Defragmenting
Defragmenting
DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v11i1.4655
Received dd Month yy; Received in revised form dd Month yy; Accepted dd Month yy (9pt)
Abstrak
Defragmenting merupakan proses memperbaiki struktur berpikir seseorang yang salah agar mendapat
pemahaman yang benar. Kesalahan pemahaman tersebut dapat terjadi karena siswa belum mampu
mengimplementasikan metakognisinya dalam pemecahan masalah. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan kesalahan struktur metakognitif siswa dalam menyelesaikan masalah HOTS dan upaya
defragmentingnya. Metode penelitian yang digunakan pendekatan deksriptif kualitatif dengan jumlah
subjek penelitian sebanyak 30 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan
menggunakan tes HOTS, observasi, wawancara, dan rekaman video. Proses analisis data penelitian
dilakukan dengan teknik reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa siswa mengalami kesalahan metakognisi dalam menyelesaikan masalah HOTS yang
diberikan. Kesalahan metakognisi tersebut dilakukan siswa dalam mendalami makna dari masalah
matematis atau pada aspek memahami masalah dan menentukan strategi penyelesaian yang tepat atau
pada aspek perencanaan. Setelah siswa menerima intervensi dan upaya defragmenting didapatkan hasil
bahwa metakognisi siswa dalam aspek memahami masalah dan aspek perencanaan menjadi optimal
sehingga siswa memperoleh solusi pemecahan masalah matematis yang tepat.
Abstract
Defragmenting is the process of reworking one's wrong thinking structure to get the correct
understanding. The missed perception can occur because students have not implemented their
metacognition in problem-solving. The study aims to describe the errors of students' metacognitive
structures in solving HOTS problems and their defragmenting efforts. Research methods are used
qualitatively descriptively with the number of subjects as many as 30 students. The data collection
technique used uses HOTS tests, observations, interviews, and video recordings. The process of analysis
of research data is carried out with data reduction techniques, data presentation, and conclusion
withdrawal. The results showed that students experienced metacognition errors in resolving a HOTS
problem. Metacognition errors are made by students in exploring the meaning of mathematical problems
or on aspects of understanding problems and determining appropriate solution strategies or on planning
aspects. After students receive intervention and defragmenting, efforts obtain the result that the student's
metacognition in aspects of understanding the problem and aspects of planning becomes optimal to
acquire the right mathematical problem-solving solution.
This is an open access article under the Creative Commons Attribution 4.0 International License
80|
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 11, No. 1, 2022, 80-102 ISSN 2442-5419 (Online)
DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v11i1.4655
mampu berpikir kritis dan memecahkan 2021). Menurut (Hastuti et al., 2016;
masalah (Öztürk & Kaplan, 2019; Murni et al., 2013; Tzohar-Rozen &
Rahayuningsih et al., 2021; Vula et al., Kramarski, 2014) metakognitif dapat
2017). Kemampuan kognitif membantu siswa dalam menyusun
mempengaruhi prestasi belajar siswa strategi pemecahan masalah matematika
berbeda-beda dimana hal itu dapat mulai dari memikirkan solusi sampai
dilihat pada saat mereka menangkap mengevaluasi hasil pemecahan masalah.
atau memahami penjelasan yang Metakognisi memiliki beberapa aspek
diberikan oleh guru serta dalam yaitu aspek memahami masalah, aspek
memecahkan masalah (Sheromova et perencanaan, aspek pemantauan, dan
al., 2020; Toraman et al., 2020). Siswa aspek verifikasi (Masduki et al., 2020).
yang memiliki kemampuan kognitif Dengan demikian apabila siswa tidak
tinggi akan dengan mudah dalam dapat mengimplementasikan aspek
memahami materi yang di sampaikan metakognitif dengan baik mereka akan
oleh guru. Kemampuan kognitif belajar mengalami kesulitan dan kesalahan
siswa meliputi kemampuan dalam dalam memecahkan masalah
mengingat dan strategi pemecahan matematika. Oleh karena itu diperlukan
masalah (Rosnaeni et al., 2020; langkah untuk memperbaiki kesalahan
Tambychik & Meerah, 2010). Strategi siswa tersebut yaitu dengan
antar siswa dalam memecahkan masalah defragmenting
berbeda-beda tergantung gaya kognitif Defragmenting adalah proses
yang dipilih dan kemampuan menata ulang pola pikir seseorang agar
metakognitif yang dimilikinya. Dengan mendapat pemahaman yang baik
kata lain bahwa kesadaran dan (Wibawa et al., 2020). Dilakukannya
keyakinan metakognitif memberikan defragmenting apabila masih terdapat
dampak signifikan pada pemecahan lubang pemahaman siswa terhadap
masalah (Yorulmaz et al., 2021). konsep yang diberikan (Wibawa, 2013)
Metakognitif merupakan (Wibawa, 2013). (Efendy & Pratama,
kemampuan kognitif seseorang dalam 2020) defragmenting merupakan proses
berpikir menyelesaikan masalah me-restrukturisasi kesalahan berpikir
(Mulendema et al., 2016; WODAJ, siswa dalam menyelesaikan masalah.
2020). Menurut (Al-gaseem et al., 2020; Dalam defragmentasi, diperlukan
In’am et al., 2012; Vula et al., 2017). pemahaman kesalahan struktur kognitif
Metakognitif merupakan pola berpikir siswa hingga mendapat solusi yang
tingkat tinggi dalam mengolah pola diinginkan agar mendapat struktur
pikirannya sendiri termasuk saat kognitif yang tepat dalam memecahkan
menerima informasi dan memecahkan masalah matematika. Menurut
suatu permasalahan. Metakognitif (Wibawa, 2016) defragmentasi
menjadi pengaruh kesukesan siswa dilakukan apabila siswa mengalami
dalam memikirkan dan merancang keterlambatan berpikir, kurangnya
penyelesaian sebuah permasalahan yang kemampuan siswa dalam
di hadapi (Ijirana & Supriadi, 2018; menghubungkan antar konsep, salah
L.Chaimuna & Johnson, 2016; Ozsoy, dalam mencerna suatu permasalahan,
G. & Ataman, 2013). Metakognitif dan salah dalam menentukan strategi
menjadi hal yang penting dalam pemecahan masalah. Pentingnya
membantu siswa menyelesaikan defragmentasi dilakukan guna
masalah matematika (Sutama et al., memperbaiki kesalahan dan
| 81
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 11, No. 1, 2022, 80-102 ISSN 2442-5419 (Online)
DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v11i1.4655
82|
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 11, No. 1, 2022, 80-102 ISSN 2442-5419 (Online)
DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v11i1.4655
| 83
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 11, No. 1, 2022, 80-102 ISSN 2442-5419 (Online)
DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v11i1.4655
84|
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 11, No. 1, 2022, 80-102 ISSN 2442-5419 (Online)
DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v11i1.4655
| 85
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 11, No. 1, 2022, 80-102 ISSN 2442-5419 (Online)
DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v11i1.4655
DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v11i1.4655
| 87
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 11, No. 1, 2022, 80-102 ISSN 2442-5419 (Online)
DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v11i1.4655
P: “Mengapa proses penyelesaian yang dari penyelesaian soal nomor tiga yang
kamu kerjakan terhenti di tengah jalan terdapat pada Gambar 8.
?”
S2: “Saya bingung memakai rumus
yang mana untuk menyelesaikan itu
sehingga saya menuliskan semua
rumusnya, maka dari itu saya berhenti
di tengah jalan”
P: “Sudah tahu mengenai rumus Sn
digunakan untuk apa dan rumus Un
untuk apa ?”
S2: “Sudah”
P: “Coba pahami kembali maksud soal
dan apa yang dapat kamu simpulkan ?”
S2: “Mencari total pendapatan yang
diterima Erik dari bulan pertama
sampai bulan ketiga minggu kedua
apakah mencapai Rp 6.500.00”
P: “Berarti bagaimana cara
menghitung total pendapatan yang
diperoleh Erik dari bulan pertama
sampai bulan ketiga minggu kedua Gambar 8. Lembar Jawab S-2.
dengan diketahui harga setiap
kuenya?” Sebagai wujud untuk
S2: “Harga setiap kue dikalikan dengan menunjukkan apakah subjek 2 telah
jumlah total kue yang terjual sampai memahami konsep yang benar, kami
bulan ketiga minggu kedua atau memberikan soal yang berbeda namun
sepuluh minggu” masih setipe dengan soal yang
P: “Bagaimana cara mengetahui dikerjakan sebelumnya. Seperti yang
jumlah total kue yang terjual selama ditunjukkan pada Gambar 9 bahwa
sepuluh minggu ?” subjek 2 dapat mengerjakan soal dengan
S2: “Oalah yaya, saya paham. Karena benar dan dengan langkah penyelesaian
mencari jumlah total kue yang terjual yang tepat seperti pada aspek
maka menggunakan rumus Sn yang perencanaan, pemantauan, dan
mana n nya itu 10” verifikasi membuktikan bahwa subjek
P: “Ya benar. Kemudian setelah telah memahami rumus dan konsep
mendapatkan Sn lalu bagaimana ?” penyelesaian masalah dengan baik. Hal
S2: “Dikalikan dengan harga setiap kue tersebut menunjukkan bahwa proses
Rp 16.500 tadi dan kemudian dapat intervensi atau defragmentasi terhadap
disimpulkan apakah pendapatannya pemahaman subjek 2 telah berhasil.
mencapai Rp 6.500.000 atau tidak”.
Setelah dilakukan intervensi
subjek 2 mendapat pemahaman yang
benar dan mampu menuliskan kembali
jawaban yang tepat mulai dari aspek
perencanaan, pemantauan dan verifikasi
88|
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 11, No. 1, 2022, 80-102 ISSN 2442-5419 (Online)
DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v11i1.4655
| 89
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 11, No. 1, 2022, 80-102 ISSN 2442-5419 (Online)
DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v11i1.4655
90|
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 11, No. 1, 2022, 80-102 ISSN 2442-5419 (Online)
DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v11i1.4655
| 91
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 11, No. 1, 2022, 80-102 ISSN 2442-5419 (Online)
DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v11i1.4655
92|
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 11, No. 1, 2022, 80-102 ISSN 2442-5419 (Online)
DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v11i1.4655
S3: “Saya kurang yakin” baik seperti yang terlihat pada Gambar
P: “Tolong jelaskan apa yang 17.
membuatmu ragu dengan jawabanmu
!”
S3: “Sebenarnya saya mengerjakan itu
juga asal-asalan soalnya rumus yang
saya pakai itu aja juga asal nebak saja
seperti a itu apa b itu apa sehingga
saya bingung memasukkan angka-
angkanya yang mana saja”
P: “Jadi unsur a dan b yang kamu tulis
itu berasal dari mana ?”
S3: “Asal masukin angka saja berdasar
angka yang ada seperti a nya 8 itu dari
8 minggu dan b nya 11 dari hasil
pekerjaan nomor satu”
P: “Sebelumnya saya ingin bertanya
apa yang bisa kamu dapat dari soal
nomor dua ?”
S3: “Saat saya mengerjakan soal
kemarin saya tidak tahu, tapi setelah Gambar 17. Lembar Jawab S-3.
kita membahas mengenai apa yang
diketahui dan ditanya dan juga Subjek 3 diberikan soal yang
membahas mengenai nomor satu berbeda namun masih sejenis dengan
mungkin sekarang saya bisa soal sebelumnya. Dapat ditunjukkan
menjelaskan” pada Gambar 18 bahwa subjek 3
P: “Tolong jelaskan bagaimana!” menyelesaikan soal dengan benar
S3: “Diketahui a dan b dari jawaban terutama pada aspek pemantauan dan
nomor satu tadi dan nanti kita bisa verifikasi. Hal itu menunjukkan bahwa
mengerjakan dengan menggunakan subjek 3 telah mendapat pemahaman
rumus Un” yang benar dan mampu
P: “Mengapa harus memakai rumus Un mengaplikasikannya ke dalam bentuk
?” soal yang berbeda. Proses
S3: “Karena ditanyakan banyak defragmentasi subjek 3 telah berhasil
pesanan setiap minggunya berarti sama mengubah pemahamannya yang
saja mencari suku ke n dari sebuah sebelumnya salah menjadi sebuah
barisan” pemahaman yang benar.
P: “Setelah itu apa saja yang harus di Subjek 3 juga melakukan
cari ?” kesalahan dalam proses pengerjaan pada
S3: “U1, U2, U3, U4, U5, U6, U7, U8 soal nomor tiga. Dapat ditunjukkan
dan deret aritmatikanya”. pada Gambar 19 bahwa subjek 3
Setelah dilakukan intervensi mengalami kesalahan pada proses
terbatas subjek 3 dapat mengerjakan perhitungan atau pada aspek
soal nomor dua dengan benar termasuk pemantauan sehingga mendapatkan
pada aspek pemantauan sehingga jawaban yang salah.
mampu menarik kesimpulan dengan
| 93
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 11, No. 1, 2022, 80-102 ISSN 2442-5419 (Online)
DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v11i1.4655
94|
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 11, No. 1, 2022, 80-102 ISSN 2442-5419 (Online)
DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v11i1.4655
| 95
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 11, No. 1, 2022, 80-102 ISSN 2442-5419 (Online)
DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v11i1.4655
pada soal nomor tiga dimana subjek 1 saat menyelesaikan soal S2 terkecoh
kurang teliti saat mengubah bulan ke dengan kalimat pada soal sehingga
dalam bentuk minggu namun selebihnya membuatnya bingung dalam
S1 memiliki kemampuan metakognisi menentukan rumus apa yang tepat untuk
yang baik dimana S1 mampu digunakan dalam penyelesaian soal
menyelesaikan setiap langkah tersebut yang. Hal itu sejalan dengan
penyelesaian berdasarkan aspek penelitian (Diandita et al., 2017; Kholid
metakognitif dengan tepat. Subjek 1 et al., 2021; Munawaroh et al., 2018;
dapat memahami masalah dengan Saputra & Andriyani, 2018) bahwa
menuliskan apa yang diketahui dan kesalahan dalam menentukan rumus
ditanya dengan baik, selanjutnya sering dialami siswa dan menyebabkan
menyusun perencanaan penyelesaian kesalahan pada proses penyelesaian
dengan menentukan rumus dengan dibawahnya. Setelah dilakukan
tepat, kemudian S1 dapat melakukan intervensi pada saat wawancara, subjek
perhitungan pada aspek pemantauan dan 2 dapat mengimplementasikan
mampu menarik kesimpulan atau metakognisi yang dimilikinya terutama
verifikasi pada jawaban yang telah dalam aspek perencanaan yaitu
diperoleh. Hal tersebut sejalan dengan menentukan rumus yang tepat untuk
hasil penelitian yang dilakukan oleh digunakan dalam pemecahkan masalah
(Lusiana et al., 2020; Masduki et al., tersebut dan dapat menyelesaikan soal
2020) yang menyatakan bahwa siswa dengan benar walaupun diberikan kasus
dengan kemampuan metakognisi tingkat yang berbeda.
tinggi mampu mengimplementasikan Hasil yang berbeda ditunjukkan
kemampuan metakognisinya dengan pada subjek dengan tingkat kemampuan
baik sehingga memudahkannya dalam rendah (S3) dimana S3 salah dalam
memecahkan masalah HOTS yang menyelesaikan setiap soal yang
diberikan. diberikan. Subjek 3 melakukan
Subjek dengan tingkat kesalahan pada setiap aspek
kemampuan sedang (S2) mampu metakognitif seperti memahami
memahami masalah dengan baik masalah, perencanaan, pemantauan, dan
dimana S2 mampu menyimpulkan apa verifikasi. Hal ini sejalan dengan hasil
yang diketahui dan ditanyakan dalam penelitian (Suryaningtyas &
soal dan juga mampu mengubah bahasa Setyaningrum, 2020) yang menyatakan
soal ke dalam bahasa matematika. bahwa subjek dengan kemampuan
Namun subjek 2 melakukan kesalahan rendah cenderung mengerjakan soal
pada soal nomor dua dan nomor tiga asal-asalan sehingga menyebabkan
dimana S2 salah pada aspek kesalahan pada setiap penyelesaiannya.
perencanaan yaitu dalam menentukan Saat dilakukan wawancara dan
rumus penyelesaian yang tepat. Hal intervensi terhadap S3 dengan
tersebut senada dengan hasil penelitian membahas setiap kesalahan yang dia
(Zakiah, 2020) yang menyatakan bahwa lakukan dapat diketahi bahwa kesalahan
siswa sering mengalami kesalahan tersebut disebabkan karena subjek 3
dalam menentukan rumus yang tepat belum memahami unsur-unsur yang
walaupun mereka dapat memahami terdapat dalam materi pola bilangan dan
maksud soal dengan baik. Subjek 2 kegunaan dari rumus-rumus tersebut.
telah memahami unsur dan fungsi Padahal kemampuan metakognisi siswa
rumus dalam pola bilangan namun pada dalam menyelesaikan masalah
96|
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 11, No. 1, 2022, 80-102 ISSN 2442-5419 (Online)
DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v11i1.4655
| 97
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 11, No. 1, 2022, 80-102 ISSN 2442-5419 (Online)
DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v11i1.4655
98|
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 11, No. 1, 2022, 80-102 ISSN 2442-5419 (Online)
DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v11i1.4655
| 99
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 11, No. 1, 2022, 80-102 ISSN 2442-5419 (Online)
DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v11i1.4655
100|
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 11, No. 1, 2022, 80-102 ISSN 2442-5419 (Online)
DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v11i1.4655
| 101
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 11, No. 1, 2022, 80-102 ISSN 2442-5419 (Online)
DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v11i1.4655
102|