Anda di halaman 1dari 12

Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD) & Pajak Bumi dan Bangunan

Perkebunan, Perhutanan, dan Pertambangan (PBB P3)

Pajak Penerangan Jalan, Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan


(Minerba), Pajak Parkir, Pajak Air Tanah, dan Pajak Sarang Burung Walet

Disusun Oleh :

Kelompok 1 - DD
Anggota Kelompok :

1. Reivy Chelsea Laila Margono (152110713064)


2. Adisti Arnetta Cahyani Putri (152110713031)
3. Diany Nursaufika Fitri (152110713063)
4. Inayah Ayu Kurniasita (152110713026)
5. Daffa Aulia Imany (152110713084)
6. Noer Laila Aprilia (152110713024)
7. Rhomathul Azizah (152110713048)
8. Putri Shelawati (152110713075)
9. Benny Ramadhan Putra (152110713091)
10. Akane Fay Naila Orlean (152110713020)

D3 PERPAJAKAN

FAKULTAS VOKASI

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2022
1. Subjek, Objek Pajak, dan pengecualiannya

No Pajak Subjek Objek Pengecualian

1. Pajak Air Tanah Subjek PAT adalah Objek PAT adalah Yang dikecualikan
(UU No. 1 Tahun 2022) orang pribadi atau pengambilan dari objek. PAT
Badan yang dan/atau pemanfaatan adalah pengambilan
melakukan Air Tanah. (Pasal 65 untuk: a. keperluan
pengambilan Ayat 1) dasar rumah tangga;
dan/atau b. pengairan
pemanfaatan Air pertanian ralgzat; c.
Tanah. (Pasal 66 perikanan rakyat; d.
Ayat 1) peternakan ralryat;
e. keperluan
keagamaan; dan f.
kegiatan lainnya
yang diatur dengan
Perda. (Pasal 65
Ayat 2)

2. Pajak Mineral Subjek Pajak Objek Pajak MBLB Yang dikecualikan


Bukan Logam MBLB adalah orang adalah kegiatan dari objek Pajak
dan Batuan (UU pribadi atau Badan pengambilan MBLB MBLB sebagaimana
No. 1 Tahun 2022) yang mengambil yang meliputi: a. dimaksud pada ayat
MBLB. ( Pasal 72 asbes; b. batu tulis; c. (1), meliputi
ayat 1 ) batu setengah pengambilan
permata; d. Batu MBLB: a. untuk
kapur; e. batu apung; keperluan rumah
f. batu permata; g. tangga dan tidak
bentonit; h. dolomit; diperjualbelikan/
i. feldspa4 j. garam dipindahtangankan;
batu (halite\; k. b. untuk keperluan
grafit; l. pemancangan tiang
granit/andesit; m. listrik/telepon,
gips; n. kalsit; o. penanaman kabel,
kaolin; p. leusit; q. penanaman pipa,
magnesit; r. mika; s. dan sejenisnya yang
marmer; t. nitrat; u. tidak mengubah
obsidian; v. oker; w. fungsi permukaan
pasir dan kerikil; x. tanah; dan c. untuk
pasir kuarsa; y. perlit; keperluan lainnya
z. fosfat; aa. talk; bb. yang ditetapkan
tanah serap (fullers dengan Perda. (
earth); cc. tanah Pasal 71 ayat 2 )
diatom; dd. tanah
liat; ee. tawas (alum);
ff. tras; gg. yarosit;
hh. zeolit; ii. basal; i,.
trakhit; kk. belerang;
11. MBLB ikutan
dalam suatu
pertambangan
mineral; dan mm.
MBLB lainnya sesuai
dengan ketentuan
peraturan
perundang-undangan.
( Pasal 71 ayat 1 )

3. Pajak Sarang Subjek Pajak Sarang Objek Pajak Sarang Yang dikecualikan
Burung Walet (UU Burung Walet Burung Walet adalah dari objek Pajak
No. 1 Tahun 2022) adalah orang pribadi pengambilan Sarang Burung
atau Badan yang dan/atau Walet sebagaimana
melakukan pengusahaan sarang dimaksud pada ayat
pengambilan Burung Walet. ( (1) adalah: a.
dan/atau Pasal 76 ayat 1 ) pengambilan sarang
mengusahakan Burung Walet yang
sarang Burung telah dikenakan
Walet. ( Pasal 77 penerimaan negara
ayat 1 ) bukan pajak; dan b.
kegiatan
pengambilan
dan/atau
pengusahaan sarang
Burung Walet
lainnya yang
ditetapkan dengan
Perda.
( Pasal 76 ayat 2 )

4. Pajak Penerangan Subjek Pajak Objek Pajak Dikecualikan dari


Jalan (UU No. 28 Penerangan Jalan Penerangan Jalan objek Pajak
Tahun 2009) adalah orang pribadi adalah penggunaan Penerangan Jalan
atau Badan yang tenaga listrik, baik sebagaimana
dapat menggunakan yang dihasilkan dimaksud pada ayat
tenaga listrik. sendiri maupun yang (1) adalah: a.
( Pasal 53 Ayat 1 ) diperoleh dari penggunaan tenaga
sumber lain. ( Pasal listrik oleh instansi
52 Ayat 1 ) Pemerintah dan
Pemerintah Daerah;
b. penggunaan
tenaga listrik pada
tempat-tempat yang
digunakan oleh
kedutaan, konsulat,
dan perwakilan
asing dengan asas
timbal balik;c.
penggunaan tenaga
listrik yang
dihasilkan sendiri
dengan kapasitas
tertentu yang tidak
memerlukan izin
dari instansi teknis
terkait; dan d.
penggunaan tenaga
listrik lainnya yang
diatur dengan
Peraturan Daerah. (
Pasal 52 Ayat 3 )

5. Pajak Parkir (UU Subjek Pajak Parkir Objek Pajak Parkir Tidak termasuk
No. 28 Tahun 2009) adalah orang pribadi adalah objek pajak
atau Badan yang penyelenggaraan sebagaimana
melakukan parkir tempat Parkir di luar dimaksud pada ayat
kendaraan bermotor. badan jalan, baik (1) adalah: a.
( Pasal 63 Ayat 1 ) yang disediakan penyelenggaraan
berkaitan dengan tempat Parkir oleh
pokok usaha maupun Pemerintah dan
yang disediakan Pemerintah Daerah;
sebagai suatu usaha, b. penyelenggaraan
termasuk penyediaan tempat Parkir oleh
tempat penitipan perkantoran yang
kendaraan bermotor. hanya digunakan
( Pasal 62 Ayat 1 ) untuk karyawannya
sendiri; c.
penyelenggaraan
tempat Parkir oleh
kedutaan, konsulat,
dan perwakilan
negara asing dengan
asas timbal balik;
dan d.
penyelenggaraan
tempat Parkir
lainnya yang diatur
dengan Peraturan
Daerah.
( Pasal 62 Ayat 2 )

2. Tarif dan DPP

Dasar pengenaan PAT adalah nilai perolehan Air Tanah. Nilai perolehan Air Tanah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) adalah hasil perkalian antara harga air baku dengan bobot Air Tanah.
Harga air baku sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan berdasarkan biaya pemeliharaan
dan pengendalian sumber daya Air Tanah. Tarif PAT ditetapkan paling tinggi sebesar 20% (dua
puluh persen). Hal ini diatur dalam Pasal 68 dan 69 UU No.1 Tahun 2022.

Dasar pengenaan Pajak MBLB adalah nilai jual hasil pengambilan MBLB. Nilai jual
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung berdasarkan perkalian volume/tonase pengambilan
MBLB dengan harga patokan tiap-tiap jenis MBLB. Harga patokan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dihitung berdasarkan harga jual rata-rata tiap-tiap jenis MBLB pada mulut tambang yang
berlaku di wilayah Daerah yang bersangkutan. Tarif Pajak MBLB ditetapkan paling tinggi
sebesar 20% (dua puluh persen). Khusus untuk Daerah yang setingkat dengan Daerah Provinsi
yang tidak terbagi dalam Daerah Kabupaten/kota otonom, tarif Pajak MBLB ditetapkan paling
tinggi sebesar 25% (dua puluh lima persen). Hal ini diatur dalam Pasal 73 dan 74 UU No.1
Tahun 2022.

Dasar pengenaan PBJT adalah jumlah yang dibayarkan oleh konsumen barang atau jasa
tertentu.Dalam hal tidak terdapat pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dasar
pengenaan PBJT dihitung berdasarkan harga jual barang dan jasa sejenis yang berlaku di wilayah
Daerah yang bersangkutan. Khusus tarif PBJT atas Tenaga Listrik untuk:
a. konsumsi Tenaga Listrik dari sumber lain oleh industri, pertambangan minyak bumi dan gas
alam, ditetapkan paling tinggi sebesar 3% (tiga persen) dan
b. konsumsi Tenaga Listrik yang dihasilkan sendiri, ditetapkan paling tinggi 1,5% (satu koma
lima persen). Dikarenakan Objek pajaknya adalah penjualan, penyerahan, dan/atau konsumsi
barang dan jasa tertentu maka dimasukkan ke dalam keterangan PJBT dan Jasa tertentu yang
digunakan yakni Tenaga Listrik yang termasuk ke dalam penggunaan penerangan jalan. Hal ini
diatur dalam Pasal 57 dan 58 UU No.1 Tahun 2022.

Dasar pengenaan PBJT adalah jumlah yang dibayarkan oleh konsumen barang atau jasa tertentu.
Dalam hal tidak terdapat pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dasar pengenaan
PBJT dihitung berdasarkan harga jual barang dan jasa sejenis yang berlaku di wilayah Daerah
yang bersangkutan. Tarif PBJT ditetapkan paling tinggi sebesar 10% (sepuluh persen).
Dikarenakan Objek pajaknya adalah penjualan, penyerahan, dan/atau konsumsi barang dan jasa
tertentu maka dimasukkan ke dalam keterangan PJBT dan Jasa tertentu yang digunakan yakni
konsumsi atau penggunaan jasa Parkir. Hal ini diatur dalam Pasal 57 dan 58 UU No.1 Tahun
2022.

3. Cara Perhitungan Pajak

Rumus dari penghitungan pajak penerangan jalan adalah:

Tarif pajak x Nilai Jual Tenaga Listrik (DPP)

Pajak mblb = Tarif Pajak x Dasar Pengenaan Pajak (20%)

pengenaan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah Nilai Jual Hasil Pengambilan
Mineral Bukan Logam dan Batuan.

Perhitungan Pajak Parkir :

Berdasarkan Pokok Pajak Parkir yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif
pajak yaitu 20% dengan Dasar Pengenaan Pajak (DPP) yaitu jumlah pembayaran atau
yang seharusnya dibayar kepada penyelenggara tempat parkir.

Perhitungan PAT:

Pajak Terutang = Tarif Pajak x Dasar Pengenaan Pajak

Perhitungan Pajak burung Walet :

Dasar pengenaan Pajak Sarang Burung Walet adalah Nilai Jual Sarang Burung Walet.
Tarif pajak Sarang Burung Walet ditetapkan sebesar 10 % (sepuluh persen). Besaran
pokok Pajak Sarang Burung Walet yang terhutang : Dasar Pengenaan Pajak x Tarif =
Pajak Terutang
4. Saat dan Tempat Pajak Terutang

● Pajak Penerangan Jalan

Berdasarkan Undang - Undang Nomor 28 Tahun 2009 Pasal 56 :

1) Besaran pokok Pajak Penerangan Jalan yang terutang dihitung dengan cara
mengalikan tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat (4) dengan dasar
pengenaan pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54.
2) Pajak Penerangan Jalan yang terutang dipungut di wilayah daerah tempat
penggunaan tenaga listrik.
3) Hasil penerimaan Pajak Penerangan Jalan sebagian dialokasikan untuk
penyediaan penerangan jalan.

● Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan (Minerba)

Berdasarkan Undang - Undang Nomor 28 Tahun 2009 Pasal 61 :

1) Besaran pokok Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan yang terutang dihitung
dengan cara mengalikan tarif pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 ayat
(2) dengan dasar pengenaan pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59.
2) Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan yang terutang dipungut di wilayah
daerah tempat pengambilan Mineral Bukan Logam dan Batuan.

● Pajak Parkir

Berdasarkan Undang - Undang Nomor 28 Tahun 2009 Pasal 66 :

1) Besaran pokok Pajak Parkir yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 65 ayat (2) dengan dasar pengenaan pajak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64.
2) Pajak Parkir yang terutang dipungut di wilayah daerah tempat Parkir berlokasi.

● Pajak Air Tanah


Berdasarkan Undang - Undang Nomor 28 Tahun 2009 Pasal 71 :

1) Besaran pokok Pajak Air Tanah yang terutang dihitung dengan cara mengalikan
tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 ayat (2) dengan dasar pengenaan
pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 ayat (4).
2) Pajak Air Tanah yang terutang dipungut di wilayah daerah tempat air diambil.

● Pajak Sarang Burung Walet

Berdasarkan Undang - Undang Nomor 28 Tahun 2009 Pasal 76 :

1) Besaran pokok Pajak Sarang Burung Walet yang terutang dihitung dengan cara
mengalikan tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (2) dengan dasar
pengenaan pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 74.
2) Pajak Sarang Burung Walet yang terutang dipungut di wilayah daerah tempat
pengambilan dan/atau pengusahaan Sarang Burung Walet.

5. Sanksi

Sanksi Pajak Penerangan Jalan:

sanksi 2% dan maksimal 24 bulan atas pajak yang kurang bayar. Terhitung sejak terjadi pajak
yang kurang bayar.

Sanksi Pajak Mineral bukan bantuan dan logam :

Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) yang tidak atau kurang bayar setelah jatuh tempo
pembayaran dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) perbulan dan
ditagih melalui Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD)

Sanksi Pajak Air Tanah :

Apabila SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak atau kurang dibayar setelah lewat
waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak SKPD diterima dikenakan sanksi sebesar 2%
sebulan dan ditagih melalui STPD Dalam hal keberatan Wajib Pajak ditolak atau dikabulkan
sebagian, wajib pajak dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 50 % (limapuluh persen)
dari jumlah pajak berdasarkan keputusan keberatan dikurangi dengan pajak yang telah dibayar
sebelum mengajukan keberatan

Sanksi Pajak Burung Wallet


(1) Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam SKPDKB sebagaimana dimaksud pada
Pasal 12 Ayat (1) huruf a angka (1) dan angka (2) dikenakan sanksi administratif berupa bunga
sebesar 2% (dua persen) sebulan terhitung dari pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk
jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak. (2)
Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam SKPDKBT sebagaimana dimaksud pada Pasal 12
Ayat (1) huruf b dikenakan sanksi administratif berupa kenaikan sebesar 100% (seratus persen)
dari jumlah kekurangan pajak tersebut. (3) Jumlah pajak yang terutang dalam SKPDKB
sebagaimana dimaksud pada Pasal 12 Ayat (1) huruf a angka 3) dikenakan sanksi administratif
berupa kenaikan sebesar 25% (dua puluh lima persen) dari pajak ditambah sanksi administratif
berupa bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat
dibayar untuk jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dihitung sejak saat
terutangnya pajak.

6. Kasus

● Contoh Kasus Pajak Penerangan Jalan

PT. Siap Mantap menggunakan listrik langganan PLN untuk kegiatan produksi makanan
bayinya. Pada bulan November 2019 diketahui tagihan listrik PLN di luar pajak adalah
sebesar Rp22.000.000. Bila daya yang dimiliki PT. Siap Mantap adalah 1.300 VA.
Berikanlah perhitungan pajak penerangan jalan yang terutang oleh PT. Siap Mantap bila
tarif yang berlaku adalah 10%!

Jawab:

Berdasarkan ilustrasi di atas, PT. Siap Mantap menggunakan langganan listrik PLN,
dengan demikian perhitungan pajak penerangan jalannya adalah sebagai berikut:

Pajak Penerangan Jalan = tarif pajak x DPP

= 10% X Rp22.000.000

= Rp2.200.000
Setelah mendapatkan besaran pajak terutang yang harus dibayar, PT. Siap Mantap harus
menyetorkannya ke pemerintah daerah setiap bulannya.

● Contoh Kasus Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan (MINERBA)


PT. Adadia melakukan pembelian pasir dan kerikil sebesar 100 m3 dan tanah liat sebesar
100 m3 untuk keperluan usahanya di Kabupaten X. Bila di daerah tersebut ditetapkan
tarif pajak mineral bukan logam dan batuannya sebesar 25%. Hitunglah berapa pajak
mineral bukan logam dan batuan terutang bila nilai pasar tanah liat Rp20.000 dan nilai
pasar pasir dan kerikil Rp250.000?

Jawab:

Berdasarkan ilustrasi kasus di atas, maka perhitungan pajaknya adalah sebagai berikut:
Tanah Liat = 100 m3 x Rp20.000 x 25% = Rp500.000

Pasir dan Kerikil = 100 m3 x Rp250.000 x 25% = Rp6.250.000


Total pajak mineral bukan logam dan = Rp 6.750.000
batuan terutang

● Contoh Kasus Pajak Parkir

Parkir ruko pada bulan November beromzet Rp 20.000.000. Maka dalam hitungannya,

Jawab:
Pajak Parkir = Rp 20.000.000 x 20 % = Rp 4.000.000.
Jadi pajak yang harus dibayar selama sebulan adalah Rp 4.000.000.

● Contoh Kasus Pajak Air Tanah

Sebuah Hotel berbintang lima berlian adalah pelanggan air minum PD PAM Jaya. Di
samping itu,hotel juga mengambil air tanah dan telah mendapat izin
pemanfaatan air tanah dari Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(BPLHD) Provinsi DKI Jakarta dengan batas pengambilan/pemanfaatan air tanah
sebanyak 700 m3 . Untuk bulan Juli 2017 dari hasil pencatatan Alat Meter Air bahwa
Hotel mengambil air tanah sebanyak 900 m3.
Keterangan :
Hotel termasuk Kelompok Pemakai Air Tanah Niaga Besar dan Nilai Perolehan Air
(NPA) sebagai Dasar Pengenaan Pajak nya adalah 0 – 50 m3 = Rp 67.082/m3 ; 51–
250 m3 = Rp 69.415/m3,251 – 500 m3 = Rp 71.748/m3, 501 – 750 m3 = Rp 74.082/m3,
750 – 1.000 m3 = Rp 76.415/m3 dan >1.000 m3 = Rp 78.748/m3.

Pertanyaan :
Hitung berapa Pajak Air Tanah yang terutang (tarif pajak air tanah = 20%) untuk bulan
Juli 2017 dan jelaskan sistem pemungutannya, kapan saat terutangnya dan kapan
waktu pembayarannya ?

Jawab:
Pajak Air Tanah yang terutang sesuai dengan jumlah debit pengambilan air tanah :
Untuk Pengambilan air tanah = 700 m3
50 m3 x Rp 67.082 x 20% = Rp 670.820
200 m3 x Rp 69.415 x 20% = Rp 2.776.600
250 m3 x Rp 71.748 x 20% = Rp 3.587.400
200 m3 x Rp 74.082 x 20% = Rp 2.963.280 +
Pajak Air Tanah debit 700 m3 = Rp 9.998.100

Untuk kelebihan debit sebanyak = 900 m3 – 700 m3 = 200 m3


50 m3 x Rp 67.082 x 20% x 50% = Rp 335.410
150 m3 x Rp 69.415 x 20% x 50% = Rp 1.041.225 +
Denda Pajak Air Tanah untuk kelebihan debit = Rp 1.376.635 +
Pajak Air Tanah yang terutang = Rp 11.374.735

Pemungutan Pajak Air Tanah menggunakan Sistem Official Assessment, dimana


besarnya Pajak Air Tanah yang terutang tergantung pada adanya Surat Ketetapan Pajak
Daerah (SKPD).
Saat terutang Pajak Air Tanah adalah sejak diterbitkan SKPD Pajak Air Tanah.
Pembayaran dilakukan paling lambat 30 hari sejak diterbitkannya SKPD dan apabila
terlambat dikenakan Sanksi Bunga 2% per bulan. Wajib Pajak Air Tanah tidak
mempunyai kewajiban untuk melaporkan dengan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang
(SPTPD).

● Contoh Kasus Pajak Sarang Burung Walet

Bapak Wayan merupakan salah satu pengusaha bisnis sarang burung walet. Bila hasil
panen Pak Wayan di bulan Januari 2019 adalah 50 kg dengan harga jual
Rp10.000.000/kg. Bagaimana perhitungan pajak atas sarang burung walet yang terutang
bila tarif yang berlaku di daerahnya adalah 10%?

Jawab:
Omzet Pak Wayan di Januari 2019 = 50 kg x Rp10.000.000
= Rp500.000.000
Pajak Sarang Burung Walet = 10% x Rp500.000.000
= Rp50.000.000

Anda mungkin juga menyukai