Laporan Pendahuluan & Askep Fraktur Maksila Dan Frontalis-1
Laporan Pendahuluan & Askep Fraktur Maksila Dan Frontalis-1
I. Konsep Medis
A. Defenisi
Fraktur adalah hilangnya atau putusnya kontinuitas jaringan
keras tubuh. Fraktur maksilofasial adalah fraktur yang terjadi pada
tulang-tulang wajah yaitu tulang nasoorbitoethmoid, temporal,
zygomatikomaksila, nasal, maksila, dan juga mandibula (Muchlis, 2011)
Fraktur adalah hilangnya atau putusnya kontinuitas jaringan
keras tubuh.
Fraktur maksilofasial adalah fraktur yang terjadi pada tulang-
tulang wajah yaitu tulang nasoorbitoetmoid, tulang
zigomatikomaksila, tulang nasal, tulang maksila, dan juga tulang
mandibula (Japardi, 2014).
B. Etiologi
C. Patofisiologi
F. Pemeriksaan Penunjang
a. Rontgen, untuk mengetahui lokasi dan luas cedera
b. CT Scan
c. MRI
d. Arteriogram
e. Pemindaian tulang
f. Pemeriksaan Laboratorium lengkap (Darah lengkap, kreatinin)
untuk persiapan operasi. (Suratun, Heryati, Manurung, & Raenah,
2008)
G. Penatalaksanaan
a. Fraktur bagian kepala femur : ORIF
b. Fraktur bagian badan femur :
1) Bidai traksi untuk mengurangi nyeri dan kehilangan darah
2) Topang dengan bantuan kruk, Touch-down weight bearing selama 1 sampai
4 minggu, hindari berjalan sampai 16 minggu. (Kurniati, Trisyani, & Theresia,
2018)
H. Pathway
II. Konsep Keperawatan
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama, umur (usia lebih dari 50 tahun beresiko terkena Ca mamae),
jenis kelamin (jenis kelamin perempuan sangat beresiko terkena Ca
mammae dibandingkan dengan laki-laki), agama, pendidikan, alamat, No.
RM, pekerjaan, status perkawinan (wanita yang belum menikah memiliki
resiko untuk terkena Ca Mamae) tanggal MRS, tanggal pengkajian, dan
sumber informasi.
2. Riwayat Kesehatan
a. Diagnosa Medik : Fraktur
b. Keluhan Utama :
Jelaskan secara singkat keluhan utama pasien.
c. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan ssebab dari
fraktur, yang nantinya membantu dan membuat rencana tindakan
pasien. Ini bisa berupa kronologi terjadinya penyakit tersebut sehingga
nantinya bisa menentukan kekuatan yang terjadi dan bagian tubuh mana
yang terkena. Selain itu, dengan mengetahui mekanisme terjadinya
kecelakaan bisa diketahui luka kecelakaan yang lain.
d. Riwayat Kesehatan Terdahulu
Pada pengkajian ini ditemukan kemungkinan penyebab fraktur dan
memberi petunjuk berapa tulang tersebut akan kembali menyambung.
Penyakit – penyakit tertentu seperti kanker dan penyakit paget’s yang
menyebabkan fraktur patologis yang sering sulit untuk menyambung.
Selain itu penyakit diabetes dengan luka sangat beresiko terjadinya
osteomelytis akut maupun kronikdan juga diabetes menghambat proses
penyembuhan luka.
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Penyakit keluarga berhubungan dengan penyakit tulang merupakan
salah satu faktor predisposisi terjadinya fraktur, seperti diabetes,
osteoporosis yang sering terjadi pada beberapa keturunan, dan kanker
tulang yang cenderung diturunkan secara genetik.
3. Pengkajian Keperawatan
a. Persepsi Kesehatan & Pemeliharaan Kesehatan
Biasanya klien menganggap benjolan di payudara adalah hal yang biasa
dan tidak perlu untuk dibawa ke dokter
b. Pola Nutrisi/metabolic
Biasanya klien mengalami gangguan dalam pemenuhan nutrisi karena
klien susah makan dan akibatnya klien tidak dapat memenuhi
kebutuhan nutrisinya. Adanya penurunan berat badan
c. Pola Eliminasi
BAB dan BAK klien lebih sedikit dari biasanya karena klien sulit
makan
d. Pola Aktivitas & Latihan (saat sebelum sakit dan saat di RS)
Adanya gangguan dalam melakukan aktivitas sehari-hari karena adanya
rasa nyeri pada payudara
B. Diagnosa
1.
2. Fdf
3. Dgdfgf
4. Fgfggr
C. Intervensi Keperawatan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetik
2 L.09093 I.09314
D.0080 Tingkat Ansietas Reduksi Ansietas
Ansietas Dilakukan asuhan Observasi:
Subjektif keperawatan 1x24 jam 1. Identifikasi saat tingkat
1. Merasa bingung diharapkan ansietas ansietas
2. Merasa khawatir dapat menurun dengan 2. Identifikasi kemampuan
dengan akibat dari kriteria hasil: mengambil keputusan
kondisi yang 1. Verbilisasi 3. Monitor tanda-tanda
kebingungan ansietas
dihadapi menurun Terapeutik:
3. Sulit 2. Verbilisasi khawatir 1.Ciptakan suasana
berkonsentrasi akibat kondisi yang terapeutik untuk
dihadapi menurun menumbuhkan
Objektif: 3. Perilaku gelisah kepercayaan
1. Tampak gelisah menurun 2.Temani pasien untuk
2. Tampak tegang 4. Perilaku tegang mengurangi kecemasan
3. Sulit tidur menurun 3. Gunakan pendekatan
yang tenang dan
meyakinkan
Edukasi:
1. Anjurkan keluarga
untuk tetap bersama
pasien
2. Anjurkan
mengungkapkan
perasaan dan presepsi
3. Latih teknik relaksasi
3 D.0056 L.05047 I.05178
Intoleransi Aktivitas Toleransi Aktivitas Manajemen Energi
Edukasi:
1. Jelaskan kepada
keluarga tentang
perawatan perubahan
citra tubuh
2. Anjukan menggunakan
alat bantu (mis;
pakaian).
D. Implementasi
Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncakan dalam
rencana perawat. Tindakan keperawatan mencakup tindakan mandiri
(independen) dan tindakan kolaborasi. (Wartonah & Tarwoto, 2015)
Implementasi adalah fase ketika perawat mengimplementasikan
intervensi keperawatan. Implementasi terdiri atas melakukan dan
mendokumentasikan tindakan yang merupakan tindakan keperawatan
khusus yang diperlukan untuk melaksanakan intervensi. (Kozier, Erb,
Berman, & Snyder, 2011)
E. Evaluasi
Perawat mengevaluasi keberhasilan intervensi. Perawat harus
mempersiapkan untuk mengubah recana jika tidak berhasil. (Widianti A. T.
& Saryono, 2011)
Evaluasi merupakan evaluasi intervensi keperawatan dan terapi dengan
membandingkan kemajuan klien dengan tujuan dan hasil yang diinginkan
dan rencana asuhan keperawatan. (Kozier, Erb, Berman, & Snyder, 2011).
Evaluasi di susun menggunakan SOAP dimana:
S (Subjek ) : Ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara
subjektif oleh keluarga setelah diberikan implementasi keperawatan.
O (Objektif) : Keadaan objektif yang dapat didentifikasi oleh perawat
menggunakan pengamatan yang objektif.
Assesment) : Analisis perawat setelah mengetahui respon subjektif dan
objektif
P (Planing) : Perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan
analisis.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Tanggal Masuk RS : 17 September 2022
Tanggal Pengkajian : 17 September 2022
No. Rekam Medik : 40.67.99
Diagnosa Medis : Fraktur Terbuka Maxila dan frontalis
Tanggal Post Operasi : 19 September 2022
1. Data umum pasien
Nama :TN “R”
Umur : 43 Tahun
Jenis kelamin : Laki - laki
Agama : Islam
Suku : Bugis
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Takalar
Status pernikahan : Menikah
2. Informan / Keluarga
Nama : Tn “M”
Umur : 58 Tahun
Jenis kelamin : Laki - laki
Hubungan dengan keluarga : Saudara
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Nyeri di seluruh area kepala
2. Riwayat Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri pada area kepala akibat kecelakaan motor yang
dialami sejak 4 hari yang lalu.
3. Riwayat penyakit / gejala yang pernah dialami
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit seperti ini
sebelumnya.
4. Riwayat Opname
Pasien mengatakan tidak pernah masuk rumah sakit. Ini pertama kali
pasien masuk Rumah Sakit
5. Pernah Operasi
Tidak perna opeasi sebelumnya.
6. Riwayat Kesehatan Sekarang
Awalnya pasien mengalami kecelakaan bertabrak motor sejak 4 hari
yang lalu. Setelah kecelaan pasien dibawah ke puskesmas di Takalar.
Setelah 1 hari dirawat dipuskesmas pasien meminta pulang kerumah
karena merasa sudah baikan. 2 hari setalah pasien ada di rumah, pasien
merasakan nyeri pada area kepala, pasien merasa pusing yang
berlebihan, tampak kedua mata melebam dan pipi serta dagu
membengkak, akhirnya pasien dibawah ke UGD RS Labuang Baji.
7. Riwayat Alergi
Pasien mengatakan tidak ada alergi makanan ataupun obat-obatan.
8. Riwayat Medikasi
Pasien mengatakan tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan rutin.
13. Nervus
a. Nervus I
Pasien dapat membedakan bau minyak kayu putih dan bau kopi
b. Nervus II
Pasien berkacamata dengan mines 3
c. Nervus III
Ada reaksi pupil terhadap cahaya
d. Nervus IV
Bola mata bergerak kesegala arah
e. Nervus V
Pasien merasakan sensasi sensasi sentuhan ringan pada area wajah
Ada kontraksi otot temporalis dan maseter
Ada refleks kornea
f. Nervus VI
Bola mata bergerak ke segala arah
g. Nervus VII
h. Pasien mampu mengangkat kedua alis, mampu mengerutkan dahi,
mampu menutup mata dengan rapat, dapat memperlihatkan gigi,
dapat tersenyum dan mengembungkan pipi
i. Nervus VIII
Uji tes rinne dan Weber Normal
j. Nervus IX
Pasien mampu menelan
k. Nervus X
Pasien mampu mengeluarkan suara
Palatum durum naik saat pasien mengatakan AHHH
Pasien bisa merasakan reflesk muntah
l. Nervus XI
Pasien mampu mengangkat bahu dan memalingkan kepala ke kiri
dan ke kanan.
m. Nervus XII
Lidah dapat bergerak kesegala arah dan artikulasi suara jelas.
a. Tanda – tanda Vital
Keadaan Umum pasien : Lemah
Kesadaran : Compos Mentis (E=4, M=5, V=6)
Tekanan Darah : 129/88
Nadi : 98
Pernapasan : 20
Suhu : 37oC
b. Pemeriksaan Laboratorium
Jenis
Hasil Rujukan
Pemeriksaan
RBC 5.11 106µL 4.50 – 5.90
HGB 15.7 g/dL 14.0 – 17.5
HCT 45.8 % 41.5 – 5-.4
MCHC 34.3 g/dL 33.4 – 35.5
RDW-CV 12.8 % 11.4 – 14.6
PLT 313 103/ µL 172 – 450
PCT 0.28 % 0.17 - 450
PDW 13.6 µm3 9.7 – 17.0
P-LCC 72 103/ µL 44 – 100
WBC 6.81 103/ µL 4.11 – 11.30
NEU 12.85 1.80 – 7.70
LIC 0.21 H* 0.00 – 0.10
A. Terapi
1. Ceftrixone 1g/12 jam/IV
2. Ketolorak 1 amp/ 8 jam / IV
3. Asam Tranexamat/ 8 jam/IV
4. Ranitidine 1amp/8 jam/IV
E. PATOFISIOLOGI KEPERAWATAN
ANALISA DATA
Nyeri akut
DS : Fraktur Gangguan mobilitas
- Klien mengatakan nyeri fisik
akibat kecelakaan yang Perubahan letak
dialami
- Klien mengatakan nyeri fragmen/depormitas
saat balik kanan dan kiri
DO :
Kelemahan/ kehilangan
- Klien Nampak sulit
fungsi gerak
untuk membuka mata
- klien Nampak sulit
bergerak dan melakukan Gerak terbatas
aktivitas
Subjektif Observasi
Edukasi
5. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
6. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
7. Anjurkan monitor
nyeri secara mandiri
8. Anjurkan
penggunaan
analgetik secara
tepat
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetik
Edukasi:
3. Ajarkan mobilisasi
sederhana yang harus
dilakukan (mis: duduk di
tempat tidur, pindah dari
tempat tidur ke kursi roda)
Nama : Tn “R” No Medical Record : 406799
Umur : 43 Tahun Diagnosa Medis : Fraktur Terbuka Maxila dan Frontalis
Jenis Kelamin : Laki-laki Ruang Rawat : Mamminasa Baji
Tanggal
Diagnosa Impelementasi Evaluasi
Jam
Senin Nyeri akut b.d agen Observasi S : Klien mengatakan masih
19/9/2022 injuri fisik (tindakan merasakan nyeri
21:30 operasi). 1. Mengidentifikasi lokasi , karakteristik,durasi, O : Klien tampak meringis
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri P : Saat bergerak atau
melakukan aktivitas
2. Mengidentifikasi skala nyeri Q : Nyeri tertusuk-
3. Mengidentifikasi respon nyeri non verbal tusuk
R : Kepala
4. Memonitor efek samping penggunaan S : skala 5
analgetik T: Hilang Timbul
Edukasi
Kolaborasi
1.
Senin Gangguan mobilitas Observasi:
19/9/2022 fisik berhubungan S : Klien mengatakan masih
22:00 dengan gangguan 1 Mengidentifikasi adanya nyeri atau keluhan sulit untuk bergerak
muskoloskeletal fisik lainnya
O :- Pergerakan klien
2 Mengidentifikasi toleransi fisik melakukan tampak masih terbatas
pergerakan - klien nampak sulit
membuka mata
Terapeutik:
A : Gangguan mobilitas fisik
1. Memfasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat belum teratasi
bantu (mis: pagar tempat tidur)
P : Intervensi di lanjutkan
2. Melibatkan keluarga untuk membantu pasien
dalam meningkatkan pergerakan
Edukasi:
Edukasi
Kolaborasi
Edukasi:
Edukasi
Kolaborasi