VIDI MUKTITAMA D-33 Rancangan Aktualisasi

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 60

RANCANGAN AKTUALISASI

NILAI – NILAI DASAR ASN (BerAKHLAK)


PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II ANGKATAN XXXVI TAHUN 2022

OPTIMALISASI PENGEMBALIAN BERKAS REKAM MEDIS PASIEN RAWAT JALAN


MELALUI PENYEDIAAN SOP DI UPTD PUSKESMAS BOBOLIO KABUPATEN
KONAWE KEPULAUAN

Disusun Oleh:
Nama : VIDI MUKTITAMA, A.Md.RMIK
NDH : 33
NIP : 20001001 202202 1 001
Jabatan : PELAKSANA/TERAMPIL – PEREKAM MEDIS
Instansi : KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II ANGKATAN XXXVI


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PROVINSI
SULAWESI TENGGARA
2022

i
ii
iii
KATA PENGANTAR

Assalamu‘Alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah Wasyukurillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena


berkat rahmat-Nya penulisan Rancangan Aktualisasi yang berjudul “Optimalisasi
Pengembalian Berkas Rekam Medis Pasien Rawat Jalan Melalui Penyediaan SOP
Di UPTD Puskesmas Bobolio Kabupaten Konawe Kepulauan” dapat diselesaikan
tepat pada waktunya sebagai bagian penting dari Pelatihan Dasar CPNS Golongan II
Angkatan XXXVI Tahun 2022 Lingkup Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara.

Tujuan penulisan Rancangan Aktualisasi ini yaitu sebagai pertanggungjawaban


pelaksanaan Pendidikan Pelatihan Dasar CPNS sesuai dengan Rancangan Aktualisasi
yang berisi nilai-nilai dasar ASN (BarAKHLAK) serta Peran dan Kedudukan ASN menuju
Smart Governance. Rancangan ini juga menjadi salah satu syarat untuk menjadi PNS.

Dalam penulisan Rancangan Aktualisasi ini, penulis tidak akan dapat


menyelesaikannya dengan baik dan tepat waktu tanpa bantuan dari berbagai pihak.
Penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Bapak Ir. H. Amrullah, MT selaku Bupati konawe Kepulauan;


2. Ibu Dra, Hj. Yuni Nurmalawati selaku Kepala BPSDM Provinsi Sulawesi Tenggara
beserta jajarannya;
3. Bapak Umar, S.Pd, selaku Kepala BKPSDM Kabupaten Konawe Kepulauan beserta
jajarannya yang telah mendukung kegiatan pendidikan dan pelatihan dasar CPNS;
4. Ibu Wa Ode Iis Indriyani Salama G, SE selaku Penguji, atas saran dan kritikannya
yang bersifat membangun;
5. Bapak Maryono Abdullah, SE selaku Coach atas bimbingan, masukan dan
dukungannya;
6. Ibu Hasni Rimbuata, Skm selaku Mentor yang telah memberikan bimbingan, arahan,
masukan dan motivasi;

iv
7. Bapak/ibu Widyaiswara dan Binsuh selaku Fasilitator yang telah
memberikan pengetahuan selama Pelatihan Dasar CPNS Golongan II Angkatan
XXXVI Tahun 2022 Lingkup Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara;
8. Seluruh Panitia Pelaksana Pelatihan Dasar CPNS Tahun 2022 Lingkup Pemerintah
Provinsi Sulawesi Tenggara yang telah membantu kami dalam pelaksanaan Latsar;
9. Seluruh peserta Pelatihan Dasar CPNS Tahun 2022 Lingkup Pemerintah Provinsi
Sulawesi Tenggara yang selama ini bersama-sama mengikuti semua tahapan
Diklatsar;
10. Keluarga tercinta, khususnya orang tua, serta adik-adik yang senantiasa
mendoakan dan mendukung kegiatan Diklatsar ini.
Rancangan Aktualisasi ini masih jauh dari kata kesempurnaan, oleh karena itu
penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersipat membangun dari semua pihak
demi perbaikan dan berkelanjutannya program aktualisasi yang diimplementasikan di
UPTD Puskesmas Bobolio.
Wassalamu‘Alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Kendari, September 2022

Penulis,

Vidi Muktitama, A.Md.RMIK


NIP. 20001001 202202 1 001

v
DAFTAR ISI
Hal.
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................... iii
KATA PENGANTAR............................................................................................ iv
DAFTAR ISI........................................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.............................................................................. 1
1.2. Tujuan............................................................................................ 3
1.3. Manfaat......................................................................................... 3
1.4. Ruang Lingkup.............................................................................. 4
BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI, KONSEPSI NILAI-NILAI DASAR,
KEDUDUKAN PERAN ASN DAN PROFIL PESERTA.......................... 5

2.1. Gambaran Umum Organisasi....................................................... 5


2.2. Profil Peserta................................................................................. 12
2.3. Konsepsi Nilai Dasar, Kedudukan dan Peran ASN ...................... 15
2.4. Kedudukan dan peran ASN........................................................ 22
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI................................................................ 31

3.1. Identifikasi dan Analisis Isu........................................................... 31


3.2. Gagasan Kreatif/Terpilih dan Kegiatan Sebagai Pemecahan Isu. 35
3.3. Deskripsi/Penjelasan Kegiatan..................................................... 36
3.4. Matriks Rekapitulasi Rencana Habituasi Core Value ASN
(BerAKHLAK)................................................................................ 49
3.5. Estimasi Biaya............................................................................... 49
3.6. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan...................................................... 50
BAB IV PENUTUP............................................................................................. 51

REFERENSI....................................................................................................... 52

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Menjadi seorang ASN (Aparatur Sipil Negara) merupakan hal yang diimpikan
oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah
profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja
yang bekerja pada instansi pemerintah. Pengertian ini tercantum dalam Undang-
undang ASN No. 5 tahun 2014. Dalam rangka mewujudkan cita-cita dan tujuan
Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam
pembukaan Undang- Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, maka
diperlukan ASN yang berintegritas tinggi, profesional, netral, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktek korupsi kolusi dan nepostisme, serta mampu menjadi
perekat persatuan dan kesatuan bangsa. Demi menghasilkan ASN yang sesuai
dengan harapan pemerintah maka perlu adanya pelatihan dasar yang diatur dalam
Peraturan Lembaga Administrasi Negara (LAN) Nomor 12 Tahun 2018 tentang
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Tujuan dari diklat terintegrasi ini
adalah untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi
nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan
bertanggungjawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.
Peran ASN di bidang kesehatan adalah mewujudkan pelayanan kesehatan
yang berkualitas prima di pusat-pusat pelayanan kesehatan yang ada seperti
rumah sakit milik pemerintah dan pusat kesehatan masyarakat (PUSKESMAS).
Menurut Permenkes No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif. Puskesmas sebagai Penyelenggara Pelayanan Publik menurut UU No
25 tahun 2019 berkewajiban memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai
dengan asas penyelenggaraan pelayanan publik.

1
Puskesmas Sebagai ujung tombak pelayanan dan pembangunan kesehatan
di Indonesia maka perlu mendapatkan perhatian terutama berkaitan dengan mutu
pelayanan kesehatan. Puskesmas dituntut untuk selalu meningkatkan
keprofesionalan dari para pegawainya serta meningkatkan fasilitas/sarana
kesehatannya untuk memberikan kepuasan kepada masyarakat pengguna jasa
layanan kesehatan. Oleh sebab itu puskesmas harus memiliki rekam medis.
Menurut Permenkes No. 269 tahun 2008 tentang rekam medis, rekam medis
adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan
kepada pasien. UPTD Puskesmas Bobolio merupakan salah satu sarana
pelayanan kesehatan harus membuat rekam medis untuk menunjang tercapainya
tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan mutu pelayanan kepada
masyarakat. Salah satu kegiatan agar tercapainya tertib administrasi adalah
pengelolaan sistem penyimpanan rekam medis.
Rekam medis bersifat rahasia oleh karena itu kerahasiaannya harus dijaga
terutama dalam kegiatan penyimpanan dan pengembalian rekam medis. Salah
satu indikator keterlambatan pasien dilayani adalah keterlambatan berkas rekam di
kembalikan dari ruang poli. keberhasilan dalam pelayanan puskesmas yang
merupakan institusi penyedia layanan publik dalam upaya mencapai keberhasilan
tersebut perlu dilakukan pengembalian berkas rekam medis secara tepat, seorang
yang menerima dan meminjam rekam medis berkewajiban untuk mengembalikan
dalam keadaan baik dan tepat waktu 1x24 jam setelah pasien keluar dari
Puskesmas (yanmed 1997;108).
Sehubungan dengan hal tersebut sebagai seorang ASN yang melaksanakan
tugas dan fungsi jabatannya selaku seorang terampil perekam medis yang
ditugaskan di instalasi rekam medis, penulis tertarik untuk melakukan kegiatan
aktualisasi mengangkat isu “Lambatnya Pengembalian Berkas Rekam Medis pada
Instalasi Rekam Medis di Puskesmas Bobolio Kabupaten Konawe Kepulauan”,
dengan alasan tersebut di atas maka saya menyusun Rancangan Aktualisasi ini
dengan judul Rancangan Aktualisasi “Optimalisasi Pengembalian Berkas Rekam

2
Medis Pasien Rawat jalan Melalui Penyediaan SOP di UPTD Puskesmas Bobolio
Kabupaten Konawe Kepulauan”.

1.2. Tujuan
a. Umum
Teraktualisasinya nilai-nilai dasar PNS BerAKHLAK (Berorientasi
pelayanan, akuntabel, kompeten harmonis, loyal, adaptif & kolaboratif) serta
peran ASN dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi sebagai seorang
perekam medis di unit Rekam Medis UPTD Puskesmas Bobolio.
b. Khusus
Tujuan khusus dari Rancangan Aktualisasi ini adalah tercapainya
mengoptimalkan ketepatan waktu pengembalian berkas rekam medis pasien di
UPTD Puskesmas Bobolio.

1.3. Manfaat
a. Manfaat untuk Penulis
Meningkatkan pemahaman dan mampu untuk mengimplementasikan nilai-
nilai dasar BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten,
Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif) sebagai landasan dalam menjalankan
tugas dan fungsinya, serta menjadi tenaga fungsional yang mampu
menjalankan fungsinya sebagai pelaksana kebijakan, pelayan publik, dan
perekat pemersatu bangsa yang memiliki integritas dan profesionalisme.
b. Manfaat Untuk Organisasi
Manfaat untuk organisasi adalah meningkatkan kualitas pelayanan
dan sebagai informasi dalam pengambilan keputusan dan kebijakan tentang
pengembangan sumber daya manusia.
c. Manfaat Untuk Masyarakat
Menjadikan rancangan aktualisasi ini sebagai tolak ukur keberhasilan
dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan terhadap masyarakat
khususnya di Wilayah Kerja Puskesmas Bobolio, serta meningkatkan
kesadaran dan kepatuhan petugas dalam mengontrol, mengendalikan dan
3
memanfaatkan berkas rekam medis dengan benar dan tepat, sehingga
penggunaan berkas rekam medis menjadi lebih baik.

1.4. Ruang Lingkup Kegiatan Aktualisasi


Ruang lingkup pelaksanaan aktualisasi ini dilakukan didalam Puskesmas
Bobolio yang akan diterapkan nilai-nilai BerAKHLAK (Berorientasi pelayanan,
akuntabel, kompeten harmonis, loyal, adaptif dan kolaboratif). Sasaran dari
kegiatan ini adalah ruang rawat jalan dan berkas rekam medis rawat jalan untuk
mengoptimalkan ketepatan waktu pengembalian berkas rekam medis.
Pelaksanaan rancangan aktualisasi lapangan (off class) ini akan dilaksanakan
berdasarkan kalender Latihan Dasar CPNS Golongan II Lingkup Pemerintah
Kabupaten Konawe Kepulauan yaitu dimulai dari tanggal 02 September – 05
Oktober 2022.

4
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI, KONSEP NILAI-NILAI DASAR DAN
KEDUDUKAN PERAN ASN

2.1. Gambaran Umum Organisasi


2.1.1. Kedudukan Organisasi

Gambar 1. UPTD Puskesmas Bobolio.

UPTD Puskesmas Bobolio merupakan sebuah puskesmas induk


perawatan. Wilayah kerja meliputi 10 desa dan satu Kelurahan yaitu Desa
Wungkolo, Desa Wawoone, Desa Bobolio, Desa Sawapatani, Desa Baku-
Baku, Desa Wawouso, Desa Wawouso Baru, Desa Puwaatu, Desa Lawey,
Desa Langgara Jaya dan Kelurahan Sewaea.
UPTD Puskesmas Bobolio awalnya terletak di Desa Bobolio namun
pada akhir tahun 2016 direlokasi di bangunan baru yang terletak di
kelurahan sawaea Kecamatan Wawonii Selatan. Wilayah Kerja
Puskesmas Bobolio memiliki luas wilayah kurang lebih sebesar 13.745 Ha
dari luas Kabupaten Konawe Kepulauan. Desa terluas adalah desa Lawey
dengan luas 3.449 Ha atau 25.09 % dari luas seluruh desa Kecamatan
Wawonii Selatan, adapun Desa Wawouso Baru merupakan desa dengan
luas wilayah terkecil yaitu 340 Ha atau 2,47 % .

5
Untuk memudahkan kegiatan pelaksanaan program puskesmas,
maka perlu pembatasan wilayah puskesmas satu dengan puskesmas yang
lainnya. Untuk batas wilayah UPTD PUSKESMAS BOBOLIO dapat dilihat
sebagai berikut :
a. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Wawonii Tengah;
b. Sebelah timur berbatasan dengan Wawonii Tenggara;
c. Sebelah selatan berbatasan dengan Laut Banda; dan
d. sebelah barat berbatasan dengan Laut Banda.
Secara Geografis Kecamatan Wawonii Selatan tergolong dataran
dengan topografi datar dan berbukit. Apabila dilihat dari peta Kabupaten
Konawe Kepulauan, maka Kecamatan Wawonii Selatan terletak di bagian
Selatan Kota Kendari. Dalam mengakses dari Ibu kota kecamatan ke
seluruh desa di wilayah Kecamatan Wawonii relative mudah. Hal tersebut
didukung oleh kondisi jalan yang cukup baik sehingga memudahkan dan
memperlancar arus kendaraan baik roda empat maupun roda dua.

2.1.2. Visi, Misi, dan Nilai Organisasi UPTD Puskesmas Bobolio


Dalam rangka mencapai Visi Pembangunan Nasional di bidang
kesehatan dan mencapai Visi Pembangunan Daerah tersebut telah
ditetapkan Visi Pembangunan Daerah di Bidang kesehatan di langgara yang
berbunyi “Terwujudnya Masyarakat Wawonii Selatan yang Sehat Tahun
2021 “. Dengan visi ini berarti bahwa pada tahun 2021 diharapkan setiap
individu, masyarakat wawonii selatan telah hidup dalam lingkungan yang
sehat, berperilaku hidup bersih dan sehat, serta mampu menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, sehingga
memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

a. Visi
Terwujudnya Masyarakat Wawonii Selatan yang Sehat Tahun 2021
b. Misi
1) Meningkatkan Pembangunan yang berwawasan Kesehatan,
2) Mendorong Kemandirian Masyarakat untuk hidup sehat,
6
3) Memelihara dan Meningkatkan Pelayanan Yang Bermutu dan
Terjangkau,
4) Memelihara dan Meningkatkan Kesehatan Perorangan, Keluarga
Serta Lingkungan

c. Nilai
“SEHAT”
S = Santun
E = Empati
H = Handal
A = Aman
T = Terampil

2.1.3. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi


a. Tugas Pokok
Kegiatan pokok puskesmas dilaksanakan sesuai kemampuan
tenaga maupun fasilitasnya karena kegiatan pokok disetiap puskesmas
dapat berbeda-beda. Namun kegiatan pokok puskesmas yang lazim dan
seharusnya dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1. Kesehatan ibu dan anak (KIA) dan Keluarga Berencana (KB)
2. Usaha Peningkatan Gizi
3. Kesehatan Lingkungan (Kesling)
4. Program Kesehatan(Promkes)
5. P2 Imunisasi
6. P2 Ispa Diare
7. P2 Malaria
8. P2 Kusta
9. P2 TB
10. P2 PTM

7
b. Fungsi Puskesmas
1. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan
Berupaya menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha wilayah
kerjanya agar penggerakan pembangunan yang berwawasan
kesehatan, aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari
penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya.
2. Pusat Pemberdayaan Masyarakat
Berupaya agar perorangan terutama tokoh masyarakat, keluarga,
dan masyarakat :
a) Memiliki kesadaran, kemauan, dan kemampuan melayani diri
sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat.
b) Berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan
termasuk pembiayaan.
c) Ikut menetapkan dan memantau pelaksanaan program kesehatan.
d) Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka
meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.
e) Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri.
f) Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana
menggali dan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif
dan efisien.
3. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Menyelenggarakan Pelayanan kesehatan tingkat pertama secara
menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan :
a) Pelayanan Kesehatan Perorangan
b) Pelayanan Kesehatan Masyarakat
2.1.4. Program dan kegiatan kegiatan utama Unit Kerja (OPD)
Salah satu dari beberapa parameter yang dapat digunakan untuk
menilai keberhasilan Puskesmas adalah dengan melihat hasil yang telah
dicapai pada tahun tertentu dibandingkan dengan target yang telah
ditetapkan untuk 6 basis program, yaitu:
8
a. Promosi Kesehatan
b. Kesehatan Lingkungan
c. Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
d. Perbaikan Gizi Masyarakat
e. Pencegahan dan pemberantasan Penyakit Menular (P2M)
f. Pengobatan
Kegiatan pokok puskesmas dilaksanakan sesuai kemampuan tenaga
maupun fasilitasnya karena kegiatan pokok disetiap puskesmas dapat
berbeda-beda. Namun kegiatan pokok puskesmas yang lazim dan
seharusnya dilaksanakan adalah sebagai berikut :
a. Kesehatan ibu dan anak (KIA) dan Keluarga Berencana (KB)
b. Usaha Peningkatan Gizi
c. Kesehatan Lingkungan (Kesling)
d. Program Kesehatan(Promkes)
e. P2 Imunisasi
f. P2 Ispa Diare
g. P2 Malaria
h. P2 Kusta
i. P2 TB
j. P2 PTM

2.1.5. Data-Data Sumber Daya yang di Miliki dan Data-Data Terkait Isu yang di
Angkat
a. Data Sumber Daya yang di Miliki Unit Organisasi

Tabel 1. Data Sumber Daya yang di Miliki Unit Organisasi

keterangan
No Jenis ketenagaan Jenjang Kontrak PNS Jumlah

daerah
1. Kedokteran Dokter umum 1 1
2. Perawat S1 Keperawatan 1 1

9
S1 Keperawatan + 2 2 4
Ners
DIII Keperawatan 1 1
DIII Kep Gigi 1 2 3
3. Apoteker S1 Farmasi + 1 1
Apoteker
Asisten Apoteker DIII Farmasi 1 2 3
4. Bidan DIII Kebidanan 6 1 16
0
S1 Kebidanan 2 2
5. Kesehatan Masyarakat S1 Kesmas 5 2 7
S1 gizi 1 1
6. Gizi DIII Gizi 1 1
7. Analis Kesehatan DIII Analis 1 1 2
sanitarian DIII Kesehatan 4 1 5
Lingkungan
Rekam Medis DIII Rekam medik 1 1
8. SMA SMA 8 8
Jumlah 57

b. Data terkait isu yang diangkat


Rekam medis bersifat rahasia oleh karena itu kerahasiaannya
harus dijaga terutama dalam kegiatan penyimpanan dan pengembalian
rekam medis. Berdasarkan observasi penulis selama bertugas di
Puskesmas Bobolio, terdapat beberapa isu yang mempengaruhi
pelayanan terhadap pasien. Salah satu indikator keterlambatan pasien
dilayani adalah keterlambatan pengembalian berkas rekam dari ruang
poli. Dari hasil isu tersebut akan menghasilkan isu yang layak diangkat
dan dijadikan sebagai rancangan aktualisasi.

10
11
2.2. Profil Peserta
Tabel 2. Profil Peserta

DATA PRIBADI
Nama : Vidi Muktitama, A.Md.RMIK
NIP : 20001001 202202 1 001
Pangkat/Golongan : Pengatur/IIc
Jabatan : Terampil-Perekam Medis
Unit Kerja : UPTD Puskesmas Bobolio
Alamat Kantor : Kompleks Perkantoran, Kec.Wawonii Selatan
Alamat Domisili : Desa Langara Tanjung Batu, Kec. Wawonii
Barat
Tempat/Tanggal lahir : Tumbu-Tumbu Jaya, 01 Oktober 2000
Kewarganegaraan : Indonesia
Status : Belum Menikah
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-Laki

Uraian Tugas Perekam Medis berdasarkan Peraturan Menteri


Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia
Nomor 30 Tahun 2013 Bab VI Pasal 8 rincian kegiatan jabatan fungsional Perekam
Medis Terampil sesuai dengan jenjang jabatan, sebagai berikut:
Perekam Medis Pelaksana, meliputi:
1. Mengidentifikasi kebutuhan formulir dalam penyusunan SIM rekam medis
manual (berbasis kertas);
2. Mengidentifikasi kebutuhan isi dan data dalam formulir dalam penyusunan SIM
rekam medis manual (berbasis kertas);
3. Mengklasifikasi kegiatan pelayanan dalam rangka penyusunan alur
pembentukan SIM rekam medis (manual);

12
4. Merancang alur kegiatan pelayanan dalam rangka penyusunan alur
pembentukan SIM rekam medis (manual);
5. Mengidentifikasi informasi yang dibutuhkan sebagai dasar pengambilan
keputusan baik internal maupun eksternal;
6. Melakukan wawancara untuk mengisi identitas pribadi data sosial pasien rawat
jalan dalam rangka pelaksanaan rekam medis di tempat penerimaan pasien
baru dan lama rawat jalan;
7. Membuat dan memutakhirkan Kartu Indeks Utama Pasien (KIUP) rawat jalan
dalam rangka pelaksanaan rekam medis di tempat penerimaan pasien baru
dan lama rawat jalan;
8. Melakukan wawancara untuk mengisi identitas pribadi data sosial pasien rawat
inap dan menginformasikan ke ruang perawatan dalam rangka pelaksanaan
rekam medis di tempat penerimaan pasien baru dan lama rawat inap;
9. Menyiapkan rekam medis rawat inap serta meminta rekam medis rawat inap
ke petugas rekam medis bagian penyimpanan dalam rangka pelaksanaan
rekam medis di tempat penerimaan pasien baru dan lama rawat inap;
10. Membuat, menyimpan dan memutakhirkan Kartu Kendali (KK) dalam rangka
pelaksanaan rekam medis di tempat penerimaan pasien baru dan lama rawat
inap;
11. Mengisi buku registerasi pendaftaran pasien rawat jalan melalui
pencatatan/registrasi pasien;
12. Membuat dan memutakhirkan KIUP rawat jalan melalui pencatatan/registrasi
pasien;
13. Membuat dan memutakhirkan Indeks Utama Pasien (IUP) rawat jalan melalui
pencatatan/ registerasi pasien;
14. Membuat indeks penyakit, indeks tindakan medis dan indeks dokter pasien
rawat jalan melalui pencatatan/registerasi pasien;
15. Mengisi buku registrasi pendaftaran pasien rawat inap melalui
pencatatan/registrasi pasien;
16. Membuat dan memutakhirkan KIUP rawat inap melalui pencatatan/registrasi
pasien;
13
17. Membuat dan memutakhirkan IUP rawat inap melalui pencatatan/registrasi
pasien;
18. Membuat indeks penyakit, indeks tindakan medis dan indeks dokter pasien
rawat inap dalam rangka pelaksanaan rekam medis melalui pencatatan/
registrasi pasien;
19. Menerima data rekam medis dalam rangka assembling rekam medis rawat
jalan berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ada;
20. Mencatat buku ekspedisi dalam rangka assembling rekam medis rawat jalan
berdasarkan SOP yang ada;
21. Menyeleksi rekam medis incomplete dalam rangka assembling rekam medis
rawat jalan berdasarkan SOP yang ada
22. Menyisipkan slip lembar kekurangan dalam rangka assembling rekam medis
rawat jalan berdasarkan SOP yang ada;
23. Membuat laporan incomplete dalam rangka assembling rekam medis rawat
jalan berdasarkan SOP yang ada;
24. Menerima rekam medis dalam rangka assembling rekam medis rawat inap
berdasarkan SOP yang ada;
25. Mencatat buku ekspedisi dalam rangka assembling rekam medis rawat inap
berdasarkan SOP yang ada;
26. Mengidentifikasi data dalam rangka penyusunan katalog jenis formulir rekam
medis secara manual;
27. Mengklasifikasi data dalam rangka penyusunan katalog jenis formulir rekam
medis secara manual;
28. Mengolah data katalog jenis formulir rekam medis secara manual dalam
rangka penyusunan katalog jenis formulir rekam medis secara manual;
29. Membuat laporan data katalog catatan mutu formulir rekam medis secara
manual;
30. Memasukkan data demografi pasien, kode diagnosa dan tindakan medis
pasien rawat jalan ke dalam software case mix.
31. Memasukkan data demografi pasien, kode diagnosa dan tindakan medis
pasien rawat inap ke dalam software case mix;
14
32. Memproses grouping untuk menentukan tarif case mix;
33. Menyiapkan dan menyerahkan laporan hasil grouping dalam bentuk txt ke
bagian akuntansi untuk diverifikasi internal;
34. Menerima kembali berkas klaim/file txt hasil koreksi dari bagian akuntansi;
35. Melakukan input ulang hasil koreksi kedalam software case mix;
36. Menyortir rekam medis rawat jalan dalam rangka penyimpanan rekam medis;
37. Menyimpan rekam medis rawat jalan dan menjaga agar penyimpanan rekam
medis aman, rahasia, tidak dapat diakses oleh orang yang tidak
berkepentingan;
38. Menyimpan rekam medis rawat jalan inaktif yang bernilai guna dengan media
tertentu;
39. Menyeleksi rekam medis yang akan disusutkan dalam rangka proses retensi;
40. Membuat daftar pertelaan rekam medis yang akan disusutkan;
41. Mendistribusikan rekam medis ke unit terkait;
42. Mengumpulkan data untuk penyusunan laporan cakupan pelayanan pada
sarana pelayanan kesehatan;
43. Mengumpulkan data penyakit dan tindakan medis untuk penyusunan laporan
morbiditas dan mortalitas pasien rawat inap;
44. Mengumpulkan data penyakit menular untuk penyusunan laporan morbiditas
dan mortalitas pasien rawat jalan;
45. Menghitung angka ketidaklengkapan pengisian informed consent;
46. Mengidentifikasi data formulir analisis mutu sistem pengembalian berkas
rekam medis;
47. Mengumpulkan data analisis mutu sistem pengembalian berkas rekam medis;
48. Mengidentifikasi keabsahan data rekam medis secara manual dalam rangka
evaluasi rekam medis pasien rawat inap; dan Mengobservasi data pada setiap
lembaran rekam medis dalam rangka evaluasi keabsahan data.

2.3. Konsep Nilai-Nilai Dasar ASN


2.3.1. Berorientasi Pelayanan

15
Definisi pelayanan publik sebagaimana tercantum dalam UU
Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa,
dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik. Terdapat tiga unsur penting dalam pelayanan publik
khususnya dalam konteks ASN, yaitu (1) Penyelenggara pelayanan
publik yaitu ASN/Birokrasi, (2) Penerima layanan yaitu masyarakat, stake
holders, atau sektor privat, dan (3) Kepuasan yang diberikan dan/atau
diterima oleh penerima layanan. Berikut ini akan mengulas mengenai
panduan perilaku/kode etik dari nilai Berorientasi Pelayanan sebagai
pedoman bagi para ASN dalam pelaksanaan tugas, yaitu:

a) Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat Nilai Dasar ASN


yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku Berorientasi
Pelayanan yang pertama ini diantaranya mengabdi kepada negara
dan rakyat Indonesia, menjalankan tugas secara profesional dan
tidak berpihak, membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian,
menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
b) Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan Adapun beberapa
Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku
Berorientasi Pelayanan yang kedua ini diantaranya memelihara dan
menjunjung tinggi standar etika yang luhur, memiliki kemampuan
dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah,
memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat, akurat, berdayaguna, berhasil guna, dan santun.
c) Melakukan perbaikan tiada henti Nilai Dasar ASN yang dapat
diwujudkan dengan panduan perilaku Berorientasi Pelayanan yang
ketiga ini diantaranya mempertanggung jawabkan tindakan dan
kinerjanya kepada publik, mengutamakan pencapaian hasil dan
mendorong kinerja pegawai.

16
2.3.2. Akuntabel

Dalam banyak hal, kata akuntabilitas sering disamakan dengan


responsibilitas atau tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua
konsep tersebut memiliki arti yang berbeda. Responsibilitas adalah
kewajiban untuk bertanggung jawab yang berangkat dari moral individu,
sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab
kepada seseorang/organisasi yang memberikan amanat. Dalam konteks
ASN Akuntabilitas adalah kewajiban untuk mempertanggung jawabkan
segala tindak dan tanduknya sebagai pelayan publik kepada atasan,
lembaga pembina, dan lebih luasnya kepada publik. Aspek – sspek
akuntabilitas mencakup beberapa hal berikut yaitu akuntabilitas adalah
sebuah hubungan, akuntabilitas berorientasi pada hasil, akuntabilitas
membutuhkan adanya laporan, akuntabilitas memerlukan konsekuensi,
serta akuntabilitas memperbaiki kinerja. Akuntabilitas publik memiliki tiga
fungsi utama, yaitu (1) untuk menyediakan kontrol demokratis
(perandemokrasi); (2) untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan
kekuasaan (perankonstitusional); (3) untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas (peran belajar). Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap
individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab dari
amanah yang dipercayakan kepadanya. Amanah seorang ASN menurut
SE Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 20 Tahun 2021 adalah menjamin terwujudnya perilaku yang
sesuai dengan Core Values ASN BerAKHLAK. Dalam konteks
Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah:

a) Kemampuan melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab,


cermat, disiplin dan berintegritas tinggi .

17
b) Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara
secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien .
c) Kemampuan menggunakan kewenangan jabatannya dengan
berintegritas tinggi.
2.3.3. Kompeten

Konsepsi kompetensi adalah meliputi tiga aspek penting berkaitan


dengan perilaku kompetensi meliputi aspek pengetahuan, keterampilan,
dan sikap yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan. Sesuai
Peraturan Menteri PAN RB Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar
Kompetensi ASN, kompetensi meliputi: (1) Kompetensi Teknis adalah
pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati,
diukur dan dikembangkan yang spesifik berkaitan dengan bidang teknis
jabatan, (2) Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan, keterampilan,
dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dikembangkan untuk
memimpin dan/atau mengelola unit organisasi, (3) Kompetensi Sosial
Kultural adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang
dapat diamati, diukur, dan dikembangkan terkait dengan pengalaman
berinteraksi dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan
budaya, perilaku, wawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral, emosi
dan prinsip, yang harus dipenuhi oleh setiap pemegang jabatan untuk
memperoleh hasil kerja sesuai dengan tupoksi. Pendekatan
pengembangan dapat dilakukan dengan klasikal dan non klasikal, baik
untuk kompetensi teknis, manajerial, dan sosial kultural. Salah satu
kebijakan penting dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 5 Tahun
2014 tentang ASN adanya hak pengembangan pegawai, sekurang-
kurangnya 20 (dua puluh) Jam Pelajaran bagi PNS dan maksimal 24
(dua puluh empat) Jam Pelajaran bagi Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja (PPPK). Dalam menentukan pendekatan pengembangan
talenta ASN ditentukan dengan peta nine box pengembangan, dimana
kebutuhan pengembangan pegawai, sesuai dengan hasil pemetaan
pegawai dalam nine box tersebut. Terkait dengan perwujudan kompetensi
18
ASN dapat diperhatikan dalam Surat Edaran Menteri PAN RB Nomor 20
Tahun 2021 dalam poin 4, antara lain disebutkan bahwa panduan
perilaku (kode etik) kompeten yaitu :

a) Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu


berubah.
b) Membantu orang lain belajar.
c) Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.

2.3.4. Harmonis

Dalam Kamus Mariam Webster Harmonis (Harmonious) diartikan


sebagai having a pleasing mixture of notes. Sinonim dari kata
harmonious antara lain canorous, euphonic, euphonious, harmonizing,
melodious, musical, symphonic symphonious, tuneful. Sedangkan lawan
kata dari harmonious adalah discordant, disharmonious, dissonant,
inharmonious tuneless, unmelodious, unmusical. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), makna dan tulisan kata ‘harmonis’ yang benar:
har·mo·nis : bersangkutpaut dengan (mengenai) harmoni; seiasekata.
Dari laman Wikipedia, Harmoni (dalam bahasa Yunani: harmonia) berarti
terikat secara serasi/sesuai). Dalam bidang filsafat, harmonis adalah
kerjasama antara berbagai faktor dengan sedemikian rupa hingga factor
faktor tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan yang luhur. Ada tiga
hal yang dapat menjadi acuan untuk membangun budaya tempat kerja
nyaman dan berenergi positif. Ketiga hal tersebut adalah membuat
tempat kerja yang berenergi, memberikan keleluasaan untuk belajar dan
memberikan kontribusi, dan berbagi kebahagiaan bersama seluruh
anggota organisasi. Penerapan sikap perilaku beretika yang
menunjukkan ciri-ciri sikap harmonis tidak hanya saja berlaku untuk
sesama ASN (lingkup kerja) namun juga berlaku bagi stakeholders
eksternal. Sikap perilaku ini bisa antar lain :

a) Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya (toleransi).


19
b) Suka membantu orang lain.
c) Membangun lingkungan kerja yang kondusif

2.3.5. Loyal

Salah satu sifat yang harus dimiliki oleh seseorang ASN ideal
adalah sifat loyal atau setia kepada bangsa dan Negara. Sifat dan sikap
loyal terhadap bangsa dan Negara dapat diwujudkan dengan sifat dan
sikap loyal ASN kepada kepemerintahan yang sah sejauh pemerintahan
tersebut bekerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, karena ASN merupakan bagian atau komponen dari
pemerintahan itu sendiri. Secara etimologis, istilah loyal diadaptasi dari
bahasa Prancis yaitu “loyal” yang artinya mutu dari sikap setia. Secara
harfiah loyal berarti setia atau suatu kesetiaan. Kesetiaan timbul tanpa
adanya paksaan tetapi timbul dari kesadaran sendiri pada masa lalu.
Dalam kamus Oxford Dictionary kata Loyal didefinisikan sebagai “giving
or showing firm and constant support or allegiance to a person or
institution” yang artinya “tindakan memberi atau menunjukkan dukungan
dan kepatuhan yang teguh dan konstan kepada seseorang atau institusi”.
Loyal merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN
yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan
kepentingan bangsa dan Negara dengan panduan perilaku:

a) Memegang teguh ideologi pancasila, Undang-undang Dasar Negara


Republik Indonesia tahun 1945, serta kepada NKRI dan
pemerintahan yang sah
b) Menjaga nama baik semua ASN, pimpinan, instansi dan Negara
c) Menjaga rahasia jabatan dan Negara.

2.3.6. Adaptif

Adaptasi merupakan kemampuan alamiah dari makhluk hidup.


Organisasi dan individu di dalamnya memiliki kebutuhan beradaptasi

20
selayaknya makhluk hidup, untuk mempertahankan keberlangsungan
hidupnya. Kemampuan beradaptasi juga memerlukan adanya inovasi dan
kreativitas yang ditumbuhkembangkan dalam diri individu maupun organisasi.
Di dalamnya dibedakan mengenai bagaimana individu dalam organisasi
dapat berpikir kritis versus berpikir kreatif. Pada level organisasi, karakter
adaptif diperlukan untuk memastikan keberlangsungan organisasi dalam
menjalankan tugas dan fungsinya. Penerapan budaya adaptif dalam
organisasi memerlukan beberapa hal, seperti di antaranya tujuan organisasi,
tingkat kepercayaan, perilaku tanggung jawab, unsur kepemimpinan dan
lainnya. Budaya adaptif sebagai budaya ASN merupakan kampanye untuk
membangun karakter adaptif pada diri ASN sebagai individu yang
menggerakkan organisasi untuk mencapai tujuannya. Perilaku adaptif
merupakan tuntutan yang harus dipenuhi dalam mencapai tujuan baik
individu maupun organisasi dalam situasi apa pun. Salah satu tantangan
membangun atau mewujudkan individual dan organisasi adaptif tersebut
adalah situasi VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity).
Hadapi Volatility dengan Vision, hadapi uncertainty dengan understanding,
hadapi complexity dengan clarity, dan hadapi ambiguity dengan agility.
Adapun panduan perilaku sikap adaptif sebagai berikut:

a) Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan,


b) Terus berinovasi dan mengembangkan kretifitas, dan
c) Bertindak proaktif.

2.3.7. Kolaboratif

Berkaitan dengan definisi, akan dijelaskan mengenai beberapdefinisi


kolaborasi dan collaborative governance. Dyer and Sing(1998, dalam Celik et
al, 2019) mengungkapkan bahwa kolaborasi adalah “ value generated from
an alliance between two or more firms aiming to become more competitive by
developing shared routines”. Yang berarti suatu nilai yang dihasilkan dari
kerjasama antara satu atau lebih orang/organisasi yang bertujuan untuk lebih

21
kompetitif dengan mengembangkan rutinitas bersama. Sedangkan Gray
(1989) mengungkapkan bahwa : Collaboration is a process though which
parties with different expertise, who see different aspects of a problem, can
constructively explore differences and find novel solutions to problems that
would have been more difficult to solve without the other’s perspective (Gray,
1989). Lindeke and Sieckert (2005) mengungkapkan bahwa kolaborasi
adalah: Collaboration is a complex process, which demands planned,
intentional knowledge sharing that becomes the responsibility of all parties
(Lindeke and Sieckert, 2005). Dalam pelaksanaan tugas sebagai aparatur
sipil negara, kolaborasi di antara setiap aparatur mutlak harus dilaksanakan.
Bersinergi dan memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk
berkontribusi dalam pembangunan, akan dapat mempercepat pencapaian
suatu visi dan cita-cita. Adapun panduan perilaku sikap kolaboratif yaitu
berupa:

a) Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi,


b) Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah, dan
c) Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan
bersama.

2.4. Kedudukan dan Peran ASN


2.4.1. Manajemen ASN

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan


pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas
dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme.
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai
sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil
negara yang unggul selaras dengan perkembangan zaman. Pegawai
ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik,
serta perekat dan pemersatu bangsa. Kedudukan atau status jabatan
PNS dalam sistem birokrasi selama ini dianggap belum sempurna untuk
menciptakan birokrasi yang profesional. Untuk dapat membangun
22
profesionalitas birokrasi, maka konsep yang dibangun dalam UU ASN
tersebut harus jelas. Berikut beberapa konsep yang ada dalam UU No.
5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Berdasarkan jenisnya,
Pegawai ASN terdiri atas: (1) Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan (2)
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). PNS merupakan
warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat
sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian
untuk menduduki jabatan pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai
secara nasional. Sedangkan PPPK adalah warga Negara Indonesia
yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan
Instansi Pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rangka
melaksanakan tugas pemerintahan.

Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN


berfungsi sebagai berikut:

1. Pelaksana kebijakan publik;


2. Pelayan publik; dan
3. Perekat dan pemersatu bangsa
Selanjutnya Pegawai ASN bertugas:
1. Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
2. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas, dan
3. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

Selanjutnya peran dari Pegawai ASN: perencana, pelaksana, dan


pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan
pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan
publik yang professional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
23
Hak adalah suatu kewenangan atau kekuasaan yang diberikan
oleh hukum, suatu kepentingan yang dilindungi oleh hukum, baik pribadi
maupun umum. Dapat diartikan bahwa hak adalah sesuatu yang patut
atau layak diterima. Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya dengan baik dapat meningkatkan produktivitas, menjamin
kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak. Hak
PNS dan PPPK yang diatur dalam UU ASN sebagai berikut. PNS
berhak memperoleh:

1. Gaji, tunjangan, dan fasilitas;


2. Cuti;
3. Jaminan pensiun dan jaminan hari tua;
4. Perlindungan; dan
5. Pengembangan kompetensi
Sedangkan PPPK berhak memperoleh:
1. Gaji dan tunjangan;
2. Cuti;
3. Perlindungan; dan
4. Pengembangan kompetensi
Selain hak sebagaimana disebutkan di atas, berdasarkan pasal 70
UU ASN disebutkan bahwa Setiap Pegawai ASN memiliki hak dan
kesempatan untuk mengembangkan kompetensi. Berdasarkan Pasal 92
UU ASN Pemerintah juga wajib memberikan perlindungan berupa:

1. Jaminan kesehatan;
2. Jaminan kecelakaan kerja;
3. Jaminan kematian; dan
4. Bantuan hukum

Sedangkan kewajiban adalah suatu beban atau tanggungan yang


bersifat kontraktual. Dengan kata lain kewajiban adalah sesuatu yang
sepatutnya diberikan. Kewajiban pegawai ASN yang disebutkan dalam
UU ASN adalah:
24
1. Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan pemerintah yang sah;
2. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
3. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang
berwenang;
4. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
5. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian,
kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab;
6. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku,
ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di
luar kedinasan;
7. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan
rahasia jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan; dan
8. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Dalam UU ASN disebutkan bahwa ASN sebagai profesi
berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik dan kode
perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN.
Kode etik dan kode perilaku berisi pengaturan perilaku agar ASN:
1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab,dan
berintegritas tinggi;
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4. Melaksnakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan
5. Melaksnakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat
yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan;
6. Menjaga kerahasian yang menyangkut kebijakan Negara;
25
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara
bertanggungjawab, efektif, dan efisien;
8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya;
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada
pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan
kedinasan;
10. Tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari
keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain;
11. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN; dan
12. Melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan mengenai
disiplin Pegawai ASN.

2.4.2. Smart ASN


Smart ASN adalah profil Aparatur Sipil Negara yang cerdas,
berdaya saing dan menguasai Teknologi dan Informasi dalam
menghadapi revolusi industri 4.0 (Pusat Pengkajian dan Penelitian
Kepegawaian Nomor: 032-Juni 2019) yang disiapkan untuk
mewujudkan birokrasi Indonesia berkelas dunia (World Class
Government). Profil ASN tersebut meliputi Profil Smart ASN meliputi
integritas, nasionalisme, profesionalisme, berwawasan global,
menguasai IT dan bahasa asing, berjiwa hospitality, berjiwa
entrepreneurship, dan memiliki jaringan luas.
1. Integritas
Integritas adalah konsistensi berperilaku yang selaras dengan
nilai, norma dan/atau etika organisasi, dan jujur dalam hubungan
dengan atasan, rekan kerja, bawahan langsung, dan pemangku
kepentingan, serta mampu mendorong terciptanya budaya etika

26
tinggi, bertanggung jawab atas tindakan atau keputusan beserta
risiko yang menyertainya.
2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah paham kebangsaan yang tumbuh karena
adanya persamaan nasib dan sejarah serta kepentingan untuk
hidup bersama sebagai suatu bangsa yang merdeka, bersatu,
berdaulat, demokratis dan maju dalam satu kesatuan bangsa dan
negara serta cita-cita bersama guna mencapai, memelihara dan
mengabdi identitas, persatuan, kemakmuran dan kekuatan atau
kekuasaan negara bangsa yang bersangkutan dalam
implementasinya, seorang ASN harus bekerja dengan semangat
cinta tanah air Indonesia.
3. Profesionalisme
Profesionalisme adalah komitmen para anggota suatu profesi
untuk meningkatkan kemampuannya secara terus menerus (Nurita
Putranti,Blog). Oleh karena Pegawai Negeri Sipil merupakan salah
satu profesi maka konsekuensinya harus selalu meningkatkan
kemampuannya secara terus menerus agar dalam melaksanakan
tugas atau pekerjakaan dapat dilaksanakan secara profesional.
4. Berwawasan global
ASN yang berwawasan global, disini diartikan sebagai organ
birokrasi yang mampu melihat melampaui (beyond) dinding-dinding
kaku tempat ia bekerja melalui pandangan yang bulat, menyeluruh
serta mampu menemukan dan menggunakan perkembangan atau
inovasi lain yang ada baik dalam skala nasional maupun
internasional.

5. Menguasai IT dan bahasa asing


ASN dituntut tidak Gaptek (Gagap Teknologi) dan informasi
yakni dapat mengoperasikan dan memanfaatkan aplikasi-aplikasi
produk IT termasuk dapat dengan bijak memanfaatkan internet yang
27
digunakan dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi untuk
meningkatlkan kinerja dalam rangka meningkatkan kualitas tugas
dan fungsinya dalam pelayanan dan pengabdian kepada
masyarakat.
6. Hospitality
Hospitality merupakan cara pemberian pelayanan atau
penerimaan tamu, pengunjung, atau bahkan orang asing yang
datang sehingga mereka akan memiliki kesan baik dan terpuaskan
dengan pelayanan yang diberikan.
7. Entrepreneurship
ASN dituntut memiliki kemampuan entrepreneurship yakni
berjiwa kewirausahaan yang ditandai dengan dimilikinya
keberanian, kreatifitas, inovatif, pantang menyerah dan cerdas
dalam menangkap dan menciptakan peluang serta bertanggung
jawab.
Enterpreneurship juga dapat diartikan berpikir tentang masa
depan orang banyak, kehidupan orang banyak, kesejahteraan
masyarakat dan bagaimana cara membantu mereka yang
membutuhkan. Kemampuan enterpreneurship ini maka seorang
ASN akan mampu meningkatkan kinerja dalam setiap waktunya.
8. Networking
Networking adalah membangun menjalin hubungan dengan
orang lain atau organisasi yang berpengaruh positif pada
kesuksesan profesional maupun personal. Literasi digital
merupakan hal paling utama dalam mewujudkan ASN yang berdaya
saing dalam perkembangan teknologi dan informasi. Ada 4 pilar
literasi digital, yaitu:

a) Etika bermedia digital


Etika bermedia digital adalah kemampuan individu
dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri,
28
merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan
tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-
hari meliputi: (1) Pengetahuan dasar akan peraturan, regulasi
yang berlaku, tata karma, dan etika berinternet (netiquette); (2)
Pengetahuan dasar membedakan informasi apa saja yang
mengandung hoax dan tidak sejalan, seperti: pornografi,
perundungan, dll; (3) Pengetahuan dasar berinteraksi,
partisipasi dan kolaborasi di ruang digital yang sesuai dalam
kaidah etika digital dan peraturan yang berlaku; (4)
Pengetahuan dasar bertransaksi secara elektronik dan
berdagang di ruang digital yang sesuai dengan perturan yang
berlaku.
Adapun ruang lingkup etika dalam dunia digital
menyangkut pertimbangan perilaku yang dipenuhi kesadaran,
tanggung jawab, integritas (kejujuran), dan nilai kebajikan.
Baik itu dalam hal tata kelola, berinteraksi, perpartisipasi,
berkolaborasi dan bertransaksi elektronik.
b) Budaya bermedia digital
Kemampuan individu dalam membaca, menguraikan,
membiasakan, memeriksa dan membangun wawasan
kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam
kehidupan seharihari. Adapun dasar-dasarnya adalah sebagai
berikut: (1) Pengetahuan dasar akan Pancasila dan Bhinneka
Tunggal Ika sebagai landasan kehidupan berbudaya,
berbangsa, dan berbahasa Indonesia; (2) Pengetahuan dasar
membedakan informasi mana saja yang tidak sejalan dengan
nilai Pancasila di mesin telusur, seperti perpecahan,
radikalisme; (3) Pengetahuan dasar menggunakan Bahasa
Indoensia baik dan benar dalam berkomunikasi, menjunjung
nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika; (4) Pengetahuan

29
dasar yang mendorong perilaku konsumsi sehat, menabung,
mencintai produk dalam negeri dan kegaitan produktif lainnya.
c) Aman bermedia digital
Kemampuan individu dalam mengenali, mempolakan,
menerapkan, menganalisis, menimbang dan meningkatkan
kesadaran keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari.
Adapun dasardasarnya adalah sebagai berikut: (1)
Pengetahuan dasar fitur proteksi perangkat keras (kata sandi,
fingerprint) pengetahuan dasar memproteksi identitas digital
(kata sandi); (2) Pengetahuan dasar dalam mencari informasi
dan data valid dari sumber yang terverifikasi dan terpercaya,;
(3) Pengetahuan dasar dalam memahami fitur keamanan
platform digital dan menyadari adanya rekam jejak digital
dalam memuat konten sosmed; (4) Pengetahuan dasar
perlindungan diri atas penipuan dalam transaksi digital serta
protokol keamanan seperti PIN dan kode otentikasi.
d) Cakap bermedia digital

Kemampuan individu dalam mengetahui, memahami,


dan menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak TIK
serta system operasi digital dalma kehidupan sehari-hari.
Adapun dasar-dasarnya adalah sebagai berikut: (1)
Pengetahuan dasar menggunakan perangkat keras digital
(Handphone/HP, Personal Computer/PC); (2) Pengetahuan
dasar tentang mesin telusur (search engine) dalam mencari
informasi dan data, memasukkan kata kunci dan memilah
berita benar; (3) Pengetahuan dasar tentang beragam aplikasi
chat dan media sosial untuk berkomunikasi dan berinteraksi,
mengunduh dan mengganti setting; (4) Pengetahuan dasar
tentang beragam aplikasi dompet digital dan e-commerce
untuk memantau keuangan dan bertransaksi secara digital.

30
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

3.1. Identifikasi dan Analisis Isu


3.1.1. Identifikasi isu berdasarkan kondisi saat ini dan kondisi yang
diharapkan
Berdasarkan observasi penulis selama bertugas di Puskesmas
Bobolio, terdapat beberapa isu yang berkaitan dengan nilai-nilai dasar ASN.
Isu-isu tersebut mempengaruhi pelayanan terhadap pasien. Setelah
menemukan isu-isu tahap selanjutnya adalah mengidentifikasi isu tersebut
terkait kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan oleh penulis. Dari hasil
identifikasi isu tersebut akan menghasilkan isu yang layak diangkat dan
dijadikan sebagai rancangan aktualisasi.

Tabel 3. Identifikasi isu berdasarkan kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan

Tugas Dan Fungsi Kondisi Identifikasi Keterkaitan Dengan Mata


No Kondisi Ideal
Yang Bermasalah Sekarang Isu Pelatihan Agenda III

1 Memeriksa Belum Terlaksananya Belum  Manajemen ASN


kelengkapan berkas optimalnya kegiatan optimalnya Belum optimalnya
31
rekam medis pasien kelengkapan kelengkapan pemahaman pemahaman petugas
berkas rekam berkas rekam petugas tentang pentingnya
medis medis terhadap pengembalian berkas
pentingnya rekam medis pasien
pengembalian  Smart ASN
rekam medis Ini dapat dikaitkan
yang lengkap dengan tidak efisienya
pada berkas waktu pengembalian
rekam medis berkas rekam medis
pasien
2 Mencatat buku Belum Pengembalian Belum  Manajemen ASN
ekspedisi optimalnya berkas rekam optimalnya Belum optimalnya
pengembalian Pengembalian medis sesuai pengetahuan pengetahuan tentang
berkas rekam medis berkas rekam standar waktu petugas dampak tidak tepat
pasien medis yang pengembalian tentang waktu pengembalian
tepat waktu berkas rekam standar waktu Berkas Rekam Medis
medis pasien pengembalian pasien
berkas rekam  Smart ASN
medis pasien Ini merupakan upaya
kolaboratif dengan
petugas ruang poli
rawat jalan
3 Menginput berkas Belum adanya Adanya Kuranganya  Manajeman ASN
rekam medis di printer tetap Printer pada sarana dan Kurangnya sarana dan
aplikasi SIMPUS pada ruangan ruangan prasarana di prasarana
rekam medis ruang  Smart ASN
instalasi Dapat memanfaat
rekam medis barang milik Negara
terutama
printer

32
3.1.2. Analsis Isu
Tehnik analisis yang digunakan untuk memprioritaskan isu yang akan
ditindaklanjuti yaitu metode analisa APKL. Dengan cara menentukan tingkat
Aktualitas, Problematik, Kekhayalakan,dan Kelayakan.
1. Aktual : Benar-benar terjadi, sedang hangat dibicarakan
dimasyarakat .
2. Problematik : Isu memiliki dimensi masalah yang kompleks
sehingga perlu dicarikan solusinya sesegera
mungkin.
3. Kekhalayakan : Isu menyangkut hajat hidup orang banyak.
4. Kelayakan : Masuk akal, realistis, relevan untuk dimunculkan
inisiatif pemecahan masalah.
Selanjutnya menentukan skala nilai 1-5. Isu yang memiliki total skor
tertinggi setelah perankingan merupakan isu prioritas.
Skala Likert : 1-5
5 : Sangat kuat pengaruhnya
4 : Kuat pengaruhnya
3 : Sedang pengaruhnya
2 : Kurang pengaruhnya
1 : Sangat kurang pengaruhnya

Tabel 4. Penetuan Isu Menggunakan APKL

APKL
No Isu Utama TOTAL RANGKING
A P K L
Belum optimalnya pengembalian
1 berkas rekam medis pasien sesuai 4 5 5 5 19 I
standar waktu
Kuranganya sarana dan prasarana
2 di ruang instalasi rekam medis 3 4 3 4 14 III
terutama printer
3 Belum optimalnya pemahaman 3 5 5 4 17 II
petugas terhadap pentingnya

33
pengembalian rekam medis yang
lengkap pada berkas rekam medis
pasien

Berdasarkan penentuan analisis kriteria isu dengan menggunakan alat


analisis isu APKL maka tergambar ranking tertinggi yang merupakan isu
prioritas yang perlu dicarikan pemecahan masalahnya yaitu : Belum
optimalnya pengembalian berkas rekam medis pasien sesuai standar waktu,
yang mana kemudian Penulis menetapkan 1 (Satu) Judul Rancangan
Aktualisasi sebagai gagasan pemecahan isu, yaitu :

“Optimalisasi Pengembalian Berkas Rekam Medis Pasien Rawat jalan


Melalui Penyediaan SOP di UPTD Puskesmas Bobolio Kabupaten
Konawe Kepulauan”.

3.1.3. Analisis Dampak Isu


Dalam Analisis Dampak Isu Menggunakan Metode Analisis Pohon masalah :

Lamanya waktu Keterlambatan


tunggu pelayanan Riwayat penyakit
Duplikat nomor RM pengkalaiman BPJS
kepada pasien pasien tidak
diketahui

Dampak

Terlambatnya Pengembalian
berkas rekam medis pasien
rawat jalan ke instalasi
Masalah rekam medis

Kurangnya pemahaman petugas Kurangnya kedisiplinan


Belum Adanya SOP
akan pentingnya pengembalian dokter dan Perawat untuk
Penyebab Pengembalian Berkas
Rekam Medis berkas rekam medis tepat melengkapi berkas rekam
34
waktu medis pasien
Solusi

3.2. Gagasan kreatif/Terpilih dan Kegiatan sebagai Pemecahan Isu

Tabel 5. Gagasan Kreatif/ Terpilih dan Kegiatan Sebagai Pemecah Isu

Unit Kerja : UPTD Puskesmas Bobolio


Isu Yang Diangkat : Belum optimalnya ketepatan waktu pengembalian berkas
rekam medis pasien
Gagasan pemecah : optimalnya ketepatan waktu pengembalian berkas rekam
medis pasien
isu
Tujuan pemecahan : Untuk mengoptimalisasikan ketepatan waktu pengembalian
isu berkas rekam medis pasien

Kegiatan yang : 1. Konsultasi dengan atasan


akan dilakukan
a. Mempersiapkan bahan konsultasi
b. Melakukan konsultasi
c. Meminta persetujuan atasan tentang rancangan
aktualisasi
2. Pembuatan SOP (Standar Operasional Prosedur) tentang
pengembalian berkas rekam medis
a. Konsultasi sistematika penulisan SOP ke Pimpinan
b. Mencari referensi dan menyusun draft SOP tentang
pengembalian berkas rekam medis

35
c. Konsultasi dengan mentor dan kepala puskesmas
terkait SOP tentang pengembalian berkas rekam medis
d. Mencetak SOP tentang pengembalian berkas rekam
medis
e. Mengajukan kepada Kepala UPTD Puskesmas Bobolio
(pimpinan) untuk pengesahan SOP tentang
pengembalian berkas rekam medis
3. Melakukan Kegiatan Sosialisasi SOP pengembalian
berkas rekam medis
a. Membuat surat undangan dan daftar hadir
b. Mempersiapkan tempat dan materi sosialisasi
c. Melaksanakan sosialisasi
4. Melakukan kuesioner kepada petugas poli rawat jalan
a. Pembuatan Kuesioner
b. Menyiapkan daftar hadir dan daftar rekap nilai
c. Mengarahkan petugas poli untuk mengisi kuesioner
5. Melakukan monitoring dan evaluasi
a. Membuat lembar monitoring
b. Melakukan monitoring dan evaluasi
c. Menyusun laporan hasil kegiatan
d. Melaporkan hasil kegiatan ke pimpinan

3.3. Deskripsi / Penjelasan Kegiatan

A. Nama : Vidi Muktitama, A.Md.RMIK


B. Jabatan : Pelaksana / Terampil – Perekam Medis
C. Unit Kerja : UPTD Puskesmas Bobolio
D. Isu yang diangkat : Belum optimalnya pengembalian berkas
rekam
medis pasien sesuai standar waktu
E. Gagasan Pemecahan Isu :Optimalisasi Pengembalian Berkas Rekam
Medis Pasien Rawat jalan Melalui
36
Penyediaan SOP

37
Tabel 6. Rancangan Kegiatan

Kegiatan 1. Deskripsi Kegiatan dan Analisis Dampak “ Konsultasi Dengan Pimpinan/Mentor “

Output Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai


No Kegiatan Tahap Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
/hasil Visi - Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Konsultasi d. Menyiapkan Tersedianya Melakukan perbaikan tiada henti dengan Dengan berkonsultasi Terkait dengan
dengan pimpinan/ bahan bahan menyiapkan rancangan aktualisasi dengan kepada atasan akan nilai organisasi:
Mentor konsultasi konsultasi cekatan. (Berorientasi pelayanan) tercipta birokrasi yang 1.Tertib
Menyiapkan dokumen rancangan aktualisasi memiliki integritas Teratur dan rapi
Hasil : dengan penuh tanggung jawab dan cermat. sehingga turut dalam bekerja
Dokumentasi (Akuntabel) mendukung visi dan 2. Profesional
Menyiapkan dokumen rancangan dengan kualitas misi puskesmas yakni : Bekerja sesuai
terbaik (Kompeten) Visi dengan kehalian
Dalam menyiapkan bahan konsultasi saya akan Terwujudnya dan juknis
berkonsultasi agar tercipta keselarasan antara Masyarakat Wawonii 3.Inovatif
pimpinan dan pelaksana aktualisasi mengenai Selatan yang Sehat. Bekerja dengan
rancangan aktualisasi yang akan dilakukan Dan Misi tulus dan ikhlas
(Harmonis) Memelihara dan dan selalu
Dalam menyiapkan bahan konsultasi saya akan Meningkatkan berinovasi
menjalin kerjasama yang sinergis dengan Pelayanan Yang
pimpinan untuk tujuan bersama (Kolaboratif) Bermutu dan
e. Melaksanakan Diperolehnya Terjangkau.
Dalam melakukan konsultasi kepada atasan,
konsultasi saran dari saya akan membangun komunikasi yang lebih
pimpinan besar dan kerjasama antara kelompok internal
yang bersifat yang menjadi tujuan adanya transparansi
membangun (Akuntabel)
Dalam melakukan konsultasi kepada atasan,
Hasil : saya akan berkomitmen untuk melaksanakan
Dokumentasi apa yang diarahkan pimpinan (Loyal)
Dalam melakukan konsultasi kepada atasan,

38
saya akan proaktif berkomunikasi dan
konsultasi dengan atasan (Adaptif).
f. Meminta Diperolehnya Dalam meminta persetujuan, saya akan menjaga
persetujuan persetujuan integritas mengemukakan alasan dengan sopan
pimpinan/ pelaksanaan (Akuntabel)
mentor rancangan Dalam meminta persetujuan, saya akan
terhadap aktualisasi menghargai pendapat atasan (Harmonis)
rancangan Saat meminta izin kegiatan dan meminta
aktualisasi Hasil : dukungan, saya akan menjaga nama baik
Dokumentasi pimpinan terhadap kegiatan aktualisasi yang
akan dilaksanakan (Loyal)
Dalam meminta persetujuan, saya akan menjaga
komunikasi dan bertutur kata dengan sopan dan
bersedia bekerja sama (Kolaboratif)
Manajemen ASN : : Dalam berkedudukan sebagai ASN yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh
pimpinan. Oleh karena itu,penulis melakukan konsultasi terlebih dahulu kepada pimpinan
Keterkaitan Substansi terkait rancangan kegiatan sebagai bentuk sikap hormat dan menghargai pimpinan.
Mata Pelatihan Agenda
III : Smart ASN : : Sebagai seorang Smart ASN menunjukkan perilaku integritas yaitu dengan konsistensi
berperilaku yang selaras dengan nilai dan norma atau etika organisasi dan jujur dalam
hubungan dengan atasan.
Perkiraan Hambatan : Atasan sedang melakukan perjalanan dinas ke luar kota

Analisis Dampak Dampak bila kegiatan tidak : Kegiatan tidak akan berjalan sesuai rencana.
terlaksana
Alternatif Solusi : Menyesuaikan jadwal konsultasi dengan jadwal atasan

Kegiatan 2. Deskripsi Kegiatan dan Analisis Dampak “Pembuatan SOP pengembalian berkas rekam medis”

39
No Kegiatan Tahap kegiatan Ouput /hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Kontribusi Penguatan
Terhadap Visi - Nilai
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
2. Pembuatan a. Konsultasi Tersedianya  Saya akan membangun komunikasi yang Dengan melakukan Terkait dengan
SOP (Standar sistematika sistematika lebih besar dan kerjasama antara persiapan kegiatan Niai organisasi :
Operasional penulisan penulisan SOP kelompok internal yang menjadi tujuan pembuatan SOP 1. Tertib
Prosedur) SOP ke adanya transparansi (Akuntabel) pengembalian Teratur dan rapi
tentang Pimpinan Hasil :  Saya akan berkomitmen untuk berkas rekam medis dalam bekerja
pengembalian Dokumentasi melaksanakan apa yang diarahkan sejalan untuk 2. Profesional
berkas rekam pimpinan (Loyal) mendukung visi dan Bekerja sesuai
medis  Saya akan proaktif dalam berkomunikasi misi puskesmas dengan kehalian
dan konsultasi dengan pimpinan (Adaptif). yakni : dan juknis
b. Mencari Tersedianya  Saya akan mencari referensi dan Visi 3.Inovatif
referensi dan draft SOP Terwujudnya Bekerja dengan
membuat draft SOP dengan cermat dan
Masyarakat Wawonii tulus dan ikhlas
menyusun tentang bertanggungjawab berdasarkan sumber Selatan yang Sehat. dan selalu
draft SOP pengembalian terpercaya (Akuntabel) Dan Misi
tentang berkas rekam  Saya akan mencari dan menyusun draft berinovasi
Memelihara dan
pengembalian medis SOP pengembalian berkas rekam medis Meningkatkan
berkas rekam (Kompeten) Pelayanan Yang
medis Hasil :  Saya akan berdedikasi dalam mencari Bermutu dan
Dokumentasi refernsi dan menyusun draft SOP untuk Terjangkau.
menghasilkan draft dengan kualitas yang
terbaik (Loyal)
 Saya akan terus berinovasi dalam mencari
referensi perancangan SOP pengembalian
berkas rekam medis (Adaptif)
c. Konsultasi Terlaksananya  Dalam menyiapkan bahan konsultasi, saya
dengan diskusi akan bersikap responsivitas dalam
mentor/ berkaitan menyusun tahapan SOP agar terlaksana
pimpinan dengan SOP dengan baik (Berorientasi Pelayanan)
terkait SOP tentang
40
tentang pengembalian  Dalam menyiapkan bahan konsultasi, saya
pengembalian berkas rekam akan berkonsultasi agar tercipta
berkas rekam medis keselarasan antara mentor/pimpinan dan
medis pelaksana aktualisasi mengenai SOP
pengembalian berkas rekam medis
Hasil : (Harmonis)
Dokumentasi  saya akan berkonsultasi agar mentor
dapat lebih proaktif pada kegiatan
aktualisasi yang akan dilaksanakan
(Adaptif)
 Dalam melakukan konsultasi terkait SOP
pengembalian berkas rekam medis, saya
akan bekerja sama dengan
mentor/pimpinan (Kolaboratif)
d. Mencetak Tersedianya  Dalam mencetak SOP, saya akan menjaga
SOP tentang SOP tentang kualitas dalam pencetakan SOP agar
pengembalian pengembalian penulisan yang dihasilkan baik dan jelas
berkas rekam berkas rekam demi perbaikan yang tiada henti
medis medis (Berorientasi Pelayanan)
 Saya akan mencetak SOP dengan cermat
agar tidak ada kesalahan (Akuntabel)
 Dalam mencetak SOP, saya akan
berdedikasi untuk meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan (Loyal)
e. Mengajukan Disahkannya  Saya akan mengajukan SOP
kepada SOP tentang pengembalian berkas rekam medis
Kepala pengembalian kepada kepala puskesmas dengan penuh
Puskesmas berkas rekam tanggung jawab, jujur, transparan dan
(pimpinan) medis tanpa memaksakan kehendak
untuk (Akuntabel)
pengesahan Hasil :  Saya akan mengajukan pengesahan SOP
SOP tentang Dokumentasi tentang pengembalian berkas rekam
41
pengembalian medis selalu mengutamakan rasa saling
berkas rekam menghargai, serta menggunakan kata-
medis kata yang sopan dan santun (Harmonis)
 Saya akan meminta pengesahan SOP
tentang pengembalian berkas rekam
medis diajukan dengan penuh keyakinan
memberikan inovasi pada puskesmas
(Adaptif)
Manajemen ASN : : Dalam pembuatan SOP pengembalian berkas rekam medis termasuk dalam
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peraturan perundang-undangan bagi
setiap warga negara terhadap pelayanan administratif yang diselenggarakan oleh
Keterkaitan Substansi
penyelenggara pelayanan publik dengan tujuan kepuasan pelanggan
Mata Pelatihan Agenda
III : Smart ASN : : Sebagai seorang Smart ASN dituntut untuk bisa memanfaatkan aplikasi IT termasuk
memanfaatkan internet untuk mencari referensi SOP dan berkolaborasi dengan
sesama ASN yang lain untuk menciptakan pelayanan yang prima.

Perkiraan Hambatan : SOP yang dibuat tidak jelas (Alur, tinta print tidak jelas/terang)

Analisis Dampak Dampak bila kegiatan tidak : Kegiatan tidak akan berjalan sesuai rencana
terlaksana
Alternatif Solusi : Cetak ulang SOP

Kegiatan 3. Deskripsi Kegiatan dan Analisis Dampak “Melakukan Kegiatan Sosialisasi SOP Pengembalian Berkas Rekam Medis”

No Kegiatan Tahap kegiatan Ouput /hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Kontribusi Penguatan
Terhadap Visi - Misi Nilai
Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7

42
3. Melakukan a. Membuat surat Tersedianya  Saya akan melakukan perkenalan diri dan Dengan melakukan Terkait dengan
Kegiatan undangan dan surat undangan meminta persetujuan kepada para petugas persiapan kegiatan Niai organisasi :
Sosialisasi SOP daftar hadir dan daftar hadir dengan menggunakan bahasa yang sopan dan penyuluhan sejalan 1. Tertib
pengembalian bersikap ramah. (Berorientasi Pelayanan) untuk mendukung Teratur dan rapi
berkas rekam  Saya akan bersikap menghargai sesama apapun visi dan misi dalam bekerja
medis latar belakangnya. (Harmonis) puskesmas yakni : 2. Profesional
 Dapat menyesuaikan diri dengan petugas dan Visi Bekerja sesuai
proaktif sehingga kegiatan berjalan dengan baik Terwujudnya dengan kehalian
dan petugas tidak merasa canggung. (Adaptif) Masyarakat dan juknis
b.Mempersiapkan Tersedianya  Dalam mempersiapkan tempat dan materi Wawonii Selatan 3.Inovatif
tempat dan tempat untuk sosialisasi, saya akan mencari lokasi dan referensi yang Sehat. Bekerja dengan
materi sosialisasi yang terbaik dan benar-benar meyakini bahwa Dan Misi tulus dan ikhlas
sosialisasi solusi terbaik dalam mencegah terjadinya Memelihara dan dan selalu
keterlambatan pengembalian berkas rekam medis Meningkatkan berinovasi
(Berorientasi Pelayanan) Pelayanan Yang
 Saya akan bertanggungjawab terhadap tempat Bermutu dan
dan materi sosialisasi (Akuntabel) Terjangkau.
 Saya akan memberikan pelayanan yang sama
tanpa membedakan derajat profesi serta
membangung lingkungan sosialisasi yang kondusif
(Harmonis)
 Saya akan menggerakkan pemanfaatan berbagai
sumber daya untuk tujuan bersama. (Kolaboratif)
c. Melaksanakan Terlaksananya  Saya akan menggunakan bahasa yang sopan dan
sosialisasi sosialisasi mudah dipahami oleh petugas, ramah, cekatan
dan solutif serta dapat diandalkan. (Berorientasi
Pelayanan)
 Saya akan melakukan sosialisasi dengan penuh
tanggungjawab, efektif dan efisien, jujur dan
transparan sehingga dapat dipercaya (Akuntabel)
 Dalam melakukan sosialisasi, saya akan
memberikan kualitas kinerja terbaik agar kegiatan
yang akan dilakukan bisa berhasil sesuai dengan
apa yang diharapkan (Kompeten)

43
 Saya akan menghargai setiap orang apapun latar
belakangnya tanpa membedakan antara satu dan
yang lainnya (Harmonis)
 Saya akan menepati waktu saat kegiatan sebagai
bentuk komitmen terhadap kegiatan (Loyal)
 Saya akan memberi kesempatan kepada peserta
sosialisasi untuk bertanya jika ada hal yang tidak
dipahami untuk membangun kerjasama yang
sinergis. (Kolaboratif)
Manajemen ASN : : Sebagai seorang ASN harus bersikap profesionalitas dan berintegritas dalam memberikan
pelayanan, oleh karena itu penulis harus betul-betul memperhatikan kelengkapan data,
bahan dan waktu pelaksanaan kegiatan agar kegiatan dapat berlangsung secara efektif dan
Keterkaitan Substansi efisien.
Mata Pelatihan
Agenda III :
Smart ASN : : Sebagai seorang Smart ASN dituntut untuk bisa memberikan pelayanan yang prima dengan
berkolaborasi dengan petugas agar kegiatan dapat berlangsung secara efektif dan efisien.

Perkiraan Hambatan : penentuan waktu pelaksanaan


Dampak bila kegiatan tidak : Kegiatan tidak akan berjalan sesuai rencana. Tidak adanya rasa tanggungjawab dan tidak
Analisis Dampak terlaksana adanya rasa kepedulian terhadap peningkatan pelayanan di puskesmas

Alternatif Solusi : Meminta saran pimpinan, dan petugas untuk menetukan jadwal

Kegiatan 4. Deskripsi Kegiatan dan Analisis Dampak “ Kuesioner Pengembalian Berkas Rekam Medis”

No Kegiatan Tahap kegiatan Ouput /hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Kontribusi Penguatan Nilai
Terhadap Visi - Misi Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7

44
4. Melakukan a. Pembuatan Tersedianya  Dalam menyusun kuesioner penulis akan Dengan Terkait dengan
kuesioner kuesioner lembar cekatan (Berorientasi Pelayanan) terlaksananya nilai organisasi:
kepada petugas kuesioner  Dalam menyusun kuesioner penulis akan melakukan 1.Tertib
poli rawat jalan bertanggung jawab dan jujur (Akuntabel) pengetahuan Teratur dan rapi
tentang waktu  Dalam menyusun kuesioner penulis akan petugas untuk dalam bekerja
pengembalian bersikap proaktif mengumpulkan literatur mendukung visi dan 2. Profesional
berkas rekam (Adaptif) misi puskesmas Bekerja sesuai
medis  Dalam menyusun kuesioner penulis akan yakni : dengan kehalian
menyiapkan kuesioner dengan kualitas terbaik Visi dan juknis
(Kompoten) Terwujudnya 3.Inovatif
Masyarakat Bekerja dengan
b. Menyiapkan Daftar hadir dan  Penulis menyiapkan daftar hadir dan daftar Wawonii Selatan tulus dan ikhlas
daftar hadir daftar rekap nilai rekap nilai untuk membangun lingkungan kerja yang Sehat. dan selalu
dan daftar tersedia yang kondusif (Harmonis) Dan Misi berinovasi.
rekap nilai  Penulis menyiapkan daftar hadir dan rekap nilai Memelihara dan
dengan melakukan perbaikan tiada henti Meningkatkan
(Berorientasi Pelayanan) Pelayanan Yang
 Penulis bertindak proaktif dalam menyiapkan Bermutu dan
daftar hadir dan rekap nilai (Adaptif) Terjangkau.
c. Mengarahkan Terlaksananya  Penulis mengarahkan pengisian kuisioner
petugas poli Kuesioner tentang waktu pengembalian berkas rekam
untuk mengisi medis agar menghasilkan nilai tambah yaitu
kuesioner lebih cepat,efektif dan efisien dan memberikan
tentang waktu kesempatan kepada pihak lain berkontribusi
pengembalian (Kolaboratif)
berkas rekam  Penulis akan melakukan pekerjaan dengan
medis sepenuh hati dengan memegang teguh ideologi
pancasila (Loyal)
 Penulis cekatan dan solutif dalam mengarahkan
untuk mengisi kuisioner (berorientasi

45
pelayanan)
Manajemen ASN : : Penulis akan melakukan kuisioner tentang pengetahuan petugas poli dengan cermat,
Keterkaitan Substansi disiplin, bertanggung jawab dan sopan.
mata pelatihan
Agenda III : Smart ASN : : Penulis akan melaksanakan kuisioner tentang pengetahuan petugas poli dengan jiwa
hospitality
Perkiraan Hambatan : Kurangnya petugas poli rawat jalan yang hadir
Dampak bila kegiatan tidak : Tidak tersedianya format daftar hadir
Analisis dampak terlaksana
Alternatif Solusi : Melakukan penjadwalan ulang

46
Kegiatan 5. Deskripsi Kegiatan dan Analisis Dampak “Melakukan Evaluasi Kegiatan”
No. Kegiatan Tahap Output /hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Kontribusi Penguatan Nilai
kegiatan Terhadap Visi - Organisasi
Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
5. Melakukan a. Membuat Tersedianya Saya akan membuat lembar monitoring dengan Dengan melakukan Terkait denagn Niai
monitoring dan lembar penuh hati-hati dan bertanggungjawab terhadap persiapan kegiatan organisasi :
laporan
evaluasi monitoring lembar monitoring yang telah dibuat (Akuntabel) penyuluhan sejalan 1. Tertib
monitoring dan Saya akan menyelaraskan lembar monitoring untuk mendukung Teratur dan rapi
dengan kegiatan monitoring yang akan dilakukan visi dan misi dalam bekerja
evaluasi
(Harmonis) puskesmas yakni : 2. Profesional
Saya akan berdedikasi dalam membuat lembar Visi Bekerja sesuai
monitoring (Loyal) Terwujudnya dengan kehalian
Saya akan terus berinovasi dan mengembangkan Masyarakat dan juknis
kreativitas serta antusias terhadap perubahan Wawonii Selatan 3.Inovatif
dalam membuat lembar monitoring (Adaptif) yang Sehat. Bekerja dengan
b. Melakukan Terlaksananya Dalam melakukan monitoring dan evaluasi saya Dan Misi tulus dan ikhlas
monitoring Monitoring dan akan melakukan perbaikan tiada henti dari Memelihara dan dan selalu
dan evaluasi evaluasi evaluasi yang ada (Berorientasi pelayanan) Meningkatkan berinovasi
pengembalian Pelayanan Yang
 Penulis akan bertanggungjawab terhadap
berkas rekam Bermutu dan
pengembalian berkas rekam medis (Akuntabel)
medis. Terjangkau.
 Saya akan berdedikasi tinggi dalam melakukan
monitoring dan evaluasi terkait pengembalian
berkas rekam medis (Loyal)
 Saya akan terus berinovasi dan antusias dalam
mengembangkan pengembalian berkas rekam
medis secara tepat waktu (Adaptif)

47
c. Menyusun Terlaksananya  Dalam menyusun laporan hasil kegiatan
laporan hasil laporan kegiatan aktualisasi, saya akan melakukan dengan
kegiatan cermat, disiplin, dan penuh tanggung jawab.
(Akuntabel)
 Dalam menyusun laporan hasil aktualisasi, saya
akan menunjukkan kinerja terbaik sehingga
menunjukkan hasil yang maksimal. (Kompeten)
 Dalam menyusun laporan kegiatan, saya akan
menghargai kritik dan saran yang disampaikan
oleh teman sejawat saling menghargai pendapat
agar mampu melakukan perbaikan ke depannya
(Harmonis)
 Dalam menyusun laporan, saya akan menyusun
sesuai dengan hal yang sebenarnya tanpa
melebihkan dan mengurangi (Loyal)

d. Melaporkan Adanya laporan  Dalam menyampaikan laporan kepada atasan,


hasil kegiatan saya menyampaikan dengan ramah.
kegiatan ke (Berorientasi Pelayanan)
pimpinan  Dalam menyampaikan laporan kegiatan, saya
akan jujur, konsisten dan bertanggungjawab
(Akuntabel)
 Saya akan menunjukkan kinerja terbaiknya dalam
membuat laporan (Kompeten)
 Dalam melaporkan kegiatan kepada pimpinan,
saya siap menerima saran dan masukkan ketika
ada perbedaan pendapat dengan pimpinan.
(Harmonis)
 Dalam melaporkan hasil kegiatan, Saya akan
antusias terhadap perubahan untuk optimalisasi
pelayanan rekam medis (Adaptif)
 Dalam melakukan pelaporan saya akan bertindak
proaktif dan menghargai dan menerima saran
atasan (Kolaboratif).

48
Manajemen ASN : : Kegiatan ini merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas dan tanggung
jawab secara baik akan digunakan sebagai acuan untuk meningkatkan mutu pelayanan
Keterkaitan Substansi
Mata Pelatihan Smart ASN : : Saya harus mampu menerapkan SOP pengembalian berkas rekam medis dengan
Agenda III : professional sebagai wujud tanggung jawab kepada organisasi dan masyarakat.

Perkiraan Hambatan : Tidak teraplikasinya Pengembalian berkas rekam medis dan SOP Pengembalian berkas rekam
medis

Dampak bila kegiatan tidak : Manfaat hasil kegiatan yang dilakukan tidak bisa diketahui secara pasti dan jelas serta laporan
Analisis Dampak terlaksana yang disusun tidak memenuhi indikator pencapaian, sehingga kegiatan kurang bermanfaat dan
berkualitas seperti apa yang diharapkan.

Alternatif Solusi : Berkonsultasi dengan mentor dan coach

Kendari, September 2022

Menyetujui
Coach Peserta

Maryono Abdullah, SE Vidi Muktitama, A.Md.RMIK


NIP. 19780316 200701 1 010 NIP. 20001001 202202 1 001

49
3.4. Matriks Rekapitulasi Rencana Habituasi Core Values ASN (BerAKHLAK)

Tabel 7. Matriks Rekapitulasi Rencana Habituasi

No. Mata Pelatihan Kegiatan Jumlah


1 2 3 4 5 Aktualisasi per
Mata Pelatihan
1. Berorientasi pelayanan 1 2 3 3 2 11
2. Akuntabel 3 4 2 1 4 14
3. Kompeten 1 1 1 1 2 6
4. Harmonis 2 2 3 1 3 11
5. Loyal 2 3 1 1 2 9
6. Adaptif 1 4 1 2 2 10
7. Kolaboratif 2 1 2 1 1 7
Jumlah Aktualisasi Per Kegiatan 9 17 13 10 16

3.5. Estimasi Biaya


Estimasi biaya yang digunakan pada aktualisasi ini adalah :

Tabel 8. Estimasi Biaya

No. Kegiatan Estimasi Keterangan


biaya yang
tersedia (Rp)
1. Kegiatan ke-1 25.000
2. Kegiatan ke-2 60.000
3. Kegiatan ke-3 60.000
4. Kegiatanke-4 35.000
5. Kegiatan ke-5 25.000

50
3.6. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
September - Oktober 2022 Ket.
No Kegiatan T. Keg
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1
Konsultasi a.
1 dengan pimpinan b.
c.
Pembuatan SOP a.
(Standar b.
Operasional c.
Prosedur) tentang
2 pengembalian d.
berkas rekam
e.
medis

Melakukan a.
Kegiatan
b.
Sosialisasi SOP
3 c.
pengembalian
berkas rekam
medis
Melakukan a.
kuesioner kepada b.
petugas poli rawat c.
jalan tentang
4 waktu
pengembalian
berkas rekam
medis
Melakukan a.
Monitoring dan b.
5 Evaluasi c.
d.

51
BAB IV
PENUTUP

Identifikasi isu dan penetapan isu telah dilakukan dan akhirnya menetapkan isu
“Optimalisasi Pengembalian Berkas Rekam Medis Pasien Rawat jalan Melalui
Penyediaan SOP di UPTD Puskesmas Bobolio Kabupaten Konawe Kepulauan”.
Yang akan dilakukan dalam kurun waktu 1 bulan kedepan dari tanggal 2 September
– 1 Oktober 2022. Gagasan pemecahan isunya adalah optimalnya ketepatan waktu
pengembalian berkas rekam medis pasien sebagai alat bantu monitoring berkas
rekam medis oleh petugas rekam medis melalui rancangan kegiatan yang relevan
dengan nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel,
Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif),serta kedudukan peran PNS dalam
mewujudkan Smart Governance (Manajemen ASN dan Smart ASN).

52
DAFTAR PUSTAKA

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 139 tahun 2003 Tentang
Jabatan Fungsional Dokter dan Angka Kreditnya
Lembaga Administrasi Negara. 2021. “Berorientasi Pelayanan”: Modul Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. “Akuntabel”: Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. “Kompoten”: Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. “Harmonis”: Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia
Lembaga Administrasi Negara. 2021. “Loyal”: Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. “Adaptif”: Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. “Kolaboratif”: Modul Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. “Smart ASN”: Modul Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2018
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269 Tahun 2008 tentang Rekam
Medis
Peraturan Menteri PANRB Nomor 30 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi dan Jabatan
Fungsional Perekam Medis
Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi Jabatan
Aparatur Sipil Negara
Surat Edaran (SE) Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi Nomor
20 Tahun 2021 Tentang Implementasi Core Values dan Employer Branding ASN
Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara
Undang-Undang Nomor 75 tahun 2014 Tentang Puskesmas

53
54

Anda mungkin juga menyukai