Anda di halaman 1dari 5

Dalam proses belajar siswa tentu saja guru memiliki peran penting untuk ikut membentuk

karakter siswa yang kritis dalam menghadapi berbagai situasi. Kemampuan berpikir secara kritis
tentu saja tidak bisa didapatkan secara instan tetapi harus dibiasakan dan ditanamkan dengan
baik.

Berpikir kritis sendiri menurut ahli memiliki tingkat kepentingan yang hampir sama dengan
menulis dan membaca sebagai kompetensi akademis. Maka secara definisi, berpikir kritis ini
merupakan interpretasi serta evaluasi dalam melakukan observasi, menangkap informasi,
melakukan komunikasi serta berargumentasi secara aktif. Tentu saja hal ini menjadi salah satu
alasan mengapa penting memiliki kemampuan untuk berpikir secara kritis.

Penting bagi seorang guru untuk memberikan teknik pembelajaran pada para siswa yang titik
fokusnya adalah mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Dengan begitu akan ada berbagai
keuntungan yang bisa didapatkan yaitu sebagai berikut:

 Membantu untuk meningkatkan semangat belajar siswa dan guru selama proses
pembelajaran.
 Dengan membiasakan siswa berpikir secara kritis maka nantinya apapun yang dipelajari akan
menempel lebih lama dalam pikiran siswa, sehingga mencapai tujuan pembelajaran secara
optimal.
 Siswa akan terlatih untuk memiliki kemampuan dalam menyelesaikan masalah yang diawali
pada saat belajar di sekolah kemudian terbiasa untuk melakukannya dengan berbagai
tantangan hidup di luar lingkungan sekolah.
 Sikap ilmiah akan dimiliki siswa yang mau berusaha untuk mencari jawaban atas segala rasa
penasarannya akansesuatu hal. Dengan begitu informasi yang didapatkan akan lebih
mendalam serta menyeluruh sebagai pengetahuan bagi para siswa

Berbagai keuntungan tersebut bisa didapatkan jika para guru mampu untuk memaksimalkan
bagaimana cara agar siswa mampu berpikir secara kritis. Keaktifan setiap anak untuk
mengoptimalkan sikap kritisnya memang berbeda-beda, namun tentunya bisa dilatih agar terus
berkembang dan menjadi kemampuan yang bisa dimanfaatkan siswa dalam kehidupan di
masyarakat serta menghadapi beragam jenis tantangan atau masalah.

Setiap siswa tentu memiliki karakter yang berbeda dengan pola berpikirnya masing-masing,
tentunya hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi para guru untuk bisa menciptakan
suasana kelas yang kondusif. Belum lagi untuk bisa membangun sikap berpikir yang kritis dari
para siswa tentunya diperlukan teknik yang tepat agar hasilnya lebih optimal sesuai yang
diharapkan.Ada beberapa kendala yang harus diatasi guru di dalam sebuah kelas yaitu:

 Mudahnya para siswa bereaksi terhadap berbagai hal yang negatif di sekitarnya.
 Terjadinya reaksi negatif terhadap kelompok dan tentunya mengganggu jalannya proses
pembelajaran di dalam kelas.
 Kurangnya kesatuan serta tidak ada standar perilaku di dalam kelas. Standar atau adab
perilaku siswa ini tentunya harus diatur dengan baik dan ditentukan secara tegas untuk ditaati
oleh setiap siswa.
 Adanya moral kurang baik serta permusuhan yang terjadi. Sehingga terkadang seorang guru
juga harus peka terhadap perilaku masing-masing siswanya yang mungkin terlihat negatif
satu sama lain.
 Siswa dalam kelas mentoleransi adanya kesalahan yang dilakukan teman lainnya, bahkan
mendukung dan mendorong perilaku tersebut.

Untuk meminimalisasi kendala di dalam kelas, maka seorang guru harus mencari cara yang tepat
agar dapat mengendalikan kelas seoptimal mungkin. Tidak hanya berpikir kritis terhadap
berbagai permasalahan atau topik yang sedang dibahas oleh guru tetapi juga pada hal-hal yang
terjadi di sekitarnya. Maka nantinya kemampuan untuk berpikir kritis para siswa tidak hanya
untuk kepentingan akademik tetapi juga sosialnya.

Jika perhatian para siswa tertuju pada guru dan sistem pembelajaran yang dilakukan maka akan
lebih mudah untuk membangun kemampuan berpikirnya. Anda perlu membuat suasana kelas
yang menyenangkan serta mendorong setiap siswa untuk bisa berpikir lebih kritis dan secara
aktif menyampaikan apa yang ada di dalam pemikirannya. Sehingga meskipun memiliki daya
pikir yang berbeda setidaknya sikap kritis sudah mulai berkembang.

Guru memiliki beberapa kesulitan dalam mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa,

berikut adalah beberapa contohnya:

1. Guru kurang memahami mengenai cara-cara tertentu dalam pembelajaran yang mendukung
pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi, juga kurang mampu dalam menentukan

metode dan model pembelajaran.


2. Dalam pelaksaanan pembelajaran apersepsi sangat diperlukan untuk menarik perhatian siswa
agar fokus terhadap materi pelajaran yang akan diberikan oleh guru. Namun, pada

kenyataannya ketika guru melakukan apersepsi cukup sulit untuk membuat siswa merasa

tertarik dalam merespon apersepsi yang saya berikan sehingga hal tersebut juga berdampak

terhadap motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Terlebih lagi ketika siswa harus

dihadapkan terhadap materi yang mengharuskan siswa untuk mampu mengasah kemampuan

berpikir tingkat tinggi mereka

3. Kesulitan dalam melakukan apersepsi yang merangsang siswa untuk mengembangkan


keterampilan berpikir tingkat tinggi, terlebih lagi sikap siswa yang berbeda-beda dalam

menanggapi apersepsi yang diberikan hanya beberapa siswa yang cenderung aktif dalam

kegiatan apersepsi. Hal ini juga mengakibatkan siswa kurang termotivasi dalam mengikuti

pembelajaran yang guru ajarkan.

4. Ada beberapa siswa yang mempunyai perbedaaan cara untuk menunjukkan kemampuannya
dalam berpikir, seperti ada anak yang cenderung mampu mengesplor kemampuan berpikir yang

dimilikinya melalui lisan namun kesulitan menuangkannya dalam bentuk tulisan begitupun

sebaliknya. Kesulitan itulah yang dialami saat mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi

siswa.

5. Karena keadaan siswa yang berbeda seperti halnya dalam proses pelaksanaan pembelajaran
dimana ada yang siswa aktif untuk mengeluarkan pendapatnya terhadap materi yang dijelaskan

serta jawabannya tepat saat diberikan pertanyaan secara lisan, namun saat diberikan tes tertulis

siswa tersebut cenderung berada di bawah rata-rata dalam artian tersebut siswa dalam

menjawab soal tes yang diberikannya itu kurang, begitupun sebaliknya ada siswa yang tidak aktif

dalam proses pelaksanaan pembelajaran namun saat diberi tes tertulis dia mendapatkan nilai

yang memuaskan

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kesulitan yang dialami guru terdiri dari beberapa

diantaranya adalah tidak mampu mengatasi kemampuan siswa yang berbeda-beda, kurang memahami

mengenai cara-cara tertentu dalam pembelajaran yang mendukung pengembangan keterampilan

berpikir tinggi siswa, kurang mampu dalam menentukan metode dan model pembelajaran yang tepat,
kurang memahami mengenai pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi, melakukan apersepsi

untuk merangsang siswa dalam mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa, membuat

siswa merasa tertarik dalam merespon apersepsi yang diberikan, kurang mampu menyesuaikan antara

soal dengan kata kerja operasional yang terdapat dalam indikator pembelajaran yang berbasis

pengembangaan keterampilan berpikir tingkat tinggi, dan belum mampu mengatasi siswa yang

mempunyai perbedaaan cara untuk menunjukkan kemampuannya dalam berpikir.

Seorang siswa dapat dikatakan sudah memiliki sikap berpikir kritis tentu saja setelah memenuhi
beberapa persyaratan khusus. Maka persyaratan tersebut perlu ditanamkan sedikit demi sedikit
agar nantinya semakin berkembang kemampuan tersebut dalam diri setiap siswa untuk bekal
dalam menghadapi kehidupan di masyarakat nantinya, sehingga mereka memiliki kemampuan
yang mumpuni masuk ke dunia pekerjaan.Ciri-ciri berpikir kritis pada siswa adalah sebagai
berikut:

 Mampu untuk membedakan antara informasi yang relevan dan tidak terhadap permalasahan
atau topik yang ingin diketahui. Tentunya untuk itu siswa perlu mengaitkan antara satu
informasi dengan lainnya agar lebih mudah untuk melihat mana yang relevan dan tidak.
 Ketentuan untuk memilih fakta dalam menentukan pernyataan sebagai bahan pertimbangan
yang baik.
 Mampu melakukan identifikasi terhadap berbagai fakta atau poin yang tidak sesuai dan tidak
dapat dipercaya.
 Melakukan identifikasi terhadap munculnya kalimat atau pernyataan yang samar atau kurang
jelas.
 Bisa mengetahui jika ada poin yang berbeda namun masuk akal dalam pemikiran siswa. Hal
yang berbeda belum tentu buruk, tetapi bisa jadi justru mendukung pemikiran yang baru, hal
ini perlu dipahami dengan baik oleh para siswa dengan bantuan dari para guru.
 Dapat menguatkan argumen yang sesuai dengan pemikirannya setelah melakukan proses
identifikasi terutama kemampuan untuk membedakan antara informasi yang tepat sesuai
fakta yang didapatkan.

Siswa harus terus berusaha untuk mencari sumber informasi terbaru untuk dijadikan sebagai
bahan pertimbangan dalam berpikir. Selain itu, siswa juga harus dibiasakan untuk memiliki sikap
yang terbuka terhadap pernyataan orang lain serta informasi baru yang masuk tanpa
mengabaikan pertimbangan awal yang sudah dilakukan. Sehingga nantinya kemampuan ini bisa
diaplikasikan untuk sampai menyelesaikan suatu masalah atau tantangan.

Anda mungkin juga menyukai