Anda di halaman 1dari 6

Om Swastyastu,selamat pagi tutor dan teman teman,ijin untuk menanggapi diskusi sesi 2 diatas

mengenai:

Menurut Rekan, dalam pengambilan keputusan dimana peluang kemungkinannya tidak


diketahui, apa yang rekan2 jadikan pertimbangan dalam mengambil keputusan tersebut? berikan
contohnya keputusan yang telah diambil

Tanggapan diskusi:

Pengertian keputusan:

Keputusan adalah proses penelusuran masalah yang berawal dari latar belakang masalah,
identifikasi masalah hingga kepada terbentuknya kesimpulan atau rekomendasi (Fahmi, 2013).

Pengertian teori keputusan:

Teori keputusan merupakan pendekatan analitik untuk memilih alternatif terbaik atau cara
terbaik untuk bertindak. Ini digunakan secara luas bukan saja didalam manajemen produksi dan
operasional seperti analisis produk baru, tetapi juga digunakan untuk analisis apa saja yang
berkaitan dengan pengambilan keputusan manajerial.

Ada empat teori keputusan:

1. Pengambilan keputusan di bawah kondisi kepastian. Dalam hal ini pengambil keputusan
mengetahui dengan pasti konsekuensi atau hasil dari setiap alternatif keputusan yang
dipilih. Sebagai contoh pengambil keputusan mengetahui dengan pasti bahwa Rp. 1 juta
disimpan didalam rekening bank akan menambah Rp. 1 juta pada neraca pembukuannya.
2. Pengambilan keputusan dibawah risiko. Pengambil keputusan mengetahui kemungkinan
(probabilitas) akan terjadinya suatu kejadian atau konsekuensi dari tiap pilihan. Contoh :
kemungkinan terjadi hujan esok adalah 0.3 atau 30 persen.
3. Pengambilan keputusan di bawah ketidakpastian Pengambil keputusan tidak mengetahui
probabilitas kejadian yang akan terjadi untuk tiap alternatif. Misalnya Mr. X yang akan
menjadi presiden pada pemilihan umum yang akan datang tidak diketahui
probabilitasnya.
4. Pengambilan keputusan dengan hierarki (Analytical Hierarchy Process dari THOMAS
SAATY) Pengambilan keputusan dengan hierarki disini didasarkan atas prioritas, dimana
penyusunan prioritas itu memuat tiga prinsip: prinsip menyusun hierarki, prinsip
menetapkan prioritas dan prinsip konsistensi lojik.

Pengambilan keputusan dalam kondisi tidak pasti:

Pengambilan keputusan dalam kondisi tidak pasti (Decision Making Under Certainty) adalah
pengambilan keputusan dimana terjadi hal-hal berikut :
 Tidak diketahui jumlah dan kemungkinan munculnya kondisi tersebut.
 Pengambilan keputusan tidak dapat menentukan probabilitas terjadinya berbagai kondisi
atau hasil yang keluar. Yang diketahui hanyalah kemungkinan hasil suatu tindakan,tetapi
tidak dapat
 Diprediksi berapa besar probabilitas setiap hasil tersebut. Pengambil keputusan tidak
mempunyai pengetahuan atau informasi lengkap
 Mengenai peluang terjadinya bermacam-macam keadaan tersebut. Hal yang akan
diputuskan biasanya relatif belum pernah terjadi.

Tingkat ketidakpastian keputusan semacam ini dapat dikurangi dengan beberapa cara antara lain
:

a) Mencari informasi lebih banyak


b) Melalui riset atau penelitian
c) Menggunakan probabilitas subjektif

Kondisi tidak pasti adalah suatu keadaan yang memenuhi beberapa syarat,yaitu sebagai berikut :

a) Ada beberapa alternatif tindakan yang fisibel (dapat dilakukan)


b) Nilai probabilitas masing-masing kejadian tidak diketahui.
c) Memiliki Pay-off sebagai hasil kombinasi suatu tindakan dan kejadian tidak pasti.

Teknik Penyelesaian Pengambilan Keputusan Dalam Kondisi Tidak Pasti.

Ada beberapa kriteria dalam pengambilan keputusan dalam kondisi tidak pasti, yaitu :

1) Kriteria Maximax
Pengambil keputusan dianggap sangat optimis yaitu dipilihnya hasil-hasil terbesar dari
alternatif-alternatif yang memberikan hasil maksimal dalam berbagai keadaan secara
alamiah. Kriteria maximax ini adalah kriteria yang tidak valid,karena hanya
mempertimbangkan hasil yang paling optimisticdan mengabaikan semua keadaan yang
mungkin, pay off,dan probabilitas yang lainnya.
2) Kriteria Maximin
Dalam kriteria maximin,pengambil keputusan diangggap pesimis atau konservatif tentang
masa depan.Menurut kriteria ini ,hasil terkecil untuk setiap alternative dibandingkan
dengan alternatif yang menghasilkan nilai maksimal dari hasil-hasil minimal yang dipilih
atau memilih alternatif yang minimalnya paling besar.
3) Kriteria Laplace
Kriteria ini disebut juga kriteria equal likelihood.Menurut kriteria ini,pengambilan
keputusan mengasumsikan bahwa probabilitas terjadinya berbagai kondisi adalah sama
besarnya.Pada kriteria ini,pengambil keputusan tidak dapat menentukan atau mengetahui
probabilitas terjadinya berbagai hasil,sehingga diasumsikan bahwa semua kejadian
mempunyai kemungkinan yang sama untuk terjadinya atau setiap hasil memiliki
probabilitas yang sama.Hasil yang dipilih adalah yang memiliki nilai tertimbang
tertinggi.
4) Kriteria Regret
Kriteria regret atau kriteria minimax pertama kali diperkenalkan oleh L.J savage yang
didsarkan pada konsep opportunity loss atau regret.Pada kriteria ini pengambil keputusan
dapat diperoleh hasil keputusan yang maksimal agar tidak terjadi suatu penyesalan
(regret),dan dapat bertindak ke depan dengan melihat keadaan masa lalu. Menurut
kriteria ini,pengambilan keputusan akan mengalami suatu kerugian apabila suatu
peristiwa terjadi menyebabkan alternatif yang dipilih kurang dari payoff maksimal.
Untuk menyelesaikan kasus dengan menggunakan kriteria regret dapat diginakan
pedoman sebagai berikut :
1. Tentukan nilai regret setiap (opportunity loss) pay off,dengan jalan mengurangkan
nilai payoff maksimal baris dengan payoff tiap baris.
2. Menentukan nilai regret maksimal tiap baris.
3. Menentukan nilai minimax,sebagai alternatif pengambilan keputusan.
5) Kriteria Realism
Kriteria realisme dikenal juga sebagai kriteria Hurwicz,untuk menghormati penemunya
Leonid Hurwicz,Kriteria ini merupakan antara maximax dan maximin,antara optimis dan
pesimis,pengambilan keputusan yang tepat biasanya memperlihatkan suatu campuran
antara optimism dan pesimisme. Pada kriteria ini terdapat koefisien optimis,biasanya
disimbolkan dengan “a”,yaitu skala untuk mengukur tingkat optimism dari pengambilan
keputusan. Ukuran realisme (UR) = (hasil maksimal xα ) + (Hasil minimal x 1- α).

Contoh Pengambilan Keputusan Dalam Kondisi Tidak Pasti:

Sebagai suatu contoh, misalkan pengambil keputusan memiliki Rp 100.000 untuk diinvestasikan
pada salah satu dari tiga rencana investasi saham, obligasi atau menabung. Diasumsikan bahwa
pengambil keputusan bersedia menginvestasikan semua dana pada salah satu rencana. Pay off
dari ketiga investasi didasarkan pada tiga kondisi ekonomi potensial : dipercepat, normal,
tumbuh lambat. Matriks pay off situasi keputusan ini dibentuk dengan cara yang sama seperti
pada situasi resiko, yaitu:

Kondisi Ekonomi
Alternatif Investasi
Dipercepat Normal Lambat
Saham 10,000 6,500 -4,000
Obligasi 8,000 6,000 1,000
Tabungan 5,000 5,000 5,000
Terdapat beberapa kriteria pengambilan keputusan dalam ketidakpastian. Beberapa kriteria yang
menonjol akan ditunjukkan melalui contoh investasi ini.

KRITERIA LAPLACE

Kriteria Laplace menyarankan bahwa karena probabilitas peristiwa tak diketahui,


seharusnya diasumsikan bahwa semua peristiwa mempunyai kemungkinan yang sama untuk
terjadi. Dengan kata lain, setiap peristiwa ditetapkan memiliki probabilitas sama, dalam kasus ini
sebesar 1/3. Sebingga nilai harapan untuk ketiga alternatif investasi adalah:

EV saham = 1/3 (10.000) + 1/3 (1.500) + 1/3 (-4.000) = 4.167

EV obligasi = 1/3 ( 8.000) + 1/3 (6.000) + 1/3 ( 1.000) = 5.000

EV tabungan = 5.000

Berdasar kriteria pengambilan keputusan yang normal, pengambil keputusan akan memilih
tabungan atau obligasi.

Alternatif investasi Pay off terkecil


Saham -4,000
Obligasi 1,000
Tabungan 5,000

Berdasar kriteria maximin, dipilih tabungan kerena menghasilkan nilai maksimum dari hasil
yang minimum sebesar 5000.

KRITERIA MAXIMAX

Pendekatan yang berlawanan terhadap kriteria maximin adalah maximax. Kriteria


maximax didasarkan pada asumsi optimisme keputusan. Menurut kriteria ini pengambil
keputusan memilih alternatif yang merupakan nilai maksimum dari pay off yang maksimum.
Dalam contoh investasi, pay off maksimum untuk setiap tiga rencana investasi adalah:

Alternatif investasi Pay off maksimum


Saham 10,000
Obligasi 8,000
Tabungan 5,000

Berdasar kriteria ini dipilih saham karena memberikan nilai maksimum dari nilai hasil yang
maksimum, yaitu 10.000.

KRITERIA REGRET

Kriteria regret atau minimax pertama kali dimajukan oleh L.J. Savage yang didasarkan pada
konsep opportunity loss yang telah diperkenalkan pada subbab sebelumnya pada pembahasan
pengambilan keputusan risk. Prinsip dasar pendekatan ini adalah bahwa pengambil keputusan
mengalami kerugian jika suatu peristiwa terjadi, menyebabkan alternatif yang terpilih kurang
dari pay off maksimum. Jumlah regret atau opportunity loss ditentukan dengan mengurangkan
pay off alternatif itu untuk peristiwa tetentu dari pay off maksimum. Kriteria regret menghendaki
bahwa dipilihnya nilai minimum dari regret maksimum (karena itu dinamakan kriteria minimax).

Untuk contoh investasi, matriks regretnya adalah:

Kondisi Ekonomi
Alternatif Investasi
Dipercepat Normal Lambat
Saham 0 0 9,000
Obligasi 2,000 500 4,000
Tabungan 5,000 1,500 0

Nilai regret maksimum untuk setiap alternatif adalah:

Alternatif investasi Regret Maksimum


Saham 9,000
Obligasi 4,000
Tabungan 5,000

Karena kriteria regret menghendaki pemilihan alternatif yang minimum regret maksimum, maka
obligasi (4.000) yang dipilih.

RINGKASAN KRITERIA KEPUTUSAN


Keputusan yang dibuat pada contoh investasi di atas untuk masing-masing kriteria
keputusan dapat diringkas seperti berikut.

Kriteria Keputusan
Laplace Tabungan (obligasi)
Maximax Saham
Regret (minimax) Obligasi

Sekian dan terima kasih,Om Santih,Santih,Santih Om…

Sumber:

http://repository.ut.ac.id/4589/3/EKMA5103-M1.PDF

https://lmsspada.kemdikbud.go.id/pluginfile.php/538707/mod_resource/content/2/Bab%2010%2
0Pengambilan%20Keputusan.pdf

Anda mungkin juga menyukai