Anda di halaman 1dari 2

Nama : Anisa Ramadani

NIM : C1B021013

STRATEGI EKSPANSI PERUSAHAAN GO-JEK

Gojek adalah salah satu aplikasi karya anak bangsa. GO-JEK sudah tersebar luas di kota
Indonesia, yang menandakan GO-JEK telah melakukan banyak ekspansi di dalam negeri. Dari
hal tersebut mendorong GO-JEK untuk melebarkan sayapnya dengan melakukan ekspansi ke
Asia tenggara seperti negara Singapura, Thailand, Vietnam dan Filipina. Motif strategi ekspansi
ini adalah rasa ingin tahu CEO GO-JEK, Nadiem Makarim, apakah model bisnis yang sukses
dijalankan di Indonesia tersebut dapat diterapkan juga di negara tujuan ekspansi.

Negara Singapura, Thailand, Vietnam dan Filipina dipilih karena memiliki sifat dan
budaya yang hampir mirip dengan Indonesia. Berdasarkan hal tersebut, GO-JEK hanya perlu
melakukan sedikit modifikasi dalam melakukan pengembangan pasarnya. Selain itu berdasarkan
data yang didapatkan, tujuan pengembangan pasar ini salah satunya menjadikan GO-JEK sebagai
super app yang memberikan banyak layanan dalam satu aplikasi dan digunakan oleh banyak
orang. Dan fokus GO-JEK untuk menguasai pasar transportasi daring di Asia Tenggara.

GO-JEK telah memperhitungkan keadaan lingkungan eksternal dan internal untuk melakukan
ekspansi. Keadaan lingkungan eksternal GO-JEK yaitu sebagai berikut :

a. GO-JEK bekerja sama dengan perusahaan lokal di negara tuan rumah ekspansi dengan
cara merger horizontal
b. Terdapat ancaman dari pendatang baru dengan model aplikasi dan atau bisnis yang
meyerupai GO-JEK
c. Masih terdapat masyarakat yang menggunakan taksi dan ojek yang bukan online

Sedangkan keadaan lingkungan eksternal dari gojek, antara lain :

a. GO-JEK menwarkan produk yang cukup lengkap


b. Tarif GO-JEK yang relatif murah dan terdapat metode pembayaran nontunai (dengan
Go-Pay) dan tunai
c. Proses pemesanan yang cepat dan praktis
Keadaan lingkungan eksternal dan internal yang telah ditentukan tersebut kemudian
dirangkum dalam suatu analisis SWOT untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman GO-JEK dalam merancang strategi ekspansinya agar mampu bersaing dengan
kompetitornya.

Kekuatan (strength) dari GO-JEK yaitu pengguna aplikasi GO-JEK dipermudah untuk
melakukan order jasa, target konsumen GO-JEK adalah orang dengan umur produktif, memiliki
profesi dan bergaya hidup modern, sistem rekrutmen karyawan menggunakan teknologi internet
dan calon karyawan melalui proses seleksi yang ketat.

Kelemahan (Weakness) dari gangguan Go-Pay yang merugikan driver dan pengguna, metode
rekrutmen yang menggunakan teknologi dapat mengancam kebocoran data yang mampu memicu
kegiatan penipuan, dan aplikasi masih perlu ditingkatkan karena sering terjadi eror saat
membuka aplikasi.

Peluang (Opportunity) GO-JEK memiliki lapangan pekerjaan yang luas, terutama sebagai
mitra pengemudi, keadaan politik di tuan rumah ekspansi terbilang cukup stabil, dan gaya hidup
modern masyrakat Indonesia, Thailand, Singapura, Vietnam dan Filipina.

Ancaman (Threat) bagi aplikasi GO-JEK ini ialah ancaman yang timbul dari pendatang baru
dengan model aplikasi yang hampir sama dengan GO-JEK contoh aplikasi Grab yang memiliki
produk serupa dengan GOJEK. Selain itu tidak ada lindungan hukum untuk kelangsungan
profesi sebagai ojek.

Setelah melakukan analisis SWOT tersebut GO-JEK dapat melakukan beberapa strategi
berdasarkan posisi GO-JEK pada tahap grow and build. GO-JEK dapat melakukan
pengembangan produk dengan menambahkan fitur atau jenis lini produk seperti sewa kendaraan
pribadi yang dapat di sewa lebih dari sehari dan dapat dikemudikan sendiri tanpa mengunakan
jasa pengemudi. Selain itu GO-JEK juga perlu untuk mengembangkan teknologi dan pembaruan
sistem GO-JEK agar dapat lebih mudah digunakan oleh pengguna dan pengemudi GO-JEK.

Anda mungkin juga menyukai