Anda di halaman 1dari 3

PENUGASAN DR NURSAMSU

1. Patogenesis Sindrom Disequilibrium :

Dialysis disequilibrium syndrome (DDS) adalah sindrom klinis neurologis yang tampak pada pasien
yang sedang menjalani hemodialisa. Ada beberapa teori yang mendukung mekanisme terjadinya
DDS, antara lain:

1. Urea Transporter dan Aquaporin di otak

aquaporins (AQPs) bertindak untuk mengatur pergerakan air di berbagai jaringan. aquaporin
(AQPs) juga terdapat pada blood brain barrier, yaitu terletak pada membran sel astrosit.
Aquaporin (AQP) memainkan peran penting terbentuknya cerebral edema.

Walaupun AQP4 menyediakan jalur perpindahan air dari blood stream menuju CNS, adanya
gradien osmotikjuga memicu perpindan air. Gradien osmotik inilah yang berperan utama
dalam menimbulkan cerebral edema dan menyebabkan terjadinya dialysis disequilibrium
syndrome.

2. reversed urea effect

The “Reverse Urea Effect” didasarkan pada fakta bahwa konsentrasi urea di CNS tetap tinggi
dikarenakan kemampuannya berdifusi dari CNS menuju darah terjadi lebih pelan
dibandingkan difusi urea dari darah menuju kompartment dialisat

3. idiogenic osmole

pada hewan yang dilakukan dialisis secara cepat, jaringan otak akan mengalami osmolalitas
yang lebih tinggi secara bermakna dibandingkan darah pada akhir prosedur dialisis.
Perbedaan osmolalitas ini tidak dapat dijelaskan secara lengkap oleh perubahan elektrolit
dan urea. Peningkatan osmolalitas otak menyebabkan pembentukan molekul organik baru
yang disebut sebagai “idiogenic osmoles”

4. mekanisme asidosis cerebral dan metabolik

walaupun terjadi peningkatan Ph darah dengan cepat akibat penggunaan cairan dialisat
bicarbonat, Ph intraseluler otak dan CSF tetap lebih rendah secara signifikan. Tekanan parsial
CO2 arteri juga tetap tidak berubah, hal tersebut menandakan bahwa terjadinya asidosis di
CSF setelah hemodialisis cepat tidak menyebabkan hipoventilasi sistemik.

Peningkatan asidosis di CNS dapat mengubah kemampuannya untuk meregulasi transport


solute dan air melalui blood brain barrier.

2. Sebutkan kekurangan dan kelebihan pemberian NS hipertonik pada hipotensi intradialitik

Kelebihan:

- Mudah didapat
- Perpindahan cairan osmotik yang diinduksi salin hipertonik menyebabkan normalisasi volume sel
endotel

- Menyebabkan peningkatan curah jantung

- Menjaga stabilitas hemodinamik selama inisiasi hemodialisis

- Memperbaiki penurunan tekanan darah yang berlebihan dan gejala terkait dialisis lainnya

- Memilki osmolaritas tinggi sehingga mampu menarik cairan dan elektrolit dr jaringan dan sel ke
pembuluh darah. Sehingga dpt menstabilkan TD, meningkatkan produksi urin, mengurangi edem

Kekurangan:

- Dpt menyebabkan demam

- Dpt menyebabkan infeksi dan inflamasi d t4 suntikan

- Dpt menyebabkan bekuan darah d t4 suntikan

- Dpt tjd ekstravasasi cairan k jaringan sekitar

- Dpt menyebabkan hipervolemia

- Menyebabkan peningkatan kadar natrium dan peningkatan rasa haus

3. Sebutkan tanda dan gejala hipotensi intradialitik

1. Keringat dingin
2. Sakit kepala
3. Pucat
4. Nafas pendek dan cepat
5. Denyut jantung ireguler
6. Diare/ muntah
7. Kram
8. Kejang

4.Sebutkan penyebab dan tanda adanya hemolisis

Penyebab hemolisis:

Blood line yang kinked


Kontaminasi dialisat akibat rinsing yang tidak adekuat
Residu formalin untuk re-used
Adanya coopper, Zn, nitrat dalam dialisat
Dialisat terlalu panas atau hipoosmolar

Tanda-tanda hemolisis:

Cherry colored blood pada venous line


Hipertensi
Nyeri dada/ abdomen/ punggung
Sesak nafas
Henti jantung

5. Apa yang disebut dengan first use syndrome

First-use syndromes adalah kumpulan gejala yang timbul sewaktu HD, terjadi akibat memakai
peralatan HD yang baru.

Dapat terbagi menjadi dua tipe, yaitu: anafilaktik dan non-spesifik

Tipe A: ANAFILAKTIK

Penyebab : antibodi IgE terhadap protein yang berubah oleh karena Ethylene oxide

Gejala : seperti reaksi alergi, rasa panas pada seluruh badan, sesak, sampai Cardiac Arrest.
Pada bentuk yang ringan, gejala dapat berupa gatal, batuk, bersin, mata berair, mules, mencret,
kram atau diare.

Penanganan : HD langsung distop, darah dalam sikuit darah jangan dikembalikan. Berikan
Antihistamin & Steroid.

Pencegahan : bilas sirkuit darah semaksimal mungkin sehingga residu Eo dan bahan lain terbuang
(proper rinsing). Memakai dializer Re-use, gunakan dializer dengan radiasi gamma.

Tipe B: NON-SPESIFIK

Penyebab tidak diketahui

Gejala : hampir sama dengan tipe A, tetapi umumnya lebih ringan. Yang sering adalah nyeri
dada + nyeri punggung. Dapat timbul segera setelah HD atau ditengah-tengah HD.

Penanganan : sifatnya supportif, beri O2. Periksa kemungkinan MCI. Umumnya HD dapat
diteruskan karena gejala hilang setelah jam pertama HD.

Pencegahan : Re-Use, pilih Qb dengan membrane yang tidak mengaktifkan sistem


komplemen,misalnya Hemophan atau Cellulose acetate.

Dialiser yang sudah di Re-Use dianggap membrannya sudah dilapisi protein karena sudah dilewati
darah, sehingga tidak dipakai lagi istilah first-use syndrome.

Anda mungkin juga menyukai