Anda di halaman 1dari 3

KEMENANGAN JOKOWI DALAM PILPRES

MENURUT KACAMATA TEORI DIFUSI-INOVASI

Sekilas Teori Difusi-Inovasi E.M. Rogers


Yang dimaksud Inovasi dari Teori Difusi-Inovasi dalam buku Diffusion of
Innovations karya Everett M. Rogers adalah sebuah substansi fisikal yang tampak dan terasakan
sehingga dapat diobservasi. Sebuah inovasi menurut Rogers harus memiliki fungsi yang
berkontribusi nyata bagi terjadinya perubahan budaya (p 390), sedangkan Difusi adalah suatu
proses yang dengannya sebuah inovasi dikomunikasikan melalui saluran-saluran tertentu dari
waktu ke waktu di dalam konteks relasi para anggota/individu di dalam suatu sistem sosial
(Rogers, p.5). Para individu yang terkait dalam proses komunikasi ini membagikan informasi
mengenai inovasi baik secara divergen (dari satu/sedikit orang ke banyak orang) maupun
konvergen (dari banyak orang kepada sedikit/satu orang) secara timbal balik. (Rogers and
Kincaid, 1981).
Latar belakang Teori Difusi-Inovasi Rogers berangkat dari Teori Kurva Difusi atau S-
shaped Diffusion Curve dari seorang sosiolog sekaligus psikolog sosial dan juga hakim Perancis
yang bernama Gabriel Tarde di awal abad ke-20 (1903). Kurva Tarde memiliki dua sumbu:
sumbu vertikal mengukur aspek individu yang menjadi Adopter, dan sumbu horizontal
mengukur aspek waktu. Dengan pengukuran ini, Teori Kurva Difusi ingin menjelaskan
bagaimana sebuah inovasi diterima dan diadopsi oleh individu atau sekelompok individu dalam
konteks perspektif waktu.  Kurva Tarde bagi Rogers sangat penting karena menurutnya hampir
semua inovasi memiliki S-Shape rate of adoption. Konsep kurva yang menjadi inti teori The
Laws of Imitation Tarde ini kemudian menjadi cikal bakal studi Difusi Empiris yang berkembang
di tahun 60-an. (p. 40-41) Sedemikian pesatnya studi ini sehingga berkembang ke berbagai
bidang yang lebih empirik dan kontemporer seperti ekonomi, bisnis, marketing, human-
resources, pendidikan, dsb. Teori ini pun semakin menyebar ke berbagai penjuru dunia termasuk
di negara-negara berkembang seperti di Amerika Latin, Afrika dan Asia. (p. 118-120). Pada era
ini Teori Difusi-Inovasi Rogers mulai berkembang.
Menurut Rogers ada 4 (empat) elemen pokok dalam sebuah Difusi Inovasi. Yang
pertama adalah Inovasi itu sendiri, yang berupa ide, aktivitas atau benda yang dianggap baru
oleh orang yang menemukannya; kedua adalah saluran komunikasi, yaitu sarana atau alat yang
menjadi penyalur informasi mengenai inovasi dari satu individu ke individu yang lainnya;
ketiga, waktu, yaitu periode terjadinya proses penyampaian informasi; dan keempat
adalah sistem sosial, yaitu sebuah komunitas yang terdiri dari sekelompok individu yang
memiliki tujuan bersama sehingga satu sama lain saling terkait dan terlibat untuk mengatasi
setiap masalah yang dihadapi. (p. 10-11, 24)
Dalam bab 5 dari buku Diffusion of Innovations,  Rogers secara mendetail
menjelaskan The Innovation-Decision Process, yaitu proses individu menjalani tahapan mulai
dari pengenalan/pengetahuan pertama tentang inovasi, kepada tahap pembentukan sikap,
kemudian ke tahap mengambil keputusan untuk menerima/mengadopsi atau menolak, kemudian
ke tahap implementasi ide inovatif tersebut dan tahap mengkonfirmasi keputusan tersebut. (p.
163). Dalam konteks ini Rogers dan para peneliti Teori Difusi mengakui bahwa keputusan
individu untuk menerima dan mengadopsi suatu inovasi bukanlah sebuah keputusan seketika,
melainkan membutuhkan proses. Rogers membagi proses ini dalam lima tahapan (p. 164):
1. Tahap Pengetahuan: tahap ketika individu atau unit/instansi pengambil keputusan yang
lainnya mulai mengenal dan mencoba memahami fungsi dan manfaat suatu inovasi.

1
2. Tahap Persuasi: tahap ketika individu atau unit/instansi pengambil keputusan yang lainnya
mulai menentukan sikap untuk menyukai dan berpihak kepada inovasi tersebut atau
sebaliknya. 
3. Tahap Keputusan: tahap ketika individu atau unit/instansi pengambil keputusan yang lainnya
mulai terlibat dalam suatu aktivitas yang mengarah kepada pilihan keputusan untuk menerima
dan mengadopsi atau menolak inovasi tersebut.
4. Tahap Implementasi: tahap ketika individu atau unit/instansi pengambil keputusan yang
lainnya mulai menerapkan/menggunakan inovasi tersebut.
5. Tahap Konfirmasi: tahap ketika individu atau unit/instansi pengambil keputusan yang
lainnya mulai mengevaluasi dan mengambil sikap selanjutnya, entahkah akan berusaha
memperkuat inovasi yang digunakan dan konsekuensinya harus menolak/membuang hal-hal
lama yang bertentangan dengan inovasi tersebut, atau menolak/membuang inovasi yang telah
mereka ambil.
 
Proses Difusi-Inovasi - Kemenangan Jokowi dalam Pilpres
Bagaimana kemenangan Jokowi dalam Pemilihan Presiden RI tahun 2014 dalam
kacamata proses difusi-inovasi E.M. Rogers? Sebelum menjawab pertanyaan ini, menurut saya
kita perlu terlebih dahulu menjawab pertanyaan: Memangnya apa yang baru dalam fenomena
ini? Saya dan sebagian dari Anda tentunya setuju bahwa yang baru adalah gaya kepemimpinan
Jokowi yang khas dan berbeda dari pemimpinan/pejabat kebanyakan. Jokowi tampil dengan
karakter (bukan sekedar ‘pencitraan’ sementara yang bersifat make-up) yang cenderung ingin
bersih, sportif, dedikatif, professional, rendah hati, mau mendengarkan/empatik, mau terjun ke
masyarakat bawah, menjadi bagian dari masyarakat banyak, serta mengutamakan kerja nyata.
Inilah antara lain detail dari inovasi gaya kepemimpinan yang dibawakan oleh seorang Jokowi.
Inilah sebuah Inovasi ‘Gaya Kepemimpinan Indonesia Masa Kini’.
Lalu bagaimana kemenangan Jokowi dalam proses Pilpres yang baru saja lewat dapat
dihubungkan dengan teori Difusi-Inovasi Rogers? Berhubung keterbatasan scoup paper, maka
penulis hanya membatasi analisa proses kemenangan Jokowi kali ini hanya dalam konteks proses
Difusi-Inovasi-nya saja.
Tahap Pengetahuan
Ketika Jokowi mulai menjadi Walikota Solo tahun 2005, masyarakat Indonesia yang sudah
berada di level ‘pasrah’ dan memaklumi perilaku pejabat pemerintahan yang umumnya bergaya
‘ndoro’ dan mempraktekkan KKN (korupsi, kolusi, nepotisme) terhenyak ketika mendengar,
membaca dan menyaksikan perilaku Jokowi yang berbeda jauh dengan gaya kepemimpinan
pejabat Indonesia kebanyakan. Masyarakat, mulai dari kalangan marginal, menengah dan atas
(yang banyak dihuni oleh pebisnis), mengamati dan menyadari bahwa pola kepemimpinan
Jokowi sangat unik adalah yang mereka idamkan selama ini. Mereka mulai mengetahui dan
mengakui bahwa karakter kepemimpinan yang ‘baik’ semacam itu ternyata dapat terjadi di
negeri ini. Banyak masyarakat, mulai dari Sumatera sampai Papua perlahan menyadari manfaat
besar ketika mereka memiliki pemimpin dengan karakter khas Jokowi.
Tahap Persuasi
Dengan 'keberuntungan' Jokowi menjadi media darling, maka masyarakat pun semakin mudah
melihat dan mendengar setiap aktivitas Jokowi saat memimpin kota Solo dan kemudian saat
memimpin Jakarta. Sampai-sampai ada sinisme dari salah satu competitor politiknya bahwa
aktivitas Jokowi buang air kecil pun kalau terliput wartawan  bisa jadi trending topic.

2
Tak dapat dipungkiri bahwa karena peran media, mayoritas masyarakat Indonesia mulai dan
semakin jatuh cinta pada sosok Jokowi. Media menjadi pemeran utama dalam tahap persuasi
inovasi kepemimpinan yang diusung oleh Jokowi. Sedemikian populernya Jokowi sehingga di
tahun 2013 pengamat politik JB Kristiadi pernah mengatakan bahwa Jokowi bila hanya
disandingkan dengan sandal jepit pun akan tetap terpilih menjadi Presiden RI.
Bersinarnya sosok Jokowi yang kemungkinan juga merupakan hasil media setting dari beberapa
media massa baik secara kelembagaan maupun individu (wartawannya), membuat banyak
masyarakat kemudian tanpa sadar semakin mempersuasi diri lewat obrolan di dunia nyata dan
khususnya di dunia maya. Penolakan, ejekan bahkan penghinaan dari sebagian masyarakat
terhadap Jokowi malah semakin membuat pecinta Jokowi semakin kokoh dengan pilihan
mereka.
Tahap Keputusan
Pengambilan keputusan mereka untuk mendukung Jokowi menjadi pemimpin dimulai ketika
memasuki tahapan kampanye menuju pilkada dan pilpres. Muncul fenomena unik di mana
banyak individu masyarakat dengan berbagai keahlian masing-masing melibatkan diri menjadi
relawan Jokowi tanpa dibayar! Sementara relawan kubu competitor Jokowi di level pilkada
Jakarta dan pilpres umumnya adalah orang-orang bayaran. Mulai dari masyarakat marginal
hingga para artis, praktisi pendidikan dan tokoh masyarakat bersedia memberikan waktu, tenaga
dan pikiran mereka untuk ikut memenangkan Jokowi.
Tahap Keputusan terhadap sebuah inovasi ‘gaya kepemimpinan Indonesia’ secara nyata juga
sudah terjadi ketika pada Pilkada tahun 2010 di kota Solo Jokowi terpilih kembali sebagai
walikota dengan dukungan lebih dari 90% pemilih. Kemudian dukungan yang lebih luas
membuat Jokowi yang didampingi Basuki Cahaya Purnama (Ahok) secara meyakinkan berhasil
mengalahkan incumbent Fauzi Bowo-Nara yang didukung oleh seluruh parpol kecuali PDIP dan
Gerindra. Tahap Keputusan mayoritas masyarakat Indonesia untuk memilih inovasi gaya
kepemimpinan Indonesia semakin nyata ketika Jokowi yang didampingi Jusuf Kalla akhirnya
memenangi Pemilihan Presiden pada bulan Juli 2014 yang lalu.
Tahap Implementasi & Konfirmasi
Keputusan para individu yang memilih inovasi kepemimpinan ala Jokowi telah memasuki Tahap
Implementasi dan Konfirmasi, yaitu saat-saat setelah Jokowi dilantik secara resmi menjadi
Presiden RI yang ke-7 pada bulan Oktober 2014 yang lalu. Pada tahap ini mereka akan
mengalami era kepemimpinan Jokowi yang berani untuk tidak popular, antara lain yang sudah
terjadi adalah soal kenaikan harga BBM. Masyarakat telah memasuki era ‘kepemimpinan
Indonesia gaya baru’ dan kemudian mengevaluasinya. Apakah mereka akan tetap konsisten
dengan keputusan untuk menerima dan menerapkan inovasi atau berpindah haluan? Kita semua
akan mengalami dan menyaksikannya.

Pertanyaan untuk Diskusi:


1. Jelaskan pendapat anda tentang keterkaitan antara fakta dan teori dalam tulisan di
atas !
2. Jelaskan pendapat anda tentang inovasi apa yang telah dilakukan oleh Jokowi
sehingga mendapatkan simpati publik !
3. Jelaskan analisis anda terhadap inovasi kepemimpinan beberapa tokoh nasional
serta kemungkina peluang untuk menggantikan Jokowi dimasa mendatang !

Anda mungkin juga menyukai