Anda di halaman 1dari 2

1. Jenis proses produksi berdasarkan aliran produk yang manakah yang diterapkan Leathertrend?

Jawab:
Setelah suatu produk yang akan dikembangkan ditentukan, manajer operasi perlu
menentukan bagaimana cara memproduksi produk tersebut, Pemilihan proses merupakan suatu
pendekatan yang dilakukan organisasi untuk mengubah sumber daya yang ada menjadi barang
atau jasa. Terdapat dua tipe pilihan proses yaitu penggolongan berdasarkan aliran produk dan
penggolongan berdasarkan pesanan konsumen. Leathertrend menggunakan tipe pilihan proses
produksi melalui penggolongan berdasarkan aliran produk. Karena Leathertrend mengubah atau
mentransformasikan aliran material (dalam kasus ini berupa kulit sapi dan kulit domba) menjadi
suatu produk (tas, dompet, ikat pinggang, sepatu, dan beberapa aksesoris lainnya).
Terdapat tiga jenis aliran produk yaitu garis, batch, dan proyek. Pada kasus Leathertrend, jenis
aliran produk yang diterapkan adalah aliran batch. Aliran batch ditandai dengan adanya produksi
dalam ukuran-ukuran tertentu atau kelompok-kelompok tertentu yang disebut batch atau lot.
Setiap batch bergerak mengalir dari satu pusat kerja menuju pusat kerja yang lain. Sebuah pusat
kerja adalah sekelompok mesin atau proses yang hampir sama yang dikelompokkan untuk
melakukan suatu tahapan proses produksi.
Aliran batch sering kali menggunakan mesin-mesin umum, tidak memiliki kemampuan khusus,
yang didesain tidak untuk membuat satu produk tertentu. Hal ini ditujukan agar mesin bersifat
fleksibel. Tenaga kerja juga memiliki keterampilan tinggi dan fleksibilitas yang tinggi pula serta
mampu membuat produk-produk yang berbeda. Hal ini sesuai dengan aliran produk yang
diterapkan oleh Leathertrend, karena produk yang dihasilkan adalah tas, dompet, ikat pinggang,
sepatu, dan beberapa aksesoris lainnya. Perbedaan aliran batch dengan aliran garis adalah aliran
batch menggunakan mesin-mesin dan tenaga kerja yang lebih fleksibel dibandingkan dengan
aliran garis. Selain itu, aliran batch memungkinkan produk dibuat dalam jumlah sedikit.
Aliran proses yang melompat-lompat pada aliran batch menyebabkan adanya kesulitan dalam
hal penjadwalan produksi dan persediaan. Ketika proses berada pada kapasitas penuh, maka
operasi batch akan memerlukan tingkat persediaan yang tinggi sedangkan beberapa pekerjaan
menunggu untuk proses selanjutnya. Penggunaan kapasitas tinggi dapat mengakibatkan adanya
gangguan antar pekerjaan dalam waktu yang sama karena setiap produk melewati proses yang
berbeda, namun, stasiun kerja yang melayani proses tersebut adalah sama. Hanya alurnya saja
yang berbeda. Hal ini berakibat pada hilangnya efisiensi pada proses batch.
2. Pada tahap apakah dalam siklus peluncuran produk, produk baru PT. Raya Sejahtera?
Jawab:
Siklus peluncuran produk memiliki kaitan dengan daur hidup produk. Siklus peluncuran produk
merupakan bagian dari tahap perkenalan pada daur hidup produk, yaitu sebelum tahap
perkenalan dimulai. Menurut Crawford dan Di Benedetto (2008, siklus peluncuran produk terdiri
dari tiga tahapan, yaitu tahap pra-peluncuran, tahap batu pijakan, dan tahap pertumbuhan awal.
Pada kasus PT Raya Sejahtera, produk tersebut berada pada tahap masa-masa akhir tahap batu
pijakan dalam siklus peluncuran produk. Selain itu, setelah melewati tahap batu pijakan, PT Raya
Sejahtera mulai memasuki tahap pertumbuhan awal yaitu peralihan dari tahap perkenalan ke
tahap pertumbuhan.

3. Termasuk dalam jenis saluran distribusi apakah metode distribusi produk yang diterapkan oleh PT.
Definda?
Jawab:
Distribusi merupakan bagian dari aktivitas yang disebut materials management yang berarti
pengelolaan aliran material dimulai dari pemasok sampai dengan konsumen. Distribusi produk
dapat dilakukan melalui beberapa saluran distribusi. Keputusan mengenai saluran distribusi
dipengaruhi oleh dua pilihan saluran distribusi, yaitu saluran langsung atau tidak langsung.
Penentuan saluran distribusi langsung atau tidak langsung tergantung pada manfaat yang diterima
perusahaan, termasuk keuntungan yang akan didapat. Saluran distribusi langsung adalah saluran
distribusi tanpa menggunakan perantara sehingga barang langsung diterima oleh konsumen dari
produsen, sementara saluran distribusi tidak langsung merupakan saluran distribusi yang
menggunakan perantara atau terdapat pihak lain yang terlibat dalam mendistribusikan produk ke
konsumen. Pihak lain tersebut antara lain: perwakilan, pedagang besar, atau pedagang eceran.
Pada kasus PT. Definda, metode distribusi yang diterapkan adalah saluran distribusi secara
tidak langsung. Perusahaan menggunakan perantara yaitu pedagang besar dan pedagang eceran
(retail) dalam mendistribusikan produknya kepada konsumen. Pedagang besar membeli produk
perusahaan dalam jumlah besar, sedangkan pedagang kecil dapat membeli produk dari pedagang
besar dan menjual produk-produk tersebut secara eceran untuk menjangkau pasar seluas-
luasnya.

Anda mungkin juga menyukai