Anda di halaman 1dari 15

PELATIHAN KEPERAWATN KARDIOVASKULAR TINGKAT DASAR

PEMERIKSAAN FISIK SITEMKARDIOVASKULAR DAN RESPIRASI

LEMBARAN KERJA

Nama : Narda Riki Tanggal : 14/02/2022

1. Sebutkan keluhan utama yang berhubungan dengan masalah kardiovaskular :

Gejala sistem kardiovaskuler yang sering dikeluhkan pasien adalah nyeri dada
(chest pain), palpitasi, nafas pendek, orthopnea, dispnea paroksismal atau edema.
Dapat juga muncul gejala mirip dengan gejala sistem respirasi misalnya sesak nafas,
wheezing, batuk dan hemoptisis. Palpitasi (berdebar-debar) adalah sensasi kurang
nyaman akibat pasien merasakan denyut jantungnya. Palpitasi dapat terjadi karena
denyut yang tidak teratur, karena denyut yang lebih cepat atau lebih lambat atau
karena peningkatan kontraktilitas otot jantung. Palpitasi tidak selalu mencerminkan
kelainan jantung, bahkan kondisi disritmia yang sangat serius, misalnya takikardi
ventrikel, tidak dirasakan pasien sebagai palpitasi. Dyspnea (sesak nafas) adalah
sensasi kurang nyaman saat bernafas karena pasien merasakan harus berusaha lebih
keras untuk bernafas. Orthopnea adalah dispnea yang terjadi saat pasien berbaring dan
membaik bila pasien duduk. Derajat orthopnea sering diketahui dengan menanyakan
dengan berapa bantal pasien jadi merasa lebih nyaman atau apakah pasien sampai
harus tidur setengah duduk. Orthopnea sering terjadi pada gagal jantung kiri atau
mitral stenosis. Paroxysmal nocturnal dyspnea (PND) adalah episode dispnea atau
orthopnea mendadak yang membangunkan pasien dari tidur, biasanya terjadi 1- 2 jam
setelah pasien tertidur. PND sering terjadi pada gagal jantung kiri atau mitral stenosis.
Edema adalah akumulasi cairan secara berlebihan dalam jaringan interstitial.

2. Jelaskan tentang cara mengkaji nyeri dada berdasarkan protokol PQRST:

Singkatan Pertanyaan
P : provokes, Apa yang menyebabkan rasa sakit/nyeri; apakah ada hal yang
palliative menyebabkan kondisi memburuk/membaik; apa yang dilakukan jika
(penyebab) sakit/nyeri timbul; apakah nyeri ini sampai mengganggu tidur.
Bisakah anda menjelaskan rasa sakit/nyeri; apakah rasanya tajam,
Q : quality sakit, seperti diremas, menekan, membakar, nyeri berat, kolik, kaku
(kualitas) atau seperti ditusuk (biarkan pasien menjelaskan kondisi ini dengan
kata-katanya).
R : Radiates
Apakah rasa sakitnya menyebar atau berfokus pada satu titik.
(penyebaran)
Seperti apa sakitnya; nilai nyeri dalam skala 1-10 dengan 0 berarti
S : severety tidak sakit dan 10 yang paling sakit. Cara lain adalah menggunakan
(keparahan) skala FACES untuk pasien anak-anak lebih dari 3 tahun atau pasien
dengan kesulitan bicara
Singkatan Pertanyaan
Kapan sakit mulai muncul; apakah munculnya perlahan atau tiba-
tiba; apakah nyeri muncul secara terus-menerus atau kadang-
T : time (waktu) kadang; apakah pasien pernah mengalami nyeri seperti ini
sebelumnya. apabila "iya" apakah nyeri yang muncul merupakan
nyeri yang sama atau berbeda.

3. Apa yang perlu dinilai pada pemeriksaan sistem Kardiovaskular secara Inspeksi:

Menentukan :
a. Bentuk prekordium
- Normal kedua belah dada simetris
- Bial cwekung/cembung seisi berarti ada penyakit jantung/ paru sesisi.
- Cekung
Pada perikarditis menahun, fibrosis / atelektasi paru, skoliosis, kifoskoliosis, akibat
beban yang menekan dinding dada (pemahat, tukang kayu, dan lain-lain).
- Cembung / menonjol
Pada pembesaran jantung, efusi perikard, efusi pleura, tumor paru, tumor mediastinum,
skoliosis atau kifoskoliosis. Penonjolan akibat efusi pleura / perikard merupakan
penojnjolan daerah inter kostalis. Penonjolan akibat kelainan jantung menahun /
bawaan merupakan penonjolan iga.
b. Denyut pada apeks jantung
- Umumnya denyut jantung tampak di daerah apeks
- Pemeriksaan dilakukan sambil penderita berbaring atau duduk dengan sedikit
membungkuk
- Normal dewasa: terletak di ruang sela iga ke 4 kiri 2-3 cm dari garis mid
klavikularis. Daerah yang berdenyut seluas kuku ibu jari
- Normal Anak : terletak di ruang sela iga ke 4 kiri. Bila denyut jantung berada
di belakang tulang iga payudara besar, dinding toraks tebal, emfisima, efusi
perikard maka denyut jantung tak tampak.
- Denyut apeks tergeser ke samping kiri pada keadaan patologis, misalanya :
penyakit jantung, skoliosis / kofiskoliosis, efusi pleura, pneumotothoraks,
tumor mediastinum, abdomen membuncit (asites, hamil, dan lain-lain)
c. Denyut nadi pada dada
- Timbul denyutan di sela iga 2 kanan-aneurisma aorta
- Timbul denyutan di sela iga 2 kiri : dilatasi arteri pulmonalis (PDA, aneurisma
a. pulmonalis), aneurisma aorta desenden.
- Retraksi (tarikan ke dalam) di prekordium seirama dengan sistol pada
perikarditis adesiva, insufisiensi tricuspid/aorta.
d. Denyut vena
Vena di dada dan punggung tak tampak denyutannya. Yang kelihatan berdenyut hanya
vena jugularis interna dan eksterna.
4. Apa yang perlu dinilai pada pemeriksaan sistem Kardiovaskular secara Palpasi :

a. Pemeriksaan kelainan dinding thorax

 Nyeri tekan

 Bengkak: tentukan besar, konsistensi, suhu, berdenyyutan, atau getaran

 Menonjol lepas atau dekat dengan dasar

b. Menyatakan adanya tanda-tanda penyakit paru dengan memeriksa :

 Gerakan dinding thoraks waktu inspirasi dan ekspirasi

 Letakan kedua tangan pada dada penderita,sehingga kedua ibu jari

terletak di garis tengah diatas sternum

 Letakan kedua tangan pemeriksa pada kedua sisi tulang belakang

sehingga kedua ibu jari pemeriksa terletak diatas tulang belakang

 Dengan kedua cara tersebut akan terlihat gerakan thoraks simetris atau

tidak

 Getaran suara ( fremitus vocal) : getaran yang terasa oleh tangan

pemeriksa yang diletakan pada dada penderita waktu dia mengucap kata

 Bandingkan getaran yang terasa ditangan kanan dan kiri

 Fremitus meningkat pada : konsolidasi paru,pneumonia lobaris, tbc,

infark paru, tumor paru atelektase/kolaps paru dengan bronkus utuh dan

kavitasi dekat dengan permukaan paru

 Fremitus menurun pada : pleura terisi cairan atau udara, jaringan pleura

yang tebal, brokus tersumbat, jaringan paru tidak elastis (emfisema),

paru fibrotic, kaverne dalam paru

c. Memeriksa tanda-tanda penyakit jantung dan aorta


5. Apa yang perlu dinilai pada pemeriksaan sistem Kardiovaskular secara Perkusi :

Peranannya menurun sesudah ada foto rontgen thoraks. Tetapi tetap bermanfaat pada

efusi perikard dan aneurisma aorta, dimana daerah redup jantung melebar. Daerah

redup jantung mengecil pada emfisiema

6. Apa yang perlu dinilai pada pemeriksaan sistem Kardiovaskular secara Auskultasi:

a. Katup Pulmonal

Persambungan iga-3 kiri dengan sternum

b. Katup Aorta

Pada sternum, lebih rendah dan lebih medial daripada katup pulmonal

c. Katup mitral

Pada sternum, dekat batas atas sendi antara iga-4 dengan sternum

d. Katup tricuspid

Pada sternum (arah menyilang sternum) sesuai garis penghubung proyeksi katup

mitral dengan sendi antara sternum dengan iga kanan ke 5, bila ada kelainan

jantung proyeksi katup berpindah, misalnya stenosis mitral maka katup mitral

bergerak ke kiri bawah.

Proyeksi katup bukan menunjukan tempat bunyi jantung yang terdengar paling

keras meskipun bunyi- bunyi jantung dibangkitkan di sekitar katup-katup jantung.

Bunyi jantung dibangkitkan oleh katup :

- Mitral : paling jelas terdengar di apeks

- Trikuspid : di sternum dekat sendi sternum sela iga ke 5 kanan.

- Aorta : Pada sendi antara sternum sela iga 2 kanan/apeks

- Pulmonal : pada sela iga 2 kiri dekat tepi sternum.


7. Apa yang disebut dengan iktus kordis dan thrill :

Iktus kordis merupakan proyeksi denyut ventrikel kiri di dinding dada anterior, terletak

disela iga V, 7-9 cm di lateral linea midsternalis, dengan diameter kurang lebih1-2,5

cm.Thrill adalah tremor atau getaran yang dihantarkan di dalam cairan, dirasakan

dengan mengetuk abdomen jika terdapat polihidramnion.

8. Karakteristik apa yang harus diperhatikan saat pemeriksaan nadi:

Frekunsi denyut nadi manusia bervariasi,tergantung dari banyak faktor yang

mempengaruhinya, pada saat aktivitas normal:

1) Normal: 60-100 x/mnt

2) Bradikardi: < 60x/mnt

3) Takhikardi: > 100x/mnt

Pengukuran denyut nadi dapat dilakukan pada:

1) Arteri Radialis. Terletak sepanjang tulang radialis, lebih mudah teraba di atas

pergelangan tangan pada sisi ibu jari. Relatif mudah dan sering dipakai secara rutin.

2) Arteri Brachialis. Terlertak di dalam otot biceps dari lengan atau medial di lipatan

siku. Digunakan untuk mengukur tekanan udara.

3) Arteri Karotis. Terletak di leher di bawah lobus telinga, di mana terdapat arteri

karotid berjalan di antara trakea dan otot sternokleidomastoideus.

9. Jelaskan tentang bunyi jantung 1, 2, 3 dan 4:

BJ 1 : Di timbulkan oleh penutupan katup mitral dan tricuspid

BJ 2 : Ditimbulkan oleh penutupan katup aorta dan pulmonal.

Normal BJ 1 lebih keras dari BJ 2, tetapi BJ 1 nadanya rendah sedang BJ 2 nadanya

tinggi.
BJ 3 : terdengar samar-samar pada awal fase diastolic (setelah BJ 2). Normal pada

orang muda karena getarab pada otot-otot da korda tendine katup mitral/tricuspid

waktu ventrikel terisi darah yang deras.

BJ 4 : biasanya tidak terdengar, letaknya pada akhir fase diastolic (pre sistolik), jadi

sesaat sebelum BJ1, timbul diantara gelombang P dan komplek QRS dan di sebabkan

oleh kontraksi otot atrium.

10. Sebutkan dan jelaskan bunyi jantung tambahan :

bunyi jantung abnormal bisa disebabkan karena ada masalah di katup jantung, akibat

infeksi di jantung, dan gangguan irama jantung. Berikut adalah beberapa bunyi jantung

abnormal yang sering ditemui:

 Bunyi friction rub seperti gesekan kertas dapat disebabkan karena adanya gesekan di

lapisan perikardium dan ditemukan pada pasien perikarditis.

 Bunyi murmur yang mirip suara mendesis.

Bunyi gallop seperti telapak kaki kuda dapat dialami oleh pasien-pasien gagal jantung

11. Jelaskan bagaimana cara mengukur tekanan vena juguar ( JVP ) :

Penderita dalam posisi berbaring setengah duduk, kemudiann perhatikan :

- Denyut vena jugularis interna, denyut ini tidak bias diraba, tetapi bias dilihat.

Akan tampak gelombang a (kontraksi atrium), gelombang c (awal kontraksi

ventrikel-katup tricuspid menutup), gelombang v (pengisian atrium- katup

trikuspidmasih menutup).

- Pengembangan vena, normal setinggi manubrium sterni

- Bila lebih tinggi daripada itu maka berarti tekanan hisrostatik atrium kanan

meningkat, misalnya pada gagal jantung kanan. Pengkuran tekanan vena


jugularis: mengatur posisitidur pasien dapat diatur 30ᶿ, 40ᶿ, 60ᶿ, dan 90ᶿ, Nilai

normal JVP 3-4 cmH2O dari sterna angle.

12. Sebutkan keluhan utama yang berhubungan dengan masalah respirasi :

Keluhan utama yang sering dikeluhkan adalah : batuk,hemoptisis,sesak nafas,dan


mengi

13. Apa yang perlu dinilai pada pemeriksaan sistem Respirasi secara Inspeksi :

a. Posisi: duduk, berbaring


b. Arah : dari depan, dari belakang melihat kelainan tulang belakang ( mis.
Skeliosis), dari atas ( bahu pasien berbaring, paling tepat untuk meneliti
asimetri thoraks, bentuk thoraks dan gerakan pernafasan)
c. Bentuk :
d. Asimetris
e. Gerakan Pernafasan
f. Denyut apeks jantung
g. Pelebaran vena dada
h. Denyut nadi di dada / punggung

14. Apa yang perlu dinilai pada pemeriksaan sistem Respirasi secara Palpasi :

a. Pemeriksaan kelainan dinding thoraks

b. Menyatakan adanya tanda-tanda penyakit paru dan memeriksa

c. Memeriksa tanda- tanda penyakit jantung dan aorta.

15. Apa yang perlu dinilai pada pemeriksaan sistem Respirasi secara Perkusi :

Perkusi dinding thorak dengan cara mengetuk dengan jari tengah, tangan kanan pada

jari tengah tangan kiri yang ditempeklan erat pada dinding dada celah interkostalis.

Perkusi dindng thorak bertujuan untuk mengetahui batas jantung, paru, serta suara

jantung maupun paru. Suara paru normal yang didapat dengan cara perkusi adalah

resonan atau sonor, seperti dug, dugm dug, redup atau kurang resonan suara perkusi

terdengar bleg, bleg, bleg. Pada kasus terjadnya konsolidasi paru seperti pneumonia,
pekak atau datar terdengar mengetuk paha sendiri seperti kasus adanya cairan rongga

pleura, perkusi hepar dan jantung . hiperesonan/tympani suara oerkusi pada daerah

berongga terdapat banyak udara seperti lambung, pneumothorax dan coverna paru

terdengar dang, dang, dang.

16. Apa yang perlu dinilai pada pemeriksaan sistem Respirasi secara Auskultasi :

a. Suara nafas

b. Resonan vokal

c. Suara tambahan

17. Sebutkan tipe –tipe pernapasan normal :

Normal orang dewasa bernafas 12-20 x / menit, sifatnya abdominal, torakoabdominal,

sedangkan wanita lebih cepat sedikit dan sifatnya thorakal. Anak-anak bernafas 36-40

x/menit, sifatnya torako/torako-abdominal. Inspirasi biasanya lebih pendek daripada

eskpirasi.

18. sebutkan macam – macam bunyi/suara napas normal :

Kualitas Bunyi Pernapasan Normal


Bunyi napas Kualitas Lokasi
Trakea Kasar, nada tinggi Pada trakea
Bronchial Keras, nada tinggi Di samping trakea
Agak keras, nada agak
Bronkovesikuler Di samping sternum
tinggi
Vesikuler Lemah, nada rendah Bagian paru lainnya

19. Sebutkan macam suara napas tambahan dan sebutkan penyebabnya:

Jenis-jenis napas bunyi


Ada beberapa jenis napas bunyi yang menandakan adanya ketidaknormalan. Jenis
tersebut adalah:
 Rales
Rales digambarkan sebagai suara klik yang kecil atau berderak di paru-paru. Biasanya
suara ini terdengar ketika seseorang menarik napas.Kondisi ini muncul ketika udara
membuka ruang udara yang tertutup. Jika terus berlanjut, rales biasanya akan
digambarkan bunyi yang terdengar becek, kering, halus, atau kasar.
 Ronki
Ronki digambarkan sebagai suara yang mirip dengkuran. Kondisi ini muncul saat
udara tersumbat atau aliran udara menjadi kasar ketika melalui saluran udara yang
besar.
 Stridor
Stridor merupakan suara yang menyerupai mengi yang terdengar ketika seseorang
bernapas. Umumnya, stridor terjadi karena penyumbatan aliran udara di tenggorokan
atau di bagian belakang tenggorokan.
 Mengi
Mengi adalah suara bernada tinggi yang dihasilkan oleh penyempitan saluran udara.
Mengi dan suara abnormal lainnya terkadang bisa terdengar tanpa harus memakai
stetoskop. 
Penyebab napas bunyi akan berbeda tergantung jenis bunyi dan bagian mana yang
mengalami gangguan. Beberapa penyebab di bawah ini bisa diketahui berdasarkan
jenis suara napas yang dihasilkan.
Penyebab rales atau crackling
 Radang paru-paru
 Penyakit jantung
 Fibrosis paru
 Fibrosis kistik
 Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)
 Bronkitis
 Asbestosis
 Perikarditis
Penyebab ronki
 Bronkitis
 Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)
 Bronkiektasis
Penyebab stridor
 Laryngomalacia
 Pita suara lumpuh
 Kotak suara menyempit
 Hemangioma di bawah pita suara
 Croup
 Infeksi batang tenggorokan
 Epiglottitis
 Benda tersangkut di tenggorokan
Penyebab mengi
 Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)
 Asma
 Alergi
 Bronkitis
 Bronkiolitis
 Epiglottitis
 Penyakit gastroesophageal refluks (GERD)
 Gagal jantung
 Kanker paru-paru
 Apnea tidur
 Radang paru-paru
 Virus respiratory syncytial (RSV)
 Pita suara bermasalah
 Benda terjebak di kotak suara
 Benda terjebak di tenggorokan
 Pneumonia
 Emfisema
 Penyakit paru interstisial
 Edema paru
 Trakebronkitis

20. Sebutkan pemeriksaan penunjang dalam pengkajian sistem respirasi :

a. Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan Darah Rutin untuk melihat peningkatan jumlah sel darah putih

dalam darah yang merupakan tanda infeksi.

• Pemeriksaan Dahak atau Sputum, untuk mendeteksi kuman, termasuk bakteri

penyebab infeksi saluran pernapasan, termasuk pneumonia atau TBC.

• Pemeriksaan Molekular, seperti tes PCR untuk mendeteksi penyakit akibat

infeksi virus, seperti : COVID-19.

b. Pemeriksaan NON Laboratorium

• Pemindaian dengan Rontgen dan CT scan, untuk memeriksa kondisi paru-

paru serta jalan napas.

• Pemeriksaan Pulse Oximetry, untuk mendeteksi adanya gangguan pernapasan

dan memeriksa banyaknya oksigen yang masuk ke paru-paru.


21. Apa yang dapat anda jelaskan dengan gambar – gambar di bawah ini pada saat

pemeriksaan fisik sistem kardiovaskular:

Auskultasi posisi katup aorta

Auskultasi posisi katup pulmonal

Auskultasi posisi katup mitral

Auskultasi posisi katup


trikuspidalis

Dilakukan pemeriksaan bunyi jantung pada proyeksi keempat katup jantung yaitu:

1. Katup mitral, daerah ictus cordis setinggi rongga ICS V, satu jari medial linea mid

clavicularis

2. Katup tricuspid dirongga ICS 4, linea parasternalis sinistra

3. Katup pulmona, dirongga ICS 2, linea parasternalis sinistra

4. Katup aorta, di rongga ICS 2, linea parasternalis dextra


apa yang dapat anda jelaskan dengan gambar – gambar di bawah ini pada saat

pemeriksaan fisik sistem Respirasi :

Melakukan palpasi ictus cordis: palpasi ictus cordis dilakukan pada ICS 4 atau 5

midclavicula sinistra sekitar 2cm kearah medial (kearah tengah atau kearah sternum). Dari

garis imajiner midclavicula (bagian tengah clavicula)dibawah clavicula adalah ics 1 lalu

menuju ics 4 atau 5, kemudian kearah medial, disini kita bisa merasakan ictus cordis.
Dada berbentuk tong ifosis kelainan di Pectus excavatum Pectus carinatum
Normal:antara
Bentuk dada ini terjadi Bentuk dada ini Bentuk dada ini
diameter lengkungan tulang
karena hasil hiperinflasi terjadi ketika ada
anteroposterior belakang yang terjadi ketika
paru. Hiperinflasi ialah pergeseran yang
(jarak dari dada membuat adanya gangguan
terjebaknya udara akibat menyebabkan
ke punggung) punggung bagian (defek)
saluran pernapasan yang "lengkungan keluar"
dan diameter atas terlihat perkembangan
sempit/menyempit. Pada pada sternum dan
lateral (lebar membulat atau tulang paru yang
keadaan ini terjadi tulang iga. Pada
dada) adalah 1:2. bengkok tidak menyebabkan
peningkatan diameter keadaan ini juga
normal. depresi ujung terjadi peningkatan
anteroposterior. Penyakit
bawah sternum diameter
yang bermanifestasikan
barrel chest ini misalnya (tulang tengah di anteroposterior. Pige
asma berat dan PPOK dada). Pada bentuk on chest dapat
(jenis emfisema). dada seperti ini terjadi pada pasien
rentan terjadi dengan penyakit
penekanan jaringan rikets, sindrom
terhadap jantung marfan, atau
dan pembuluh kifoskoliosis berat.
darah besar,
sehingga murmur
(suara bising) pada
jantung sering
terjadi. Funnel
chest dapat terjadi
pada pasien dengan
Dada dikaji tentang postur bentuk, kesimetrisan serta penyakit rikets atau warna
sindrom marfan.
kulit, perbandingan bentuk dada anterior, posterior, dan
transversal pada bayi 1 : 1, dewasa 1 : 2 bentuk abnormal pada
kondisi tertentu:
 Kelainan Bentuk Toraks Dada Emfisema (barrel chest) Skoliosis Toraks & Skoliosis
Lumbar, Kelainan Bentuk Toraks Pectus Carinatum (pigeon chest) Pectus Excavatum
 Kesimetrisan Toraks Pada Saat Bernafas
 Amatilah apakah kedua lapangan toraks simetris saat bernafas. Pada keadaan normal
kedua lapangan toraks simetris saat bernafas.
 Apakah ada lapangan toraks yang tertinggal saat bernafas, misalnya pada : Emfisema
berat. Pasien dengan ukuran tumor paru, atau mediastinum yang besar. Efusi pleura
yang masif. Kolaps paru. Perhatikan ada tidaknya pemakaian otot-otot bantu
pernafasan, misalnya pada kasus PPOK berat.
 Inspeksi Gambaran Pasien PPOK (Barrel Chest & Hipertrofi Otot Pernafasan)
 Frekuensi Pernafasan: Hitunglah berapa banyak pasien bernafas dalam satu menit.
Orang dewasa normal bernafas 14 -20 kali per menit. Pada bayi yang sehat frekuensi
bernafas 24 -32 kali per menit. v Bandingkan frekuensi bernafas pasien, dengan nilai
yang normal. Apakah frekuensi bernafas pasien normal. Frekuensi terlalu cepat
(takipneu). Frekuensi terlalu lambat (bradipneu). Frekuensi tidak bernafas (apneu).
 Jenis Pernafasanl, Amatilah jenis pernafasan pasien (jenis pernafasan normal) :
Apakah torakoabdominal (terutama pada wanita). Apakah abdominotorakal (terutama
pada pria). Amatilah apakah terdapat jenis pernafasan abnormal seperti :
 Pernafasan torakal.
 Pernafasan abdominal.
 ”Pursed Lips Breathing”.
 Pernafasan cuping hidung yang cepat dangkal.
 Irama Pernafasan: Amatilah irama pernafasan pasien. Irama pernafasan normal
adalah, pernafasan yang silih berganti antara inspirasi dan ekspirasi, dengan frekuensi
yang normal. Amatilah ada tidaknya irama pernafasan yang abnormal seperti :
 Bradipneu. Takipneu.
 Hiperpneu.
 Pernafasan Cheyne Stokes.
 Pernafasan Biot. ”Sighing Respiration”.
 Palpasi: Palpasi kelenjar getah bening kepala & leher (di bahas lebih lanjut pada
pemeriksaan fisik Blok Sistem Organ Khusus) Palpasi trakea. Palpasi statis dinding
dada anterior. Palpasi dinamis : Pemeriksaan ekspansi paru. Pemeriksaan tactile vocal
fremitus.
Palpasi dada bertujuan mengkaji kulit pada Perkusi dinding thorak dengan cara mengetuk
dinding dada, adanya nyeri tekan, masssa, dengan jari tengah, tangan kanan pada jari
kesimetrisan ekspansi paru dengan tengah tangan kiri yang ditempeklan erat pada
menggunakan telapak tangan atau jari 7 dinding dada celah interkostalis. Perkusi
sehingga dapat merasakan getaran dinding dindng thorak bertujuan untuk mengetahui
dada dengan meminta pasien mengucapkan batas jantung, paru, serta suara jantung
tujuh puluh tujuh secara berulang –ulang . maupun paru. Suara paru normal yang didapat
getaran yang diraskan disebut : vocal fremetus. dengan cara perkusi adalah resonan atau
Perabaan dilakukan diseluruh permukaan sonor, seperti dug, dugm dug, redup atau
dada(kiri,kanan depan, belakang) umumnya kurang resonan suara perkusi terdengar bleg,
pemeriksaan ini bersifat membandingkan bleg, bleg. Pada kasus terjadnya konsolidasi
bagian mana yang lebih bergetar atau kurang paru seperti pneumonia, pekak atau datar
bergetar,adanya kondisi pendataan paru akan terdengar mengetuk paha sendiri seperti kasus
terasa lebih bergetar, adanya kondisi adanya cairan rongga pleura, perkusi hepar
pemadatan paru akan terasa lebih bergetar dan jantung . hiperesonan/tympani suara
seperti pnimonia,keganasan pada pleural oerkusi pada daerah berongga terdapat banyak
effusion atau pneumathorak akan terasa kurang udara seperti lambung, pneumothorax dan
bergetar. coverna paru terdengar dang, dang, dang.

a. Batas paru hepar : di ICS 4 sampai ICS ke 6

b. Batas atas kiri jantung ICS 2-3 8

c. Batas atas kanan jantung :ICS 2 linea


sternalis kanan

d. Batas kiri bawah jantung line media


clavicuralis ICS ke 5 kiri.

Anda mungkin juga menyukai