Anda di halaman 1dari 3

ASAL –USUL TELAGA PASIR SARANGAN

“ Tolooooong.....tolong......... , sakit ...sakit sekali ....tolooong “ suara itu menyayat pilu di


sebuah ladang di tepi hutan .

Nah teman – teman itu adalah jeritan Ki Jalilung yang kesakitan , ingin tau ceritanya ya ?
Baiklah , saya akan bercerita tentang Asal –Usul Telaga Sarangan . Diantara teman –teman ada
yang sudah pernah kesana ? Telaga Sarangan itu sangat indah , sejuk dan menarik letaknya di kaki
Gunung Lawu berada di kabupaten Magetan , Jawa Timur .

Alkisah , di sebuah hutan di Gunung Lawu hidup sepasang suami istri bernama Ki
Jalilung , atau orang yang mengenalnya memanggilnya Ki Pasir dan istrinya nyi Jalilung .Mereka
tinggal di sebuah pondok kayu beratapkan dedaunan . Sehari- hari mereka berladang untuk
mencukupi hidup .

Suatu hari , Ki Jalilung bermaksud membabat hutan untuk memperluas ladangnya maka
pagi- pagi sebelum matahari terbit di ufuk timur pamitlah Ki Jalilung kepada istrinya : “ Nyi , hari ini
aku pulang agak larut seharian hendak meladang dan mencari kayu dan dedaunan yang bisa kita
jual nanti di perkampungan sebelah “ Baiklah Ki , hati- hati karena hutan itu banyak binatang buas
dan terkenal angker , “ kata nyi Jalilung mengingatkan suaminya .

Sesampainya di tepi hutan segera KI Jalilung menebang pohon . Satu demi satu pohon
besar itu ambruk di kapaknya . Hari telah siang terik matahari terasa menyengat , ketika hendak
menebang pohon berikutnya ki Jalilung , ia menemukan sebutir telur besar berwarna putih .

“ Telur apakah ini ? Apa ada telur ayam sebesar ini ? “ tanya Ki Jalilung dalam hati .

Akhirnya KI Jalilung membawa telur itu pulang . “ Sudah pulang Ki ? Bukannya tadi akan
pulang larut ? “ tanya istrinya menyambut Ki Jalilung pulang . Maka diceritakannya pada istrinya
penemuan telur itu . Ia menyuruh istrinya memasak telur tersebut untuk makan mereka .

“ Besar sekali Ki telur ini . Telur hewan apakah ini ? “ tanya Nyi Jalilung .

“ Sudahlah nyi , masak saja telur itu untuk makan kita . Aku lapar ,” ujar Ki Jalilung .

Setelah matang , mereka berdua menyantap telur tersebut . Ternyata rasanya sangat enak
melebihi lezatnya telur bebek atau telur ayam .

Teman- temanku apa yang terjadi selanjutnya ? Simak ya ....

Usai makan Ki Jalilung kembali ke ladang . Dalam perjalanan , ia merasakan seluruh


tubuhnya kaku dan panas . Keringat dingin mengucur di tubuhnya . Ki Jalilung kebingungan . Rasa
sakit tersebut semakin lama semakin menjadi .

“ Sakiiiiit ... sakit sekali .... tolong....tolong .....” suara Ki Jalalung menyayat hati di ladang di
tepi gunung . Namun erangan kesakitan dan minta tolong itu hanya menggema tanpa ada orang
yang menolong karena ladang itu memang jauh dari perkampungan penduduk .
“ Tolong ....sakit sekali “ Ia tak mampu lagi menahan rasa sakitnya dan tersuruk ke tanah ,
berguling- guling dengan erangan kesakitan .

Tiba- tiba tanah bergoyang namun tak tampak apapun hanya suara yang menggelegar
dengan tawa keras :
“ Ha....haaa..haaa ... rasakan pembalasanku Ki Pasir ! Kamu telah membangunkan calon anakku
yang tertidur di telur itu ! Kamu lancang Ki “ bentak suara itu . Ki Jelalung ketakutan dalam
kesakitannya memohon pada suara yang didengarkan itu : “ ampuuuun ...ampuni saya hai mahkluk
gaib , saya sungguh tidak tau “

“ Terlambat “ bentak suara ghaib itu . Tubuhmu akan menjadi wadah raga anakku Ki Pasir “

Tiba- tiba tubuh Ki Jelalung berubah menjadi seekor naga raksasa . berwajah mengerikan .
Makhuluk jelmaan Kyai Pasir itu bertanduk dan bertaring . Ia berguling kekanan dan ke kiri tanpa
henti .

Sementara itu Nyi Pasir juga mengalami hal yang serupa di rumahnya . Tubuhnya terasa
sangat sakit , kaku dan panas . Ia berlari ke ladang untuk minta tolong suaminya. Nyi Pasir sangat
terkejut ketika melihat seeokor naga raksasa sedang berguling- guling ke kanan ke kiri . Karena
tidak sanggup menahan sakit akhirnyaNyi Pasir pun merebahkan diri di tanah . Seketika itu juga ia
juga berubah menjadi seekor naga betina dengan kulit bersisik keras .

Kedua naga raksasa itu bergulingan , tempatnya membentuk cekungan yang semakin lama
semakin lebar dan dalam . Dari cekungan tersebut menyemburlah air yang kemudian menggenang
menjadi sebuah telaga .

Teman- teman , kini telaga itu disebut sebagai Telaga Pasir , karena ulah Ki dan Nyi Pasir .
Karena letaknya di Kelurahan Sarangan , penduduk sekitar menamakannya TELAGA PASIR
SARANGAN . Hikmah yang dapat kita ambil dalam cerita tersebut adalah : jangan mengambil
sesuatu yang tidak jelas asal-usulnya supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan . Jangan
mengambil yang bukan hak kita .

Bagi teman –teman yang berkunjung ke telaga Sarangan bisa menikmati wisata air , naik
perahu mengelilingi telaga dan menikmati keindahannya dan merasakan kesejukan air telaga .
Hingga kini masyarakat desa disekitar telaga Sarangan setahun sekali pada hari Jumat Pon
masyarakat mengadakan acara ritual larung tumpeng atau sesaji sebagai bentuk ucapan syukur
masarakat desa setempat .

Anda mungkin juga menyukai