Tugas Pemfis Sistem KV Dan Respirasi Hendri Gunawan
Tugas Pemfis Sistem KV Dan Respirasi Hendri Gunawan
LEMBARAN KERJA
Gejala sistem kardiovaskuler yang sering dikeluhkan pasien adalah nyeri dada
(chest pain), palpitasi, nafas pendek, orthopnea, dispnea paroksismal atau edema.
Dapat juga muncul gejala mirip dengan gejala sistem respirasi misalnya sesak nafas,
wheezing, batuk dan hemoptisis. Palpitasi (berdebar-debar) adalah sensasi kurang
nyaman akibat pasien merasakan denyut jantungnya. Palpitasi dapat terjadi karena
denyut yang tidak teratur, karena denyut yang lebih cepat atau lebih lambat atau
karena peningkatan kontraktilitas otot jantung. Palpitasi tidak selalu mencerminkan
kelainan jantung, bahkan kondisi disritmia yang sangat serius, misalnya takikardi
ventrikel, tidak dirasakan pasien sebagai palpitasi. Dyspnea (sesak nafas) adalah
sensasi kurang nyaman saat bernafas karena pasien merasakan harus berusaha lebih
keras untuk bernafas. Orthopnea adalah dispnea yang terjadi saat pasien berbaring dan
membaik bila pasien duduk. Derajat orthopnea sering diketahui dengan menanyakan
dengan berapa bantal pasien jadi merasa lebih nyaman atau apakah pasien sampai
harus tidur setengah duduk. Orthopnea sering terjadi pada gagal jantung kiri atau
mitral stenosis. Paroxysmal nocturnal dyspnea (PND) adalah episode dispnea atau
orthopnea mendadak yang membangunkan pasien dari tidur, biasanya terjadi 1- 2 jam
setelah pasien tertidur. PND sering terjadi pada gagal jantung kiri atau mitral stenosis.
Edema adalah akumulasi cairan secara berlebihan dalam jaringan interstitial.
Singkatan Pertanyaan
P : provokes, Apa yang menyebabkan rasa sakit/nyeri; apakah ada hal yang
palliative menyebabkan kondisi memburuk/membaik; apa yang dilakukan jika
(penyebab) sakit/nyeri timbul; apakah nyeri ini sampai mengganggu tidur.
Bisakah anda menjelaskan rasa sakit/nyeri; apakah rasanya tajam,
Q : quality sakit, seperti diremas, menekan, membakar, nyeri berat, kolik, kaku
(kualitas) atau seperti ditusuk (biarkan pasien menjelaskan kondisi ini dengan
kata-katanya).
R : Radiates
Apakah rasa sakitnya menyebar atau berfokus pada satu titik.
(penyebaran)
Seperti apa sakitnya; nilai nyeri dalam skala 1-10 dengan 0 berarti
S : severety tidak sakit dan 10 yang paling sakit. Cara lain adalah menggunakan
(keparahan) skala FACES untuk pasien anak-anak lebih dari 3 tahun atau pasien
dengan kesulitan bicara
Singkatan Pertanyaan
Kapan sakit mulai muncul; apakah munculnya perlahan atau tiba-
tiba; apakah nyeri muncul secara terus-menerus atau kadang-
T : time (waktu) kadang; apakah pasien pernah mengalami nyeri seperti ini
sebelumnya. apabila "iya" apakah nyeri yang muncul merupakan
nyeri yang sama atau berbeda.
3. Apa yang perlu dinilai pada pemeriksaan sistem Kardiovaskular secara Inspeksi:
Menentukan :
a. Bentuk prekordium
- Normal kedua belah dada simetris
- Bial cwekung/cembung seisi berarti ada penyakit jantung/ paru sesisi.
- Cekung
Pada perikarditis menahun, fibrosis / atelektasi paru, skoliosis, kifoskoliosis, akibat
beban yang menekan dinding dada (pemahat, tukang kayu, dan lain-lain).
- Cembung / menonjol
Pada pembesaran jantung, efusi perikard, efusi pleura, tumor paru, tumor mediastinum,
skoliosis atau kifoskoliosis. Penonjolan akibat efusi pleura / perikard merupakan
penojnjolan daerah inter kostalis. Penonjolan akibat kelainan jantung menahun /
bawaan merupakan penonjolan iga.
b. Denyut pada apeks jantung
- Umumnya denyut jantung tampak di daerah apeks
- Pemeriksaan dilakukan sambil penderita berbaring atau duduk dengan sedikit
membungkuk
- Normal dewasa: terletak di ruang sela iga ke 4 kiri 2-3 cm dari garis mid
klavikularis. Daerah yang berdenyut seluas kuku ibu jari
- Normal Anak : terletak di ruang sela iga ke 4 kiri. Bila denyut jantung berada
di belakang tulang iga payudara besar, dinding toraks tebal, emfisima, efusi
perikard maka denyut jantung tak tampak.
- Denyut apeks tergeser ke samping kiri pada keadaan patologis, misalanya :
penyakit jantung, skoliosis / kofiskoliosis, efusi pleura, pneumotothoraks,
tumor mediastinum, abdomen membuncit (asites, hamil, dan lain-lain)
c. Denyut nadi pada dada
- Timbul denyutan di sela iga 2 kanan-aneurisma aorta
- Timbul denyutan di sela iga 2 kiri : dilatasi arteri pulmonalis (PDA, aneurisma
a. pulmonalis), aneurisma aorta desenden.
- Retraksi (tarikan ke dalam) di prekordium seirama dengan sistol pada
perikarditis adesiva, insufisiensi tricuspid/aorta.
d. Denyut vena
Vena di dada dan punggung tak tampak denyutannya. Yang kelihatan berdenyut hanya
vena jugularis interna dan eksterna.
4. Apa yang perlu dinilai pada pemeriksaan sistem Kardiovaskular secara Palpasi :
Nyeri tekan
Dengan kedua cara tersebut akan terlihat gerakan thoraks simetris atau
tidak
pemeriksa yang diletakan pada dada penderita waktu dia mengucap kata
infark paru, tumor paru atelektase/kolaps paru dengan bronkus utuh dan
Fremitus menurun pada : pleura terisi cairan atau udara, jaringan pleura
Peranannya menurun sesudah ada foto rontgen thoraks. Tetapi tetap bermanfaat pada
efusi perikard dan aneurisma aorta, dimana daerah redup jantung melebar. Daerah
6. Apa yang perlu dinilai pada pemeriksaan sistem Kardiovaskular secara Auskultasi:
a. Katup Pulmonal
b. Katup Aorta
Pada sternum, lebih rendah dan lebih medial daripada katup pulmonal
c. Katup mitral
Pada sternum, dekat batas atas sendi antara iga-4 dengan sternum
d. Katup tricuspid
Pada sternum (arah menyilang sternum) sesuai garis penghubung proyeksi katup
mitral dengan sendi antara sternum dengan iga kanan ke 5, bila ada kelainan
jantung proyeksi katup berpindah, misalnya stenosis mitral maka katup mitral
Proyeksi katup bukan menunjukan tempat bunyi jantung yang terdengar paling
Iktus kordis merupakan proyeksi denyut ventrikel kiri di dinding dada anterior, terletak
disela iga V, 7-9 cm di lateral linea midsternalis, dengan diameter kurang lebih1-2,5
cm.Thrill adalah tremor atau getaran yang dihantarkan di dalam cairan, dirasakan
1) Arteri Radialis. Terletak sepanjang tulang radialis, lebih mudah teraba di atas
pergelangan tangan pada sisi ibu jari. Relatif mudah dan sering dipakai secara rutin.
2) Arteri Brachialis. Terlertak di dalam otot biceps dari lengan atau medial di lipatan
3) Arteri Karotis. Terletak di leher di bawah lobus telinga, di mana terdapat arteri
tinggi.
BJ 3 : terdengar samar-samar pada awal fase diastolic (setelah BJ 2). Normal pada
orang muda karena getarab pada otot-otot da korda tendine katup mitral/tricuspid
BJ 4 : biasanya tidak terdengar, letaknya pada akhir fase diastolic (pre sistolik), jadi
sesaat sebelum BJ1, timbul diantara gelombang P dan komplek QRS dan di sebabkan
bunyi jantung abnormal bisa disebabkan karena ada masalah di katup jantung, akibat
infeksi di jantung, dan gangguan irama jantung. Berikut adalah beberapa bunyi jantung
Bunyi friction rub seperti gesekan kertas dapat disebabkan karena adanya gesekan di
Bunyi gallop seperti telapak kaki kuda dapat dialami oleh pasien-pasien gagal jantung
- Denyut vena jugularis interna, denyut ini tidak bias diraba, tetapi bias dilihat.
trikuspidmasih menutup).
- Bila lebih tinggi daripada itu maka berarti tekanan hisrostatik atrium kanan
13. Apa yang perlu dinilai pada pemeriksaan sistem Respirasi secara Inspeksi :
14. Apa yang perlu dinilai pada pemeriksaan sistem Respirasi secara Palpasi :
15. Apa yang perlu dinilai pada pemeriksaan sistem Respirasi secara Perkusi :
Perkusi dinding thorak dengan cara mengetuk dengan jari tengah, tangan kanan pada
jari tengah tangan kiri yang ditempeklan erat pada dinding dada celah interkostalis.
Perkusi dindng thorak bertujuan untuk mengetahui batas jantung, paru, serta suara
jantung maupun paru. Suara paru normal yang didapat dengan cara perkusi adalah
resonan atau sonor, seperti dug, dugm dug, redup atau kurang resonan suara perkusi
terdengar bleg, bleg, bleg. Pada kasus terjadnya konsolidasi paru seperti pneumonia,
pekak atau datar terdengar mengetuk paha sendiri seperti kasus adanya cairan rongga
pleura, perkusi hepar dan jantung . hiperesonan/tympani suara oerkusi pada daerah
berongga terdapat banyak udara seperti lambung, pneumothorax dan coverna paru
16. Apa yang perlu dinilai pada pemeriksaan sistem Respirasi secara Auskultasi :
a. Suara nafas
b. Resonan vokal
c. Suara tambahan
sedangkan wanita lebih cepat sedikit dan sifatnya thorakal. Anak-anak bernafas 36-40
eskpirasi.
a. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Darah Rutin untuk melihat peningkatan jumlah sel darah putih
Dilakukan pemeriksaan bunyi jantung pada proyeksi keempat katup jantung yaitu:
1. Katup mitral, daerah ictus cordis setinggi rongga ICS V, satu jari medial linea mid
clavicularis
Melakukan palpasi ictus cordis: palpasi ictus cordis dilakukan pada ICS 4 atau 5
midclavicula sinistra sekitar 2cm kearah medial (kearah tengah atau kearah sternum). Dari
garis imajiner midclavicula (bagian tengah clavicula)dibawah clavicula adalah ics 1 lalu
menuju ics 4 atau 5, kemudian kearah medial, disini kita bisa merasakan ictus cordis.
Dada berbentuk tong ifosis kelainan di Pectus excavatum Pectus carinatum
Normal:antara
Bentuk dada ini terjadi Bentuk dada ini Bentuk dada ini
diameter lengkungan tulang
karena hasil hiperinflasi terjadi ketika ada
anteroposterior belakang yang terjadi ketika
paru. Hiperinflasi ialah pergeseran yang
(jarak dari dada membuat adanya gangguan
terjebaknya udara akibat menyebabkan
ke punggung) punggung bagian (defek)
saluran pernapasan yang "lengkungan keluar"
dan diameter atas terlihat perkembangan
sempit/menyempit. Pada pada sternum dan
lateral (lebar membulat atau tulang paru yang
keadaan ini terjadi tulang iga. Pada
dada) adalah 1:2. bengkok tidak menyebabkan
peningkatan diameter keadaan ini juga
normal. depresi ujung terjadi peningkatan
anteroposterior. Penyakit
bawah sternum diameter
yang bermanifestasikan
barrel chest ini misalnya (tulang tengah di anteroposterior. Pige
asma berat dan PPOK dada). Pada bentuk on chest dapat
(jenis emfisema). dada seperti ini terjadi pada pasien
rentan terjadi dengan penyakit
penekanan jaringan rikets, sindrom
terhadap jantung marfan, atau
dan pembuluh kifoskoliosis berat.
darah besar,
sehingga murmur
(suara bising) pada
jantung sering
terjadi. Funnel
chest dapat terjadi
pada pasien dengan
Dada dikaji tentang postur bentuk, kesimetrisan serta penyakit rikets atau warna
sindrom marfan.
kulit, perbandingan bentuk dada anterior, posterior, dan
transversal pada bayi 1 : 1, dewasa 1 : 2 bentuk abnormal pada
kondisi tertentu:
Kelainan Bentuk Toraks Dada Emfisema (barrel chest) Skoliosis Toraks & Skoliosis
Lumbar, Kelainan Bentuk Toraks Pectus Carinatum (pigeon chest) Pectus Excavatum
Kesimetrisan Toraks Pada Saat Bernafas
Amatilah apakah kedua lapangan toraks simetris saat bernafas. Pada keadaan normal
kedua lapangan toraks simetris saat bernafas.
Apakah ada lapangan toraks yang tertinggal saat bernafas, misalnya pada : Emfisema
berat. Pasien dengan ukuran tumor paru, atau mediastinum yang besar. Efusi pleura
yang masif. Kolaps paru. Perhatikan ada tidaknya pemakaian otot-otot bantu
pernafasan, misalnya pada kasus PPOK berat.
Inspeksi Gambaran Pasien PPOK (Barrel Chest & Hipertrofi Otot Pernafasan)
Frekuensi Pernafasan: Hitunglah berapa banyak pasien bernafas dalam satu menit.
Orang dewasa normal bernafas 14 -20 kali per menit. Pada bayi yang sehat frekuensi
bernafas 24 -32 kali per menit. v Bandingkan frekuensi bernafas pasien, dengan nilai
yang normal. Apakah frekuensi bernafas pasien normal. Frekuensi terlalu cepat
(takipneu). Frekuensi terlalu lambat (bradipneu). Frekuensi tidak bernafas (apneu).
Jenis Pernafasanl, Amatilah jenis pernafasan pasien (jenis pernafasan normal) :
Apakah torakoabdominal (terutama pada wanita). Apakah abdominotorakal (terutama
pada pria). Amatilah apakah terdapat jenis pernafasan abnormal seperti :
Pernafasan torakal.
Pernafasan abdominal.
”Pursed Lips Breathing”.
Pernafasan cuping hidung yang cepat dangkal.
Irama Pernafasan: Amatilah irama pernafasan pasien. Irama pernafasan normal
adalah, pernafasan yang silih berganti antara inspirasi dan ekspirasi, dengan frekuensi
yang normal. Amatilah ada tidaknya irama pernafasan yang abnormal seperti :
Bradipneu. Takipneu.
Hiperpneu.
Pernafasan Cheyne Stokes.
Pernafasan Biot. ”Sighing Respiration”.
Palpasi: Palpasi kelenjar getah bening kepala & leher (di bahas lebih lanjut pada
pemeriksaan fisik Blok Sistem Organ Khusus) Palpasi trakea. Palpasi statis dinding
dada anterior. Palpasi dinamis : Pemeriksaan ekspansi paru. Pemeriksaan tactile vocal
fremitus.
Palpasi dada bertujuan mengkaji kulit pada Perkusi dinding thorak dengan cara mengetuk
dinding dada, adanya nyeri tekan, masssa, dengan jari tengah, tangan kanan pada jari
kesimetrisan ekspansi paru dengan tengah tangan kiri yang ditempeklan erat pada
menggunakan telapak tangan atau jari 7 dinding dada celah interkostalis. Perkusi
sehingga dapat merasakan getaran dinding dindng thorak bertujuan untuk mengetahui
dada dengan meminta pasien mengucapkan batas jantung, paru, serta suara jantung
tujuh puluh tujuh secara berulang –ulang . maupun paru. Suara paru normal yang didapat
getaran yang diraskan disebut : vocal fremetus. dengan cara perkusi adalah resonan atau
Perabaan dilakukan diseluruh permukaan sonor, seperti dug, dugm dug, redup atau
dada(kiri,kanan depan, belakang) umumnya kurang resonan suara perkusi terdengar bleg,
pemeriksaan ini bersifat membandingkan bleg, bleg. Pada kasus terjadnya konsolidasi
bagian mana yang lebih bergetar atau kurang paru seperti pneumonia, pekak atau datar
bergetar,adanya kondisi pendataan paru akan terdengar mengetuk paha sendiri seperti kasus
terasa lebih bergetar, adanya kondisi adanya cairan rongga pleura, perkusi hepar
pemadatan paru akan terasa lebih bergetar dan jantung . hiperesonan/tympani suara
seperti pnimonia,keganasan pada pleural oerkusi pada daerah berongga terdapat banyak
effusion atau pneumathorak akan terasa kurang udara seperti lambung, pneumothorax dan
bergetar. coverna paru terdengar dang, dang, dang.