1
2. Tahap Persuasi: tahap ketika individu atau unit/instansi pengambil keputusan yang lainnya
mulai menentukan sikap untuk menyukai dan berpihak kepada inovasi tersebut atau
sebaliknya.
3. Tahap Keputusan: tahap ketika individu atau unit/instansi pengambil keputusan yang lainnya
mulai terlibat dalam suatu aktivitas yang mengarah kepada pilihan keputusan untuk menerima
dan mengadopsi atau menolak inovasi tersebut.
4. Tahap Implementasi: tahap ketika individu atau unit/instansi pengambil keputusan yang
lainnya mulai menerapkan/menggunakan inovasi tersebut.
5. Tahap Konfirmasi: tahap ketika individu atau unit/instansi pengambil keputusan yang
lainnya mulai mengevaluasi dan mengambil sikap selanjutnya, entahkah akan berusaha
memperkuat inovasi yang digunakan dan konsekuensinya harus menolak/membuang hal-hal
lama yang bertentangan dengan inovasi tersebut, atau menolak/membuang inovasi yang telah
mereka ambil.
Proses Difusi-Inovasi - Kemenangan Jokowi dalam Pilpres
Bagaimana kemenangan Jokowi dalam Pemilihan Presiden RI tahun 2014 dalam
kacamata proses difusi-inovasi E.M. Rogers? Sebelum menjawab pertanyaan ini, menurut saya
kita perlu terlebih dahulu menjawab pertanyaan: Memangnya apa yang baru dalam fenomena
ini? Saya dan sebagian dari Anda tentunya setuju bahwa yang baru adalah gaya kepemimpinan
Jokowi yang khas dan berbeda dari pemimpinan/pejabat kebanyakan. Jokowi tampil dengan
karakter (bukan sekedar ‘pencitraan’ sementara yang bersifat make-up) yang cenderung ingin
bersih, sportif, dedikatif, professional, rendah hati, mau mendengarkan/empatik, mau terjun ke
masyarakat bawah, menjadi bagian dari masyarakat banyak, serta mengutamakan kerja nyata.
Inilah antara lain detail dari inovasi gaya kepemimpinan yang dibawakan oleh seorang Jokowi.
Inilah sebuah Inovasi ‘Gaya Kepemimpinan Indonesia Masa Kini’.
Lalu bagaimana kemenangan Jokowi dalam proses Pilpres yang baru saja lewat dapat
dihubungkan dengan teori Difusi-Inovasi Rogers? Berhubung keterbatasan scoup paper, maka
penulis hanya membatasi analisa proses kemenangan Jokowi kali ini hanya dalam konteks proses
Difusi-Inovasi-nya saja.
Tahap Pengetahuan
Ketika Jokowi mulai menjadi Walikota Solo tahun 2005, masyarakat Indonesia yang sudah
berada di level ‘pasrah’ dan memaklumi perilaku pejabat pemerintahan yang umumnya bergaya
‘ndoro’ dan mempraktekkan KKN (korupsi, kolusi, nepotisme) terhenyak ketika mendengar,
membaca dan menyaksikan perilaku Jokowi yang berbeda jauh dengan gaya kepemimpinan
pejabat Indonesia kebanyakan. Masyarakat, mulai dari kalangan marginal, menengah dan atas
(yang banyak dihuni oleh pebisnis), mengamati dan menyadari bahwa pola kepemimpinan
Jokowi sangat unik adalah yang mereka idamkan selama ini. Mereka mulai mengetahui dan
mengakui bahwa karakter kepemimpinan yang ‘baik’ semacam itu ternyata dapat terjadi di
negeri ini. Banyak masyarakat, mulai dari Sumatera sampai Papua perlahan menyadari manfaat
besar ketika mereka memiliki pemimpin dengan karakter khas Jokowi.
Tahap Persuasi
Dengan 'keberuntungan' Jokowi menjadi media darling, maka masyarakat pun semakin mudah
melihat dan mendengar setiap aktivitas Jokowi saat memimpin kota Solo dan kemudian saat
memimpin Jakarta. Sampai-sampai ada sinisme dari salah satu competitor politiknya bahwa
aktivitas Jokowi buang air kecil pun kalau terliput wartawan bisa jadi trending topic.
2
Tak dapat dipungkiri bahwa karena peran media, mayoritas masyarakat Indonesia mulai dan
semakin jatuh cinta pada sosok Jokowi. Media menjadi pemeran utama dalam tahap persuasi
inovasi kepemimpinan yang diusung oleh Jokowi. Sedemikian populernya Jokowi sehingga di
tahun 2013 pengamat politik JB Kristiadi pernah mengatakan bahwa Jokowi bila hanya
disandingkan dengan sandal jepit pun akan tetap terpilih menjadi Presiden RI.
Bersinarnya sosok Jokowi yang kemungkinan juga merupakan hasil media setting dari beberapa
media massa baik secara kelembagaan maupun individu (wartawannya), membuat banyak
masyarakat kemudian tanpa sadar semakin mempersuasi diri lewat obrolan di dunia nyata dan
khususnya di dunia maya. Penolakan, ejekan bahkan penghinaan dari sebagian masyarakat
terhadap Jokowi malah semakin membuat pecinta Jokowi semakin kokoh dengan pilihan
mereka.
Tahap Keputusan
Pengambilan keputusan mereka untuk mendukung Jokowi menjadi pemimpin dimulai ketika
memasuki tahapan kampanye menuju pilkada dan pilpres. Muncul fenomena unik di mana
banyak individu masyarakat dengan berbagai keahlian masing-masing melibatkan diri menjadi
relawan Jokowi tanpa dibayar! Sementara relawan kubu competitor Jokowi di level pilkada
Jakarta dan pilpres umumnya adalah orang-orang bayaran. Mulai dari masyarakat marginal
hingga para artis, praktisi pendidikan dan tokoh masyarakat bersedia memberikan waktu, tenaga
dan pikiran mereka untuk ikut memenangkan Jokowi.
Tahap Keputusan terhadap sebuah inovasi ‘gaya kepemimpinan Indonesia’ secara nyata juga
sudah terjadi ketika pada Pilkada tahun 2010 di kota Solo Jokowi terpilih kembali sebagai
walikota dengan dukungan lebih dari 90% pemilih. Kemudian dukungan yang lebih luas
membuat Jokowi yang didampingi Basuki Cahaya Purnama (Ahok) secara meyakinkan berhasil
mengalahkan incumbent Fauzi Bowo-Nara yang didukung oleh seluruh parpol kecuali PDIP dan
Gerindra. Tahap Keputusan mayoritas masyarakat Indonesia untuk memilih inovasi gaya
kepemimpinan Indonesia semakin nyata ketika Jokowi yang didampingi Jusuf Kalla akhirnya
memenangi Pemilihan Presiden pada bulan Juli 2014 yang lalu.
Tahap Implementasi & Konfirmasi
Keputusan para individu yang memilih inovasi kepemimpinan ala Jokowi telah memasuki Tahap
Implementasi dan Konfirmasi, yaitu saat-saat setelah Jokowi dilantik secara resmi menjadi
Presiden RI yang ke-7 pada bulan Oktober 2014 yang lalu. Pada tahap ini mereka akan
mengalami era kepemimpinan Jokowi yang berani untuk tidak popular, antara lain yang sudah
terjadi adalah soal kenaikan harga BBM. Masyarakat telah memasuki era ‘kepemimpinan
Indonesia gaya baru’ dan kemudian mengevaluasinya. Apakah mereka akan tetap konsisten
dengan keputusan untuk menerima dan menerapkan inovasi atau berpindah haluan? Kita semua
akan mengalami dan menyaksikannya.