Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PEMBUATAN SERTA PENGEMBANGAN BRIKET


TEMPURUNG KELAPA KEPADA UMKM PEDAGANG KAKI
LIMA

BIDANG KEGIATAN
PKM KEWIRAUSAHAAN

Diusulkan oleh:

Jeffri Liu 2231132 Angkatan 2022


Laely Aribah Istiqomah 2251070 Angkatan 2022
Suci Changyoni Putri 2241298 Angkatan 2022
Joenne 2241213 Angkatan 2022

UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM


BATAM
2022
HALAMAN PENGESAHAN
PROPOSAL PKM

1. Judul : Pembuatan serta pengembangan Briket


Tempurung Kelapa kepada UMKM pedagang kaki lima
2. Nama Kelompok :
3. Ketua Pengusul
Nama Lengkap :
No. Pendaftaran/NPM :
Program Studi/Jurusan :
No. Telepon/HP :
E-mail :
4. Jumlah Anggota Pengusul (orang) :
5. Dosen Pendamping
Nama Lengkap, Gelar :
NIP/NIDN :
No. Telepon/HP :

Menyetujui, (Kota, Tanggal Bulan Tahun)


Dosen Pembimbing Pengusul,
Ketua Tim

Tanda tangan Tanda tangan

Nama lengkap Nama lengkap


NIDN NIM/NRP

Dekan Fakulas

Cap dan tanda tangan


Nama Lengkap
NIDN.
ABSTRAK
Dalam kehidupan sehari hari khususnya pada era perdagangan saat ini,
kebanyakan pedagang pasti akrab dengan permasalahan polusi udara terutama
pedagang yang menggunakan teknik barbeque saat memasak hidangan tersebut.
Polusi udara sendiri adalah pencemaran pada udara yang hal nya dapat
mempengaruhi kesehatan seseorang misalnya memicu masalah kesehatan pada
paru paru dan juga dapat meningkatkan risiko glaukoma yang akan
mengakibatkan kebutaan. Penanganan yang bisa lakukan oleh kebanyakan para
pedagang barbeque ialah dengan menggantikan jenis arang kayu yg biasa dengan
briket tempurung kelapa yang dimanfaatkan dari limbah kelapa yang dibuat
dengan campuran tepung tapioka yang di rebus serta di bakar di atas bara api.
Kekayaan alam yang ada di Indonesia satu ini bisa kita manfaat sebagai salah satu
jenis bahan untuk barbeque untuk para pedagang yang menggunakan teknik
barbeque saat memasak yang ramah lingkungan serta harga yang murah. Bahan
bahan dan alat yang diperlukan untuk pembuatan briket tempurung kelapa ini
adalah golok atau pisau, tempurung kepala, pelepah pisang, mesin pelubang, tong
besi ,tanah liat, alat penumbuk atau penghancur tempurung kelapa, pipa, tepung
tapioka, karung beras. Diharapkan dengan adanya briket tempurung kelapa yang
ramah lingkungan ini bisa mengurangi polusi yang terjadi saat barbeque yang
dilakukan oleh pedagang khusus nya pada pedagang kaki lima.
Kata Kunci: briket tempurung kelapa, polusi

ABSTRACT
  In their daily life, especially in the current trading era, most traders must be
familiar with the problem of air pollution, especially traders who use barbecue
techniques when cooking these dishes. Air pollution itself is pollution in the air
which can affect a person's health, for example, triggering health problems in the
lungs and can also increase the risk of glaucoma which will lead to blindness. 
The handling that can be done by most barbeque traders is to replace the usual
type of wood charcoal with coconut shell briquettes which are used from coconut
waste made with a mixture of tapioca flour which is boiled and burned over
coals.  We can use this natural wealth in Indonesia as a type of material for
barbecue for traders who use barbecue techniques when cooking that are
environmentally friendly and at low prices.  The materials and tools needed for
the manufacture of coconut shell briquettes are a machete or knife, skullcap,
banana midrib, punching machine, iron barrel, clay, coconut shell pounder or
crusher, pipe, tapioca flour, rice sacks.It is hoped that the presence of
environmentally friendly coconut shell briquettes can reduce the pollution that
occurs during barbecues that are carried out by special traders at street vendors.
Keywords: coconut shell briquettes, pollution
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebutuhan bahan bakar semakin meningkat seiring bertambahnya jumlah 
penduduk. Penggunaan bahan bakar gas dan minyak tidak sepenuhnya bisa
dilakukan oleh sebagian masyarakat karena terbatasnya kemampuan ekonomi,
kelangkaan bahan bakar dan ketergantungan masyarakat pada penggunaan bahan
bakar berupa minyak tanah dan gas. Salah satu bahan bakar alternatif yang dapat
digunakan adalah arang. Arang merupakan bahan bakar tertua yang telah
digunakan oleh manusia. Ketika manusia pertama kali mengenal api bersamaan
dengan itu pulalah arang mulai dikenal (Murfihenni, 2014). 
Pada awal perkembangannya, kayu adalah sumber bahan bakar yang paling
banyak dipakai karena mudah didapat dan sederhana penggunaannya. Namun
dewasa ini tekanan terhadap hutan sangatlah berat sehingga mengurangi
persediaan kayu sebagai bahan bakar. Untuk itu diperlukan alternatif
penggantiannya, dan salah satunya adalah pembuatan briket arang. Dengan
penggunaan briket arang sebagai bahan bakar maka kita
dappemakaiannya penggunaan kayu sebagai hasil utama dari hutan. Selain itu
penggunaan briket arang dapat menghemat pengeluaran biaya untuk membeli
minyak tanah atau gas elpiji (Murfihenni, 2014).
Dengan semakin sulit dan mahalnya bahan bakar pada masa sekarang, bahan
bakar alternatif biomassa menjadi pilihan, salah satunya adalah bahan bakar dari
tempurung kelapa. Tempurung kelapa yang dijadikan arang dan dibentuk menjadi
briket (biobriket) memiliki banyak keunggulan bila dibandingkan dengan bahan
bakar lainnya. Perkembangan selanjutnya tempurung kelapa tidak saja dijadikan
biobriket arang namun asap dari proses pengarang nya juga dimanfaatkan untuk
dijadikan asap cair yang banyak dimanfaatkan dalam dunia farmasi maupun untuk
kepentingan industri makanan. Melalui teknologi yang sederhana proses
pembuatan briket maupun asap cair yang berasal dari biomassa khususnya
tempurung kelapa semakin diminati masyarakat. Namun permintaan konsumen
akan briket dan asap cair tidak selalu dapat dipenuhi karena walaupun bahan baku
yang melimpah di negara kita namun jika tidak dikelola dengan baik maka proses
produksi dapat menemui banyak kendala, untuk itulah pengelolaan
dan pengolahan bahan perlu dilakukan (Murfihenni, 2014). 
Pada penelitian ini akan dikaji pemakaian batok kelapa dan kanji yang akan
digunakan sebagai bahan pembentukan briket. Diharapkan briket dari
batok kelapa ini akan lebih efektif dalam menghasilkan nilai kalor yang lebih baik
dalam pemakaiannya
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dibahas dalam proses pembuatan briket batok
kelapa sebagai berikut
1. Apa bahan dan alat yang dibutuhkan dalam proses pembuatan briket
tempurung kelapa?
2. Bagaimana cara pembuatan briket batok kelapa?

1.3 Tujuan pembuatan briket tempurung kelapa


  Tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan briket batok kelapa adalah
sebagai pengganti bahan bakar minyak tanah.

1.4 Manfaat pembuatan briket tempurung kelapa 


Murah dan juga lebih ramah lingkunganBriket tidak berasap sehingga ini
yang dikatakan ramah lingkungan.
BAB 2
GAMBARAN UMUM SOLUSI

2.1 Kondisi Umum

Usaha briket batok kelapa ini dibuat karena sudah banyak para pedagang kaki
lima yang berjualan dengan cara teknik barbeque tanpa memikirkan efek yang
terjadi pada kesehatan masyarakat khusus nya pada masyarakat yang mempunyai
penyakit bawaan pada pernafasan. Berdasarkan pengamatan sekitar wilayah kota
khususnya wilayah kota Batam yang banyak para pedagang barberque
menggunakan arang biasa saat barbeque sehingga menimbulkan asap dan
mengganggu orang sekitar. Hal ini membuat kami ber inisiatif untuk membuat
usaha briket batok kelapa sebagai pengganti bahan bakar minyak tanah/LPG yang
dimanfaatkan dari limbah kelapa yang dibuat dengan campuran tepung tapioka
dan di rebus serta di bakar di atas bara api. Kami akan membuat briket kelapa ini
dengan design yang rapi, beberapa contoh bentuk briket batok kelapa yang akan
kami buat bisa dilihat seperti gambar berikut.

Gambar 2.1 Contoh Briket batok kelapa

2.2 Strategi Pemasaran


Target pasar untuk Briket batok kelapa yang kami buat adalah para pedagang
kaki lima. Selain itu pembeli yang kami targetkan adalah warga Batam.
Dalam strategi pemasaran ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain
hasil produk, tempat, promosi, dan harga.
a. Produk
Produk harus memiliki keunikan berikut :
 Memiliki bentuk yang rapi dan bersih
 Tidak menimbulkan asap dan menggangu orang sekitar
 Memiliki daya tahan yang lama
b. Tempat
 Lokasi yang mudah dijangkau serta dekat sama pasar dan sumber
bahan baku.
 Online shop, seperti shopee, Lazada, dll.
c. Promosi
 Menggunakan brosur yang diberikan pada area pasar
Melalui sosial media seperti Facebook,Whatsapp, dll.
BAB 3
METODE PELAKSANAAN
3.1 Persiapan
Pada mode tahap persiapan di perlukan persiapan yang matang dari awal
sampai akhir. Lalu langkah pertama yang kami kerjakan sebelum menaja
pekerjaan ini adalah melakukan runding terlebih dahulu kepada para anggota
kelompok untuk menetapkan semua prospek yang kedepan nya akan di
buat .Sampai berdiskusi tentang harga alat dan bahan, lokasi pembuatan dan usaha
yang cocok , lokasi limbah yang akan diambil sampah tempurung nya ,serta
berdiskusi tentang tarif untuk bisa mengetahui seberapa banyak keuntungan yang
di dapat. Di dalam upaya ini juga akan meyuplai hal tentang langkah-langkah
pemasaran, dan strategi produksi seperti apa yang bisa di pakai untuk usaha briket
batok kelapa tersebut.
a. Place
Lokasi usaha dalam pembuatan briket batok kelapa kami arahkan di akses
yang mudah di jangkau serta lokasi yang lebih dekat dengan pasar, sumber bahan
baku ,dan juga mudah aliran air dan listriknya. Persaingan juga mempengaruhi
factor dari lokasi usaha . Selain itu market place / tempat berjualan online juga
bisa di jadikan pemasaran yang menguntungkan karna zaman yang sudah serba
online ini market place tepat kita jadikan tempat untuk mengais usaha briket yang
lebih menguntungkan dan di Indonesia sendiri jumlah pemakai E-commerce
semakin berkembang di setiap tahun nya maka dari itu ini kesempatan yang bisa
di pakai untuk usaha briket batok kelapa sehingga kita tidak perlu membutuhkan
banyak effort untuk mengumpulkan orang di satu tempat untuk bisa melihat
produk kita.
b. Observasi Pasar
Pemeriksaan market share sebelum menunaikan proses produksi sangat
penting pada upaya ini , maka dari itu kita lakukan terlebih dahulu riset pasar
supaya kita tahu tingkat kebutuhan konsumen terhadap produk yang kami
memanifestasikan itu seberapa banyak tingkat nya. Riset ini berperan untuk
mengetahui ambisi konsumen yang di harapkan konsumen mengenai kualitas
produk yang dinginkan dan harga nya. Hasil riset ini di pakai untuk menetapkan
kualitas produk yang tepat.

3.2 Pelaksanaan
Proses pembuatan briket batok kelapa sebagai berikut
a. Alat dan bahan :
1. Tempurung kelapa
2. Golok
3. Sabut kelapa
4. Pelepah pisang
5. Tong Besi
6. Gerinda
7. Karung goni basah
8. Tanah liat
9. Batang kayu
10. Pipa PVC
11. Tepung kanji

b. Cara membuat arang batok kelapa


1. Pada tahap awal kita pisahkan terlebih dahulu antara sabut kelapa dengan
tempurung nya. Tempurung kelapa merupakan bahan utama pembuatan
briket batok kelapa. Sementara sabut kelapa digunakan sebagai pemicu api
pembakaran.

Gambar 3.13 Cara pembuatan


2. Setelah dipisahkan, tempurung kelapa di jemur terlebih dahulu supaya
kadar air dalam tempurung kelapanya berkurang. Bahan selanjutnya yaitu
pelepah pisang digunakan sebagai tutup tangki pembakaran nantinya.

Gambar 3.14 Cara pembuatan


3. Alat yang digunakan yaitu ada tong besi yang di lubangi terlebih dahulu
supaya mudah memasukkan tempurung kelapa nantinya.Tempurung
kelapa kemudian di masukkan kedalam tong besi yang sudah di lubangi
setelah itu buat bara api menggunakan sabut kelapa maupun sekam padi di
dalam tong besi tersebut.
Gambar 3.15 Cara pembuatan
4. Setelah bara api menyala tutup dengan pelepah pisang dan di beri kain
goni basah yang di atas nya dilapisi tanah liat atau tanah basah supaya
panas yang ada di dalam tong besi tidak keluar. Proses pembakaran ini
dilakukan selama 8 hingga 12 jam. Setelah di rasa cukup buka tong besi
untuk mengecek kematangan batok kelapa jika batok kelapa sudah
berwarna hitam artinya batok kelapa sudah terbakar sempurna.

Gambar 3.16 Cara pembuatan


5. Tempurung kelapa yang sudah di bakar tersebut di keluarkan dari tong
besi tempurung kelapa tersebut kemudian di tumbuk hingga menjadi butir
butiran yang halus. Sementara itu kita buat cetakan briket dari pipa PVC
dengan panjang satu jari setiap cetakan.

Gambar 3.17 Cara pembuatan


6. Selanjutnya masuk pada tahap pembuatan perekat, masak air dengan suhu
kira kira 80 derajat celcius . Kemudian masukkan tepung kanji atau
tapioca kedalam air tersebut adonan di aduk terus menerus hingga air
menjadi kental dan lengket. Tempurung kelapa yang sudah di tumbuk tadi
kemudian di campur dengan perekat secara merata.

Gambar 3.18 Cara pembuatan


7. Adonan tempurung kelapa tersebut dicetak dalam pipa PVC yang sudah di
potong potong sebelumnya dan didiamkan sementara hingga menjadi agak
padat. Setelah adonan menjadi agak padat adonan dikeluarkan dari pipa
PVC kemudian di jemur di bawah sinar matahari selama 1-2 hari Briket
tempurung kelapa yang sudah jadi ini siap digunakan sebagai bahan bakar
alternative pengganti bahan bakar gas maupun bahan bakar minyak.

Gambar
3.19 Cara pembuatan
3.3 Pelaporan dan Evaluasi
1. Evaluasi
aktivitas ini diikuti oleh para petani kelapa dan sebagian besar adalah
pengusaha pembuat kopra, yang memiliki limbah berupa tempurung kelapa, yang
merupakan bahan dasar utama pembuatan briket. Hal tersebut yang cukupmenarik
perhatian bagi mereka, sebab limbah mereka bisa dimanfaatkan, sehingga
aktivitas ini. Dapat di laksanakan dengan baik, dimana peserta sangat antusias
mengikutinya. Berbagai peserta ingin memahami betul bagaimana prosedur
pembuatan briket ini, bahkan sampai menanyakan bagaimana pemasarannya jika
briket ini diproduksi lebih besar, karena memang potensi mengembangkan
pembuatan briket tempurung kelapa ini sangat besar pada daerah ini, mengingat
bahan dasarnya melimpah, terutama dipengusaha kopra.
2. Hasil yang dicapai
 Peserta mampu membentuk briket tempurung kelapa.
 Peserta termotivasi sebagai wirausaha, terutama dalam mengolah briket
tempurung kelapa.

3. Faktor-faktor Pendorong
aktivitas ini sangat menarik dikarenakan:
 Peserta sangat antusias mengikuti aktivitas sampai aktivitas berakhir.
 Briket yang dihasilkan, menarik perhatian oleh sebagian besar peserta,
sehingga sangat termotivasi untuk membuatnya.
 Dengan pelatihan yang diberikan pada peserta, maka peserta berharap akan
bimbingan selanjutnya, dan itu kami jawab bahwa kami bersedia baik secara
perorangan, maupun secara forum.
 Dengan aktivitas ini, maka kewajiban menjaditenaga pengajar di Perguruan
Tinggi untuk memenuhi kewajiban Tri Darma Perguruan Tinggi khususnya
dalam hal pengabdian masyarakat dapat kami penuhi.

4. Faktor Penghambat
Walaupun aktivitas ini terbilang sangat sukses, tetapi masih ada saja kendala
yang dihadapi, antara lain:
 Mengingat pesertanya sebagian besar adalah petani dan pengelola kopra,
yang juga masih mengembangtugas lain, misalnya mengurusi ternak,
mengurusdan mengantar anak ke sekolah, maka pelaksanaan yang
dijadwalkan dimulai pukul 8.00, tertunda sampai pukul 9.00. Namun
demikian bukan berarti peserta kurang motivasi untuk berperan serta,
melainkan Disebab oleh situasi dan kondisi yang sulit dihindari, hal tersebut
disampaikan oleh perwakilan peserta Ketika pembukaan.
 Kami juga sebagai pemateri, karena tugas-tugas yang senantiasa menanti di
kampus, maka sangat sulit menyamakan waktu yang tersedia dari para
peserta dengan kami tim pelaksana.

Anda mungkin juga menyukai