KALIMAT KONOTASI
Contoh:
1. Pria itu menyeret tetangganya ke meja hijau untuk
mendapatkan keadilan.
Bandingkan dengan …
2. Pria itu menaruh barang bawaannya di atas meja hijau
yang ada di ruangan itu.
Contoh-contoh kalimat bermakna denotasi
1. Tidur : (dalam KBBI) – dalam keadaan berhenti (mengaso) badan dan
kesadarannya (biasanya dengan memejamkan mata). Contoh :
a. Adik makan nasi uduk lengkap dengan perkedel, telur dadar dan tempe
oreknya.
b. Sekali makan, dia bisa menghabiskan tiga piring nasi.
c. Proyek membangunan tol dalam kota ini membutuhkan waktu yang lama.
3. Lari : (dalam KBBI) – melangkah dengan kecepatan tinggi; arti lainnya – hilang
atau senyap; arti lainnya – pergi (keluar) tidak dengan cara baik (tidak sah), kabur.
Contoh :
a. Usain Bolt masih memegang rekor lari sprint 100 meter dengan perolehan
waktu tercepat hingga saat ini.
b. Ia lari sekuat tenaga menghindari kejaran anjing yang entah muncul dari
mana.
c. Semangatnya kini sudah hilang entah kemana.
3. Tidak ada yang mengetahui bahwa Broto adalah serigala berbulu domba.
Serigala berbulu domba = penjahat yang berpura-pura baik.
5. Dia tidak menyadari bahwa dirinya dijadikan sapi perah oleh teman-temannya.
Sapi perah = Orang yang hanya dimanfaatkan saja
Daftar Ungkapan Bahasa Indonesia
NO NAMA UNGKAPAN ARTI UNGKAPAN
22 Bengkok Hati Senang melihat orang lain susah dan Susah melihat orang
lain senang
106 Kepala Keluarga Orang yang bertanggung jawab pada suatu keluarga
(biasanya Ayah)
115 Kutu Loncat Orang yg suka berpindah- pindah dari golongan satu ke
lainnya
121 Lempar Batu Sembunyi Melakukan perbuatan buruk kemudian pura-pura tidak
Tangan mengetahuinya
131 Main Mata Melakukan kontak dengan pihak lain demi menguntungkan
suatu pihak
135 Makan Tulang Mengambil keuntungan dari hasil kerja keras orang lain
142 Mengurut Dada Mengusap dada karena sedih, kecewa, susah dll
152 Naik Banding Minta pertimbangan kepada pengadilan yang lebih tinggi
156 Orang Dalam Orang yg ada dalam suatu lingkungan (pekerjaan dll)
164
165 Panjang Lidah Suka Mengomel / Gampang Mengadu Pada Orang Lain
170 Pedagang Kaki Lima Pedagang yang berjualan di emperan toko atau tepian jalan
172
182 Sahabat Pena Berteman tapi tidak pernah bertatap muka dan biasanya
hanya berkomunikasi lewat surat
183 Saksi Bisu Benda mati yang menjadi saksi suatu kejadian atau peristiwa
186 Sapi Perah Orang yang diperas tenaganya terus menerus atau
dimanfaatkan orang lain
202
210 Tulang Punggung Seseorang yang dijadikan andalan atau tumpuan dalam
suatu hal
216 Uang Panas Uang yang tidak diperoleh dengan cara yang sah
Pengertian
Kalimat efektif adalah kalimat yang disusun berdasarkan
kaidah-kaidah yang berlaku, seperti memiliki struktur kalimat
(subjek dan predikat), mengikuti ejaan yang disempurnakan,
pemilihan kata (diksi) yang tepat. Kalimat yang memenuhi
kaidah-kaidah tersebut jelas akan mudah dipahami oleh pembaca
atau pendengar.
1. Kesatuan
Kalimat harus memenuhi unsur penulisan yang utuh sehingga terbentuk sebuah
kalimat yang padu antara satu dengan yang lain. Kesatuan Kalimat meliputi :
3. Keparalelan
Kalimat yang memiliki imbuhan pada predikat lebih dari satu harus memiliki jenis
imbuhan yang sesuai antara satu dengan yang lainnya.
Seorang siswa harus belajar dan berlatih. (Benar)
Seorang siswa harus mempelajari dan berlatih. (Salah)
4. Kelogisan/masuk akal
Kata-kata dalam sebuah kalimat harus memiliki makna yang logis sehingga gagasan
penulis dapat diterima oleh nalar pembaca.
Agar tidak terlalu lama. (benar)
Agar tidak banyak memakan waktu. (salah)
5. Kepaduan
Kalimat yang tersusun memiliki kata yang saling berkaitan antara satu dengan yang
lainnya. Kepaduan kalimat menjadikan pembaca tidak menyalahartikan informasi dari
penulis.
Syihab membeli dua buah roti untuk adiknya. (Benar)
Syihab membeli dua buah roti adiknya. (Salah)
6. Ketepatan
Seorang penulis harus memperhatikan pemilihan kata yang tepat untuk
menyampaikan gagasannya kepada orang lain.
Rani melupakan nama orang itu. (Benar)
Rani lupa dengan nama orang itu. (Salah)
Contoh-contoh
Jangan taruh kata depan (preposisi) di depan subjek karena akan
mengaburkan pelaku di dalam kalimat tersebut.
1. Bagi semua peserta diharapkan hadir tepat waktu. (tidak efektif)
2. Semua peserta diharapkan hadir tepat waktu. (efektif)
Kehematan Kata
Bentuk Jamak
1. Para siswa-siswi sedang mengerjakan soal ujian masuk perguruan
tinggi. (tidak efektif)
2. Siswa-siswi sedang mengerjakan soal ujian masuk perguruan tinggi.
(efektif)
Sinonim
1. Ia masuk ke dalam ruang kelas. (tidak efektif)
2. Ia masuk ruang kelas
Kesejajaran Bentuk
Jika pada sebuah fungsi digunakan imbuhan me-, selanjutnya imbuhan
yang sama digunakan pada fungsi yang sama.
1. Hal yang mesti diperhatikan soal sampah adalah cara membuang,
memilah, dan pengolahannya. (tidak efektif)
2. Hal yang mesti diperhatikan soal sampah adalah cara membuang,
memilah, dan mengolahnya. (efektif)
Kelogisan Kalimat
Kelogisan berperan penting untuk menghindari kesan ambigu pada
kalimat.
1. Kepada Bapak Kepala Sekolah, waktu dan tempat kamu persilakan.
(tidak efektif)
2. Bapak Kepala Sekolah dipersilakan menyampaikan pidatonya sekarang.
(efektif)
PARTIKEL
Partikel adalah kelas kata dalam bahasa Indonesia yang tidak
bisa berdiri sendiri karena tidak memiliki arti sebagai kata dan
baru memiliki arti jika dihubungkan dengan kata lain dalam
penggunaanya itu pun maknanya dapat berubah sesuai
konteksnya.
PENULISAN PARTIKEL
Kerap terjadi kesalahan dalam penulisan partikel pun yang tidak pada tempatnya.
Partikel pun yang seharusnya dirangkai, justru tidak dirangkai, begitu pun sebaliknya.
Contoh:
1. Apapun yang terjadi aku akan selalu bersamamu.
2. Bagaimana pun, semua sudah terjadi.
Padahal seharusnya:
1. Apa pun yang terjadi aku akan selalu bersamamu.
2. Bagaimanapun, semua sudah terjadi.
Partikel “pun”
A. Partikel “pun” yang ditulis terangkai/digabung.
Partikel pun yang ditulis serangkai tersebut merupakan unsur kata penghubung
pada kalimat majemuk. Contoh partikel ini terdiri dari tiga belas kata
penghubung: adapun, andaipun, ataupun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun,
kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun, siapapun, walaupun, sungguhpun.
Contoh:
Besok pagi, koperasi sekolah akan membantu korban gempa. Adapun
dananya diambil dari kas anggota.
Andaipun diterima menjadi PNS, ia tetap akan memilih menjadi pengusaha.
Baik susah ataupun senang, aku yakin bisa hidup bahagia bersamamu.
Bagaimanapun Intan adalah adiknya, aku tidak mungkin memukulnya.
Biarpun aku sudah berusaha mencintaimu, aku tetap tidak bisa melupakannya.
Kalaupun harus memilih, aku tidak akan memilih dirimu.
Kendatipun sudah berusaha keras, Andini tetap gagal menjadi PNS.
Baik putra maupun putri, semua siswa harus berkumpul di lapangan sekolah.
Meskipun kakinya sakit, Ayah tetap bekerja keras di sawah.
Sekalipun ia tinggal di Jakarta, ia jarang pergi ke Monas.
Siapapun yang terpilih, ia harus bekerja keras untuk memenangi lomba ini.
Walaupun berharta banyak, Devi tetap rendah hati.
Sungguhpun demikian, aku tetap akan melanjutkan perjalanan.
B. Partikel “Pun” yang ditulis terpisah
Contoh:
Kemana pun aku pergi, aku merasa engkau hadir di sini.
Aku pun bingung dengan cara berpikirnya.
Dewi pun setuju dengan keputusannya.
Betapa pun berat, aku harus merelakan kepergianmu.
Langit pun seakan marah mendengar perkataanmu kepadaku
Berjalan pun sepertinya aku sudah tidak mampu lagi.
Selain pintar, Irfan pun baik hati.
Jangankan rumah, kendaraan pun aku tidak punya.
Apa pun yang menjadi kehendak-Mu, aku ikhlas, Ya Allah.
Malam pun semakin lengang, lalu aku lelap dalam tidur.
Partikel pun yang memiliki arti juga, harus ditulis terpisah. Contoh:
ada pun (ada juga)
kamu pun (kamu juga)
mau pun (berarti mau juga, bukan berarti meskipun, dan, serta)
Partikel “per”
A. Partikel per yang ditulis terpisah jika memiliki arti (1) tiap-tiap atau setiap,
(2) demi, (3) mulai, dan (4) dengan.
Contoh:
Harga tanah di Jogja sudah berkisar di angka Rp3.000.000,00 per meter.
Mahasiswa diminta keluar ruang kuliah satu per satu.
Surat keputusan itu berlaku per Januari 2020.
Kamu bisa mengirim uang itu per wesel pos.
A. Partikel “kah”
Partikel ini dapat menegaskan kalimat tanya.
a. Partikel –kah jika melekat pada kata tanya berfungsi untuk memperhalus
kalimat dan lebih formal.
Contoh :
Bagaimana keadaanmu sekarang? (menjadi) Bagaimanakah keadaanmu
sekarang?
b. Partikel -kah melekat pada kalimat yang berintonasi tanya tetapi tidak ada kata
tanya, maka partikel –kah berfungsi memperjelas kalimat tanya tersebut.
Contoh :
Harus aku yang mulai pekerjaan ini sendiri?
(menjadi) Haruskah aku yang mulai pekerjaan ini sendiri?
Tidak dapat kita meringkas karangan yang sangat panjang ini?
(menjadi) Tidak dapatkah kita meringkas karangan yang sangat panjang
ini?
c. Partikel –kah akan mengubah kalimat kalimat berita menjadi kalimat tanya.
Contoh :
Minggu ini akan dilaksanakan penghijauan di sekitar bantaran sungai.
(menjadi) Minggu inikah akan dilaksanakan penghijauan di sekitar bantaran
sungai?
B. Partikel “lah”
Partikel –lah berbentuk pelengkap kata. Partikel –lah biasanya melekat pada
predikat kalimat.
Fungsi :
a. Dalam kalimat perintah, partikel ini berfungsi menghaluskan nada
perintahnya.
o Tulislah kalimat dengan memperhatikan EYD!
o Datanglah ke rumahku ketika liburan!
b. Memberikan ketegasan dalam kalimat berita.
o Tiadalah seseorang yang dapat menghalanginya untuk mewujudkan
mimpi-mimpinya.
o Apa pun yang terjadi, pastilah ditempuhnya ujian nasional.
c. Menekankan kata ganti orang yang terletak di awal.
o Kamulah yang harus bertanggung jawab menyelesaikan permasalahan
ini.
o Engkaulah seseorang yang kucari selama ini.
LATIHAN SOAL “PARTIKEL”
Pada kalimat-kalimat di berikut ini, benarkah penulisan partikelnya?