Anda di halaman 1dari 10

3.

Tujuan Persiapan Pra-Bedah

a. Pasien kooperatif setelah pembedahan

b. Persiapan mental dan fisik untuk menghadapi tindakan bedah

C. Tidak terjadi penyulit / komplikasi

4. Persiapan Pra-Bedah Umum

a. Pengkajian pasien dan keluarga

b. Pengkajian masalah-masalah yang berhubungan dengan rumah sakit dan

pembedahan.

c. Meyakinkan bahwa pasien dan keluarga tahu akan kebutuhan pembedahan

d. Melakukan pengecekan aspek-aspek yang berhubungan dengan kebudayaan

termasuk kepercayaan, agama dan hal-hal yang dapat mempengaruhi

pembedahan dan perawatan

e. Pekerjaan dan beban tanggung jawab pasien

f. Asuransi kesehatan, masalah ekonomi yang mempengaruhi pembedahan

g. Ukuran kemampuan mengatasi stres dan sumber pendukung emosional

h. Riwayat perawatan

i. Masalah yang ada selama perawatan

j. Apakah sudah dirawat dirumah sakit dan pengalaman operasi sebelumnya

k. Riwayat pengobatan yang lalu dan riwayat alergi

1. Pengkajian psikososial

m. Riwayat pengobatan secara umum adakah penyakit lain sebelumnya (paru,

diabetes, ginjal, alkoholik, pemakaian Narkoba)

n. Tes laboratorium dan tes diagnostik

o. Pengkajian Fisik

p. Melakukan pengkajian fisik secara menyeluruh head to toe, catat tanda-tanda


vital, cek status gizi: malnutrisi / obesitas

q. Pengkajian keseimbangan cairan, elektrolit dan asam basa

r. Pengkajian sistem tubuh: kulit, persyarafan, paru, kardiovaskular, gastrointestinal,

ginjal dan reproduksi

5. Manajemen Pasien Pra-Bedah

a. Orientasi ruangan

b. Memberikan penjelasan mengenai prosedur pra bedah meliputi :

1. Deskripsikan persiapan pra-bedah : mandi dengan sabun anti mikroba, mencukur

rambut, dada, perut, dan kelamin, pemeriksaan khusus jantung, ekho kardiagrafi,

EKG dan kateterisasi.

2. Deskripsikan prosedur bedah semua langkah termasuk mesin jantung paru,

ulasan mengenai anatomi dan fisiologi jantung dan katupnya, definisi singkat dari

istilah yang teknis dan tidak umum, lama waktu pembedahan, lama waktu

pembedahan dan waktu kunjungan keluarga,

3. Deskripsikan ruangan ICU dan peralatan monitor monitor dan alarm jantung,

selang endhotracheal dan lama pemasangan ETT, ventilator, prosedur

penghisapan jalur arterial dan pemantauan otomatis, slang dada / drain, slang

nasogastrik, kateter urine, tingkat kebisingan ICU, jalur intravena dan cairan yang

banyak.

4. Deskripsikan pengukuran kenyamanan : pengurangan nyeri, latihan fisik rentang

gerak, mengubah posisi, turun dari tempat tidur, dan obat tidur bila diperlukan.

5. Propilaktik pra bedah untuk mencegah trombo emboli vena paska bedah dan

infeksi

6. Faktor Resiko Pembedahan

a. Obesitas: mempermudah terjadinya infeksi akibat penurunan vaskularisasi jaringan


lemak, kesulitan mobilisasi sehingga resiko komplikasi paru dan pressure ulcer,

kebutuhan kerja jantung meningkat, resiko terjadinya kelainan pada sistem

endokrin, ginjal dan hati meningkat

b. Usia lanjut : Potensial meningkatnya efek komulatif obat-obatan, resiko terhadap

injuri lebih tinggi, golongan narkotik bisa menyebabkan depresi nafas, perubahan

tempat dapat menyebabkan disorientasi.

c. Dehidrasi / malnutrisi potensial terjadi efek lebih lanjut dari anestesi sehingga

asam basa dan

menimbulkan ketidak seimbangan cairan,elektrolit dan

memperlambat penyembuhan luka

d. Adanya penyulit lain seperti Diabetes Melitus, dan gangguan sistem tubuh lainya

seperti:

1. Sistem pernafasan adanya infeksi saluran pernafasan, pneumonia dan

masalah pernafasan lainnya.

2. Sistem ginjal dan hati adanya masalah ginjal dan hati dapat menyebabkan

keracunan obat anestesi dan menganggu ekskresi zat-zat tersebut dari ginjal,

penyakit hati kronik dapat meningkatkan kecenderungan perdarahan paska

bedah, lambatnya proses penyembuhan luka dan infeksi, penyakit ginjal dapat

menganggu eliminasi sisa-sisa metabolisme dan dapat menyebabkan ketidak

seimbangan cairan dan elektrolit

3. Riwayat pengobatan yang lalu dan sekarang bahaya terjadinya interksi obat-

obatan yang dipakai sebelumnya dengan obat anestesi, sehingga terjadi

hipotensi / syok

7. Persiapan Sehari Sebelum Pembedahan

a. Persiapan administrasi
b. Persiapan fisik diantaranya :

1. Persiapan kulit : melakukan pencukuran disore hari oleh perawat, untuk koroner

dimulai pencukuran dada, aksila, pubis, dan kedua tungkai kaki

2. Gastrointestinal: puasa 8-10 jam sebelum operasi, pengosongan isi lambung

menggunakan pencahar atau klisma

a. Persiapan laboratorium lengkap

1. Darah dari PMI ada 3 komponen :

Packed cell

FFP

2.

Trombosit

Untuk bedah anak :

Untuk bedah jantung tertutup packed cell 250 cc

Untuk bedah jantung terbuka :

BB < 6 kg: darah heparin 500 c pakedcell 150 cc, trombosit iunit dan

FFP 1 unit.

: 1000 cc (15-20cc/kgBB)

: 1000 cc(15-20 cc/kgBB)

: 5 unit

BB 6-20 kg :whole blood 500cc PRC 250 cc, FFP 2 unit, trombosit
2 unit.

BB 20-40 kg: PRC 500cc (20 ml/kgBB), FFP 3 unit, trombosit 3 unit

BB> 40 kg: PRC 1000 cc (20ml/kgBB), FFP 3 unit, trombosit 5 unit.

b. Pemeriksaan penunjang: gigi, THT, dan paru-paru, ekho kardiografi, EKG,

treadmil test, foto thorak

c. Persiapan mental

d. Persiapan obat-obatan : obat-obat antikoagulan dihentikan 1 minggu sebelum

operasi misalnya sintrom dan aspirin, obat diuretik dihentikan 3 hari sebelum

operasi, dan obat digitalis dihentikan 12 jam sebelum operasi misalnya

digoksin dan lanoksin, obat calcium bloker diberikan sampai hari operasi

e. Mengisi ceklist pra-bedah

9. PERAWATAN PERIOPERATIF DI KAMAR OPERASI

Operasi jantung adalah prosedur invasif berisiko tinggi yang memerlukan

perawatan berkualitas oleh seluruh tim multidisiplin. Setelah pasien diputuskan operasi.

maka persiapan harus dilakukan, yaitu: persiapan fisik maupun persiapan mental.

Perawatan, selain memiliki pengetahuan teknis dan ilmiah, juga harus tahu bagaimana

menghadapi kemungkinan seperti ketakutan dan reaksi emosional pasien yang akan

mengalami proses pembedahan, mampu memberikan kedamaian, keamanan, dan

kesempatan bagi pasien untuk berdialog dan mengungkap ketakutan mereka.

Untuk persiapan fisik, hal-hal yang harus diperhatikan ialah persiapan kulit,

gastrointestinal, persiapan untuk anastesi, kenyamanan dan istirahat pasien serta obat-

obatan yang digunakan.

Sedangkan untuk persiapan mental, sangat tergantung pada dukungan dari

keluarga. Tugas perawat bedah disini adalah dapat memberikan informasi yang jelas
kepada pasien, melakukan investigasi dan mengimplementasikan intervensi untuk

mempromosikan pemulihan kesehatan, pencegahan cedera atau penyakit lain dan

memungkinkan untuk mengatasi struktur dan fungsi fisik meliputi anatomi dasar dan

kondisi penyakit pasien, prosedur operasi sebatas kompetensi yang diberikan,

pemeriksaan diagnostik penunjang, peraturan-peraturan dari tim bedah, keadaan di ruang

operasi, jenis sayatan operasi dan ruang tunggu bagi keluarga pasien. Hal ini dilakukan

pada saat perawat bedah melakukan kunjungan sebelum pasien dioperasi.

10. PENGKAJIAN PASIEN PADA SAAT TIBA DIKAMAR OPERASI

Saat tiba dikamar operasi maka yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Lakukan identifikasi pasien

b. Observasi tingkat kesadaran pasien

c. Observasi emosi pasien

d. Observasi aktivitas

e. Cek obat yang digunakan

f. Observasi pernapasan pasien

g. Riwayat penyakit, keluarga, kebiasaan hidup

h. Observasi tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu.

Observasi kulit: warna, turgor, suhu, keutuhan

j. Allergi

i.

k. Memberi selimut hangat

10.1 Pemeriksaan diagnostik

a. EKG: untuk mengetahui disaritmia

b. Chest x-ray
c. Hasil Lab: darah lengkap, koagulasi, elektrolit, urium, kreatinin, BUN, HbsAg

d. Kateterisasi

e. ECHO )transthoracic echocardiography (Echo:

f. Pemeriksaan transesophageal echocardiography (TEE), bila diperlukan (6 bulan

terakhir)

g. Pemeriksaan koroangiografi (1 tahun terakhir).

h. Pemeriksaan right heart catheterization pada kasus kongenital (6 bulan terakhir).

i. Pemeriksaan viability study pada pasien dengan EF ≤35%.

j. Pemeriksaan CT angio cerebral dan konsul ke dokter neurologi pada pasien IE

k. Pemeriksaan DUS Femoral pada pasien dengan EF ≤35%.

1. Pemeriksaan DUS ekstremitas atas pada pasien CABG usia <45 tahun (bila

direncanakan memakai graft arteri radialis).

10.2 Tindakan perawat pada saat menerima pasien di ruang persiapan

a. Melakukan serah terima dengan perawat ruangan

b. Memperkenalkan diri dan anggota tim kepada pasien

c. Mencek identitas pasien dengan memanggil namanya dengan mencocokkan

dengan gelang identitas pasien

d. Memberikan suport kepada pasien

e. Informasikan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan seperti ganti

baju, pemasangan infus, kanulasi arteri dan pemasangan lead EKG

f. Mendampingi pasien saat pemberian premedikasi

g. Menciptakan situasi yang tenang

h. Yakinkan pasien tidak menggunakan gigi palsu, perhiasan, kontak lensa dan

alat bantu dengar

i. Membawa pasien keruang operasi


10.3 Perawatan intra operasi

a. Perawat Perioperatif :

1. Persiapkan ruangan dan alat-alat yang dibutuhkan selama operasi: koroner,

katup, kongenital dan vaskuler

2. Persiapkan cairan yang akan digunakan

3. Pengkajian pasien: identifikasi, hasil pemeriksaan penunjang, pencukuran,

persiapan kulit pasien

4. Airway (jalan nafas) Persiapkan alat untuk mempertahankan airway antara lain:

guedel, laringoskop, ETT berbagai ukuran, sistem hisap lendir

5. Breathing (pernafasan)

Persiapkan alat untuk terapi O2 antara lain kanula, sungkup, bagging dan

ventilator

6. Circulation (sirkulasi)

- Pemantauan EKG, sering digunakan lead II untuk memantau dinding miokard

bagian inferior dan V5 untuk antero lateral (Friedman dan Sethna, 1990)

- Kanulasi arteri dipasang untuk memantau tekanan arteri dan analisa gas darah

- Pemasangan CVP untuk pemberian darah autologus dan infus kontinu, serta

obat-obatan yang perlu diberikan.

- Pemasangan kateter arteri Pulmonal (Swan Ganz) melalui Vena Jugularis atau

Vena Subklavia, untuk memantau tekanan dalam ruangan jantung, curah

jantung dan saturaksi oksigen. Tekanan diastolik arteri pulmonal dapat

digunakan sebagai petunjuk dalam pemberian cairan selama operasi

- Pemasangan Kateter urine untuk memantau produksi urine selama operasi

- Temperatur: sering digunakan nasofaringeal atau rektal untuk mengevaluasi

status pasien dari cooling dan rewarning, tingkat proteksi miokard, adekuatnya
perfusi perifer dan hipertermi maligna.

Pada beberapa sentra sering dipasang Near Infrared Spectroscopy untuk

menilai saturasi oksigen diotak terutama operasi yang menggunakan deep

Hypothermia dan Circulatory Arrest dan yang juga menggunakan vasopressor

dosis tinggi pada pasien yang kompleks.

Pemberian obat-obatan: untuk anasthesi dengan tujuan tidak sadar, amnesia,

analgesia, relaksasi otot dan menurunkan respons stres. Sedangkan obat yang

lain seperti inotropik, kronotropik, antiaritmia, diuretik, anti hipertensi, anti

kuagulan dan kuagulan juga diperlukan

7. Defibrilator

Alat ini disiapkan untuk mengantisipasi aritmia yang mengancam jiwa seperti

ventrikel Fibrillasi. Padle yang disiapkan eksternal dan internal

8. Eletrosurgical unit (ESU)

Dalam melakukan pemasangan ground pad harus disesuaikan dengan ukuran

untuk mencegah panas yang terlalu tinggi pada tempat pemasangan

9. Posisi pasien di meja operasi

Mengatur posisi pasien tergantung dari prosedur operasi yang akan dilakukan:

supine, left/rigth upper lateral, anterolateral.

Hal yang perlu diperhatikan: posisi harus fisiologis, sistem muskulosketal harus

terlindung, lokasi operasi mudah terjangkau, mudah dikaji oleh anastesi, beri

perlindungan pada bagian yang tertekan (kepala, sakrum, skapula, siku dan

tumit)

10. Persiapan lain: TEE (Trans Esophageal Echocardiography)

Untuk melihat pergerakan jantung, fungsi katup, fungsi miokard, aliran pirau

intrakardiak, udara di ruang jantung, serta efektif tidaknya venting.


11. Kemudian perlu diantisipasi untuk persiapan pemasangan IABP (Intra Aortic

Ballon Pump)

12. Menjaga tindakan asepsis

Kondisi asepsis dicapai dengan: cuci tangan,gowning, gloving, melakukan

preparasi kulit dan drapping, menjaga strelilitas dari alat yang digunakan dan

lingkungan sekitar area operasi

13. Mesin Jantung paru ( Cardio Pulmonary Bypass) untuk mengganti fungsi

jantung dan paru ketika jantung dihentikan.

Anda mungkin juga menyukai