Anda di halaman 1dari 7

RESUME

KASUS MANAJEMEN RISIKO PASAR DAN RISIKO LIKUIDITAS


BANK CENTURY

Disusun oleh :
Kelompok 5

Adinda Salsabila (101121110100)


Asti Wulandari (101121110086)
Annisa Selly Aprianti (101121110090)
Ghaitsa Zahira Salfa (101121110069)
Irna Lusiana (101121110043)
Salsabila Nur Afifah (101121110014)
Siti Aisyah Hasanah (101121110013)

UNIVERSITAS INDONESIA MEMBANGUN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
MANAJAMEN
2021/2022
RESUME

CONTOH KASUS
RISIKO MANAJEMEN RISIKO PASAR DAN RISIKO LIKUIDITAS
BANK CENTURY

Kasus Bank Century merupakan bank public yang tercatat pindah di BEI
yang beroprasi pada tanggal 15 Desember 2004 yaitu merupakan hasil marger
antara Bank CIC (Surviving Entity) dengan milik Robert Tantulan adapun
kronolgi Bank Danpac, dan Bank Pikko.

Kasus Bank Century ini juga merupakan kasus yang terhangat di


Indonesia yang banyak menyeret para pejabat. Awal mula terjadinya kasus Bank
Century ini adalah Bank Century mengalami kalah kliring pada tanggal 18
November 2008.

Berawal pada tahun 2003 Bank Indonesia menyarankan merger untuk


mengatasi ketidakberesan bank ini dikarenakan Bank CIC diketahui didera
masalah yang terindikasikan adanya surat-surat berharga valuta asing sekitar 2
triliun yang tidak memiiki peringkat berjangka Panjang, berbunga mudah dan
sulit dijual.
- Tahun 2004 Bank CIC merger bersama Bank Danpac dan Bank Pikko berganti
nama menjadi Bank Century
- Tahun 2005 Bank Indonesia mendeteksi surat-surat berharga valas di Bank
Century sebesar US$210 Juta.
- Tanggal 30 Oktober dan 3 November 2008 Sebanyak US$56 Juta surat-surat
berharga valas jatuhi tempo dan gagal bayar. Bank Century kesulitan likuiditas
posisi CAR Bank Century per 31 Oktober minus 3,53 %
- Tanggal 13 November 2008 menyebabkan Bank Century gagal menyediakan dna
(prefund) risiko likuiditas.
- Tanggal 17 November 2008 Antaboga Delta Sekuritas yang dimiliki Robert
Tantular mulai default (kegagalan membayar). Atas produk discreationary fund
yang dijual Bank Century sejak akhir 2007
- Tanggal 20 November 2008 Bank Indonesia mengirimkan surat kepada menteri
keuangan yang menetapkan Bank Century sebagai bank gagal yang berdampak
sistemik dan mengusulkan Langkah penyelamatan oleh Lembaga penjamin
simpanan (LPS)
- Tanggal 21 November 2008 Bank Century diambil oleh LPS berdasarkan
keputusan KKSK (Komite Kebijakan Sektor Keuangan) dengan surat Nomor
04.KKSK.03/2008. Robert Tantular, salah satu pemegang bank century, bersama
7 pengurus lainnya dicekal. Pemilik lain seperti Rafat Ali Rivzi dan Hesham Al-
Waraq menghilang.
- Tanggal 23 november LPS memutuskan memberikan dana talangan senilai Rp.
2,78 Triliun untuk mendonkrat CAR menjadi 10 %
- Tanggal 5 Desember 2008 LPS memberikan dana Rp. 2,2 Triliun agar Bank
Century memenuhi tingkat Kesehatan bank.
- Tanggal 9 Desember 2008 Bank Century mulai menghadapi tuntutan ribuan
investor Antaboga dan penggelapan dana investasi senilai Rp. 1,8 Triliun yang
mengalir ke Robert Tantular
- 31 Desember 2008 Bank Century mencatat kerugian sebesar Rp. 7,8 Triliun pada
tahun 2008. Asetnya tergerus menjadi Rp. 5,58 Triliun dari Rp. 14,8 Triliun pada
tahun 2007.
- 3 Februari 2009 LPS menyuntikan dana sebesar sebesar Rp. 1,5 Triliun. Pada 11
Mei 2009 Bank Century keluar dari pengawasan khusus Bank Indonesia.
- 3 Juli 2009 parlemen mulai menggugat karena biaya penyelamatan Bank Century
terlalu besar. 21 Juli 2009 selanjutnya LPS kembali lagi menyuntikkan dana
sebesar Rp. 635 Miliar
- 18 Agustus 2009 Robert Tantular dituntut 8 Tahun penjara dan dengan denda
sebesar 50 Miliar subsider 5 bulan kurungan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Sebelumnya juga pada tanggal 15 Agustus Manajemen Bank Century
menggugatnya sebesar Rp. 2 Triliun.
- 3 September 2009 kepada kepolisian Republik Indonesia menyampaikan kepada
DPR agar terus mengejar asset Robert Tantular
- Pada tanggal 10 September 2009 Robert Tantular divonis penjara selama 4 tahun
dan denda 50 miliar. Jadi Bank Century memiliki asset besar, tetapi asset Bank
Centuy ini dimiliki oleh 70 % pemegang sahamnya dan asset tersebut
disalahgunakan untuk bertransaksi dimana saham tersebut tidak berpotensi
keuntungan yang besar tetapi adanya peningkatan menyebabkan kerugian dan
ditambah lagi dengan nilai kurs mata uang ditahun tersebut meningkat dengan
tajam maka Bank Century mengalami kerugian yang cukup besar. Bank Century
mengajukan dana Bailout Rp. 1 Triliun.
Menurut Sri Mulyani jika Bank Century tidak mengajukan dana atau
bailout maka akan menyebabkan krisis yang cukup besar di Indonesia. Karena
Bank Century berhubungan dengan bank-bank lain di Indonesia.
Dana talang bail out untuk Bank Century yaitu dari 632 Miliar menjadi
sebesar 6,76 Triliun Rupiah. Argumen pemerintah mengenai Bail Out yang
dilakukan terhadap bank Century yaitu dengan dilihat dari :
1) Sistemik
2) Perusahaan keputusan menteri keuangan yaitu sri Mulyani
3) Potensi kerugian

Adapun kesaksian dari pihak-pihak terkait yaitu :


- Sri Mulyani yang pernah membicarakan tentang krisis global dan perbankan
nasional kepada Presiden dan Wakil Presiden. Dalam pembicaraan tersebut
diberitahukan bahwa keadaan bisa memburuk karena Bank Century kalah kliring.
- Pihak terkait Boediono tidak mengumumkan pada public soal gagal kliring yang
dialami Bank Century, sehingga menyebabkan bank tersebut rush.
- Menurut Pihak Jusuf Kalla bahwa Bank Century tidak mengalami rush atau
kepanikan dengan penarikan dana besar-besaran. Menurutnya Bank Century
kalah kliring bukan disebabkan adanya rush melainkan karena adanya dana yang
dirampok oleh pemilik bank itu sendiri yaitu Robert Tantular.
- Menurut pihak Susno berpendapat bahwa apa yang dilakukan Robert adalah
murni perampokan.

• Pada Sidang bariburna DPR yang dilaksanakan pada tanggal 2 sampai 3 Maret
2010.
• Sidang Pertama (A) Menyatakan pemberian Fasilitas Peminjaman Jangak Pendek
(FPJP) dan Penyertaan Modal Sementara (PMS) Tidak Bemasalah Karena
Dilakukan Untuk Mencegah Krisis dan Sudah Berdasar Peraturan Pundang-
Undangan yang Berlaku.
• Sidang Kedua (B) Menyatakan Baik Pemberian FPJP maubun PMS Bermasalah
dan Merupakan Tindak Pidana.

Adapun terpidana dalam kasus ini;


1. Robert Tantular sebagai komisaris century, akumulasi hukuman 15 tahun penjara.
Perannya untuk memperkaya diri dari penyelamatan bank century sebesar 21
triliun
2. Hesham al warraq dan rapat ali rizvi sebagai pemegang bank century. Di vonis
15 tahun penjara dan masih buronan perannya untuk memperkaya diri dari
penyelamatan bank century sebesar 3,11 triliun
3. Budi mulya mantan deputi gubernur BI di vonis penjara selama 15 tahun.
Perannya sebagai penyalahgunaan wewenang terkait pemberian FPJP dan
penetapan century sebagai bank gagal berdampak sistemik
4. Tersangka utama yaitu Hermanus Hasan Muslim mantan dirut bank century di
vonis penjara 6 tahun perannya sebagai penetapan century bank gagal berdampak
sistemik

Bank yang berhubungan dengan klien mereka seperti:

• Penyimpangan dana untuk peminjaman 2,8 milyar dolar (1,4 triliun dari ban
century pelanggan dan 1,4 triliun dari pelanggan delta Antarboga securites
Indonesia)
• Penjualan produk produk investasi fiktif antarboga Delta securites Indonesia jika
produk tidak perlu mendaftar BI

Pejabat 2008 yang terseret kasus Bank century :


1. Siti Chalimah Fadjrijah (almh) (Deputi Gubernur BI)
2. Boediono (Gubernur BI)
3. Miranda Gorltom (Deputi Senior Gubernur BI)
4. Ardhayantu Mitroatmodjo (Deputi Gubernur BI)
5. Raden Pardede Sekretaris ( komite stabilitas sistem keuangan)
6. Hartadi Agus Sarwono ( Deputi Gunernur BI)
7. Budi Rochadi (alm) (Deputi Gubernur BI)
8. Muliaman Dhamansyah Hadad ( Deputi Gubernur BI, anggota dewan
Komisioner LPS)Kasus Mega Skandal Bank Century Menyebabkan 2 Risiko,
yaitu :
1) Risiko Pasar
Masalah yang terhadi pada Bank Century merupakan masala internal
yang dilakukan oleh pihak manajamen bank yang berhubungan dengan
klien mereka seperti :
- Penyimpangan dqna untuk peminjmana $2,8 miliar (1,4 triliun dari Bank
Century pelanggan dan 1,4 triliun dari pelanggan delta Antaboga
Securities Infonesia)
- Penjualan produk-produk investasi fiktif Antaboga Delta Securities
Indonesia. Jika produk tidak perlu mendaftar BI dan Bappepam LK.
2) Risiko Likuiditas
Pada tanggal 13 November 2008, Bank Century gagal mengikuti
kliring yang merupakan awal dari terbongkarnya berbagai penipuan di
Bank tersebut yang disebabkan oleh surat berharga valuta asing yang
bermasalah dan penjualan reksadana bodong.

Pertanyaan 1 :
Mengapa lps menyuntikan dana dengan jumlah banyak kepada bank century ?

Jawaban :
Berawal dari para nasabah bank century yang ingin menarik dana yang
mereka simpan karena sudah terdengar berita tentang tidak sehatnya bank century
ini. Beberapa nasabah besar yaitu Budi Sampoerna, PT Jamsostek, dan PT Timah
tbk. Dari situlah bank century mulai mengalami masalah likuiditas, setelah itu
gubernur bank indonesia Boediono mengatakan bahwa bank century kalah kliring
atau tidak bisa membayar dan permintaan dari para nasabah sehingga terjadinya
rush (penarikan uang besar-besaran). Kemudian Bank Century mengajukan
fasilitas pendanaan dengan alasan sulit mendapatkan dana.
Sri mulyani langsung melakukan rapat guna membahas nasib bank century
ini. Dalam rapat tersebut, dikatakan bahwa rasio kecukupan atau CAR minus
hingga 3,52 persen. Dari hasil rapat tersebut BI dan LPS sepakat mengucurkan
dana sebanyak 2,776 triliun untuk modal Bank Century, LPS mengucurkan lagi
dana 2.201 triliun guna memenuhi tingkat kesehatan bank, mengucurkan lagi
sebanyak 1,55 triliun untuk menutupi kebutuhan CAR berdasarkan assasment BI,
dan mengucurkan lagi untuk yang terakhir kali sebanyak 630 Miliar untuk
menutupi lagi CAR Bank Century yang masih mengalami kekurangan sehingga
total yang dikucurkan LPS sebanyak 6,762 triliun untuk memberikan modal dan
menutupi CAR Bank Centur yang terus menerus masih kekurangan. Karena
ternyata dana yang di berikan LPS tersebut digunakan oleh para terpidana utama
Bank Century untuk memperkaya diri mereka (korupsi).
Pertanyaan 2 :
Mengapa vonis penjara Hermanus Hasan Muslim hanya 6 tahu ?

Jawaban :
Hermanus Hasan Muslim selaku Dirut Bank Century ini di vonis selama
6 tahun dengan denda 50 miliar, karena pasal 49 Ayat (2) huruf b UU No 10 tahun
1998tentang perubahan atas UU no 7 tahun 1992 tentang perbankan (UU
Perbankan). Maka sesuai dengan undang-undang yang berlaku dan sudah
ditetapkan secara sah oleh pihak pengadilam karena kasus yang telah terbukti
secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana dengan sengaja tidak
melaksanakan langkah-langkah yang diperlukan kehati-hatian dan ketaatan bank
terhadap ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dimana
sebelumnya Hermanus Hasan Muslim mengajukan permohonan kosasi namun di
tolak oleh pengadilan.

Anda mungkin juga menyukai