Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN INDVIDU

ASUHAN KEPERAWATAN NGANGGUAN


PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA AMAN &
NYAMAN PADA TN “H” DI RUANG MAMMINASA
BAJI RSUD HAJI MAKASSAR

Oleh:
SURIANTI
NS0622044

CI Lahan CI Institusi

( ) (Ernawati, S.Kep.,Ns.,M.Kes)
NIP: 19720725 199303 1 005 NIDN:

PROGRAM STUDI NERS ANGKATAN XVIII


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
NANI HASANUDDIN MAKASSAR
2022
1.1 Laporan Pendahuluan
1.1.1 Konsep Kebutuhan Dasar Manusia
Kebutuhan menyatakan bahwa setiap manusia memiliki lima
kebutuhan dasar yaitu: kebutuhan fisiologis, keamanan, cinta, harga
diri, dan aktualisasi diri (Potter dan Patricia,1997). Manusia memiliki
kebutuhan dasar yang bersifat heterogen. Setiap orang pada dasarnya
memiliki kebutuhan yang sama, akan tetapi karena budaya, maka
kebutuhan tersebutpun ikut berbeda. Dalam memenuhi kebutuhan
manusia menyesuaikan diri dengan prioritas yang ada. (ns kasieti,
2016)
Kebutuhan fisiologis, merupakan kebutuhan paling dasar dan
memiliki prioritas tertinggi dalam kebutuhan Maslow. Kebutuhan
fisiologis merupakan hal yang mutlak harus terpenuhioleh manusia
untu k bertahan hidup. Kebutuhan tersebut terdiri dari pemenuhan
oksigen dan pertukaran gas, kebutuhan cairan (minuman), nutrisi
(makanan), eliminasi, istirahat dan tidur, aktivitas, keseimbangan
suhu tubuh, dan kebutuhan seksual, kebutuhan kedua adalah
Kebutuhan rasa aman dan perlindungan yang dibagi menjadi
perlindungan fisik dan perlindungan psikologis. Perlindungan fisik
meliputi perlindungan atas ancaman terhadap tubuh atau hidup seperti
penyakit, kecelakaan, bahaya dari lingkungan dan sebagainya,
sedangkan perlindungan psikologis, yaitu perlindungan atas ancaman
dari pengalaman yang baru dan asing. Misalnya, kekhawatiran yang
dialami seseorang Ketika masuk sekolah pertama kali, karena merasa
terancam oleh keharusan untuk berinteraksi dengan orang lain dan
sebagainya. Kebutuhan rasa cinta dan kasih sayang yaitu kebutuhan
untuk memiliki dan dimiliki, antara lain memberi dan menerima kasih
sayang, kehangatan, persahabatan, mendapat tempat dalam keluarga,
kelompok sosial, dan sebagainya, kebutuhan akan harga diri maupun
perasaan dihargai oleh orang lain kebutuhan ini terkait, dengan
keinginan untuk mendapatkan kekuatan, meraih prestasi, rasa percaya
diri dan kemerdekaan diri. Selain itu, orang juga memerlukan
pengakuan dari orang lain, dan yang terakhir/ke lima kebutuhan
aktualiasasi diri, merupakan kebutuhan tertinggi dalam hierarki
Maslow, berupa kebutuhan untuk berkontribusi pada orang
lain/lingkungan serta mencapai potensi diri sepenuhnya. (ns kasieti,
2016).
1.1.2 Defenisi gangguan rasa aman dan nyaman
Rasa aman didefinisikan oleh Maslow dalam Potter & Perry
(2006) sebagai sesuatu kebutuhan yang mendorong individu untuk
memperoleh ketentraman, kepastian dan keteraturan dari keadaan
lingkungannya yang mereka tempati. Keamanan adalah kondisi bebas
dari cedera fisik dan psikologis (Ruminem, 2021)
Kenyamanan atau rasa nyaman adalah suatu keadaan setelah
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan
ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-
hari), kelengan (kebutuhan telah terpenuhi), dan transsenden (keadaan
tentang sesuatu yang melebihi masalah dan nyeri). Kenyamanan
harus dipandang secara holistic yang yang mencakup empat aspek
yaitu:
a. Fisik, berhubungan dengan sensasi tubuh.
b. Sisoal, berhubungan interpersonal keluarga, da sosial.
c. Psikososial, berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri
sendri yang meliputi harga diri, seksualitas, dan makna kehidupan
d. Lingkungan, berhubungan dengan latar belakang pengalaman
eksternal manusia seperti cahaya, bunyi, temperature, warna, dan
ungsur alamiah lainnya.(Wahyudi, 2016). 
Berbagai teori keperawatan menyatakan kenyamanan sebagai
kebutuhan dasar klien yang merupakan tujuan pemberian asuhan
keperawatan. Konsep kenyamanan mempunyai subjektifitas yang
sama dengan nyeri. Setiap individu memiliki karakteristik fisiologis,
sosial, spiritual, psikologis, dan kebudayaan yang mempengaruhi cara
mereka menginterpretasikan dan merasakan nyeri. Setiap individu
memiliki karakteristik fisiologis, sosial, spiritual, psikologis, dan
kebudayaan yang mempengaruhi cara mereka menginterpretasikandan
merasakan nyeri (Ruminem, 2021)
Gangguan rasa nyaman adalah perasaan kurang senang, lega dan
sempurna dalam dimensi fisik, psikospiritual, lingkungan dan
emosional. (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016).
Dalam meningkatkan kebutuhan rasa nyaman diartikan perawat
lebih memberikan kekuatan, harapan, dorongan, hiburan, dukungan,
dan bantuan. (Wahyudi, 2016).
1.1.3 Patifisiologi (patoflow)

Trauma Agen pencedera


peradangan, trauma fisiologis
psikologis

Melaporkan nyeri Menunjukkan


Menunjukkan
secara verbal dan kerusakan
muka dengan
non verbal
ekspresi nyeri

Gangguan tidur, Tekanan darah


gelisah meningkat, nadi
Posisi berhati-hati meningkat

Merintih, nafas
panjang, mengeluh

Nyeri akut

1.1.4 Pemeriksaan penunjang


a. Pemeriksaan USG untuk data penunjang apabila ada nyeri tekan
abdomen
b. Rotgen untuk mengetahui tulang atau organ dalam yang
abnormal
c. Pemeriksaan laboratorium sebagai data penunjang pemeriksaan
lainnya.
d. CT-scan (cidera kepala) untuk mengetahui adanya pembuluh darah
yang pecah diotakk
1.1.5 Penatalaksanaan Medis terbaru
a. Relaksasi
Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari
ketegangan dan stress. Teknik relaksasi memberikan individu
control Ketika menjadi rasa tidak nyaman atau nyeri stress fisik
dan emosi pada nyeri. Dalam imajinasi terbimbing klien
menciptakan kesan dalam pikiran, berkonsentrasi pada kesan
tersebut sehingga secara bertahap dapat mengurangi rasa nyerinya.

b. Teknik imajinasi
Biofeedback merupakan terapi perilaku yang dilakukan dengan
memberikan individu informasi tentang respon fisiologis misalnya
tekanan darah. Hypnosis diri dapat mebantu mengubah presepsi
nyeri melalui pengaruh sugesti positif dan dapat mengurangi
ditraksi. Mengurangi presepsi nyeri adalah suau cara sederhana
untuk meningkatkan rasa nyaman dengan membuang atau
mencegah stimulus nyeri.
c. Teknik distraksi
Teknik distraksi adalah pengalihan dri fokus perhatian terhadap
nyeri kestimulus yang lain. Ada beberapa jenis distraksi yaitu
distraksivisual (melihat pertandingan, menonton televisi, dll),
distraksi pendengaran (menengarkan music, suara gemaricik
udara), distraksi pernafasan (pernafasan ritmik), distraksi
pernafasan (bernafas ritmik), distraksi intelektual (bermain kartu).
d. Terapi dengan pemberian analgesic
Peberian obat analgesic sangat membantu dalam manajemen
nyeri seperti pemberian obat analgesic non opioid (aspirin,
ibuprofen) yang bekerja pada syaraf perifer didaerah luka dan
menurunkan tingkat inflamasi, dan analgesic opioid (morfin,
kodein) yang dapat meningkatkan mood dan perasaan pasien
menjadi lebih nyaman walaupun terdapat nyeri.
e. Immobilisasi
Biasanya pasien tidur di spilint yang biasanya diterpkan pada
saat kontraktur atau terjadi ketidak seimbangan otot dan mencegah
penyakit baru seperti decubitus.
1.1.6 Konsep Tindakan Keperawatan yang Diberikan
a. Pengkajian
Pengkajian meluputi:
1) Data umum pasien : nama, umur, jenis kelamin, agama, suku,
Pendidikan, pekerjaan, status pernikahan, alamat, nomor rekan
medis, diagnose medis, tanggal masuk rumah sakit dan tanggal
pengkajian.
2) Riwayat Kesehatan:
a) Keluhan utama
Yaitu keluha utama pasien saat masuk rumah sakit dan
saat dikaji. Pasien mengeluh nyeri, dilanjutkan dengan
Riwayat kessehatan sekarang, dan Kesehatan sebeumnya.
(Wahyudi, 2016).
b) Riwayat keluhan utama (P, Q,R,S,T).
pengkajian nyeri yang fatal dan tepat dibutuhkan untuk
menetapkan data dasar, menegakkan diagnosisis
keperawatan yang tepat, menyeleksi terapi yang cocok,
dan mengevaluasi respon klien terhadap terapi.keuntungan
pengkajian nyeri bagi klien adalah nyeri bagi klien adalah
nyeri dapat diidentifikasi, dikenali sebagai suatu yang
nyata, dapat diukur, dan dapat dijelaskan serta digunakan
untuk mengevaluasi perawatan.(Andarmoyo, 2017).
c) Riwayat penyakit yang pernah dialami.
d) Riwayat Kesehatan sekarang pengkajian nyeri biasanya
dilakukan dengan konsep PQRST.
P : provokatif, suatu yang mencetus terjadinya nyeri.
Q : Quality, kualitas nyeri apakah seperti ditusuk-
tusuk, ditekan benda berat dan lain-lain.
R : Ragion, tempat atau lokasi nyeri
S : skala, nyeri tingkat nyeri pasien (0=tidak nyeri, 1-3=
nyeri ringan, 4-5=nyeri sedang, 7-9=nyeri berat, 10 nyeri
sedang, 10 nyeri sangat berat).
T : Time, yaitu waktu terjadinya nyeri.
e) Riwayat alergi, Riwayat medikasi sebelumnya dan tingkat
kesadaran pasien saat dilakukan pengkajian.
3) kebutuhan dasar
b. diagnose
1) gangguan rasa nyaman berhubungan dengan penyakit, perasaan
kurang senang, lega dan sempurna dalam dimensi fisik,
psikospiritual, lingkungan dan social.(Tim Pokja SDKI DPP
PPNI, 2016)
1) resiko infeksi berhubungan dengan kerusakan integritas
kulit, resiko mengalami peningkatan terserang organisme
patogenik. (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016)
2) Gangguan integritas kulit dermis, epidermis atau jaringan
(Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016)
c. Intervensi
Rencana Tindakan Keperawatan
N Diagnosa
o Keperawatan Tujuan dan
Intervensi Rasional
Kriteria Hasil

1 2 3 4 5
1 Gangguan Setelah dilakukan Terapi Relaksasi 1. Mengetahui
rasa nyaman tindakan 1. Identifikasi teknik efektifitas dalam
keperawatan 3x relaksasi yang menurunkan
24 jam pernah digunakan nyeri
diharapkan 2. Penggunaan
2. Monitor respon
gangguan rasa terapi relaksasi
terhadap terapi
nyaman dapat yang diterapkan
relaksasi
teratasi dengan mampu
3. Ciptakan
kriteria hasil: mengurangi nyeri
lingkungan yang
Status 3. Lingkungan yang
tenang dan tanpa
Kenyamanan tenang dapat
gangguan
1. Mengeluh tidak memingkatkan
dengan pencahaya
nyaman rasa nyaman
an dan suhu ruang
berkurang/hilang 4. Untuk
yang nyaman
2. Tidak gelisah mengurangi rasa
4. Gunakan relaksasi
3. Mengeluh sulit nyeri
sebagai stategi
tidur berkurang/ 5. Tehnik relaksasi
penunjang dengan
hilang sesuai dengan
analgetik atau
4. Merasa rileks kemampuan
Tindakan medis
pasien dan
lain
efektifitasnya
5. Jelaskan tujuan,
6. Rasa nyeri dapat
manfaat, batasan
berkurang/teralih
dan jenis relaksasi
kan
yang tersedia
6. Anjurkan sering
mengulangi dan
melatih teknik
yang dipilih
2 resiko infeksi Setelah dilakukan
b.d kerusakan tindakan
integritas kulit keperawatan 3x
24 jam
diharapkan
gangguan rasa
nyaman dapat
teratasi dengan
kriteria hasil:
3 Gangguan Setelah dilakukan 1. Identifikasi 1. Gangguan
integritas tindakan penyebab integritas kulit
kulit/jaringan keperawatan 3x gangguan dapat terjadi
24 jam integritas karena perubahan
diharapkan kulit/jaringan sirklulasi,
gangguan rasa 2. Gunakan produk perubahan
nyaman dapat berbahan nutrisi,
teratasi dengan petrolium atau penurunan
kriteria hasil: minyak pada kulit kelembaban dan
Integritas kulit 3. Hindari produk penurunan
dapat meningkat berbahan dasar mobilitas
1. Elastisitas alkohol 2. Untuk menjaga
meningkat 4. Anjurkan minum kelembaban kulit
2. Kerusakan air yang cukup 3. Produk berbahan
jaringan dasar alkohol
menurun dapat mengiritasi
3. Nyeri menurun kulit
4. Kemerahan 4. Menjaga status
menurun hidrasi kulit
5. Perdarahan
menurun
d. Implementasi
Terapi nyeri membutuhkan pendekatan secara
personal, mungkin lebih pada penanganan masalah klien
yang lain. Perawat, klien, dan keluarga merupakan mitra
kerja sama dalam melakukan tindakan untuk mengatasi nyeri
(Potter & Perry, 2010). Implementasi adalah pelaksanaan
dari rencana keperawatan untuk mencapai tujuan yang
spesifik. Tahap implementasi dimulai setelah rencana
keperawatan disusun dan ditujukan untuk membantu klien
mencapai tujuan yang diharapkan. Tujuan dari implementasi
adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan yang mencakup peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan memfasilitasi
koping. Perencanaan keperawatan dapat dilaksanakan dengan
baik jika klien mempunyai keinginan untuk berpartisipasi
dalam implementasi keperawatan (Nursalam, 2009).
e. Evaluasi
Evaluasi keperawatan adalah tahap akhir dari proses
keperawatan untuk mengukur respon klien terhadap tindakan
keperawatan dan kemajuan respon klien kearah pencapaian
tujuan (Potter & Perry, 2010). Menurut Dinarti, Aryani, R,
Nurhaeni, H., Chairani (2013), evaluasi asuhan keperawatan
didokumentasikan dalam bentuk SOAP ( subjektif,
objektif, assesment, planning ). Komponen SOAP yaitu S
( subjektif) dimana perawat menemukan keluhan klien yang
masih dirasakan setelah dilakukan tindakan. O ( objektif )
adalah data yang berdasarkan hasil pengukuran atau
observasi klien secara langsung dan dirasakan setelah
selesai tindakan keperawatan. A ( assesment) adalah
kesimpulan dari data  subjektif dan objektif (biasanya
ditulis dalam bentuk masalah keperawatan). P ( planning) 
adalah perencanaan keperawatan yang akan dilanjutkan
dihentikan, dimodifikasi atau ditambah dengan rencana
kegiatan yang sudah ditentukan sebelumnya. Evaluasi pada
gangguan rasa nyaman:
1) Gangguan rasa nyaman
a) Klien mengeluh tidak nyaman berkurang atau hilang
b) Klien tampak tidak gelisah
c) Klien tidak mengeluh sulit tidur
d) Klien merasa rileks
2) Nyeri Akut
a) Klien mengatakan nyeri berkurang (0-3)
b) Klien tidak meringis
c) Klien tidak gelisah
d) Klien tidak mengalami kesulitan tidur
e) Frekuensi Nadi dalam rentang normal (80-100
x/menit)
3) Nyeri Kronis
a) Klien mampu melaporkan nyeri terkontrol
b) Klien mampu mengenali penyebab nyeri
c) Klien mampu menggunakan teknik nonfarmakologi
Daftar Pustaka

Andarmoyo, S. (2017). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Ar-Ruzz.

Barbara, C. L. (2015).  Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan


Proses Keperawatan). Yayasan IAPK.

Black, J. dan J. H. H. (2014).  Keperawatan Medikal Bedah  (8th ed.). PT


Salemba Medika.

Dinarti, Aryani, R, Nurhaeni, H., Chairani, R. dan T. (2013).


Dokumentasi Keperawatan. CV Trans Info Medika.

Mutttaqin, Arif dan Sari, K. (2011). Gangguan Gastrointestinal:


Aplikasi Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Salemba Medika.

Potter & Perry. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Buku 3 (7th


ed.). EGC.

Smeltzer, S. C. dan B. B. (2002).  Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah


Brunner and Suddarth (8th ed.). EGC.

Tamsuri, A. (2007). Konsep dan Pelaksanaan Nyeri. EGC.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan


Indonesia, Definisi dan Indikator Diagnostik (1st ed.). DPP PPNI.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan


Indonesia,Definisi dan Tindakan Keperawatan (1st ed.). DPP PPNI.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan


Indonesia, Definisi dan Kriteria Hasil . DPP PPNI.

Wahyudi, A. S. dan A. W. (2016).  Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar .


Mitra Wacana Media.

ang terkait dengan perencanaan tersebut

Anda mungkin juga menyukai