Tata Tertib Dan Panduan Pelaksanaan Ijtima Ulama Komisi Fatwa Se Indonesia Vii
Tata Tertib Dan Panduan Pelaksanaan Ijtima Ulama Komisi Fatwa Se Indonesia Vii
Hotel Sultan, Jakarta 4-6 Rabiul Akhir 1443 H / 9-11 November 2021 M
k
Panduan dan Tata Tertib Penyusun :
IS ULA
EL
J
MA
MA
MA
MA
Kata Pengantar
k
Assalamu’alaikum. wr. wb.
PANITIA PELAKSANA
IJTIMA ULAMA KOMISI FATWA VII TAHUN 2021
Ketua, Sekretaris,
Ttd. Ttd.
viii Pengantar
IS ULA
EL
MA
MA
Sambutan Dewan Pimpinan
Majelis Ulama Indonesia
k
Assalamu’alaikum. wr. wb.
Puji syukur senantiasa kita panjatkan ke hadirat Allah SWT; karena hanya
berkat rahmat dan inayah-Nya, qodrat dan iradatNya jualah Majelis Ulama
Indonesia dapat menyelenggarakan Ijtima’ Ulama Komisi Fatwa se-Indone-
sia VII pada tanggal 4 – 6 Rabiul Awal 1443 H Hijriyah bertepatan dengan
tanggal tanggal 9 – 11 November 2021 M Miladiyah, bertempat di Hotel Sul-
tan, Jakarta.
Ijtima’ Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia VII tahun 2021 yang berte-
makan: “Optimalisasi Fatwa untuk Kemaslahatan Umat” ini, sebagaimana
biasanya, akan membahas berbagai agenda penting, antara lain masalah-
masalah strategis kebangsaan (Masail Asasiyah Wathaniyah), masalah fikih
dan hukum Islam tematik kontemporer (Masail Fiqhiyyah Mu’ashirah), dan
masalah-masalah Perundang-undangan (Masail Qanuniyah).
Harapan kita semua, Ijtima’ Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia VII tahun
2021 ini dapat meningkatkan fungsi dan peranan Majelis Ulama Indonesia
khususnya Komisi Fatwa, serta meningkatnya perhatian ormas-ormas Is-
lam terhadap fungsi kefatwaan dan bimbingan keagamaan terhadap umat.
Dengan demikian, keberadaan Majelis Ulama Indonesia maupun ormas Is-
lam dapat lebih berakar ke bawah dan berpucuk ke atas, serta dapat lebih
dirasakan manfaatnya oleh seluruh lapisan masyarakat, bangsa dan negara
dalam mengisi pembangunan mental masyarakat, serta ketertiban dan ke-
tentraman di tengah masyarakat.
Kami mengucapkan terima kasih yang sedalamdalamnya kepada Pani-
tia Pengarah, Tim Materi, Panitia Pelaksana, serta semua pihak atas segala
bantuan yang diberikan sehingga Ijtima’ Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia
VII ini dapat terselenggara, dengan iringan do’a semoga semua itu meru-
pakan amal yang mendapat balasan berlipat ganda dari Allah SWT.
Hanya kepada Allah jualah senantiasa kita memohon petunjuk dan per-
lindunganNya. Amin.
DEWAN PIMPINAN
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ttd . Ttd.
x Sambutan
Daftar Isi
A. Latar Belakang
k
1. Dinamika masyarakat yang terjadi di Indonesia terasa sangat cepat
seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komuni-
kasi, serta tingginya intensitas relasi sosial dengan masyarakat an-
tarbangsa. Banyak sekali masalah aktual muncul yang beririsan de
ngan problematika hukum Islam, sebagai buah dari dinamika dan
perubahan masyarakat. Berbagai hal baru muncul dan tidak jarang
beririsan dengan masalah keagamaan yang membutuhkan jawaban
hukum Islam. Tantangan modernitas membutuhkan jawaban ke-
agamaan dari para ulama. Jawaban atas berbagai masalah bangsa
tersebut dirasa sangat penting sebagai pedoman bagi umat Islam
dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara tapi seka-
ligus juga tidak menerjang ketentuan agama.
2. Dalam rangka merespons berbagai masalah keagamaan aktual, baik
dalam lingkup nasional maupun internasional maka Komisi Fatwa
Majelis Ulama Indonesia menyediakan sebuah forum periodic yang
bersifat nasional, lintas kelompok, dan merepresentasikan seluruh
pandangan keagamaan dalam umat Islam Indonesia, untuk me
mecahkan masalah-masalah tersebut. Forum tersebut adalah Ijtima’
Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia.
3. Ijtima Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia, di samping untuk men-
jawab masalah-masalah aktual keagamaan (masā’il dīniyyah
mu’āshirah), juga dalam rangka peneguhan posisi Komisi Fatwa,
baik di pusat maupun di daerah dan ajang musyawarah bersama
lembaga fatwa organisasi kemasyarakatan Islam yang ada di Indo-
nesia. Ijtima’ Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia ini juga memberi
ruang partisipasi Komisi Fatwa Daerah, serta lembaga-lembaga or-
ganisasi masyarakat (ormas), Ulama pesantren dan cendekiawan
perguruan tinggi Islam.
4. Ijtima’ Ulama Komisi Fatwa, pertama kali dilaksanakan pada tahun
2003 di Jakarta. Dalam forum tersebut, dibahas berbagai masalah
keagamaan, baik masail wathaniyyah maupun masail fiqhiyyah
waqi’iyyah mu’ashirah, yang salah satunya adalah tentang bom
bunuh diri; tentang terorisme, dan tentang bunga bank. Ijtima Ula-
ma Komisi Fatwa II dilaksanakan di Gontor tahun 2006, dan meng-
hasilkan tiga masalah utama; pertama masalah strategis kebangsaan
(masā’il asāsiyyah wathāniyyah), yang meliputi peneguhan bentuk
dan eksistensi NKRI, harmonisasi kerangka berpikir keagamaan,
taswiyah al-manhaj,dan tansīq al-harakah. Kedua, masalah aktual
kontemporer (masā’il wāqi’iyyah mu’āshirah) yang antara lain me-
liputi fatwa tentang SMS Berhadiah, Nikah di Bawah Tangan, dan
Pembiayaan Pembangunan dengan Utang. Ketiga, masalah hukum
dan perundang-undangan (masā’il qānuniyyah) yang lebih bersi-
fat rekomendasi. Ijtima Ulama Komisi Fatwa III dilaksanakan di
Padang Panjang Sumatera Barat tahun 2009, juga menghasilkan
tiga masalah utama. Masalah yang cukup menjadi diskusi publik
sebagai hasil Ijtima’ Ulama Komisi Fatwa III adalah soal hukum
merokok, bank mata serta tanggung jawab warga Negara untuk ber-
partisipasi dalam pemilihan umum. Ijtima Ulama Komisi Fatwa IV
dilaksanakan di Cipasung pada tahun 2012, dan menghasilkan tiga
masalah utama; pertama masalah strategis kebangsaan (masā’il
asāsiyyah wathāniyyah), yang meliputi Prinsip-Prinsip Pemerintah-
an Yang Baik Menurut Islam (Mabâdi’ Al-Hukûmah Al-Fâdhilah),
Kriteria Ketaatan Kepada Ulil Amri (Pemerintah) Dan Batasannya,
2 Panduan dan Tata Tertib Ijtima’ Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia VII
Konsep HAM Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara, Etika
Berdemonstrasi dan Kebebasan Berekspresi, Pemilihan Umum Ke-
pala Daerah. Kedua, masalah fikih kontemporer (masā’il fiqhiyyah
mu’āshirah), yang diantaranya Dana Talangan Haji, penyitaan aset
pelaku tindak pidana korupsi, nikotin sebagai bahan aktif produk
konsumtif untuk kepentingan pengobatan, kewajiban bertransaksi
secara syari’ah. Ketiga, masalah hukum dan perundang-undangan
(masā’il qānuniyyah) yang lebih bersifat sebagai pedoman dalam
penyusunan peraturan perundang-undangan. Ijtima Ulama Komisi
Fatwa V dilaksanakan pada tahun 2015 di Tegal menghasilkan tiga
masalah utama pertama masalah strategis kebangsaan (masā’il
asāsiyyah wathāniyyah), yang diantaranya; Radikalisme agama dan
penanggulangannya, Pemanfaatan tanah untuk kesejahteraan umat
dan bangsa. Kedua, masalah fikih kontemporer (masā’il fiqhiyyah
mu’āshirah) yang antara lain meliputi Haji berulang, Imunisasi,
Panduan jaminan kesehatan nasional dan BPJS kesehatan. Ketiga,
masalah hukum dan perundang-undangan (masā’il qānuniyyah)
yang salah satunya, Pajak jangan membebani rakyat dan beberapa
usulan pembentukan undang-undang. Yang terbaru, Ijtima Ulama
Komisi Fatwa VI yang dilaksanakan pada tahun 2018 di Banjarba-
ru Kalimantan Selatan menghasilkan 3 tema utama dalam setiap
pembahasan Ijtima Ulama, pertama masalah strategis kebangsaan
(masā’il asāsiyyah wathāniyyah), yang diantaranya; Menjaga Eksis-
tensi Negara dan Kewajiban Bela Negara, Prinsip-prinsip Ukhu-
wah Sebagai Pilar Penguatan Negara Kesatuan Republik Indonesia,
Hubungan Agama dan Politik dalam Kehidupan Berbangsa dan Ber-
negara, dan Pemberdayaan Ekonomi Umat; Kedua, masalah fikih
kontemporer (masā’il fiqhiyyah mu’āshirah) yang meliputi masalah-
masalah dalam Istitha’ah Kesehatan Haji, Penggunaan Alkohol/Eta-
nol Untuk Bahan Obat, Plasma Darah untuk Bahan Obat, Zakat Mal
untuk Bantuan Hukum, Tanggung jawab dan Wewenang Ulil Amri
dalam Pelaksanaan Kewajiban Pembayaran Zakat, Membayar Za-
kat Penghasilan Sebelum Terpenuhinya Syarat Wajib, Obyek Zakat
Penghasilan, Status Dana Abadi Umat (DAU), Permintaan dan/atau
Pemberian Imbalan atas Proses Pencalonan Pejabat Publik; Ketiga,
masalah hukum dan perundang-undangan (masā’il qānuniyyah)
4 Panduan dan Tata Tertib Ijtima’ Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia VII
C. Landasan Kegiatan
1. Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga (PD/PRT) MUI
2. Garis-Garis Besar Program Kerja MUI Hasil Musyawarah Nasional
MUI 2020
3. Program Prioritas Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia Tahun
2021
4. Hasil Rapat Dewan Pimpinan MUI tahun 2021
D. Tujuan Kegiatan
Secara umum, kegiatan Ijtima’ Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia VII
ditujukan untuk menjawab berbagai masalah keagamaan dan kebang-
saan kontemporer, dalam pendekatan dan perspektif pemikiran Ulama.
Adapun secara khusus, tujuan kegiatan ini antara lain adalah:
1. Sebagai wadah para ulama, ahli syari’ah, dan hukum Islam dari lem-
baga fatwa ormas-ormas Islam dan pondok pesantren serta pergu-
ruan tinggi Islam guna mendiskusikan masalah strategis kebang-
saan dalam perspektif hokum Islam.
2. Sebagai forum kebersamaan Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia
Pusat dan Majelis Ulama Indonesia Proke-5insi, serta lembaga fatwa
ormas Islam;
3. Menjadi wahana artikulasi penyerapan kebutuhan masyarakat dan
respons Ulama mengenai masalah-masalah keagamaan dan kebang-
saan aktual;
4. Wahana silaturrahmi dan silatul fikri antar berbagai komponen
umat yang mempunyai kepedulian terhadap masalah-masalah ke-
agamaan dan kebangsaan; serta
5. Pemberdayaan komisi fatwa di daerah dan lingkungan oram-ormas
Islam yang ada.
H. Agenda Kegiatan
Kegiatan Ijtima’ Ulama Komisi Fatwa disusun dengan agenda kegiatan
sebagaimana terlampir
I. Penutup
Demikian, kerangka acuan ini untuk dapat digunakan sebagai landasan
bagi penyelenggaraan dan kesuksesan acara.
6 Panduan dan Tata Tertib Ijtima’ Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia VII
Jakarta, September 2021 M
DEWAN PIMPINAN
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ttd. ttd.
k
Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia setelah:
MEMUTUSKAN
10 Panduan dan Tata Tertib Ijtima’ Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia VII
selalu bekoordinasi dengan Dewan Pimpinan
Majelis Ulama Indonesia
4. Demi kelancaran penyelenggaraan Ijtima’ Ula-
ma Komisi Fatwa se-Indonesia VII tahun 2021
dibentuk tim materi yang akan membantu SC
menyiapkan bahan materi Ijtima’ Ulama Komisi
Fatwa se-Indonesia VII tahun 2021, dan panitia
OC untuk menyiapkan teknis pelaksanaan
5. Panitia wajib melaporkan dan mempertang-
gung jawabkan segala kegiatan pelaksanaan Ijti-
ma’ Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia VII tahun
2021 kepada Dewan Pimpinan Majelis Ulama
Indonesia.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 14 Shafar 1443 H
21 September 2021 M
DEWAN PIMPINAN
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ttd. Ttd.
14 Panduan dan Tata Tertib Ijtima’ Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia VII
2. Dr. H. Umar Al Haddad, M.A
3. KH. Mahbub Maafi
MASAIL QANUNIYYAH
1. Dr. K.H. A. Malik Madany, M.A
2. Dr. K.H. Ahsin Sakho Muhammad
3. Prof. Dr. H. Jaih Mubarok
4. K.H. Mukti Ali Qusyairi
5. Dr. H. Ahmad Tholabi Kharlie, S.H., M.H,. M.A
6. Drs. H. Zafrullah Salim, S.H. M.H
7. Dr. Satibi Darwis, Lc
8. Dr. K.H. Abdul Ghofur Maimoen
9. Dr. Hj. Mursyidah Thahir, M.A
10. Dr. H. Atiyatul Ulya, M.Ag
11. Yunan Askaruzzaman Ahmad, Lc, MA
16 Panduan dan Tata Tertib Ijtima’ Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia VII
12. Izzuddin Bahalwan
13. Dr. K.H. Ach Muhyiddin Chotib
14. H. Abdul Choliq, Lc, M.Hi
15. Dr. K.H. Hilmi Muhammad, Lc., M.A
16. K.H. Muh. Yusran Anshar, Lc., M.A
17. Drs. K.H. Romadlon Chotib, M.H
18. Prof. Dr. Diding Ishak, S.H., M.H
19. Prof. Dr. Zaenal Arifin Hoesein, S.H., M.H
20. M. Tohadi, S.H., M.Si
21. Erfandi S.H., M.H
Bidang-bidang
Sekretariat dan Keuangan : 1. Akbar Kurniawan
2. Ahmad Syarif Thoyieb
3. Nurhidayat
4. Muhamad Arjuni
5. Kurnia
6. Muhamad Suhendar
7. Eneng Siti Jubaedah
8. Tia Refita
Notulensi : 1. Azharun N
2. Ibnu Mufti
3. Alfaz Riza
4. Hilman Qurtuby
5. Arif Hasibuan
6. Mita Agustiani
7. Nurul Mahmudah
8. Deni Kurniawati
Persidangan : 1. Abdul Wasik
2. Irbabunnuha
3. Jaul Haq
4. Ahmad Jamaludin
Akomodasi : 1. Ahmad Wari
2. Darmawan
3. Khoirul Azmi
4. Abdullah Muhdi
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 14 Shafar 1443 H
21 September 2021 M
DEWAN PIMPINAN
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ttd. Ttd.
18 Panduan dan Tata Tertib Ijtima’ Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia VII
PETUNJUK KHUSUS
Peserta Ijtima’ Ulama Komisi Fatwa
Se-Indonesia VII
-------------------------------------------
20 Panduan dan Tata Tertib Ijtima’ Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia VII
RANCANGAN TATA TERTIB
Ijtima’ Ulama Komisi Fatwa
Se-Indonesia VII
___________________________________________________
PASAL 1
LANDASAN DAN DASAR
PASAL 2
PESERTA
1. Peserta Ijtima’ Ulama Komisi Fatwa MUI se-Indonesia VII terdiri dari :
a. Unsur Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia;
b. Anggota Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia Pusat;
c. Pimpinan Komisi/Lembaga Fatwa Ormas Islam Tingkat Pusat;
d. Pimpinan Fakultas Syari’ah IAIN/UIN dan Perguruan Tinggi Islam
(yang diundang);
e. Unsur Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia Provinsi dan
Pimpinan Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia Provinsi;
f. Unsur pimpinan pondok pesantren, ilmuwan, cendekiawan, zu’ama.
g. Utusan Luar Negeri
PASAL 3
KEWAJIBAN DAN HAK PESERTA
PASAL 4
SIDANG-SIDANG IJTIMA’ ULAMA KOMISI FATWA SE-INDONESIA VII
1. Sidang – sidang Ijtima’ Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia VII terdiri dari:
a. Sidang Pleno.
b. Sidang Komisi.
c. Sidang Sub Komisi (bila diperlukan).
2. Sidang-sidang Ijtima’ Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia VII dianggap
sah apabila dihadiri oleh lebih dari separuh utusan yang sah.
3. Apabila point 2 di atas tidak terpenuhi, sidang diundur maksimal 1 x 30
menit untuk selanjutnya sidang dinyatakan sah.
22 Panduan dan Tata Tertib Ijtima’ Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia VII
PASAL 5
PEMBENTUKAN KOMISI
1. Komisi terdiri :
a. Komisi A. : Masail Asasiyah Wathaniyyah
b. Komisi B : Masail Fiqiyah Mu’ashirah
c. Komisi C : Masail Qanuniyyah
2. Anggota Sidang Komisi terdiri dari Peserta Ijtima’ Ulama Komisi Fatwa
se-Indonesia VII yang dibagi secara proporsional.
3. Apabila dipandang perlu Pimpinan Ijtima’ Ulama Komisi Fatwa se-In-
donesia VII dapat menetapkan Sidang Sub Komisi.
PASAL 6
PIMPINAN IJTIMA’ ULAMA KOMISI FATWA SE-INDONESIA VII
PASAL 7
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
PASAL 9
RISALAH PERSIDANGAN
Untuk setiap persidangan harus dibuat risalah, yakni laporan jalannya si-
dang secara tertulis yang berisi :
PASAL 10
KETENTUAN PENUTUP
1. Segala sesuatu yang belum diatur dalam Tata Tertib ini, akan diputus-
kan oleh Ijtima’ Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia VII sejauh tidak ber-
tentangan dengan PD/PRT.
2. TATA TERTIB ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai dengan
selesainya Ijtima’ Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia VII.
24 Panduan dan Tata Tertib Ijtima’ Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia VII