Anda di halaman 1dari 10

GENTA MULIA ISSN: 2301-6671

Volume X No. 2, Juli 2019


Page : 178-187

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN


BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA
SMA NEGERI 3 KUALA KABUPATEN NAGAN RAYA

Henra Saputra Tanjung


Siti Aminah Nababan

DosenSTKIP Bina Bangsa Meulaboh, Jl. Nasional Meulaboh-Tapaktuan Peunaga Cut Ujong
Kec. Meureubo Kab. Aceh Barat 23615,
E-mail: hnrsaputra@gmail.com
DosenSTKIP Bina Bangsa Meulaboh, Jl. Nasional Meulaboh-Tapaktuan Peunaga Cut Ujong
Kec. Meureubo Kab. Aceh Barat 23615,
E-mail: sitinababan28@gmail.com

Abstrak: penelitian ini bertujuan untuk: mengembangkan perangkat pembelajaran Matematika Berbasis
Masalah untuk melatih kemampuan pemecahan masalah dan Komunikasi Matematis siswa SMA 3 Kuala
Kabupaten Nagan Raya. Sehingga kompetensi profesional guru dalam menyusun perangkat pembelajaran
secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif dan menyenangkan.
Sejauh ini, dari segi isi dan kualitas perangkat pembelajaran yang diterapkan guru masih belum tergolong
baik karena fakta bahwa perangkat yang dikembangkan oleh guru belum pernah diuji validitas, kepraktisan
maupun keefektifannya. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan perangkat pemebelajaran matematika
yang valid, praktis dan efektif melalui pembelajaran Matematika Berbasis Masalah untuk meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi matematis siswa SMA Negeri 3 Kuala Kabupaten Nagan
Raya.Tujuan Khusus dalam penelitian ini adalah 1). Mengahasislkan perangkat pembelajaran matematika
yang valid, praktis dan efektif untuk digunakan dalam proses belajar mengajar; 2) Mengetahui peningkatan
kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi matematis siswa dengan menggunakan perangkat
pemebelajaran yang di kembangkan berorientasi model pembelajaran berbasis masalah. Jenis Penelitian
adalah penelitian dan pengembangan menggunakan model 4-D (Four-D Model) yaitu pendefinisian (define),
perancangan (design), dan pengembangan (develope) dan penyebaran (disseminate). Analisis data meliputi
analisis validitas, reliabilitas, kemampuan pemecahan masalah dan Komunikasi Matematis siswa. Perangkat
pembelajaran yang akan dikembangkan membantu guru Matematika dalam melatih kemampuan siswanya
yang sesuai dengan abad 21. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini yaitu:
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS). Sedangkan model pembelajaran
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM).

Kata-kata kunci : Pemebelajaran berbasis masalah; kemampuan Pemecahan Masalah; komunikasi


matematis siswa

PENDAHULUAN dengan sumber daya manusia yang berkualitas


Pendidikan merupakan hal yang sangat suatu bangsa akan mampu dan proaktif
penting dan tidak bisa lepas dari kehidupan. menjawab tantangan zaman yang selalu
Pentingnya pendidikan, sehingga menjadi tolak berubah. Untuk menumbuhkembangkan sumber
ukur kemajuan suatu bangsa. Bangsa yang maju daya manusia yang berkualitas maka diperlukan
adalah bangsa yang memiliki sumber daya mutu pendidikan yang berkualitas pula. Salah
manusia yang berkualitas, baik dari segi satu cara yang dapat dilakukan untuk mencapai
spritual, intelegensi maupun skill. Sehingga tujuan tersebut adalah pembaruan secara

178
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume X No. 2, Juli 2019
Page : 178-187

berkelanjutan dalam bidang pendidikan mampu mengambil keputusan, sebab ia


khususnya pelajaran matematika. mempunyai keterampilan tentang bagaimana
Matematika sebagai salah satu ilmu mengumpulkan informasi yang relevan,
dasar mempunyai peran yang penting dan menganalisis informasi, dan menyadari betapa
bermanfaat bagi perkembangan ilmu perlu meneliti kembali hasil yang telah
pengetahuan dan teknologi. Materi pelajaran diperolehnya.
matematika yang diajarkan di sekolah berperan Selain kemampuan pemecahan
dalam melatih siswa berpikir logis, kritis dan masalah, kompetensi lain yang harus dimiliki
praktis, bernalar efektif, bersikap ilmiah, siswa adalah kemampuan komunikasi
disiplin, bertanggungjawab, percaya diri yang matematik. Komunikasi matematik merupakan
disertai dengan iman dan taqwa. Karena suatu kekuatan sentral bagi siswa dalam
pentingnya peranan matematika dalam merumuskan konsep dan strategi matematik,
kehidupan, maka dalam kurikulum K13, komunikasi matematik juga merupakan wadah
matematika ditempatkan pada kelompok mata bagi siswa dalam bekomunikasi dengan
pelajaran ilmu pengetahuan alam dan teknologi, temannya untuk memeperoleh informasi,
serta menerangkan bahwa matematika bertukar pikiran dan penemuan serta menilai
merupakan salah satu kompetensi yang harus dan mempertajam ide. Komunikasi matematik
dimiliki peserta didik disetiap jenjang sangat penting karena matematika merupakan
pendidikan mulai dari Sekolah Dasar (SD) bahasa dan alat, matematika menggunakan
hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). definisi-definisi yang jelas dan simbol-simbol
Masalah dalam matematika adalah khusus serta digunakan setiap manusia dalam
sesuatu persoalan yang ia sendiri mampu kehidupannya.
menyelesaikannya tanpa menggunakan cara Model pembelajaran berbasis masalah
atau algoritma yang rutin. Apabila kita berniat merupakan pendekatan pembelajaran di mana
menggunakan pengetahuan matematika, peserta didik mengerjakan masalah yang
keterampilan atau pengalaman untuk autentik (nyata) sehingga peserta didik dapat
memecahkan suatu persoalan atau situasi yang menyusun pengetahuannya sendiri,
baru dan membingungkan, maka kita sedang mengembangkan keterampilan yang tinggi dan
melakukan pemecahan masalah. Kemampuan inkuiri, memandirikan peserta didik, dan
pemecahan masalah sangat penting dalam meningkatkan kepercayaan dirinya. Selain itu,
kehidupan sehari-hari. Mengajar siswa pembelajaran berbasis masalah lebih dari
menyelesaikan masalah-masalah akan sekedar lingkungan yang efektif untuk
memungkinkan siswa menjadi lebih analitik mempelajari pengetahuan tertentu. Ia dapat
dalam mengambil keputusan dalam kehidupan. membantu siswa membangun kecakapan
Artinya, siswa yang dilatih dalam sepanjang hidupnya dalam memecahkan
menyelesaikan masalah maka siswa itu akan

179
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume X No. 2, Juli 2019
Page : 178-187

masalah, kerjasama tim dan berkomunikasi masalah (NCTM). Selain itu, pemecahan
(Tanjung, 2018) masalah juga merupakan aktivitas yang sangat
Penerapan model pembelajaran ini penting dalam pembelajaran matematika,
diupayakan dapat mengembangkan kemampuan karena tujuan belajar yang ingin dicapai dalam
pemecahan masalah dan komunikasi pemecahan masalah berkaitan dengan
matematika siswa mulai bekerja dari kehidupan sehari-hari.
permasalahan yang diberikan, mengaitkan Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
masalah yang akan diselidiki dengan meninjau pemecahan masalah merupakan suatu kegiatan
masalah itu dari banyak segi, melakukan manusia yang menggabungkankonsep-konsep
penyelidikan autentik untuk mencari dan aturan-aturan yang telah diperoleh
penyelesaian nyata terhadap masalah nyata, sebelumnya, dan tidak sebagai suatu
membuat produk berupa laporan untuk keterampilan generik. Pengertian ini
didemonstrasikan kepada teman-teman lain, mengandung makna bahwa ketika seseorang
bekerja sama satu sama lain untuk telah mampu menyelesaikan suatu masalah,
mengembangkan keterampilan sosial dan maka seseorang itu telah memiliki suatu
keterampilan berpikir. kemampuan baru. Kemampuan ini dapat
Pemecahan masalah memainkan peran penting digunakan untuk menyelesaikan masalah-
dalam pendidikan matematika mulai dari siswa masalahyang relevan. Semakin banyak masalah
tingkat dasar hingga tingkat menengah. Namun, yang dapat diselesaikan oleh seseorang, maka ia
mengetahui bagaimana cara untuk memasukkan akan semakin banyak memiliki kemampuan
pemecahan masalah secara menyeluruh ke yang dapat membantunya untuk mengarungi
dalam kurikulum matematika masih sulit bagi hidupnya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh
para guru matematika. Pemecahan masalah karena itu, kemampuan seseorang untuk
sebagai suatu keterampilan seorang siswa memecahkan masalah perlu terus dilatih
dalam menggunakan proses berfikirnya untuk sehingga seseorang itu mampu menjalani hidup
memecahkan masalah melalui pengumpulan yang penuh kompleksitas permasalahan.
fakta, analisis informasi, menyusun berbagai Sebagai implikasinya, maka kemampuan
alternatif pemecahan, dan memilih pemecahan pemecahan masalah hendaknya dimiliki oleh
masalah yang paling efektif. Pemecahan semua anak yang belajar matematika.
masalah (problem solving) merupakan Secara umum, dapat dijelaskan bahwa
komponen yang penting dalam proses pemecahan masalah merupakan proses
pembelajaran matematika, maupun menerapkan pengetahuan (knowledge) yang
penyelesaiannya.Siswa dimungkinkan telah diperoleh siswa sebelumnya ke dalam
memperoleh pengalaman menggunakan situasi baru. Pemecahan masalah berarti
pengetahuan serta keterampilan yang sudah keikutsertaan dalam suatu tugas yang metode
dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan penyelesaiannya tidak diketahui

180
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume X No. 2, Juli 2019
Page : 178-187

sebelumnya.Pemecahan masalah pada dasarnya menanyakan dan bekerja sama sehingga dapat
adalah belajar menggunakan metode-metode membawa siswa pada pemahaman mendalam
ilmiah atau berpikir secara sistematis, logis, tentang matematika (Iriantara, 2014).
teratur dan teliti. Menyelesaikan suatu masalah Komunikasi adalah jantung dari proses
berarti menemukan jalan, dimana jalanitu pembelajaran. Komunikasi merupakan suatu
belum pernah diketahui sebelumnya, proses dimana dua orang atau lebih membentuk
menemukan jalan keluar dari kesulitan, jalan atau melakukan pertukaran informasi dengan
melewati rintangan, mendapatkan hasil akhir satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan
tidak secara tiba-tiba dengan hasil yang tepat. tiba pada saling pengertian yang mendalam.
Proses penyelesaian pemecahan masalah komunikasi secara umum dapat diartikan
memiliki 4 tahap (Polya) : sebagai suatu peristiwa saling menyampaikan
First, we have to understand the informasi atau pesan yang berlangsung dari
problem; we have to see clearly what is seseorang/lembaga kepada orang lain (Eggen)
required. Second, we have to see how the Selanjutnya komunikasi matematik
various items are connected, how the didefinisikan sebagai kemampuan siswa untuk
unknown is linked to the data, in order to berkomunikasi yang meliputi kegiatan
obtain the idea of the solution, to make a penggunaan keahlian membaca, menulis,
plan. Third, we carry out our plan. menyimak, menelaah, menginterpretasikan, dan
Fourth, we look back at the completed mengevaluasi ide, simbol, istilah, serta
solution, we review and discuss it . informasi matematika yang diamati melalui
Secara sederhana dapat dipahami bahwa empat proses mendengar, mempresentasikan dan
tahap atau langkah yang dapat ditempuh dalam diskusi.
pemecahan masalah tersebut adalah: (1) baca Kemampuan berkomunikasi dalam
dan pahami masalah; (2) putuskan rencana; (3) matematika menjadi tuntutan khusus.
melaksanakan rencana; dan (4) melihat Kemampuan berkomunikasi dalam matematika
kembali. merupakan kemampuan yang dapat
Dalam proses pembelajaran, sering terjadi menyertakan dan memuat berbagai kesempatan
komunikasi antara guru dengan siswa sebagai untuk berkomunikasi dalam bentuk: (1)
penerima pesan. Pada pembelajaran merefleksikan benda-benda nyata, gambar, atau
matematika, pesan yang akan disampaikan ide-ide matematika; (2) membuat model situasi
berupa konsep-konsep matematika yang atau persoalan menggunakan metode oral,
disampaikan secara lisan maupun tulisan. tertulis, konkrit, grafik, dan aljabar; (3)
Kemampuan komunikasi sangat penting ketika menggunakan keahlian membaca, menulis, dan
diskusi antar siswa berlangsung. Dalam hal ini, menelaah, untuk menginterpretasikan dan
siswa diharapkan mampu menyatakan, mengevaluasi ide-ide, simbol, istilah, serta
menjelaskan, menggambarkan, mendengar, informasi matematika; (4) merespon suatu

181
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume X No. 2, Juli 2019
Page : 178-187

pernyataan/persoalan dalam bentuk argumen menggunakan pembelajaran berbasis masalah


yang meyakinkan. pada proses belajar mengajar, salah satu
Pembelajaran berbasis masalahyang karakteristiknya adalah masalah dikemukakan
sering dikenal denganProblem Based terlebih dahulu. Hal ini berbeda dengan proses
Instructionatau Problem Based Learning belajar mengajar yang biasa dilakukan pada
merupakan modelpembelajaran yang umumnya yaitu masalah disajikan setelah
menggunakan masalah sebagai titik tolak pemahaman konsep, prinsip dan keterampilan.
(starting point) pembelajaran. Masalah-masalah Pengembangan perangkat pembelajaran
yang dapat dijadikan sebagai sarana belajar adalah serangkaian proses atau kegiatan yang
adalah masalah yang memenuhi konteks dunia dilakukan untuk menghasilkan suatu perangkat
nyata (real world), yang akrab dengan pembelajaran berdasarkan teori pengembangan
kehidupan sehari-hari para siswa. Pembelajaran yang telah ada (Nababan, 2018). Perangkat
berbasis masalah adalah seperangkat model pembelajaran merupakan sekumpulan sumber
mengajar yang menggunakan masalah sebagai belajar yang memungkinkan siswa dan guru
fokus untuk mengembangkan keterampilan melakukan kegiatan pembelajaran.Ibarat
pemecahan masalah (nababan, 2018). Belajar pasukan yang akan berperang memerlukan
berdasarkan masalah adalah interaksi antara logistik, seorang guru yang akan “bertempur” di
stimulus dengan respons, merupakan hubungan dalam kelaspun memerlukan sejumlah
antara dua arah belajar dan lingkungan. piranti/perangkat pembelajaran yang akan
Lingkungan memberi masukan kepada siswa membantu dan memudahkan proses mengajar
berupa bantuan dan masalah, sedangkan sistem belajarnya dan memberikan pengalaman kepada
saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu siswa dalam rangka mencapai tujuan yang
secara efektif sehingga masalah yang dihadapi sudah ditentukan.
dapat diselidiki, dinilai, dianalisis serta dicari Oleh sebab itu perangkat pembelajaran
pemecahannya dengan baik. mutlak diperlukan oleh seorang guru dan siswa
Dari beberapa pendapat diatas, dapat dalam mengelola pembelajaran. perangkat
ditarik kesimpulan berbasis masalah adalah pembelajaran merupakan perangkat yang
siswa dalam memahami konsep dan prinsip dari digunakan dalam proses pembelajaran.
suatu materi dimulai dari bekerja dan belajar Perangkat pembelajaran berfungsi untuk
terhadap situasi atau masalah nyata yang memberikan arah pelaksanaan pembelajaran
diberikan, melalui investigasi, inkuiri, sehingga menjadi terarah dan efisien.
pemodelan dan pemecahan masalah siswa
membangun konsep atau prinsip dengan METODE
kemampuannya sendiri yang mengintegrasikan Penelitian ini dikategorikan ke dalam
keterampilan dan pengetahuan yang sudah jenis penelitian pengembangan (development
dipahami sebelumnya. Berarti, apabila kita research). Adapun yang menjadi produk

182
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume X No. 2, Juli 2019
Page : 178-187

penelitian ini adalah perangkat pembelajaran Karena tujuan dari tahap pengembangan
berbasis Masalah yang valid dan efektif. adalah untuk menghasilkan draft final yang
3.2. Prosedur Pengembangan Perangkat baik, pada draft 1 perangkat pembelajaran dan
Pembelajaran instrumen penelitian divalidasi kepada para
Model pengembangan yang digunakan pada ahli, selanjutnya intrumen tes kemampuan
penelitian ini adalah pengembangan model 4-D pemecahan masalah dan Komunikasi siswa
(Four D Model) yang dikemukakan diujicobakan pada kelas di luar sampel.
Thiagarajan, Semmel dan Semmel yang Kemudian, dilakukan uji coba lapangan, yang
dimodifikasi. Model ini terdiri dari empat bertujuan untuk memperoleh masukan langsung
tahap. Keempat tahap tersebut adalah tahap terhadap perangkat pembelajaran berbasis
pendefenisian (define), tahap rancangan Masalah yang dikembangkan sehingga
(design), tahap pengembangan (develop) dan menghasilkan perangkat final.
tahap penyebaran (disseminate). Modifikasi
model pengembangan perangkat pembelajaran 3.2.4. Tahap Penyebaran (Disseminate)

Thiagarajan dan Semmel dapat dilihat pada Pengembangan perangkat pembelajaran


gambar 3.1 berikut ini. mencapai tahap akhir (draft final) jika telah
memperoleh penilaian positif dari tenaga ahli
3.2.1. Tahap Pendefinisian (Define)
dan melalui tes uji coba lapangan. Perangkat
Tujuan tahapan ini adalah menetapkan
pembelajaran tersebut selanjutnya dikemas,
dan mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran.
disebarkan, dan ditetapkan untuk skala yang
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap
lebih luas. Tahap ini merupakan tahapan
pendefinisian (define) adalah analisis awal-
penggunaan perangkat yang telah
akhir, analisis siswa, analisis konsep, analiasis
dikembangkan. Dalam penelitian ini, hasil dari
tugas, dan spesifikasi tujuan pembelajaran.
tahapan ini adalah merekomendasikan kepada
seluruh guru mata pelajaran matematika
3.2.2. Tahap Perancangan (Design)
sekolah uji coba lapangan untuk menggunakan
Tujuan dari tahap ini adalah merancang perangkat ini sebagai salah satu alternatif
perangkat pembelajaran, sehingga diperoleh pembelajaran matematika pada materi Segi
contoh perangkat pembelajaran (prototipe) Empat.
untuk materi bangun ruang yang mengacu pada
pembelajaran berbasis Masalah . Kegiatan pada 3.3. Instrumen dan Teknik Pengumpul
tahap ini adalah penyusunan tes, pemilihan Data
media, pemilihan format dan desain awal Untuk mengukur kevalidan dan
perangkat pembelajaran. keefektifan perangkat pembelajaran berbasis
Masalah yang dikembangkan, maka disusun
3.2.3. Tahap Pengembangan (Develop)
dan dikembangkan instrumen penelitian.

183
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume X No. 2, Juli 2019
Page : 178-187

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini 2. Perangkat pembelajaran berbasis Masalah
meliputi: lembar validasi perangkat yang dikembangkan efektif yang memenuhi
pembelajaran, lembar validasi instrumen tes, :
lembar observasi pengelolaan pembelajaran, a. 85% siswa yang mengikuti tes
lembar observasi aktivitas siswa, serta angket kemampuan pemecahan masalah dan
respon siswa. metakognitif telah memperoleh nilai
minimal 75.
3.4. Teknik Analisis Data b. Aktivitas siswa selama kegiatan belajar
memenuhi kriteria toleransi waktu ideal
Tujuan analisis data dalam penelitian ini
yang ditetapkan. Aktivitas dikatakan
digunakan untuk menjawab kevalidan dan
ideal jika, 4 dari 6 kriteria toleransi
keefektifan perangkat pembelajaran berbasis
waktu ideal dipenuhi dengan syarat
Masalah yang dikembangkan merujuk pada
kriteria 3 dan 4 harus dipenuhi.
rumusan masalah dan pertanyaan penelitian.
c. Minimal 80% dari banyak subjek yang
Untuk melihat kevalidan perangkat
diteliti memberikan respon yang positif
pembelajaran berdasarkan rata-rata skor
terhadap komponen perangkat
masing-masing perangkat pembelajaran yang
pembelajaran berbasis Masalah yang
telah divalidasi, keefektifan pembelajaran
dikembangkan.
dengan melihat ketuntasan siswa secara
klasikal, analisis aktivitas siswa, serta respon
HASIL DAN PEMBAHASAN
siswa selama mengikuti pembelajaran dengan
Penelitian ini merupakan penelitian
menggunakan perangkat pembelajaran berbasis
pengembangan (development research),
Masalah yang dikembangkan.
sehingga produk dari penelitian ini adalah
3.5. Indikator Keberhasilan Perangkat perangkat pembelajaran berbasis masalah.
Pembelajaran Masalah yang Tujuan penelitian pengembangan ini adalah
dikembangkan untuk mendeskripsikan: (1) validitas perangkat
Pengembangan perangkat pembelajaran dalam pembelajaran berbasis masalah yang
penelitian ini dikatakan berhasil jika perangkat dikembangkan; (2) efektivitas perangkat
pembelajaran berbasis Masalah yang pembelajaran berbasis masalah yang
dikembangkan memenuhi kriteria valid dan dikembangkan; (3) peningkatan kemampuan
efektif. pemecahan masalah melalui penggunaan
1. Validitas perangkat pembelajaran yang perangkat pembelajaran berbasis masalah; (4)
dikembangkan berada dalam kategori valid peningkatan kemampuan komunikasi
(4 ≤ Va < 5) atau sangat valid (Va = 5) matematik melalui penggunaan perangkat
pembelajaran berbasis masalah;

184
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume X No. 2, Juli 2019
Page : 178-187

Keefektifan perangkat pembelajaran komunikasi matematik sebesar 77,19.


berbasis masalah yang dikembangkan dilihat Namun, jika dikategori berdasarkan pada
dari tiga aspek yaitu: (1) ketuntasan belajar masing-masing kemampuan, maka tingkat
siswa secara klasikal; (2)aktivitas siswa berada kemampuan pemecahan masalah siswa hasil
pada interval toleransi waktu yang telah posttest uji coba I
ditetapkan; dan (3) siswa merespon positif Berdasarkan hasil yang diperoleh
terhadap komponen perangkat pembelajaran bahwa, jumlah siswa yang memperoleh nilai
berbasis masalah yang dikembangkan. Berikut sangat rendah sebanyak 1 orang siswa (3,13%),
ini akan disajikan pembahasan untuk masing- yang memperoleh kategori rendah sebanyak 3
masing indikator dalam mengukur keefektifan orang siswa (9,38 %), yang memperoleh
perangkat pembelajaran berbasis masalah pada kategori sedang sebanyak 5 orang siswa
uji coba I. (15,63%), yang memperoleh kategori tinggi
Dalam penelitian ini, tingkat sebanyak 13 orang (40,63%), dan yang
kemampuan siswa ditinjau dari kemampuan memperoleh kategori sangat tinggi sebanyak 10
pemecahan masalah dan komunikasi orang siswa (31,25%).
matematik menggunakan tes kemampuan Berdasarkan hasil yang diperoleh
pemecahan masalah dan komunikasi bahwa, tidak ada (0%) siswa yang
matematik yang telah dikembangkan. memperoleh nilai rendah, selanjutnya siswa
Deskripsi hasil kemampuan pemecahan yang memperoleh kategori sangat rendah
masalah dan komunikasi matematik siswa hanya1 orang siswa (3,12%), yang
pada uji coba I ditunjukkan pada tabel 1 memperoleh kategori sedang sebanyak 14
Tabel 1 Deskripsi Hasil Kemampuan orang siswa (43,75%), yang memperoleh
Pemecahan Masalah dan Komunikasi
kategori tinggi sebanyak 15 orang (46,88%),
Matematik Siswa Uji coba I
Posttest Posttest dan yang memperoleh kategori sangat tinggi
Kemampuan Kemampuan hanya 2 orang siswa (6,25%).
Keterangan
Pemecahan Komunikasi
Masalah Matematik Selanjutnya terlihat bahwa,
Nilai ketuntasan belajar siswa secara klasikal dari
100 95
Tertinggi hasil tes kemampuan komunikasi matematik
Nilai yaitu banyaknya siswa yang tuntas adalah 25
50 50
Terendah orang dari 32 orang siswa (78,12%) dan
Rata-rata 80,78 77,19 banyaknya siswa yang tidak tuntas adalah 7
orang siswa atau (21,88%) dari 32 orang
Berdasarkan tabel 1 diperoleh siswa yang mengikuti tes kemampuan
bahwa, rata-rata kemampuan pemecahan komunikasi matematik. Sesuai dengan
masalah siswa pada hasil posttest sebesar kriteria ketuntasan belajar siswa secara
80,78 sedangkan rata-rata kemampuan klasikal, yaitu minimal 85% siswa yang

185
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume X No. 2, Juli 2019
Page : 178-187

mengikuti tes kemampuan pemecahan situasi kapal penangkap ikan, dimana siswa
masalah dan komunikasi matematik mampu diminta untuk menggambar skema
mencapai skor≥75.Maka, hanya hasil perjalanan kapal.Pada kasus ini, masih
posttestkemampuanpemecahan masalah banyak siswa yang melakukan kesalahan
yang telah memenuhi ketuntasan belajar dalam mengikuti instruksi soal sehingga
secara klasikal. Sedangkan pada tes salah dalam membuat gambar dan arah mata
kemampuan komunikasi matematik, belum angin, hal ini tentuberdampak pada hasil
tuntas secara klasikal karena hanya 78,12% jawaban yang diperoleh siswa. Kesalahan-
siswa yang mampu mencapai skor≥75.Jadi kesalahan tersebut dapat dilihat secara visual
dapat disimpulkan bahwa,pada uji pada deskripsi proses jawaban siswa untuk
cobaIpenerapanperangkat pembelajaran menjawab rumusan masalah kelima pada
berbasis masalah yang dikembangkan belum bahasan selanjutnya.
memenuhi kriteria pencapaian ketuntasan
secara klasikal. KESIMPULAN
Belum terpenuhinya ketuntasan Berdasarkan hasil analisis dan
belajar siswa secara klasikal pada tes pembahasan dalam penelitian ini, dikemukakan
kemampuan komunikasi matematik diduga beberapa simpulan sebagai berikut:
dikarenakan beberapa kesalahan-kesalahan 1. Perangkatpembelajaranberbasismasalah
yang dibuat siswa dalam menyelesaikan tes yang dikembangkanterdiridari: (1)
kemampuan komunikasi matematik yang Rencana Perangkat Pembelajaran (RPP);
diberikan.Tes yang diberikan mengukur tiga (2) Lembar Aktivitas Siswa (LAS); (3) Tes
indikator komunikasi matematik.Pada butir Kemampuan Pemecahan Masalah
soal 1, dirancang untuk mengukur aspek (TKPM); serta (4) Tes Kemampuan
menulis matematik dan membuat model Komunikasi Matematik (TKKM) masing-
matematik.Masalah yang diberikan terkait masing termasuk dalam kategori valid.
sebuah gambar kebun jangung milik ayah 2. Peningkatan kemampuan pemecahan
Andi yang kemudian ditanyakan berapa luas masalah siswa menggunakan perangkat
dan keliling kebun tersebut.Dalam pembelajaran berbasis masalah yang
menyelesaikan masalah ini, masih banyak dikembangkanditinjau dari rata-rata
siswa yang melakukan kesalahan dalam pencapaian kemampuan pemecahan
memahami masalah, sehingga model masalah siswa maupun rata-rata setiap
matematika yang dituliskan kurang benar indikator kemampuan pemecahan masalah
yang berdampak pada hasil jawaban siswa siswameningkat dari uji coba I ke uji coba
yang kurang baik.Pada butir soal 2 II.
dirancang mengukur aspek menggambar 3. Peningkatan kemampuan komunikasi
matematik.Masalah ini menyajikan suatu matematik siswa menggunakan perangkat

186
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume X No. 2, Juli 2019
Page : 178-187

pembelajaran berbasis masalah yang pemecahan masalah dan komunikasi


dikembangkan ditinjau dari rata-rata matematik siswa baik tingkat satuan
pencapaian kemampuan komunikasi pendidikan yang sama maupun berbeda.
matematik siswa maupun rata-rata setiap
indikator kemampuan komunikasi
matematik siswa meningkat dari uji coba I DAFTAR PUSTAKA
ke uji coba II.
Tanjung, H.S. (2018). Peningkatan kemampuan
Komunikasi dan Matemati Siswa SMA
SARAN melalui Model Pembelajaran Berbasis
Masalah. MAJU. Volume 4. No 22.
Berdasarkan hasil penelitian dan
2018.
kesimpulan di atas, maka dapat disarankan
NCTM. 2010. Why is Teaching with Problem
beberapa hal sebagai berikut: Solving Important to Students
1. Perangkat pembelajaran berbasis masalah Learning?. Problem Solving Reasearch
Brief.
yang dikembangkan ini sudah memenuhi
Polya, G. 1973. How To Solve (2ndEd. Princeton
aspek kevalidan. University Press.
2. Perangkat pembelajaran berbasis masalah Iriantara, Y. 2014. Komunikasi Pembelajaran
yang dihasilkan dapat disebar luaskan Interaksi Komunikatif dan Edukatif di
Dalam Kelas. Bandung: Remaja
mengingat tahap penyebaran (disseminate) Rosdakarya.
pada penelitian ini masih terbatas di
Eggen, P & Kauchak, D. 2012. Strategi dan
sekolah penelitian. Sehingga terbuka Model Pembelajaran Mengajarkan
Konten dan Keterampilan Berpikir.
peluang bagi peneliti lain untuk mengkaji
Jakarta : Indeks.
lebih jauh tentang keefektifan perangkat
Nababan, S.A. 2018. Pengembangan Perangkat
pembelajaran yang dikembangkan. Pembelajaran Berbasis RME Untuk
3. Perangkat pembelajaran berbasismasalah Meningkatkan kemampuan Berpikir
Kritis Siswa Sekolah Dasar. BINA
yang dikembangkan ini dapat dijadikan GOGIK. Volume 4. No 2. 2018.
rujukan untuk membuat suatu perangkat
pembelajaran dengan materi lain guna
menumbuhkembangkan kemampuan

187

Anda mungkin juga menyukai