352 613 1 SM
352 613 1 SM
DosenSTKIP Bina Bangsa Meulaboh, Jl. Nasional Meulaboh-Tapaktuan Peunaga Cut Ujong
Kec. Meureubo Kab. Aceh Barat 23615,
E-mail: hnrsaputra@gmail.com
DosenSTKIP Bina Bangsa Meulaboh, Jl. Nasional Meulaboh-Tapaktuan Peunaga Cut Ujong
Kec. Meureubo Kab. Aceh Barat 23615,
E-mail: sitinababan28@gmail.com
Abstrak: penelitian ini bertujuan untuk: mengembangkan perangkat pembelajaran Matematika Berbasis
Masalah untuk melatih kemampuan pemecahan masalah dan Komunikasi Matematis siswa SMA 3 Kuala
Kabupaten Nagan Raya. Sehingga kompetensi profesional guru dalam menyusun perangkat pembelajaran
secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif dan menyenangkan.
Sejauh ini, dari segi isi dan kualitas perangkat pembelajaran yang diterapkan guru masih belum tergolong
baik karena fakta bahwa perangkat yang dikembangkan oleh guru belum pernah diuji validitas, kepraktisan
maupun keefektifannya. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan perangkat pemebelajaran matematika
yang valid, praktis dan efektif melalui pembelajaran Matematika Berbasis Masalah untuk meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi matematis siswa SMA Negeri 3 Kuala Kabupaten Nagan
Raya.Tujuan Khusus dalam penelitian ini adalah 1). Mengahasislkan perangkat pembelajaran matematika
yang valid, praktis dan efektif untuk digunakan dalam proses belajar mengajar; 2) Mengetahui peningkatan
kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi matematis siswa dengan menggunakan perangkat
pemebelajaran yang di kembangkan berorientasi model pembelajaran berbasis masalah. Jenis Penelitian
adalah penelitian dan pengembangan menggunakan model 4-D (Four-D Model) yaitu pendefinisian (define),
perancangan (design), dan pengembangan (develope) dan penyebaran (disseminate). Analisis data meliputi
analisis validitas, reliabilitas, kemampuan pemecahan masalah dan Komunikasi Matematis siswa. Perangkat
pembelajaran yang akan dikembangkan membantu guru Matematika dalam melatih kemampuan siswanya
yang sesuai dengan abad 21. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini yaitu:
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS). Sedangkan model pembelajaran
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM).
178
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume X No. 2, Juli 2019
Page : 178-187
179
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume X No. 2, Juli 2019
Page : 178-187
masalah, kerjasama tim dan berkomunikasi masalah (NCTM). Selain itu, pemecahan
(Tanjung, 2018) masalah juga merupakan aktivitas yang sangat
Penerapan model pembelajaran ini penting dalam pembelajaran matematika,
diupayakan dapat mengembangkan kemampuan karena tujuan belajar yang ingin dicapai dalam
pemecahan masalah dan komunikasi pemecahan masalah berkaitan dengan
matematika siswa mulai bekerja dari kehidupan sehari-hari.
permasalahan yang diberikan, mengaitkan Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
masalah yang akan diselidiki dengan meninjau pemecahan masalah merupakan suatu kegiatan
masalah itu dari banyak segi, melakukan manusia yang menggabungkankonsep-konsep
penyelidikan autentik untuk mencari dan aturan-aturan yang telah diperoleh
penyelesaian nyata terhadap masalah nyata, sebelumnya, dan tidak sebagai suatu
membuat produk berupa laporan untuk keterampilan generik. Pengertian ini
didemonstrasikan kepada teman-teman lain, mengandung makna bahwa ketika seseorang
bekerja sama satu sama lain untuk telah mampu menyelesaikan suatu masalah,
mengembangkan keterampilan sosial dan maka seseorang itu telah memiliki suatu
keterampilan berpikir. kemampuan baru. Kemampuan ini dapat
Pemecahan masalah memainkan peran penting digunakan untuk menyelesaikan masalah-
dalam pendidikan matematika mulai dari siswa masalahyang relevan. Semakin banyak masalah
tingkat dasar hingga tingkat menengah. Namun, yang dapat diselesaikan oleh seseorang, maka ia
mengetahui bagaimana cara untuk memasukkan akan semakin banyak memiliki kemampuan
pemecahan masalah secara menyeluruh ke yang dapat membantunya untuk mengarungi
dalam kurikulum matematika masih sulit bagi hidupnya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh
para guru matematika. Pemecahan masalah karena itu, kemampuan seseorang untuk
sebagai suatu keterampilan seorang siswa memecahkan masalah perlu terus dilatih
dalam menggunakan proses berfikirnya untuk sehingga seseorang itu mampu menjalani hidup
memecahkan masalah melalui pengumpulan yang penuh kompleksitas permasalahan.
fakta, analisis informasi, menyusun berbagai Sebagai implikasinya, maka kemampuan
alternatif pemecahan, dan memilih pemecahan pemecahan masalah hendaknya dimiliki oleh
masalah yang paling efektif. Pemecahan semua anak yang belajar matematika.
masalah (problem solving) merupakan Secara umum, dapat dijelaskan bahwa
komponen yang penting dalam proses pemecahan masalah merupakan proses
pembelajaran matematika, maupun menerapkan pengetahuan (knowledge) yang
penyelesaiannya.Siswa dimungkinkan telah diperoleh siswa sebelumnya ke dalam
memperoleh pengalaman menggunakan situasi baru. Pemecahan masalah berarti
pengetahuan serta keterampilan yang sudah keikutsertaan dalam suatu tugas yang metode
dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan penyelesaiannya tidak diketahui
180
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume X No. 2, Juli 2019
Page : 178-187
sebelumnya.Pemecahan masalah pada dasarnya menanyakan dan bekerja sama sehingga dapat
adalah belajar menggunakan metode-metode membawa siswa pada pemahaman mendalam
ilmiah atau berpikir secara sistematis, logis, tentang matematika (Iriantara, 2014).
teratur dan teliti. Menyelesaikan suatu masalah Komunikasi adalah jantung dari proses
berarti menemukan jalan, dimana jalanitu pembelajaran. Komunikasi merupakan suatu
belum pernah diketahui sebelumnya, proses dimana dua orang atau lebih membentuk
menemukan jalan keluar dari kesulitan, jalan atau melakukan pertukaran informasi dengan
melewati rintangan, mendapatkan hasil akhir satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan
tidak secara tiba-tiba dengan hasil yang tepat. tiba pada saling pengertian yang mendalam.
Proses penyelesaian pemecahan masalah komunikasi secara umum dapat diartikan
memiliki 4 tahap (Polya) : sebagai suatu peristiwa saling menyampaikan
First, we have to understand the informasi atau pesan yang berlangsung dari
problem; we have to see clearly what is seseorang/lembaga kepada orang lain (Eggen)
required. Second, we have to see how the Selanjutnya komunikasi matematik
various items are connected, how the didefinisikan sebagai kemampuan siswa untuk
unknown is linked to the data, in order to berkomunikasi yang meliputi kegiatan
obtain the idea of the solution, to make a penggunaan keahlian membaca, menulis,
plan. Third, we carry out our plan. menyimak, menelaah, menginterpretasikan, dan
Fourth, we look back at the completed mengevaluasi ide, simbol, istilah, serta
solution, we review and discuss it . informasi matematika yang diamati melalui
Secara sederhana dapat dipahami bahwa empat proses mendengar, mempresentasikan dan
tahap atau langkah yang dapat ditempuh dalam diskusi.
pemecahan masalah tersebut adalah: (1) baca Kemampuan berkomunikasi dalam
dan pahami masalah; (2) putuskan rencana; (3) matematika menjadi tuntutan khusus.
melaksanakan rencana; dan (4) melihat Kemampuan berkomunikasi dalam matematika
kembali. merupakan kemampuan yang dapat
Dalam proses pembelajaran, sering terjadi menyertakan dan memuat berbagai kesempatan
komunikasi antara guru dengan siswa sebagai untuk berkomunikasi dalam bentuk: (1)
penerima pesan. Pada pembelajaran merefleksikan benda-benda nyata, gambar, atau
matematika, pesan yang akan disampaikan ide-ide matematika; (2) membuat model situasi
berupa konsep-konsep matematika yang atau persoalan menggunakan metode oral,
disampaikan secara lisan maupun tulisan. tertulis, konkrit, grafik, dan aljabar; (3)
Kemampuan komunikasi sangat penting ketika menggunakan keahlian membaca, menulis, dan
diskusi antar siswa berlangsung. Dalam hal ini, menelaah, untuk menginterpretasikan dan
siswa diharapkan mampu menyatakan, mengevaluasi ide-ide, simbol, istilah, serta
menjelaskan, menggambarkan, mendengar, informasi matematika; (4) merespon suatu
181
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume X No. 2, Juli 2019
Page : 178-187
182
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume X No. 2, Juli 2019
Page : 178-187
penelitian ini adalah perangkat pembelajaran Karena tujuan dari tahap pengembangan
berbasis Masalah yang valid dan efektif. adalah untuk menghasilkan draft final yang
3.2. Prosedur Pengembangan Perangkat baik, pada draft 1 perangkat pembelajaran dan
Pembelajaran instrumen penelitian divalidasi kepada para
Model pengembangan yang digunakan pada ahli, selanjutnya intrumen tes kemampuan
penelitian ini adalah pengembangan model 4-D pemecahan masalah dan Komunikasi siswa
(Four D Model) yang dikemukakan diujicobakan pada kelas di luar sampel.
Thiagarajan, Semmel dan Semmel yang Kemudian, dilakukan uji coba lapangan, yang
dimodifikasi. Model ini terdiri dari empat bertujuan untuk memperoleh masukan langsung
tahap. Keempat tahap tersebut adalah tahap terhadap perangkat pembelajaran berbasis
pendefenisian (define), tahap rancangan Masalah yang dikembangkan sehingga
(design), tahap pengembangan (develop) dan menghasilkan perangkat final.
tahap penyebaran (disseminate). Modifikasi
model pengembangan perangkat pembelajaran 3.2.4. Tahap Penyebaran (Disseminate)
183
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume X No. 2, Juli 2019
Page : 178-187
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini 2. Perangkat pembelajaran berbasis Masalah
meliputi: lembar validasi perangkat yang dikembangkan efektif yang memenuhi
pembelajaran, lembar validasi instrumen tes, :
lembar observasi pengelolaan pembelajaran, a. 85% siswa yang mengikuti tes
lembar observasi aktivitas siswa, serta angket kemampuan pemecahan masalah dan
respon siswa. metakognitif telah memperoleh nilai
minimal 75.
3.4. Teknik Analisis Data b. Aktivitas siswa selama kegiatan belajar
memenuhi kriteria toleransi waktu ideal
Tujuan analisis data dalam penelitian ini
yang ditetapkan. Aktivitas dikatakan
digunakan untuk menjawab kevalidan dan
ideal jika, 4 dari 6 kriteria toleransi
keefektifan perangkat pembelajaran berbasis
waktu ideal dipenuhi dengan syarat
Masalah yang dikembangkan merujuk pada
kriteria 3 dan 4 harus dipenuhi.
rumusan masalah dan pertanyaan penelitian.
c. Minimal 80% dari banyak subjek yang
Untuk melihat kevalidan perangkat
diteliti memberikan respon yang positif
pembelajaran berdasarkan rata-rata skor
terhadap komponen perangkat
masing-masing perangkat pembelajaran yang
pembelajaran berbasis Masalah yang
telah divalidasi, keefektifan pembelajaran
dikembangkan.
dengan melihat ketuntasan siswa secara
klasikal, analisis aktivitas siswa, serta respon
HASIL DAN PEMBAHASAN
siswa selama mengikuti pembelajaran dengan
Penelitian ini merupakan penelitian
menggunakan perangkat pembelajaran berbasis
pengembangan (development research),
Masalah yang dikembangkan.
sehingga produk dari penelitian ini adalah
3.5. Indikator Keberhasilan Perangkat perangkat pembelajaran berbasis masalah.
Pembelajaran Masalah yang Tujuan penelitian pengembangan ini adalah
dikembangkan untuk mendeskripsikan: (1) validitas perangkat
Pengembangan perangkat pembelajaran dalam pembelajaran berbasis masalah yang
penelitian ini dikatakan berhasil jika perangkat dikembangkan; (2) efektivitas perangkat
pembelajaran berbasis Masalah yang pembelajaran berbasis masalah yang
dikembangkan memenuhi kriteria valid dan dikembangkan; (3) peningkatan kemampuan
efektif. pemecahan masalah melalui penggunaan
1. Validitas perangkat pembelajaran yang perangkat pembelajaran berbasis masalah; (4)
dikembangkan berada dalam kategori valid peningkatan kemampuan komunikasi
(4 ≤ Va < 5) atau sangat valid (Va = 5) matematik melalui penggunaan perangkat
pembelajaran berbasis masalah;
184
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume X No. 2, Juli 2019
Page : 178-187
185
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume X No. 2, Juli 2019
Page : 178-187
mengikuti tes kemampuan pemecahan situasi kapal penangkap ikan, dimana siswa
masalah dan komunikasi matematik mampu diminta untuk menggambar skema
mencapai skor≥75.Maka, hanya hasil perjalanan kapal.Pada kasus ini, masih
posttestkemampuanpemecahan masalah banyak siswa yang melakukan kesalahan
yang telah memenuhi ketuntasan belajar dalam mengikuti instruksi soal sehingga
secara klasikal. Sedangkan pada tes salah dalam membuat gambar dan arah mata
kemampuan komunikasi matematik, belum angin, hal ini tentuberdampak pada hasil
tuntas secara klasikal karena hanya 78,12% jawaban yang diperoleh siswa. Kesalahan-
siswa yang mampu mencapai skor≥75.Jadi kesalahan tersebut dapat dilihat secara visual
dapat disimpulkan bahwa,pada uji pada deskripsi proses jawaban siswa untuk
cobaIpenerapanperangkat pembelajaran menjawab rumusan masalah kelima pada
berbasis masalah yang dikembangkan belum bahasan selanjutnya.
memenuhi kriteria pencapaian ketuntasan
secara klasikal. KESIMPULAN
Belum terpenuhinya ketuntasan Berdasarkan hasil analisis dan
belajar siswa secara klasikal pada tes pembahasan dalam penelitian ini, dikemukakan
kemampuan komunikasi matematik diduga beberapa simpulan sebagai berikut:
dikarenakan beberapa kesalahan-kesalahan 1. Perangkatpembelajaranberbasismasalah
yang dibuat siswa dalam menyelesaikan tes yang dikembangkanterdiridari: (1)
kemampuan komunikasi matematik yang Rencana Perangkat Pembelajaran (RPP);
diberikan.Tes yang diberikan mengukur tiga (2) Lembar Aktivitas Siswa (LAS); (3) Tes
indikator komunikasi matematik.Pada butir Kemampuan Pemecahan Masalah
soal 1, dirancang untuk mengukur aspek (TKPM); serta (4) Tes Kemampuan
menulis matematik dan membuat model Komunikasi Matematik (TKKM) masing-
matematik.Masalah yang diberikan terkait masing termasuk dalam kategori valid.
sebuah gambar kebun jangung milik ayah 2. Peningkatan kemampuan pemecahan
Andi yang kemudian ditanyakan berapa luas masalah siswa menggunakan perangkat
dan keliling kebun tersebut.Dalam pembelajaran berbasis masalah yang
menyelesaikan masalah ini, masih banyak dikembangkanditinjau dari rata-rata
siswa yang melakukan kesalahan dalam pencapaian kemampuan pemecahan
memahami masalah, sehingga model masalah siswa maupun rata-rata setiap
matematika yang dituliskan kurang benar indikator kemampuan pemecahan masalah
yang berdampak pada hasil jawaban siswa siswameningkat dari uji coba I ke uji coba
yang kurang baik.Pada butir soal 2 II.
dirancang mengukur aspek menggambar 3. Peningkatan kemampuan komunikasi
matematik.Masalah ini menyajikan suatu matematik siswa menggunakan perangkat
186
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume X No. 2, Juli 2019
Page : 178-187
187