saing (Italia adalah penghasil anggur terbesar di
dunia), dan atas desain busana, peralatan, industry, otomotif bermutu dan kreatif.
Berbagai jenis ukuran perusahaan di Italia mempengaruhi penggunaan akuntansi dalam
kegiatan operasional perusahaan. Usaha Menengah kebawah dan Usaha kecil di Italia
tidak diharuskan untuk menggunakan pelaporan keuangan sesuai IFRS/GAAP, tetapi
penyusunan dan pelaporan keuangan sesuai IFRS amupun GAAP diwajibkan kepada
perusahaan besar (large companies) kepada publik.
STUDI KASUS
Kurangnya Pengendalian Internal, Independensi, Dan Profesionalisme Kinerja
Auditor Price Waterhouse Coopers (Pwc) Terhadap Laporan Keuangan British
Telecom
I. Sejarah Singkat Perusahaan
1. Sejarah British Telecom (BT)
British Telecom adalah perusahaan induk yang memiliki British
Telecommunications plc, sebuah perusahaan Telecomunikasi multinasional Inggris
yang berkantor pusat di London, United Kingdom. Perusahaan ini beroperasi di
sekitar 180negara dan merupakan penyedia layanan fixed-line, mobile dan
broadband terbesar di Inggris, dan juga menyediakan televisi berlangganan dan
layanan IT. Asal-usul BT kembali ke tanggal pendirian perusahaan Telecomunikasi
pertama di Inggris. Di antara mereka adalah layanan telegraf komersial pertama,
Electric Telegraph Company, yang didirikan pada tahun 1846.
2. Sejarah Price Waterhouse Coopers (PwC)
Price waterhouse Coopers (PwC) adalah kantor jasa professional terbesardi dunia
saat ini. Kantor ini dibentuk pada tahun 1998 dari penggabungan usaha antara Price
Waterhouse dan Coopers & Lybrand. PwC adalah yang terbesar di antara the Big
Four auditors, yang lainnya adalah Deloitte, Ernst &Young dan KPMG.
Penghasilan gabungan Price waterhouse Coopers di seluruh dunia mencapai 20.3
miliar dolar Amerika Serikat untuk tahun fiskal 2005 ,dan mempekerjakan lebih
dari 130.000 profesional di 148 negara. Di Amerika Serikat kantor ini beroperasi
dengan nama Price waterhouse Coopers LLP yang merupakan perusahaan swasta
terbesar keenam.
Dalam hal ini penulis menilai bahwa, kurangnya peran auditor internal dan
eksternal dalam pengawasan peningkatan atau penurunan laba dari tahun ke tahun.
Jika hal ini terdeteksi sejak awal maka akan lebih mudah menentukan letak fraud
dan modusnya.
Selain itu juga terdapat kurangnya Harmonisasi. Harmonisasi merupakan proses
untuk menigkatkan kompatibilitas (kesesuaian) praktik akuntansi dengan
menentukan batasan-batasan seberapa besar praktik-prkatik tersebut dapat
beragam.
Harmonisasi akuntansi mencakup konvergensi :
a) Standar akuntansi (yang berkaitan dengan pengukuran dan pengungkapan).
b) Pengungkapan yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan publik terkait dengan
penawaran surat berharga dan pencatatan pada bursa efek.
c) Standar audit.
Standar harmonisasi dalam standar audit ini, bebas dari konflik logika dan dapat
meningkatkan komparabilitas (daya banding) informasi keuangan yang berasal dari
berbagai negara. Dengan adanya penerapan standar harmonisasi yang baik dan
benar akan menjadi suatu tolok ukur dalam pendeteksian adanya fraud dan
memberikan gambaran analisis informasi dalam suatu laporan keuangan suatu
perusahaan.
KESIMPULAN
Berdasarkan kasus diatas, dapat di ambil kesimpulan bahwa praktik fraud dapat terjadi dalam
ruang lingkup yang beragam, baik perusahaan kecil maupun besar tanpa terkecuali.
Ruang lingkup fraud :
a. Praktik fraud bukan hanya terjadi di perusahaan kecil, negara terbelakang, dan negara
berkembang atau terjadi di pemerintahan (anggaran negara) melainkan terjadi juga di
negara maju dan korporasi ternama. Ini artinya fraud harus dianggap sebagai bahaya laten
atau risiko bawaan di setiap organisasi.
b. Fraud tidak hanya menyeret kantor akuntan publik skala kecil atau menengah, namun
semua bigfour tidak ada yang luput dari kegagalan auditnya dalam mendeteksi fraud.
Oleh karena itu, perusahaan harus memperhatikan tata kelolanya. Sistem manajemen kinerja
yang sehat dan wajar adalah bagian dari tata kelola perusahaan yang baik. Keefektifan tata
Kelola dapat dijadikan acuan untuk menilai nilai suatu korporasi (corporate value) oleh
investor dan kreditor, karena value suatu organisasi mestinya tidak hanya mengacu pada kinerja
keuangan.
Selain tata kelola perusahaan, perlu juga diperhatikan standar audit dan akuntansi yang
diterapkan di perusahaan British Telecom, apakah sudah dilaksanakan dengan benar atau
belum. Jika ada kesalahan penerapan standar, maka hal tersebut harus di evaluasi baik oleh
auditor internal maupun manajemen perusahaan.
Pada kasus ini, dorongan untuk memperoleh bonus (tantiem) menjadi stimulus fraud akuntansi
ini. Biasanya bonus diukur dari pelampauan atas indicator laba dan asset yang telah ditentukan.
Selain itu, sistem pelaporan pengaduan (whistleblowing) yang dikelola dengan baik dan
terpercaya merupakan bagian dari tata kelola perusahaan yang baik. Pada kasus ini,
dugaan fraud efektif terbongkar melalui whistleblower.
Dalam hal ini penulis menilai bahwa, kurangnya peran auditor internal dan eksternal dalam
pengawasan peningkatan atau penurunan laba dari tahun ke tahun. Jika hal ini terdeteksi sejak
awal maka akan lebih mudah menentukan letak fraud dan modusnya. Selain itu juga terdapat
kurangnya Harmonisasi. Harmonisasi merupakan proses untuk menigkatkan kompatibilitas
(kesesuaian) praktik akuntansi dengan menentukan batasan-batasan seberapa besar praktik-
prkatik tersebut dapat beragam.
Publik tidak bisa hanya mengandalkan akuntan publik untuk mendeteksi fraud dalam
melakukan audit atas laporan keuangan. Mengaudit suatu laporan keuangan perusahaan, hal
utama yang akan diperhatikan adalah adanya asimetri atau tidak kesesuaian antara informasi
keuangan, hal ini lah yang akan menjadi petunjuk ada atau tidaknya kecurangan (fraud).
Dalam mengidentifikasi fraud tidaklah mudah karena fraud memiliki beberapa karakteristik
antara lain :
a. Selalu disembunyikan dan ditutupi
b. Adanya informasi asimetri
c. Groupthink yang kohesif
Karakteristik fraud itulah yang melindungi perbuatan tidak etis serta kelemahan bawaan atau
keterbatasan system pengendalian intern untuk mencegah fraud apabila terjadi kolusi dan
pengabaian control oleh eksekutif itu sendiri.
Sikap atau posisi akuntan publik terhadap risiko fraud serupa dengan audit intern bahwa
aktivitas audit intern diselenggarakan bukan untuk mendeteksi dan mengungkap praktik-
praktik fraud di organisasinya. Pengetahuan dan keahlian auditor intern pun tidak sama dengan
orang yang spesialis anti fraud atau menjadi investigator fraud.
Dalam kasus ini akuntan publik PwC belum bisa mengungkap praktik fraud dalam British
Telecom. Oleh karena itu British Telecom segera mengganti PwC dengan KPMG yang juga
merupakan kantor akuntan publik ternama didunia. Akhirnya, fraud berhasil dideteksi oleh
pelapor pengaduan (whistleblower) yang dilanjutkan dengan akuntansi forensik oleh KPMG.
Dari sini dapat kita pahami bahwa penerapan standar audit dan sistem akuntansi yang benar
sangat berpengaruh dalam analisis laporan keuangan. Dan peran suatu auditor internal dan
eksternal sangat penting dalam pencegahan dan pendeteksian adanya tindakan fraud.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.wartaekonomi.co.id/read145257/ketika-skandal-fraud-akuntansi-menerpa-
british-telecom-dan-pwc.html
https://widyasagala.wordpress.com/2017/04/23/perbedaan-standar-akuntansi-di-indonesia-
dan-di-italia/
https://id.scribd.com/document/401981610/Analisis-Standar-Akuntansi-di-Indonesia-Italia-
Filipina-dan-Qatar