Copas PKM K Page
Copas PKM K Page
BIDANG KEGIATAN
PKM KEWIRAUSAHAAN
Diusulkan oleh:
Dekan Fakulas
ABSTRACT
In their daily life, especially in the current trading era, most traders must be
familiar with the problem of air pollution, especially traders who use barbecue
techniques when cooking these dishes. Air pollution itself is pollution in the air
which can affect a person's health, for example, triggering health problems in the
lungs and can also increase the risk of glaucoma which will lead to blindness.
The handling that can be done by most barbeque traders is to replace the usual
type of wood charcoal with coconut shell briquettes which are used from coconut
waste made with a mixture of tapioca flour which is boiled and burned over
coals. We can use this natural wealth in Indonesia as a type of material for
barbecue for traders who use barbecue techniques when cooking that are
environmentally friendly and at low prices. The materials and tools needed for
the manufacture of coconut shell briquettes are a machete or knife, skullcap,
banana midrib, punching machine, iron barrel, clay, coconut shell pounder or
crusher, pipe, tapioca flour, rice sacks.It is hoped that the presence of
environmentally friendly coconut shell briquettes can reduce the pollution that
occurs during barbecues that are carried out by special traders at street vendors.
Keywords: coconut shell briquettes, pollution
BAB 1
PENDAHULUAN
Usaha briket batok kelapa ini dibuat karena sudah banyak para pedagang kaki
lima yang berjualan dengan cara teknik barbeque tanpa memikirkan efek yang
terjadi pada kesehatan masyarakat khusus nya pada masyarakat yang mempunyai
penyakit bawaan pada pernafasan. Berdasarkan pengamatan sekitar wilayah kota
khususnya wilayah kota Batam yang banyak para pedagang barberque
menggunakan arang biasa saat barbeque sehingga menimbulkan asap dan
mengganggu orang sekitar. Hal ini membuat kami ber inisiatif untuk membuat
usaha briket batok kelapa sebagai pengganti bahan bakar minyak tanah/LPG yang
dimanfaatkan dari limbah kelapa yang dibuat dengan campuran tepung tapioka
dan di rebus serta di bakar di atas bara api. Kami akan membuat briket kelapa ini
dengan design yang rapi, beberapa contoh bentuk briket batok kelapa yang akan
kami buat bisa dilihat seperti gambar berikut.
3.2 Pelaksanaan
Proses pembuatan briket batok kelapa sebagai berikut
a. Alat dan bahan :
1. Tempurung kelapa
2. Golok
3. Sabut kelapa
4. Pelepah pisang
5. Tong Besi
6. Gerinda
7. Karung goni basah
8. Tanah liat
9. Batang kayu
10. Pipa PVC
11. Tepung kanji
Gambar
3.19 Cara pembuatan
3.3 Pelaporan dan Evaluasi
1. Evaluasi
aktivitas ini diikuti oleh para petani kelapa dan sebagian besar adalah
pengusaha pembuat kopra, yang memiliki limbah berupa tempurung kelapa, yang
merupakan bahan dasar utama pembuatan briket. Hal tersebut yang cukupmenarik
perhatian bagi mereka, sebab limbah mereka bisa dimanfaatkan, sehingga
aktivitas ini. Dapat di laksanakan dengan baik, dimana peserta sangat antusias
mengikutinya. Berbagai peserta ingin memahami betul bagaimana prosedur
pembuatan briket ini, bahkan sampai menanyakan bagaimana pemasarannya jika
briket ini diproduksi lebih besar, karena memang potensi mengembangkan
pembuatan briket tempurung kelapa ini sangat besar pada daerah ini, mengingat
bahan dasarnya melimpah, terutama dipengusaha kopra.
2. Hasil yang dicapai
Peserta mampu membentuk briket tempurung kelapa.
Peserta termotivasi sebagai wirausaha, terutama dalam mengolah briket
tempurung kelapa.
3. Faktor-faktor Pendorong
aktivitas ini sangat menarik dikarenakan:
Peserta sangat antusias mengikuti aktivitas sampai aktivitas berakhir.
Briket yang dihasilkan, menarik perhatian oleh sebagian besar peserta,
sehingga sangat termotivasi untuk membuatnya.
Dengan pelatihan yang diberikan pada peserta, maka peserta berharap akan
bimbingan selanjutnya, dan itu kami jawab bahwa kami bersedia baik secara
perorangan, maupun secara forum.
Dengan aktivitas ini, maka kewajiban menjaditenaga pengajar di Perguruan
Tinggi untuk memenuhi kewajiban Tri Darma Perguruan Tinggi khususnya
dalam hal pengabdian masyarakat dapat kami penuhi.
4. Faktor Penghambat
Walaupun aktivitas ini terbilang sangat sukses, tetapi masih ada saja kendala
yang dihadapi, antara lain:
Mengingat pesertanya sebagian besar adalah petani dan pengelola kopra,
yang juga masih mengembangtugas lain, misalnya mengurusi ternak,
mengurusdan mengantar anak ke sekolah, maka pelaksanaan yang
dijadwalkan dimulai pukul 8.00, tertunda sampai pukul 9.00. Namun
demikian bukan berarti peserta kurang motivasi untuk berperan serta,
melainkan Disebab oleh situasi dan kondisi yang sulit dihindari, hal tersebut
disampaikan oleh perwakilan peserta Ketika pembukaan.
Kami juga sebagai pemateri, karena tugas-tugas yang senantiasa menanti di
kampus, maka sangat sulit menyamakan waktu yang tersedia dari para
peserta dengan kami tim pelaksana.