Anda di halaman 1dari 27

ANALISIS MAQASID SYARIAH TERHADAP PEMANFAATAN

INFAK MASJID UNTUK QARḌ


(Studi Kasus Di Masjid At-Taufiq Pailus, Karanggondang)

PROPOSAL SKRIPSI

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan


Penelitian dan Penulisan Skripsi

Oleh:
MUHAMMAD FAKHRI ABDILLAH
NIM. 171410000524
NIRM. 17/X/17.1.1/0340/

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA JEPARA
2021
PERNYATAAN KEASLIAN PROPOSAL SKRIPSI

Dengan penuh kejujuran dan tanggungjawab, saya Muhammad Fakhri


Abdillah, NIM. 171410000524, NIRM. 17/X/17.1.1/0340/ menyatakan dengan
sesungguhnya bahwa proposal penelitian skripsi ini:

1. Seluruhnya merupakan karya saya sendiri dan belum pernah diterbitkan


dalam bentuk dan untuk keperluan apapun;
2. Tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain kecuali informasi
dalam referensi sebagai rujukan penulisan karya tulis ini.

Saya bersedia menerima sanksi dari Fakultas Syariah dan Hukum UNISNU
Jepara apabila di kemudian hari ditemukan ketidakbenaran dari pernyataan ini.

Jepara, 14 Juni 2021


Penulis,

Muhammad Fakhri
Abdillah
NIM. 171410000524

ii
NOTA PEMBIMBING PROPOSAL SKRIPSI

Kepada
Yth. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
UNISNU Jepara
Di Tempat

Assalamu’alaikum wr, wb

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi terhadap Proposal Skripsi yang ditulis oleh:

Nama : Muhammad Fakhri Abdillah


NIM : 171410000524
NIRM : 17/X/17.1.1/0340/
Tempat, Tgl. Lahir : Ciamis, 08 April 1998
Progam Studi : Hukum Keluarga Islam
Fakultas : Syariah dan Hukum
Judul : Analisis Maqasid Syariah Terhadap Pemanfaatan
Infak Masjid Untuk Qarḍ (Studi Kasus Di Masjid At-
taufiq Pailus, Karanggondang).

Kami memandang bahwa Proposal Skripsi tersebut sudah dapat diajukan


kepada Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UNISNU Jepara untuk diujikan
dalam Seminar Proposal.

Wassalamu’alaikum wr, wb

Jepara, ................................... Jepara, ..............................


Pembimbing 1 Pembimbing 2

Mayadina Rohmi Musfiroh, S.H.I., M.A. Imron Choeri, S.H.I., M.H.


NIY: 2 791201 09 057 NIY: 3 770920 99 026

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i


PERNYATAAN KEASLIAN............................................................................. ii
NOTA PEMBIMBING....................................................................................... iii
PENGESAHAN.................................................................................................. iv
DAFTAR ISI........................................................................................................ v
PROPOSAL SKRIPSI: ANALISIS MAQASID SYARIAH TERHADAP
PEMANFAATAN INFAK MASJID UNTUK QARḌ (Studi Kasus Di Masjid
At-Taufiq Pailus, Karanggondang)
A. Latar Belakang Masalah...........................................................................1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.................................................................6
D. Kajian Pustaka..........................................................................................7
E. Kerangka Teori........................................................................................12
F. Metode Penelitian....................................................................................16
G. Sistematika Pembahasan.........................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................21
RENCANA DAFTAR ISI...................................................................................23

iv
ANALISIS MAQASID SYARIAH TERHADAP PEMANFAATAN INFAQ

MASJID UNTUK QARḌ

(Studi Kasus Di Masjid At-Taufiq Pailus, Karanggondang)

A. Latar Belakang Masalah

Masjid adalah tempat ibadah kaum muslimin yang pada hakikatnya

memiliki peran strategis untuk kemajuan peradaban umat Islam. Dalam sejarah

tercatat bahwa di zaman Rasulullah SAW. telah membuktikan multi fungsi

peranan masjid tersebut, dimana masjid tidak hanya difungsikan sebagai

tempat shalat, tetapi juga sebagai pusat pendidikan, pengajian keagamaan,

pendidikan militer dan fungsi-fungsi sosial-ekonomi lainnya.1

Di masa sekarang ini, dapat diamati fungsi masjid yang dulu multifungsi

itu, ternyata masih banyak yang difungsikan hanya sebatas pada rutinitas

ibadah seperti pengajian dan shalat berjamaah saja, sedangkan fungsi hablun

min al-nas terlihat masih sangat kurang. Berkaitan dengan hal tersebut,

setidaknya ada dua hal yang sangat disayangkan dewasa ini terkait keberadaan

dan kiprah masjid. Pertama, masjid hanya ramai saat salat Jumat dan Ramadan,

namun terasa sepi di hari-hari lainnya. Kedua, masyarakat masih menganggap

masjid hanya sebagai tempat ibadah khusus (mahḍah), sehingga melupakan

sejarah masjid itu sendiri.

Dalam era global, seharusnya masjid sudah difungsikan pada suatu upaya

pemberdayaan umat yang mengarah kepada pembangunan life skill dan

militansi da'i-da'iyahnya, di samping pemberdayaan yang mengarah kepada

1
Ibnu Sabil, Peran Mesjid Dalam Lintasan Sejarah, (Jakarta: Logos, 2002), 7.

1
2

penguatan bangunan tauhid umat. Untuk menuju kesana, banyak hal yang

harus dibenahi agar eksistensi dan keberlangsungan fungsi ideal masjid dapat

terus ditingkatkan, dan agar dapat dicapai pula keseimbangan peran masjid,

baik sebagai tempat ibadah vertikal (hablun minallah) maupun untuk

menyelenggarakan ibadah horizontal seperti muamalah (hablun min al-nas).2

Catatan sejarah juga menunjukkan kegiatan pemberdayaan ekonomi umat

berbasis masjid telah dilaksanakan pada masa Rasulullah SAW. dan diteruskan

oleh para khalifah hingga dinasti-dinasti Islam setelahnya. Misalnya di Masjid

Nabawi, selain melaksanakan aktivitas menimba ilmu, berdiskusi persoalan

politik, Rasul juga melakukan aktivitas pengembangan ekonomi masyarakat.3

Salah satu akibat dari kekurangan manajemen dalam memakmurkan

masjid ini ialah masih banyaknya umat Islam yang tidak mengetahui prinsip

dasar ekonomi Islam, tidak mengetahui perbedaan fundamental akad pinjaman

yang berbasis syariah (qarḍ) dan pinjaman konvensional yang penting

diketahui setiap muslim. Umat Islam banyak yang tidak tahu secara ilmiah dan

rasional mengapa bunga (riba) dalam Islam dipandang sebagai dosa besar.

Pengelolaan pinjaman berbasis syariah (qarḍ) bisa menjadi solusi terhadap

kebutuhan mendesak masyarakat, dan menghindarkan mereka dari riba

pinjaman konvensional.

Riba dalam syariat Islam diharamkan secara tegas dan termasuk dosa

besar, berdasarkan firman Allah SWT. :

2
M. Abdzar D. “Revitalisasi Peran Masjid Sebagai Basis Dan Media Dakwah Kontemporer”
dalam Jurnal Dakwah Tabligh, Vol. 13, No. 1, Juni 2012, 109.
3
Kamaruddin. “Analisis Potensi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Berbasis Masjid Di Kota
Banda Aceh” dalam Jurnal Ilmiah Islam Futura, Vol. 13. No. 1, Agustus 2013, 58
3

ِ ِ َّ ‫ٱلرب ٰو ۟ا اَل ي ُقوم و َن ِإاَّل َكمَا ي ُق وم ٱلَّ ِذى يتَخبَّطُه‬ ِ َّ


َ ‫س ۚ ٰذَل‬
‫ك بَِأن َُّه ْم‬ ِّ ‫ٱلش ْي ٰطَ ُن م َن ٱلْ َم‬ ُ َ َ ُ َ ُ َ َ ِّ ‫ين يَْأ ُكلُو َن‬َ ‫ٱ لذ‬
۟ ۟ ۟
َ ‫ٱلرب َٰوا ۚ فَ َمن جَٓاءَهۥُ َم ْو ِعظَةٌ ِّمن َّربِِّهۦ ف‬
‫َٱنت َه ٰى‬ َّ ‫َل ٱللَّهُ ٱلَْبْي َع َوح‬
ِّ ‫َر َم‬ َّ ‫ٱلرب َٰوا ۗ َوَأح‬ِّ ‫قَالُ ٓوا ِإمَّنَا ٱلَْبْي ُع ِمثْ ُل‬
ٰٓ
‫ب ٱلنَّا ِر ۖ ُه ْم فِ َيها َٰخلِ ُدو َن‬
ُ ‫َأص َٰح‬
ْ ‫ك‬ َ ‫ف َو َْأمُرهۥُٓ ِإىَل ٱللَّ ِه ۖ َو َم ْن َع َاد فَُأ ۟ولَِئ‬
َ َ‫َفلَهۥُ َما َسل‬
“Orang-orang yang memakan (mengambil) riba tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran
(tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah
disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama
dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan
dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya
apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan
urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba),
maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di
dalamnya” (Q.S. Al-Baqarah/2: 275).4

Pada dasarnya transaksi riba dapat terjadi pada kegiatan mu’amalah. Para

ulama menetapkan dengan tegas dan jelas tentang keharaman riba, terlebih riba

mengandung unsur eksploitasi yang dampaknya merugikan orang lain.

Pembahasan mengenai riba dalam perkembangan pemikiran Islam maupun

dalam peradaban Islam terdahulu merupakan permasalahan yang pelik dan

sering terjadi pada masyarakat, hal ini disebabkan perbuatan riba sangat erat

kaitannya dengan transaksi-transaksi perekonomian (mu’amalah) yang

dilakukan oleh manusia dalam aktivitasnya sehari-hari, terlebih dalam transaksi

utang piutang, praktik utang piutang mengandung riba ini juga banyak

ditemukan di wilayah Dukuh Pailus RT 07/03, Desa Karanggondang,

Kecamatan Mlonggo, Jepara.

Masjid merupakan pusat peradaban umat Islam, seperti firman Allah

SAW.:

4
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur'an Dan Terjemahan, Edisi revisi, (Semarang:
PT. Kumudasmoro Grafindo, 1994), h. 47.
4

‫ش ِإاَّل‬ ِ ‫ِإمَّنَا يعمر م ٰس ِج َد ٱللَّ ِه من ءامن بِٱللَّ ِه وٱلْيوِم ْٱلء‬


َّ ‫اخ ِر َوَأقَ َام‬
َّ ‫ٱلص لَ ٰوةَ َوءَاتَى‬
َ ْ ‫َوةَ َومَلْ خَي‬
ٰ ‫ٱلزك‬ َ َْ َ َََ َْ َ َ ُُ َْ
ِ ِ ۟ ٓ ٰ
‫ين‬ َ ‫ٱللَّهَ ۖ َف َع َس ٰ ٓى ُأ ۟ولَِئ‬
َ ‫ك َأن يَ ُكونُوا م َن ٱلْ ُم ْهتَد‬
“Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang
yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan
salat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada
Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan
orang-orang yang mendapat petunjuk” (Q.S. at-Taubat/9: 18). 5

Oleh karena itu, tradisi keilmuan ekonomi yang eksis di masa silam harus

dihidupkan kembali di masjid-masjid, supaya fungsi masjid dalam bidang

ekonomi khususnya sebagaimana pada zaman Rasulullah SAW. dapat

diwujudkan kembali, dimana masjid berperan menyelesaikan problematika

masyarakat dengan solusi praktis bukan hanya sebatas memberi kajian

keilmuan teoritis, yang dalam hal ini tentu menjadi tugas daripada Pengurus

Nazir Masjid At-Taufiq Pailus, Karanggondang.

Pada observasi awal yang telah dilakukan peneliti di lingkungan Masjid

At-Taufiq, Dukuh Pailus RT 07/03, Desa Karanggondang pada tanggal 31 Mei

2021 lalu ditemukan upaya nyata untuk menghidupkan fungsi masjid sebagai

fasilitator problem solving masyarakat sekitar. Masjid menyediakan program

pinjaman tanpa bunga (qarḍ) dari dana infak yang dikelola pengurus masjid

untuk masyarakat sekitar masjid yang membutuhkan tambahan dana modal,

atau talangan dana pengeluaran rumah tangga dengan tujuan meningkatkan

kesejahteraan masyarakat, menjauhkan masyarakat dari pinjaman yang

mengandung riba, dan sekaligus dakwah bilhal. Namun, pemanfaatan dana

masjid untuk qarḍ merupakan hal baru dalam pengelolaan dana infak masjid.

5
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur'an Dan Terjemahan, 189.
5

Pemanfaatan dana infak masjid untuk qarḍ tidak selaras dengan pemikiran

ulama terdahulu terkait pemanfaatan harta masjid. Kemaslahatan untuk masjid

digambarkan diantaranya untuk gaji muazin, imam, pembelian minyak untuk

bahan bakar lampu penerangan masjid. Seluruhnnya ialah maslahat yang

berhubungan langsung dengan masjid.

Perbedaan antara ‘untuk pembangunan’ dan ‘kemaslahatan masjid’ adalah

bahwa harta yang telah permanen harta wakaf secara hukum dan dzat

bentuknya seperti pembangunan, pengecatan, pengokohan, pembuatan tangga

tangga, jalan, maka semua itu termasuk ‘pembangunan’. Sedangkan yang

mencangkup semua itu sekaligus apapun yang bisa membuat kemaslahatan

untuk masjid seperti gaji muazin, imam, pembelian minyak untuk bahan bakar

lampu maka seluruhnya itu disebut maslahat. Jadi ‘maslahat’ itu lebih umum

dari pada ‘pembangunan’.6

Dalam analisis hukum, peneliti memilih maqasid syariah sebagai

perspektifnya supaya maqasid syariah menjadi perspektif landasan hukum

dalam pemanfaatan dana infak untuk qarḍ di Masjid At-Taufiq Pailus,

Karanggondang dengan analisis sistematis maqasid syariah Jasser Auda yang

disajikan berkisar pada enam fitur sistem, yaitu sistem pemahaman fikih

‘kognisi’, kemenyeluruhan ‘wholeness’, keterbukaan ‘openness’, hierarki yang

saling mempengaruhi, multidimensionalitas, dan kebermaksudan.7 Melihat

6
Al-Qolyubi & ‘Umairah, terj. Hasyiyata al-Qolyubi wa ‘Umairah, (Mesir: Maktabah
Taufiqiyyah, 2015) juz 3, 108.
7
Jasser Auda, Membumikan Hukum Islam Melalui Maqasid Syariah, terj. (Jakarta: Mizan,
2015), 86
6

hukum Islam dari berbagai aspek untuk mencapai tujuan pokok dalam

kehidupan beragama yaitu kemaslahatan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan analisis singkat diatas, maka rumusan masalah yang akan

diteliti dalam skripsi ini adalah:

1. Bagaimana praktik pemanfaatan dana infak masjid untuk qarḍ di Masjid

At-Taufiq Pailus, Karanggondang ?

2. Bagaimana hukum pemanfaatan dana infak masjid untuk qarḍ di Masjid

At-Taufiq Pailus, Karanggondang dalam perspektif Maqasid Syariah ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui praktik pemanfaatan dana infak masjid untuk qarḍ

di Masjid At-Taufiq Pailus, Karanggondang

b. Untuk mengetahui hukum praktik pemanfaatan dana infak masjid

untuk qarḍ di Masjid At-Taufiq Pailus, Karanggondang dalam

perspektif maqasid syariah

2. Manfaat Penelitian

Dengan adanya tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini maka

diharapkan dapat memberikan manfaat dan kegunaan antara lain:

a. Manfaat Teoritis:

1) Menambah ilmu pengetahuan dan informasi terkait praktik

pemanfaatan dana infak masjid untuk qarḍ.


7

2) Menambah ilmu pengetahuan dan informasi terkait perspektif

maqasid syariah terhadap pemanfaatan dana infak masjid untuk

qarḍ Di Masjid At-Taufiq Pailus, Karanggondang.

b. Manfaat Praktis:

1) Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat sebagai pembelajaran,

serta menambah wawasan penulis dalam disiplin ilmu yang

penulis tekuni.

2) Sebagai masukan atau bahan pertimbangan pada Pengurus Nazir

Masjid At-Taufiq Pailus, Karanggondang yang menjadi objek

penelitian.

3) Bagi masyarakat diharapkan dapat memberikan informasi tentang

capaian program dari Pengurus Nazir Masjid At-Taufiq Pailus,

Karanggondang yang telah berjalan.

D. Kajian Pustaka

Tinjauan pustaka merupakan penilaian tertulis dari peneliti sebagai

langkah awal untuk mengumpulkan jawaban awal terhadap masalah yang

ditelitinya.8

Untuk mendukung penelitian ini, maka peneliti kemukakan beberapa

penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini :

1. Penelitian Jurnal ilmiah tahun 2014 oleh Nurnazli dosen Fakultas Syariah

UIN Raden Intan Lampung dengan judul “Penerapan Kaidah Maq>as{id

Al-Syari’ah Dalam Produk Perbankan Syariah”. Penelitian ini

8
M. Syukri Nur, & Aep Saepul Uyun, Tinjauan Pustaka Sistematis, (Klaten: Lakeisha, 2020),
35.
8

menyimpulkan bahwa Upaya maqasid syariah dan maslahat memiliki

peran yang sangat urgen untuk digunakan sebagai pisau analisis dalam

menjawab persoalan-persoalan yang berhubungan dengan ekonomi syariah

yang berkembang dewasa ini. Kewajiban para ahli hukum Islam dan ahli

ekonomi dan bisnis yang ada di Indonesia bekerja keras untuk selalu

melakukan kajian terkait dengan persoalan-persoalan ekonomi dan bisnis

syariah, sehingga perkembangannya benar-benar sesuai dengan konteks

ke-Indonesiaan.9

Dapat diambil kesimpulan bahwa persamaan penelitian tersebut di

atas adalah sama-sama meneliti tentang hukum pendayagunaan atau

pemanfaatan dana infak dengan perspektif maqasid syariah, letak

perbedaannya pada penelitian tersebut membahas konsep dan hukum lebih

global dengan mencakupkan keseluruhan bentuk ekonomi dan perbankan

islam sedangkan penelitian ini lebih fokus terhadap hukum

qard{ menggunakan dana infaq dari tinjauan maqasid syariah.

2. Penelitian skripsi oleh Siti Zubaidah mahasiswa Fakultas Syariah UIN

Raden Intan tahun 2018 yang berjudul “Analisis Dana Non Halal Dalam

Pembiayaan Qarḍ al-Hasan Perspektif Maq>as{id Al-Syari’ah”, skripsi

ini menganalisa hukum pemanfaatan sumber dana non halal untuk akad

qarḍ dari perspektif maqasid syariah.10

9
Nurnazli , “Penerapan Kaidah Maqâshid Syariah Dalam Produk Perbankan Syariah”.
Ijtimaiyya: Jurnal Pengembangan Masyarakat 7 (2014): 44-63.
10
Siti Zubaidah. “Analisis Dana Non Halal Dalam Pembiayaan Qordhul Hasan Perspektif
Maqashid Al-Syari’ah.” (Skripsi. UIN Raden Intan Lampung, 2018).
9

Dapat diambil kesimpulan bahwa persamaan dengan penelitian di atas

adalah sama-sama meneliti tentang sumber dana untuk qarḍ menggunakan

tinjauan maqasid syariah, letak perbedaannya pada penelitian tersebut

sumber dana yang diteliti ialah dana non halal secara umum sedangkan

penelitian ini lebih fokus terhadap sumber dana dari infak yang dikelola

oleh masjid.

3. Penelitian skripsi oleh Husni Ramdani Nur F. mahasiswa Universitas

Islam Indonesia Yogyakarta tahun 2018 dengan judul “Efektivitas

Pendayagunaan Dana Zakat Infaq S{adaqah Perspektif Maq>as{id Al-

Syari’ah” Studi Pada Dompet Peduli Umat Daarut Tauhiid (Dpu-Dt)

Yogyakarta.”. Skripsi ini mengkaji segi efektivitas pendayagunaan dana

zakat infaq s{adaqah Pada Dompet Peduli Umat Daarut Tauhiid (Dpu-Dt)

Yogyakarta. Upaya yang telah dilakukan telah memenuhi faktor-faktor

yang mempengaruhi suatu program dinilai efektif atau tidaknya dengan

perspektif maqasid syariah dalam melihat efektivitas upaya

pendayagunaan di masyarakat yakni dilihat dari ketercapaian prinsip

maqasid syariah.11

Persamaan dengan penelitian tersebut di atas adalah sama-sama

meneliti tentang pendayagunaan dana infak dengan perspektif maqasid

syariah, letak perbedaannya pada penelitian tersebut membahas tentang

efektivitas pendayagunaan secara umum dalam dana infak program

Dompet Peduli Umat Daarut Tauhiid (Dpu-Dt) Yogyakarta sedangkan


11
Husni Ramdani Nur F. “Efektivitas Pendayagunaan Dana Zakat Infaq Shadaqah Perspektif
Maqashid Syariah Studi Pada Dompet Peduli Umat Daarut Tauhiid (Dpu-Dt)
Yogyakarta.”(Skripsi, Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, 2018).
10

penelitian ini lebih fokus terhadap hukum pemanfaatan dana infak untuk

qarḍ di masjid At-Taufiq Pailus, Karanggondang menggunakan tinjauan

maqasid syariah.

4. Penelitian skripsi oleh Cindi Meilani mahasiswa Universitas Islam Negeri

Raden Intan Lampung tahun 2019 dengan judul “Tinjauan Hukum Islam

Tentang Praktek Peminjaman Uang Kas Majlis Ta’lim Untuk Pemberdayaan

Masyarakat (Studi Di Majlis Ta’lim Masjid Al-Hilal Desa Bumirejo Kecamatan

Pagelaran Kabupaten Pringsewu)”. Skripsi ini mengkaji hukum peminjaman

uang kas majlis ta’lim untuk Pemberdayaan Masyarakat dari perspektif

hukum Islam secara umum untuk mendapatkan rumusan hukum terkait

objek penelitian.12

Persamaan dengan penelitian tersebut di atas adalah sama-sama

meneliti hukum tentang pendayagunaan dana infak berupa peminjaman

uang kas, letak perbedaannya pada penelitian tersebut membahas tentang

tinjauan hukum islam tentang praktek peminjaman (qard{) untuk

pemberdayaan masyarakat di Majlis Ta’lim Masjid Al-Hilal Desa

Bumirejo, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pringsewu sedangkan

penelitian ini fokus terhadap tinjauan maqasid syariah akan pemanfaatan

dana infak untuk qard{ di masjid At-Taufiq Pailus, Karanggondang.

5. Penelitian tesis oleh Yenny Rusina mahasiswa Pascasarjana Universitas

Islam Negeri Antasari Banjarmasin tahun 2020 dengan judul “Pengelolaan

Dana Masjid Al-Jihad Banjarmasin Untuk Pemberdayaan Ekonomi


12
Cindi Meilani. “Tinjauan Hukum Islam Tentang Praktek Peminjaman Uang Kas Majlis
Ta’Lim Untuk Pemberdayaan Masyarakat (Studi Di Majlis Ta‟Lim Masjid Al-Hilal Desa
Bumirejo Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu)”, (Skripsi, Universitas Islam Negeri Raden
Intan Lampung, 2019).
11

Perspektif Maq>as{id Al-Syari’ah”. Tesis ini mengkaji hukum

pengelolaan dana masjid Al-Jihad Banjarmasin untuk pemberdayaan

ekonomi masyarakat dari perspektif maqasid syariah untuk mendapatkan

rumusan hukum terkait objek penelitian.13

Persamaan dengan penelitian tersebut di atas adalah sama-sama

meneliti hukum tentang pemberdayaan dana masjid dari perspektif

maqasid syariah, letak perbedaannya pada penelitian tersebut membahas

tentang tinjauan maqasid syariah tentang praktik pendayagunaan secara

umum dana masjid Al-Jihad Banjarmasin untuk pemberdayaan ekonomi

masyarakat sedangkan penelitian ini fokus terhadap hukum

pendayagunaan berupa qard{ di masjid At-Taufiq Pailus, Karanggondang.

Tabel 1.1
Kajian Pustaka

No Judul Penelitian Persamaan Perbedaan


. Penelitian Penelitian
1. Nurnazli , “Penerapan Meneliti tentang Membahas
Kaidah Maqâshid Syariah hukum ekonomi dan
Dalam Produk Perbankan pendayagunaan perbankan islam
Syariah”. Ijtimaiyya: Jurnal atau pemanfaatan
Pengembangan Masyarakat dana infak
7 (2014): 44-63 dengan perspektif
maqasid syariah
2. Siti Zubaidah. “Analisis Meneliti tentang Sumber dana yang
Dana Non Halal Dalam sumber dana diteliti ialah dana
Pembiayaan Qordhul Hasan untuk qarḍ non halal
Perspektif Maqashid Al- menggunakan
Syari’ah.” (Skripsi. UIN tinjauan maqasid
Raden Intan Lampung, syariah
2018).
3. Husni Ramdani Nur F. Meneliti tentang Membahas tentang
13
Yenny Rusina. “Pengelolaan Dana Masjid Al-Jihad Banjarmasin Untuk Pemberdayaan
Ekonomi Perspektif Maqâshid Asy-Syarî’ah”, (Tesis, Universitas Islam Antasari Banjarmasin,
2020).
12

“Efektivitas Pendayagunaan pendayagunaan efektivitas


Dana Zakat Infaq Shadaqah dana infak pendayagunaan
Perspektif Maqashid Syariah dengan perspektif dana infak
Studi Pada Dompet Peduli maqasid syariah
Umat Daarut Tauhiid (Dpu-
Dt) Yogyakarta.”(Skripsi,
Universitas Islam Indonesia
Yogyakarta, 2018).
4. Cindi Meilani. “Tinjauan Meneliti hukum Membahas tentang
Hukum Islam Tentang tentang tinjauan hukum
Praktek Peminjaman Uang pendayagunaan islam tentang
Kas Majlis Ta’Lim Untuk dana infak berupa praktek
Pemberdayaan Masyarakat peminjaman peminjaman
(Studi Di Majlis Ta‟Lim (qard{) untuk
Masjid Al-Hilal Desa pemberdayaan
Bumirejo Kecamatan masyarakat di
Pagelaran Kabupaten Majlis Ta’lim
Pringsewu)”, (Skripsi, Masjid Al-Hilal
Universitas Islam Negeri Desa Bumirejo
Raden Intan Lampung,
2019).
5. Yenny Rusina. “Pengelolaan Meneliti hukum Mengkaji tentang
Dana Masjid Al-Jihad tentang praktik
Banjarmasin Untuk pemberdayaan pengelolaan dana
Pemberdayaan Ekonomi dana masjid dari masjid Al-Jihad
Perspektif Maqâshid Asy- perspektif Banjarmasin untuk
Syarî’ah”, (Tesis, maqasid syariah pemberdayaan
Universitas Islam Antasari ekonomi
Banjarmasin, 2020). masyarakat

Dengan demikian, penelitian khusus terhadap hukum pemanfaatan dana

infak untuk qard{ di Masjid At-Taufiq Pailus, Karanggondang ditinjau dari

maqasid syariah belum pernah dilakukan. Penelitian ini berbeda dengan

penelitian terdahulu, terlebih karena kesimpulan pada penelitian perspektif

maqasid syariah ini dipengaruhi oleh keadaan kontekstual di lapangan.

E. Kerangka Teori

Kerangka teori merupakan konsep-konsep abstraksi dari hasil pemikiran

atau kerangka dan acuan yang pada dasarnya bertujuan mengadakan


13

kesimpulan terhadap dimensi-dimensi. Setiap penelitian selalu disertai dengan

pemikiran-pemikiran teoritis, dalam hal ini karena adanya hubungan timbal

balik yang erat antara teori dengan kegiatan pengumpulan, pengolahan,

analisis, dan kostruksi.

Teori adalah seperangkat bagian-bagian atau variabel, definisi, dalil, dan

proposisi yang saling berhubungan dengan menyajikan sebuah pandangan

sistematis mengenai fenomena dengan menentukan hubungan antara variabel,

dengan tujuan menjelaskan fenomena alamiah.14

1. Maqasid Syariah Jasser Auda

Maqasid berasal dari bahasa Arab Maqâs{id, Maqâs{id adalah bentuk

plural dari maqs{ad yang bermakna maksud, sasaran, prinsip, niat, tujuan,

tujuan akhir. Maqasid hukum Islam adalah sasaran-sasaran atau maksud-

maksud di balik hukum itu.15

Maqasid dapat dianggap sebagai jumlah tujuan yang dianggap ilahi

dan konsep akhlak yang melandasi proses tasyri’ al-Islami (penyusunan

hukum berdasarkan syariat Islam) seperti prinsip keadilan, kehormatan

manusia, kebebasan berkehendak, kesucian, kemudahan dan lain

sebagainya. Tujuan-tujuan dan konsep-konsep tersebut yangmembentuk

sebuah jembatan antara al-tasyri’ al-Islami dan konsep-konsep yang

berjalan tentang HAM.16

14
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2014), 34-35.
15
Jasser Auda, Membumikan Hukum Islam Melalui Maqasid Syariah, terj., 33.
16
Jasser Auda, al-Maqasid untuk Pemula, terj. Ali Abdelmon’im (Yogyakarta: Suka Press,
2013), 1-4.
14

Klasifikasi maqasid syariah kontemporer Jasser Auda dibagi menjadi

tiga tingkatan, yaitu:

a. Maqasid Umum, (al-maqâs{id al-‘ammah) jenis maqasid ini bisa

ditelaah di seluruh bagian hukum Islam seperti keharusan dan

kebutuhan

b. Maqasid Khusus, (al-maqâs{id al-khassah) maqasid ini dapat

digunakan diseluruh isi bab hukum Islam tertentu, seperti

kesejahteraan anak dalam hukum keluarga; perlindungan dari

kejahatan dalam hukum kriminal

c. Maqasid parsial, (al-maqâs{id al-juz’iyyah) adalah maksud-maksud di

balik suatu ayat atau hukum tertentu seperti maksud menyampaikan

kebenaran, dalam masyarakat jumlah saksi tertentu dalam kasus

tertentu17

Dengan pembaruan adanya dalam maqasid kontemporer ini,

memungkinkan maqasid mengungguli historisitas keputusan fikih serta

mencerminkan nilai dan prinsip umum dari Nas tersebut. Maka, hukum-

hukum detail dapat digali dari prinsip-prinsip menyeluruh, kulliyah.18

2. Pemanfaatan

Menurut KBBI arti pemanfaatan ialah proses, cara, atau perbuatan

memanfaatkan.19 Pemanfaatan yang dimaksud dalam pelitian ini ialah

tas}arruf.

17
Jasser Auda, Membumikan Hukum Islam Melalui Maqasid Syariah, terj., 37
18
Jasser Auda, Membumikan Hukum Islam Melalui Maqasid Syariah, terj., 37
19
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), “Kamus versi online/daring (dalam jaringan)”,
Diakses 13 Juni 2021, https://kbbi.web.id/manfaat.
15

Sedangkan tas}arruf sendiri artinya semua bentuk interaksi manusia.

Baik yang sifatnya sosial maupun komersial.20

Dalam akad perlu adanya tindakan (perbuatan) yang oleh para ulama

fikih disebut dengan tas}arruf, diartikan dengan segala sesuatu dilakukan

seseorang, atas kemauannya sendiri, yang dijadikan sebagai dasar

penetapan hak-hak.

3. Infak Masjid

Infak menurut KBBI memiliki arti pemberian (sumbangan) harta dan

sebagainya (selain zakat wajib) untuk kebaikan, sedekah, nafkah. 21

Sedangkan penyebutan infak masjid dalam penelitian ini berarti harta

berupa uang yang diberikan kepada masjid sehingga dikelola oleh masjid

yang dalam studi kasus di Masjid At-Taufiq Pailus, Karanggondang

dikelola oleh pengurus Nazir Masjid At-Taufiq.

4. Pengertian Qarḍ

Qarḍ secara bahasa artinya adalah al-qat{’u (memotong), dinamakan

demikian karena pemberi utang memotong sebagian hartanya dan

memberikannya kepada pengutang. Adapun definisinya secara syara’

adalah memberikan harta kepada orang yang mengambil manfaatnya, lalu

orang tersebut mengembalikan gantinya. Memberikan utang ini merupakan

salah satu bentuk dari rasa kasih sayang.22

20
Ammi Nur Baits, “Ahliyah at-Tasharruf”, Diakses 13 Juni 2021, https://yufidia.com/2562-
ahliyah-at-tasharruf.html.
21
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), “Kamus versi online/daring (dalam jaringan)”,
Diakses 13 Juni 2021, https://kbbi.web.id/infak.
22
Saleh al-Fauzan, Fiqih Sehari-hari, (Jakarta: Gema Insani Press, 2005), 209.
16

F. Metode Penelitian

Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang sangat penting bagi

pengembangan ilmu dan bagi pemecahan suatu masalah.23 Supaya penelitian

bisa terlaksana dan memperoleh data serta informasi yang dibutuhkan

mengenai tinjauan maqasid syariah terhadap pemanfaatan dana infak masjid

untuk qard{, maka peneliti menggunakan metode-metode penelitian sebagai

berikut:

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini dapat

digolongkan sebagai penelitian lapangan (Field Research), yaitu suatu

penelitian pengumpulan data yang dilakukan dengan cara terjun langsung

ke Masjid At-Taufiq yang menjadi objek yaitu di Dukuh Pailus RT 07/03,

Desa Karanggondang, Kecamatan Mlonggo, Jepara. Dalam hal ini peneliti

akan berfokus menganalisis hukum praktik pemanfaatan dana infak untuk

qard{ menggunakan tinjauan maqasid syariah sesuai temuan lapangan,

dengan tujuan memperoleh pandangan hukum Islam terkini terhadap

permasalahan yang berkembang di masyarakat.

2. Pendekatan Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan

maqasid syariah Jasser Auda mengenai hukum pemanfaatan dana infak

untuk qard{. Maqasid syariah kontemporer ini menggunakan analisis

sistematis yang disajikan berkisar pada enam fitur sistem berikut, yaitu

23
Satori, Djam’an dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta,
2017), 1.
17

pergeseran pemahaman fikih sistem ‘kognisi’, kemenyeluruhan

‘wholeness’, keterbukaan ‘openness’, hierarki yang saling mempengaruhi,

multidimensionalitas, dan kebermaksudan. 24

3. Sumber Data

Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Bila dilihat

dari sumber datanya , maka pengumpulan data dapat menggunakan

sumber primer dan sumber sekunder.25

a. Sumber data primer

Sumber Data Primer adalah sumber data atau merupakan bahan-

bahan yang mengikat.26 Dalam penelitian lapangan ini sunber data

yang tentu menjadi fokus peneliti adalah data temuan lapangan terkait

praktik qard{ yang diperoleh dari wawancara dengan pihak terkait.

Selanjutnya konsep maqasid syariah dalam memandang pemanfaatan

dana infak untuk qard{.

b. Sumber data sekunder

Sumber Data Sekunder, adalah bahan-bahan yang menjelaskan

sumber data primer yaitu seperti hasil penelitian, pendapat para pakar

yang mendukung tema pembahasan atau hasil dari karya ilmiah. 27

Dalam hal ini adalah data yang di dapat dari telaah literatur yakni

jurnal ilmiah. buku atau literatur asli dalam hal ini adalah al-Qur’an,

24
Jasser Auda, Membumikan Hukum Islam Melalui Maqasid Syariah, terj.,86
25
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2014), 225.
26
Abdul Kadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti,
2004), 121.
27
Arikunto S.a Nasution, Metode Penelitian Naturalistic Kulitatif, (Bandung: Tarsito, 1998),
26.
18

hadis, atau kitab terkait analisis hukum pemanfaatan dana infak dan

qard{.

4. Fokus Penelitian

Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah perspektif konsep

maqasid syariah terhadap hukum pemanfaatan dana infak untuk qard{. Hal

ini didasarkan pada temuan lapangan yang ditemukan sehingga peneliti

berfokus pada perspektif maqasid syariah akan hukum pemanfaatan infak

masjid untuk qard{ yang mana menurut hukum Islam terdahulu dianggap

tabu. Perspektif maqasid syariah digunakan sebagai upaya untuk

mengatasi permasalahan tersebut melihat tawaran maqasid syariah yaitu

penerapan hukum Islam secara kontekstual.

5. Pengumpulan Data

Untuk memudahkan dalam mengetahui kondisi yang diinginkan, maka

peneliti menggunakan metode pengumpulan data yaitu observasi,

wawancara dan dokumentasi. Metode observasi digunakan ketika ingin

melakukan penamatan terhadap objek penelitian secara langsung.

Pengamatan ini berkaitan dengan penglihatan dan pendengaran untuk

menangkap gejala yang diamati dan apa saja yang perlu dicatat.

Selanjutnya, catatan tersebut dianalisis. Dalam hal ini peneliti mendatangi

langsung lokassi Masjid At-Taufiq Pailus untuk mendapatkan data yang

konkret.

Metode wawancara (interview) adalah bentuk komunikasi langsung

antara peneliti dan responden. Metode wawancara yang digunakan peneliti


19

dilakukan dengan membawa pedoman yang hanya merupakan garis besar

tentang hal-hal yang akan ditanyakan.

Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mencari data-data

terkait pemanfaatan dana infak untuk qard{ yang berupa catatan, transkip,

buku, majalah, dan sebagainya. Dokumentasi digunakan untuk

mengungkap kembali jika diperlukan untuk keperluan analisa atau

pembanding lainnya.

6. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dilakukan oleh peneliti mengumpulkan data

adalah analisis deskriptif. Analisis deskriptif adalah upaya yang dilakukan

dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilih-

milihnya menjadi suatu yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari

dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang

dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.28

Metode deskriptif analisis kualitatif merupakan metode yang dilakuakan

secara bertahap yakni ketika penulis mendapatkan data, maka data tersebut

dapat langsung dianalisa sehingga bisa menjadi data yang valid. Kemudian

setelah semua data terkumpul dilakukan analisa berlapis yakni

menganalisa dari awal guna untuk melihat kesesuaian rumusan masalah

dengan jawaban yang diperoleh.

28
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, 248.
20

G. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah dalam penulisan penelitian skripsi ini, maka penulis

menyusun dalam 5 bab berdasarkan sistematika sebagai berikut:

Bab I, berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka,

metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

Bab II, berisi landasan penelitian yang kajiannya meliputi: pengertian

infak, pengertian qard{, dasar hukum, pendapat ulama terhadap pemanfaatan

dana infak masjid untuk qard{, dan maqasid syariah.

Bab III, berisi data objek penelitian, pada bab ini peneliti akan

memaparkan data temuan lapangan dimana praktek pemanfaatan dana infak

untuk qard{ diterapkan, dan praktik pemanfaatan dana infak di Masjid At-

taufiq untuk qard{.

Bab IV analisis data, uraian mengenai hasil penelitian dan pembahasan

sesuai dengan metode penelitian yang telah ditentukan sebelumnya. Bab ini

merupakan inti dari penelitian dengan menguraikan data-data yang telah diolah

sehingga terlihat hasil akhir dari penelitian.

Bab V penutup, terdiri dari kesimpulan dari hasil penelitian yang telah

dilakukan sebagai jawaban atas pokok masalah, dan terdapat saran-saran yang

berkaitan dengan permasalahan yang dibahas dengan harapan dapat menjadi

masukan sebagai tindak lanjut dari penelitian ini.


21

DAFTAR PUSTAKA SEMENTARA

Abdul Kadir, Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum. Bandung: PT. Citra
Aditya Bakti, 2004
Al-Qolyubi & ‘Umairah, trans. Hasyiyata al-Qolyubi wa ‘Umairah, Mesir:
Maktabah Taufiqiyyah, 2015.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta, 2010.
Auda, Jasser. Membumikan Hukum Islam Melalui Maqasid Syariah, terj. (Jakarta:
Mizan, 2015.
Auda, Jasser. al-Maqasid untuk Pemula, terj. Ali Abdelmon’im (Yogyakarta:
Suka Press, 2013.
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur'an Dan Terjemahan, Edisi revisi.
Semarang: PT. Kumudasmoro Grafindo, 1994.
Dewan Syari’ah Nasional Majelis Ulama Indonesia, Himpunan Fatwa Keuangan
Syari’ah, Jakarta: Penerbit Erlangga, 2014.
Kamaruddin. “Analisis Potensi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Berbasis
Masjid Di Kota Banda Aceh” dalam Jurnal Ilmiah Islam Futura, Vol. 13.
No. 1, Agustus 2013.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), “Kamus versi online/daring (dalam
jaringan)”, Diakses 13 Juni 2020, https://kbbi.web.id/manfaat.
M. Abdzar D. “Revitalisasi Peran Masjid Sebagai Basis Dan Media Dakwah
Kontemporer” dalam Jurnal Dakwah Tabligh, Vol. 13, No. 1, Juni 2012.
Meilani, Cindi. “Tinjauan Hukum Islam Tentang Praktek Peminjaman Uang Kas
Majlis Ta’Lim Untuk Pemberdayaan Masyarakat (Studi Di Majlis Ta‟Lim
Masjid Al-Hilal Desa Bumirejo Kecamatan Pagelaran Kabupaten
Pringsewu)”. Skripsi, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung,
2019.
Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2014.
Nur Baits, Ammi. “Ahliyah at-Tasharruf”, Diakses 13 Juni 2021,
https://yufidia.com/2562-ahliyah-at-tasharruf.html.
22

Nurnazli, “Penerapan Kaidah Maqâshid Syariah Dalam Produk Perbankan


Syariah”. Ijtimaiyya: Jurnal Pengembangan Masyarakat Vol. 7, No. 1,
(2014): 44-63.
Ramdani Nur F, Husni. “Efektivitas Pendayagunaan Dana Zakat Infaq Shadaqah
Perspektif Maqashid Syariah Studi Pada Dompet Peduli Umat Daarut
Tauhiid (Dpu-Dt) Yogyakarta”. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Islam
Indonesia, 2018.
Rusina, Yenny. “Pengelolaan Dana Masjid Al-Jihad Banjarmasin Untuk
Pemberdayaan Ekonomi Perspektif Maqâshid Asy-Syarî’ah”, Tesis,
Universitas Islam Antasari Banjarmasin, 2020.
Sabil, Ibnu. Peran Mesjid Dalam Lintasan Sejarah, Jakarta: Logos, 2002.
Saleh, al-Fauzan, Fiqih Sehari-hari, Jakarta: Gema Insani Press, 2005
Satori, Djam’an dan Aan Komariah. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:
Alfabeta, 2017
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D, Bandung: Alfabeta, 2014
Syukri Nur, Muhammad. Tinjauan Pustaka Sistematis. Klaten: Penerbit Lakeisha,
2020.
Zubaidah, Siti. “Analisis Dana Non Halal Dalam Pembiayaan Qordhul Hasan
Perspektif Maqashid Al-Syari’ah”. Skripsi. Lampung: Fakultas Syari’ah Uin
Raden Intan, 2018
19

Anda mungkin juga menyukai