Laporan Apotek Bionik Farma
Laporan Apotek Bionik Farma
DISUSUN OLEH:
APOTEKER ANGKATAN XLIII
Disusun Oleh:
Di Setujui Oleh:
Puji dan syukur atas kehadiran Allah SWT karena dengan rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Bionik Farma
periode agustus 2022 dengan baik.
Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) ini dilaksanakan untuk memperluas
wawasan mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker di bidang Apotek. Laporan
Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) ini disusun sebagai salah satu syarat
dalam kurikulum Program Studi Profesi Apoteker pada Fakultas Farmasi Institut
Sains dan Teknologi Nasional (ISTN) Jakarta.
Pada kesempatan ini dengan rasa hormat dan kami ucapankan terimakasih
yang sebesar besarnya kepada Ibu apt. Rozalia Riarja Riarsi, S.Farm selaku
pembimbing kami di Apotek Bionik Farma, yang telah meluangkan waktu
untuk membimbing dan memberikan ilmu kepada kami selama di Apotek Bionik
Farma. Oleh karena itu, pada kesempatan ini ucapan terima kasih tidak lupa
disampaikan kepada :
1. Ibu Dr. apt. Refdanita, M.Si. selaku Dekan Fakultas Farmasi Institut
Sains dan Teknologi Nasional Jakarta.
2. Ibu apt. Amelia, M.Farm., selaku Kepala Program Studi Profesi
Apoteker Fakultas Farmasi, Institut Sains dan Teknologi Nasional
Jakarta.
3. Ibu apt. Yayah Siti Juariah, M.Si, selaku Pembimbing Institut Sains
dan Teknologi Nasional
4. Bapak dr. Aloysius Arifin selaku Pimpinan Apotek Bionik Farma
5. Ibu apt. Mei Wulandari, S.Farm selaku penanggung jawab Apotek
Bionik Farma
6. Ibu apt. Rozalia Riarja Riarsi, S.Farm selaku Pembimbing Apotek
Bionik Farma
7. Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Program Profesi Apoteker
Fakultas Farmasi Institut Sains dan Teknologi Nasional Jakarta.
8. Seluruh Staf, Managemen dan Pegawai Apotek Bionik Farma atas
pengarahan, keramahan dan kesediaan untuk membimbing selama
praktek kerja profesi.
9. Orang tua dan keluarga besar yang telah meberikan dukungan moral,
materi, semangat dan doa.
10. Seluruh pihak yang telah membantu selama penulisan laporan Praktek
Kerja Profesi Apoteker.
11. Rekan-rekan seperjuangan Program Studi Profesi Apoteker
angkatan 43 yang telah memberikan dukungan dan semangat.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan laporan ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat
membangun dan dapat memperbaiki laporan ini sangat kami harapkan. Akhir
kata semoga laporan hasil kegiatan Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di
Apotek Bionik Farma ini dapat memberikan manfaat yang lebih luas tentang
profesi Apoteker di bidang Apotek.
Penulis
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................... ii
KTA PENGANTAR.............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
DAFTAR TABEL............................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... viiii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................ixx
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2 Tujuan Praktek Kerja Profesi Apoteker................................................ 2
1.3 Manfaat Praktek Kerja Profesi Apoteker.............................................. 3
1.4 Pelaksanaan Praktek Kerja Profesi Apoteker........................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................4
2.1 Apotek...................................................................................................4
2.1.1 Definisi Apotek............................................................................4
2.1.2 Landasan Hukum Apotek............................................................ 4
2.1.3 Persyaratan Pendirian Apotek......................................................5
2.1.4 Perizinan Apotek......................................................................... 7
2.1.5 Pencabutan Surat Izin Apotek..................................................... 9
2.2 Sumber Daya Kefarmasian Di Apotek................................................10
2.3 Sediaan Farmasi Berdasarkan Penggolongan Obat.............................12
2.4 Pengelolaan Sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis
pakai …………………………………………………………………13
2.5 Pengelolaan Narkotika Psikotropika dan Prekursor............................25
2.6 Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.........................................29
2.7 Pelayanan Farmasi Klinik................................................................... 29
2.8 Evaluasi Mutu Pelayanan Kefarmasian.............................................. 35
BAB III TINJAUAN KHUSUS..........................................................................41
3.1 Apotek.................................................................................................41
3.1.1 Sejarah Apotek Bionik Farma................................................... 41
3.1.2 Visi, Misi, dan Motto Apotek Bionik Farma.............................42
3.1.3 Lokasi Apotek Bionik Farma.....................................................43
3.1.4 Sumber Daya Manusia...............................................................43
3.2 Sarana dan Prasarana...........................................................................46
Institut Sains dan Teknologi Nasional
3.3 Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai ………………………………………………………….53
vi
vii
viii
ix
2.1 Apotek
2.1.1 Definisi Apotek
Berdasarkan Peranturan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Nomor
73 tahun 2016, Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat
dilakukan praktik kefarmasian oleh Apoteker dan Apoteker adalah sarjana
farmasi yang telah lulus sebagai profesi Apoteker dan telah mengucapkan
sumpah jabatan Apoteker. (PMK No. 73 tahun 2016).
Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung
jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud
mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. (PMK
No. 73 tahun 2016).
Dalam pelaksaaannya Apotek menyelenggarakan fungsi yaitu pengelolaan
sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai; dan pelayanan
farmasi klinik, termasuk di komunitas. Pengaturan Apotek bertujuan untuk:
a. Meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian di Apotek;
b. Memberikan perlindungan pasien dan masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kefarmasian di Apotek; dan
c. Menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian
dalam memberikan pelayanan kefarmasian di Apotek. (PMK no.
9 tahun 2017).
4
Institut Sains dan Teknologi Nasional
5
a) Lokasi
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dapat mengatur persebaran
Apotek di wilayahnya dengan memperhatikan akses masyarakat
dalam mendapatkan pelayanan kefarmasian.
b) Bangunan
Bangunan Apotek harus memiliki fungsi keamanan,
kenyamanan, dan kemudahan dalam pemberian pelayanan kepada
pasien serta perlindungan dan keselamatan bagi semua orang
termasuk penyandang cacat, anak-anak, dan orang lanjut usia.
Bangunan Apotek harus bersifat permanen. Bangunan bersifat
permanen dapat merupakan bagian dan/atau terpisah dari pusat
perbelanjaan, apartemen, rumah toko, rumah kantor, rumah susun,
dan bangunan yang sejenis.
c) Sarana, Prasaran dan Peralatan
Bangunan Apotek sebagaimana dimaksud dalam memiliki
sarana ruang yang berfungsi:
1) Penerimaan Resep
2) Pelayanan Resep dan peracikan (produksi sediaan secara
terbatas)
3) Penyerahan SediaanFarmasi dan Alat Kesehatan
4) Konseling
5) Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
6) Arsip
Prasarana Apotek paling sedikit terdiri atas :
1) Instalasi air bersih
2) Instalasi listrik
3) Sistem tata udara
4) Sistem proteksi kebakaran
5) Peralatan
Apotek meliputi semua peralatan yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan pelayanan kefarmasian. Peralatan meliputi rak obat, alat
peracikan, bahan pengema sobat, lemari pendingin, meja,
sindroma ketergantungan.
5. Jika obat LASA nama sama tetapi hanya ada dua kekuatan yang
berbeda, maka perlakuannya sama seperti obat LASA nama sama
dengan tiga kekuatan berbeda. Misalnya, menggunakan warna biru
dan hijau saja seperti berikut:
a. Obat LASA dengan kekuatan besar diberi stiker menggunakan
warna biru.
b. Obat LASA dengan kekuatan kecil diberi stiker menggunakan
warna hijau.
6. Tenaga farmasi harus membaca resep yang mengandung obat LASA
dengan cermat dan jika tidak jelas harus dikonfirmasi kembali kepada
penulis resep, dalam hal ini yang dimaksud dokter.
7. Tenaga farmasi harus menyiapkan obat sesuai dengan yang tertulis
pada resep.
8. Sebelum menyerahkan obat pada pasien, tenaga farmasi disarankan
mengecek ulang atau membaca kembali kebenaran resep dengan obat
yang akan diserahkan.
9. Perawat hendaknya membaca etiket obat sebelum memberikan kepada
pasien.
10. Etiket obat harus dilengkapi dengan hal-hal seperti berikut ini.
a. Tanggal resep.
b. Nama, tanggal lahir dan nomor RM pasien.
c. Nama obat.
d. Aturan pakai.
e. Tanggal kadaluwarsa obat.
High Alert-medication atau obat dengan kewaspadaan tinggi adalah
obat obat yang secara signifikan berisiko membahayakan pasien bila
digunakan dengan salah atau pengelolaan yang kurang tepat. Obat ini sering
menyebabkan kesalahan serius (sentinel event) dan dapat menyebabkan
reaksi obat yang tidak diinginkan (ROTD) seperti obat-obat yang terlihat
mirip atau kedengarannya mirip (nama obat rupa dan ucapan mirip/NORUM
atau Look Alike Sound Alike / LASA ) (Permenkes, 2017).
4. Penyimpanan
a. Obat/bahan Obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam
hal pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain,
maka harus dicegah terjadinya kontaminasi dan harus ditulis informasi
yang jelas pada wadah baru. Wadah sekurang- kurangnya memuat
nama obat, nomor batch dan tanggal kadaluwarsa.
b. Semua obat/bahan obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai
sehingga terjamin keamanan dan stabilitasnya.
c. Tempat penyimpanan obat tidak dipergunakan untuk penyimpanan
barang lainnya yang menyebabkan kontaminasi
d. Sistem penyimpanan dilakukan dengan memperhatikan bentuk
sediaan dan kelas terapi obat serta disusun secara alfabetis.
e. Pengeluaran obat memakai sistem FEFO (First Expire First Out) dan
FIFO (First In First Out). (PMK no. 73 tahun 2016)
5. Pemusnahan dan penarikan
a. Obat kadaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan jenis
dan bentuk sediaan. Pemusnahan obat kadaluwarsa atau rusak yang
mengandung narkotika atau psikotropika dilakukan oleh Apoteker dan
disaksikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Pemusnahan obat
selain narkotika dan psikotropika dilakukan oleh Apoteker dan
disaksikan oleh tenaga kefarmasian lain yang memiliki surat izin
praktik atau surat izin kerja. Pemusnahan dibuktikan dengan berita
acara pemusnahan menggunakan formulir.
b. Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 (lima) tahun
dapat dimusnahkan. Pemusnahan resep dilakukan oleh Apoteker
disaksikan oleh sekurang-kurangnya petugas lain di Apotek dengan
cara dibakar atau cara pemusnahan lain yang dibuktikan dengan berita
acara pemusnahan resep menggunakan formulir dan selanjutnya
dilaporkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
c. Pemusnahan dan penarikan sediaan farmasi dan bahan medis habis
pakai yang tidak dapat digunakan harus dilaksanakan dengan cara
yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
dosis terlalu rendah, terjadinya reaksi obat yang tidak diinginkan atau
terjadinya interaksi obat
d) Apoteker menentukan prioritas masalah sesuai kondisi pasien dan
menentukan apakah masalah tersebut sudah atau berpotensi akan
terjadi
e) Memberikan rekomendasi atau rencana tindak lanjut yang berisi
rencana pemantauan dengan tujuan memastikan pencapaian efek
terapi dan meminimalkan efek yang tidak dikehendaki
f) Hasil identifikasi masalah terkait obat dan rekomendasi yang telah
dibuat oleh Apoteker harus dikomunikasikan dengan tenaga kesehatan
terkait untuk mengoptimalkan tujuan terapi
g) Melakukan dokumentasi pelaksanaan pemantauan terapi obat dengan
menggunakan Formulir.
1. Metode Evaluasi
a. Audit
Audit merupakan usaha untuk menyempurnakan kualitas
pelayanan dengan pengukuran kinerja bagi yang memberikan
pelayanan dengan menentukan kinerja yang berkaitan dengan standar
yang dikehendaki. Oleh karena itu, audit merupakan alat untuk
menilai, mengevaluasi, menyempurnakan pelayanan kefarmasian
secara sistematis.
Audit dilakukan oleh Apoteker berdasarkan hasil monitoring
terhadap proses dan hasil pengelolaan.
Contoh:
a) Audit sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
lainnya (stock opname)
b) Audit kesesuaian SPO
c) Audit keuangan (cashflow, neraca, laporan rugi laba) Review
Review yaitu tinjauan/kajian terhadap pelaksanaan pelayanan
kefarmasian tanpa dibandingkan dengan standar. Review dilakukan
oleh Apoteker berdasarkan hasil monitoring terhadap pengelolaan
Sediaan Farmasi dan seluruh sumber daya yang digunakan.
Contoh:
a) Pengkajian terhadap obat fast/slowmoving
b) Perbandingan harga obat
b. Observasi
Observasi dilakukan oleh Apoteker berdasarkan hasil
monitoring terhadap seluruh proses pengelolaan Sediaan Farmasi.
Contoh:
a) Observasi terhadap penyimpanan obat
b) Proses transaksi dengan distributor
c) Ketertiban dokumentasi
2. Indikator Evaluasi Mutu
a) kesesuaian proses terhadap standar
b) efektifitas dan efisiensi
TINJAUAN KHUSUS
3.1 Apotek
Saat ini, sudah 11 tempat klinik BPJS di sekitar Curug dan Cikupa yang
pengambilan obatnya harus dilakukan di Apotek Bionik Farma.
Kemungkinan, jumlah klinik akan ada penambahan ke depannya,” ucap
Operational Head Klinik Darma Nusantara, dr. Aloysius Arifin.
NO JABATAN NAMA
1. Pimpinan Apotek dr. Aloysius Arifin
2. Apoteker Penanggungjawab Apotek apt. Mei Wulandari, S.Farm
3 Apoteker Pendamping Apotek Apt. Rosalia Riarja riarsi, S.Farm
a. Asisten Apoteker Lulu luthfiah octaviani, S.Farm
b. Asisten Apoteker Nakita adila sultanah muslim, S.Farm
3.3 Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai
Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai dilakukan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
meliputi perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pemusnahan,
pengendalian, pencatatan dan pelaporan. Berikut ini Pengelolaan Sediaan farmasi,
alat kesehatan dan bahan medis habis pakai di Apotek Bionik Farma :
1. Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan di Apotek Bionik Farma
berdasarkan pola konsumsi masyarakat, dimana pola konsumsi dilihat
dari penggunaan obat sebelumnya. Apoteker melakukan penyediaan
obat berdasarkan dari laporan persediaan obat yang dilakukan oleh
petugas farmasi serta disesuaikan dengan formularium klinik yang
mana harus disesuaikan dengan prevelensi penyakit terbesar di klinik.
Apotek Bionik Farma melakukan perencanaan berdasarkan pola
konsumsi masyarakat sekitar dikarenakan Apotek Bionik Farma
belum lama berdiri sehingga masih menentukan perencanaan dengan
cara pengadaan obat sedikit demi sedikit terlebih dahulu, jika terdapat
obat yang sering dikonsumsi masyarakat maka dapat melakukan skala
prioritas.
2. Pengadaan
Pengadaan di Bionik Farma dilakukan sesuai dengan formularium.
Formularium diadakan agar mendapatkan listing fee / entry fee dari
principle farmasi yang product mereka masuk kedalam formularium.
Metode pemesanan obat yang di tawarkan oleh PBF melalui sistem
aplikasi online misalnya PT. Enseval dengan aplikasi Enseval mobile.
Metode langsung/manual dengan cara mengorder langsung ke
distributor. Pada Apotek Bionik Farma terdapat central purchasing hal
ini dilaksankan agar mendapatkan diskon besar untuk setiap
pembelian item, pembelian dalam jumlah besar untuk di distribusikan
pada Apotek Bionik Farma lainnya. Pengadaan di Apotek Bionik
Farma dilakukan sesuai dengan formularium. Apoteker melakukan
pengadaan obat dilakukan sesuai kebutuhan dan memesan langsung ke
PBF.
3. Penerimaan.
Perbekalan farmasi yang diterima oleh petugas Apotek yang berada di
Apotek Bionik Farma. kemudian melakukan pengecekan terhadap
jumlah, jenis, masa kadaluarsa sesuai isi faktur yang diterima lalu
disimpan dalam gudang, diletakkan di atas rak obat atau lemari obat.
Hal yang harus diperhatikan saat penerimaan untuk faktur dari
distributor di antaranya kesesuaian item, jumlah pesanan, nomor
batch, tanggal kadaluarsa dan juga harga yang tercantum berserta
diskon sudah sesuai atau tidak, serta pemeriksaan fisik barang guna
melihat apakah barang tidak mengalami kerusakan saat proses
pengantaran barang.
4. Penyimpanan
Apotek Bionik Farma menerapkan penyimpanan berdasarkan
alfabetis, bentuk sediaan, penyimpanan obat LASA (Look a Like,
Sound a Like) dan metode fast moving, dan pengeluaran obat
dilakukan dengan metode FEFO (First Expaired, First Out) dan FIFO
(First In, First Out). Penyimpanan Apotek Bionik Farma berdasarkan
kelas terapi obat serta disusun secara alfabetis dan sesuai dengan
bentuk sediaan.
5. Pemusnahan
Produk farmasi yang sudah tidak memenuhi syarat sesuai dengan
standar yang berlaku harus dimusnahkan. Pada Apotek Bionik Farma
dilakukan pemusnahan di masing-masing outlet, namun Obat dengan
ED kurang dari tiga bulan dapat return dengan syarat obat masih utuh,
box tidak terbuka atau rusak, faktur asli, dan faktur pajak. Keuntungan
dari return tersebut yaitu memotong tagihan pembayar obat di bulan
selanjutnya. beberapa hal yang harus diperhatikan pada pemusnahan
sediaan farmasi antara lain:
a. Obat kadaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan
jenis dan bentuk sediaan.
b. Pemusnahan obat selain narkotika dan psikotropika dilakukan
oleh Apoteker dan disaksikan oleh tenaga kefarmasian lain yang
memiliki surat izin praktik atau surat izin kerja.
Instiut Sains dan Teknologi Nasional
47
c. Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 (lima) tahun
dapat dimusnahkan. Pemusnahan resep dilakukan oleh Apoteker
disaksikan oleh sekurang-kurangnya petugas lain di Apotek
dengan cara dibakar atau cara pemusnahan lain yang dibuktikan
dengan Berita Acara Pemusnahan Resep selanjutnya dilaporkan
kepada dinas kesehatan kabupaten/kota.
d. Pemusnahan Obat mengandung narkotika dan psikotropika
dilakukan oleh Apoteker penanggungjawab Apotek dan
disaksikan oleh perwakilan dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Selama kami PKPA (praktek kerja profesi Apoteker) di Apotek
Bionik Farma melaksanakan pemusnahan di karenakan obat yang
sudah kadaluarsa masih disimpan dalam kotak dengan berlabel
“kadaluarsa”
6. Pengendalian
Apotek Bionik Farma melakukan pengendalian dengan kartu
stok untuk melihat stok maksimum dan stok minimum tujuannya
untuk memastikan tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai dengan
strategi dan program yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi
kelebihan dan kekurangan/kekosongan obat di Ruang Farmasi.
Pengendalian dilakukan dengan bebebapa cara diantaranya melakukan
pencatatan keluar masuk obat dengan menggunakan kartu stok yang
sekurang- kurangnya memuat nama Obat, tanggal kadaluwarsa,
jumlah pemasukan, jumlah pengeluaran dan sisa persediaan yang di
sesuaikan dengan stok fisik obat dan sistem computer. Selanjutnya
diadakan stok opname dengan tujuan untuk mempertahankan jenis
dan jumlah persediaan sesuai kebutuhan pelayanan, melalui
pengaturan sistem pesanan atau pengadaan, penyimpanan dan
pengeluaran dan juga untuk menghindari terjadinya kelebihan,
kekurangan, kekosongan, kerusakan, kadaluwarsa, kehilangan serta
pengembalian pesanan.
kadaluarsa dan keadaan fisik obat. Obat yang sudah di ambil kemudian di
catat pada kartu stok tanggal dan jumlah pengambilan. Untuk obat non
racikan langsung dimasukkan kedalam plastik klip kemudian untuk obat
racikan akan diracik terlebih dahulu sesuai permintaan baik puyer
maupun salep. Selanjutnya setelah obat disiapkan oleh TTK diberi etiket
berdasarkan aturan pemakaian pada resep. Untuk obat oral diberikan
etiket putih dan untuk obat penggunaan luar diberikan etiket biru. Untuk
sediaan suspensi dan emulsi diberikan label “kocok dahulu”. Pada etiket
dituliskan nama pasien, nama dokter, tanggal lahir pasien, dan aturan
pakai obat. Untuk obat antibiotik di tulis “dihabiskan”. Setelah semua
obat selesai dilakukan disiapkan selanjutnya melakukan pengecekan
kembali agar tidak terjadi kesalahan resep pada pasien. Setelah itu obat
diberikan kepada pasien dan disertai dengan pemberian informasi obat.
3. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Pelayanan informasi obat di Apotek Bionik Farma dilakukan sesuai
dengan tentang pelayanan informasi obat. Pelayanan informasi obat sudah
terakreditasi maka PIO sudah mempunyai arsip tersendiri. Prosedur yang
dilakukan pada PIO yaitu:
a. Petugas farmasi memberikan informasi kepada pasien berdasarkan resep
atau catatan pengobatan pasien (patient medication record) atau kondisi
kesehatan pasien baik lisan maupun tertulis.
b. Petugas Farmasi memanggil nama pasien seperti yang tertulis pada label
atau etiket obat.
c. Petugas farmasi memastikan bahwa obat yang diterima tepat pasien
dengan menanyakan nama dokter yang melayani dan tanggal lahir
pasien.
d. Petugas farmasi memastikan bahwa obat yang dterima sesuai dengan
indikasi penyakit pasien dengan menanyakan keluhan penyakit yang
dirasakan pasien.
keluarga agar supaya obat yang digunakan efektif dan tepat, dan tidak
terjadi kesalahan dalam penggunaan obat. Adapun informasi yang harus
infomasikan pada saat pemberian informasi obat kepada pasien yaitu nama
obat, kegunaan obat, aturan pakai, efek samping obat, dan informasi obat-
obat yang perlu diperhatikan seperti untuk antibiotik harus dihabiskan serta
penggunaan dan penyimpanan sediaan suppositoria. Akan tetapi Apotek
Bionik tidak mendokumentasikan pelayanan informasi obat seperti topik
pertanyaan, tanggal dan waktu pelayanan infomasi obat, metode pelayanan
informasi obat (lisan, tulisan atau lewat telepon), uraian pertanyaan,
menjawab pertanyaan, referensi, metode menjawab pertanyaan (lisan,
tulisan atau lewat telepon).
4. Konseling
Untuk Apotek Bionik terdapat tempat konseling tetapi selama kami
PKPA belum pernah melihat/melakukan konseling.
5. Pelayanan Kefarmasian di Rumah (home pharmacy care)
Pelayanan Kefarmasian di Rumah (home pharmacy care) Kegiatan
pelayanan kefarmasian di rumah (home care) merupakan kegiatan Apoteker
yang berkunjung ke rumah pasien khususnya pasien lansia dan pasien
dengan diagnosa penyakit kronis yang bertujuan untuk mengetahui
permasalahan yang dialami pasien terkait penggunaan obat, cara
penyimpanan dan identifikasi kepatuhan pasien. Jika sudah ditemukan
permasalahan maka Apoteker akan memberikan arahan agar tidak
memperburuk keadaan pasien. Dalam kegiatan ini pula pasien dan keluarga
pasien dapat melakukan konsultasi dan memperoleh edukasi dari Apoteker.
Pelayanan kefarmasian di Apotek Bionik belum melakukan pelayanan
kefarmasian di rumah.
6. Pemantauan Terapi Obat (PTO)
d. Prosedur
a) Petugas melakukan research secara berkala terkait
permintaan obat dan/atau laporan stok obat dari masing-
masing unit sesuai dengan pola konsumsi.
b) Melakukan kompilasi penggunaan sediaan farmasi-Bahan
Medis Habis Pakai setiap bulan.
c) Melakukan analisa untuk menetapkan prioritas dan jumlah
sediaan yang akan diadakan.
d) Melakukan monitoring distributor sediaan farmasi-Bahan
Medis Habis Pakai untuk menjamin keabsahan distributor
dan menjamin bahwa sediaan farmasi-Bahan Medis Habis
Pakai yang diadakan memenuhi persyaratan mutu.
2. SOP Pengadaan
a. Pengertian
Suatu kegiatan mengadakan obat – obatan yang dibutuhkan
untuk pelayanan kesehatan di sarana pelayanan kesehatan.
b. Tujuan
d. Prosedur
a) Memeriksa Sediaan Farmasi- Bahan Medis Habis Pakai
yang sudah habis atau hampir habis (diketahui melalui
pengamatan visual atau dari kartu stok pada setiap obat),
dicatat di buku daftar obat habis (defecta).Pemesanan
Sediaan Farmasi - Bahan Medis Habis Pakai yang habis
pada PBF dilakukan perminggu atau sesuai dengan
kebiasaan datangnya PBF
b) Menentukan pesanan Sediaan Farmasi - Bahan Medis
Habis Pakai yang meliputi jenis (termasuk di dalamnya
bentuk sediaan dan kekuatan), jumlah, dan PBF yang
dipilih.
c) Menulis di Blanko Surat Pesanan (SP) :
- Surat Pesanan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
a. Dibuat rangkap dua (masing-masing untuk PBF dan
arsip Apotek)
5. SOP Penerimaan
a. Pengertian
Suatu kegiatan proses penerimaan sediaan farmasi, alat
kesehatan dan bahan medis habis pakai dari distributor yang
sudah ditentukan
b. Tujuan
Prosedur ini dibuat untuk menjamin kesesuaian barang yang
diterima dengan surat pesanan (SP) serta menjamin barang yang
diterima dengan mutu yang baik
c. Referensi
a) Peraturan Pemerintah No.51 Tahun 2009 tentang
Pekerjaan Kefarmasian
b) Peraturan Menteri Kesehatan RI No.74 tahun 2016 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
c) Peraturan Menteri Kesehatan RI No.73 tahun 2016 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek
d) Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
HK.01.07/MENKES/569/2017 Tentang Formularium
Nasional.
b. Tujuan
Prosedur ini dibuat untuk pelaksaan dan pengawasan kegiatan
keuangan.
c. Referensi
a) Peraturan Kementrian Kesehatan No. 39 tahun 2019
Tentang Pedoman Akuntansi dan Penyusuan Laporan
Keuangan Kementrian Kesehatan
b) Peraturan Kementrian Kesehatan No. 14 Tahun 2021
tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk Pada
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
Sektor Kesehatan.
d. Prosedur
a) Bagian Keuangan Melakukan Pengelolaan dan
Pembukuan Transaksi Keuangan
b) Bagian Keuangan Membuat Laporan Keuangan Arus Kas
c) Bagian Keuangan Membuat Laporan Penjualan dan
Pembelian Persediaan Barang.
3. Penerimaan
Penerimaan yang dilakukan di Apotek Bionik Farma yang berasal dari
PBF akan diterima oleh petugas apotek dan kemudian dilakukan
pengecekan atau pemastian terhadap setiap obat berdasarkan barang sesuai
dengan pesanan yaitu meliputi nama obat, kekuatan sediaan, bentuk sediaan,
jumlah barang, dan kemasan, barang sesuai dengan faktur meliputi harga,
diskon, dan bonus, cek kadaluwarsa, cek nomor batch. Apabila barang yang
diterima sudah sesuai faktur maka akan diberikan stempel serta tanda tangan
petugas penerima pada faktur. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan
selama PKPA bahwa penerimaan obat di Apotek Bionik Farma yang
pengadaannya langsung dengan PBF penerimaannya sudah memenuhi
persyaratan PMK 73 tahun 2016 bahwa penerimaan untuk menjamin
kesesuaian jenis spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang
tertera dalam surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima.
4. Penyimpanan
6. Pengendalian
Pengendalian yang dilakukan di Apotek Bionik Farma adalah dengan
melakukan Stok opname, stok maksimum dan stok minimum. Stok opname
dilakukan setiap 1 (satu) bulan sekali untuk mengetahui nilai persediaan,
mengecek apakah jumlah fisik barang sesuai dengan data di komputer dan
dengan kartu stok, untuk mengetahui barang yang hilang, mengetahui tanggal
kadaluarsa obat atau barang, serta mengetahui obat-obatan yang slow moving
atau fast moving agar dapat diatasi untuk kekurangan barang ataupun stok
barang yang berlebihan. Stok maksimum dilakukan agar tidak terjadi
overstock atau mencegah barang berlebih sedangkan stok minimum
dilakukan agar tidak mengalami kekurangan atau kekosongan barang.
Berdasarkan hasil pengamatan selama PKPA bahwa pengendalian yang
dilakukan sudah memenuhi persyaratan PMK 73 tahun 2016 bahwa
pengendalian dilakukan untuk mempertahankan jenis dan jumlah persediaan
sesuai kebutuhan pelayanan, melalui pengaturan sistem pesanan atau
pengadaan, penyimpanan dan pengeluaran. Hal ini bertujuan untuk
menghindari terjadinya kelebihan, kekurangan, kekosongan, kerusakan,
kadaluwarsa, kehilangan serta pengembalian pesanan. Pengendalian
persediaan dilakukan menggunakan kartu stok baik dengan cara manual atau
elektronik. Kartu stok sekurang- kurangnya memuat nama Obat, tanggal
kadaluwarsa, jumlah pemasukan, jumlah pengeluaran dan sisa persediaan.
.
7. Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan dilakukan pada setiap proses pengelolaan sediaan farmasi,
alat kesehatan dan bahan medis habis pakai yang di atur dalam Apotek
Bionik Farma. Pencatatan yang dilakukan dengan menggunakan bentuk
manual. Kartu yang umum digunakan untuk melakukan pencatatan adalah
Kartu Stok. Di Apotek Bionik Farma selalu memperhatikan hal-hal yakni
kartu stok harus diletakkan bersamaan/ berdekatan dengan perbekalan
farmasi; Pencatatan dilakukan secara rutin setiap hari; Setiap terjadi mutasi
perbekalan farmasi (penerimaan, pengeluaran, hilang, rusak/ kedaluwarsa)
langsung dicatat didalam kartu stok; serta penerimaan dan pengeluaran
dijumlahkan pada setiap akhir bulan. Berdasarkan hasil pengamatan selama
PKPA bahwa pencatatan yang dilakukan telah sesuai dengan PMK 73 tahun
2016 bahwa pencatatan dilakukan pada setiap proses pengelolaan sediaan
farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai meliputi pengadaan
(surat pesanan, faktur), penyimpanan (kartu stok), penyerahan (nota atau
struk penjualan) dan pencatatan lainnya disesuaikan dengan kebutuhan.
Pelaporan terdiri dari pelaporan internal yakni pelaporan kesesuaian faktur ke
bagian keuangan, sedangkan pelaporan ekternal yakni pelaporan narkotika
dan psikotopika ke Kementrian Kesehatan Hal ini sesuai dengan persyaratan
PMK 73 tahun 2016 bahwa pelaporan internal merupakan pelaporan yang
digunakan untuk kebutuhan manajemen Apotek, meliputi keuangan, barang
dan laporan lainnya sedangkan laporan eksternal merupakan pelaporan yang
dibuat untuk memenuhi kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan, meliputi pelaporan narkotika, psikotropika dan
pelaporan lainnya. Berdasarkan hasil pengamatan selama PKPA dalam
melakukan pelaporan yang dilakukan telah memenuhi persyaratan PMK 03
tahun 2015 terkait pelaporan pemasukan dan penyerahan/penggunaan
Narkotika dan Psikotropika, secara elektronik atau dikenal dengan Sistem
Pelaporan Narkotika dan Psikotropika (SIPNAP) yang dilakukan setiap
tanggal 10 bulan selanjutnya telah sesuai persyaratan.
2. Dispensing
Dispensing pada Apotek Bionik Farma terdiri dari menyiapkan resep
sesuai dengan permintaan resep, kemudian melakukan peracikkan bila
diperlukan, memberikan etiket sekurang-kurangnya meliputi etiket putih
untuk obat dalam dan etiket biru pada obat luar, memasukkan obat ke
dalam wadah yang terpisah untuk menghindari kesalahan penggunaan.
Sebelum obat diberikan ke pasien dipastikan terlebih dahulu mengenai
penulisan pada etiket, jumlah obat, serta cara penggunaan obat, kemudian
memanggil nama atau nomor urut pasien, memeriksa ulang identitas pasien,
menyerahkan obat disertai dengan pemberian informasi obat, pemberian
informasi obat meliputi cara penggunaan obat, manfaat obat, makanan atau
minuman yang harus dihindarkan, efek samping obat serta interaksi obat,
membuat salinan resep dengan resep asli diparaf. Berdasarkan hasil
pengamatan bahwa dispensing yang dilakukan sudah memenuhi persyaratan
PMK 73 tahun 2016 tentang dispensing.
3. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Pelayanan informasi obat di Apotek Bionik Farma kepada pasien
disertai dengan pemberian informasi obat yang meliputi indikasi atau
kegunaannya, cara penggunaan obat, aturan pakai dari obat, dan menjawab
pertanyaan baik lisan maupun tulisan yang diajukan oleh pasien. Selain itu,
pasien juga diberikan beberapa informasi penting lainnya seperti jika obat
berupa antibiotik maka obat tersebut harus dihabiskan, untuk beberapa obat-
obatan yang harus diminum saat perut kosong maka pasien harus diberitahu
waktu minum obatnya dapat 1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah
makan dan jika obat-obatan menyebabkan kantuk maka pasien harus
menghindari berkendara sesudah mengkonsumsi obat tersebut. Berdasarkan
hasil pengamatan selama PKPA bahwa pelayanan informasi obat yang
dilakukan sudah memenuhi persyaratan PMK 73 tahun 2016 bahwa
pelayanan informasi obat merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
Apoteker dalam pemberian informasi mengenai obat yang tidak memihak,
dievaluasi dengan kritis dan dengan bukti terbaik dalam segala aspek
penggunaan obat kepada profesi kesehatan lain, pasien atau masyarakat.
Informasi mengenai obat termasuk obat resep, obat bebas dan herbal.
4. Konseling
Untuk Apotek Bionik Farma terdapat ruang konseling namun selama
kami melaksanakan PKPA di Apotek Bionik Farma belum adanya peberian
konseling yang dilakukan kepada pasien. Menurut PMK 73 tahun 2016
kegiatan konseling meliputi :
1) Membuka komunikasi antara Apoteker dengan pasien
2) Menilai pemahaman pasien tentang penggunaan Obat melalui Three
Prime Questions, yaitu:
a) Apa yang disampaikan dokter tentang Obat Anda?
a) Apa yang dijelaskan oleh dokter tentang cara pemakaian Obat
Anda?
b) Apa yang dijelaskan oleh dokter tentang hasil yang diharapkan
setelah Anda menerima terapi Obat tersebut?
3) Menggali informasi lebih lanjut dengan memberi kesempatan
kepada pasien untuk mengeksplorasi masalah penggunaan Obat
4) Memberikan penjelasan kepada pasien untuk menyelesaikan
masalah penggunaan Obat
5) Melakukan verifikasi akhir untuk memastikan pemahaman pasien
Apoteker mendokumentasikan konseling dengan meminta tanda
tangan pasien sebagai bukti bahwa pasien memahami informasi
yang diberikan dalam konseling.
5. Pelayanan Kefarmasian dirumah (home pharmacy care)
Apoteker sebagai pemberi layanan diharapkan juga dapat melakukan
Pelayanan Kefarmasian yang bersifat kunjungan rumah, khususnya untuk
kelompok lansia dan pasien dengan pengobatan penyakit kronis lainnya. Hal
tersebut tujuan untuk meningkatkan kepatuhan pasien. Pada Apotek Bionik
Farma sedang tidak mengadakan pelayanan kefarmasian dirumah
dikarenakan sedang pandemi covid-19, hal ini sesuai dengan PMK 73 tahun
2016.
5.1 Kesimpulan
Selama menjalankan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Apotek
Bionik Farma, dapat disimpulkan bahwa:
1. Peran dan tanggung jawab Apoteker Pengelola Apotek dalam
menjalankan kegiatan pelayanan kefarmasian telah sesuai dengan
Permenkes No. 73 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Apotek baik dari pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan
medis habis pakai maupun pelayanan farmasi apotek.
2. Pengelolaan sediaan farmasi dan alat Kesehatan berupa perencanaan,
pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pemusnahan, pengendalian, serta
pencatatan dan pelaporan telah dilaksanakan dengan baik.
3. Pelayanan farmasi apotek telah dilaksanakan di Apotek Bionik Farma yaitu
pengkajian resep, dispensing, pelayanan Informasi Obat (PIO),
konseling. Untuk Pelayanan kefarmasian di rumah (Home Pharmacy
Care) tidak dilaksanakan dikarenakan masih dalam kondisi pandemic
covid-19. Apotek Bionik Farma bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.
4. Mahasiswa sebagai calon Apoteker telah mendapatkan pengetahuan
berupa peran, tugas, fungsi, keterampilan, dan pengalaman praktis
Apoteker yang sesuai dengan aturan perundang-undangan dan dapat
diterapkan dikemudian hari saat praktek didunia kerja.
5.2 Saran
BPOM. 2017. Informatorium Obat Nasional Indonesia. Badan Pengawas Obat dan
Makanan Republik Indonesia. Jakarta
BPOM. 2018. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan No. 4 Tahun 2018
Tentang Pengawasan Pengelolaan Obat, Bahan Obat, Narkotika,
Psikotropika dan Prekursor Farmasi di Fasilitas Pelayanan Kefarmasian.
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. Jakarta
Menkes RI. 2017. Peraturan Menteri Kesehatan No. 9 tahun 2017 tentang
Apotek.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta
Menkes RI. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 73 Tahun 2016 Tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek . Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia. Jakarta.
Menkes RI. 2018. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 26 Tahun 2018 Tentang
Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik Sektor
Kesehatan. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta
Menkes RI. 2015. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2015 Tentang
Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, dan Pelaporan Narkotika,
99
Institut Sains dan Teknologi Nasional
100
Priyanto dan Lilian B. 2010. Farmakologi Dasar Untuk Mahasiswa Farmasi dan
Keperawatan. Lenskofi. Depok
World Health Organization Nine Star of World Health Organization Nine Star of
Pharmacist
NO NAMA S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S M S S
1 Fitri wahyu ningsih P P S S P P L S S P P S S L S S P P S S L P P S S P P L P P
2 Asdar P P S S P P L P P S S P P L P P S S P P L P P S S P P L S S
3 Haryadi pratama B S S P P S S L S S P P S S L P P S S P P L S S P P S S L S S
4 Tiara Maulidyah H S S P P S S L P P S S P P L S S P P S S L S S P P S S L P P
KETERANGAN
PAGI = P
SIANG = S
LIBUR = L
101
Gambar : lemari obat narkotik dan psikotropika gambar : lemari arsip dokumen
Melakukan Research
Berkala
Melakukan Kompilasi
Penggunaan
Analisis penentuan
prioritas
Memonitoring
Distributor
SOP Perencanaan
Menentukan Produk
yang akan dipesan
Menulis di Blanko
Surat Pesanan (SP)
SOP Pengadaan
Menentukan
jumlah obat
Menyiapkan
obat
Menyerahkan
obat
SOP Pendistribusian
Tidak Sesuai
Sesuai Diretur ke PBF
SOP Penyimpanan
Petugas farmasi memastikan tempat penyimpanan obat kering, tidak
lembab dan terhindar dari cahaya matahari langsung serta memastikan
stabilitas suhu penyimpanan obat telah telah sesuai
Tidak Retur
Dilakukan Pemusnahan
Retur
SOP Keuangan